Anda di halaman 1dari 12

Ekonomi kreatif merupakan konsep ekonomi baru yang memadukan infomasi dan kreatifitas

yang mengandalkan ide, gagasan, dan pengetahuan dari sumberdaya manusia sebagai faktor
produksi.1

2.1.1 Teori Industri Kreatif

1. Teori Ekonomi Kreatif Menurut John Howkins

Istilah Ekonomi Kreatif pertama kali diperkenalkan oleh tokoh bernama John Howkins,
penulis buku "Creative Economy, How People Make Money from Ideas". Jhon Howkins adalah
seorang yang multi profesi. Selain sebagai pembuat film dari Inggris ia juga aktif menyuarakan
ekonomi kreatif kepada pemerintah Inggris sehingga dia banyak terlibat dalam diskusi-diskusi
pembentukan kebijakan ekonomi kreatif dikalangan pemerintahan negara-negara Eropa. Menurut
definisi Howkins, Ekonomi Kreatif adalah kegiatan ekonomi dimana input dan outputnya adalah
Gagasan. Benar juga, esensi dari kreatifitas adalah gagasan. Bayangkan hanya dengan modal
gagasan, seseorang yang kreatif dapat memperoleh penghasilan yang sangat layak. Gagasan seperti
apakah yang dimaksud? Yaitu gagasan yang orisinil dan dapat diproteksi oleh HKI. Contohnya adalah
penyanyi, bintang film, pencipta lagu, atau periset mikro biologi yang sedang meneliti farietas unggul
padi yang belum pernah diciptakan sebelumnya ( Nenny, 2008).

2. Teori Industri Kreatif Menurut Dr. Richard Florida

Adalah seorang Doktor dibidang Ekonomi, Dr. Richard Florida dari Amerika, penulis buku
"The Rise of Creative Class" dan "Cities and the Creative Class" memperkenalkan tentang industri
kreatif dan kelas kreatif di masyarakat (Creative Class). Florida sempat mendapat kritik, bila ada
kelompok tertentu dilingkungan sosial yang memiliki kelas tersendiri, apakah ini terkesan elit dan
eksklusif? Tidak juga. Justru menurut Florida, ia menghindari kesan tersebut karena gejala dari
istilah-istilah sebelumnya seperti Knowledge Society yang dinilai elitis. Menurut Florida "Seluruh
umat manusia adalah kreatif, apakah ia seorang pekerja di pabrik kacamata atau seorang remaja
digang senggol yang sedang membuat musik hip-hop. Namun perbedaanya adalah pada statusnya
(kelasnya), karena ada individu-individu yang secara khusus bergelut dibidang kreatif dan mendapat
faedah ekonomi secara langsung dari aktivitas tersebut. Tempat-tempat dan kota-kota yang mampu
menciptakan produk-produk baru yang inovatif tercepat akan menjadi pemenang kompetisi di era
ekonomi ini” (Nenny, 2008)

3. Teori Industri Kreatif Menurut Robert Lucas

Adalah pemenang Nobel dibidang Ekonomi, mengatakan bahwa kekuatan yang


menggerakan pertumbuhan dan pembangunan ekonomi kota atau daerah dapat dilihat dari tingkat
produktifitas klaster orang orang bertalenta dan orangorang kreatif atau manusia-manusia yang
mengandalkan kemampuan ilmu pengetahuan yang ada pada dirinya ( Nenny, 2008)

4. Teori Industri Kreatif Menurut Visi Pemerintah

Definisi Industri Kreatif dari visi Pemerintah, sebagai berikut: Industriindustri yang
mengandalkan kreatifitas individu, keterampilan serta talenta yang memiliki kemampuan

1
I Gusti Bagus Arjana, Geografi Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, (Jakarta: Rajawali Pers, 2016), h. 227
meningkatkan taraf hidup dan penciptaan tenaga kerja melalui penciptaan (gagasan) dan eksploitasi
HKI. (Diambil dari definisi UK Department of Culture, Media and Sport, 1999 dalam Nenny, 2008).

5. Teori Industri Kreatif Menurut Alvin Toffler Teori

Alvin Toffler menyatakan bahwa gelombang peradaban manusia itu dibagi menjadi tiga
gelombang. Gelombang pertama adalah abad pertanian. Gelombang kedua adalah abad industri dan
gelombang ketiga adalah abad informasi. Sementara ini Toffler baru berhenti disini. Namun teori-
teori terus berkembang, saat ini peradaban manusia dengan kompetisi yang ganas dan globalisasi,
masuklah manusia pada era peradaban baru yaitu Gelombang ke-4. Ada yang menyebutnya sebagai
Knowledge-based Economy ada pula yang menyebutnya sebagai ekonomi berorientasi pada
Kreativitas (Nenny, 2008) Definisi idustri kratif sendiri menurut Departemen Perdagangan pada studi
pemetaan industri kreatif tahun 2007 dalam buku Pengembangan Ekonomi Kreatif Indonesia 2025
(2008) adalah: “Industri yang berasal dari pemanfaatan kreativitas, keterampilan, serta bakat
individu untuk menciptakan kesejahteraan serta lapangan pekerjaan melalui penciptaan dan
pemanfaatan daya kreasi dan daya cipta individu tersebut.”

2.1.3 Sub-sektor Industri Kreatif

Dalam pengimplementasiannya, cakupan industri kreatif berada dalam ruang lingkup yang
sangat luas. Namun untuk dapat lebih mendalaminya, industri kreatif terbagi menjadi empat belas
sub sektor industri berbasis kreativitas yang terdapat di Indonesia 2 yaitu :

1. Periklanan Periklanan merupakan kegiatan kreatif yang berkaitan jasa periklanan (komunikasi satu
arah dengan menggunakan medium tertentu), yang meliputi proses kreasi, produksi dan distribusi
dari iklan yang dihasilkan, misalnya: riset pasar, perencanaan komunikasi iklan, iklan luar ruang,
produksi material iklan, promosi, kampanye relasi publik, tampilan iklan di media cetak (surat kabar,
majalah) dan elektronik (televisi dan radio), pemasangan berbagai poster dan gambar, penyebaran
selebaran, pamflet, edaran, brosur dan reklame sejenis, distribusi dan delivery advertising materials
atau samples, serta penyewaan kolom untuk iklan.

2. Arsitektur

Arsitektur merupakan kegiatan kreatif yang berkaitan dengan jasa desain bangunan,
perencanaan biaya konstruksi, konservasi bangunan warisan, pengawasan konstruksi baik secara
menyeluruh dari level makro (Town planning, urban design, landscape architecture) sampai dengan
level mikro (detail konstruksi, misalnya: arsitektur taman, desain interior).

3. Pasar Barang Seni

Pasar barang seni merupakan egiatan kreatif yang berkaitan dengan perdagangan
barang*barang asli, unik dan langka serta memiliki nilai estetika seni yang tinggi melalui lelang,
galeri, toko, pasar swalayan, dan internet, misalnya: alat musik, percetakan, kerajinan, automobile,
film, seni rupa dan lukisan.

4. Kerajinan

2
Studi Pemetaan Industri Kreatif, Departemen Perdagangan Republik Indonesia, 2007
Kerajinan merupakan kegiatan kreatif yang berkaitan dengan kreasi, produksi dan distribusi
produk yang dibuat dihasilkan oleh tenaga pengrajin yang berawal dari desain awal sampai dengan
proses penyelesaian produknya, antara lain meliputi barang kerajinan yang terbuat dari: batu
berharga, serat alam maupun buatan, kulit, rotan, bambu, kayu, logam (emas, perak, tembaga,
perunggu, besi) kayu, kaca, porselin, kain, marmer, tanah liat, dan kapur. Produk kerajinan pada
umumnya hanya diproduksi dalam jumlah yang relatif kecil (bukan produksi massal).

5. Desain

Desain merupakan kegiatan kreatif yang terkait dengan kreasi desain grafis, desain interior,
desain produk, desain industri, konsultasi identitas perusahaan dan jasa riset pemasaran serta
produksi kemasan dan jasa pengepakan.

6. Fashion

Fashion merupakan kegiatan kreatif yang terkait dengan kreasi desain pakaian, desain alas
kaki, dan desain aksesoris mode lainnya, produksi pakaian mode dan aksesorisnya, konsultansi lini
produk fashion, serta distribusi produk fesyen.

7. Video, Film, dan Fotografi

Video, Film, dan Fotografi merupakan kegiatan kreatif yang terkait dengan kreasi produksi
video, film, dan jasa fotografi, serta distribusi rekaman video dan film. Termasuk di dalamnya
penulisan skrip, dubbing film, sinematografi, sinetron, dan eksibisi film.

8. Permainan interaktif

Permainan interaktif merupakan kegiatan kreatif yang berkaitan dengan kreasi, produksi,
dan distribusi permainan komputer dan video yang bersifat hiburan, ketangkasan, dan edukasi.
Subsektor permainan interaktif bukan didominasi sebagai hiburan semata*mata tetapi juga sebagai
alat bantu pembelajaran atau edukasi.

9. Musik

Musik merupakan kegiatan kreatif yang berkaitan dengan kreasi/komposisi, pertunjukan,


reproduksi, dan distribusi dari rekaman suara.

10. Seni Pertunjukan

Seni Pertunjukan merupakan kegiatan kreatif yang berkaitan dengan usaha pengembangan
konten, produksi pertunjukan (misal: pertunjukan balet, tarian tradisional, tarian kontemporer,
drama, musik tradisional, musik teater, opera, termasuk tur musik etnik), desain dan pembuatan
busana pertunjukan, tata panggung, dan tata pencahayaan.

11. Penerbitan dan percetakan

Penerbitan dan percetakan merupakan kegiatan kreatif yang terkait dengan dengan
penulisan konten dan penerbitan buku, jurnal, koran, majalah, tabloid, dan konten digital serta
kegiatan kantor berita dan pencari berita. Subsektor ini juga mencakup penerbitan perangko,
materai, uang kertas, blanko cek, giro, surat andil, obligasi surat saham, surat berharga lainnya,
passport, tiket pesawat terbang, dan terbitan khusus lainnya. Juga mencakup penerbitan foto*foto,
grafir (engraving) dan kartu pos, formulir, poster, reproduksi, percetakan lukisan, dan barang
cetakan lainnya, termasuk rekaman mikro film.

12. Layanan komputer dan piranti lunak

Layanan computer dan piranti lunak merupakan kegiatan kreatif yang terkait dengan
pengembangan teknologi informasi termasuk jasa layanan komputer, pengolahan data,
pengembangan database, pengembangan piranti lunak, integrasi sistem, desain dan analisis sistem,
desain arsitektur piranti lunak, desain prasarana piranti lunak dan piranti keras, serta desain portal
termasuk perawatannya.

13. Televisi dan radio

Televisi dan radio merupakan egiatan kreatif yang berkaitan dengan usaha kreasi, produksi
dan pengemasan acara televisi (seperti games, kuis, reality show, infotainment, dan lainnya),
penyiaran, dan transmisi konten acara televisi dan radio, termasuk kegiatan station relay (pemancar
kembali) siaran radio dan televisi.

14. Riset dan Pengembangan

Riset dan pengembangan merupakan kegiatan kreatif yang terkait dengan usaha inovatif
yang menawarkan penemuan ilmu dan teknologi dan penerapan ilmu dan pengetahuan tersebut
untuk perbaikan produk dan kreasi produk baru, proses baru, material baru, alat baru, metode baru,
dan teknologi baru yang dapat memenuhi kebutuhan pasar; termasuk yang berkaitan dengan
humaniora seperti penelitian dan pengembangan bahasa, sastra, dan seni; serta jasa konsultansi
bisnis dan manajemen.

2.1.4 Upaya pemerintah dalam menumbuh kembangkan industri kreatif

Pemerintah Republik Indonesia terus mendorong perkembangan industri kreatif di Indonesia


dengan berbagai langkah dan upaya demi menjamin keselamantan bisnis industri kreatif, beberapa
diantaranya adalah :

1. Undang-undang Nomor 5 tahun 1984 tentang perindustrian, yaitu pada Bab VI Pasal 17 yang
menyatakan bahwa desain produk industri mendapatkan perlindungan hukum.

2. Undang-undang Nomor 31 tahun 2000 tentang desain industri dalam perlindungan ha katas
kekayaan intelektual.

3. Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Republik Indonesia eputusan Menteri


Perindustrian dan Perdagangan Nomor 20/MPP/Kep/I/2001 tentang pembentukan Dewan Desain
Nasional/Pusat Desain Nasional (PDN).

4. Pusat Desain Nasional (PDN) Sejak tahun 2001 s/d 2006, telah memilih 532 desain produk terbaik
Indonesia.
5. Tahun 2006, Departemen Perdagangan Republik Indonesia memprakarsai peluncuran program
Indonesia Design Power yang beranggotakan Departemen Perdagangan RI, Departemen
Perindustrian RI, Kementerian Koperasi dan UKM serta Kamar Dagang Indonesia (KADIN).

6. Tahun 2007, diselenggarakan Pameran Pekan Budaya Indonesia, berdasarkan arahan Presiden,
dan diprakarsai oleh: Kantor Menteri Koordinator Kesejahteraan Masyarakat, serta melibatkan lintas
departemen antara lain: Departemen Perindustrian, Perdagangan, Budaya & Pariwisata, dan
Kementrian UKM & Koperasi.

7. Tahun 2007, Departemen Perdagangan RI meluncurkan hasil studi pemetaan Industri Kreatif
Indonesia dan menetapkan 14 subsektor Industri Kreatif Indonesia berdasarkan studi akademik atas
Klasifikasi Baku Usaha Industri Indonesia (KBLI) yang diolah dari data Badan Pusat Statistik dan
sumber data lainnya (asosiasi, komunitas kreatif, lembaga pendidikan, lembaga penelitian) yang rilis
di media cetak, terkait dengan industri kreatif.

Studi Industri kreatif dimulai sejak Tahun 1998, yang dipelopori oleh DCMS UK (Departemen
Of Culture, Media and Sport, United Kingdom) dan diikuti dengan studi antara lain di Australia,
Jerman, Selandia Baru, Amerika Serikat, Hongkong, Taiwan dan Singapura. Terdapat beberapa teori
yang telah dirumuskan mengenai industri kreatif, seperti terlampir pada tabel 2.1, namun akhirnya
Departemen Perdagangan Republik Indonesia mengambil konsep yang pernah dirumuskan oleh
DCMS UK, karena definisi tersebut telah diterapkan oleh banyak negara, dan berusaha mengukur
dampak perekonomian industri kreatif pada perekonomian. Konsep yang dijadikan acuan
Departemen Perdagangan adalah ”those industries which have their origin in individual creativity,
skill and talent and which have a potenstial for wealth and job creation through the generation and
exploitation of intellectual property.3

Dari konsep tersebut, Departemen Perdagangan RI mendefenisikan industri kreatif sebagai


industri yang berasal dari pemanfaatan kreativitas, ketrampilan serta bakat individu untuk
menciptakan kesejahteraan serta lapangan pekerjaan dengan menghasilkan dan mengeksploitasi
daya kreasi dan daya cipta individu tersebut. 4 Selain itu, industri kreatif juga merupakan penyediaan
produk kreatif langsung kepada pelanggan dan pendukung penciptaan nilai kreatif pada sektor lain.

2.1.2. Sektor Industri Kreatif

Rukmawati (2009) menyatakan bahwa sedikitnya terdapat 2 hal utama yang mendasari
suatu sektor tersebut dikatakan sebagai kreatif, yaitu berdasarkan :

• Substansi yang dominan - Media, yaitu sektor tersebut menghasilkan barang atau jasa yang
mengandalkan media sebagai sarana untuk menghasilkan nilai tambah. - Aspek seni budaya, sektor
tersebut mengandalkan adanya kandungan seni budaya sebagai nilai tambahnya. - Adanya Desain
Perancangan - Penggunaan teknologi berbasis pengetahuan sebagai nilai tambahnya.

• Intensitas Sumber Daya Yang Dibutuhkan - Peran kreativitas merupakan sentral sebagai sumber
daya utama, akan tetapi terdapat beberapa industri yang masih sangat membutuhkan sumber daya
yang bersifat fisik, berupa sumber daya alam baik sebagai bahan mentah maupun bahan baku antara
industri tersebut.
3
Studi Industri Kreatif Indonesia 2007. Jakarta ; Departemen Perdagangan RI, halaman 15
4
Studi Industri Kreatif Indonesia 2007. Jakarta : Departemen Perdagangan RI, halaman 33.
2.1.3. Peluang Berkembangnya Industri Kreatif Di Medan

Untuk memanfaatkan industri kreatif, maka harus dipertimbangkan keunggulan dan


kelemahannya. Dalam cetak biru pengembangan Industri Kreatif (Departemen Perdagangan, 2007),
maka keunggulan industri kreatif adalah :

a. Berbasiskan pikiran manusia (ilmu pengetahuan, kreativitas dan talenta, ketiga hal tersebut
merupakan sumber daya yang terbarukan), bahkan kreativitas cenderung tumbuh pesat di saat
krisis.

b. Berdasarkan budaya setempat, sehingga mempunyai ciri khas/keunikan, keanekaragam yang


tinggi

c. Margin keuntungan yang tinggi, atau mempunyai penghasilan yang besar

d. Lebih mengutamakan ketrampilan

e. Penyerapan tenaga kerja yang tinggi,

f. Mampu melibatkan masyarakat setempat,

g. Gunaryo juga menyatakan (2006, halaman 17), industri kreatif cenderung dapat bertahan pada
krisis karena mempunyai domestik market dan Industri Kreatif dapat tetap tumbuh pada era
produksi non massal. Daur hidup yang semakin singkat, mendorong lahirnya sistem produksi non-
massal (limited edition) yang kemudian justru sesuai dengan produksi industri kreatif.

Sedangkan kelemahan Industri Kreatif adalah :

1. mudah ditiru, karena produknya berasal dari budaya sendiri, atau menggunakan teknologi tepat
guna, maka banyak masyarakat yang juga dapat meniru produk kreatif tersebut, sedangkan
perlindungan kekayaan intelektual belum berjalan dengan baik.

2. oleh karena itu terjadi persaingan yang tinggi,

3. siklus hidup yang singkat, karena industri kreatif terpengaruh oleh mode, artinya suatu desain
terbaru akan habis masa berlakunya dengan cepat, bila ada mode yang lebih baru lagi tercipta.
Misalnya model perabotan rotan biasanya bertahan selama 3 bulan, setelah itu telah ada
model/kreasi perabotan rotan lain yang timbul lagi. Atau suatu film nilai jualnya akan turun bila
sudah ditonton oleh banyak orang.

Definisi industri kreatif menurut Kementrian Perdagangan yang disajikan dalam buku studi
pemetaan industri kreatif tahun 2007, adalah suatu industri yang berasal dari pemanfaatan
kreativitas, keterampilan, serta bakat individu untuk menciptakan kesejahteraan dan lapangan
pekerjaan melalui penciptaan dan pemanfaatan daya kreasi dan juga daya cipta individu tersebut
(Kemendag, 2007). Pemerintah Indonesia sendiri cenderung lebih kerap menggunakan istilah
Ekonomi Kreatif (Ekraf) ketimbang industri kreatif karena dianggap lebih mampu menggambarkan
tentang industri yang mengandalka sumber daya manusia secara penuh. Ekraf diartikan sebagai
konsep ekonomi baru yang dalam kegiatan ekonominya mengandalkan gagasan, ide, atau
kreativititas Sumber Daya Manusia (SDM) sebagai faktor produksi utama. Dalam ekraf, sumber daya
utama adalah kreativitas yang memuat kapasitas dan kemampuan dalam menghasilkan suatu hal
yang unik, solusi dari masalah atau sesuatu yang khas berbeda dari pakem (thinking outside the
box). Definisi Ekonomi Kreatif dalam rancangan strategis Indonesia sendiri diartikan sebagai
“Penciptaan nilai tambah dari kreativitas yang dilindungi kekayaan intelektual, dan bersumber dari
pengelolaan budaya, ilmu pengetahuan, dan/atau teknologi”. Ini berarti, selain kreativitas, unsur lain
yang penting adalah adanya nilai tambah sehingga suatu produk dapat memiliki nilai ekonomi (Opus,
2017 : 17).

2. Pendapatan

a. Pengertian Pendapatan

Pendapatan merupakan salah satu unsur yang paling utama dari pembentukan laporan laba
rugi dalam suatu perusahaan. Banyak yang bingung mengenai istilah pendapatan. Hal ini disebabkan
pendapatan dapat diartikan sebagai revenue dan dapat juga diartikan sebagai income, maka income
dapat diartikan sebagai penghasilan dan kata revenue sebagai pendapatan penghasilan maupun
keuntungan. Pendapatan sangat berpengaruh bagi keseluruhan hidup perusahaan, semakin besar
pendapatan yang diperoleh maka semakin besar kemampuan perusahaan untuk membiayai segala
pengeluaran dan kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan oleh perusahaan. Selain itu pendapatan
juga berpengaruh terhadap laba rugi perusahaan yang tersaji dalam laporan laba rugi maka,
pendapatan adalah darah kehidupan dari suatu perusahaan. Dalam kamus besar bahasa Indonesia
pendapatan adalah hasil kerja (usaha atau sebagainya). 5 Sedangkan pendapatan dalam kamus
manajemen adalah uang yang diterima oleh perorangan, perusahaan dan organisasi lain dalam
bentuk upah, gaji, sewa, bunga, komisi, ongkos dan laba. 6 Pendapatan adalah jumlah yang
dibebankan kepada langganan untuk barang dan jasa yang dijual. 7 Pendapatan adalah aliran masuk
aktiva atau pengurangan utang yang diperoleh dari hasil penyerahan barang atau jasa kepada para
pelanggan.8

Pendapatan adalah kenaikan modal perusahaan akibat penjualan produk perusahaan. 9 Arus
masuk aktiva atau peningkatan lainnya atas aktiva atau penyelesaian kewajiban entitas (atau
kombinasi dari keduanya) dari pengirim barang, pemberian jasa, atau aktivitas lainnya yang
merupakan operasi utama atau operasi sentral perusahaan. 10 Pendapatan adalah pendapatan uang
yang diterima dan diberikan kepada subjek ekonomi berdasarkan prestasi-prestasi yang diserahkan
yaitu berupa pendapatan dari profesi yang dilakukan sendiri atau usaha perorangan dan pendapatan
dari kekayaan. Besarnya pendapatan seseorang bergantung pada jenis pekerjaannya. 11 Soekartawi
menjelaskan pendapatan akan mempengaruhi banyaknya barang yang dikonsumsikan, bahwa sering

5
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2008), hal.
185
6
BN. Marbun, Kamus Manajemen, (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 2003), hal. 230
7
Soemarso S.R Akuntansi Suatu Pengantar. Edisi Lima. Jakarta: Salemba Empat (2009, hal.54)
8
Ibid
9
Ibid
10
Ibid
11
Sadono Sukirno, Teori Pengantar Mikro Ekonomi, Rajagrafindo Persada, Jakarta, 2006, hal. 47
kali dijumpai dengan bertambahnya pendapatan, maka barang yang dikonsumsi bukan saja
bertambah, tapi juga kualitas barang tersebut ikut menjadi perhatian. Misalnya sebelum adanya
penambahan pendapatan beras yang dikonsumsikan adalah kualitas yang kurang baik, akan tetapi
setelah adanya penambahan pendapatan maka konsumsi beras menjadi kualitas yang lebih baik. 12
Tingkat pendapatan merupakan salah satu kriteria maju tidaknya suatu daerah. Bila pendapatan
suatu daerah relatif rendah, dapat dikatakan bahwa kemajuan dan kesejahteraan tersebut akan
rendah pula. Kelebihan dari konsumsi maka akan disimpan pada bank yang tujuannya adalah untuk
berjaga-jaga apabila baik kemajuan dibidang pendidikan, produksi dan sebagainya juga
mempengaruhi tingkat tabungan masyarakat. Demikian pula hanya bila pendapatan masyarakat
suatu daerah relatif tinggi, maka tingkat kesejahteraan dan kemajuan daerah tersebut tinggi pula. 13

Berdasarkan pengertian menurut para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa pendapatan
adalah arus kas masuk yang berasal dari kegiatan normal perusahaan dalam penciptaan barang atau
jasa yang mengakibatkan kenaikan aktiva dan penurunan kewajiban. Sedangkan menurut Boediono
pendapatan seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain dipengaruhi: 14 1) Jumlah
faktor-faktor produksi yang dimiliki yang bersumber pada, hasil-hasil tabungan tahun ini dan warisan
atau pemberian. 2) Harga per unit dari masing-masing faktor produksi, harga ini ditentukan oleh
penawaran dan permintaan di pasar faktor produksi. 3) Hasil kegiatan anggota keluarga sebagai
pekerjaan sampingan. Tingkat pendapatan mempengaruhi tingkat konsumsi masyarakat. Hubungan
antara pendapatan dan konsumsi merupakan suatu hal yang sangat penting dalam berbagai
permasalahan ekonomi. Kenyataan menunjukkan bahwa pengeluaran konsumsi meningkat dengan
naiknya pendapatan, dan sebaliknya jika pendapatan turun, pengeluaran konsumsi juga turun. Tinggi
rendahnya pengeluaran sangat tergantung kepada kemampuan keluarga dalam mengelola
penerimaan atau pendapatannya. 15 Distribusi pendapatan adalah penyaluran atau pembelanjaan
masyarakat untuk kebutuhan konsumsi. Kurangnya distribusi pendapatan dapat menimbulkan daya
beli rendah, terjadinya tingkat kemiskinan, ketidakadilan, kelaparan dan lain-lain yang akhirnya akan
menimbulkan anti pati golongan masyarakat yang berpendapatan rendah terhadap yang
berpendapatan tinggi, sehingga akan menimbulkan kecemburuan sosial di dalam masyarakat. 16

a. Karakteristik Pendapatan

Walaupun jenis pendapatan yang dimiliki setiap perusahaan berbeda-beda, tetapi dari sudut
akuntansi seluruh pendapatan tersebut mulai dari kelompok pendapatan yang berasal dari
penjualan barang jadi hingga pendapatan dari penjualan jasa memiliki karakteristik yang sama dalam
pencatatannya. Karakteristik pendapatan dibagi menjadi dua karakteristik yaitu:

b) Jika bertambah saldonya, harus dicatat disisi kradit. Setiap pencatatan di sisi kredit berarti akan
menambah saldo pendapatan tersebut.

12
Soekartawi, Faktor-faktor Produksi, Jakarta: Salemba Empat, (2012), hal. 132
13
Mahyu Danil, “Pengaruh Pendapatan Terhadap Tingkat Konsumsi pada Pegawai Negeri Sipil di Kantor Bupati
Kabupaten Bireuen”, Journal Ekonomika Universitas Almuslim Bireuen Aceh, Vol. IV No. 7: 9.
14
Boediono, Pengantar Ekonomi, (Jakarta: Erlangga, 2002), hal. 150
15
Mahyu Danil, “Pengaruh Pendapatan Terhadap Tingkat Konsumsi pada Pegawai Negeri Sipil di Kantor Bupati
Kabupaten Bireuen”, Journal Ekonomika Universitas Almuslim Bireuen Aceh, Vol. IV No. 7: 9.
16
bid. hal. 9
c) Jika berkurang saldonya harus dicatat di sisi debet. Setiap pencatatan di sisi debet berarti akan
mengurangi saldo pendapatan tersebut. 17

Karakteristik pendapatan adalah:

1) Bahwa pendapatan itu muncul dari kegiatan-kegiatan pokok perusahaan dalam mencari laba.

2) Bahwa pendapatan itu sifatnya berulang-ulang atau berkesinambungan kegiatankegiatan pokok


tersebut pada dasarnya berada dibawah kendali manajemen. 18

c. Jenis-Jenis Pendapatan Dalam praktiknya komponen pendapatan yang dilaporkan dalam laporan
laba rugi terdiri dari dua jenis, yaitu:

1) Pendapatan atau penghasilan yang diperoleh dari usaha pokok (usaha utama) perusahaan.

2) Pendapatan atau penghasilan yang diperoleh dari luar usaha pokok (usaha sampingan)
perusahaan.19 Laporan laba rugi terdapat dua kelompok pendapatan yang terdiri dari: i. Pendapatan
Utama ii. Pendapatan Lain-Lain.20

Berikut adalah penjelasan komponen pendapatan:

1) Pendapatan Utama Pendapatan utama berasal dari kegiatan utama perusahaan.

2) Pendapatan Lain-lain Berasal dari pendapatan yang tidak merupakan kegiatan utama perusahaan.
Misalnya pendapatan bunga bagi perusahaan perdagangan. Selain itu, juga dalam beberapa kasus
terdapat pendapatan dan kerugian dari pos luar biasa.

a. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi volume


pendapatan dalam perusahaan adalah sebagai berikut:

1) Kondisi dan kemampuan penjualan

2) Kondisi pasar

3) Modal

4) Kondisi operasional perusahaan21

Pendapatan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu sebagai berikut:

i. Produk Salah satu tugas utama dari manajemen penjualan adalah desain produk yaitu
mereka merupakan pemberi saran perbaikan yang diperlukan desain produk dengan
akibat dari keluhan para pelanggan.
ii. Harga Jumlah uang yang harus dibayarkan konsumen untuk mendapatkan suatu produk
dengan akibat dari keluhan para pelanggan.

17
Ibid
18
Hery dan Widyawati Lekok. Akuntansi Keuangan Menengah. Jakarta: Bumi Aksara (2012: hal. 24).
19
Kasmir. Analisis Laporan Keuangan. Edisi Pertama Cetakan Kelima Jakarta: Raja Grafindo Persada (2012,
hal.46)
20
Ibid
21
Mulyadi. Sistem Akuntansi, Edisi ke-3, Cetakan ke-5. Penerbit Salemba. Empat, (2010, hal.127)
iii. Distribusi

prantara barang dari produsen ke konsumen, semakin luas pendistribusiannya maka akan
mempengaruhi penjualan promosi.

iv. Promosi Promosi merupakan kegiatan yang dilakukan perusahaan dengan tujuan utama
menginformasikan, mempengaruhi dan mengingatkan konsumen agar memilih program
yang diberikan perusahaan.22

Pendapatan seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain dipengaruhi: 231) Jumlah
faktor-faktor produksi yang dimiliki yang bersumber pada, hasil-hasil tabungan tahun ini dan warisan
atau pemberian. 2) Harga per unit dari masing-masing faktor produksi, harga ini ditentukan oleh
penawaran dan permintaan di pasar faktor produksi. 3) Hasil kegiatan anggota keluarga sebagai
pekerjaan sampingan. Tingkat pendapatan mempengaruhi tingkat konsumsi masyarakat. Hubungan
antara pendapatan dan konsumsi merupakan suatu hal yang sangat penting dalam berbagai
permasalahan ekonomi. Kenyataan menunjukkan bahwa pengeluaran konsumsi meningkat dengan
naiknya pendapatan, dan sebaliknya jika pendapatan turun, pengeluaran konsumsi juga turun. Tinggi
rendahnya pengeluaran sangat tergantung kepada kemampuan keluarga dalam mengelola
penerimaan atau pendapatannya. 24 Distribusi pendapatan adalah penyaluran atau pembelanjaan
masyarakat untuk kebutuhan konsumsi. Kurangnya distribusi pendapatan dapat menimbulkan daya
beli rendah, terjadinya tingkat kemiskinan, ketidakadilan, kelaparan dan lain-lain yang akhirnya akan
menimbulkan anti pati golongan masyarakat yang berpendapatan rendah terhadap yang
berpendapatan tinggi, sehingga akan menimbulkan kecemburuan sosial di dalam masyarakat.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan adalah sebagai berikut: 25

1) Kesempatan kerja yang tersedia Semakin banyak kesempataan kerja yang tersedia berarti semakin
banyak penghasilan yang bisa diperoleh dari hasil ketja tersebut.

2) Kecakapan dan keahlian Dengan bekal kecakapan dan keahlian yang tinggi akan dapat
meningkatkan efisiensi dan efektifitas yang pada akhirnya berpengaruh pula terhadap penghasilan.
3) Motivasi Motivasi atau dorongan juga mempengaruhi jumlah penghasilan yang diperoleh,
semakin besar dorongan seseorang untuk melakukan pekerjaan, semakin besar pula penghasilan
yang diperoleh.

4) Keuletan bekerja Pengertian keuletan dapat disamakan dengan ketekunan, keberanian untuk
menghadapi segala macam tantangan. Bila saat menghadapi kegagalan maka kegagalan tersebut
dujadikan sebagai bekal untuk meniti ke arah kesuksesan dan keberhasilan.

5) Banyak sedikitnya modal yang digunakan Besar kecilnya usaha yang dilakukan seseorang sangat
dipengaruhi oleh besar kecilnya modal yang dipergunakan.

b. Sumber Pendapatan Pendapatan seseorang harus dapat digunakan untuk menentukan tingkat
kesejahteraan sebab dengan pendapatan seseorang akan dapat memenuhi kebutuhan hidupnya

22
Ibid
23
Boediono, Pengantar Ekonomi, Jakarta: Erlangga, (2012), hal. 150
24
Mahyu Danil, “Pengaruh Pendapatan Terhadap Tingkat Konsumsi pada Pegawai Negeri Sipil di Kantor Bupati
Kabupaten Bireuen”, Journal konomika Universitas Almuslim Bireuen Aceh, Vol. IV No. 7: 9
25
Ibid
sehari-hari baik secara langsung maupun tidak langsung. Sumber pendapatan masyarakat terdiri
dari:26

i. Di sektor formal berupa gaji dan upah yang diperoleh secara tetap dan jumlah yang telah
ditentukan

ii. Di sektor informal berupa pendapatan yang bersumber dari perolehan atau penghasilan
tambahan seperti: penghasilan dagang, tukang, buruh, dan lain-lain

iii. Di sektor subsisten merupakan pendapatan yang bersumber dari hasil usaha sendiri berupa
tanaman, ternak, kiriman dan pemberian orang lain. Pendapatan sektor informal adalah segala
penghasilan yang berupa uang maupun barang yang diterima, biasanya sebagai balas jasa dari sektor
informal. Sumber pendapatan ini berupa:27

1) Pendapatan dari usaha, meliputi: hasil bersih dari hasil usaha sendiri, komisi dan penjualan

2) Pendapatan dari investasi

3) Pendapatan dari keuntungan sosial. Pendapatan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
pendapatan bersih yang merupakan hasil yang diterima dari jumlah seluruh penerimaan setelah
dikurangi pengeluaran biaya operasi. Sementara pendapatan diperoleh apabila terjadi transaksi
antar pedagang dengan pembeli dalam satu kesepakatan bersama.

c. Pengakuan Pendapatan

Kerangka konseptual FASB menunjukkan dua faktor yang harus dipertimbangkan dalam
memutuskan kapan pendapatan dan keuntungan harus diakui realisasi dan proses penghasilan.
Pengakuan pendapatan umumnya diakui apabila:

i. Telah direalisasi (realized) atau dapat direalisasikan (realizable)


ii. Sudah dihasilkan melalui penyelesaian yang substansial atas aktivitas yang terlibat
dalam proses menghasilkan tersebut.
iii. Pendapatan diakui apabila perusahaan yang menghasilkan pendapatan telah
menyerahkan barang atau jasa yang dijanjikan (penyelesaian secara substansial)
kepada pelanggan dan ketika pelanggan telah melakukan pembayaran atau
setidaknya memberikan janji pembayaran yang pasti (dapat direalisasikan) kepada
perusahaan.28 Dua kriteria yang seharusnya dipertimbangkan dalam menentukan
kapan pendapatan seharusnya diakui, yaitu: 1) Telah direalisasi atau dapat direalisasi

2) Telah dihasilkan atau telah terjadi 29

Berikut adalah penjelasan dua kriteria yang harusnya dipertimbangkan dalam menentukan
kapan pendapatan seharusnya diakui :
26
Michell Rinda Nursandy, Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Pengusaha Tape di Desa Sumber
Tengah Kecamatan Binakal Kabupaten Bondowoso, skripsi tidak diterbitkan.
27
Rosy Pradipta Angga Purnama, Analisis Pengaruh Modal, Tenaga Kerja, Lama Usaha, dan Teknologi Proses
Produksi terhadap Produksi Kerajinan Kendang Jimbe di Kota Blitar,(Malang: Universitas Brawijaya, 2014),
jurnal ilmiah.
28
Stice, Earl K. Skounsen, K Fred. Intermediate Accounting. Jakarta: Salemba Empat (2009, hal.205)
29
Ibid
1) Telah direalisasi atau dapat direalisasi. Pendapatan dikatakan telah direalisasi (realized) jika
barang atau jasa telah dipertukarkan dengan kas.

2) Telah dihasilkan atau telah terjadi Pendapatan dianggap telah dihasilkan atau telah terjadi
(earned) apabila perusahaan telah melakukan apa yang seharusnya dilakukan untuk mendapatkan
hak atas pendapatan tersebut.

d.Pengukuran Pendapatan

Secara umum pengukjuran pendapatan akan diakui secara:

i.Accrual Basis

ii.Critical Event Basis

iii.The Mathcing Principle30

Berikut penjelasan pengakuan pendapatan: 2. Accrual Basis Pengakuan pendapatan secara


accrual basis berarti bahwa pendapatan harus dilaporkan selama kegiatan produksi (dimana laba
dapat dihitung secara proporsional dengan penyelesaian pekerjaan). 3. Critical Event Basis Dalam
metode ini yang diperhatikannya adalah kejadian-kejadian penting dalam siklus operasi perusahaan,
kejadian kritis itu dapat berupa: i. Pada saat penjualan ii. Pada saat selesainya proyek iii. Pada saat
pembayaran setelah dilakukan penjualan 4. The Mathcing Principle Prinsip ini mengatur agar
pembebanan biaya harus dilakukanpada priode yang sama dengan priode pengakuan hasil.

Ada empat pengukuran pendapatan menurut ikatan akuntansi indonesia (IAI) PSAK No. 23 yaitu:

1) Pendapatan harus diukur dengan nilai wajar imbalan yang diterima atau yang dapat
diterima.
2) Jumlah pendapatan yang timbul dari suatu transaksi biasanya ditentukan oleh persetujuan
antara perusahaan dan pembeli atau pemakaian aktiva tersebut.
3) Imbalan tersebut berbentuk kas dan setara kas dan jumlah pendapatan adalah jumlah kas
atau setara kas yang diterima atau yang dapat diterima. Namun, bila arus masuk dari kas
atau setara kas ditangguhkan, nilai wajar dari imbalan tersebut mungkin kurang dari jumlah
nominal dari kas yang diterima atau yang dapat diterima.
4) Bila barang atau jasa dipertukarkan (barter) untuk barang atau jasa dengan sifat dan nilai
yang sama, maka pertukaran tersebut tidak dianggap sebagai suatu transaksi yang
mengakibatkan pendapatan.

30
Ibid

Anda mungkin juga menyukai