Anda di halaman 1dari 2

NAMA : OCTAVIA AZZAHRAH

NIM : 3211421077
Rombel :5

ANALISIS ARAHAN FUNGSI LAHAN DI KECAMATAN NALUMSARI


Luntungan dalam Listumbinang Halengkara (2012:32) menjelaskan bahwa arahan
fungsi pemanfaatan lahan merupakan kajian potensi lahan untuk peruntukan suatu kegiatan
ke dalam suatu kawasan tertentu berdasarkan fungsi utamanya. Arahan fungsi pemanfaatan
lahan juga dapat diartikan sebagai upaya untuk menata pemanfaatan lahan pada suatu
kawasan sesuai dengan kemampuannya. Tujuan dari arahan fungsi pemanfaatan lahan adalah
untuk mencapai keseimbangan antara kemampuan lahan dengan jenis pemanfaatan dan
teknologi yang digunakan sebagai upaya untuk melindungi kelangsungan fungsi dan manfaat
sumber daya alam di suatu wilayah. Penetapan arahan untuk pemanfaatan lahan, diperlukan
data-data spasial, dalam praktikum kali ini, data yang digunakan yaitu peta administrasi
daerah, kemiringan lereng dan jenis tanah sedangkan untuk evaluasi pemanfaatan lahan yang
sesuai dengan arahan pemanfaatannya dibutuhkan data penggunaan lahan eksisting di
lapangan.

Objek dalam penelitian ini adalah satuan wiayah di Kecamatan Nalumsari Kabupaten
Jepara. Unit pemetaan dan unit analisa yang digunakan dalam penelitian ini adalah unit
satuan lahan. Teknik analisis data yang digunakan adalah tumpang susun (overlay) peta
dengan teknik pengharkatan (scoring).

Kecamatan Nalumsari terletak di Kabupaten Jepara, Provinsi Jawa Tengah,


Indonesia. Secara astronomis, Kecamatan Nalumsari terletak di antara 6° 30’ - 6° 40’ Lintang
Selatan dan 110° 30’ - 110° 40’ Bujur Timur 1. Secara geografis, Kecamatan Nalumsari
berbatasan dengan Kecamatan Mayong di sebelah utara, Kabupaten Demak di sebelah
selatan, Kecamatan Keling di sebelah barat dan Kabupaten Pati di sebelah timur. Kecamatan
Nalumsari memiliki luas 57 Km² dan dibagi menjadi 15 desa. Kecamatan Nalumsari berada
pada ketinggian 13-736 meter di atas permukaan laut.

Lahan di Kecamatan Nalumsari banyak dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar dengan


pemanfaatan lahan yang bervariasi. Penggunaan lahan merupakan segala macam bentuk
campur tangan manusia terhadap lahan dalam upaya pemenuhan kebutuhan hidupnya.
Berdasarkan hasil overlay peta kemiringan lereng dan peta jenis tanah, serta dilakukan
scoring yang berpedoman pada kriteria penilaian Balai Rehabilitasi Lahan dan Konservasi
Tanah (1994), maka di Kecamatan Nalumsari diperoleh empat kawasan berdasarkan fungsi
utamanya. Arahan fungsi pemanfataan lahan di Kecamatan Nalumsari dapat dilihat pada
Tabel berikut.

No Arahan Fungsi Luas


Pemanfaatan Lahan (Ha) (%)
1 Protected Area 273,8625 10,05

2 Buffer Zone 406.2975 14,91


3 Cultivataion Area 1.463,0525 53,69

4 Settlement 581,7875 21,35


Jumlah 2.725 100

Dari keempat kawasan hasil overlay dan scoring peta tersebut, yang menjadi fokus
dalam praktikum ini adalah kawasan lindung, yaitu untuk melihat berapa luasan yang
seharusnya menjadi kawasan lindung berdasarkan scoring dari peta di atas dan berapa luasan
yang telah dirubah menjadi lahan pertanian oleh masyarakat sekitar. Berdasarkan hal
tersebut, maka akan diketahui apakah terdapat pemanfaatan lahan yang sesuai dengan
arahannya atau tidak. Peta arahan fungsi pemanfaatan lahan dapat dilihat pada Mappackage
yang sudah terlampir di folder.

Kesesuaian antara penggunaan lahan dalam kawasan lindung dengan arahan fungsi
pemanfaatan lahannya

Kesesuaian antara penggunaan lahan dalam kawasan linduung diperoleh dengan cara
pencocokan antara peta arahan fungsi pemanfaatan lahan dengan peta penggunaan lahan
eksisting di lapangan. Berdasarkan pencocokan tersebut, ditemukan bahwa terdapat
ketidaksesuaian antara penggunaan lahan di lapangan dengan arahan fungsi pemanfaatan
lahannya. Kawasan yang seharusnya menjadi kawasan lindung adalah seluas 273,8625 Ha
atau 10,05%, namun pada kenyataannya yang menjadi kawasan lindung hanya setengahnya
saja. Penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan arahan fungsi kawasan pada kawasan
lindung mencapai 2/3 dari seluruh luas penggunaan lahan di Kecamatan Nalumsari.
Penggunaan lahan yang terdapat dalam kawasan lindung adalah hutan sekunder. Selain hutan
sekunder, pada kawasan ini juga terdapat penggunaan lahan yang mengindikasikan adanya
aktivitas manusia terhadap lahan yaitu penggunaan lahan berupa perkebunan rakyat (tidak
sesuai), dan ladang/tegalan (tidak sesuai).

Penyimpangan penggunaan lahan ini disebabkan karena kebutuhan manusia yang


semakin meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk sedangkan jumlah lahan
tetap. Oleh karenanya, untuk mempertahankan hidup dan menambah penghasilan, masyarakat
menjamah hutan lindung sebagai lahan pertanian Untuk mengatasi ketidaksesuaian
penggunaan lahan yang terjadi di Kecamatan Nalumsari, maka perlu dilakukan jalan keluar
terbaik untuk tetap mempertahankan fungsi utama kawasan ini yaitu dengan cara membatasi
penyebaran luas area permukiman serta tidak dibenarkan adanya sistem perladangan
berpindah-pindah untuk menjaga kelestarian lingkungan. Mengenai perkebunan rakyat dan
ladang/tegalan yang menjadi sumber mata pencaharian penduduk yang utama, dapat diatasi
dengan lebih banyak mengusahakan tanaman keras atau tanaman tahunan untuk mencegah
terjadinya erosi seperti kayu jati dan tanaman keras lainnya yang memiliki perakaran kuat.

Anda mungkin juga menyukai