Ethical, Legal, and Safety Considerations Moving Forward
Dwitya Sobat Ady Dharma
22703261012 S3 Ilmu Pendidikan Konsentrasi PLB Universitas Negeri Yogyakarta Identitas Artikel • Judul: Assessment During the COVID-19 Pandemic: Ethical, Legal, and Safety Considerations Moving Forward • Penulis: Skye W. F. Stifel, Daniel K. Feinberg, Yuexin Zhang, Mei-Ki Chan & Rhea Wagle (2020) • Nama Jurnal: School Psychology Review, 49:4, 438-452, DOI: 10.1080/2372966X.2020.1844549 Pendahuluan • COVID-19 dan pembatasan sosial telah menimbulkan banyak tantangan bagi sekolah untuk memenuhi hak siswa atas Pendidikan. • Artikel ini membahas salah satu masalah selama pandemic, yaitu bagaimana melakukan penilaian yang valid secara etis tanpa membahayakan kesehatan siapa pun. • Pada bagian awal, dijabarkan Pedoman dan peraturan hukum yang berkaitan dengan evaluasi pendidikan khusus selama pandemic, kemudian diikuti dengan diskusi tentang kelayakan penilaian jarak jauh dari perspektif etika, hukum, dan implementasi. • Pada bagian akhir, protokol penilaian pendidikan khusus diperkenalkan untuk bertujuan membantu sekolah untuk melakukan penilaian yang diperlukan dalam menghadapi pandemic. PERMASALAHAN YANG DIBAHAS • Berkurangnya waktu pengajaran secara tidak proporsional mempengaruhi prestasi akademik siswa dari latar belakang yang kurang beruntung (Lavy, 2015). • Seharusnya, keluarga memiliki peran penting dalam pemantauan Pendidikan, namun tidak semua keluarga berfungsi secara maksimal, terutama bagi siswa dengan kebutuhan khusus (Hill, 2020). • Di sisi lain, sekolah telah berjuang untuk memberikan layanan yang memadai kepada siswa kebutuhan khusus walaupun dengan pembatasan sosial (Lee, 2020). Peraturan Perundang-undangan Yang Memandu Penilaian Proses • The Individuals with Disabilities Education Act (IDEA) memiliki mandate untuk memenuhi hak belajar anak dari usia 3 sampai 21 tahun, dan memberikan kewajiban bagi sekolah untuk mengidentifikasi anak dan mengevaluasi anak berkebutuhan khusus. • Untuk membantu sekolah yang tutup semenjak covid, the U.S. Department of Education (USDOE) melengkapi panduan pembelajaran yang menjamin siswa berkebutuhan khusus tetap mendapatkan pembelajaran yang berkualitas setara dengan siswa regular. • Namun, The Office of Civil Rights (OCR) memberikan fleksibilitas penilaian pada ABK KELAYAKAN MODEL TELE-ASSESSMENT • Karena undang-undang IDEA terus ditegakkan, sekolah berada dalam posisi sulit karena harus memilih antara membiarkan penilaian tidak lengkap untuk jangka waktu yang tidak diketahui atau menggunakan model telepsikologi untuk menyelesaikan penilaian. • Untuk mengevaluasi dengan model penilaian jarak jauh dan memastikan penilaian ini benar secara hukum dan etis , sekolah harus mengetahui literatur terkini mengenai penilaian jarak jauh, termasuk prinsip dan pedoman etika mengenai layanan penilaian jarak jauh. • Telepsikologi didefinisikan oleh American Psychological Association (2014) sebagai “penyediaan layanan perilaku dan/ atau mental menggunakan modalitas teknologi sebagai pengganti, atau sebagai tambahan, metode tatap muka tradisional.” • Manfaat utama telepsikologi adalah pengurangan hambatan fisik untuk akses layanan penilaian (Conoley & Gutkin, 2017; NASP, 2017). Penelitian tentang Tele-Assessment • Prosedur penilaian jarak jauh terstandar yang digunakan dalam penelitian atau praktik biasanya melibatkan fasilitator terlatih dan platform pihak ketiga. • Terkadang, penilaian tidak memerlukan bantuan orang lain/ pengawas. Namun, batasan ini dapat merusak validitas dan reliabilitas nilai tes. • Penilaian jarak jauh kemungkinan menimbulkan banyak tantangan dan ketidakpastian bagi penguji, khususnya saat menguji individu penyandang disabilitas Pertimbangan Etis dan Pedoman Mengenai Penilaian Jarak Jauh • Sekolah harus mematuhi Standar Etika, yaitu nilai-nilai keadilan dan pemerataan. • Sekolah bertanggung jawab untuk melakukan evaluasi yang tidak memihak, adil, dan komprehensif yang membantu menentukan kelayakan siswa dan layanan dukungan yang tepat pada waktu yang tepat. Tantangan lain • sekitar 3 juta siswa di Amerika Serikat tidak memiliki akses Internet di rumah karena kurangnya ketersediaan layanan atau kemampuan membayar (Kinnard & Dale, 2020). Siswa yang tidak memilikiakaes internet ialah siswa kulit berwarna, berasal dari rumah tangga berpenghasilan rendah, dan/atau memiliki orang tua dengan tingkat pendidikan yang lebih rendah (Kinnard & Dale, 2020). • Dalam lingkungan seperti itu, sangat sulit untuk menyediakan layanan yang sesuai dengan kewajaran, pemerataan, dan keadilan. • Terdapat juga perbedaan antara penilaian tatap muka dan penilaian jarak jauh dalam mendapatkan informasi penting tentang klien mereka. • Isyarat nonverbal seperti itu dapat mencakup bahasa tubuh, kontak mata, kemerahan pada wajah, suara gemetar, keringat, dan aroma (sering membantu untuk informasi kebersihan dan perawatan diri; Luxton et al., 2014). • Misalnya, isyarat nonverbal penting yang memberikan informasi keadaan emosional siswa. Kualitas suara yang buruk, seringkali dapat menutupi isyarat non verbal ini sehingga hasil tidak valid. • Sekolah harus membatasi risiko gangguan privasi siswa dan keluarga tempat mereka bekerja. • Dalam konteks tele-assessment, standar ini berisiko karena risiko ganda dan terus berubah terhadap keamanan Internet, termasuk malware (misalnya, virus komputer, keylogger, spyware), yang dapat menginfeksi komputer psikolog sekolah atau komputer siswa tanpa sepengetahuannya. • Akibatnya, pengguna dan dapat mengirimkan informasi pribadi ke pihak ketiga tanpa memberitahu psikolog sekolah atau klien. PERTIMBANGAN KEMBALI SECARA LANGSUNG PENILAIAN • Mengingat bahwa alat penilaian jarak jauh yang tersedia saat ini penuh dengan ancaman untuk menguji validitas dan keamanan dan kemungkinan dapat menimbulkan risiko pelanggaran Standar Etika, sangat penting membuat pedoman penilaian • Hal ini berkaitan dengan penularan covid yang semakin massif dan cepat. PROTOKOL UNTUK BERGERAK KE DEPAN PENILAIAN PSIKOLOGI SEKOLAH • Penilaian pendidikan khusus tidak boleh ditunda terlalu lama karena tingginya dampak negatif pada siswa yang tidak menerima dukungan dan layanan pendidikan khusus yang sesuai dan diperlukan. • Penilaian tetap harus dilakukan di lingkungan yang aman (minim kontak atau tidak ada sama sekali) • Perlu adanya kolaborasi dari banyak pihak: Skala penilaian dan kuesioner harus diberikan kepada guru, staf, orang tua, dan/atau siswa (jika perlu) melalui metode distribusi online atau surat. • Sekolah harus menggunakan penilaian profesional mereka dalam memilih siapa akan menjadi informan terbaik mengenai fungsi siswa di sekolah dan sejauh mana hasil skala peringkat mereka valid, mengingat keadaan lingkungan yang tidak biasa di mana skala peringkat tersebut diselesaikan. • Dianjurkan sekolah terlibat dalam bentuk komunikasi interaktif yang aman secara fisik selama proses penilaian untuk membangun hubungan dan terhubung dengan individu. • Bentuk komunikasi interaktif yang aman secara fisik termasuk konferensi video online yang aman dan panggilan telepon. Metode ini dapat digunakan untuk perkenalan, menjelaskan proses, menjawab pertanyaan, wawancara, dan percakapan lanjutan untuk melengkapi informasi dari skala peringkat dan kuesioner • Mengamati siswa dalam pengaturan pembelajaran yang tepat akan membutuhkan kreativitas dan fleksibilitas. • siswa dapat kembali ke sekolah mereka untuk pengajaran langsung. Jika demikian, guru harus bekerja sama dengan administrasi sekolah mereka untuk mengikuti protokol keselamatan untuk mengamati siswa. • Setelah sekolah mempertimbangkan kebutuhan siswa dan menentukan alat tes apa yang sesuai dan diperlukan untuk penilaian psikoedukasi, sekolah harus meninjau setiap alat tes yang dipilih dan persyaratan administrasinya. • Untuk tes standar yang hanya membutuhkan psikolog sekolah untuk mengelola dan menggunakan materi tes, konferensi video online yang aman dapat dipertimbangkan untuk administrasi tes. • Dengan koneksi Internet yang aman dan lingkungan pengujian pribadi yang tenang untuk siswa dan psikolog sekolah, psikolog sekolah dapat memilih untuk melakukan tes standar dari jarak jauh tanpa materi untuk menghilangkan potensi penularan COVID -19 yang dapat terjadi dengan kontak. Validitas yang Kontekstual • Proses penilaian dapat dilihat dengan pertimbangan temporal yang kontekstual dengan siswa. • Hal ini ditempuh karena Masa COVID-19 akan mengubah berbagai pola yang sudah ada dalam konteks masyarakat, keluarga, sosial, dan individu siswa dalam perkembangan dan pembelajaran siswa. • Psikolog sekolah harus memperluas pertanyaan wawancara mereka dengan memasukkan pertanyaan dan diskusi tentang perilaku siswa sebelum dan khususnya selama masa COVID-19. Psikolog sekolah dapat mempertimbangkan melakukan penilaian skrining sebagai langkah pertama dari proses penilaian untuk memahami fungsi siswa saat ini dan sebagai bagian dari proses membangun hubungan. Manfaat Artikel • Artikel ini berfungsi untuk menawarkan panduan tambahan bagi sekolah untuk memastikan bahwa siswa berkebutuhan khusus menerima akses yang setara ke layanan yang diperlukan. • Artikel ini membahas bukti yang menunjukkan bahwa penerapan praktik penilaian jarak jauh saat ini tidak memiliki evaluasi dan pengembangan psikometri yang tepat dan tidak disarankan. • Artikel ini mengeksplorasi kelayakan melakukan penilaian secara langsung dengan tindakan pencegahan covid yang tepat. • Panduan yang diberikan dinilai layak karena memanfaatkan data dan pengalaman praktik baik dari negara lain Relevansi Artikel dengan Kondisi Indonesia • Penyertaan panduan langkah demi langkah berfungsi untuk memberikan gambaran dengan jelas untuk melakukan penilaian secara langsung dengan risiko yang diminimalkan. Panduan ini dapat digunakan dalam konteks Indonesia. • Diperlukan kesadaran dari semua pihak (guru, staf, siswa, dan orang tua) saat melakukan penilaian tatap muka dalam kondisi pandemic. Kritik pada Artikel • Artikel menjabarkan dua alternatif dalam penilaian selama covid (yaitu secara online dan tatap muka terbatas). Namun, Penulis tidak merekomendasikan penilaian jarak jauh via online karena dipandang tidak valid. • Hal ini memerlukan penelitian lebih lanjut terkait dengan efek tidak dilakukannya penilaian jarak jauh di masa pandemi. Kesimpulan • Penutupan sekolah telah menyebabkan penilaian psikoedukasi komprehensif tertunda, meninggalkan siswa dengan kebutuhan khusus ytanpa penilaian yang lengkap dan sesuai . • Sekolah harus menemukan cara untuk menyeimbangkan kebutuhan kesehatan dan keselamatan siswa dan staf mereka sambil menjunjung tinggi standar hukum dan etika yang diperlukan untuk penilaian • Penggunaan penilaian jarak jauh selama pandemi ini tidak direkomendasikan, tetapi kenyataan dari kehadiran COVID-19 yang terus berlanjut hingga tahun ajaran baru dan beban penilaian yang menumpuk memaksa psikolog sekolah untuk mempertimbangkan seberapa baru prosedur dapat diterapkan untuk melakukan penilaian yang diperlukan ini dengan aman. TERIMAKASIH
Pengambilan keputusan dalam 4 langkah: Strategi dan langkah operasional untuk pengambilan keputusan dan pilihan yang efektif dalam konteks yang tidak pasti