Anda di halaman 1dari 3

Pelanggaran Etika Humas Universitas Indonesia (2020)

Kronologi
Pada bulan Maret 2020, seorang humas UI dilaporkan menyebarkan informasi palsu melalui
pesan broadcast di aplikasi WhatsApp, yang menyatakan bahwa ada mahasiswa UI yang
terinfeksi virus Corona. Informasi tersebut disebarkan tanpa verifikasi dan tanpa persetujuan
dari pihak universitas.

Setelah informasi tersebut tersebar luas, UI mengeluarkan pernyataan resmi yang


menyatakan bahwa informasi tersebut tidak benar dan meminta masyarakat untuk tidak
percaya pada informasi yang tidak

Penyelesaian
UI kemudian membentuk tim investigasi internal untuk menyelidiki kasus tersebut. Setelah
melakukan investigasi, tim tersebut menemukan bahwa informasi yang disebarkan oleh
humas tersebut tidak benar dan bertentangan dengan kode etik profesi humas UI.

Humas tersebut kemudian meminta maaf atas tindakannya dan menerima sanksi dari UI.
Sanksi tersebut termasuk pemecatan dari jabatannya sebagai humas dan larangan untuk
bekerja di UI atau lembaga pendidikan lainnya selama satu tahun.

Analisis penyelesaian berdasarkan kode etik PR


Dalam kasus tersebut, staff Humas Universitas Indonesia telah melanggar kode etik PR :
1. PERHUMAS pasal 3 c “Tidak menyebarluaskan informasi yang tidak benar atau
yang menyesatkan sehingga dapat menodai profesi kehumasan.”
2. APRI Pasal 2 Penyebarluasan Informasi “Seorang anggota tidak akan
menyebarluaskan, secara sengaja dan tidak bertanggung jawab, informasi yang
palsu atau yang menyesatkan.”
3. IPRA pasal c. tingkah laku terhadap media dan umum 3. “Seorang anggota
hendaknya tidak menyebarkan dengan sengaja informasi palsu atau menyesatkan."
Universitas Indonesia dirasa mampu menyelesaikan kasus pelanggaran etika kehumasan
tersebut dengan baik. Hal ini ditunjukkan dengan permintaan maaf dan tindakan tegas untuk
melakukan pemecatan terhadap staff humas yang bersangkutan. Pelanggaran semacam ini
harus diberikan sanksi tegar karena tidak hanya merugikan pihak yang terlibat secara
langsung, tetapi juga dapat merusak reputasi Universitas secara keseluruhan.

Kesimpulan
Kasus ini menunjukkan pentingnya memastikan kebenaran dan validitas informasi sebelum
menyebarkannya ke publik. Sebagai perwakilan universitas, humas harus mematuhi standar
etika dan profesionalisme yang berlaku dalam menyampaikan informasi. Kasus ini juga
menunjukkan betapa seriusnya konsekuensi dari melakukan pelanggaran etika di dalam
institusi pendidikan.

Kasus pelanggaran etika humas Universitas Brawijaya (2021)

Kronologi
Pada awal tahun 2021, humas Universitas Brawijaya di Malang, Jawa Timur memberikan
informasi yang tidak benar tentang dana bantuan sosial yang diberikan oleh pemerintah
kepada mahasiswa yang terdampak pandemi COVID-19.

Informasi tersebut menimbulkan kebingungan dan kekhawatiran di kalangan mahasiswa,


karena sejumlah mahasiswa mengaku belum menerima bantuan tersebut meskipun
seharusnya mereka memenuhi syarat untuk menerimanya.

Penyelesaian
Setelah menerima keluhan dari mahasiswa, pihak universitas melakukan investigasi dan
menemukan bahwa informasi yang diberikan oleh humas tersebut tidak benar.

Humas tersebut kemudian meminta maaf atas kesalahannya dan menerima sanksi dari
universitas. Sanksi yang diberikan berupa pemecatan dari jabatannya sebagai humas dan
larangan untuk bekerja di universitas atau lembaga pendidikan lainnya selama satu tahun.

Analisis penyelesaian berdasarkan kode etik PR


Dalam kasus tersebut, humas dari Universitas Brawijaya telah melanggar kode etik PR ;
a) PERHUMAS pasal 3 c “Tidak menyebarluaskan informasi yang tidak benar atau
yang menyesatkan sehingga dapat menodai profesi kehumasan.”
b) APRI Pasal 2 Penyebarluasan Informasi “Seorang anggota tidak akan
menyebarluaskan, secara sengaja dan tidak bertanggung jawab, informasi yang
palsu atau yang menyesatkan.”
c) IPRA pasal c. tingkah laku terhadap media dan umum 3. “Seorang anggota
hendaknya tidak menyebarkan dengan sengaja informasi palsu atau menyesatkan.”
Sesuai dengan pelanggaran kode etik kehumasan yang telah dilakukan oleh humas
Universitas Brawijaya tersebut, instansi Universitas Brawijaya mengambil langkah tegas
yaitu dengan memberikan sanksi berupa pemecatan dari jabatannya sebagai humas dan
larangan untuk bekerja di universitas atau lembaga pendidikan lainnya selama satu tahun.
Tindakan ini dilakukan oleh pihak Universitas Brawijaya karena kasus ini sangat merugikan
publik terutama para mahasiswa Universitas Brawijaya yang mendapat berita palsu tersebut,
dan agar kedepannya tidak terjadi lagi penyebaran informasi palsu serta tidak benar di
dalam lingkup pendidikan.

Kesimpulan
Kasus ini menunjukkan bahwa pentingnya kejujuran dan integritas dalam profesi humas.
Sebagai perwakilan dari universitas, humas harus memberikan informasi yang benar dan
valid kepada publik, dan mematuhi kode etik profesi untuk memastikan kredibilitas dan
kepercayaan publik terhadap universitas dan institusi pendidikan lainnya.

////
Berikut ini adalah kronologi kasus pelanggaran etika yang dilakukan oleh seorang humas di
Universitas Airlangga pada tahun 2016 berdasarkan beberapa sumber:
1. Pada tanggal 6 September 2016, sebuah media nasional melaporkan bahwa seorang
humas di Universitas Airlangga menuduh seorang wartawan melakukan pelecehan seksual.
Tuduhan tersebut disampaikan kepada pihak universitas dan media massa.

2. Pihak universitas kemudian membentuk tim investigasi untuk menyelidiki kasus tersebut.
Tim tersebut melakukan wawancara dengan pihak terkait, termasuk dengan wartawan yang
dituduh melakukan pelecehan.

3. Setelah dilakukan investigasi, tim menemukan bahwa tuduhan yang disampaikan oleh
humas tersebut tidak memiliki bukti yang cukup dan tidak benar. Wartawan tersebut juga
memberikan keterangan bahwa tuduhan tersebut tidak benar.

4. Universitas Airlangga kemudian mengeluarkan pernyataan resmi pada tanggal 7


September 2016 yang menegaskan bahwa tuduhan yang disampaikan oleh humas tersebut
tidak memiliki dasar yang kuat dan tidak benar.

5. Humas tersebut kemudian diberhentikan dari jabatannya sebagai bentuk sanksi atas
pelanggaran etika yang dilakukannya. Universitas Airlangga juga memberikan pernyataan
maaf kepada wartawan yang dituduh melakukan pelecehan seksual.

Sumber:
-
https://www.beritasatu.com/nasional/384247-mahasiswa-duga-humas-unair-tuduh-wartawan
-pelecehan-seksual
-
https://surabaya.tribunnews.com/2016/09/07/humas-unair-tuduh-wartawan-pelecehan-seksu
al-unair-minta-maaf

Anda mungkin juga menyukai