Anda di halaman 1dari 5

ANALISIS TENTANG INFORMASI HOAKS DI MEDIA SOSIAL

Untuk Memenuhi Tugas Pengganti Ujian Tengah Semester Mata Kuliah Literasi Digital dan
Kemanusiaan
Dosen Pengampu :Didi Pramono, S.Pd.,M.Pd

Disusun oleh :
Crusita Melinia Dewi 1401418307

PRODI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
TAHUN 2020

1
HASIL ANALISIS

Ditengah pandemi covid 19 ini banyak sekali pihak tak bertanggungjawab


memanfaatkan situasi yang saat ini sedang menjadi perbincangan di dunia. Beredarnya berita
atau informasi terkait virus ini di media sosial yang tidak terbukti kebenarannya (hoaks )
membuat kita sebagai penikmat media sosial harus selalu bijaksana dan pandai dalam
menyaring berita atau informasi yang diterima. Berita-berita hoax yang tersebar luas
terkadang yang seharusnya menenangkan keadaan malah berujung pada keributan dan
kebingunan di masyarakat yang seharusnya tidak terjadi. Salah satu kasus berita hoaks yang
saya telusuri pada KOMPAS.com adalah “Tes Sederhana Deteksi Diri Virus Corona Hanya
Sepuluh Detik”. Dimana disebutkan dalam pesan tersebut bahwa seorang Dokter Jepang
menawarkan yang dapat dilakukan setiap pagi dengan mengambil nafas dan menahannya
selama lebih dari 10 detik untuk mendeteksi virus corona di tubuh manusia.

Dikutip dari Konfirmasi KOMPAS.com, Melihat berita hoaks mengenai tes deteksi
virus corona yang tidak masuk akal tersebut kemudian Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan
Dokter Indonesia (IDI) Daeng M Faqih mengatakan , informasi tersebut tidak benar dan tidak
berdasar. Beliau mengatakan bahwa deteksi virus corona dapat diketahui dengan tes PCR
yang sudah memperoleh akreditasi dari WHO dan Litbangkes tes PCR. Dimana hasil tes
dapat hanya diketahui dalam waktu kurang dari 12 jam sejak sempel diterima.

Seharusnya pihak-pihak tak bertanggungjawab tersebut memperoleh sanksi atau


hukuman atas perbuatan yaitu ancaman penjara 6 tahun dan denda Rp. 1Milyar sesuai Pasal
28 ayat 1 UU ITE yang berbunyi “ Setiap orang dengan sengaja, dan tanpa hak menyebarkan
berita bohong dan menyesatkan yang mengakibatkan kerugian konsumen dalam Transaksi
Elektronik”. Diberlakukannya sanksi tersebut semoga dapat memberikan efek jera bagi
pelaku penyebar hoax.

Jadi sebagai penikmat media sosial masyarakat harus sebijaksana mungkin dalam
menanggapi berita atau informasi yang tersebar di media sosial, terutama mahasiswa sebagai
kaum terpelajar tidak boleh mudah percaya terhadap opini yang beredar dan tidak menerima
opini yang beredar tanpa menganalisis dan menelaah terlebih dahulu.

HASIL SCREENSHOOT

2
3
4
5

Anda mungkin juga menyukai