Anda di halaman 1dari 43

Nama Gambar Alat Bedah Beserta Fungsinya

Tissue Foceps: Untuk menjepit jaringan atau


organ

Operating scissors: Gunting untuk


pembedahan

Bandage scissors: untuk menggunting


perban/kassa

Needle holder: untuk menjepit jarum


operasi/jarum bedah

Disposable tuberculin syringe: alat suntik tuberculine


sekali pakai (1 cc)

Disposable syringe and injection needle: alat suntik


lengkap sekali pakai (3cc, 5cc, dll)

Catgut: benang bedah yang diabsobsi oleh tubuh


Winged needle: untuk menyambung vena

Suture needle: jarum untuk menjahit luka


operasi

tongue depressor : alat penekan lidah

scalpel : pisau untuk pembedahan


nelaton catheter: alat bantu kencing melalui
saluran kencing

rectal clinical thermometer: untuk mengukur suhu


tubuh melalui rectal/dubur
oral clinical thermometer: untuk mengukur suhu
tubuh melalui oral

paratus case/etui: tempat menyimpan alat suntik


Set Dasar Bedah II

SET BEDAH

ada 4 kelompok set dasar bedah


a. Kelompok Tajam (Sharps)
b. Kelompok Penjepit (Klem)
c. Kelompok Pemegang (Grasping/Holding)
d. Kelompok Penarik (Retractor)

A. Kelompok
Tajam Fungsi:
Insisi jaringan
Diseksi Tulang
Terdiri dari:
Pisau Bedah
Terbaik untuk memotong jaringan
Bentuk dan ukuran bervariasi
Mata pisau ukuran besar (No: 20, 21, 22, 23 dan 24)
Mata pisau ukuran kecil (No: 11, 12, 15)
Gunting
Untuk memotong jaringan, benang dan balutan
gunting jaringan halus (metzenbaum)

gunting jaringan kasar (mayo)


gunting operating dan benang

B. kelompok Penjepit
Pada umumnya digunakan untuk menjepit pembuluh darah, tapi
terkadang digunakan sebagai pemegang (GRASPER) atau penarik
(RETRACTOR)
contoh nya :

towel forceps . : menjepit kait drapping

Hemostatic Forcep Rochester-Pean (curve dan straight )

untuk klem kelly bentuknya sama, tetapi lebih panjang. untuk


khocher, pada ujung ada giginya
(kocher)

klem jaringan halus (babcock)


klem halus ( alis )

C. kelompok pemegang
Untuk memegang jaringan, diseksi tulang, retraksi, dll
Contoh:
Tissue Forcep (Pinset)
Sponge Holsing Forcep (Pemegang Kasa)
Needle Holder (Pemegang Jarum)

tisue forcep (SIRURGIS)


spong holding

neddle holder
D. kelompok penarik
Retractor Manual:
Rake Retractor
Plain Retractor (Sederhana)

(hak kulit)

(langen back)

Retractor Otomatis (Self-retaining):


(Balfour Retractor)

Finochieto Retractor

sekilas tentang laparatomi


Selama laparotomi, dan irisan dibuat ke dalam perut pasien (A).
Kulit dan fasia jaringan ikat disebut dibagi (B). Selaput rongga
perut, peritoneum, dipotong, dan setiap prosedur eksplorasi yang
dilakukan (C). Untuk menutup sayatan, peritoneum, fasia, dan kulit
dijahit (E).
(Ilustrasi oleh GGS Inc)

Craniotomy

Craniotomy
Dalam sebuah craniotomy, kulit di atas bagian dari
tengkorak dipotong dan ditarik kembali (A). lubang kecil
yang dibor ke dalam tengkorak (B), dan melihat khusus ini
digunakan untuk memotong tulang antara lubang (C).
tulang ini dihapus, dan tumor atau cacat lainnya adalah
divisualisasikan dan diperbaiki (D). ( Tulang yang diganti
(E), dan kulit tertutup (F). Ilustrasi oleh GGS Inc

Definisi

craniotomy adalah jenis operasi otak.

Tujuan
Ini adalah operasi yang paling umum dilakukan untuk otak
pengangkatan tumor . Hal ini juga dapat dilakukan untuk
menghilangkan bekuan darah (hematoma), untuk mengontrol
pendarahan dari lemah, kebocoran pembuluh darah (aneurisma
serebral), untuk memperbaiki kelainan arteriovenosa (koneksi
abnormal pembuluh darah), untuk mengeringkan abses otak, untuk
meringankan tekanan di dalam tengkorak, untuk melakukan biopsi,
atau untuk memeriksa otak.

Demographics

Karena craniotomy adalah prosedur yang digunakan untuk


beberapa kondisi dan penyakit, informasi statistik untuk prosedur
itu sendiri tidak tersedia. Namun, karena craniotomy ini paling
sering dilakukan untuk menghilangkan tumor otak, statistik
mengenai kondisi ini diberikan. Sekitar 90% dari kanker otak primer
terjadi pada orang dewasa, lebih umum pada laki-laki antara 55
dan 65 tahun. Puncak tumor pada anak-anak usia antara tiga dan
12. Tumor otak yang saat ini kanker yang paling umum pada anak-
anak (empat dari 100.000).

Deskripsi
Ada dua metode yang umum digunakan oleh ahli bedah membuka
tengkorak. Entah irisan dibuat pada tengkuk di sekitar tulang pada
oksipital (tulang belakang) atau dibuat sayatan melengkung di
depan telinga yang lengkungan di atas mata. sayatan tersebut
menembus sampai ke selaput tipis yang menutupi tulang
tengkorak.
. Selama ahli bedah irisan kulit harus menutup pembuluh darah
kecil banyak karena kulit kepala memiliki persediaan darah kaya.
Jaringan kulit kepala kemudian dilipat kembali untuk mengekspos
tulang. Menggunakan bor kecepatan tinggi, bor ahli bedah pola
lubang melalui kranium (tengkorak) dan menggunakan kawat halus
melihat untuk menghubungkan segmen lubang sampai tulang (flap
tulang) dapat dihapus. Hal ini memberikan akses ahli bedah ke
bagian dalam keterampilan dan memungkinkan dia untuk
melanjutkan dengan operasi di dalam otak. Setelah pengangkatan
lesi otak internal atau prosedur lainnya selesai, tulang digantikan
dan dijamin ke dalam posisinya dengan kawat lunak. Membran,
otot, dan kulit yang dijahit ke posisinya. Jika lesi merupakan
aneurisma, arteri yang terkena disegel di kebocoran. Jika ada
tumor, sebanyak yang mungkin adalah resected (dihapus). Untuk
malformasi arteri, kelainan ini dipotong dan memperbaiki
pengalihan aliran darah ke pembuluh normal.

Diagnosis / Persiapan
Karena lesi di otak, ahli bedah menggunakan pencitraan untuk
mengidentifikasinya secara definitif. Neuroimaging biasanya
dilakukan oleh:
• CT (computed tomography, menggunakan x-ray dan injeksi dari
pewarna intravena untuk memvisualisasikan lesi)
• MRI ( magnetic resonance imaging , menggunakan medan
magnet dan gelombang radio untuk memvisualisasikan lesi a)
• arteriogram (sebuah x-ray pembuluh darah disuntik dengan
pewarna untuk memvisualisasikan tumor atau pembengkakan buluh
darah otak)
Sebelum operasi pasien dapat diberikan obat untuk mengurangi
kecemasan dan untuk mengurangi resiko kejang, pembengkakan,
dan infeksi setelah operasi. pengencer darah (Coumadin, heparin,
aspirin ) dan obat anti-inflamasi non steroid (ibuprofen, Motrin,
Advil, aspirin, Naprosyn, Daypro) telah berkorelasi dengan
peningkatan pembentukan gumpalan darah setelah operasi. Obat-
obat ini harus dihentikan sekurang-kurangnya tujuh hari sebelum
operasi untuk membalikkan efek apapun darah menipis. Selain itu,
dokter akan memesan atau rutinitas tes laboratorium khusus yang
diperlukan. Pasien seharusnya tidak makan atau minum setelah
tengah malam hari operasi. kulit kepala pasien adalah mencukur di
ruang operasi sesaat sebelum operasi dimulai.

Rehabilitasi
Craniotomy adalah prosedur pembedahan besar dilakukan dengan
anestesi umum. Segera setelah operasi, tient murid itu adalah
reaksi pa diuji, status mental dinilai setelah anestesi, dan gerakan
anggota badan (tangan / kaki) dievaluasi. Tak lama setelah operasi,
latihan pernapasan dimulai untuk membersihkan paru-paru.
Biasanya, setelah operasi pasien diberi obat untuk mengontrol rasa
sakit, bengkak, dan kejang. Kodein dapat diresepkan untuk
menghidupkan kembali sakit kepala. stoking kaki khusus digunakan
untuk mencegah pembentukan bekuan darah setelah operasi.
Pasien biasanya dapat bangun dari tempat tidur di sekitar satu hari
setelah operasi dan biasanya dirawat di rumah sakit selama lima
sampai 14 hari setelah operasi. Perban pada tengkorak yang harus
dibuang dan diganti secara teratur. Jahitan menutup kepala
dikeluarkan oleh ahli bedah, tetapi kawat lunak yang digunakan
untuk memasang kembali bagian tengkorak yang telah dihapus
adalah permanen dan tidak memerlukan perhatian lebih lanjut.
Pasien harus menjaga kulit kepala kering sampai jahitan
dihapus.diperlukan (tergantung pada area otak yang terlibat),
pekerjaan terapis Jika dan terapis fisik menilai status pasien pasca
operasi dan membantu pasien meningkatkan kekuatan,
keterampilan kehidupan sehari-hari dan kemampuan, dan pidato
pemulihan penuh bisa memakan waktu hingga dua bulan, karena
umum untuk pasien merasa lelah selama delapan minggu setelah
operasi.
Risiko
Dokter bedah akan membahas potensi risiko yang terkait dengan
prosedur. prosedur bedah saraf dapat mengakibatkan pendarahan,
gumpalan darah, retensi cairan menyebabkan pembengkakan
(edema), atau cedera yang tidak diinginkan pada jaringan saraf
normal. Beberapa pasien dapat mengembangkan infeksi. Kerusakan
jaringan otak normal dapat menyebabkan kerusakan dan kerugian
daerah selanjutnya fungsi otak. Hilangnya fungsi di daerah-daerah
tertentu dapat menyebabkan gangguan memori. Beberapa contoh
lain dari potensi kerusakan yang mungkin timbul dari prosedur ini
termasuk tuli, penglihatan ganda, rasa, kelumpuhan, kebutaan, atau
kehilangan indera penciuman

PENGENALAN INSTRUMENT

Instrument dan Fungsinya


Sesuai dengan jenis dan fungsinya, Instrumen dapat dikelompokan
menjadi beberapa kelompok yaitu :
I. Kelompok Tajam (Cutting & Disecting)
Biasanya kelompok ini dirancang untuk menggunting, memotong
atau memisahkan pada insisi jaringan anati diseksi tulang.
Ex.
Pisau Bedah, Gunting, Rongeur, Dermatom, Pahat, Bone Couter,
Gergaji, Kuret dll
II. Kelompok Penjepit/Clamping
Umumnya digunakan sebagai penjepit, tapi sering juga digunakan
sebagai pemegang(grasper), penarik (retractor). Jenis ini
mempunya nama dari bagiannya, pemegang (finger ring), pengunci
(ratchets), tangkai (shank), bagian bersilang (box lock) dan
penjepit (jaw).
Ex.
1. Hemostatik Forcef berbagai ukuran (Kelly Hemostatik Forcef,
Kocher Hemostatik Forcef dan Pean Hemostatik Forcef ), alat ini
berguna sekali dalam menjepit pembuluh darah.
2. Towel Holding Forcef. Alat ini digunakan untuk penjepit kain.
3. Babcoch Forcep mempunyai permukaan pemegang yang
halus sehingga tidak merusak jaringan, misalnya digunakan pada
dinding saluran gastrointestinal.
4. Allis Tissue Forcep ujung klem terdiri dari gigi halus yang
berhadapan, digunakan untuk memegang jaringan yang akan
diangkat atau diambul.
III. Kelompok Pemegang/Grasping
Alat ini dapat digunakan sebagai pemegang jaringan, diseksi
tulang, retraksi atau pemegang jaringan.
Ex. Pinset, Sponge Holder Forcef, Needle Holder,
1. Pinset (Forcep)
a. Pinset Anatomis
Terdiri dari dua buah logam yang ujung satunya bersatu, tidak
bergigi dan digunakan untuk memegang jaringan yang lunak/halus.
b. Pinset Jaringan (Chirurgie)
Ujung dari alat ini bergigi berfungsi untuk memegang jaringan yang
lebih kuat agar tidak tergelincir/meleset saat memegang jaringan
yang keras seperti kulit, tulang.dll
2. Spong Holder Forcef
Alat ini mempunyai lubang besar dengan permukaan bergigi, ada
juga yang tak berlubang, alat ini sering digunakan untuk
memegang kassa saat melakukan tindakan seperti tindakan
pemberian antiseftik, menyerap air pada pencucian rongga
abdomen, sebagai retractor.
3. Needle Holder
Alat ini digunakan untuk memegang jarum pada saat penjahitan,
permukaan rahangnya berbentuk diamond untuk menjaga agar
jarum tidak berputar. Bentuk dan ukurannya berpareasi sesuai
kebutuhan.
IV. Kelompok Penarik/Retractor
Digunakan sebagai penarik tepi luar jaringan yang disayat agar
memperluas lapang pandang operator saat melakukan tindakan.
Ada 2 jenis utama retractor, yaitu :
1. Manual Retraktor (Roux Retraktor, Langenbeck Retraktor,
Deaver Retraktor, Volkman Retraktor , Cushing vein Retraktor Dll)
2. Otomatis Retraktor (Balvour Abdominal Retraktor, Benana
Retraktor, IMA Retraktor, Rib Retraktor, Kent Retraktor, Finochito
Retraktor dll)
V. Kelompok Pendukung
Kelompok ini mempunyai peranan yang sangat penting terdapat 4
kelompok instrument utama yaitu : Suction, jenis jenis penduga,
macam-macam bougie, probe vascular dilator, CBD dilator dll.

Learning Surgical Instruments


The Expanded Guide

Instrument List
· #3 Knife Handle
· #7 Knife Handle
· 10 Blade
· 11 Blade
· 15 Blade
· 90 Degree Dural Elevator
· Adenoid Currette
· Adson Bipolar Forceps
· Adson Brown Forceps
· Adson Forceps
· Alexander Periosteotome
· Allis Clamp
· Alm Retractor
· Angled Debakey
· Aortic Clamp
· AP Suction Tip
· Army Navy Retractor
· Babcock
· Baby Bennette Retractor
· Back Biting Forceps
· Balfour Retractor
· Bayonette Bipolar Forceps
· Bayonette Forceps
· Beaver Blade Handle
· Bethune Rib Shears
· Bishop Harmond Forceps
· BoneTamp
· Bonney Forceps
· Bovie
· Breast Template
· Brun Currette
· Burford Finochetti
· Butter Knife
· Caliper
· Carmault
· Cartilage Block
· Cartilage Crusher
· Castro Viejo Needle Holder
· Cerebellar Retractor
· Cherry Scissors
· Cobb Elevator
· Corneal Shield
· Cottle Angular Scissors
· Cottle Elevator
· Curved Allis
· Curved Dissector
· Cushing Forceps
· Davis Mouth Gag
· Deaver Retractor
· Debakey Clamp
· Debakey Forceps
· DeMarr Retractor
· Detrich Forceps
· Doyan Rib Rasp
· Dural Retractor
· Duval Lung Clamp
· Electro Cautery Pencil
· Facelift Scissors
· Fiber Optic Breast Retractor
· Fiber Optic Cord
· Finochetti Blade
· Fogarty Clamp
· Four Pronge Skin Hooks
· Frazier Suction Tip
· Freeman Retractor
· Freer Elevator
· Gaurded Osteotome
· Gelpi, Deep
· Gelpi, Shallow
· Gerald Forceps
· Glover Clamp, Angled
· Glover Clamp, Curved
· Glover Clamp, Straight
· Goelet Retractor
· Gorgenson Scissors
· Hagar Scissors/Needle Holder
· Heaney Ballantyne Clamp, Curved
· Heaney Ballantyne Clamp, Straight
· Heaney Needle Holder
· Heaney-Simon Retractor
· Hemo Clip Applier
· Henley Retractor
· Hoen Elevator
· Hoke Osteotome
· Hurd Dissector
· Iris Scissors
· Isreal Retractor
· Jacob Tenaculm
· Jake Clamp
· Javid Carotid Clamp
· Karchner Internal Carotid Clamp
· Kelly Clamp
· Kerrison Rongeur
· Key Elevator
· Klien Needle
· Knight Scissors
· Kocher Clamp
· K-Wire Cutter
· Lahey Clamp
· Lambotte Osteotome
· Laparoscopic Grasper
· Laparoscopic Port
· Laparoscopic Trocar
· Liposuction Cannula
· Littler Scissors
· Maryland Grasper
· Mayo Bodywall Retractor
· Mayo Scissors, Curved
· Mayo Scissors, Straight
· Mayo-Hegar Needle Holder
· Metz
· Metzenbaum, Scissors
· Mosquito Clamp
· Mouth Gag Extension
· Mouth Gag Tongue Blade
· Nasal Rasp
· Nasal Speculum
· Nerve Hook
· New York Speculum
· Non Perforating Towel Clamp
· Olive Tip Suction
· Penfield 1
· Penfield 2
· Penfield 3
· Penfield 4
· Perforating Towel Clamp
· Pituitary Forceps
· Poole Suction
· Potts Scissors
· Putti Rasp
· Rag Nail Retractor
· Rainey Forceps
· Rat Tooth Forceps
· Rib Approximator
· Richardson Retractor
· Right Angle Clamp
· Rongeur, Single Action
· Rongeur, Double Action
· Rummel Stylet
· Russian Forceps
· Sauer Bursh Retractor
· Sauerbruch Rongeur
· Scapula Retractor
· Senn Retractor
· Sickle Knife
· Sims Retractor
· Sinus Biting Forceps
· Sinus Currette
· Sinus Forceps
· Sinus Probe
· Sinus Scissors
· Sphenoid Punch
· Sponge Forceps
· Spring Retractor
· Statinsky Clamp
· Statinsky Scissors
· Stevens Tenotomy Scissors
· Strabismus Scissors
· T Clamp
· Takahashi Forceps
· Tenaculum, Double Tooth
· Tendon Passer
· Tenotomy Scissors
· Tonsil Clamp
· Tonsil Snare
· Two Pronge Skin Hooks
· Up Biting Forceps
· Uterine Sound
· Vein Retractor
· Vessel Irrigator
· Vessel Probe
· Webster Needle Holder
· Weeder Tongue Blade
· Weighted Vaginal Speculum
· Weitlaner Retractor, Dull
· Weitlaner Retractor, Sharp
· Westcott Scissors
· Woodson Elevator
· Wylie External Carotid Clamp
· Yankauer Suction

Surgical Instrument - Army Navy Retractor

• Surgical Instrument - Army Navy Retractor


• Alias - US Retractor
• Use - Tissue or Bone Retraction
• Additional Info - Common to the both major and minor orthopedic
and general surgery trays .
Surgical Instrument - Castro-Viejo Needle Driver

• Surgical Instrument - Castro-Viejo Needle Driver


• Alias - Castro's
• Use - Suturing
• Additional Info - Castro viejo needle drivers are most common to
Vascular, Opthalmic, and delicate Cosmetic Surgery. The come in
both locking and non-locking varieties depending on surgeon
preference and are used for very fine suture in the 5-0 and
smaller
range.

Surgical Instrument - Curved Mayo Scissors

• Surgical Instrument - Curved Mayo Scissors


• Alias - None
• Use - Cutting
• Additional Info - Common to most surgical trays, used for cutting
dense tissue where metz scissors are too delicate.

Surgical Instrument - Debakey Forceps

• Surgical Instrument - Debakey Forceps


• Alias - Debakey's
• Use - Grasping
• Additional Info - One of the most common surgical forceps, used
for grasping soft tissue, blood vessels and bowel.
Surgical Instrument - Deep Gelpi Retractor

• Surgical Instrument - Deep Gelpi Retractor


• Alias - None
• Use - Self Retaining Retractor
• Additional Info - Most commonly used in orthopedic and spine
surgery.
Surgical Instrument - Penfield 1

• Surgical Instrument - Penfield 1


• Alias - None
• Use - Blunt Disection
• Additional Info - None
Surgical Instrument - Richardson Retractor

• Surgical Instrument - Richardson Retractor


• Alias - Rich
• Use - Retraction
• Additional Info - Available in multiple sizes as well as single and
double ended. This is one of the most common general surgery
retractors.
Surgical Instrument - Weitlaner Retractor

• Surgical Instrument - Weitlaner Retractor


• Alias - Self Retainer
• Use - Retraction
Additional Info - Available with both sharp and dull jaws.

MATERILAISASI BEDAH MINOR

MATERIALISASI BEDAH MINOR

PENDAHULUAN
Pembedahan dilakukan dengan bantuan alat-alat. Seseorang yang
melakukan tindakan bedah harus memiliki pengetahuan mengenai
alat-alat yang digunakannya. Selain itu harus memiliki pula
pengetahuan mengenai sarana penunjang lainnya, misalnya sifat-
sifat suatu benang yang dipakai dalam operasi, penggunaan bahan
khusus dan sebagainya.

INSTRUMEN BEDAH MINOR


Yang dibicarakan disini hanya alat-alat yang digunakan untuk
tindakan bedah yang dibatasi pada bedah minor.

1. Nald Voeder
Nama lainnya pemegang jarum atau needle holder (gambar 28).
Jenis yang digunakan bervariasi, yaitu tipe Crille Wood (bentu
seperti klem) dan tipe Mathew Kusten (bentuk segi tiga). Guna
nald voedder ini pada penjahitan, sebagai pemegang jarum jahit
(nald heacting) dan sebagai penyimpul benang.

2. Gunting
Gunting diskesi (disceting scissor). Gunting ini ada dua jenis
yaitu, lurus dan bengkok. Ujungnya biasanya runcing. Terdapat dua
tipe yang sering digunakan yaitu tipe mayo dan tipe
metzenbaum. Kegunaan gunting ini adalah untuk membuka
jaringan, membebaskan tumor kecil dari jaringan sekitarnya, untuk
eksplorasi, merapikan luka. Penyediaannya masing-masing 1 buah

Gunting Benang
Ada dua macam gunting benang yaitu gunting benang yang
bengkok dan yang lurus (gambar 30). Kegunaannya untuk
memotong benang oepasi, merapikan luka. Penyediaannya masing-
masing 1 buah.

Gunting perban/pembalut. Kegunaannya adalah untuk menggunting


pembalut dan plester. Penyediaan : 1 buah

3. Pisau Bedah
Terdiri atas dua bagian, yaitu gagang dan mata pisau
(mess/bistouri/blade). Pada pisau bedah model lama, mata
pisau dan gagang bersatu, sehingga bila mata pisau tumpul harus
diasah kembali. Pada model baru, mata pisau dapat diganti.
Biasanya mata pisau hanya untuk sekali pakai.
Terdapat dua nomor gagang pisau yang sering dipakai, yaitu
gagang nomor 4 (untuk mata pisau besaR) dan gagang nomor 3
(untuk mata pisau kecil). Guna pisau bedah ini adalah untuk
menyanyat berbagai organ/bagian tubuh. Mata pisau, disesuaikan
dengan bagian tubuh yang akan disayat.

4. Klem (clamp)
Klem arteri pean. Ada dua jenis yaitu yang lurus dan bengkok.
Penggunaannya adalah untuk hemostasis terutama untuk jaringan
tipis dan lunak. Penyediaan : masing-masing 6 buah.

Klem Kocher. Ada dua jenis yaitu, klem yang lurus dan yang
bengkok. Tidak ditujukan untuk hemostatis. Sifat khasnya adalah
mempunyai gigi pada ujungnya (mirip gigi pada pinset sirurgis).
Gunanya adalah untuk menjepit jaringna, terutama agar jaringan
tidak meleset dari klem, dan hal ini dimungkinkan dengan adanya
gigi pada ujung klem. Penyediaannya : masing-masing 4 buah.

Klem Mosquito. Mirip dengan klem arteri pean, tetapi ukurannya


lebih kecil. Penggunaannya adalah untuk hemostatis terutama
untuk jaringan tipis dan lunak. Penyediaannya : masing-masing 6
buah
Klem Allis. Penggunaannya adalah untuk menjepit jaringan yang
halus dan menjepit tumor kecil (gambar 36) penyediaan : 2 buah

Klem Babcock. Penggunaannya adalah untuk menjepit tumor yang


agak besar dan rapuh. Penyediaannya : 2 buah

Towel Clamp (Doek Klem). Penggunaannya adalah untuk menjepit


doek/kain operasi. Penyediaan : 4-6 buah

5. Retractor (Wound Hook)


Retractor Langenbeck. Penggunaannya adalah untuk
menguakkan luka. (gambar 38). Penyediaan : 2 buah
US Army Double Ended Retractor. Penggunaannya adalah untuk
menguakkan luka (gambar 39). Penyediaan : 2 buah

Retractor Volkman. Penggunaannya adalah untuk menguakkan


luka, pemakaian retractor (ukurannya) disesuaikan dengan lebar
luka (gambar 40). Ada yang mempunyai 2 gigi, 3 gigi dan 4 gigi.
Dua gigi untuk luka kecil, 4 gigi untuk luka besar. Terdapat pula
retractor bergigi tumpul. Penyediaan : bila mungkin masing-masign
ukuran 2 buah.

6. Pinset
Pinset Sirurgis. Penggunaannya adalah untuk menjepit jaringan
pada waktu diseksi dan penjahitan luka, memberi tanda pada kulit
sebelum memulai insisi. Penyediaan : 2 buah
Pinset Anatomis. Penggunaannya adalah untuk menjepit kasa
sewaktu menekan luka, menjepit jaringan yang tipis dan lunak
(Gambar 42). Penyediaan : 2 buah
Pinset Splinter. Penggunaannya adalah untuk mengadaptasi tepi-
tepi luka (mencegah overlapping). Penyediaan : 1 buah

7. Deschamps Aneurysm Needle


Penggunaannya adalah untuk mengikat pembuluh darah besar.
Penyediaan : 1 buah

8. Wound Curett
Penggunaannya adalah untuk mengeruk luka kotor, mengeruk ulkus
kronis

9. Sonde (probe)
Penggunaannya yaitu untuk penuntun pisau sewaktu melakukan
eksplorasi, dan mengetahui kedalaman luka. Penyediaan : 1 buah

10. Korentang
Penggunaannya adalah untuk mengambil instrument steril, dan
mengambil kasa, jas operasi, doek dan laken steril. Penyediaan : 2
buah

11. Jarum Jahit


Banyak sekali jenisnya. Untuk menjahit kulit digunakan yang
berpenampang segi tiga agar mudah mengiris kulit (scherpe
nald). Sedang untuk menjahit otot dipakai yang berpenampang
bulat (rounde nald). Ada yang berbentuk setengah lingkaan dan
ada pula yang berbentuk sepermpat lingkaran.
Penggunaanya adalah untuk menjahit luka dan menjahit organ
ruksak lainnya. Penyediaan : disesuaikan kebutuhan.

BENANG-BENANG OPERASI
Seide (Silk / Sutera)
Terbuat dari serabut-serabut sutera, terdiri dari 70% serabut protein
dan 30% bahan tambahan berupa perekat. Warnanya hitam dan
putih. Bersifat tidak licin seperti sutera biasa karena sudah
dikombinasi dengan perekat, tidak diserap tubuh. Pada penggunaan
disebelah luar, maka benang harus dibuka kembali.
Tersedia dalam berbagai ukuran, mulai dari nomor 0000 (5 nol
merupakan ukuran paling kecil) hingga nomor 3 (yang merupakan
ukuran terbesar). Yang paling sering dipakai adalah nomor 00 (2
nol) dan 0 (1 nol) dan nomor 1
Kegunaannya adalah untuk menjahit kulit, mengikat pembuluh
arteri (terutama arteri besar) sebagai teugel (kendali)
Benang harus steril, sebab bila tidak akan menjadi sarang kuman
(focus ineksi) sebab kuman terlindung didalam jalinan benang,
sedang benangnya sendiri tidak dapat diserap tubuh.

Plain Catgut
Asal katnaya adalah cat (kucing), dan gut (usus). Dahulu benang ini
dibuat dari usus kucing, tapi saat ini dibuat dari usus domba atau
usus sapi. Bersifat dapat diserap tubuh, penyerapan berlangsung
dalam waktu 7-10 hari, dan warnanya putin dan kekuningna.
Tersedia dalam berbagai ukuran, mulai dari 00000 (5 nol
merupakan ukuran yang paling kecil) hingga nomor 3 (merupakan
ukuran yang paling besar). Sering digunakan nomor 000 (3 nol),
00 (2 nol) 0 (1
nol) nomor 1 dan 2
Kegunaanya adalah untuk mengikat sumber perdarahan kecil,
menjahit subkutis dan dapat pula dipergunakan untuk menjahit
kulit terutama untuk daerah longgar (perut, wajah) yang tak
banyak bergerak dan luas lukanya kecil.
Plain catgut harus disimpul paling sedikit 3 kali, karena dalam
tubuh akan mengembang, bila disimpulkan 2 kali akan terbuka
kembali. Plain catgut tak boleh terendam dalam lisol karena akan
mengembang dan menjadi lunak, sehingga tak dapat digunakan.

Chromic Catgut
Berbeda dari plain catgut, sebelum benang dipintal ditambahkan
krom. Dengan adamua krom ini, maka benang menjadi lebih keras
dan kuat, serta penyerapannya lebih lama, haitu 20-40 hari.
Warnanya coklat dan kebiruan. Benang ini tersedia dalam ukuran
000 (3 nol merupakan ukuran yang paling kecil) hingga nomor 3.
Penggunaannya pada penjahitan luka yang dianggap belum
merapat dalam waktu 10 hari, untuk menjahit tendo pada penderita
yang tak kooperatif dan bila mobilisasi harus segera dilakukan.

Etnilon
Merupakan benang sintetis dalam kemasan atraumatis (benang
langsung bersatu dengan jarum jahit) dan terbuat dari nilon, lebih
kuat dari seide atau catgut. Tidak diserap tubuh, dan tidak
menimbulkan iritasi pada kulit dan jaringan tubuh lainnya.
Warnanya biru dan hitam. Tersedia dalam ukuran 10 nol hingga 1
nol. Penggunaannya pada bedah plastic, ukuran yang lebih besar
sering digunakan pada kulit, nomor yang kecil dipakai pada bedah
mata.

Ethibond
Merupakan benang sintesis (terbuat dari polytetra methylene
adipate). Tersedia dalam kemasan atraumatis. Bersifat lembut,
kuat, reaksi terhadap tubuh minimum, tidak diserap, dan warnanya
hijau dan putih. Ukurannya dari 7 nol hingga nomor 2.
Penggunaannya pada bedah kardiovaskuler dan urologi.

Vitalene
Merupakan benang sintetis (terbuat dari polimer profilen). Sangat
kuat dan lembut, tidak diserap, warna biru. Tersedia dalam
kemasan atraumatis. Ukuran dari 10 nol hingga nomor 1.
Digunakan pada bedah mikro, terutama untuk pembuluh darah dan
jantung, bedah mata, bedah plastic, cocok pula untuk menjahit kulit
Vieryl
Merupakan benang sintetis dalam kemasan atraumatis. Diserap
oleh tubuh, dan tidak menimbulkan reaksi pada jaringan tubuh.
Dalam subkutis bertahan selama 3 minggu, dalam otot bertahan
selama 3 bulan. Benang ini sangat lembut dan warnanya ungu.
Ukuran dari 10 nol hingga nomor 1. Penggunaan pada bedah mata,
ortopedi, urologi dan bedah plastic.

Supramid
Merupakan benang sintetis, dalam kemasan atraumatis. Bersifat
kuat, lembut, fleksibel, reaksi tubuh minimum, dan tidak diserap.
Warnanya hitam dan putih. Digunakan untuk menjahit kutis dan sub
kutis.

Linen (Catoon)
Dibuat dari serat kapas alam dengan jalan pemintalan. Bersifat
lembut, cukup kuat, mudah disimpul, tidak diserap, reaksi tubuh
minimum. Warnanya putih.
Tersedia dalam ukuran 4 nol hingga 1 nol. Digunakan untuk
menjahit usus dan kulit, terutama kulit wajah.

Steel Wire
Merupakan benang logam yang terbuat dari polifilamen baja tahan
karat. Sangat kuat, tidak korosif dan reaksi terhadap tubuh
minimum. Mudah disimpul. Warna putih metalik. Terdapat dalam
kemasan atraumatis dan kemasan biasa.
Ukurannya dari 6 nol hingga nomor 2. Untuk menjahit tendo

KEPERLUAN KHUSUS
Collastypt
Adalah suatu kolagen berupa lembaran berwarna putih. Digunakan
sebagai bahan hemostatik (menghentikan perdarahan). Collastypt
yang bergabung dengan darah akan membentuk massa gelatin
yang menghentikan perdarahan. Pemakaiannya dengan cara
menempelkannya pada luka. Collastypt diserap tubuh secara
fagositosis dalam waktu 3 minggu.
Penggunaannya terutama pada perdarahan parenkim. Hemostatis
dicapai segera setelah pemakaian. Collastypt aktif pada permukaan
lebar. Tidak ada efek samping dan tidak kontraindikasi.

Spongostan
Berupa spons gelatin berbentuk potongan-potongan kecil mirip
gabus. Diserap tubuh dalam waktu 4 minggu. Digunakan sebagai
bahan hemostatik. Bersifat lembut, dapat ditekan, tidak toksis,
mudah dipotong, tidak bersifat antigen. Digunakan untuk mengisi
alveoli (lobang bekas ekstraksi gigi), hemostatis perdarahan,
termasuk perdarahan parenkimatosa, bekas operasi di rongga
abdomen,

Bone Wax
Berupa gumpalan putih seperti tahan liat, terbuat dari saying lebah
(wax) dan vaselin. Untuk menghentikan perdarahan pada tulang.
Lembut dan mudah dipakai, dan diserap oleh tubuh.

KEPERLUAN KUTIN
Baju Kamar Bedah, Jas Operasi, Topi, Masker, Doek dan
Laken
Pada umumnya semua alat diatas terbuat dari kain yang ringan,
lembut, yang nyaman bila dipakai, mudah menyerap keringat dan
mudah dicuci. Untuk itu dapat dipakai kain belacu atau katun.
Warna alat-alat diatas harus lembut dan tidak cepat melelahkan
mata. Biasanya dipilih warna putih, biru lembut (biru muda) dan
hijau.
Saat ini masker yang sering dipakai mempunyai model sekali pakai
(disposable) yang terbuat dari kertas. Masker ini akan dibuang
sesudah digunakan. Untuk alat tenun dari kain, sesudah dipakai
harus direndam lalu dicuci. Setelah kering baru disterilkan.
Masker, topi dan baju kamar bedah tidak perlu disterilkan.
Sarung Tangan Operasi
Terbuat dari karet, tipis tetapi cukup kuat dan elastic. Sarung
tangan harus dibubuhi talcum sebelum disterilkan, agar mudah
dipergunakan.
Sarung tangan tersedia dalam berbagai nomor, disesuaikan dengan
ukuran tangan pemakai.

Kasa Hidrofil
Adalah kain dengan anyaman jarang (kasa), lembut dan bersifat
mudah menyerap. Digunakan untuk penyerap darah yang keluar
dari luka, menyerap secret dan cairan lain serta digunakan sebagai
penutup luka (dressing)
Kasa ini tersedia dalam ukuran kecil-kecil, yaitu kira-kira 5 x 7,5 cm,
terlipat rapi, tidak boleh ada bagian benang yang menjulur keluar,
sebab dapat tertinggal pada luka sewaktu membersihkan luka. Kasa
harus steril.

Tuffer (spons)
Dibuat dari kasa hidrofil yang dipadatkan dengan cara :
1. Kasa dipotong berbentuk segi empat sesuai dengan ukuran
yang diinginkan
2. Dari salah satu sudutnya dilakukan penggulungan secara
padat ke arah tengah
3. Ekor tadi digulung rapi hingga habis
Tuffer digunakan untuk membebaskan jaringan (terutama jaringan
longgar), menekan perdarahan, menggosok luka. Tuffer harus steril
sebelum dipakai.

Drain
Terdapat bermacam-macam drain. Prinsip penggunaannya sama
yaitu untuk memungkinkan pengaliran secret keluar dari luka. Drain
digunakan untuk luka yang terkontaminasi dengan kemungkinan
terbentuknya pus atau secret lainnya, atau pada luka dengan
perdarahan hebat, waktu telah ditutup ada kemungkinan darah
masih keluar.
Cigarette drain. Berbentuk seperti pipa dengan panjang 5-10 cm.
dipergunakan pada operasi abses apendiks, atrauma dan
sebagainya, dimana secret yang keluar diharapkan tidak terlalu
banyak.
Corrugated darain (drain bergelombang). Dibuat dari lembaran
karet khusus yang bergelombang halus (seperti pola lembaran seng
atap rumah). Dipakai pada luka sedang, yang sekretnya tidak
terlalu banyak.
Drain Sarung Tangan. Dibuat dari sarung tangan yang tak
terpakai lagi dengan cara menggunting sarung tangan tadi menjadi
lembaran-lembaran yang kemudian digulung seperti menggulung
(melinting) rokok, kemudian dilem dengan lem karet, lalu
disterilkan.
Tube drain berupa pipa panjang yang dapat dibuat dari selang
infuse, sonde lambung, dan sebagainya, dengan ujung selang yang
dimasukkan ke dalam luka diberi lubang-lubang (mata) pada
sisinya. Bila ujung luar selang dihubungkan dengan wadah hampa
udara (cavvuum) maka drain tadi disebut vacuum drain. Dengan
adanya tekanan negative dari wadah, maka secret akan lebih
mudah tertarik keluar.
Drain ini dipakai operasi berongga, misalnya perut dan dada.

instrumen bedah

pada dasarnya instrumen bedah terdiri dari 4 jenis yang termasuk


dalam kelompok utama. selain itu juga keompok pendukung.
kelompok utma anatara lain :
1. cutting dan disecting berguna untuk memisahkan dan
memotong antara lain pisau bedah, metzenbaum scissor, dan
mayo scissor, selain itu juga ada gunting beang dan gunting
verband
( scalpels (Laser scalpel) · lancets · Liston knife · Catlin · Von Graefe
knife
scissors: Metzenbaum scissors )

2. kelompok clammping
berguna untuk menjepit jaringan serta untuk memegang juga
antara lain
Foerster clamp · Hemostat · Pennington clamp

3. kelompok grasping atau pemegang antara lain dressing


forsep, bone holding , nedle holder, sponge holdinh, tisue forsep

4. kelompok retraktor atau penarik yang berupa manual retraktor


dan otomatis retractor. anda kent, volkman, abdominal R, roux
dan lain-lain

benang bedah

Benang Bedah adalah : Materi berbentuk benang yang disediakan


/digunakan untuk tindakan

pembedahan Sejarah

• Pada tahun 1600 an Ambroise Pare telah banyak menulis


tentang benang yang dipakai untuk menolong korban
perang. 15 tahun kemudian dia melakukan pemotongan
anggota gerak, dimana pembuluh darah harus diikat………
dari sinilah asal muasal teknik ligasi.

• Antara lain digunakan : usus, tendon, rambut kuda dan


lain sebagainya.

• Kemudian dikenal materi yang bernama Kitgut (istilah Inggris),


terbuat dari usus domba/sapi. Sekarang kita mengenal
dengan nama Catgut

KEGUNAAN BENANG BEDAH PADA OPERASI :

• Untuk mempertautkan / menyatukan kedua tepian luka.


• Sebagai ligasi / untuk mengikat
pembuluh darah.

3. Sebagai penahan / penunjang.


BENANG BEDAH IDEAL

1. Steril
2. Mudah digunakan
3. Reaksi Jaringan yang Minimal
4. Kekuatan Memegang Jaringan hingga Luka sembuh
5. Simpul yang Aman
6. Diserap setelah luka sembuh
7. Dapat digunakan untuk segala jenis prosedur

operasi JENIS-JENIS BENANG BEDAH

a. Benang Absorbable

Dicerna oleh enzim-enzim didalam tubuh / dipecah melalui proses


hydrolisa didalam tubuh dan diserap oleh jaringan.

b. Benang Non Absorbable

Tetap tinggal didalam tubuh dan akan dibungkus oleh jaringan


fibrosa bila tidak diangkat.

PENGENALAN INSTRUMEN DASAR BEDAH MINOR

Based On Minor Surgery written by Robert Kneebon dan Julia


Schofield.

Dokter umum merupakan profesi kedokteran yang melingkupi skala


yang cukup luas dan meliputi semua sistem dalam tubuh manusia,
sehingga hanya menyentuh area superfisial dalam proses
pengobatan. Meskipun demikian, peran dari dokter umum itu
sendiri cukup penting oleh karena menduduki posisi primer dalam
pelayanan kesehatan di masyarakat, itulah sebabnya seorang
dokter umum harus memiliki pengetahuan serta skill tindakan yang
memadai sesuai dengan kompetensinya secara keseluruhan. Salah
satu skill yang paling penting dikuasai dalam praktek keseharian
adalah bedah minor. Hal ini dikarenakan jumlah kasus yang
memerlukan tindakan ini cukup tinggi di masyarakat. Pengalaman
penulis mendapatkan bahwa dari 10 pasien yang datang berobat
terdapat 3 kasus yang memerlukan prosedur tindakan ini.
Umumnya komplikasi dari kasus ini tidak begitu banyak, namun jika
tidak ditangani secara tepat dapat berakhir ke kematian khususnya
untuk kasus dengan perdarahan yang cukup besar atau kasus
disinfeksi yang tidak sempurna.
Dalam sebuah artikel yang dipublikasikan oleh British Medical
Association (BMA), menyebutkan bahwa di Inggris, prosedur
tindakan bedah minor telah sering dilakukan oleh dokter umum dan
cukup populer di kalangan pasien serta memiliki biaya yang cukup
tinggi. Berdasarkan Health Authority (1990), dokter umum telah
memiliki kewenangan untuk melakukan bedah minor dan
mendapatkan pembayaran dari tindakan ini. Bahkan pada tahun
2004, dokter umum di Inggris dapat meningkatkan dan
memperluas kompetensi tindakan bedah minornya dengan cara
membayar komisi kepada Pengatur Penambahan Pelayananan
(Directed Enhance Service-DES). Di Indonesia, cakupan pelayanan
bedah minor yang dapat dilakukan oleh seorang dokter umum
cukup beragam, mulai dari tindakan hecting luka terbuka, insisi,
eksisi, ekstraksi, kauterisasi dan lain sebagainya. Umumnya
tindakan ini dilakukan dengan anastesi lokal dengan tehnik anastesi
yang sesuai dengan kasus yang dihadapi.
Pelaksanaan prosedur bedah minor mengharuskan seorang dokter
umum mengetahui beberapa pengetahuan dasar mengenai
tindakan ini. Pengetahuan dasar tersebut berupa instrumen bedah
minor, bahan serta tehnik disinfeksi dan tehnik menjahit jaringan.
Artikel ini hanya berbatas pada pengenalan instrumen bedah minor
dasar yang merupakan pengetahuan pertama yang harus dimiliki
oleh seorang dokter dalam melakukan tindakan ini. Untuk
pengetahuan lainnya akan dijelaskan dalam artikel yang berbeda.
Instrumen dasar bedah minor terbagi atas empat berdasarkan
fungsi, yakni instrumen dengan fungsi memotong (pisau scalpel +
pegangan dan beragam jenis gunting), instrumen dengan fungsi
menggenggam (pinset anatomi, pinset cirrhurgis dan klem
jaringan), instrumen dengan fungsi menghentikan perdarahan
(klem arteri lurus dan klem mosquito), serta instrumen dengan
fungsi menjahit (needle holder,benang bedah, dan needle).
Gambar 1: Instrumen Dasar Bedah Minor
Kesemua intrumen tersebut akan dijelaskan secara detail sebagai
berikut:
A. Instrumen Dengan Fungsi Memotong
1. Pisau Scalpel + Pegangan
Scalpel merupakan mata pisau kecil yang digunakan bersama
pegangannya. Alat ini bermanfaat dalam menginsisi kulit dan
memotong jaringan secara tajam. Selain itu, alat ini juga berguna
untuk mengangkat jaringan/benda asing dari bagian dalam kulit.
Setiap pisau scalpel memiliki dua ujung yang berbeda, yang satu
berujung tajam sebagai bagian pemotong dan yang lainnya
berujung tumpul berlubang sebagai tempat menempelnya
pegangan scalpel. Cara pemasangannya: pegang area tumpul pisau
dengan needle-holder dan hubungkan lubang pada area tersebut
pada lidah pegangan sampai terkunci (terdengar bunyi). Cara
pelepasan: pegang ujung pisau dengan needle-holder dan lepaskan
dari lidah pegangan, kemudian buang di tempat sampah. Pegangan
scalpel yang sering digunakan adalah yang berukuran 3 yang dapat
digunakan bersama pisau scalpel dalam ukuran beragam.
Sedangkan pisau scalpel yang sering digunakan adalah yang
berukuran no.15. Ukuran no.11 digunakan untuk insisi abses dan
hematoma perianal. Pegangan scalpel digunakan seperti pulpen
dengan kontrol maksimal pada waktu pemotongan dilakukan.
Dalam praktek keseharian, pegangan scalpel biasanya diabaikan
sehingga
hanya memakai pisau scalpel. Hal ini bisa diterima dengan
pertimbangan pisaunya masih dalam keadaan steril (paket baru)
dan harus digunakan dengan pengontrolan yang baik agar tidak
menimbulkan kerusakan jaringan sewaktu memotong.

2. Gunting
Pada dasarnya gunting mengkombinasikan antara aksi mengiris dan
mencukur. Mencukur membutuhkan aksi tekanan halus yang saling
bertentangan antara ibu jari dan anak jari lainnya. Gerakan
mencukur ini biasanya dilakukan oleh tangan dominan yang bersifat
tidak disadari dan berdasarkan insting. Sebaiknya gunakan ibu jari
dan jari manis pada kedua lubang gunting. Hal ini akan
menyebabkan jari telunjuk menyokong instrumen pada waktu
memotong sehingga kita dapat memotong dengan tepat. Selain itu,
penggunaan ibu jari dan jari telunjuk pada lubang gunting biasanya
pengontrolannya berkurang. Jenis-jenis gunting berdasarkan objek
kerjanya, yakni gunting jaringan (bedah), gunting benang, gunting
perban dan gunting iris.
a. Gunting Jaringan (bedah)
Gunting jaringan (bedah) terdiri atas dua bentuk. Pertama,
berbentuk ujung tumpul dan berbentuk ujung bengkok. Gunting
dengan ujung tumpul digunakan untuk membentuk bidang jaringan
atau jaringan yang lembut, yang juga dapat dipotong secara tajam.
Gunting dengan ujung bengkok dibuat oleh ahli pada logam datar
dengan cermat. Pemotongan dengan gunting ini dilakukan pada
kasus lipoma atau kista. Biasanya dilakukan dengan cara mengusuri
garis batas lesi dengan gunting. Harus dipastikan kalau
pemotongan dilakukan jangan melewati batas lesi karena dapat
menyebabkan kerusakan.
b. Gunting Benang (dressing scissors)
Gunting benang didesain untuk menggunting benang. Gunting ini
berbentuk lurus dan berujung tajam. Gunakan hanya untuk
menggunting benang, tidak untuk jaringan. Gunting ini juga
digunakan saat mengangkat benang pada luka yang sudah kering
dengan tehnik selipan dan sebaiknya pemotongan benang
menggunakan bagian ujung gunting. Hati-hati dalam pemotongan
jahitan. Jika ujung gunting menonjol keluar jahitan, terdapat resiko
memotong struktur lainnya.
c. Gunting Perban
Gunting perban merupakan gunting berujung sudut dengan ujung
yang tumpul. Gunting ini memiliki kepala kecil pada ujungnya yang
bermanfaat untuk memudahkan dalam memotong perban. Jenis
gunting ini terdiri atas knowles dan lister. Bagian dasar gunting ini
lebih panjang dan digunakan sangat mudah dalam pemotongan
perban. Ujung tumpulnya didesain untuk mencegah kecelakaan
saat remove perban dilakukan. Selain untuk membentuk dan
memotong perban sesaat sebelum menutup luka, gunting ini juga
aman digunakan untuk memotong perban saat perban telah
ditempatkan
di atas luka. (wikipedia)
d. Gunting Iris
Gunting iris merupakan gunting dengan ujung yang tajam dan
berukuran kecil sekitar 3-4 inchi. Biasanya digunakan dalam
pembedahan ophtalmicus khususnya iris. Dalam bedah minor,
gunting iris digunakan untuk memotong benang oleh karena
ujungnya yang cukup kecil untuk menyelip saat remove benang
dilakukan. (dictionary online)

B. Instrumen Dengan Fungsi Menggenggam


3. Pinset Anatomi
Pinset Anatomi memiliki ujung tumpul halus. Secara umum, pinset
digunakan oleh ibu jari dan dua atau tiga anak jari lainnya dalam
satu tangan. Tekanan pegas muncul saat jari-jari tersebut saling
menekan ke arah yang berlawanan dan menghasilkan kemampuan
menggenggam. Alat ini dapat menggenggam objek atau jaringan
kecil dengan cepat dan mudah, serta memindahkan dan
mengeluarkan jaringan dengan tekanan yang beragam. Pinset
Anatomi ini juga digunakan saat jahitan dilakukan, berupa
eksplorasi jaringan dan membentuk pola jahitan tanpa melibatkan
jari. (wikipedia)

4. Pinset Chirurgis
Pinset Chirurgis biasanya memiliki susunan gigi 1x2 (dua gigi pada
satu bidang). Pinset bergigi ini digunakan pada jaringan; harus
dengan perhitungan tepat, oleh karena dapat merusak jaringan jika
dibandingkan dengan pinset anatomi (dapat digunakan dengan
genggaman halus). Alat ini memiliki fungsi yang sama dengan
pinset anatomi yakni untuk membentuk pola jahitan, meremove
jahitan, dan fungsi-fungsi lainnya.(wikipedia)

5. Klem Jaringan
Klem jaringan berbentuk seperti penjepit dengan dua pegas yang
saling berhubungan pada ujung kakinya. Ukuran dan bentuk alat ini
bervariasi, ada yang panjang dan adapula yang pendek serta ada
yang bergigi dan ada yang tidak. Alat ini bermanfaat untuk
memegang jaringan dengan tepat. Biasanya dipegang oleh tangan
dominan, sedangkan tangan yang lain melakukan pemotongan,
atau menjahit. Cara pemegangannya: klem dipegang dalam
keadaan relaks seperti memegang pulpen dengan posisi di tengah
tangan. Banyak orang yang memegang klem ini dengan salah, yang
memaksa lengan dalam posisi pronasi penuh dan menyebabkan
tangan menjadi tegang. Dalam penggunaannya, hati-hati merusak
jaringan. Pegang klem selembut mungkin, usahakan genggam
jaringan sedalam batas yang seharusnya. Klem jaringan bergigi
memiliki gigi kecil pada ujungnya yang digunakan untuk memegang
jaringan dengan kuat dan dengan pengontrolan yang akurat. Hati-
hati, kekikukan pada saat menggunakan alat ini dapat merusak
jaringan. Kemudian, klem tidak bergigi juga memiliki resiko merusak
jaringan jika jepitan dibiarkan terlalu lama, karena klem ini memiliki
tekanan yang kuat dalam menggenggam jaringan.

C. Instrumen Dengan Fungsi Menghentikan Perdarahan


6. Klem Arteri
Pada prinsipnya, klem arteri bermanfaat untuk menghentikan
perdarahan pembuluh darah kecil dan menggenggam jaringan
lainnya dengan tepat tanpa menimbulkan kerusakan yang tidak
dibutuhkan. Secara umum, klem arteri dan needle-holder memiliki
bentuk yang sama. Perbedaannya pada struktur jepitan (gambar
2), dimana klem arteri, struktur jepitannya berupa galur paralel
pada permukaannya dan ukuran panjang pola jepitannya sampai
handle agak lebih panjang dibanding needle-holder. Alat ini juga
tersedia dalam dua bentuk yakni bentuk lurus dan bengkok
(mosquito). Namun, bentuk bengkok (mosquito) lebih cocok
digunakan pada bedah minor.
Cara penggunaan: klem arteri memiliki ratchet pada handlenya.
Ratchet inilah yang menyebabkan posisi klem arteri dalam keadaan
terututup (terkunci). Ratchet umumnya memiliki tiga derajat,
dimana pada saat penutupan jangan langsung menggunakan
derajat akhir karena akan mengikat secara otomatis dan sulit untuk
dilepaskan. Pelepasan klem dilakukan dengan cara pertama harus
ditekan ke dalam handlenya, kemudian dipisahkan handlenya
sambil membuka keduanya. Sebaiknya gunakan ibu jari dan jari
manis karena hal ini akan menyebabkan jari telunjuk mendukung
instrumen bekerja sehingga dapat memposisikan jepitan dengan
tepat.
Jepitan klem arteri berbentuk halus dengan galur lintang paralel
yang membentuk chanel lingkaran saat instrumen ditutup. Jepitan
ini berukuran relatif panjang terhadap handled yang memungkinkan
genggaman jaringan lebih halus tanpa pengrusakan. Jepitan
dengan ujung bengkok (mosquito) berfungsi untuk membantu
pengikatan pembuluh darah. Jangan menggunakan klem ini untuk
menjahit, oleh karena struktur jepitannya tidak mendukung dalam
memegang needle.

D. Instrumen Dengan Fungsi Menjahit


7. Needle Holder
Needle holder bermanfaat untuk memegang needle saat insersi
jahitan dilakukan. Secara keseluruhan antara needle holder dan
klem arteri berbentuk sama. Handled dan ujung jepitannya bisa
berbentuk lurus ataupun bengkok. Namun, yang paling penting
adalah perbedaan pada struktur jepitannya (gambar 2). Struktur
jepitan needle holder berbentuk criss-cross di permukaannya dan
memiliki ukuran handled yang lebih panjang dari jepitannya, untuk
tahanan yang kuat dalam menggenggam needle. Oleh karena itu,
jangan menggenggam jaringan dengan needle holder karena akan
menyebabkan kerusakan jaringan secara serius.
Cara penggunaan: cara menutup dan melepas sama dengan
metode ratchet yang telah dipaparkan pada penggunaan klem
arteri di atas. Needle digenggam pada jarak 2/3 dari ujung
berlubang needle, dan berada pada ujung jepitan needle-holder. Hal
ini akan memudahkan tusukan jaringan pada saat jahitan
dilakukan. Selain itu, pemegangan needle pada area dekat dengan
engsel needle holder akan menyebabkan needle menekuk.
Kemudian, belokkan needle sedikit ke arah depan pada jepitan
instrumen karena akan disesuaikan dengan arah alami tangan
ketika insersi dilakukan dan tangan akan terasa lebih nyaman.
Kegagalan dalam membelokkan needle ini juga akan menyebabkan
needle menekuk.
Tehnik menjahit: jaga jari manis dan ibu jari menetap pada lubang
handle saat menjahit dilakukan yang membatasi pergerakan tangan
dan lengan. Pegang needle holder dengan telapak tangan akan
memberikan pengontrolan yang baik. Secara konstan, jangan
mengeluarkan jari dari lubang handled karena dapat merusak ritme
menjahit. Pertimbangkan pergunakan ibu jari pada lubang handled
yang menetap, namun manipulasi lubang lainnya dengan jari manis
dan kelingking.

Gambar 2. Perbedaan Struktur Jepitan Antara Klem Jaringan, Klem


arteri dan Needle Holder

8. Benang Bedah
Benang bedah dapat bersifat absorbable dan non-absorbable.
Benang yang absorbable biasanya digunakan untuk jaringan lapisan
dalam, mengikat pembuluh darah dan kadang digunakan pada
bedah minor. Benang non-absorbable biasanya digunakan untuk
jaringan tertentu dan harus diremove. Selain itu, benang bedah ada
juga yang bersifat alami dan sintetis. Benang tersebut dapat berupa
monofilamen (Ethilon atau prolene) atau jalinan (black silk).
Umumnya luka pada bedah minor ditutup dengan menggunakan
benang non-absorbable. Namun, jahitan subkutikuler harus
menggunakan jenis benang yang absorbable.
Black silk adalah benang jalinan non-absorbable alami yang paling
banyak digunakan. Meskipun demikian, benang ini dapat
menimbulkan reaksi jaringan, dan menghasilkan luka yang agak
besar. Jenis benang ini harus dihindari, karena saat ini telah banyak
benang sintetis alternatif yang memberikan hasil yang lebih baik.
Luka pada kulit kepala yang berbatas merupakan pengecualian,
oleh karena penggunaan jenis benang ini lebih memuaskan.
Benang non-abosrbable sintetis terdiri atas prolene dan ethilon
(nama dagang). Benang ini berbentuk monofilamen yang
merupakan benang terbaik. Jenis benang ini cukup halus dan luwes
dan menghasilkan sedikit reaksi jaringan. Namun, jenis benang ini
lebih sulit diikat dari silk sehingga sering menyebabkan jahitan
terbuka. Masalah ini dapat diselesaikan dengan menggunakan
tehnik khusus seperti menggulung benang saat jahitan dilakukan
atau mengikat benang dengan menambah lilitan. Prolene
(monofilamen polypropylene) dapat meningkatkan keamanan
jahitan dan lebih mudah diremove dibandingkan dengan Ethilon
(monofilamen polyamide).
Catgut merupakan contoh terbaik dalam kelompok benang
absorbable alami. Jenis benang ini merupakan monofilamen biologi
yang dibuat dari usus domba dan sapi. Terdapat dua macam catgut,
plain catgut dan chromic catgut. Plain catgut memiliki kekuatan
selama 7-10 hari. Sedangkan chromic catgut memiliki kekuatan
selama 28 hari. Namun, kedua jenis benang ini dapat menghasilkan
reaksi jaringan.
Benang absorbable sintetis terdiri atas vicryl (polygactin) dan Dexon
(polyclycalic acid) yang merupakan benang multifilamen. Benang ini
berukuran lebih panjang dari catgut dan memiliki sedikit reaksi
jaringan. Penggunaan utamanya adalah untuk jahitan subkutikuler
yang tidak perlu diremove. Selain itu, juga dapat digunakan untuk
jahitan dalam pada penutupan luka dan mengikat pembuluh darah
(hemostasis).
Terdapat dua sistem dalam mengatur penebalan benang, yakni
dengan sistem metrik dan sistem tradisional. Penomoran sistem
metrik sesuai dengan diameter benang dalam per-sepuluh
milimeter. Misalnya, benang dengan ukuran 2 berarti memiliki
diameter 0.2 mm. Sistem tradisional kurang rasional namun banyak
yang menggunakannya. Ketebalan benang disebutkan
menggunakan nilai nol misalnya 3/0, 4/0, 6/0 dan seterusnya.
Paling besar nilainya, ketebalannya semakin kecil. 6/0 merupakan
nomor dengan diameter paling halus yang tebalnya seperti rambut,
digunakan pada wajah dan anak-anak. 3/0 adalah ukuran yang
paling tebal yang biasa digunakan pada sebagian besar bedah
minor. Khususnya untuk kulit yang keras (kulit bahu). 4/0
merupakan nilai pertengahan yang juga sering digunakan.
Dalam suatu paket jahitan, terdapat semua informasi mengenai
benang dan needlenya secara lengkap di cover paketnya. Setiap
paket jahitan memiliki dua bagian luar, pertama yang terbuat dari
kertas kuat yang mengikat pada cover transaparan. Paket jahitan
ini dijamin dalam keadaan steril sampai covernya terbuka. Oleh
karena itu, saat membuka paket, simpan ke dalam wadah steril.
Bagian kedua yakni amplop yang terbuat dari kertas perak yang
dibasahi pada satu sisinya. Basahan ini memudahkan paket jahitan
dipisahkan dari kertas tersebut. Kemudian dengan menggunakan
needle-holder, angkat needle tersebut dari lilitannya dan luruskan
secara hati-hati. Kemudian, gunakan untuk tindakan penjahitan.
Rekomendasi bahan jahitan yang dapat digunakan
adalah monofilamen prolene atau Ethilon 1,5 metrik
(4/0) untuk jahitan interuptus pada semua bagian. Monofilamen
prolene atau ethilon 2 metrik (3/0) untuk jahitan subkutikuler
non-absorbable. Juga dapat digunakan untuk jahitan interuptus
pada kulit yang keras misalnya pada bahu. Vicryl 2
metrik (3/0) digunakan pada jahitan subkutikuler yang absorbable
dan jahitan dalam hemostasis. Vicryl 1,5 metrik (4/0) digunakan
untuk jahitan subkutikuler jaringan halus atau jahitan
dalam. Prolene atau Ethilon 0,7 (6/0) untuk jahitan halus pada
muka dan pada anak-anak.

9. Needle bedah
Saat ini bentuk needle bedah yang digunakan oleh sebagian besar
orang adalah jenis atraumatik yang terdiri atas sebuah lubang pada
ujungnya yang merupakan tempat insersi benang. Benang akan
mengikuti jalur needle tanpa menimbulkan kerusakan jaringan
(trauma). Pada needle model lama memiliki mata dan loop pada
benangnya sehingga dapat menimbulkan trauma. Needle memiliki
bagian dasar yang sama, meskipun bentuknya beragam. Setiap
bagian memiliki ujung, yakni bagian body dan bagian lubang tempat
insersi benang. Sebagian besar needle berbentuk kurva dengan
ukuran ¼, 5/8, ½ dan 3/8 lingkaran. Hal ini menyebabkan needle
memiliki range untuk bertemu dengan jahitan lainnya yang
dibutuhkan. Ada juga bentuk needle yang lurus namun jarang
digunakan pada bedah minor. Needle yang berbentuk setengah
lingkaran datar digunakan untuk memudahkan penggunaannya
dengan needle holder.

Anda mungkin juga menyukai