Anda di halaman 1dari 16

THRIFTSHOP SEBAGAI PENJUALAN BISNIS ONLINE YANG

MENGUNTUNGKAN DI ERA MODERN

Tugas ini disusun guna memenuhi nilai project dalam mata kuliah e-commerce

Disusun oleh :
Akmala Larasati Tiawansari 7311420323
Khotimatuz Zahroh 7311420335
Chaelsia Ayu Ramandei 7311420337
Muhammad Rizki Al Fariz 7311420218

JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2023
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI........................................................................................................................................... ii
PENDAHULUAN .................................................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................................................ 1
1.2 Tujuan Penulisan ..................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN ..................................................................................................................................... 4
2.1 Deskripsi Toko Online .................................................................................................................. 4
2.2 BMC.............................................................................................................................................. 5
2.3 SWOT ........................................................................................................................................... 5
Strenght (Kekuatan) ........................................................................................................................ 5
Weakness (Kelemahan)................................................................................................................... 6
Opportunities (Peluang) .................................................................................................................. 6
Threat (Ancaman) ........................................................................................................................... 7
2.4 Value Chain .................................................................................................................................. 7
Utama .............................................................................................................................................. 7
Pendukung....................................................................................................................................... 8
PENUTUP .............................................................................................................................................. 9
3.1 Kesimpulan ................................................................................................................................... 9
3.2 Saran ............................................................................................................................................. 9
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................... 12
LAMPIRAN.......................................................................................................................................... 13

ii
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kemajuan teknologi khususnya pada era postmodern waktu ini diikuti menggunakan
perubahan peradaban masyarakat yang semakin kompleks. Salah satu dari kemajuan tersebut
yaitu penggunaan internet. Internet menjadi salah satu kemajuan peradaban menyampaikan
kemudahan banyak sekali aspek kehidupan. Adanya internet bisa memudahkan komunikasi,
memudahkan mencari informasi, serta kemudahan dalam bertransaksi. Internet mampu
menjadi cara baru dalam membangun korelasi antara penyedia serta pelanggan pada bisnis.
Salah satu dampak dari adanya kemajuan teknologi serta internet ialah perubahan sistem
offline menjadi online, diantaranya adanya e-commerce yang merupakan model bisnis
dengan memanfaatkan platform aplikasi. Nugroho (dalam Andriany & Arda, 2019)
menjelaskan e-commerce ialah penggunaan teknologi yang memanfaatkan internet dalam
bertransaksi bisnis berkaitan dengan jual-beli. Terdapat banyak produk yang ditawarkan dari
toko online salah satunya adalah produk fashion.
Fashion atau yang kita kenal dengan istilah busana, merupakan bagian penting yang tidak
dapat dilepaskan dari kehidupan keseharian masyarakat. Oleh karena itu, trend pembelian
produk fashion terus berkembang dari waktu ke waktu. Keinginan dan kebutuhan fashion
juga semakin tinggi dalam membeli produk thrift. Secara bahasa, thrift diambil dari kata
thrive yaitu berkembang atau maju. Sedangkan kata-kata thrift sendiri dapat diartikan
penghematan yaitu cara menggunakan uang dan barang lainnya secara baik dan efisien.
Dapat diartikan pula bahwa thrifting adalah kegiatan membeli demi mendapat harga produk
yang lebih murah karena produk tersebut sudah pernah digunakan dan mendapat barang yang
tidak biasa dipasaran.
Fenomena online thrifting itu sendiri juga tidak terlepas dari peran media sosial di dalamnya.
Dengan banyaknya pengguna media sosial juga peminat atau antusias pengguna dengan
barang-barang atau pakaian-pakaian thrift atau barang dan pakaian bekas layak pakai
sehingga dapat menjadikan media social sebagai salah satu platform untuk mempromosikan
barang-barang atau pakaian-pakaian bekas tersebut. Salah satunya adalah aplikasi Intstagram,
dapat terlihat dari banyaknya akun-akun thriftshop yang bermunculan di aplikasi Instagram
tersebut. Dengan semakin bermunculannya akun-akun online thriftshop yang semakin
beragam itu sendiri dapat juga memudahkan para konsumen thriftshop untuk membeli suatu

1
produk dalam hal ini pakaian-pakaian bekas yang masih layak digunakan dengan lebih
menghemat waktu serta tenaga.
Online thrift shop ini memang sedang marak atau menjadi trend di kalangan masyarakat
terutama masyarakat di kalangan milenial atau anak muda saat ini. Kelebihan dari adanya
aktivitas atau kegiatan thrifting itu sendiri dapat berdampak baik itu bagi pelaku usaha
maupun konsumen yang membeli barang barang atau pakaian-pakaian thrift. Selain bagi
individu itu sendiri aktivitas itu juga berdampak bagi lingkungan sekitar, yaitu membantu
mengurangi sampah tekstil. Pelaku usaha maupun konsumen turut serta membantu merawat
serta menjaga lingkungan dengan mendaur ulang pakaian-pakaian bekas tersebut ataupun
menjual kembali pakaian tersebut dan tidak membuang pakaian-pakaian tersebut sehingga
dapat digunakan kembali. Konsumen dan pelaku usaha online thriftshop secara tidak
langsung ikut berkontribusi dalam hal menjaga lingkungan dengan prinsip 3R yaitu Reduce
(mengurangi), Reuse (menggunakan kembali), Recyle (mendaur ulang).
Selain berdampak positif bagi individu maupun lingkungan, kegiatan atau aktivitas thrifting
ini juga memiliki dampak negatif yang bisa saja dirasakan oleh konsumen apabila tidak
menggunakan barang-barang atau pakaian-pakaian thrift dengan baik dan benar. Salah
satunya adalah masalah kesehatan. Barang-barang atau pakaian yang diperjual belikan dalam
online thriftshop merupakan barang-barang atau pakaian-pakaian bekas yang masih layak
untuk digunakan, walaupun sudah dicuci ataupun dibersihkan oleh pelaku usaha tidak
menutup kemungkin masih terdapat bakteri yang menempel di pakaian tersebut. Meskipun
terdapat permasalahan mengenai kebersihan dan juga kesehatan dalam penjualan barang-
barang atau pakaian-pakaian bekas, namun tidak melunturkan fenomena thrifting itu sendiri,
masyarakat pun saat ini juga antusias serta tertarik dalam melakukan pembelian barang-
barang terutama pakaian-pakaian bekas. Seiring dengan berjalannya waktu pandangan
masyarakat terkait dengan barang ataupun pakaian bekas pun semakin berubah, terlihat juga
semakin banyak bermunculan toko-toko thrift baik itu secara online maupun offline.
Oleh sebab itu, fenomena thrifting terutama yang dilakukan melalui media sosial merupakan
fenomena yang sangat menarik. Karena di tengah banyaknya perusahaan-perusahaan ritel
yang semakin berkembang dan juga menawarkan atau menjual barang-barang baru yang
menarik dan terkenal di kalangan masyarakat, namun aktivitas thrifting itu sendiri masih atau
bahkan semakin digandrungi atau disukain banyak orang.

2
1.2 Tujuan Penulisan
1. Membantu konsumen untuk memperoleh informasi terkait thrift
2. Meningkatkan penjualan dengan cara membuat media promosi penjualan sehingga
menjadi daya tarik konsumen, dalam kota maupun luar kota Semarang.
3. Memberikan gambaran atau pandangan yang lebih detail terkait dengan fenomena
pembelian online thrift shop melalui media sosial dan e-commerce.
4. Menganalisis strategi pemasaran dalam usaha thriftshop

3
PEMBAHASAN

2.1 Deskripsi Toko Online

Malaafly merupakan toko online yang bergerak dalam bidang belanja & ritel. Lebih
tepatnya toko thrift, yaitu berisi penjualan barang bekas import/barang sisa import yang tidak
lulus jual yang masih sangat layak pakai. Kami menyediakan berbagai pilihan outfit kekinian.
Trend outfit biasanya hanya berjalan dalam waktu tertentu namun kami sebagai penjual thrift
tetap bisa mengikuti kalangan trend yang sedang diminati masyarakat. Penjualan ini terutama
ditujukan untuk kalangan wanita, mulai dari remaja hingga dewasa. Produk yang disediakan
ini menjadi pilihan dan cocok untuk berbagai aktivitas baik formal maupun non formal.
Seperti kuliah, arisan keluarga, bahkan hangout bersama teman-teman. Apalagi di zaman
modern ini banyak dari mereka yang ingin tampil menarik dan tidak monoton. Sehingga
malaafly menjadi jawaban untuk mewujudkan keinginan mereka. Kami menjual dengan
harga yang terjangkau, mengutamakan kualitas, dan memberi kepuasan kepada para
pelanggan.
Awalnya malaafly dibuat pada saat Indonesia terkena wabah COVID-19 pada tahun 2020
lalu. Hal ini mengharuskan semua aktivitas dikerjakan dalam jarak jauh. Yang mana
mengurangi mobilitas keramaian di lingkungan masyarakat dan ditujukan untuk mengurangi
rantai penyebaran COVID-19. Dengan adanya permasalahan itu menjadi tantangan untuk
kami bagaimana thrift ini bisa tetap berkembang. Sehingga kami memutuskan untuk
mempromosikan produk dengan memanfaatkan kecanggihan teknologi, yaitu dengan
penggunaan media sosial dan marketplace. Media sosial ini membantu mempermudah kami
untuk menyebarluaskan jangkauan agar banyak masyarakat yang mengetahui adanya produk
yang kami jual ini. Dengan begitu menguntungkan kedua belah pihak kami selaku seller tetap
dapat bertahan di kondisi apapun dan mereka para pelanggan dapat puas mendapatkan produk
bagus dengan cara yang dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja.

4
2.2 BMC

2.3 SWOT

Strenght (Kekuatan)
1. Harga produk yang relative murah
Karena produk atau barang tersebut merupakan barang yang pernah dipakai sebelumnya,
harga dari produl thrift relative murah. Walau begitu, tentu saja barang-barang tersebut masih
layak pakai dan memiliki kualitas yang bagus dengan harga yang murah.
2. Kebersihan dan kualitas yang produk terjamin
Walaupun barang bekas, produk-produk akan di sortir sebelum di jual.
3. Ramah lingkungan bagi industri fashion
Karena barang thrift merupakan barang yang diperjualbelikan kembali karena masih layak
pakai sehingga bisnis barang-barang thrift ini ramah bagi lingkungan dimana mengurangi
limbah industri dan polusi kimia dari bahan-bahan membuat baju baru.
4. Melayani online shop
Bisnis thrift shop kami juga dapat di akses melalui marketplace sehingga lebih memudahkan
konsumen atau pembeli dalam melakukan pembelian.
5. Pelayanan yang ramah

5
Bukan hanya menjaga kualitas produk, kami juga berusaha meningkatkan kualitas pelayanan
toko kami mulai dari membantu konsumen dalam memilih hingga memberikan informasi
pada dari produk kami sejelas-jelasnya dengan pelayanan yang ramah.

Weakness (Kelemahan)
1. Pandangan negatif masyarakat terhadap barang bekas.
Produk-produk dari bisnis thrift memiliki pandangan negatif dari masyarakat dimana barang-
barang thrift merupakan barang bekas pakai dari orang sebelumnya yang tidak dikenali
sehingga masyarakat menjadi khawatir tentang produk dari bisnis thrift.
2. Terdapat barang yang defect saat bongkar ball
Ketika bongkar ball, tentunya sebelum melakukan penjualan kami melakukan sortir terlebih
dahulu untuk memilih pakaian yang berkualitas atau tidak cacat untuk dijual nantinya. Pada
saat bongkar ball terdapat pakaian yang mengalami defect yang tidak dapat dijual sehingga
mengurangi barang dari thrift untuk di jual kembali.
3. Harga ball second yang mulai mahal
Dengan semakin maraknya tren bisnis thrift menjadikan banyak orang yang ingin memulai
bisnis thrift juga, sehingga permintaan untuk ball thrift yang meningkat menjadikan harga
dari ball thrift ini menjadi mulai mahal.

Opportunities (Peluang)
1. Tingkat gaya hidup yang semakin tinggi
Masyarakat saat ini memiliki gaya hidup yang meningkat terutama pada fashion. Dengan
gaya hidup yang semakin tinggi, membuat banyak orang semakin tertarik pada cara atau gaya
berpakaian mereka sehingga orang-orang tertarik dengan thrifting karena harga yang murah
namun memiliki gaya kekinian apalagi thrifting yang sedang populer saat ini.
2. Permintaan fashion yang semakin tinggi
Saat ini, permintaan fashion yang semakin tinggi menjadikan bisnis thrift menjadi pilihan
pebisnis kecil menengah untuk memilih bisnis ini. Apalagi modal yang dibutukan dari bisnis
thrift ini terbilang cukup rendah.
3. Thrift shop yang sedang populer
Thrift shop saat ini sedang populer menjadikan salah satu peluang untuk mengembangkan
bisnis thrift shop.

6
Threat (Ancaman)
1. Mulai banyak competitor sejenis
Karena bisnis thrift shop yang sedanh populer, sehingga banyak masyarakat juga yang ingin
memulai bisnis thrift shop ini. Sehingga semakin banyak pula competitor dari bisnis thrift ini.
2. Banyak barang baru dijual dangan harga murah
Industri fashion saat ini yang semakin meningkat, dengan banyak permintaan pada industri
fashion, banyak perusahaan atau pabrik-pabrik yang memproduksi pakaian-pakaian atau
fashion terbaru yang sedang populer dengan cepat (fast-fashion) untuk memenuhi permintaan
pasar. Sehingga ini menjadi ancaman bagi bisnis thrift shop dalam menjalankan bisnis thrift
shop saat ini.
3. Trend fashion yang cenderung berubah-ubah
Permintaan dalam industri fashion cenderung fluktuatif, terutama terkait dengan musim dan
tren fashion yang berubah-ubah. Sehingga bisnis thrift untuk bertahan harus mampu
mengikuti tren fashion yang cenderung cepat berubah-ubah ini agar tidak ketinggalan dari
industri fashion lainnya.

2.4 Value Chain

Utama

1.Logistik Masuk
-Membeli produk thrift
-Penyimpanan produk
2.Operasi
-Quality Control Produk
-SDM
-Laundry produk
3.Logistik Keluar
-Pengemasan
-Pengiriman produk
4.Pemasaran dan Penjualan
-Pemasaran digital
-Promosi social media
-Menjaga loyalitas pelanggan agar terus melakukan pembelian berulang

7
5.Layanan
-Review produk
-Bisa melakukan fitur Cash On Delevery (COD) memudahkan pembeli sehingga bisa
opsional dan fleksibel.

Pendukung

1.Infrastuktur Perusahaan
-Marketing ; mampu menemukan segmen pasar yang tepat.
2.Manajemen Sumber Daya Manusia
-Jumlah pekerja cukup dan berkompeten.
3.Pengembangan Teknologi
-Memanfaatkan marketplace sebagai media penjualan
4.Pengadaan
-Pengecekan barang sebelum membeli
Kerjasama dengan supplier

8
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Thrift shop merupakan bisnis dari kumpulan barang milik seseorang yang sudah tidak dipakai
lagi, kemudian barang tersebut dijual lalu bisa digunakan kembali, baik barang tersebut sudah
di modifikasi ulang maupun dalam kondisi masih sama seperti awalnya. Dengan semakin
meningkatnya permintaan pada industri fast-fashion, hal ini menjadikan sejumlah masyarakat
lebih konsumtif dalam berbelanja terutama pada berbelanja pakaian. Sehingga timbul
keinginan untuk memiliki fashion yang berkualitas dan trendi membuat masyarakat Indonesia
tertarik untuk melakukan thrifting dengan harga yang lebih terjangkau. Selain itu, membeli
pakaian di thrift shop dapat mengurangi polusi kimia, penggunaan air yang banyak dan
limbah industri fashion yang disebabkan oleh pembuatan pakaian baru. Dengan adanya e-
commerce, pengusaha thrift shop tidak harus mengeluarkan biaya untuk toko fisik. Juga
menjadikan jual beli lebih efektif dan efisien.

3.2 Saran

Menarik dari kesimpulan diatas, saran yang dapat kami berikan dalam perencanaan bisnis
online thrift untuk masa mendatang yaitu sebagai berikut :
1. Menjaga dan meningkatkan kualitas produk.
Kami semua tahu bahwa thriftshop merupakan penjualan barang bekas pakai. Namun hal ini
harus tetap diperhatikan. Sebelum barang dipasarkan dipastikan benar-benar layak pakai.
Caranya dengan melakukan pengecekan, apabila ada defect seperti bercak noda, sobek,
berlubang, atau bahkan kancing hilang perlu di sortir ulang. Sehingga barang yang dijual
memang layak jual dan layak pakai, bahkan terkadang kalau penjual thrift pintar dalam
memilih pemasok barang tidak memungkiri dapat barang baru yaitu stock yang tidak terjual
atau modelnya sudah tidak trend lagi.
2. Melakukan inovasi pemasaran dengan cara yang unik dan kreatif.
Agar dapat meningkatkan penjualan dari produk yang kami pasarkan diperlukan strategi
penjualan yang unik dan kreatif. Sehingga menarik perhatian calon konsumen. Caranya
dengan membuat outfit idea yang dapat mereka jadikan contoh dalam styling. Hal itu dapat
mendorong mereka untuk segera membeli karena mereka menjadi punya bayangan apabila
mempunyai produk tersebut akan dipadupadankan dengan contoh-contoh outfit idea tadi. Ini
juga menjadi PR kami untuk terus melakukan inovasi karena adanya perubahan trend yang

9
terus-menerus berubah membuat kami harus selalu update terhadap apa yang sedang diminati
oleh masyarakat.
3. Mencari cara agar penawaran terlihat menarik.
Mungkin saran ini terlihat biasa-biasa saja karena terkadang kami tidak memperhatikannya
apabila produk sudah banyak terjual. Tetapi hal ini perlu diperhatikan agar dapat menjaga dan
meningkatkan penjualan produk. Kami harus mengetahui event-event yang biasanya menjadi
sorotan masyarakat agar dapat kami manfaatkan sebagai ajang untuk mendapatkan perhatian
masyarakat. Contohnya saja tanggal kembar, peringatan hari-hari besar, bahkan ulang tahun
perusahaan kami. Disitu kami dapat membuat penawaran menarik seperti adanya diskon
besar-besaran, gratis ongkir untuk pengiriman seluruh Indonesi, giveaway, tebak-tebakan,
dan masih banyak lagi. Sehingga calon konsumen dan pelanggan akan senang dan selalu
menunggu hal-hal baru dari perusahaan kami.
4. Menjaga dan meningkatkan kualitas pelayanan
Sama halnya dengan menjaga kualitas produk, kualitas pelayanan juga memiliki peranan
penting. Apabila pelayanan kami memuaskan tidak perlu pikir 2x konsumen kami untuk
memutuskan menjadi pelanggan tetap. Caranya yaitu dengan selalu memberikan informasi
sejelas-jelasnya kepada calon konsumen karena apabila mereka mendapatkan informasi
dengan jelas pasti mereka senang karena mendapat perhatian, selain itu juga secara tidak
langsung pelayanan yang ramah akan membantu meyakinkan mereka dalam memutuskan
pembelian. Selain itu juga kami harus siap sedia membantu apabila mereka membutuhkan.
Apalagi penjualan bisnis online yang membuat kami sebagai penjual tidak dapat bertatap
muka secara langsung kepada mereka. Ketika mereka memiliki pertanyaan atau
membutuhkan bantuan kami harus cekatan dalam membalas pesan agar mereka tidak
menunggu lama dan merasa terbantu. Selain itu, keramahan tamahan juga diperlukan dalam
menjaga keberlangsungan perusahaan kami.
5. Melakukan evaluasi secara rutin
Kegiatan evaluasi selalu diperlukan dalam setiap hal agar dapat membantu memperbaiki
keberlangsungan di masa mendatang. Kami sebagai pelaku penjual bisnis online pun perlu
mengetahui dan menganalisis hal-hal yang sudah terjadi agar dikemudian hari dapat
diperbaiki apabila diperlukan dan juga dapat dihindari apabila ada hal-hal yang mengancam
jatuhnya perusahaan. Caranya adalah dengan membuat laporan harian yang dapat dicek setiap
bulan untuk dapat ditarik kesimpulan. Sehingga dapat terlihat apa saja yang perlu diperbaiki
dan juga dihindari. Hal ini dapat membantu memperbaiki perusahaan seperti peningkatan

10
penjualan, peningkatan kualitas pelayanan, peningkatan kualitas produk, menjaga kesetiaan
pelanggan, dan masih banyak lagi.
Besar harapan kami untuk dapat melakukan perbaikan dimasa mendatang dengan
menerapkan saran-saran yang telah diberikan.

11
DAFTAR PUSTAKA

Rostinawan, A. S. (2020). Analisis Pengaruh Bisnis Online Thrift Clothes (studi kasus:
Aplikasi Shopee) (Doctoral dissertation, Universitas Bakrie).
Widodo, M. S., & Devica, S. (2022). Pengaruh Price Sensitivity Dan Environmentalism
Terhadap Purchase Intention Pada Pakaian Thrift. Jurnal Bisnis Terapan, 6(2), 171-182.
LINDAYANI, D., & Ernawati, E. (2023). HARDINESS WIRAUSAHAWAN DEWASA
AWAL DI BIDANG FASHION THRIFT (Doctoral dissertation, UIN Surakarta).
Nanda, A. S. (2022, December). IMPLIKASI ELEKTRONIK WORD OF MOUTH DALAM
MEMBANGUN TREND PEMBELIAN THRIFT PADA ECOMMERCE. In Seminar
Nasional Teknologi dan Multidisiplin Ilmu (SEMNASTEKMU) (Vol. 2, No. 1, pp. 171-178).
Ningrum, S. M., & Choiri, M. (2023). PRAKTIK JUAL BELI FASHION THRIFT DAN
PERTANGGUNGJAWABANNYA PADA MEDIA SOSIAL. J-Alif: Jurnal Penelitian
Hukum Ekonomi Syariah dan Budaya Islam, 7(2), 90-100.
Permatasari, A. S., Rahmadhan, S., Firdausy, W. J., & Meidianti, H. L. (2021). Pengaruh
Komunikasi Pemasaran Thrift Shop terhadap Tingkat Konsumsi Fashion di Masa Pandemi.
Jurnal Ilmu Komunikasi, 11(1), 93-107.
Sugiharto, G. A. (2022). BUSINESS PLAN RE-LOVE (SUSTAINABLE FASHION)
THRIFTING SHOP SEBAGAI UPAYA EDUKASI MASYARAKAT TERHADAP ISU
LIMBAH INDONESIA DAN GENETRIFIKASI PAKAIAN (Doctoral dissertation,
Universitas Internasional Semen Indonesia).
FACHRIZA, M. R., & RAHARDJA, E. (2023). PERENCANAAN USAHA THRIFT SHOP
BAGI GENERASI Z (Doctoral dissertation, UNDIP: Fakultas Ekonomika dan Bisnis).
Natswa, S. L. A. (2021). Peluang Dan Tantangan Menembus Ceruk Pasar Generasi Z Melalui
Bisnis Thrift Shop. In Prosiding Seminar Nasional KBK (Vol. 1, No. 2).
Ganesha, T. P., & Rinanda, S. (2020). Pengaruh Harga, Kualitas Produk, dan Kepuasan
Konsumen Terhadap Keputusan Pembelian pada Thrift Store di Instagram. Jurnal
Enterpreneur dan bisnis (JEBI), 1(2).

12
LAMPIRAN

13
14

Anda mungkin juga menyukai