KABUPATEN BEKASI
JAWA BARAT
2022
1. PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Keterserapan lulusan SMK ke dalam dunia kerja ataupun memasuki dunia perguruan tinggi
tentunya akan membawa kebiasaan-kebiasaan di sekolah lama ataupun kebiasaan sikap yang
dia dapatkan dari pendidikan di rumah . Dengan demikian pihak sekolah tentu memiliki
tanggung jawab untuk mengevaluasi sejauh mana alumni bisa menerapkan berbagai
pengetahuan yang ia dapatkan di sekolah untuk ia terapkan di dunia barunya, baik dunia kerja
ataupun dunia perkuliahan. Untuk dapat mengukur sejauh mana sekolah berhasil membentuk
lulusan-lulusan yang dapat berguna bagi masyarakat perlu diadakan Tracer Study yang
ditujukan kepada stakeholder yakni orangtua alumni atau perusahaan pengguna
lulusan/alumni. Hal yang akan dibahas dalam Tracer Study meliputi tingkat kepuasan
pemangku kepentingan terhadap alumni, baik dari segi pengetahuan, keterampilan dan juga
sikap. Selain hal-hal tersebut, dengan adanya Tracer Study. Hasil dari Tracer Study ini akan
memberikan manfaat secara langsung bagi SMK Insan Nasional karena selain menjadi
monitoring, Tracer Study dapat berfungsi sebagai feedback bagi pihak sekolah untuk
mengevaluasi dan memperbaiki kurikulum dan pengelolaan sekolah, agar lulusan dapat
menghadapi lingkungan barunya dengan baik selepas lulus, baik di dunia kerja ataupun dunia
perkuliahan. Selain itu, hasil Tracer Study yang dilakukan juga sangat bermanfaat bagi pihak
sekolah sebagai bahan penunjang dalam akreditasi.
B. TUJUAN
4. Sebagai bahan evaluasi bagi SMK Insan Nasional untuk meningkatkan kualitas dimasa
yang akan datang
C. PENGUMPULAN DATA
Dalam Tracer Study ini populasi yang dituju adalah seluruh orangtua murid yang lulus tahun
2022 dari lulusan SMK Insan Nasional jurusan Teknik Komputer Jaringan. Sebanyak 25 orang
mengisi kuesioner ini dari 32 orang tua siswa. Metode pengumpulan data yang digunakan
dalam riset ini adalah metode survey dengan kuesioner sebagai alat. Respoden dalam penelitian
ini adalah orang tua alumni SMK Insan Nasional yang lulus pada tahun 2022 dan memiliki
akses untuk menggunakan internet. Jenis pengumpulan data menggunakan teknik accidental
sampling, yaitu urutan yang mengisi kuesioner tergantung dari orang tua murid yang melihat
grup terlebih dahulu ataupun orangtua murid yang memiliki akses internet. Pertanyaan dalam
kuesioner yang disebarkan terdiri dari pertanyaan tertutup. Kuesioner ini sudah disusun dan
disebarkan baik melalui penyebaran langsung dan secara online. Kuesinoner ini memiliki nilai
reabilitas 0,944 yang artinya reabilitasnya sempurna yang terdiri dari 55 pertanyaan. Penelitian
ini menggunakan aplikasi olah data SPSS.
II. PEMBAHASAN
A. DEFINISI KONSEP
Berikut merupakan definisi konsep yang digunakan dalam studi ini, yaitu :
1. Religiusitas
2. Kejujuran
Indikator
3. Kedisiplinan
Disiplin merupakan ketaatan dan kepatuhan terhadap tata tertib (dalam bentuk disiplin waktu,
berpakaian, dan kepatuhan terhadap aturan) yang dipercaya merupakan indikator kewajiban
siswa kepada sekolah/madrasah. (Sumber : Instrumen Akreditasi SMK). Adapun indikatornya
sebagai berikut :
• Alumni selalu datang tepat waktu
• Alumni selalu berpakaian yang rapi dan sopan menurut standar masyarakat dan sesuai
dengan konteks acara yang ada
• Alumni patuh terhadap aturan apapun itu, termasuk aturan yang berlaku di masyarakat
4. Tanggung jawab
5.1 Sejarah
5.2 . B. Indonesia
5.3 B. Inggris
Menurut saya, alumni SMK Insan Nasional mampu menjawab dan mengerti pertanyaan dalam
Bahasa Inggris dengan baik dan memuaskan
5.4 Matematika
5.5 Kimia
Indikatonya adalah mengetahui bahan kimia yang berbahaya dan yang tidak
5.6 Fisika
Indikatornya adalah mengetahui Fisika sehari-hari terkait dengan listrik dan elektromagnet
5.7 Teknologi
Definisi pengetahuan teknologi menurut Scharff, R. C., & Dusek, V. (2014) yaitu
discussion of “technological devices (artifacts), techniques for their production and use, the
relative roles played in each of these by technical and manual skills, practical knowledge
(know-how) and theoretical knowledge, plus, in order to understand what all of this politically,
socially, personally means to us, some consideration of the history of technological
development.” (pembahasan mengenai perangkat teknologi, teknik dari produksi teknologi itu
sendiri, dan cara penggunaannya, aturan yang relatif antara kemampuan teknik dan manual,
pengetahuan dari cara penggunaan teknologi, dan teori teknologi).
5.8 Seni
Konsep Seni menurut UU No. 5 tahun 2017 adalah ekspresi artistik individu, kolektif, atau
komunal, yang berbasis warisan budaya maupun berbasis kreativitas penciptaan baru, yang
terwujud dalam berbagai bentuk kegiatan dan/ atau medium. Seni termasuk diantaranya yaitu
seni pertunjukan, seni rupa, seni sastra, film, seni musik, dan seni media
Indikator
1. Ekspresi seni berbasis penciptaan baru (yang mencakup seni pertunjukan, seni
5.7 Budaya
Budaya menurut BPS adalah mencakup seni, pengetahuan tradisional/warisan budaya, tradisi
lisan, bahasa, permainan rakyat, olahraga tradisional, upacara adat, serta produk tradisional.
5.8 Kolaborasi
Kolaborasi adalah bentuk kerjasama, interaksi, kompromi beberapa elemen yang terkait baik
individu, lembaga dan atau pihak-pihak yang terlibat secara langsung dan tidak langsung yang
menerima akibat dan manfaat. Nilai-nilai yang mendasari sebuah kolaborasi adalah tujuan yang
sama, kesamaan persepsi, kemauan untuk berproses, saling memberikan manfaat, kejujuran,
kasih sayang serta berbasis masyarakat. (Haryono, 2012). Konsep kolaborasi didefinisikan juga
digunakan untuk menggambarkan suatu hubungan kerja sama yang dilakukan pihak tertentu.
Indikator :
5.9 Kreativitas
Kreatif adalah keterampilan untuk menemukan gagasan atau konsep baru atau hubungan
baru antara gagasan dan konsep yang sudah ada. Keterampilan yang menunjukkan
kreativitas dan inovasi melalui proses pembelajaran, dapat dilihat dari keterampilan siswa
menemukan gagasan atau konsep baru (Instrumen Akreditasi SMK, 2022). Menurut tipolgi
kreativitas dari KANH ( Creative Behaviour Questionnaire ), terdapat 2 hal yang mewakili
kreativitas yaitu, perilaku heuristik dan noncorformity . Perilaku heuristik terdiri dari sikap
berupa masalah dan terkait dengan penemuan. Sedangkan noncorformity yaitu sikap yang
tidak mengikuti arus yang ada ( Gindrich dan Kazanowski , 2017).
Indikator :
1. Penyelesaian masalah
2. Menemukan ide baru
3. Penemuan dalam bidang apapun
5.10 Produktivitas
Produktivitas mengandung arti sebagai perbandingan antara hasil yang dicapai (output) dengan
keseluruhan sumberdaya yang digunakan (input). (Instrumen Akredikasi SMK, 2022).
Selanjutnya definisi yang lain yaitu efektivitas yang mengarah kepada pencapaian unjuk kerja
yang maksimal yaitu pencapaian target yang berkaitan dengan kualitas, kuantitas, dan waktu.
Yang kedua yaitu efisiensi yang berkaitan dengan upaya membandingkan input dengan
realisasi penggunaannya atau bagaimana pekerjaan tersebut dilaksanakan (Sedarmayati,2001).
Indikator:
5.11 Komunikasi
Berkomunikasi efektif adalah kemampuan seseorang dalam menyampaikan dan menerima ide,
pikiran, pengetahuan, dan/atau informasi baik secara lisan, tulisan, maupun isyarat
sehingga tujuan komunikasi tercapai. Berkomunikasi yang beretika adalah komunikasi lisan
dan tulissesuai tatakrama dan kesantunan dalam berbahasa (Instrumen Akreditasi SMK, 2022).
Selanjutnya definisi yang lain yaitu komunikasi mencakup berempati, berkomunikasi dengan
orang lain dengan santai dan senantiasa berafiliasi dengan orang lain (Wiemann, 1977 dalam
Rickheit, G. & Strohner, 2008).
• Menurut
saya, alumni
SMK Insan
Nasional
mampu
berinteraksi
dengan baik
dengan
individu lain
• Menurut
saya, alumni
SMK Insan
Nasional
mampu
berinteraksi
dengan baik
dengan
lembaga atau
kelompok
lain
B. ANALISIS
Secara umum, kepuasan sikap dari pemangku kepentingan, yaitu orang tua murid cenderung
puas akan sikap, kemampuan dan keterampilan yang dimiliki alumni SMK Insan Nasional.
Berikut merupakan analisis per dimensi :
a. Dimensi Sikap
Dimensi sikap terdiri dari sub dimensi religiusitas, kejujuran, kedisiplinan, dan
tanggung jawab. Adapun secara umum hasil yang diperoleh dijelaskan pada grafik
dibawah :
Kepuasan Sikap
60% 56%
50%
44%
40%
30%
20%
10%
0%
Rendah Tinggi
Kepuasan Sikap
Secara umum, orang tua/wali murid alumni SMK Insan Nasional merasa puas akan
sikap yang dimiliki alumni. Hal ini dibuktikan dengan besaran persentase yang
mencapai angka 56% untuk kategori tinggi. Namun, tetap saja terdapat 44% yang
berada pada kategori rendah. Hal ini menunjukkan walaupun pemangku kepentingan
merasa puas akan sikap yang dimiliki alumni, perlu ditingkatkan kembali dalam
beberapa hal pada pendidikan karakter yang ada. Untuk melihat beberapa komponen
sikap yang perlu ditingkatkan lebih lanjut, berikut adalah data-data mengenai
persentase kepuasan pemangku kepentingan dengan sub dimensi sikap, yaitu
religiusitas, kedisiplinan, tanggung jawab dan kejujuran.
50%
40%
30%
20% 20%
20% 16% 16% 16% 16%
12% 12%
10%
0%
Religiusitas Kedisiplinan Kejujuran Tanggung Jawab
Pada data diatas bisa dilihat bahwa secara umum, pemangku kepentingan
merasa cukup puas akan sikap alumni pada tiap sub dimensi sikap, yaitu sikap
religiusitas, kedisiplinan, kejujuran dan tanggung jawab. Jika sebelumnya data pada
dimensi sikap menunjukkan 44% untuk kategori kepuasan yang rendah dan 56% untuk
kepuasan yang tinggi, maka data tersebut menunjukkan hampir imbangnya pendapat
pemangku kepentingan terhadap kepuasan sikap alumni. Hal ini dikarenakan
banyaknya pemangku kepentingan yang berada di kategori tengah, yaitu kategori
sedang atau cukup puas akan sikap alumni jika dilihat dan dipecah per sub dimensi
sikap, yaitu religiusitas, kedisiplinan, tanggung jawab dan kejujuran.
Jadi, terdapat sikap tanggung jawab sebesar 72% yang mencapai nilai tertinggi
dibandingkan sikap lainnya pada kategori “cukup puas”. Setelah itu, sikap kedisiplinan
merupakan sikap terendah yaitu sebesar 64% pada kategori cukup puas. Disisi lain,
sikap disiplin mencapai nilai tertinggi pada kategori sangat puas, yaitu sebesar 20%.
Disisi lain, sikap religiusitas adalah sikap yang terendah yaitu sebesar 12% pada
kategori sangat puas. Untuk yang kurang puas, persentase tertinggi terdapat pada sikap
religiusitas yaitu sebesar 20% dan yang terendah sebesar 12% pada sub dimensi sikap
tanggung jawab.
Jadi, secara umum SMK Insan Nasional sudah berhasil mendidik dengan
tercapaikan sikap yang diharapkan untuk diterapkan ke keseharian. Hal ini ditunjukkan
dengan dominannya kategori “cukup puas” pada setiap sub dimensi sikap yang dinilai.
Hal tersebut tak terlepas dari berbagai program yang diadakan SMK Insan Nasional
untuk meningkatkan pendidikan karakter yang membentuk sikap siswa dalam
keseharian. Misalnya saja apel pagi yang diadakan tiap pagi untuk memenuhi sikap
kedisiplinan dan religiusitas. Hal ini dikarenakan di apel pagi juga dibiasakan untuk
berdoa, dan dididik untuk datang tepat waktu dan berbaris yang rapi untuk mengikuti
apel. Untuk dimensi tanggung jawab, siswa diberi kesempatan untuk mengikuti
kegiatan OSIS agar dilatih untuk berorganisasi dan meningkatkan rasa tanggung jawab.
Kerja kelompok yang dilakukan untuk beberapa mata pelajaran juga meningkatkan rasa
tanggung jawab antar siswa. Adapun kejujuran juga dilatih dari ketatnya pengawasan
saat ujian, hingga murid yang terbukti curang akan dipersilahkan mengerjakan di ruang
kepanitiaan ujian yang terpisah dari kelas siswa.
b. Dimensi Pengetahuan
Dimensi sikap terdiri dari sub dimensi ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan budaya.
Adapun secara umum hasil yang diperoleh dijelaskan pada grafik dibawah :
Kepuasan Pengetahuan
70%
60%
60%
50%
40%
40%
30%
20%
10%
0%
Rendah Tinggi
Kepuasan Pengetahuan
Secara umum, pemangku kepentingan yaitu orang tua alumni merasa puas akan pengetahuan
yang dimiliki alumni. Pengetahuan yang didefinisikan dalam studi ini adalah pengetahuan yang
didapatkan dari mata pelajaran yang pernah diajarkan di sekolah dan pertanyaan yang disusun
mencakup “dampak” dari mata pelajaran tersebut dalam jangka panjang.
Dimensi pengetahuan terdiri dari ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan budaya. Pada sub
dimensi ilmu pengetahuan, itu terdiri dari Matematika, kemampuan logika, Bahasa Indonesia,
Bahasa Inggris, Kimia, Fisika, Sejarah dan olahraga (mata pelajaran di luar teknologi seni dan
budaya). Jadi tingkat kepuasan pemangku kepentingan terhadap pengetahuan alumni dominan
tinggi, yaitu sebesar 60%. Jadi secara umum, SMK Insan Nasional berhasil mendidik muridnya
hingga pemangku kepentingan merasa puas akan pengetahuan yang dimiliki oleh alumni.
Untuk lebih jelasnya, berikut analisis per sub dimensi ilmu pengetahuan yang dijelaskan pada
grafik di bawah :
70% 64%
60%
50%
40%
30%
20% 20% 20%
20% 16% 16%
8%
10% 4% 4%
0%
Ilmu Pengetahuan Teknologi Seni Budaya
c. Dimensi Keterampilan
Dimensi sikap terdiri dari sub dimensi kreativitas, produktivitas, komunikasi dan
kolaborasi. Adapun secara umum hasil yang diperoleh dijelaskan pada grafik dibawah
:
Tingkat Kepuasan Keterampilan Alumni
60% 56%
50%
44%
40%
30%
20%
10%
0%
Rendah Tinggi
Keterampilan
Secara umum, tingkat kepuasan pemangku kepentingan berada pada kategori tinggi yaitu
sebesar 56%. Adapun untuk tingkat kepuasan yang rendah berada pada angka 44%. Hal ini
menunjukkan bahwa hampir imbangnya antara kepuasan keterampilan di tingkat tinggi dan
rendah. Untuk lebih jelasnya, maka berikut grafik per sub dimensi, yaitu kreatif, komunikasi,
kolaborasi dan produktif.
40%
28%
30% 24%
20%
20% 16% 16%
12% 12% 12%
10%
0%
Kreatif Komunikasi Kolaborasi Produktif
Jadi kesimpulannya perlu dievaluasi kembali kegiatan yang meningkatkan nilai kreatif,
karena tingkat kepuasan yang sangat rendah mencapai 28% walaupun secara umum pemangku
kepentingan sudah cukup puas akan tingkat kreativitas alumni, terbukti sebesar 52% merasa
cukup puas dan 20% merasa sangat puas terhadap tingkat kreativitas alumni. Selanjutnya SMK
Insan Nasional secara umum sudah berhasil memberikan pendidikan berbasis keterampilan,
karena sebagian besar pemangku kepentingan mengaku puas akan keterampilan, alumni,
terutama pada kepuasan produktivitas sebesar 24% yang mengaku sangat puas akan
produktivitas alumni. Untuk komunikasi dan kolaborasi, yaitu keterampilan yang terkait
dengan hubungan sosial, secara umum pemangku kepentingan merasa puas, walaupun hanya
12% dari pemangku kepentingan yang merasa sangat puas namun setidaknya terdapat 76%
responden merasa cukup puas untuk keterampilan komunikasi alumni dan 72% responden
merasa cukup puas untuk kolaborasi. Oleh karena itu, perlu dimaksimalkannya kegiatan kerja
kelompok untuk meningkatkan keterampilan komunikasi dan kolaborasi yang akan diperlukan
dalam jangka panjang nantinya.
III. PENUTUP
A. KESIMPULAN
Tracer study ini bertujuan untuk evaluasi dari pembelajaran kedepannya dan juga untuk
kepentingan hasil akreditasi. Responden terdiri dari wali murid alumni SMK Insan
Nasional lulusan 2022. Kesimpulan dari hasil tracer study ini adalah secara umum SMK
Insan Nasional mampu mencapai target kepuasan yang baik, hal ini dikarenakan
didominasinya hasil tracer study pada kategori “cukup puas”. Hal yang perlu
ditingkatkan lebih lanjut adalah kreativitas, kolaborasi, komunikasi, teknologi dan
religiusitas. Hal ini dikarenakan walaupun didominasi oleh kategori cukup puas, namun
nilai-nilai tersebut adalah cakupan nilai tertinggi dari kategori kurang puas, walaupun
angka yang tertera hanya 23% kebawah, dan didominasi hanya `6% hingga 4% angka
dari kategori “kurang puas” tersebut.
Jadi saran yang diperlukan adalah diadakannya kembali ekstrakurikuler untuk
meningkatkan skill kolaborasi dan komunikasi karena tak cukup hanya dari kerja
kelompok dari sekolah. Hal ini dikarenakan hambatan COVID-19 yang membuat
ekstrakurikuler jadi tidak diadakan kembali. Dikarenakan kondisi sudah mulai
membaik, jadi ada kemungkinan ekstrakurikuler pun kembali diadakan untuk
meningkankan berbagai macam keterampilan siswa sesuai minat dan bakatnya.
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Scharff, R. C., & Dusek, V. (Eds.). (2014). Philosophy of technology : The technological
condition: an anthology. John Wiley & Sons, Incorporated.
Artikel Jurnal
Cunningham, Michael R. and Philip Ash.(1988). The Structure of Honesty: Factor Analysis
of the Reid Report. Journal of Business and Psychology. 3(1):54-66. (Fall, 1988),
pp. 54-66
Gindrich, P. A., & Kazanowski, Z. 2017. “The Creative Potential and Self-Reported Learning
Disabilities of Polish University Students Who Major in Special Education”. SAGE
Open. https://doi.org/10.1177/2158244016689128
Haryono, N. (2012). Jejaring untuk membangun kolaborasi sektor publik. Jurnal Jejaring
Administrasi Publik, 4(1), 47-53.
Dokumen
Lampiran Kuesioner
Kuisioner
KARAKTERISTIK RESPONDEN
Nama
Nama Alumni 1.
No. telepon
A. Dimensi Sikap
No Pertanyaan Kategori
A.1 Menurut saya, anak saya sebagai alumni SMK Insan 1 2 3 4 5
Nasional beribadah tepat waktu Sangat O O O O O Sangat
Tidak Setuju
Setuju
B.Dimensi Pengetahuan
B. . Dimensi Keterampilan
Reliability Statistics
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.944 55
culture_recode
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
jujurrecode2
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
kreatifrecode2
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
recodekolaborasi
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
budayarecode2
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
teknologirecode2
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
kimiarecode2
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
kedisiplinan_recode_2
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
recode_tj
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Sikap
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Pengetahuan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
keterampilan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent