Anda di halaman 1dari 3

Tanda Dari Nabi Nuh A.

S
 by Ragnar
 20/06/2016

Kita lanjutkan secara berurutan dari awal (yaitu Adam/Hawa dan Qabil/Habil) dan nabi


berikutnya yang penting dalam Taurat yaitu Nuh (AS), yang hidup sekitar 1.600 tahun
setelah Adam. Tapi apa tanda dari Nabi Nuh (AS.) yang harus kita perhatikan?
Silahkan klik di sini untuk membaca riwayat Nuh (AS) dalam Taurat dan Al Qur’an.

Kehilangan vs. Menerima Rahmat

Ketika saya berbicara dengan orang Barat tentang Penghakiman Allah, jawaban yang
sering saya terima kira-kira seperti, “Aku tidak terlalu khawatir tentang Penghakiman
karena Dia begitu penuh belas kasihan, saya tidak berpikir Dia benar-benar akan
menghakimi saya”. Dalam kisah Nuh (AS) menyebabkan saya benar-benar
mempertanyakan alasan itu. Ya, Allah adalah Maha Pengasih, dan karena Dia tidak
berubah Dia juga penuh belas kasihan pada zaman Nuh (AS). Namun seluruh dunia
(selain dari Nuh dan keluarganya) hancur dalam Penghakiman tersebut. Surah Nuh
(Surah 71 ‒ Nuh) menyatakan kepada kita bahwa:

Disebabkan kesalahan-kesalahan mereka, mereka ditenggelamkan lalu dimasukkan ke


neraka, maka mereka tidak mendapat penolong-penolong bagi mereka selain dari
Allah. (Surah Nuh 71:25)
Jadi di mana rahmat-Nya itu? Itu ada di dalam perahu (bahtera). Seperti Ayat 64 (HUD)
sebutkan:

Kami (Allah) mengirim kepadanya (Nuh AS), dan orang-orang yang bersama dengan
dia, bahtera.
Allah dengan rahmat-Nya, dengan perantaraan nabi Nuh (AS), menyediakan bahtera
yang tersedia untuk siapa pun. Siapa pun bisa masuk ke dalam bahtera itu dan
menerima rahmat dan keselamatan. Masalahnya adalah hampir semua orang tidak
mengimani (percaya) pesan tersebut. Mereka mengejek Nuh (AS) dan tidak percaya
bahwan Penghakiman akan datang. Kalau saja mereka masuk ke dalam bahtera
mereka akan lolos dari Penghakiman.
Salah satu bagian dalan Alquran juga memberitahu kita bahwa salah satu putra Nuh
tidak beriman kepada Allah dan Penghakiman yang akan datang. Kenyataan bahwa ia
mencoba untuk mendaki gunung menunjukkan bahwa ia mencoba untuk melarikan diri
dari penghakiman Allah (sehingga ia harus percaya kepada Allah dan Penghakiman).
Tapi sekali lagi ada masalah. Dia tidak menggabungkan keyakinannya dengan
penyerahan diri dan sebaliknya memilih untuk memutuskan bekerja dengan caranya
sendiri untuk melarikan diri Penghakiman. Tetapi ayahnya mengatakan kepadanya:

Hari ini tidak ada yang dapat selamat, dari perintah Allah, apapun kecuali yang Ia
rahmati!
Anak ini membutuhkan rahmat Allah, bukan usahanya sendiri untuk melarikan diri dari
Penghakiman. Usahanya untuk mendaki gunung sia-sia. Jadi hasilnya persis sama
dengan orang-orang yang mengejek Nabi Nuh (SAW) – mati tenggelam. Kalau saja dia
masuk ke dalam bahtera ia akan juga melarikan diri dari penghakiman. Dari sini kita
bisa tahu bahwa dengan hanya kepercayaan kepada Allah dan Penghakiman tidak
cukup untuk melarikan diri darinya. Ternyata berserah diri dalam Rahmat yang Allah
berikan, daripada menggunakan ide-ide kita sendiri, kita dapat yakin kita akan
menerima Rahmat. Ini adalah tanda Nuh (AS) kepada kita, yaitu bahtera. Itu adalah
tanda umum dari Penghakiman Allah serta sarana-Nya dalam mengirim Rahmat dan
melarikan diri. Sementara semua orang bisa melihat ketika (bahtera) sedang dibangun,
itu ‘tanda jelas’ dari kedua hal yaitu Penghakiman yang akan datang dan tersedianya
Rahmat. Tapi ini menunjukkan bahwa rahmat-Nya hanya dapat dicapai melalui
peraturan yang Dia telah ditetapkan.

Jadi mengapa Nuh (AS) menemukan rahmat Allah? Taurat mengulangi beberapa kali
kalimat

Lalu Nuh melakukan segala yang diperintahkan TUHAN kepada dia


Saya temukan bahwa saya cenderung untuk melakukan apa yang saya mengerti, atau
apa yang saya suka, atau apa yang saya setuju. Saya yakin bahwa Nuh (AS) memiliki
banyak pertanyaan dalam benaknya tentang peringatan Allah bahwa banjir akan datang
dan perintahnya untuk membangun bahtera besar di darat. Saya yakin dia bisa
beralasan bahwa karena dia adalah orang yang baik di bidang yang lain ia mungkin
tidak perlu mempertimbangkan membangun bahtera ini. Tapi dia melakukan ‘semua’
yang diperintahkan – bukan hanya apa yang ayahnya telah mengatakan kepadanya,
bukan apa yang dia mengerti, bukan apa yang dia merasa nyaman, dan bahkan apa
yang masuk akal baginya. Ini adalah contoh yang bagus untuk kita ikuti.

Pintu keselamatan

Taurat juga mengatakan kepada kita bahwa setelah Nuh, keluarganya, dan hewan-
hewan yang masuk ke dalam bahtera itu
Lalu Tuhan menutup dia di dalamnya.
Allah-lah yang mengendalikan dan mengelola Pintu di bahtera tersebut – bukan Nuh
(AS). Ketika Penghakiman dan air mulai datang, meski pintu bahtera digedor berkali kali
dari luar tidak bisa menggerakkan Nuh (AS) untuk membuka pintu tersebut. Allah-lah
yang mengontrol pintu ini. Dan pada saat bersamaan orang-orang di dalam bahtera
bisa beristirahat dengan keyakinan bahwa sejak Allah mengendalikan pintu itu tidak
akan ada angin atau gelombang yang bisa memaksa pintu itu terbuka. Mereka aman di
pintu perawatan Allah dan Rahmat.

Karena Allah tidak berubah, kejadian ini juga akan berlaku bagi kita hari ini. Semua nabi
memperingatkan bahwa Penghakiman dalam benruk lain akan datang – dan yang satu
ini dengan api – tapi tanda Nuh (AS) meyakinkan kita bahwa bersama dengan
Penghakiman-Nya Dia akan menawarkan Rahmat. Tapi kita harus mencari ‘bahtera’
dengan satu pintu yang akan menjamin kita menerima Rahmat.

Anda mungkin juga menyukai