I. PENDAHULUAN
Metode pembelajaran jarak jauh adalah salah satu metode yang diterapkan institusi
pendidikan sebagai salah satu bentuk pencegahan penularan COVID-19. Sistem ini telah
diberlakukan sejak PSBB 10 April 2020. Beberapa sekolah telah menerapkan system ini
selama satu tahun ajaran.
Pembelajaran jarak Jauh (PJJ) jarang diterapkan di sekolah-sekolah SMA pada
umumnya pra-COVID19. Pembelajaran jarak jauh dapat didefinisikan sebagai metode
pengajaran yang menggunakan suatu media yang menghubungkan pengajar dan pembelajar
tanpa ada tatap muka secara langsung (Prawiyodi, Purwanugraha, Fakhry, dan Firmansyah,
2021). Pada saat penerapan secara masal, banyak sekolah harus beradaptasi dengan cepat
untuk dapat memenuhi tujuan pembelajaran dengan keterbatasan yang ada.
PJJ pada dasarnya juga memiliki tantangan yang mempengaruhi pembelajaran.
Tantangan-tantangan ini meliputi kesiapan sekoalah secara sarana dan prasarana, kesiapan
sarana dari pihak siswa, kesiapan tenaga pengajar dalam menggunakan teknologi, adaptasi
pengajar dan pembelajar terhadap PJJ itu sendiri. Meskipun PJJ memiliki banyak tantangan
beberapa penelitian menemukan bahwa siswa memperoleh keuntungan diantaranya siswa
mendapatkan keterampilan-keterampilan yang berkaitan dengan komunikasi secara online
(Almusharraf dan Khahro, 2021).
Sebagai alternatif pengajaran di sekolah, PJJ juga dapat dilihat sebagai salah satu
bentuk servis yang diberikan sekolah pada siswa selama masa pandemi ini. Dilihat dari
perspektif organisasi, sekolah yang mampu memberi kualitas servis terbaik akan memiliki
keuntungan kompetitif yang tentu akan berpengaruh pada loyalitas siswa dan orang tua
(Wei dan Ramalu, 2011). Kepuasan siswa sebagai customer dari sekolah dapat
mencerminkan kualitas servis yang diberikan sekolah. Untuk dapat memberikan kualitas
yang terbaik maka sekolah pada dasarnya harus mengikutsertakan seluruh elemen dari
institusi, terutama pengajar dan pembelajar. Idealnya sekolah memberikan training dan
penyesuaian beban kerja agar dapat mempersiapkan pembelajaran online yang lebih
optimal.
Banyak penelitian yang meneliti di hubungan antara kualitas servis dengan kepuasan
pelanggan. Penelitian-penelitian ini tidak banyak dilakukan di sektor pendidikan, terutama di
bidang PJJ. Salah satu penelitian tentang kepuasan siswa terhadap PJJ dilakukan di
pendidikan sarjana di 26 universitas dengan jumlah sampel 224 mahasiswa. Mahasiswa
diberikan kuesioner berisi 19 pernyataan. Lalu data dianalisa dengan metoded statistic
deskriptif. Hasil Analisa menunjukan 19 % sangat puas, 41 persen puas, 30 persen kurang
puas dan 10 persen sangat tidak puas. Surahman dan Sulthoni (2020) menemukan melalui
penelitian tersebut beberapa faktor yang menetukan ketidak puasan mahasiswa adalah
kurangnya akses internet dan kurangnya bimbingan dan petunjuk dari dosen.
Penelitian lainnya dilakukan oleh Almusharraf dan Khahro (2020) dimana mereka
meneliti kepuasan siswa mengenai 3 fases pembelajaran online, yaitu lingkungan
pembelajaran online, support sekolah selama pandemi, dan metode pengajaran yang efektif
dan platform yang digunakan. Lingkungan pembelajaran online yang dimaksud adalah
komunikasi antara dosen dan mahasiswa, bentuk asesmen, pencapaian tujuan
pembelajaran, keterampilan dan ilmu yang idpelajari, kemampuan dari dosen. Faset support
membahas tentang respon dari staf ketika diminta support secara teknis, keberadaan
konselor sekolah dalam memberikan support secara mental dan sosial, dan fasilitas yang
disediakan institusi. Dalam penelitian ini mahasiswa-mahasiswa memberikan rekomendasi
juga. Rekomendasi mahasiswa lebih mengacu pada penerapan pembelajaran blended
learning.
Dari uraian yang sudah dijelaskan, kualitas PJJ sangat berkaitan dengan berbagai
macam faktor. Selain menjadi alternatif, PJJ dapat menjadi potensi market baru di tahun
ajaran baru. Maka dari itu, penerapan Total Quality Management (TQM) sangat diperlukan
untuk dapat meningkatkan kualitas PJJ sekolah.
Sekolah Cherish Academy adalah salah satu sekolah di Jakarta yang telah genap
selama satu tahun menerapkan PJJ di sekolah. Untuk tahun ajaran baru sekolah Cherish
Academy telah melakukan survey tentang kesedian orang tua dan siswa untuk pembelajaran
offline di sekolah. Dari survey yang disebarkan, 70 persen orang tua masih enggan untuk
mengirimkan anaknya untuk kembali bersekolah online. Maka dari itu ada kemungkinan PJJ
akan diteruskan untuk tahun ajaran baru. Sehingga, perlu adanya pendefinisian kualitas PJJ
di sekolah Cherish academy serta plan of action yang dapat dilakukan Cherish Academy.
II. TOTAL QUALITY MANAGEMENT FRAMEWORK
Untuk dapat menerapkan TQM maka ada beberapa Langkah yang perlu dilakukan
sekolah yaitu mendefinisikan standar dari kualitas yang dituju dan menerapkan strategi yang
diperlukan untuk mencapainya. Dalam membentuk strategi perlu adanya misi yang jelas,
strategi untuk mencapai misi tersebut, pelibatan seluruh customer dan bagaimana bentuk
evaluasi yang akan diperlukan. Untuk dapat mencapai kualitas maka perlu adanya komitmen
dan dorongan dari pimpinan untuk dapat melaksanakan.
Tujuan dari TQM adalah kepuasan dari pelanggan baik itu eksternal maupun internal.
Sekolah perlu mengidentifikasi apa yang dibutuhkan oleh murid-murid selaku external
customer dari sekolah. Hal ini bisa dicapai dengan mengadakan survei atau membuat forum
terbuka untuk orang tua dan siswa untuk dapat menyuarakan apa yang menjadi kesulitan
mereka.
Berdasarkan informasi-informasi yang didapatkan selama tahun ajaran ini maka perlu
ada Langkah-langkah untuk meningkatkan kualitas dari pembalajaran online.
a. Mengumpulkan pandangan-pandangan dari siswa dan orang tua.
Hal ini dapat dilakukan dengan melakukan survei terhadap pembelajaran online yang
telah berjalan. Hal lainnya adalah dengan membuka forum online terbuka dimana
pihak sekolah, siswa dan orang tua dapat berdiskusi untuk meningkatkan
pembelajaran online.
b. Menentukan key performance indicator dan bentuk evaluasi yang dapat dilakukan
dalam PJJ.
Untuk dapat mendefinisikan KPI maka sekoalah perlu mendeskripsikan apa visi misi
sekolah yang dapat diintregasikan dengan PJJ. Setelah mendefinisikan visi misi
secara jelas maka KPI dapat disusun. KPI untuk PJJ dapat meliputi lingkungan PJJ,
interaksi guru dan murid, support teknis yang diberikan sekolah, konten dan metode
yang diberikan. Sekolah juga perlu menyiapkan bentuk-bentuk evaluasi untuk
memonitor PJJ dan self monitoring. Berikut adalah poin-poin yang dapat digunakan
untuk mengases pembelajaran online. Poin-poin ini dibentuk dengan rekomendasi
dari literatur-litartur yang ada.
c. Mensosialisasikan visi misi sekolah untuk PJJ kepada murid dan orang tua
Sekolah perlu mengadakan pertemuan dengan orang tua dan murid dengan tujuan
untuk mengorientasi siswa dan orang tua. Sekolah juga harus mempersiapkan guru
wali kelas dan admin untuk menerima pertanyaan dari orang tua.
d. Meningkatkan kerja sama tim
Selama tahun ajaran 2020-2021, guru-guru banyak mencoba metode-metode
pengajaran dan menghadapi banyak permasalahan yang unik. Sebaiknya sekolah
menerapkan system pertemuan guru dimana guru-guru dapat membagikan
pengalaman dan ilmu dalam mengajar. Agar tacit knowledge itu dapat berkembang.
Sekolah juga dapat mengembangkan google drive untuk menyimpan dokumen-
dokumen yang penting seperti lesson plan, video pembelajaran guru, dan hasil
pertemuan guru ke dalam folder-folder yang mudah untuk diakses guru-guru lain.
e. Melakukan training
Tentunya untuk dapat meningkatkan kualitas pengajaran guru, maka sekolah perlu
memberi training lanjutan yang berkaitan dengan metode pengajaran PJJ untuk
menambah variasi pengajaran guru mata pelajaran.
REFERENSI
Almusharraf, N. M., & Khahro, S. H. (2020). Students’ Satisfaction with Online Learning
Experiences during the COVID-19 Pandemic. International Journal of Emerging
Technologies in Learning, 15(21), 246–267. https://doi.org/10.3991/ijet.v15i21.15647
Chin Wei, C., & Sri Ramalu, S. (2011). Students Satisfaction towards the University: Does
Service Quality Matters? International Journal of Education, 3(2).
https://doi.org/10.5296/ije.v3i2.1065
Sallis, E. (2014). Total quality management in education: Third edition. In Total Quality
Management in Education: Third Edition. https://doi.org/10.4324/9780203417010
Surahman, E., & Sulthoni. (2020). Student Satisfaction toward Quality of Online Learning in
Indonesian Higher Education during the Covid-19 Pandemic. Proceedings - 2020 6th
International Conference on Education and Technology, ICET 2020, 120–125.
https://doi.org/10.1109/ICET51153.2020.9276630