Anda di halaman 1dari 9

DEWANTARA. J. Tech., Vol. 02, No. 02 (2021), Hal.

23 – 31 E ISSN : 2776-6764
P ISSN : 2774-2032

Evaluasi Tata Guna Lahan Distrik Aimas Kabupaten Sorong dengan


Menggunakan ArcGIS Map

S. Widodo-1a, M. Manaf-2a,b, Kastono-3a,b*


a
Program Doktor Perencanaan Wilayah dan Kota, Universitas Bosowa, Jalan Urip
Sumoharjo, Sinrijala, Kec. Panakkukang, Kota Makassar, Sulawesi Selatan, Indonesia
b
Prodi Teknik Sipil, Akademi Teknologi Industri Dewantara Palopo, Jalan KH. Ahmad
Razak 2 No. 7, Wara Selatan, Kota Palopo, Sulawesi Selatan, Indonesia

*Email : slametwido2810@gmail.com

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisisperbandingan luas distrikdan


kesesuaian rencana tata ruang pada dokumen Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Sorong Distrik Aimas dengan yang telah terlaksana. Data yang terkumpul dibagi
menjadi tiga jenis data yaitu data primer diperoleh atau dikumpulkan oleh peneliti secara
langsung dari lapangan, data sekunder berupa data dokumen RTRW dan Badan Pusat Statistis
(BPS), serta data literatur yaitu Undang-Undang 26 tahun 2007 tentang penataan ruang.
Adapun data luasan area yang sekarang menggunakan perhitungan ArcGIS dari citra satelit
google maps dengan batas wilayah yang baru.Hasil penelitian ini menunjukkanterdapat
perbandingan luas Distrik Aimas menurut data RTRW dan analisa tahun 2017. Luas wilayah
data RTRW adalah 26704,28 Ha sedangkan hasil analisa luas wilayah Distrik Aimas adalah
17659,90 Ha dengan selisih 9044,38 Ha. Perbedaan luasan diperoleh dari hasil perhitungan
data RTRW melalui Autocad dari peta rupa bumi bakosurtanal dengan wilayah Distrik Aimas
yang berbeda dengan batas wilayah yang sekarang. Hasil analisis untuk kawasan lindung cagar
alam dan kawasan budidaya Hutan Produksi Biasa/Tetap (HPBT) melebihidari rencana hingga
sebesar 602,4824% dari rencana pola ruang. Sedangkan hasil analisis untuk kawasan budidaya
KPPA dan kawasan budidaya pemukiman baru mencapai 2,0544 % dari rencana pola ruang.
Hasil Analisis Kawasan Budidaya PLK pada Pola Ruang baru mencapai 4,7383% dari rencana
pola ruang. Adapun hasil analisis kawasan budidaya KIPT pada pola ruang baru mencapai
0,8943% dari rencana pola ruang. Peta pola ruang masing-masing Kelurahan Distrik Aimas
Kabupaten Sorongmenghasilkan hasil yang bervariasi antara satu dan lainnya. Hal ini
disebabkan penggunaan lahan dari tiap kelurahan yang berbeda dan tingkat kepadatan
penduduk yang berbeda. Hasil penelitian ini dapat menjadi acuan dalam perencanaan tata
kelola lahan di berbagai daerah di Indonesia.

Kata Kunci : Tata Guna Lahan, Distrik Aimas, ArcGIS Map, Kawasan Lindung, Kawasan
Budidaya

1. Latar Belakang pemerintahan Kabupaten Sorong dengan


Perkembangan masyarakat di Distrik jumlah penduduk 28.416 jiwa[1].
Aimas Kabupaten Sorong tumbuh dengan Jumlah penduduk Distrik Aimas
pesat. Distrik terdiri dari 8 Kelurahan dan 6 menempati wilayah dengan luasan yang
kampung. Distrik Aimas merupakan pusat 610 km2[1] yang mengindikasikan
tingginya pemanfaatan ruang di Distrik

23
DEWANTARA. J. Tech., Vol. 02, No. 02 (2021), Hal. 23 – 31 E ISSN : 2776-6764
P ISSN : 2774-2032

Aimas. Bertambahnya jumlah penduduk Untuk dapat melakukan kegiatan


yang tidak sebanding dengan ketersediaan evaluasi dan perencanaan, ketersediaan
ruang akan mengakibatkan semakin data harus memadai tentang daerah yang
sempitnya ruang bergerak. Hal ini menjadi akan dikaji. Perkembangan ilmu
dasar perlunya tata ruang agar lahan/ruang pengetahuan dan teknologi telah
yang ada dapat dimanfaatkan secara efektif memudahkan dalam menganalisis suatu
dan mencegah terjadinya konflik fungsi daerah dengan bantuan aplikasi.
dalam memanfaatkan ruang, serta Geographic Information System (GIS). GIS
memaksimalkan fungsi ruang sebagai merupakan sistem yang mengolah data
perlindungan dari bahaya lingkungan[2]. geografis berupa pemasukan, pengelolaan
Atas dasar inilah perlunya dilakukan atau manajemen data, manipulasi dan
evaluasi tata guna ruang untuk menilai analisis serta keluaran. Pengolahan data
kesesuaian antara tujuan, strategi, dan dengan menggunakan GIS dilakukan
kebijakan yang terdapat dalam dokumen dengan cara digitasi dan tabulasi. Melalui
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) di aplikasi GIS, data diolah dengan sistem
Distrik Aimas Kabupaten Sorong[3]. pemetaan dengan integrasi data spasial
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) yang diharapkan mampu memetakan secara
merupakan pedoman pengaturan dan tepat informasi dan kondisi wilayah[7,8].
program-program pembangunan kota Hasil dari evaluasi tata guna ruang ini
jangka panjang[4]. Tujuan utama dari nantinya dapat menjadi bahan dasar dalam
penataan ruang secara garis besar adalah mengetahui dan menentukan arahan ruang
untuk terselenggaranya pemanfaatan ruang permukiman, kawasan lindung dan
yang berpotensi berdasarkan implementasi kawasan budidaya ke depannya.
peraturan perundang-undangan Rencana
Tata Ruang Wilayah (RTRW).Oleh karena 2. Metodologi
itu, sebagai sebuah Kabupaten yang Lokasi dalam penelitian ini berada di
memiliki peraturan daerah tentang RTRW wilayah Distrik Aimas Kabupaten Sorong
harus lah mampu mengakomodasi berbagai Provinsi Papua Barat. Secara administratif
potensi keruangan di wilayah tersebut serta letak geografis Distrik Aimas berada di
mampu meminimalisasi permasalahan sebelah utara berbatasan dengan Distrik
yang ada, sehingga kemakmuran rakyat Klayili dan Kota Sorong, sebelah selatan
dapat diwujudkan. berbatasan dengan Distrik Mayamuk,
Kegiatan evaluasi tata guna ruang juga Mariat, dan Klamono. Sedangkan sebelah
bertujuan sebagai bahan dasar terbentuknya timur, Distrik Aimas berbataan dengan
kebijakan yang terkait dengan rencana Distrik Klayili dan Sayosa serta di Sebelah
pembangunan daerah/wilayah[5]. Selain itu barat berbatasan dengan Selat Dampir.
upaya kegiatan evaluasi terhadap Pengambilan data dalam penelitian ini
penggunaan lahan di Distrik Aimas ini yaitu melalui citra foto udara dengan drone
diharapkan penggunaan lahan di wilayah atau pesawat tanpa awak kemudian diolah
tersebut dapat terkontrol sesuai dengan menggunakan aplikasiGeographic
perencanaan wilayah yang ada dalam Information System (GIS) untun
dokumen RTRW Kabupaten Sorong mengetahui zonasi tata ruang Distrik Aimas
Sebagaimana yang dikemukakan dalam untuk menjadi data bahan evaluasi tata
Undang-Undang Penataan Ruang Nomor guna lahan. Data yang diperoleh
24 Tahun 1992 dan Undang-Undang No. 26 dikelompokkan ke dalam dua jenis data
Tahun 2007 bahwa pengawasan terhadap berdasarkan sumber datanya, yaitu data
pemanfaatan ruang diselenggarakan dalam primer dan data sekunder. Data primer
bentuk pelaporan, pemantauan dan adalah data yang diperoleh dari studi
evaluasi[6]. lapangan, yaitu hasil pemotretan citra foto
udara dengan drone. Ssedangkan data

24
DEWANTARA. J. Tech., Vol. 02, No. 02 (2021), Hal. 23 – 31 E ISSN : 2776-6764
P ISSN : 2774-2032

sekunder yang terdiri dari dokumen rencana ruang/lahan yang berbeda, seperti pada
tata ruang wilayah (RTRW) Kabupaten Gambar 2, Gambar 3, Gambar 4, Gambar 5,
Sorong, data badan pusat statistik Gambar 6, dan Gambar 7.
Kabupaten Sorong, Distrik Aimas dan data Total luas area untuk Jalan adalah
literatur berupa Undang-Undang No. 26 sebesar 199.004134 Ha, dengan persentase
Tahun 2007 tentang Penataan Ruang. dari total luas wilayah sebesar 1,1236 %.,
Total luas area untuk Sungai adalah sebesar
3. Hasil dan Pembahasan 89.564206 Ha, dengan persentase dari total
a. Pemetaan Tata Ruang Distrik Aimas total luas wilayah sebesar 0,5057 %, Total
Kabupaten Sorong luas area untuk Pemukiman Penduduk
Distrik Aimas (Gambar 1) terbagi atas 6 adalah sebesar 488.003389 Ha dengan
Kelurahan yaitu Kelurahan Malawele, persentase dari total luas wilayah sebesar
Kelurahan Aimas, Kelurahan Mariat 2,7554 %. Total luas area untuk Bangunan
Gunung, Kelurahan Mariat Pantai, Pemerintah & Pelayanan Publik adalah
Kelurahan Warmons, dan Kelurahan sebesar 5.582731 Ha dengan persentase
Malawili. Keenam kelurahan yang berada dari total luas wilayah sebesar 0,0315 %.
di disktrik Aimas memiliki penggunaan

Gambar 1. Pola Ruang Distrik Aimas

Total luas area untuk Fasilitas area untuk Tempat Ibadah adalah sebesar
Kesehatan adalah sebesar 0.460945 Ha, 4.353998 Ha, dengan persentase dari total
dengan persentase dari total luas wilayah luas wilayah sebesar 0,0246 %., Total luas
sebesar 0,0026 %, Total luas area untuk area untuk Tempat Wisata adalah sebesar
Perdagangan dan Jasa adalah sebesar 2.627696 Ha, dengan persentase dari total
6.278519 Ha dengan persentase dari total luas wilayah sebesar 0,0148 %.
luas wilayah sebesar 0,0355 %, Total luas

25
DEWANTARA. J. Tech., Vol. 02, No. 02 (2021), Hal. 23 – 31 E ISSN : 2776-6764
P ISSN : 2774-2032

Gambar 2. Pola Ruang Kelurahan Malawele

Gambar 3. Pola Ruang Kelurahan Aimas

Gambar 4. Pola Ruang Kelurahan Mariat Gunung

26
DEWANTARA. J. Tech., Vol. 02, No. 02 (2021), Hal. 23 – 31 E ISSN : 2776-6764
P ISSN : 2774-2032

Total luas area untuk Tempat Total luas area untuk Industri dan
Pemakaman adalah sebesar 2.496491 Ha, Pelabuhan Terpadu adalah sebesar
dengan persentase dari total luas wilayah 212.226925 Ha, dengan persentase dari
sebesar 0,0141 %., Total luas area untuk total luas wilayah sebesar 1,1983%., Total
Fasilitas Pendidikanadalah sebesar luas area untuk Hutan adalah sebesar
31.234313 Ha, dengan persentase dari total 13945.073683 Ha, dengan persentase dari
luas wilayah sebesar 0,1764 %.,Total luas total luas wilayah sebesar 78,7390 %., Total
area untuk Pertanian dan Perkebunan luas area untuk Ruang Terbuka Hijau
adalah sebesar 878.798519 Ha, dengan adalah sebesar 1844.846069 Ha, dengan
persentase dari total luas wilayah sebesar persentase dari total luas wilayah sebesar
4,9620%. 10,4170%.

Gambar 5. Pola Ruang Kelurahan Mariat Pantai

Gambar 6. Pola Ruang Kelurahan Warmons

27
DEWANTARA. J. Tech., Vol. 02, No. 02 (2021), Hal. 23 – 31 E ISSN : 2776-6764
P ISSN : 2774-2032

Gambar 7. Pola Ruang Kelurahan Malawili

b. Analisis Tata Ruang Distrik Aimas permukiman. Yang dimaksud dengan


Analisis Tata Ruang Distrik Aimas kawasan budidaya adalah kawasan yang
membahas tentang Rencana Pola Ruang ditetapkan dengan fungsi utama untuk
Kawasan Lindung dan Kawasan Budidaya. dibudidayakan atas dasar kondisi dan
1) Rencana Pola Ruang Kawasan Lindung potensi sumber daya manusia, dan sumber
Cagar Alam daya buatan.
Cagar alam (CA) merupakan kawasan a) Kawasan Hutan Produksi
lindung yang ditetapkan fungsinya untuk Kawasan hutan produksi adalah
menjaga kelestarian alam terutama satwa kawasan hutan yang dibudidayakan dengan
langka dan dilindungi.Kawasan cagar alam tujuan diambil hasil hutannya baik hasil
yaitu kawasan yang ditunjuk mempunyai hutan kayu maupun non kayu. Kawasan ini
keanekaragaman jenis tumbuhan, satwa dan merupakan kawasan hutan yang
tipe ekosistem, mewakili formasi biota diperuntukkan guna produksi hasil hutan
tertentu dan atau unit-unit penyusun, untuk memenuhi keperluan masyarakat
mempunyai kondisi alam baik biota pada umumnya dan khususnya
maupun fisiknya yang masih asli dan tidak pembangunan, mendukung pengembangan
atau belum terganggu manusia, mempunyai industri dan ekspor, Kawasan hutan
luas dan bentuk tertentu agar menunjang produksi meskipun merupakan kawasan
pengelolaan yang efektif dengan daerah budidaya tetapi juga memiliki fungsi
penyangga yang cukup luas, mempunyai perlindungan sebagai daerah resapan
ciri khas dan dapat merupakan satu-satunya air.Kawasan ini tidak boleh dialihfungsikan
contoh disuatu daerah; serta keberadaanya untuk kegiatan lain, dan harus dikendalikan
memerlukan upaya konservasi. secara ketat.Kawasan peruntukan hutan
2) Rencana Pola Ruang Kawasan produksi terdiri atas: kawasan peruntukan
Budidaya hutan produksi terbatas; kawasan
Peraturan Pemerintah RI No. 26 Tahun peruntukan hutan produksi tetap; dan
2008 Pasal 63, menyatakan bahwa rencana kawasan peruntukan hutan produksi yang
pengembangan kawasan budidaya terdiri dapat dikonversi.
atas kawasan hutan produksi, kawasan Kawasan peruntukan hutan produksi
pertanian, kawasan pertambangan, terbatas ditetapkan dengan kriteria
kawasan peruntukan industri, kawasan dan memiliki faktor kemiringan lereng, jenis
objek pariwisata, kawasan dan tanah, dan intensitas hujan dengan jumlah

28
DEWANTARA. J. Tech., Vol. 02, No. 02 (2021), Hal. 23 – 31 E ISSN : 2776-6764
P ISSN : 2774-2032

skor 125 (seratus dua puluh lima) sampai pertanianterdapat juga di Distrik Aimas,
dengan 174 (seratus tujuh puluh empat). begitu pula dengan kawasan pertanian
Kawasan peruntukan hutan produksi tetap Holtikultura.Serta Kawasan Perkebunan
ditetapkan dengan kriteria memiliki faktor Besar dengan luasan kurang lebih 125 Ha.
kemiringan lereng, jenis tanah, dan c) Kawasan Pertambangan
intensitas hujan dengan jumlah skor paling Distrik Aimas juga memiliki Kawasan
besar 124 (seratus dua puluh empat). Pertambangan, yaitu Kawasan Peruntukan
Kawasan peruntukan hutan produksi yang Pertambangan Minyak dan Gas Bumi.
dapat dikonversi ditetapkan dengan d) Kawasan Industri
kriteria: Kawasan peruntukan industri di
 Memiliki faktor kemiringan lereng, Kabupaten Sorong memiliki ciri
jenis tanah, dan intensitas hujan dengan khusus.Kawasan industri yang
jumlah skor paling besar 124 (seratus direncanakan menyatu dengan Kawasan
dua puluh empat); dan/atau pelabuhan, menjadi Kawasan Peruntukan
 Merupakan kawasan yang apabila Industri dan Pelabuhan Terpadu (KIPT).
dikonversi mampu mempertahankan (KIPT) pada Distrik Aimas memiliki
daya dukung dan daya tampung Luasan area kurang lebih 1.615,91 Ha.
lingkungan. e) Kawasan Permukiman
Kriteria teknis kawasan peruntukan Kawasan permukiman adalah bagian
hutan produksi terbatas, kawasan dari lingkungan hidup di luar kawasan
peruntukan hutan produksi tetap, dan lindung, baik berupa kawasan perkotaan
kawasan peruntukan hutan produksi yang maupun perdesaan yang berfungsi sebagai
dapat dikonversi ditetapkan oleh menteri lingkungan tempat tinggal atau lingkungan
yang tugas dan tanggung jawabnya di hunian dan tempat kegiatan yang
bidang kehutanan. Sedangkan Kawasan mendukung perikehidupan dan
peruntukan hutan rakyat ditetapkan dengan penghidupan. Kawasan peruntukan
kriteria: kawasan yang dapat diusahakan permukiman ditetapkan dengan kriteria:
sebagai hutan oleh orang pada tanah yang  Berada di luar kawasan yang ditetapkan
dibebani hak milik. Kriteria teknis kawasan sebagai kawasan rawan bencana;
peruntukan hutan rakyat ditetapkan oleh  Memiliki akses menuju pusat kegiatan
menteri yang tugas dan tanggung jawabnya masyarakat di luar kawasan; dan/atau
di bidang kehutanan.  Memiliki kelengkapan prasarana,
b) Kawasan Pertanian sarana, dan utilitas pendukung.
Kawasan pertanian terdiri dari kawasan Pengembangan kawasan permukiman
pertanian tanaman pangan dan kawasan perkotaan Aimas ini dikembangkan sebagai
hortikultura. Bila dibagi menurut pusat utama di Kabupaten Sorong dengan
penggunaan tanahnya, maka kawasan fungsi sebagai PKL (Pusat Kegiatan Lokal)
pertanian terbagi menjadi kawasan dan sekaligus sebagai pendukung dan
pertanian sawah, tegalan, kebun campur, ”mitra” dari Kota Sorong sebagai PKN
perkebunan, hortikultura, peternakan dan (Pusat Kegiatan Nasional). Kawasan
perikanan. permukiman perkotaan Aimas ini terletak
Kawasan pertanian sesuai dengan di Distrik Aimas (sebagian besar) dengan
peruntukannya disebutkan menjadi 3 jenis, luasan kurang lebih 13.494 Ha.
yaitu: Permukiman perdesaan yang kemudian
 Kawasan pertanian tanaman pangan pada beberapa tempat dapat saja bergeser
dan kompleks pertanian berangsur-angsur menjadi semi-perkotaan
 Kawasan pertanian Holtikultura sehubungan dengan fungsinya misalnya
 Kawasan perkebunan sebagai ibukota distrik atau PPL.
Rencana Pola Ruang Kawasan pertanian Permukiman ini merupakan perkembangan
tanaman pangan dan kompleks lanjut dari permukiman perdesaan yang ada

29
DEWANTARA. J. Tech., Vol. 02, No. 02 (2021), Hal. 23 – 31 E ISSN : 2776-6764
P ISSN : 2774-2032

dengan luasan total kurang lebih 6.568 Ha, Kesehatan, Pendidikan, Perdagangan &
dengan sebarannya terdapat di semua Jasa, Tempat Ibadah, Tempat Wisata, dan
distrik, pada Distrik Aimas memiliki luasan Tempat Pemakaman Memiliki Luasan Area
dengan luas kurang lebih 530 Ha. sebesar 541,381Ha dengan Presentase dari
Tabel 1. Rencana Pola Ruang Distrik Luas Wilayah total sebesar 3,055 %.
Aimas Dengan selisih Luas area 25811,08 Ha,
Kawasan Budi Daya PLK pada Pola Ruang
No Jenis Uraian
Luas Area Persentase RTRW memiliki Luasan Area sebesar
(Ha) (%) 18546,81Ha dengan Presentase dari luasan
wilayah total sebesar 35,780490%
Kaw. Lindung 1,516350
1
Cagar Alam Laut
786,00 dibandingkan dengan Pola Ruang Distrik
Kaw. Budi Daya 1834,81 3,539712 Aimas Tahun 2017 untuk Pertanian dan
2
HPBT Perkebunan Memiliki Luasan Area sebesar
Kaw. Budi Daya 2620,44 5,055348
3
Permukiman
878,798519Ha dengan Presentase dari Luas
Kaw. Budi Daya 18546,81 35,780490 Wilayah total sebesar 4,9620%. Dengan
4
PLK selisih Luas Area 17668,0115 Ha.,
Kaw. Budi Daya 4315,25 8,324974 Kawasan Budi Daya KIPT pada Pola
5
KIPT
Kaw. Budi Daya 23731,68 45,783130
Ruang RTRW memiliki Luasan Area
6 sebesar 23731,68 Ha dengan Presentase
KPPA
Jumlah Total
51833,99
100,00 dari luasan wilayah total sebesar
8,324974% dibandingkan dengan Pola
Sumber: Perhitungan Digitasi ulang peta pola ruang
RTRW Ruang Distrik Aimas Tahun 2017 untuk
Industri dan Pelabuhan Terpadu Memiliki
Hasil digitasi ulang peta rencana pola Luasan Area sebesar 212,226925 Ha,
ruang Distrik Aimas didapatkan luas dengan Presentase dari Luas Wilayah total
sebagai berikut: kawasan lindung cagar sebesar 1,1983%. Dengan selisih Luas Area
alam laut sebesar 786,00 Ha, Kawasan Budi 23519,4531 Ha., Kawasan Budi Daya
Daya Hutan Produksi Biasa/Tetap (HPBT) HPBT dan Kawasan Lindung Cagar Alam
sebesar 1834,81 Ha, Kawasan Budi Daya La pada Pola Ruang RTRW memiliki
Permukiman sebesar 2620,44 Ha, Pertanian Luasan Area sebesar 2620,81 Ha
Lahan Kering (PLK) sebesar 18546,81 Ha, denganPresentase dari luasan wilayah total
Kawasan Pengembangan Industri dan sebesar 5,056062 % dibandingkan dengan
Pelabuhan Terpadu (KIPT) sebesar 4315,25 Pola Ruang Distrik Aimas Tahun 2017
Ha dan Kawasan Perkotaan Aimas (KPPA) untuk I Hutan dan Ruang Terbuka Hijau
sebesar 23731,68 Ha dengan Persentase Memiliki Luasan Area sebesar
1,516350 %, 3,539712 %, 5,055348 %, 15789,91975 Ha, dengan Presentase dari
35,780490 %, 8,324974 %, dan 45,783130 Luas Wilayah total sebesar 89,1560 %.
%. Dengan selisih Luas Area 1316,1098 Ha.

c. Analisis Rencana Berdasarkan Data 4. Kesimpulan


Pola Ruang Distrik Aimas Dari hasil penelitian dapat ditarik
Kawasan Budidaya KPPA dan kesimpulan yaitu:
Kawasan Budidaya Permukiman pada Pola a. Perbandingan luas Distrik Aimas
Ruang RTRW memiliki Luasan Area menurut data RTRW dan Analisa Tahun
sebesar 26352,12 Ha dengan Presentase 2017, untuk Luas Wilayah data RTRW
dari luasan wilayah total sebesar 50,8385% adalah 26704,28 Ha sedangkan hasil
dibandingkan dengan Pola Ruang Distrik analisisa Luas Wilayah Distrik Aimas
Aimas Tahun 2017 meliputi kawasan adalah 17659,90 Ha dengan selisih 9044,38
Pemukiman Penduduk, Bangunan Ha. Terjadi perbedaan luasan karena data
Pemerintah & Pelayanan Publik, Fasilitas RTRW bersumber dari perhitungan

30
DEWANTARA. J. Tech., Vol. 02, No. 02 (2021), Hal. 23 – 31 E ISSN : 2776-6764
P ISSN : 2774-2032

Autocad dari peta rupa bumi bakosurtanal Akhir: UniversitasMuhammadiyah


dengan wilayah Distrik Aimas yang Surakarta. Surakarta
berbeda dengan batas Wilayah yang [5] Hidayati, I. N. &Toyibullah, Y. 2011.
sekarang, sedangkan Luasan area yang Kajian Indeks Potensi Lahan Terhadap
sekarang menggunakan perhitungan Arc Pemanfaatan Rencana Tata Ruang
GIS dari citra satelit google maps dengan Wilayah Menggunakan Sistem
batas wilayah yang baru. Informasi Geografis Di Kabupaten
b. Hasil analisis untuk kawasan Sragen. Tugas Akhir: Universitas
lindung cagar alam dan Kawasan Budidaya Gadjah Mada,Yogyakarta.
Hutan Produksi Biasa/Tetap (HPBT) [6] Undang – Undang Nomor 26 tahun
Melebihidari Rencana hingga sebesar 2007 tentang Penataan Ruang.
602,4824% dari rencana pola ruang RTRW. [7] Dennis F. Niode, Yaulie D. Y.
Hasil analisis untuk Kawasan Budi Daya Rindengan, Stanle D. S. Karouw. 2016.
KPPA dan Kawasan Budi Daya Geographical Information System
Pemukiman baru mencapai 2,0544 % dari (GIS) untuk Mitigasi Bencana Alam
rencana Pola Ruang RTRW. Hasil Analisis Banjir di Kota Manado. E-Journal
Kawasan Budidaya PLK pada Pola Ruang Teknik Elektro dan Komputer Vol. 5
baru mencapai 4,7383% dari Rencana Pola No. 2.
Ruang RTRW. Hasil Analisis Kawasan [8] Setiyawidi, Iwan Setiawan, Lili
Budidaya KIPT pada Pola Ruang baru Somantri. 2011. Pemanfaatan Sistem
Mencapai 0,8943% dari Rencana Pola Informasi Geografis untuk Zonasi
Ruang RTRW. Tingkat Kerawanan Bencana Letusan
c. Peta Pola Ruang masing-masing Gunung Api Tangkubanparahu. Gea,
Kelurahan Distrik Aimas Kabupaten Vol. 11 No. 2. [6] Rashid, L., Title of
Sorongmenghasilkan hasil yang bervariasi Dissertation, PhD dissertation, Name of
antara satu dan lainnya, hal ini dikarenakan Dept., Name of Univ., City, 1997. [cited
penggunaan lahan dari tiap kelurahan yang from thesis or dissertation]
berbeda dan tingkat kepadatan penduduk
yang berbeda.

Daftar Pustaka

[1] Badan Pusat Statistik. 2017. Data BPS


Kabupaten Sorong
[2] Wirosoedarmo, R. ,Widiatmono, J. B.
R. &Widyoseno, Y. 2014. Rencana
Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Berdasarkan Daya Dukung Lingkungan
Berbasis Kemampuan Lahan.
Universitas Brawijaya. Malang
[3]Dinas Pembangunan Umum dan
Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten
Sorong. Data Rencana Tata Ruang
Wilayah Kabupaten Sorong Tahun
Rencana 2011 – 2031
[4] Toyibulah, Y., Musiyam, M. & Jumadi.
2012. EvaluasiRencana Tata Ruang
Wilayah Berdasarkan Indeks Potensi
Lahan Melalui Sistem Informasi
Geografis Di Kabupaten Sragen. Tugas

31

Anda mungkin juga menyukai