Anda di halaman 1dari 57

Lantas, bagaimana merancang pembelajaran jarak jauh yang dapat mengembangkan

kompetensi siswa? Pada aktivitas ini, Anda akan mempelajari kunci memfasilitasi
Pembelajaran Jarak Jauh bermakna dengan Cara 5M. Apa itu Cara 5M? Cara 5M
adalah pilihan cara untuk mewujudkan pembelajaran yang bermakna, menyenangkan
dan melibatkan siswa, orangtua maupun komunitas. Cara 5M terdiri dari:

1. Memanusiakan hubungan
2. Memahami konsep
3. Membangun keberlanjutan
4. Memilih tantangan
5. Memberdayakan konteks
Kurikulum darurat (dalam kondisi khusus) yang disiapkan oleh Kemendikbud
merupakan penyederhanaan dari kurikulum nasional. Pada kurikulum tersebut
dilakukan pengurangan kompetensi dasar untuk setiap mata pelajaran sehingga guru
dan siswa dapat berfokus pada kompetensi esensial dan kompetensi prasyarat untuk
kelanjutan pembelajaran di tingkat selanjutnya.

Kemendikbud juga menyediakan modul-modul pembelajaran untuk Pendidikan Anak


Usia Dini (PAUD) dan Sekolah Dasar (SD) yang diharapkan dapat membantu proses
belajar dari rumah dengan mencakup uraian pembelajaran berbasis aktivitas untuk
guru, orang tua, dan peserta didik. Dan seperti yang ditegaskan Mendikbud, dari opsi
kurikulum yang dipilih, catatannya adalah siswa tidak dibebani tuntutan menuntaskan
seluruh capaian kurikulum untuk kenaikan kelas maupun kelulusan, dan pelaksanaan
kurikulum berlaku sampai akhir tahun ajaran.
Hal ini sejalan dengan strategi 5M Pembelajaran Jarak Jauh; Memahami Konsep, yang
menekankan praktik pembelajaran yang memandu siswa bukan sekedar menguasai
konten tapi menguasai pemahaman mendalam terhadap konsep yang dapat diterapkan di
berbagai konteks kehidupan peserta didik.
Lalu bagaimana menyelaraskan KI dan KD dalam pembelajaran jarak jauh untuk
memaksimalkan pembelajaran berbasis kompetensi? Mari kita lihat contoh yang
berasal dari Kanvas RPP Merdeka Belajar dalam infografik berikut ini.








Asesmen diagnosis non kognitif di awal pembelajaran diberikan pada siswa untuk
mengetahui:

1. Kesejahteraan psikologi dan emosional siswa


2. Aktivitas siswa selama belajar di rumah
3. Kondisi keluarga siswa
Dalam melaksanakan asesmen diagnosis di awal pembelajaran, Anda perlu melakukan
tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap tindak lanjut. Terkait persiapan dan
pelaksanaan asesmen diagnosis non kognitif, keterampilan guru untuk  bertanya dan
membuat pertanyaan dapat membantu guru mendapatkan informasi yang komprehensif
dan cukup mendalam. Berikut ini Anda dapat mempelajari tips bagaimana strategi tanya
jawab bersama murid dalam asesmen diagnosis non-kognitif.





sesmen diagnosis kognitif di sisi lain digunakan untuk:

1. Mengidentifikasi capaian kompetensi siswa


2. Menyesuaikan pembelajaran di kelas dengan kompetensi rata-rata siswa
3. Memberikan kelas remedial atau pelajaran tambahan kepada siswa dengan kompetensi
di bawah rata-rata.
Seperti halnya asesmen diagnosis non kognitif, asesmen diagnosis kognitif juga melalui
tahapan persiapan, pelaksanaan, dan  tindak lanjut. Bagaimana penjelasannya?
Silakan cermati infografis berikut ini.





Bagaimana penjelasan setiap kategori asesmen tersebut? Silakan cermati infografis
berikut.





Akan tetapi, seringkali guru hanya berfokus pada asesmen sumatif yang menekankan
perolehan hasil belajar siswa. Padahal, siswa lebih membutuhkan pengalaman belajar
yang berorientasi pada proses, umpan balik dan tindak lanjut pencapaian belajar.
Bukan hanya sekedar penugasan melalui tes dan skor nilai. Terlebih dalam kondisi
pembelajaran jarak jauh saat ini, asesmen formatif perlu menjadi prioritas utama
dibanding asesmen sumatif. Mengapa demikian? Jawaban ini dapat Anda peroleh jika
memahami tujuan dan prinsip asesmen formatif. Silakan cermati infografis berikut. Anda
dapat mencatat poin-poin penting yang diperoleh mengenai tujuan dan prinsip asesmen
formatif. 




Jika dikaitkan dengan tujuan dan prinsip asesmen formatif, asesmen diagnosis berkala
dapat pula dikatakan sebagai asesmen formatif. Mengapa demikian? Berikut terdapat
infografis tujuan dan prinsip asesmen diagnosis berkala. Anda dapat membandingkan
dengan tujuan dan prinsip asesmen formatif untuk mencari keterkaitan antar keduanya. 



Lantas, bagaimana merancang asesmen diagnosis berkala? Asesmen diagnosis
berkala dapat dirancang melalui tiga tahapan, yaitu:

1. Persiapan
2. Pelaksanaan
3. Tindak lanjut 
Bagaimana penjelasan setiap tahapannya? Silakan pelajari infografis berikut dan
cermati setiap tahapan yang dipaparkan. Kemudian, Anda dapat memulai untuk
merancang asesmen diagnosis berkala sesuai dengan kebutuhan dan kondisi siswa
Anda.





Pada dasarnya berbagai model pembelajaran jarak jauh yang dapat diadaptasi selama
masa pandemi, digolongkan ke dalam tiga kategori. Pembelajaran jarak jauh secara
luring, pembelajaran jarak jauh secara daring, dan pembelajaran jarak jauh secara
terpadu. Apa yang membedakan ketiganya? Silakan membaca infografik berikut ini:
apak dan Ibu guru dapat mempelajari contoh panduan proses pemilihan model
pembelajaran dengan memahami kondisi murid yang disusun guru Rizqy Rahmat
Hani berikut ini.


Integrasi pengetahuan pedagogi (P), pengetahuan konten (K), dan
pengetahuan teknologi (T) menciptakan pengetahuan Konten Pedagogis Teknologi
(KPT). Pengetahuan ini:
1. Merupakan dasar pembelajaran menggunakan teknologi. 
2. Memberikan pemahaman untuk menampilkan konsep menggunakan teknologi.
3. Memberikan pemahaman mengenai bagaimana teknologi melibatkan cara-cara
pedagogis yang konstruktif untuk mengajarkan konten. 
Silakan pelajari ilustrasi berikut ini:

Jadi sesuai pula dengan pemaparan AECT: Association for Educational


Communications and Technology (2004), mengintegrasikan teknologi dalam pendidikan
merupakan upaya memfasilitasi pembelajaran dan meningkatkan kinerja dengan cara
menciptakan, menggunakan/memanfaatkan, dan mengelola proses dan sumber-
sumber teknologi yang tepat. Jelas, tujuan utamanya masih tetap untuk memfasilitasi
pembelajaran (agar efektif, efisien dan menarik) serta meningkatkan kinerja.
Sebelumnya melangkah lebih lanjut, mari kita pelajari piramida pengalaman belajar oleh
Edgar Dale berikut ini.

Menurut penelitian Dale, metode yang paling tidak efektif berada di bagian teratas
piramida dan metode yang paling efektif berada di bagian paling bawah. Pengalaman
belajar diberikan dengan tujuan mewakili kenyataan atau hal-hal yang terjadi dalam
kehidupan sehari-hari yang nyata. Semakin jauh Anda bergerak ke bawah piramida,
semakin besar pengalaman pembelajarannya dan semakin banyak informasi yang
mungkin disimpan siswa. 

Hal ini juga menunjukan bahwa ketika memilih metode pembelajaran, penting untuk
Bapak dan Ibu guru ingat bahwa pelibatan siswa dalam proses memperkuat retensi
pengetahuan yang didapatkannya. Dengan melihat piramida  pengalaman  belajar Dale
diatas, maka Bapak dan Ibu guru dapat menghubungkan keterkaitan antara tujuan
pembelajaran, pengalaman belajar dengan pilihan metode pembelajaran, serta
penggunaan teknologi dan media pembelajaran, serta berbagai sumber belajar. 

Mari kita sama-sama mempelajari penjelasan mengenai media pembelajaran berikut ini




Kerucut pengalaman Dale akan membantu Bapak dan Ibu guru untuk
mempertimbangkan pengalaman belajar seperti apa yang diharapkan dan memilih
media yang sesuai berupa media audio, visual, audio visual, atau multimedia.

Sumber-sumber belajar dapat berupa:

1. Pesan. Misalnya informasi, cerita rakyat, dongeng, hikayat, dan sebagainya 


2. Orang. Misalnya guru, instruktur, siswa, ahli, narasumber, tokoh masyarakat, pimpinan
lembaga, tokoh karier dan sebagainya
3. Bahan: buku, transparansi, film, slides, gambar, grafik yang dirancang untuk
pembelajaran, relief, candi, arca, komik, dan sebagainya
4. Alat/ perlengkapan: perangkat keras, komputer, radio, televisi, VCD/DVD, kamera,
papan tulis, generator, mesin, mobil, motor, alat listrik, obeng dan sebagainya
5. Pendekatan/ metode/ teknik, seperti diskusi, seminar, pemecahan masalah, simulasi,
permainan, sarasehan, percakapan biasa, diskusi, debat, talkshow dan sejenisnya
6. Lingkungan berupa; ruang kelas, studio, perpustakaan, aula, teman, kebun atau pasar
Lalu bagaimana Anda mengelola Sumber belajar?

ada sesi-sesi sebelumnya telah disebutkan beberapa dasar pertimbangan yang


diperlukan untuk memilih teknologi dan media pembelajaran di kelas Bapak dan Ibu
guru, terutama dalam konteks pembelajaran jarak jauh seperti saat ini. Diantaranya
adalah; tujuan belajar, dan pengalaman belajar siswa. Pertimbangan apa lagi yang
menjadi dasar pemilihan teknologi dan media pembelajaran? Silahkan membaca
infografik berikut ini.

Integrasi teknologi dalam pembelajaran juga diharapkan dapat mengubah pola


pembelajaran, yaitu:

1. Pola pembelajaran siswa pasif menjadi pola pembelajaran siswa aktif 


2. Pola pembelajaran satu arah menjadi pola pembelajaran yang interaktif
3. Pola pembelajaran terisolasi – tekstual menjadi pola pembelajaran jejaring –
kontekstual
4. Pola pembelajaran tanpa melibatkan orangtua menjadi pola pembelajaran dengan
melibatkan orangtua.
Sekarang mari kita lihat bersama bagaimana memilih teknologi pembelajaran dengan
mempertimbangkan faktor-faktor yang sudah kita diskusikan. Silahkan pelajari Infografis
Alur Memilih Teknologi untuk Pembelajaran Jarak Jauh. 

Anda mungkin juga menyukai