mengembangkan potensi siswa secara optimal sebagai pelaksanaan dari tujuan pembinaan
kesiswaan dalam pemberlakuan kurikulum 2013 yang diatur dalam peraturan menteri pendidikan
nasional Republik Indonesia No.39 Tahun 2008 (Handayani & Putri, 2017, hal. 129). Bimbingan
dan konseling ini berperan penting dalam menangani permasalahan yang dialami peserta didik dan
guna melakukan pendekatan kepada peserta didik untuk mengetahui sejauh mana peserta didik
memahami dirinya sendiri (Putra & Rahmayeni, 2016). Akan tetapi dalam kegiatan bimbingan dan
konseling di sekolah, masih menggunakan banyak kertas dalam penyebaran angket pemahaman
diri sebagaimana yang dikemukakan oleh Handayani & Putri (2017, hal. 129) dalam penelitiannya
bahwa "...kegiatan unit bimbingan konseling di sekolah menunjukkan bahwa tingkat penggunaan
kertas untuk penyebaran angket pemahaman diri cenderung tinggi". Selain pemahaman diri
peserta didik, data mengenai permasalahan atau pelanggaran yang dilakukan oleh peserta didik
pun harus tersimpan dengan baik. Namun penggunaan buku besar atau kertas-kertas dinilai kurang
efektif dan bisa menyebabkan data menjadi rusak bahkan dapat menghambat proses pendataan
(Putra & Rahmayeni, 2016). Dalam menanggapi kondisi ini, maka diperlukan adanya sebuah
digitalisasi buku pribadi peserta didik yang diimplementasikan khusus untuk bimbingan dan
konseling di sekolah sekaligus untuk mempermudah proses pendataan dan juga membantu baik
guru BK, orang tua peserta didik, dan tentunya peserta didik itu sendiri dalam mengakses data-
data tersebut. Selain itu juga dengan digitalisasi buku pribadi peserta didik maka pendataan akan
bersifat real-time dan juga lebih efisien karena menggunakan kertas lebih sedikit.
Buku pribadi digital peserta didik ini akan berisikan data-data peserta didik serta
perkembangannya maupun bila ada pelanggaran yang dilakukan peserta didik, yang nantinya buku
pribadi digital ini juga bisa menjadi alat bantu dalam proses pengolahan data dan sebagai media
penyimpanan data yang baik sekaligus mengurangi permasalahan-permasalahan yang terjadi
(Handayani & Putri, 2017). Sebagaimana yang dikemukakan oleh Widyanto (2013) mengenai data
peserta didik yang akan dimasukan dan digunakan sebagi berikut.
“Data-data yang tercantum di dalam buku pribadi siswa antara lain: identitas/data pribadi, data
tempat tinggal, data keluarga, data fisik dan kesehatan, data riwayat sekolah dan prestasi, data
tingkat kecerdasan siswa, kegemaran dan keikutsertaan dalam organisasi, data pelayanan
bimbingan konseling, dan data pelanggaran tata tertib sekolah.”
Selain itu dengan penggunaan buku pribadi digital ini akan lebih efisien karena tidak
menggunakan banyak kertas dan juga ruang penyimpanan fisik, lalu mampu mempermudah akses
data untuk guru BK, peserta didik, maupun orang tua peserta didik. Lalu buku pribadi digital ini
akan dibagikan kepada masing-masing siswa pada akhir masa studinya.
Di samping pemanfaatan teknologi informasi untuk pengajaran dan pembelajaran, komputer dapat
secara efektif digunakan untuk konseling pendidikan. Penyimpanan dan pengambilan data yang
memberi konselor informasi terkini tentang murid yang membutuhkan konseling dapat secara
dramatis meningkatkan efisiensi proses konseling. Keefektifan Seleksi dan Penempatan Siswa,
Diagnostik, Laporan kepada Orang tua dan Guru, Konsultasi Fakultas Sekolah, dan Analisis Data
Statistik (fungsi-fungsi penting yang dilakukan oleh konselor pendidikan) dapat ditingkatkan
secara signifikan melalui penggunaan teknologi informasi Disarankan bahwa konselor pendidikan
menyelidiki kemungkinan menggunakan komputer sekolah secara rutin dalam pekerjaan mereka
untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi konselor.
Paket konseling terkomputerisasi menyediakan layanan berikut:
1. Pemilihan dan Penempatan Siswa
2. Diagnostik
3. Laporan kepada Orang Tua dan Guru
4. Konsultasi Jurusan
5. Analisis Data Statistik
2.2. Diagnostik
Diagnosis seorang siswa akan didasarkan pada informasi konseling terkomputerisasi berikut:
a. Detail Biografis
Informasi biografi yang berkaitan dengan semua siswa dimasukkan ke dalam komputer
pada awal tahun ajaran. Ketika seorang siswa membutuhkan konseling, informasi ini
segera tersedia. Informasi biografi dapat mencakup data seperti alamat rumah, tingkat
pendidikan orang tua, pekerjaan orang tua, jumlah anak dalam keluarga, urutan kelahiran
dan jumlah kamar di rumah.
b. Latar Belakang Siswa
Mulai sejak lahir, semua informasi perkembangan yang relevan dicatat di komputer.
Perkembangan kesehatan, psikologis dan sosial (berdasarkan pada diagnosa dokter),
kecerdasan, tes bakat dan kepribadian, dan juga informasi dari guru sebagai evaluasi sosial
teman sebaya dikodekan dan tersedia untuk pengambilan jika konselor ingin merujuk pada
kesehatan, kognitif, dan pengetahuan siswa, latar belakang afektif atau sosial untuk alasan
tertentu selama masa studinya di sekolah.
c. Prestasi Akademik
Semua informasi yang berorientasi pada pencapaian dicatat di komputer. Jenis evaluasi -
seperti tes kelas, tes standar, penugasan pekerjaan rumah - diindikasikan seperti nilai yang
dicapai. Informasi ini memungkinkan konselor untuk memeriksa prestasi siswa dan
menilai kemajuan selama periode tertentu. Selain itu, paket konseling terkomputerisasi
memungkinkan konselor untuk membandingkan nilai siswa dengan rata-rata kelas atau
kelompok dalam mata pelajaran atau kelompok mata pelajaran tertentu. Paket
terkomputerisasi juga memungkinkan penghitungan distribusi frekuensi nilai, dan
menyediakan cetakan siswa yang menyimpang dari nilai rata-rata dengan lebih dari satu
standar deviasi. Siswa lebih dari satu standar deviasi di bawah kelompok berarti biasanya
mengalami kesulitan mengimbangi rekan-rekan mereka di bidang akademik, dan mungkin
di area lain juga. Cetakan ini memusatkan perhatian pada siswa yang kurang berfungsi ini,
dan memberikan dasar yang kuat untuk intervensi pendidikan. Paket perangkat lunak ini
menawarkan opsi untuk mencetak "Lembar Diagnosis" variabel yang dianggap oleh para
pakar pendidikan sebagai pusat keberhasilan akademik. Variabel kunci, seperti
kemampuan, persepsi, pemikiran, pembelajaran, memori, konsentrasi, ketekunan,
kreativitas, kedewasaan, dan disiplin, siap tersedia dari paket komputer. Evaluasi guru
terhadap variabel-variabel kunci ini dapat memberikan gambaran yang jelas tentang
masalah siswa dan juga informasi penting untuk proses konseling.
d. Tes terstandar
Aspek penting dari diagnostik dan konseling adalah penilaian potensi dan prestasi siswa
dibandingkan dengan norma standar. Dalam paket yang terkomputerisasi, siswa dapat
mengambil tes standar dengan komputer. Hasil komputerisasi segera menunjukkan posisi
siswa dibandingkan dengan norma kelompok. Informasi ini memungkinkan konselor untuk
menyarankan penempatan kelas dengan tingkat efisiensi dan kecepatan yang lebih besar.
e. Kedudukan Sosial
Kedudukan sosial siswa di kelas masing-masing dapat diperoleh melalui media pengujian
sosiometri yang dilakukan dengan konseling terkomputerisasi. Status sosial siswa di kelas
biasanya menambahkan informasi penting yang dapat digunakan untuk memverifikasi atau
menambah diagnosis awal masalah siswa.
Daftar Pustaka
Handayani, Febria S. & Putri, Meidyan P. (2017). Desain Database dan Hypertext untuk Website
Penelusuran Minat Peserta Didik sebagai Layanan Bimbingan Konseling. Prosiding SNST,
13-18.
Handayani, Febria S. & Putri, Meidyan P. (2017). Perencanaan Basis Data Instrumen Bimbingan
Konseling Alat Ungkap Pemahaman Diri Siswa. Cite c Journal, Vol. IV, (2), 128-140.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No.39 Tahun 2008 Tentang
Pembinaan Kesiswaan.
Putra, Eko K. & Rahmayeni, Fitry. (2016). Implementasi Database MongoDB Untuk Sistem
Informasi Bimbingan Konseling Berbasis Web, Studi Kasus SMPN 1 Sawahlunto. Jurnal
Teknoif, Vol. IV, (1), 67-73.
Widyanto, Ardhy W. (2013). Pembuatan Sistem Informasi Unit Bimbingan dan Konseling dan
Usaha Kesehatan Sekolah pada Sekolah Multi Jenjang “X”. Calyptra: Jurnal Ilmiah
Mahasiswa Universitas Surabaya. Vol. II, (1), 1-14.