Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PENDAHULUAN

PENATALAKSANAAN INSTRUMEN TEKNIK TREPANASI ATAS


INDIKASI ICH (INTRACEREBRAL HEMORRHAGE)

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Laporan Individu


Pelatihan Kamar Operasi di RSUD dr. Saiful Anwar
Malang

Oleh :
Andriani Vivi Rahmawati, A.Md.Kep.

RSUD SAIFUL ANWAR


MALANG
2023
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PENDAHULUAN
PENATALAKSANAAN INSTRUMEN TEKNIK TREPANASI ATAS
INDIKASI ICH (INTRACEREBRAL HEMORRHAGE)

Untuk memenuhi tugas pelatihan penatalaksanaan perioperative


pasien di kamar bedah bagi perawat bedah syaraf

Disusun Oleh :
Andriani Vivi Rahmawati

Malang,
Pembimbing CI Ruangan

( )
A. Definisi
Perdarahan intracerebral adalah perdarahan yang terjadi pada jaringan otak
biasanya akibat robekan pembuluh darah yang ada dalam jaringan otak. Secara
klinis
ditandai dengan adanya penurunan kesadaran yang kadang-kadang disertai
lateralisasi, pada pemeriksaan CT Scan didapatkan adanya daerah hiperdens yang
indikasi dilakukan operasi jika diameter lebih dari 3 cm dan adanya pergeseran garis
tengah, Secara klinis hematom tersebut dapat menyebabkan gangguan
neurologis/lateralisasi. Operasi yang dilakukan biasanya adalah evakuasi hematom
disertai dekompresi dari tulang kepala.
Intra Cerebral Hematom adalah perdarahan kedalam substansi otak.
Hemorragini biasanya terjadi dimana tekanan mendesak kepala sampai daerah kecil
dapat terjadi pada luka tembak, cidera tumpul, dan cidera kepala terbuka.
Intraserebral hematom dapat timbul pada penderita stroke hemorgik akibat
pembuluh nadi yang pecah didalam area otak.
B. Etiologi
Etiologi dari Intra Cerebral Hematom menurut Suyono (2011) adalah :
a. Kecelakaan yang menyebabkan trauma kepala
b. Fraktur depresi tulang tengkorak
c. Cedera penetrasi peluru
d. Jatuh
e. Kecelakaan kendaraan bermotor
f. Hipertensi
g. Aneurisma
C. Anatomi Normal
D. Perubahan Bentuk Anatomi

E. Patofisiologi (Pathway)
F. Penatalaksanaan Medis
Pengobatan pada pendarahan intracerebral berbeda dari stroke ischemic.
Anticoagulant (seperti heparin dan warfarin), obat-obatan trombolitik, dan obat-obatan
antiplatelet (seperti aspirin) tidak diberikan karena membuat pendarahan makin buruk.
Jika orang yang menggunakan antikoagulan mengalami stroke yang mengeluarkan
darah, mereka bisa memerlukan pengobatan yang membantu penggumpalan darah
seperti :
a. Vitamin K, biasanya diberikan secara infuse.
b. Transfusi darah atau platelet
c. Operasi untuk mengangkat penumpukan darah dan menghilangkan tekanan di
dalam tengkorak
d. Pemeriksaan Laboratorium seperti : CT-Scan, Thorax foto, dan laboratorium
lainnya yang menunjang
G. Teknik Instrumentasi
1. Penatalaksanaan Instrumentasi Herniotomy
Trepanasi atau craniotomy adalah operasi untuk membuka tengkorak
(tempurung kepala) dengan maksud untuk mengetahui dan memperbaiki
kerusakan otak. Trepanasi/kraniotomi adalah suatu tindakan membuka
tulang kepala yang bertujuan mencapai otak untuk tindakan pembedahan
definitif.

2. Tujuan instrumentasi
1. Menyiapkan Instrumen steril pada meja mayo/Instrumen
2. Memperlancar Handling Instrumen
3. Mempertahankan kesterilan alat operasi
3. Indikasi
a. Pengangkatan jaringan abnormal
b. Mengurangi tekanan intracranial
c. Mengevaluasi bekuan darah
d. Mengontrol bekuan darah
e. Pembenahan organ-organ intracranial
f. Tumor otak
g. Perdarahan
h. Peradangan dalam otak
i. Trauma pada tengkorak
4. Tehnik Operasi

a. Positioning
Letakkan kepala pada tepi meja untuk memudahkan operator. Head-up
kurang lebih 15o (pasang donat kecil dibawah kepala). Letakkan kepala miring
kontralateral lokasi lesi/ hematoma. Ganjal bahu satu sisi saja (pada sisi lesi)
misalnya kepala miring ke kanan maka ganjal bantal di bahu kiri dan
sebaliknya.
b. Washing
Cuci lapangan operasi dengan savlon. Tujuan savlon : desinfektan,
menghilangkan lemak yang ada di kulit kepala sehingga pori-pori terbuka,
penetrasi betadine lebih baik. Keringkan dengan doek steril. Pasang doek
steril di bawah kepala untuk membatasi kontak dengan meja operasi
c. Markering
Setelah markering periksa kembali apakah lokasi hematomnya sudah
benar dengan melihat CT scan.

d. Desinfeksi
Desinfeksi lapangan operasi dengan betadine. Suntikkan Adrenalin
1:200.000 yang mengandung lidocain 0,5%. Tutup lapangan operasi dengan
doek steril.
5. Persiapan
1. Persiapan Pasien
a. Persetujuan Operasi, Anastesi, dan lokasi operasi, informed concent
b. Puasa 6-8 jam sebelum operasi
c. Pasien memakai baju khusus operasi
d. Pasien melepas aksesoris yang bersifat logam
e. Posisi supine bawah kepala diganjal dengan bantal bulat (donat)
f. Posisi sedikit head up (15-30)
g. Pasang body strapping
h. Ganjal punggung dengan bantal kecil dan posisi kepala miring
2. Persiapan Lingkungan
a. Mengatur Suhu ruangan
b. Mengatur dan mengecek fungsi alat, suction, dan lampu operasi
c. Siapkan tempat sampah
3. Persiapan Alat
1. Di meja Instrumen/Mayo
a) Basic instrumen
desinfeksi klem
duk klem
handvat mesz no 4
handvat mesz no 3
handvat mesz panjang
pinset chirrurgie
pinset anatomis
klem van pean bengkok mosquito
klem van kocher
nald voeder
wound haak tajam
langen beck
gunting metzenbaum
gunting kasar/prepare
gunting benang lurus
Persiapan alat
b) Set tambahan
cauter bipolar/monopolar
raspatorium
desektor
dendy klem
boor set
knable tang/bone rongeours B/S/K
metal scalp haemostasis clips
separator dura
pinset dura chirrurgies
galea / spring haak
brain spatula/maliable, caliber
dura haak
dura sonde
elevator
Gigli saw
Gunting dura
2. Persiapan bahan
Larutan desinfektan (Povidone iodine dan cairan NS)
Kassa steril
Watches
Bon wax
Surgicel
Spongostan/lyostip
Spuitt 10 cc
Ventrikel katheter
Adrenalin 1: 200.000 (gr/mL)
Sufratul
Hypafic
Mess no 24, 10, 11
Sterile drapes
Redon drain
NS
Selang suction
3. Persiapan benang
Side 2,0 : untuk fiksasi v katheter
Benang absorbable 2,0 : u jahit soft tissue
Benang non absorbable no 3,0 : u jahit kulit
Benang non absorbable atraumatic no 3,0 :u hit steach
Side 3,0 u fiksasi drain
4. Linen steril
Doek kecil 5
Doek besar lubang 1, buntu 1
Gaun operasi 5
Handuk 4
6. Teknik / Prosedur Instrumentasi
Prosedur
Pada saat pasien di induksi perawat instrumen melakukan perasat sebagai
berikut :
- Cuci tangan (Hand washing) lalu di keringkan dengan waslap steril
- Mengenakan gaun bedah(gawning) dan handschoen steril (gloving)
- Menutup meja mayo dengan sarung meja mayo lalu di lapisi dengan
perlak steril kemudian duk steril
- Menata instrument di meja mayo.
- Mengenakan gaun bedah dan handschoen steril kepada operator atau
assisten.
Prosedur
- Berikan desinfeksi klem +larutan desinfektan kepada operator/ asisten
untuk desinfeksi lapangan operasi.
- Melakukan drapping yaitu menutup lapangan operasi letakkan u pad
dilapisi dg doek kecil 2 lapis, doek yg paling atas ditutupkan pada kepala
bag atas, fiksasi dg doek klem, kmd psg doek kcl bag bwh kpl, kmd psg
doek besar lubang, pasang sterile drape (opsite).
- Berikan spuit 10 cc yang telah berisi campuran adrenalin 1/200.000 dan
lidocaine kepada operator /assisten.
- Siapkan alat-alat penunjang seperti kabel diatermi dan slang penghisap di
tambah kanula yang di Bantu dengan perawat sirkulasi, Dekatkan meja
mayo di lapangan operasi
- Dekatkan meja mayo di lapangan operasi
- Berikan informasi kepada operator bahwa instrument siap
Lanjutan
- Berikan mesz 1 dan pinset chirrurgies kepada operator untuk incisi kulit ,
sub cutis.
- Berikan couter/ monopolar untuk rawat perdarahan
- Berikan mesz 2 kepada operator untuk incise pada fasia dan otot, dan
berikan dandy klem untuk mengontrol perdarahan
- Berikan mesz 2, pinset chirrurgie kepada operator dan wound haak tajam
kepada assisten
- Berikan raspatorium / cauter monopolar untuk membebaskan periosteum
dan kasa basah untuk membungkus SCALP
- Berikan spring haak atau doek kecil untuk mempertahankan scalp terbuka
- Berikan boor kepada operator dan langen beck, spull (spuit 10 cc berisi
NS) kepada assisten
Lanjutan
- Berikan adson/desector kepada operator dan masquito bengkok untuk
mengambil tulang pada daerah yang diboor
- Berikan pengantar dura/pelindung gigli, masukkan gigli dan pasang
handle gigli,spull NS, kemudian siap dilakukan pemotongan cranium
- Berikan knabel tang untuk meratakan tulang ( bila perlu )
- Berikan benang non absorbable 3.0 untuk menggantung dura (heat sticth)
- Berikan separator dura untuk membersihkan tolsel/hematom pada
epidural (bila perdarahan epidural)
- Berikan speed mess ( mess no 11 ) untuk membuka dura( bila ada
kelainan intracerebral).
- Berikan gunting dura u perlebar dura
- Evakuasi cloth B perdarahan sub dural hematom
- Bila ICH/Tumor otak, maka berikan bipolar u evakuasi cloth/ tumor pada
lokasi hematom/tumor
- Rawat perdarahan dg bipolar + wathes
- Berikan surgicel s/ ukuran u homeostasis perdarahan.
Lanjutan
- Rawat perdarahan dengan menggunakan cauter bipolar dan tutup dengan
waches basah dengan NS
- Berikan benang absorable 3/0, nald voeder dan pinset dura kepada
operator untuk menjahit dura.
- Berikan benang absorbable 2-0 , nald voeder dan pinset chirrurgies
kepada operator untuk menjahit fasia / fat .
- Berikan benang non absorbable 3/0 untuk kulit.
- Membersihkan luka operasi dengan kasa basah lalu kasa kering
- Kemudian Berikan desinfektan dan tutup dengan kassa steril.
- Tutup luka operasi dengan hipafix
- Lepaskan semua duk dari pasien, lepaskan gaun operasi.
- Inventarisasi alat
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/9804795/
LAPORAN_PENDAHULUAN_INTRACEREBRAL_HEMATOMA
https://eprints.umm.ac.id/66806/3/BAB%20II.pdf
http://irvanmaulana1986.blogspot.com/2011/02/instek-trepanasi.html

Anda mungkin juga menyukai