Anda di halaman 1dari 9

PROGRAM KEMANAN SAFETY LABORATORIUM TAHUN 2017

I. PENDAHULUAN
Laboratorium sebagai salah satu bagian dari pelayanan kesehatan perlu menjaga dan
menerapkan program keamanan / safety baik untuk pasien, petugas laboratorium maupun untuk
petugas lain. Program safety tersebut disesuaikan dengan risiko dan kemungkinan bahaya
dalam laboratorium. Program ini mengatur praktek keamanan dan langkah-langkah pencegahan
bagi staf laboratorium, staf lain dan pasien apabila berada di laboratorium.
II. LATAR BELAKANG
Program keamanan / keselamatan di rumah sakit mencakup semua upaya untuk menjaga,
memelihara keselamatan di seluruh unit yang ada di rumah sakit, termasuk di laboratorium.
Oleh karena itu, program keselamatan di laboratorium merupakan bagian dari program
manajemen keselamatan / keamanan rumah sakit. Program tersebut mencakup penggunaan alat
pelindung diri (APD), Pengambilan dan Penanganan Spesimen, penanganan dan pembuangan
bahan infeksius dan berbahaya, penanganan dan penyimpanan bahan beracun dan berbahaya,
penanganan bahaya tertusuk jarum, kebakaran, tertumpah spesimen / bahan berbahaya dan
bencana alam, tersedianya peralatan keamanan sesuai praktek di laboratorium dan untuk bahaya
yang dihadapi, orientasi bagi semua staf laboratorium untuk prosedur dan praktek keamanan
kerja, pendidikan (in service education) untuk prosedur-prosedur baru dan pengenalan bahan
berbahaya yang baru dikenali / diperoleh. Laboratorium wajib melaporkan ke struktural
manajemen keselamatan, sekurang-kurangnya setahun sekali atau bila terjadi insiden
keselamatan.
III. TUJUAN
a. Tujuan Umum
Menjaga dan menerapkan program keamanan / safety baik untuk pasien, petugas
laboratorium .
b. Tujuan Khusus
1) Penggunaan alat pelindung diri (APD)
2) Pengambilan, penampungan dan penyimpanan spesimen
3) Pemilahan dan pembuangan sampah Rumah sakit
4) Penanganan dan penyimpanan bahan beracun dan berbahaya
5) Penanganan bahaya terusuk jarum
1
6) Penanggulangan Bencana Kebakaran
7) Penanganan tertumpah spesimen / bahan berbahaya
8) Penanganan bencana alam
9) Orientasi bagi semua staf laboratorium untuk prosedur dan praktek keamanan kerja
10) Pendidikan (in service education) untuk prosedur-prosedur baru dan pengenalan bahan
berbahaya yang baru dikenali/diperoleh

IV. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN


Kegiatan pokok
Menjaga dan menerapkan program keamanan / safety di laboratorium
Rincian Kegiatan :
1) Penggunaan alat pelindung diri (APD)
2) Pengambilan, penampungan dan penyimpanan spesimen
3) Pemilahan dan pembuangan sampah Rumah sakit
4) Penanganan dan penyimpanan bahan beracun dan berbahaya
5) Penanganan bahaya terusuk jarum
6) Penanggulangan Bencana Kebakaran
7) Penanganan tertumpah spesimen / bahan berbahaya
8) Penanganan bencana alam
9) Orientasi bagi semua staf laboratorium untuk prosedur dan praktek keamanan kerja
10) Pendidikan (in service education) untuk prosedur-prosedur baru dan pengenalan bahan
berbahaya yang baru dikenali/diperoleh

V. PROSEDUR PELAKSANAKAN KEGIATAN


1. Penggunaan alat pelindung diri (APD)
APD yang digunakan di laboratorium meliputi jas lab, sarung tangan dan masker.
Kebijakan penggunaan APD diatur dalam Panduan Penggunaan APD RSU Bhakti
Rahayu Denpasar
2. Pengambilan, penampungan dan penyimpanan spesimen
Spesimen pemeriksaan laboratorium bersifat infeksius. Oleh karena itu,
pengambilan spesimen beserta penanganannya wajib mengikuti kebijakan
2
3. Pemilahan dan pembuangan limbah Rumah Sakit
Limbah laboratorium dapat dibedakan menjadi limbah infeksius dan limbah non-
infeksius. Limbah yang tidak infeksius dibuang ke plastik warna hitam. Limbah
infeksius cair dibuang ke unit pengolahan air limbah. Limbah infeksius padat non-
jarum dibuang ke plastik warna kuning. Limbah jarum dibuang ke Disposave.
Kebijakan penanganan dan pengolahan limbah tercantum pada Pedoman
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi RSU Bhakti Rahayu Denpasar
4. Penanganan dan penyimpanan bahan beracun dan berbahaya
Penggunaan bahan beracun dan berbahaya tidak dapat dihindari. Bahan beracun dan
berbahaya disimpan di dalam kotak / tempat khusus dan letak tempat tersebut
disosialisasikan kepada semua staf lab. Kebijakan penanganan dan penyimpanan
bahan beracun dan berbahaya diatur dalam , Penanggulangan bila terjadi
kontaminasi bahan beracun dan berbahaya
5. Penanganan bahaya tertusuk jarum
Penggunaan jarum suntik harus diperhatikan agar petugas tidak tertusuk jarum
tersebut. Apabila terjadi salah satu staf yang tertusuk jarum, maka dilakukan
penanganan pertama yaitu perawatan luka, dilanjutkan dengan melaporkan segera
kejadian tersebut ke K3 rumah sakit untuk dilakukan evaluasi dan tindak lanjut
terhadap kejadian tersebut. Kebijakan pencegahan dan penanganan bahaya tertusuk
jarum diatur dalam Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi RSU Bhakti
Rahayu Denpasar
6. Penanggulangan Bencana Kebakaran
Apabila terjadi kebakaran, maka petugas terlebih dahulu berusaha untuk
menggunakan APAR dan aktifkan code red. Petugas evakuasi menjalankan
kewajibannya untuk memimpin pemadaman api, penyelamatan pasien, dokumen,
dan alat medis.
7. Penanganan tertumpah spesimen / bahan berbahaya
Apabila terjadi tumpahan spesimen atau bahan berbahaya, maka dengan segera
petugas harus memberikan batas di sekitar tumpahan agar diketahui oleh petugas
lain, dan melakukan tindakan pembersihan sesuai jenis spesimen/bahan berbahaya
dan bagian tubuh mana yang terkena. Kebijakan penanganan tertumpah spesimen /
bahan berbahaya diatur dalam Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi RSU

3
Bhakti Rahayu Denpasar
8. Penanganan bencana alam
Apabila terjadi bencana alam, maka seluruh staf disarankan untuk tetap tenang
sambil menuju tempat titik berkumpul.
9. Orientasi bagi semua staf laboratorium untuk prosedur dan praktek keamanan kerja.
Agar dapat mensosialisasikan semua program keselamatan, maka setiap petugas
laboratorium yang baru akan mendapat sosialisasi tentang program ini.
10. Pendidikan (in service education) untuk prosedur-prosedur baru dan pengenalan
bahan berbahaya yang baru dikenali/diperoleh.
Bila ada alat baru, reagen baru maupun acuan baru, maka sebelum digunakan,
semua staf lab wajib mendapatkan sosialisasi atau training penggunaan alat /
reagen / acuan baru tersebut. Sosialisasi / training tersebut akan dijadwalkan sesuai
dengan kebutuhannya. Sosialisasi dapat dilakukan secara tertulis, maupun melalui
pertemuan yang lama waktunya diatur sesuai kebutuhan.

VI. SASARAN
Semua petugas laboratorium.

VII. JADWAL

TARGET (BULAN)
NO KEGIATAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Penggunaan alat
pelindung diri
(APD)
2 Pengambilan,
penampungan dan
penyimpanan
spesimen
3 Pemilihan dan
pembuangan
sampah Rumah

4
Sakit
4 Penanganan dan
penyimpanan
bahan beracun dan
berbahaya
5 penanganan Insidental
bahaya tertusuk
jarum
6 Penanggulangan Insidental
Bencana
Kebakaran
7 Penanganan Insidental
tertumpah
spesimen / bahan
berbahaya
8 Penanganan Insidental
bencana alam
9 Orientasi bagi Bila ada staf baru
semua staf
laboratorium
untuk prosedur
dan praktek
keamanan kerja
10 Pendidikan (in
service education)
untuk prosedur- Bila ada prosedur/bahan berbahaya baru

prosedur baru dan


pengenalan bahan
berbahaya yang
baru
dikenali/diperoleh

5
VIII. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI
1) Penggunaan alat pelindung diri (APD)
Penggunaan APD ini dicatat dan dilaporkan dalam bentuk laporan indikator mutu
setiap bulan. Pencapaian di luar target akan dilakukan analisis untuk bisa memperbaiki
capaian. Pencatatan dan evaluasi ini dilakukan bersama-sama dengan PPI RSU Bhakti
Rahayu Denpasar
2) Pengambilan, penampungan dan penyimpanan spesimen
Pencatatan pengambilan spesimen dilakukan setiap shift jaga dan dilaporkan setiap
bulan dalam bentuk laporan indikator mutu pengambilan sampel. Pencapaian di luar
target akan dilakukan analisis untuk bisa memperbaiki capaian.
3) Pemilahan dan pembuangan sampah Rumah Sakit
Proses pembuangan limbah dicatat dalam buku pembuangan sampah yang diisi oleh
petugas kebersihan setiap mengambil sampah. Evaluasi untuk pembuangan limbah
padat ini dilakukan secara insidentil, sedangkan evaluasi pembuangan limbah cair
dilakukan dengan pemeriksaan terhadap air di IPAL secara berkala. Pelaksanaan
pemeriksaan ini dilakukan bekerja sama dengan bagian GA dan K3RS. Tindak lanjut
dilakukan sesuai hasil evaluasi.
4) Penanganan dan penyimpanan bahan beracun dan berbahaya
Evaluasi terhadap penanganan dan penyimpanan bahan beracun dan berbahaya ini
dilakukan secara insidentil dan tindak lanjut dilakukan sesuai hasil evaluasi.
5) Penanganan bahaya tertusuk jarum
Pencatatan terhadap kecelakaan tertusuk jarum dilakukan segera setelah kejadian dan
dilaporkan ke K3 RSU Bhakti Rahayu untuk dilakukan analisis dan tindak lanjut, baik
untuk pencegahan maupun untuk penanganan untuk staf yang telah terkena.
6) Penanganan tertumpah spesimen / bahan berbahaya
Kejadian tertumpah spesimen / bahan berbahaya harus segera dicatat dan dilaporkan
untuk dilakukan analisis dan tindak lanjut.

7) Orientasi bagi semua staf laboratorium untuk prosedur dan praktek keamanan kerja.
Pencatatan proses sosialisasi / orientasi dapat berupa absensi kehadiran, materi yang
diberikan. Pada bagian akhir training dilakukan penilaian/evaluasi kinerja, termasuk
6
pemahaman tentang program keamanan di laboratorium.
8) Pendidikan (in service education) untuk prosedur-prosedur baru dan pengenalan bahan
berbahaya yang baru dikenali/diperoleh
Pencatatan proses sosialisasi dapat berupa absensi kehadiran dan materi yang
diberikan. Pada bagian akhir sosialisasi, dapat dilakukan evaluasi dan khusus untuk
sosialisasi alat baru, akan diberikan sertifikat sebagai tanda telah mengikuti pelatihan
prosedur alat baru.

MATERI SOSIALISASI
1. Dalam pengambilan sampel, petugas menggunakan jas,Masker dan sarung tangan.

7
2. Gunakan selalu sarung tangan,masker dan jas Lab setiap melakukan pemeriksaan
Laboratorium ( darah, faces, urine, sputum, dll )
3. Buang limbah sesuai dengan jenisnya :
a. Limbah non infeksius. Limbah kertas dan plastik dimasukkan dalam tong sampah
yang dilapisi tas plastik berwarna Hitam
b. Limbah Infeksius
 Kumpulkan Sisa Urine lalu dibuang ke dalam Wastafel
 Sisa Sputum BTA direndam dengan Lysol lalu ditutup rapat dan dibuang pada
tong sampah yang dilapisi tas plastik berwarna kuning
 Spuit,jarum dibuang pada Disposave.
 Spesimen darah dalam Vacutiner dan sampah infeksius padat lainnya dibuang
kedalam tong sampah dilapisi tas plastik Kuning
4. Bila terjadi tumpahan specimen / bahan kimia di dalam area laboratorium :
a. Usahakan tahan nafas
b. Evakuasi area sesegera mungkin
c. Lepaskan pakaian yang terkena tumpahan dan langsung didekontaminasi/dicuci.
d. Cuci kulit yang terkontaminasi dengan sabun dan air selama 15 menit.
e. Peringatkan pekerja lain / pasang tanda larangan untuk memasuki area tumpahan
spesimen / bahan kimia tersebut
f. Tunggu 30 menit
g. Masuk kembali dengan memakai pakaian pelindung baru
h. Tutupi bahan/tumpahan dengan kertas / tisue, lakukan dekontaminasi ruang / area
tumpahan dengan menuangkan clorin 0.5% pada tumpahan
i. Diamkan sedikitnya 10 menit untuk membiarkan cairan dekontaminan kontak
dengan spesimen / bahan kimia
j. Dorong semua absorben material dari bagian tepi tumpahan ke bagian tengah
tumpahan. Bila ada pecahan gelas, panggil petugas kebersihan untuk membersihkan
pecahan dengan tong/forcep dan dustpan. Tisue dibuang ke plastik kuning, pecahan
gelas dibuang ke botol gliserin habis pakai.
k. Lap semua permukaan yang telah kontak dengan clorin 0,05% dan tisue bersih.
Buang sarung tangan dan tisue bekas ke plastik kuning.
l. Lakukan pencucian tangan dan jas lab

8
m. Lapor Ka Unit Laboratorium.
5. Bila badan, mata, hidung atau mulut terkena spesimen / bahan kimia :
a. Sesegera mungkin bilas mata, hidung, mulut dengan air besih/saline/sterile irrigan
sekurang-kurangnya 15 menit.
b. Bila mengenai badan, sesegera mungkin lepas pakaian yang terkontaminasi dan cuci
area kulit yang terkontaminasi dengan sabun dan air selama 15 menit.
c. Pakaian / jas lab dicuci

Anda mungkin juga menyukai