Anda di halaman 1dari 14

STRATEGI PENINGKATAN MUTU LULUSAN SEKOLAH MENENGAH

KEJURUAN DI SMK AL-MUKHTARIYAH BAYONGBONG

Nawangsih1, Siti Aes Sopiah2, Ara Hidayat

1,2,3
Pasca Sarjana Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Djati Bandung

Kampus II Jln. Cimencrang – Panyileukan, Bandung

nawangfalah@gmail.com1 shofiyahfiyah@gmail.com2 arahidayat@yahoo.co.id3

Abstrak : This study aims to determine the steps to increase graduate strategy in SMK Al-
Mukhtariyah in order to prepare the quality of graduates. This study used descriptive qualitative
method. Data taken by interview, observation, and documentation study. In this study, the subject
of research is the principal, vice principal in the field of curriculum and student affairs as well as
some students and teachers in the field of study and administration staff at school. Improvement of
quality can basically be done by strategy to change one of the subsystem: human, structure,
technology, and organizational process. In relation to the study of strategies to improve qualified
graduates in SMK, the changes are made to human and technological subsystems, which include:
(1) educated learners; (2) Teachers as educators and teachers; and (3) facilities and infrastructure.
To get learners with the best seeds can be done with a selection system that only considers quality,
not the target number of learners so that the output (graduates) produced can be interested in the
stock market labor. From this research it is known that the strategic plan made by the school in
improving the quality of the graduates can not be separated from the aspect of input, process, and
output.
Kata Kunci : Strategi, Peningkatan Mutu, Lulusan, Manajemen Strategi
PENDAHULUAN

Berdasarkan data-data yang penulis kumpulkan bahwa peningkatan jumlah


peserta didik disekolah ini mengalami peningkatan dari tahun ketahun. Pada lima tahun
terakhir tercatat jumlah peserta didik sejak tahun 2012/2013 berjumlah 220 peserta didik,
2013/2014 berjumlah 254 peserta didik, 2014/2015 berjumlah 270 peserta didik,
2015/2016 berjumlah 322 peserta didik, 2016/2017 berjumlah 417 peserta didik, dan
2017/2018 sebanyak 459 peserta didik. Selain itu, sekolah yang berdiri pada tahun 2000
ini dan telah mendapat akreditasi A pada program keahlian administrasi perkantoran pada
tahun 2013, mengi'tikadkan untuk lebih meningkatkan tidak hanya kuantitas peserta
didiknya tapi juga mutu lulusannya.
Selama 17 tahun lebih Lembaga ini berdiri, tentulah sudah banyak tantangan
yang dihadapi apalagi di sekolah menengah kejuruan yang notabene harus menyiapkan
lulusannya ke dunia kerja. Sejak didirikannya, SMK belum populer seperti sekarang ini,
dan sejak tahun 2005an maka pemerintahpun mengalokasikan 60 % dana Pendidikan
untuk sekolah menengah kejuruan. Dari peningkatan jumlah peserta didik dari tahun ke
tahun tersebut ternyata tidak sebanding dengan mutu lulusan. Lulusan yang bekerja tidak
sesuai dengan jurusan yang sebelumnya, banyak peserta didik yang semula diharapkan
menjadi administrator di perkantoran, pemerintahan atau di perusahaan, setelah ditelusuri
sebagian lulusan ada yang bekerja sebagai SPG, atau buruh pabrik bahkan ada yang
sampai tidak bekerja atau pegangguran. Hal ini, semakin memicu sekolah untuk lebih
bekerja keras lagi dalam menyiapkan lulusan SMK yang professional dan tentunya
sekolah harus menyiapkan strategi untuk mengimplementasikan semua itu. Oleh
karenanya, Sesuai dengan visi SMK Al-Mukhtariyah yaitu “Mengantarkan Peserta didik
SMK Al-Mukhtariyah Bayongbong Bermutu Dalam Akademik dan Non Akademik,
Mandiri, Berakhlakul Karimah, Serta Bernuansa Islami Pada Tahun 2020” maka, ini
menjadi konsen Lembaga sekolah untuk menyiapkan mutu lulusannya. Tujuan penulisan
ini adalah mengetahui langkah-langkah strategi peningkatan lulusan di SMK Al-
Mukhtariyah dalam rangka menyiapkan mutu lulusan.
METODE

Dalam penelitian ini peneliti memerlukan data yang sifatnya jelas dan mendalam
sehingga peneliti menggunakan metode kualitatif yang didasarkan pada rumusan
penelitian yang menuntut peneliti melakukan eksplorasi dalam rangka memahami dan
menjelaskan masalah yang diteliti melalui hubungan yang intensif dengan sumber data.
Adapun subyek dalam penelitian ini selain kepala sekolah ialah wakil kepala sekolah
bidang kurikulum, wakil kepala sekolah bidang kesiswaan, serta guru dan beberapa orang
peserta didik yang menjadi subyek dalam penelitian ini. Dari hasil inilah peneliti mampu
mengumpulkan data mengenai strategi peningkatan mutu lulusan yang diterapkan
disekolah ini.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan penelitian kualitatif. Penelitian ini


bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian
misalnya perilaku, persepsi, motivasi, dan tindakan serta lain-lain. Secara holistik, dan
dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan Bahasa pada suatu konteks khusus
alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah.1

Tekhnik pengumpulan data yaitu pertama wawancara, yaitu percakapan dengan


maksud tertentu, percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara
(interviewer) yang mengajuan pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang
memberikan jawaban atas pertanyaan itu.2 Kedua, observasi atau pengamatan dimana
pengamatan dan pencatatan sistematis terhadap fenomena-fenomena yang diselidiki3 dan
ketiga dokumentasi yaitu pengambilan data yang digunakan untuk keperluan penelitian4

1
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung :PT Remaja Rosdakarya, 2007), Hal.
6.
2
Ibid, Hal 186.
3
Ibid, Hal 175.
4
Ibid, Hal 217.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Strategi Peningkatan Mutu Lulusan

Strategi Peningkatan Mutu Pendidikan Agar pendidikan dan pengajaran dapat


berjalan dengan sebaik-baiknya, maka program Studi yang tersedia seyogyanya harus
sesuai dengan minat masyarakat, selaras dengan tuntutan jaman, calon peserta didiknya
haruslah baik, tenaga pengajarnya berbobot, proses pendidikannya harus dapat berjalan
dengan baik, serta sarana dan prasarananya harus memadai.

Untuk itu ada beberapa hal yang harus diperhatikan sehubungan dengan strategi
peningkatan mutu pendidikan di sekolah menengah kejuruan antara lain :

1. Peserta didik yang dididik


Untuk dapat menghasilkan produk yang baik, maka harus menanam bibit-bibit
yang baik. Untuk mendapatkan bibit yang baik perlu seleksi yang baik pula.
Kendalanya yang dihadapi di hampir semua sekolah menengah kejuruan dalam
mendapatkan calon peserta didik baru yang mempunyai kualitas baik adalah
terbentur dengan beberapa faktor misalnya dengan motto sekolah. Biaya Terjangkau
Mutu Terjamin, yang harus tetap dilaksanakan. Sejarah pendirian suatu sekolah
adalah untuk menampung calon peserta didik yang akan dibekali kemampuan dalam
bidang yang akan di ajarkan, serta target penerimaan peserta didik baru sebanyak-
banyaknya. Dengan demikian sistem seleksi yang belum mempertimbangkan segi
mutu calon peserta didik yang sesungguhnya, karena standar kelulusan untuk bisa
diterima di suatu sekolah belum begitu ketat dilakukan. Penerapan seleksi yang
mengedepankan mutu dan target penerimaan peserta didik baru sebanyak-banyaknya
masih menjadi pertimbangan yang belum bisa dilaksanakan. Satu sisi penting untuk
menerima calon peserta didik yang bermutu, tetapi dari sisi yang lain dihadapkan
pada target minimal, yang juga sulit untuk menentukan jumlah minimalnya.
Dengan mendapatkan jumlah peserta didik yang memadai, maka suatu sekolah
itu akan memiliki dukungan dana yang kuat, karenanya cenderung menerima jumlah
peserta didik sebanyak-banyaknya. Untuk dapat meningkatkan mutu pendidikan, dari
calon peserta didik harus betul-betul dapat dijaring dengan seleksi yang ketat supaya
calon peserta didik yang diterima itu mempunyai standar kualitas yang baik karena
bagaimanapun peserta didik tidak lepas dari tanggung jawab terhadap perkembangan
sebuah sekolah menengah kejuruan. Disamping itu tingkat kedisiplinan peserta didik
perlu ditingkatkan, karena melalui disiplin yang tinggi ini peserta didik benar-benar
dapat mandiri dan bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri dan ilmu pengetahuan
yang diterimanya. Untuk menambah mutu serta kemampuan peserta didik semasih
dia mengikuti program belajar disekolah, maka perlu ditambah dengan kemampuan
berorganisasi, sebab di dalam organisasi ini akan mampu mengembangkan potensi
pribadibagi peserta didik dan menambah pengalaman guna menunjang ilmu
pengetahuan yang diterimanya.
Dibidang akademik baik adaptif, normative ataupun produktif, peserta didik
dituntun utuk mengikuti aturan pembelajaran yang sudah ditetapkan baik oleh guru
mata pelajaran atau ketetapan sekolah dengan mengacu pada kurikulum yang berlaku
dalam hal ini kurikulum 2013 sudah diberlakukan sehingga sekolah ini sudah
menerapkan full day school, dan ini berlaku hanya untuk kelas XI dan XII saja.
Selain kegiatan intra sekolah atau OSIS, salahsatu keunggulan sekolah ini adalah
dengan banyaknya program ekstrakurikuler yang menunjang peserta didik utuk lebih
memaksimalkan dan mengembangkan potensi yang dimilikinya serta bakat masing-
masing. Mulai dari keagamaan, seni budaya, tekhnologi, dan kegiatan kesiswaan
lainnya.
Berikut adalah Kondisi jumlah murid 5 tahun terakhir dan jumlah peserta didik
tahun ajaran 2017/2018 pada tabel dibawah ini:

Tabel 1 kondisi peserta didik 5 tahun terakhir

KELAS X KELAS XI KELASXII TOTAL


Tahun
L P JML L P JML L P JML L P JML

2012/2013 55 44 99 41 20 61 29 31 60 125 95 220

2013/2014 44 50 94 55 44 99 41 20 61 140 114 254

2014/2015 51 55 106 38 45 83 43 38 81 132 137 270

2015/2016 81 58 139 53 51 104 39 40 79 173 149 322

2016/2017 93 93 186 82 57 139 43 49 92 218 199 417


2017/2018 98 75 173 73 52 125 75 86 161 246 213 459

Sumber : Data TU SMK Al-Mukhtariyah

Tabel 2 Jumlah peserta didik dan rombel tahun ajaran 2017/2018

KELAS PROGRAM KEAHLIAN JUMLAH SISWA JML ROMBEL

Kelas X Administrasi Perkantoran 108 3

Multimedia 65 2

Kelas XI Administrasi Perkantoran 112 4

Multimedia 49 2

Kelas XII Administrasi Perkantoran 96 3

Multimedia 29 1

Jumlah 459 15

Sumber : Data TU SMK Al-Mukhtariyah

2. Guru Sebagai Pendidik Dan Pengajar


Guru harus mempunyai kualifikasi yang diperlukan bagi penyampain ilmunya
kepadapeserta didik. Dengan tenaga guru yang berkompeten dan berkualitas akan
memudahkan penyampaian ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga apa yang
disampaikan kepada peserta didik dapat diterima dan dikembangkan sesuai dengan
kemampuan peserta didik dengan kajian bidang ilmu yang dipilihnya. Kaitannya
dengan kualifikasi ini, seorang guru senantiasa minimal telah mendapat penyetaraan
jabatan fungsional dari Departemen pendidikan Nasional. Semakin tinggi jabatan
fungsional guru ini menunjukkan tingkat kualifikasi seseorang, baik dari aspek
prestasi ataupun prestisenya. Disamping itu guru juga harus mempunyai disiplin yang
tinggi, juga mempunyai rasa tanggung jawab terhadap ilmu yang diberikan kepada
peserta didik. Bagaimana mungkin dapat meningkatkan mutu pendidikan apabila
guru hanya memberikan materi di beberapa pertemuan setiap semesternya. Jadi guru
harus mempunyai tanggung jawab yang besar terhadap anak didiknya agar ia tidak
hanya memberikan pembelajaran secara asal-asalan. Tanpa ada upaya untuk
meningkatkan kualitas guru yang ada sekarang, perubahan-perubahan mendasar pada
kurikulum dan metode belajar mengajar akan timpang dan bisa jadi kurang efektif.
Peningkatan kualitas guru perlu dimulai dari sistem perekrut, peningkatan
kemampuan guru, sistem penilaian terhadap kemampuan dan kinerja guru, serta
sistem peningkatan karirnya. Tentu saja upaya peningkatan kualitas guru perlu
disertai dengan peningkatan kesejahteraannya. Kemampuan guru itu meliputi
kemampuan dalam ilmu pengetahuan yang akan diajarkan dan teknik dalam
memberikan pengajaran. Hal ini berarti peningkatan kemampuan guru perlu
dilakukan dari dua aspek yaitu peningkatan ilmu pengetahuan di bidangnya, dan
kemampuan atau ketrampilan dalam mengajar; yakni menggunakan metode
pembelajaran secara tepat.Disamping itu juga dapat dilihat dari kualifikasi pendidikan
(S1/S2) dan jenjang jabatan akademiknya. Pengelolaan mutu gurudapat dilakukan
melalui peningkatan pendidikan ke strata yang lebih tinggi di PTN maupun PTS
terbaik di dalam maupun diluar negeri secara bertahap dan berencana. Masalah
mendasar yang biasa dihadapi guru di dalam melanjutkan pendidikan ke S1 atau ke
S2 menyangkut biaya pendidikan dan relevansi disiplin ilmu.
Pengelola pendidikan senantiasa lebih peduli dengan peningkatan kualitas guru
ini, dengan memberikan dukungan dana yang memadai di dalam anggaran
pendapatan dan belanja Unversitas. Disamping itu juga dapat dilakukan melalui
meningkatkan kegiatan-kegiatan seminar (lokal, regional dan nasional), simposium,
diskusi, serta penataran-penataran dan lokakarya, baik di fakultas dan universitas
sendiri, maupun di perguruan tinggi terkemuka di tanah air. Meningkatkan kegiatan
kerjasama dengan dinas-dinas, dunia usaha dan dunia industri dalam kaitannya
dengan program keterkaitan dan kesepadanan sebagai penambah wawasan dan cara
berpikir serta ketrampilan bagi guru. Dengan adanya keterkaitan secara sinerji antara
pemerintah, sekolah menengah kejuruan dan dunia usaha/industri, maka ketimpangan
mutu lulusan sekolah menengah kejuruan merupakan tanggung jawab bersama, yang
sama-sama harus dipikul. pemerintah memberikan fungsi pembinaan dan pengaturan,
dunia usaha/industri menyerap lulusan dan sekolah menengah kejuruan menyiapkan
lulusannya dengan standasisai mutu guna mengisi dunia kerja itu
Kualifikasi guru disekolah ini sangat diperhatikan sekali mengingat guru yang
mengajar harus sesuai dengan latar belakang akademiknya, begitupun juga dengan
tenaga administrasi sekolahnya. 90 % guru terkualifikasi akademik, hanya saja ada
tenaga administrasi yang masih kuliah, dan 70 % sudah tersertifikasi. Ini menjadi hal
yang harus ditingkatkan dalam rangka meningkatkan mutu Pendidikan dan mutu
lulusan.

3. Sarana dan Prasarana


Untuk menghasilkan kualitas tenaga lulusan sekolah menengah kejuruan , maka
harus bekerja sama dengan pihak dunia usaha/industri sebagai penyerap dan pemakai
tenaga lulusan. Hal ini dapat dilakukan dengan melibatkan unsur peserta didik,
alumni dan perusahaanperusahaan yang mewakili dunia usaha, untuk memberikan
masukan yang berguna untuk menghasilkan lulusan sekolah menengah kejuruan yang
diharapkan mampu berkiprah di era globalisasi. Untuk itu, maka perlu perbaikan
terhadap kurikulum dengan menambahkan program-program baru seperti:
penguasaan bahasa internasional, teknologi komputer, program magang dan etika.
Laboratorium sebagai ajang latih dan praktek peserta didik perlu dilengkapi dengan
fasilitas yang cukup serta program pelatihannya harus disesuaikan dengan
perkembangan dunia industri dan jasa. Sedangkan perpustakaan sebagai jantungnya
sekolah perlu diperkaya dan dilengkapi dengan berbagai literatrur yang terbaru.
Sarana komputerisasi dan perangkat yang lengkap memungkinkanpeserta didik dapat
melakukan interaksi secara global; termasuk menggali pengetahuan lewal internet.
Demikian pula gedung atau ruang sekolah serta perlengkapannya sebagai penunjang
proses pendidikan dan pengajaran sangat perlu mendapat perhatian dari segi
kebersihan, keindahan serta kenyamanannya.
Untuk menunjang proses pembelajaran maka sarana prasarana yang terdapat di
sekolah ini meliputi ruang belajar yang representatif, laboratorium komputer,
laboratorium Bahasa, perpustakaan, studio broadcast (radio), hotspot wifi, fasilitas
olahraga, Mesjid, ruang sanggar, dan ruang penunjang lainnya.

Perencanaan Peningkatan Mutu Lulusan


Program administrasi perkantoran diselenggarakan dalam memenuhi kebutuhan
masyarakat dan permintaan dunia usaha dan dunia industri. Mulai dari kantor desa, dinas-
dinas, dan lain-lain. Oleh sebab itu, maka dibutuhkan pengelolaan yang baik, karenanya
SMK kejuruan program keahlian administrasi perkantoran ini hadir untuk mempersiapkan
para peserta didik menjadi tenaga professional dibidang administrasi. Berdasarkan
pendahuluan diatas yang menyebutkan bahwa kesenjangan antara program keahlian yang
diampu dengan prospek kerja lulusan, menjadi titik focus sekolah untuk mereformasi dan
melakukan re-assesmen perencanaan terhadap mutu lulusan sekolah ini (berdasrkan
wawancara dengan Bapak Jajang Syahroni, SH.I selaku wakasek kesiswaan). Tahapan-
tahapan itu adalah :

1. Mendaurulang visi Lembaga Pendidikan Khususnya visi program keahlian


Administrasi perkantoran, yaitu :“Mewujudkan Peserta Didik menjadi tenaga
Administrasi Yunior Yang Luwes, Terampil, dan Berakhlak Mulia Yang Sesuai
Dengan Tuntutan Dunia Usaha/Industri”,
2. Menjabarkan misi sesuai dengan visi kompetensi keahlian
a. Membekali peserta didik dengan budi pekerti luhur, akhlak mulia, iman dan
taqwa Kepada Allah SWT,
b. Mendidik peserta didikdalam bidang manajemen khususnya program keahlian
administrasi Perkantoran agar dapat menjadi tenaga administrasi yang siap,
c. Bekerja sesuai dengan tamatan,
d. Mendidik peserta didik agar mampu memilih karir, berkompetensi, dan
mengembangkan sikap professional,
e. Memberikan layanan prima dalam praktik dasar kompetensi kejuruan dan praktik
kompetensi kejuruan administrasi perkantoran berbasis TIK,
f. Menjalin Kerjasama Kemitraan Yang Harmonis Dengan Stake Holder Dalam
Rangka Mengimplementasikan Link and Match Program Keahlian.
3. Mencapai dan meningkatkan prosentase minimal 75% tamatan terserap di dunia
usaha / dunia industri pada tahun kelulusan. Bekerjasama dengan Lembaga-lembaga
pemerintahan atau perusahaan-perusahaan dalam hal ini melakukan PRAKERIN dan
melakukan diklat-diklat khusus,
4. Menjalin kerjasama dengan para lulusan. Lulusan harus mempunyai hubungan baik
dengan sekolah, hubungan lulusan dengan sekolah termasuk dalam public relation
(hubungan masyarakat)5 Selaras dengan6 lulusan sebagai warga istimewa dan
memiliki ikatan batin yang kuat dengan sekolah, diharapkan peran sertanya dalam
meningkatkan mutu pendidikan di sekolah dimana mereka dahulu telah merasakan
layanan jasa pendidikannya. Berdasarkan paparan tersebut dapat diketahui bahwa
menjalin kerja sama dengan lulusan dapat menumbuhkan motivasi kepada adik
tingkat yang masih menginjak bangku sekolah di SMK Al-Mukhtariyah. Motivasi
yang diberikan oleh lulusan yaitu berupa sharing atau berbagi ilmu mengenai
pengalaman kerja lulusan. Selain itu, adanya grup alumni ini menjadi sebuah tempat
untuk saling berkoordinasi. Lebih menarik lagi bahwa hubungan kerjasama sekolah
dengan lulusan berhubungan dengan penyaluran kerja lulusan.

Pengorganisasian Peningkatan Mutu Lulusan

Melakukan koordinasi baik dengan para guru, komite sekolah, atau bagian TU, serta
jejaring alumni.

1. Memaksimalkan peran dan fungsi wakasek Humas dengan pengelolaan kerja sama
dengan DU/DI, pengelolaan PRAKERIN dan pengelolaan Bursa Kerja Khusus
(BKK).
Efektivitas kerjasama antara SMK dengan DU/DI tersebut dilakukan dalam bentuk
(Yulianto & Sutrisno, 2014:23):
a. Praktik kerja industri (Prakerin),
b. Uji kompetensi kejuruan (UKK)
c. On the job trainning (OJT) guru,
d. Bantuan peralatan praktek dan beasiswa dari industri,
e. Unit produksi (UP),
f. Recruitment/penempatan tamatan, Bursa Kerja Khusus (BKK) sekolah,
berkewajiban memfasilitasi/mempertemukan pencari kerja (tamatan/lulusan)
dengan user (perusahaan pencari tenaga kerja).
2. Menerapkan dan mengembangkan kemampuan teknologi informasi untuk
melaksanakan tugas secara efektif dan efisien. Dalam hal ini para guru sudah
diwajibkan dengan memantau dan memasukan data serta nilai atau hasil belajar
dengan menggunakan aplikasi yang menghubungka antara guru dengan walikelas,

5
Mulyono. Manajemen Administrasi & Organisasi Pendidikan (Yogyakarta : Ar-Ruzz Medi, 2010),
Hal 208.
6
Prihatin, Manajemen Peserta Didik, (Bandung : Alfabeta, 2010), Hal 155.
3. Menambah sarana dan prasarana dari aset yang dimiliki untuk mendukung
pembelajaran berbasis produksi (Production-Based Training ),
4. Meningkatkan kualitas pembelajaran yang mengutamakan layanan prima,
5. Mengembangkan sistem diklat dalam meningkatkan kemampuan peserta didik.

Pelaksanaan

1. Meningkatkan Kualitas Akademik dan Non Akademik. Melalui wakasek kesiswaan


maka dibentuklah klub-klub sesuai dengan potensi dan minat peserta didik.
Keunggulan kegiatan ekstrakurikuler yang dikembangkan disekolah ini adalah
PRAMUKA, pencak silat, bimningan kompetensi komputer CLCP, Broadcast
(kepenyiaran radio), PASKIBRA, maintenance repair computer, kesenian, tahfidz
Quran dan klub teater yang dimana klub ini menjadi poin plus prestasi peserta didik
non akademik,
2. Meningkatkan Sumber Daya Manusia Tenaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan
denganmemperhatikan standar kualifikasi dan kompetensi tenaga pendidik dan
kependidikan. Berdasarkan data yang didapat, 90 % tenaga pendidik dan tenaga
kependidikan sudah terkualifikasi akademik dan 70 % sudah tersertifikasi. Artinya,
sekolah ini sangat memperhatikan tenaga pendidik dan kependidikan sesuai dengan
kualifikasi dan kompetensi masing-masing. Guru-guru yang ditempatkan pada unsur
kegiatan normative, adaftif dan produktif itu disesuaikan dengan kualifikasi akademik
dan sertifikasi para pendidik,
3. Meningkatan Mutu Proses Pembelajaran Dengan Mengutamakan Layanan Prima,
4. Meningkatkan Kuantitas dan Kualitas Sarana dan Prasarana Pembelajaran Berbasis
Teknologi. Hal ini menjadi penting utuk menunjang proses pembelajaran, oleh
karenanya maka disini ada petugas khusus untuk mengelola laboratorium computer.
5. Mengembangkan Sistem Diklat Untuk Meningkatkan Kompetensi Kejuruan Peserta
Didik. Selain program PRAKERIN maka sistem diklat ini merupakan program yang
wajib disekolah ini. Program diklat dilaksanakan sebelum atau sesudah PRAKERIN
dilakukan. Untuk kelas X , XI diklat ini dilakukan oleh pihak sekolah dengan
mendatangkan pihak dari luar baik dari kedinasan atau DU/DI sebagai narasumber,
biasanya dilakukan 2 kali dalam setahun. Untuk kelas XII yang sudah melaksanakan
PRAKERIN maka diklat ini biasanya dilakukan dilakukan diluar sekolah dengan
penentuan waktu dari pihak sekolah atau peserta didik bebas menentukan, dalam hal
ini disebut program wajib dan program pilihan,
6. Menerapkan Budaya Disiplin. Sikap disiplin merupakan hal utama yang wajib
dimiliki oleh setiap peserta didik. Dari awal masuk peserta didik sudah dibiasakan
dan dituntut untuk membudayakan disipilin tersebut, bagaimanapun sekolah
menengah kejuruan diproyeksikan untuk kerja. Misalnya aturan yang sangat ketat
dari mulai berbusana yang harus sesuai dengan aturan sekolah, jam masuk, jam
keluar kelas, penggunaan sarpras sekolah, dan lain-lain semuanya memiliki SOP yang
sudah ditentukan dan diatur oleh sekolah,
7. Adanya grup alumni yang sudah terorganisir dengan nama IKA SMK Al-
Mukhtariyah, yang terorganisir diluar pihak sekolah dan aktif baik di media sosial
atau kegiatan yang nyata yang berhubungan dengan pihak sekolah menjadi daya
pendukung sekolah ini dalam hal meningkatkan mutu lulusan sekolah menengah
kejuruan.

Evaluasi

Tim evaluasi program lulusan sekolah dilakukan oleh Bursa Kerja Khusus
Sekolah (BKK) dengan kegiatan sebagai berikut:

1. Menyeleksi dan menjaring peserta didik yang akan masuk sesuai dengan bakat dan
minat masing-masing peserta didik,
2. Menempatkan pendidik sesuai dengan kualifikasi akademik dan kompetensi keahlian,
3. Menyeleksi kerjasama dengan pihak industri.

Dari pembahasan diatas penyusunan renstra dengan memperhatikan aspek fungsi-


fungsi manajemen yaitu Perencanaan, Pengorganisasian, Pelaksanaan, dan Evaluasi atau
Pengawasan7 dapat menjadi titik tolak peningkatan mutu sekolah. Salahsatu alat
mengevaluasi sekolah yaitu dengan analisis SWOT (Strengths, Weaknesses,
Opportunities, dan Threats) akan semakin memantapkan pijakan perencanaan.

Sekolah akan tahu persis dititik mana posisinya berada dengan segala kelebihan,
kekurangan, peluang, dan hambatan yang dimiliki, dengan demikian perencanaan akan
lebih matang. Sehingga tidak ada istilah, renstra hanya sebagai formalitas pelengkap
administrasi. Jika sekolah sadar akan betapa pentingnya sebuah renstra untuk peningkatan
mutu sekolah, maka seyogyanya sekolah harus berbenah dan serius dalam menyusun
renstra. Dari analisis SWOT tersebut maka akan menghasilkan strategi sekolah dalam

7
Badrudin, Dasar- Dasar Manajemen, (Bandung : Alfabeta, 2014), Hal : 14.
mencapai tujuannya, dalam hal ini analisis tersebut jelas memperhatikan input, proses,
dan output.8

Simpulan

Berdasarkan pembahasan diatas, maka rencana strategis yang dibuat sekolah


dalam peningkatan mutululusan tidak lepas dari aspek input, proses, dan output yaitu
sebagai berikut :

1. Input
a. Mengoptimalkan peran kepala sekolah sebagai manajerial tenaga pendidik dan
kependidikan,
b. Mengoptimalkan peran wakasek humas dalam mengelola Bursa Kerja Khusus
(BKK) dan kerjasama dengan pihak DU/DI,
c. Melalui wakasek kesiswaan, maka membentuk klub-klub prestasi untuk
mengembangkan potensi peserta didik, baik dari sisi akademis ataupun non
akademis,
2. Proses
a. Mengoptimalkan kegiatan-kegiatan pengembangan profesi guru baik di
tingkat lokal sekolah ataupun di luar sekolah dengan menitikberatkan
kualitas,
b. Mengoptimalkan program DIKLAT peserta didik baik yang diselenggarakan
oleh pihak sekolah maupun diluar sekolah,
c. Mengoptimalkan program dan kegiatan ekstrakurikuler mulai dari
perencanaan, pelaksanaan sampai evaluasi untuk mencapai target-target
yang diharapkan serta meningkatkan kerjasama dengan para pengajar dan
pelatih untuk meningkatkan mutu peserta didik,
d. Menerapkan budaya disiplin,
e. Melakukan proses pembelajaran dengan model IT atau e-learning.
3. Output
a. Meningkatkan pembelajaran yang menitikberatkan pada pembangunan
karakter peserta didik,
b. Meningkatkan prestasi non-akademis sekolah dengan semaksimal mungkin,

8
Edi Sujoko. “Strategi Peningkatan Mutu Sekolah Berdasarkan Analisis SWOT di Sekolah
Menengah Pertama” Kelola Jurnal Manajemen Pendidikan, Vol 4 Hal : 83-96 (2017).
c. Membangun jaringan alumni yang lebih efektif dan terorganisir;

DAFTAR PUSTAKA
J. Moleong, Lexy. 2007. Metodologi penelitian kualitatif. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Artawan, Made I. 2002. Strategi Meningkatkan Mutu Pendidikan di
Perguruan Tinggi. Website : I.Made Artawan.co. id.
Badrudin. 2017. Dasar-Dasar Manajemen. Bandung : Alfabeta
Edi Sujoko. 2017. Strategi Peningkatan Mutu Sekolah Berdasarkan analisis SWOT
di Sekolah Menengah Pertama. Kelola Jurna manajemen Pendidikan, volume
4, hal 83-96
Mulyono, 2010. Manajemen Administrasi & Organisasi Pendidikan. Yogyakarta: Ar-
Ruzz Medi
Prihatin, E. 2010.Manajemen Peserta Didik. Bandung: Alfabeta
Rangkuti, F. 2009. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama.
Yulianto & Sutrisno, B. 2014. Pengelolaan Kerjasama Sekolah dengan Dunia
Usaha / Dunia Industri (Studi Situs SMK Negeri 2 Kendal). Jurnal Pendidikan
Ilmu Sosial, 24 (1): 23

Anda mungkin juga menyukai