Anda di halaman 1dari 4

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN


Gedung Prijadi Praptosuhardjo I Lantai 2, Jalan Lapangan Banteng Timur No. 2-4, Jakarta Pusat 10710; Telepon (021) 3865130,
3814411; Faksimile (021) 3846402; Laman www.djpb.kemenkeu.go.id

Nomor : S-29/PB/PB.5/2023 31 Mei 2023


Sifat : Sangat Segera
Lampiran : 2 (dua) berkas
Hal : Penerapan Skema Remunerasi BLU Rumah Sakit Vertikal Kementerian Kesehatan

Yth. Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan

Menindaklanjuti surat kami terdahulu nomor S-73/PB/2023 (surat Dirjen Perbendaharaan)


tanggal 13 April 2023 hal Perubahan Sistem Remunerasi Rumah Sakit Vertikal Kementerian
Kesehatan, dan memperhatikan telah terbitnya Keputusan Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan
Nomor HK.02.02/D/7373/2023 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Remunerasi pada Satuan
Kerja Rumah Sakit di Lingkungan Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan yang Menerapkan
Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum, terdapat hal-hal yang perlu mendapatkan
perhatian sebagai berikut:
1. Penetapan hal-hal yang berakibat pada penambahan penghasilan ASN termasuk pemberian
remunerasi pada BLU merupakan kewenangan Menteri Keuangan selaku pembina keuangan
BLU sekaligus Bendahara Umum Negara. Dengan demikian, remunerasi pada BLU
hendaknya dilaksanakan setelah mendapatkan penetapan melalui keputusan Menteri
Keuangan tentang remunerasi masing-masing BLU.
2. Sesuai ketentuan yang berlaku pada PP nomor 23 tahun 2005 tentang Pedoman Pengelolaan
BLU serta PMK nomor 202/PMK.05/2022 tentang Pedoman Pengelolaan BLU, telah diatur
jenis komponen remunerasi yang dapat diberikan kepada pejabat/pegawai pada BLU.
Selanjutnya, dalam rangka pembayaran remunerasi, komponen tersebut ditetapkan dalam
keputusan Menteri Keuangan mengenai penetapan remunerasi kepada masing-masing BLU.
Sehubungan dengan hal tersebut, penambahan komponen remunerasi di luar sebagaimana
yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan menjadi tidak tepat dan berpotensi menyalahi
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
3. Remunerasi pada BLU disusun dengan semangat sebagai mekanisme reward and
punishment yang memotivasi para pejabat/pegawai untuk senantiasa berupaya meningkatkan
kinerja layanan masing-masing. Untuk memastikan hal tersebut, pembayaran remunerasi
khususnya komponen insentif dilakukan berdasarkan pada capaian kinerja yang diikat dalam
kontrak kinerja masing-masing pejabat/pegawai mengacu pada kontrak kinerja antara
pemimpin BLU dengan Menteri Keuangan c.q. Dirjen Perbendaharaan. Adanya pembayaran
insentif remunerasi yang tidak didasarkan pada kontrak kinerja, menjadi tidak tepat dan tidak
sesuai dengan ketentuan remunerasi yang berlaku.
4. Dalam penetapan kontrak kinerja, terdapat target kinerja yang wajib dipenuhi dalam rangka
pembayaran insentif remunerasi sesuai ketentuan. Adapun insentif tersebut ditetapkan dalam
bentuk range dengan perhitungan/formulasi yang telah ditetapkan Menteri Keuangan. Terkait
hal tersebut, dalam hal terdapat penentuan range maupun besaran insentif dan/atau
komponen remunerasi lainnya yang tidak sesuai dengan yang ditetapkan Menteri Keuangan
dalam KMK remunerasi, menjadi tidak tepat dan berpotensi menyalahi ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
2
5. Dalam surat Dirjen Perbendaharaan yang kami layangkan, telah disampaikan bahwa terhadap
perubahan skema remunerasi yang diusulkan, terdapat hal-hal yang harus dilakukan baik oleh
masing-masing BLU Rumah Sakit maupun Kementerian Kesehatan dalam hal ini Ditjen
Pelayanan Kesehatan selaku unit eselon I pembina teknis layanan seluruh BLU Rumah Sakit
vertikal di lingkup Kementerian Kesehatan. Salah satu hal yang utama adalah diperlukannya
perubahan/perbaikan pengaturan remunerasi pada KMK remunerasi masing-masing BLU
Rumah Sakit. Namun demikian, sampai saat ini kami masih belum mendapatkan informasi
apapun terkait rencana perubahan KMK remunerasi dimaksud.
6. Pembayaran remunerasi yang tidak sesuai dengan kewenangan dan ketentuan serta tidak
didukung dengan penetapan dalam KMK remunerasi, menyebabkan pembayaran remunerasi
menjadi tidak memiliki landasan hukum yang layak dan berpotensi menjadi objek temuan
pemeriksaan keuangan negara. Lebih lanjut, pembayaran remunerasi yang tidak sesuai
ketentuan akan dapat memiliki konsekuensi berupa pengembalian uang negara dari masing-
masing pejabat/pegawai di kemudian hari.
7. Untuk mencegah potensi pembayaran remunerasi yang tidak sesuai dengan ketentuan
tersebut, kiranya dapat dilakukan koordinasi lebih lanjut antara Ditjen Pelayanan Kesehatan
selaku pembina teknis layanan BLU Rumah Sakit dengan Ditjen Perbendaharaan dalam hal
ini Direktorat PPKBLU selaku pembina keuangan BLU.
Demikian disampaikan, atas perhatian dan kerja sama yang baik diucapkan terima kasih.

a.n. Direktur Jenderal Perbendaharaan


Direktur Pembinaan Pengelolaan
Keuangan Badan Layanan Umum

Ditandatangani secara elektronik


Ririn Kadariyah

Tembusan:
1. Direktur Jenderal Perbendaharaan
2. Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan
3. Inspektur Jenderal Kementerian Kesehatan
4. Pemimpin BLU Rumah Sakit Vertikal Kementerian Kesehatan (terlampir)
5. Dewan Pengawas BLU Rumah Sakit Vertikal Kementerian Kesehatan (terlampir)

Dokumen ini telah ditandatangani menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertfikat Elektronik (BSrE), BSSN. Untuk memastikan keaslian tanda tangan
elektronik, silakan pindai QR Code pada laman https://office.kemenkeu.go.id atau unggah dokumen pada laman https://tte.kominfo.go.id/verifyPDF
LAMPIRAN I
Surat Direktur Jenderal Perbendaharaan
Nomor : S-29/PB/PB.5/2023
Tanggal : 31 Mei 2023

Yth. Para Pemimpin BLU:


1. RSUP Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo
2. RSUP Dr. Kariadi Semarang
3. RSUP Fatmawati
4. RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta
5. RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung
6. RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang
7. RSUP Dr. M. Djamil Padang
8. RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten
9. RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado
10. RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo
11. RSUP Prof. dr. I.G.N.G. Ngoerah Denpasar
12. RSUP Persahabatan
13. RSUP H. Adam Malik
14. Rumah Sakit Kanker Dharmais
15. RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita
16. RS Anak dan Bunda Harapan Kita
17. Rumah Sakit Pusat Mata Nasional Cicendo
18. RS Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta
19. RS Paru dr. Ario Wirawan Salatiga
20. RS Paru Dr. M. Goenawan Partowidigdo Bogor
21. RS Paru dr. H.A Rotinsulu Bandung
22. RS Jiwa Prof. Dr. Soerojo Magelang
23. RS Jiwa dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor
24. RS Jiwa Dr. Radjiman Wediodiningrat
25. RS Pusat Otak Nasional Prof. Dr. dr. Mahar Mardjono Jakarta
26. RS Otak Dr. Drs. M. Hatta Bukittingi
27. RS Penyakit Infeksi Prof Dr. Sulianti Saroso
28. RS Ketergantungan Obat Jakarta
29. RS Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan
30. RSUP Dr. Sitanala
31. RSUP Dr. Rivai Abdullah Palembang
32. RSUP Dr. Tadjuddin Chalid Makassar
33. Balai Besar Laboratorium Kesehatan Jakarta
34. Balai Besar Laboratorium Kesehatan Makassar
35. Balai Besar Laboratorium Kesehatan Palembang
36. Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya
37. Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat Bandung
38. Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat Makassar
39. RSUP Surakarta
40. RS Mata Makassar
LAMPIRAN II
Surat Direktur Jenderal Perbendaharaan
Nomor : S-29/PB/PB.5/2023
Tanggal : 31 Mei 2023

Yth. Para Dewan Pengawas BLU:


1. RSUP Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo
2. RSUP Dr. Kariadi Semarang
3. RSUP Fatmawati
4. RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta
5. RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung
6. RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang
7. RSUP Dr. M. Djamil Padang
8. RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten
9. RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado
10. RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo
11. RSUP Prof. dr. I.G.N.G. Ngoerah Denpasar
12. RSUP Persahabatan
13. RSUP H. Adam Malik
14. Rumah Sakit Kanker Dharmais
15. RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita
16. RS Anak dan Bunda Harapan Kita
17. Rumah Sakit Pusat Mata Nasional Cicendo
18. RS Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta
19. RS Paru dr. Ario Wirawan Salatiga
20. RS Paru Dr. M. Goenawan Partowidigdo Bogor
21. RS Paru dr. H.A Rotinsulu Bandung
22. RS Jiwa Prof. Dr. Soerojo Magelang
23. RS Jiwa dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor
24. RS Jiwa Dr. Radjiman Wediodiningrat
25. RS Pusat Otak Nasional Prof. Dr. dr. Mahar Mardjono Jakarta
26. RS Otak Dr. Drs. M. Hatta Bukittingi
27. RS Penyakit Infeksi Prof Dr. Sulianti Saroso
28. RS Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan
29. RSUP Dr. Sitanala
30. RSUP Dr. Tadjuddin Chalid Makassar

Anda mungkin juga menyukai