Anda di halaman 1dari 12

Kelompok 5 Etika

Humas
1. Pujo Siswanto (078)
2. Amadea Nanda Wijaya (100)
3. Lintang Pradana (101)
4. Rakha Dhiya (103)
5. Denanti Intan Yanaristi (110)
Pelanggaran Etika Public Relations
Universitas Indonesia (2020)
Presentasi ini mengeksplorasi kasus di mana
seorang humas di Universitas Indonesia
menyebarkan informasi palsu dan melanggar kode
etik PR. Ini mencakup kronologi, penyelesaian,
analisis berdasarkan kode etik PR, dan kesimpulan.
Kronologi

● Seorang humas UI menyebarkan


informasi palsu melalui pesan WhatsApp
tentang mahasiswa UI yang terinfeksi
virus Corona (2020).
● Informasi disebarluaskan tanpa verifikasi
dan tanpa persetujuan universitas.
● UI mengeluarkan pernyataan resmi yang
menyatakan bahwa informasi tersebut
tidak benar.
Penyelesaian
● UI membentuk tim investigasi internal dan
menemukan bahwa informasi tersebut tidak
benar dan bertentangan dengan kode etik
profesi PR.
● Meminta maaf dan menerima sanksi.
Analisis berdasarkan kode etik
PR
● Terdapat pelanggaran pasal
PERHUMAS, APRI, dan IPRA
terkait penyebaran informasi
palsu atau menyesatkan.
● Tindakan tegas UI untuk
memecat humas menunjukkan
kemampuan mereka untuk
menyelesaikan pelanggaran
etika PR.
Kesimpulan
● Menyoroti pentingnya memastikan
kebenaran dan validitas informasi
sebelum menyebarkannya kepada
publik.
● Harus mematuhi standar etika dan
profesional yang berlaku dalam
menyampaikan informasi.
● Pelanggaran etika dalam lembaga
pendidikan memiliki konsekuensi
serius dan harus diberi sanksi keras.
Kasus Pelanggaran Etika
Humas di Universitas
Brawijaya (2021)
Membahas kasus pelanggaran etika kehumasan di Universitas
Brawijaya, kronologi kejadian, proses penyelesaian, dan analisis
berdasarkan kode etik PR.
Kronologi
● Humas Universitas Brawijaya
memberikan informasi yang tidak benar
mengenai dana bantuan sosial yang
diberikan pemerintah kepada mahasiswa
yang terdampak pandemi COVID-19
(2021).
● Menimbulkan kebingungan dan
kekhawatiran di kalangan siswa yang
belum menerima bantuan meskipun
mereka memenuhi syarat.
Penyelesaian

● Melakukan penyelidikan dan


menemukan informasi yang
diberikan tidak benar.
● Meminta maaf dan menerima
sanksi, termasuk pemecatan
dari jabatannya dan larangan
bekerja di universitas selama
satu tahun.
Analisis berdasarkan Kode Etik
PR
● Pelanggaran kode etik PR
PERHUMAS, APRI, dan IPRA.
perilaku terhadap media dan publik 3.
● Mengambil langkah tegas untuk
memastikan tidak ada lagi
penyebaran informasi palsu dan tidak
benar dalam lingkup pendidikan.
Kesimpulan

● Pentingnya Kejujuran dan Integritas


dalam Public Relations serta pentingnya
memberikan informasi yang benar dan
valid kepada publik.
● Kepatuhan terhadap kode etik profesi
menjamin kredibilitas dan kepercayaan
publik terhadap universitas dan lembaga
pendidikan lainnya.
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai