Paparan Strategi Malaria Monev NTB 27 Juni 2022
Paparan Strategi Malaria Monev NTB 27 Juni 2022
MALARIA NASIONAL
Rahmad Isa, S.Si.,MKM
UNIT KERJA : Tim Kerja Penyakit Tular Vektor, Direktorat P2PM, Ditjen P2P, Kemenkes RI
NOMOR HP : 0813-1125-5261
EMAIL : rahmad_bio@yahoo.co.id
PENDIDIKAN :
Diploma Of Applied Parasitology and Entomology (DAPE) IMR SEAMEO Malaysia ( 2019 )
SISTEMATIKA
Tujuan Pengendalian
01 Malaria & Situasi
Malaria
Pengobatan
Malaria 05
Situasi Malaria
02 Kebijakan dan
Strategi Provinsi NTB 06
03 Surveilans Malaria
04 Diagnostik Malaria
Tujuan
01
Pengendalian &
Situasi Malaria
Eliminasi Malaria
Adanya Sistem yang
baik untuk memastikan
tidak ada penularan 50% Eliminasi malaria adalah
kembali
pemutusan rantai penularan malaria
S setempat pada manusia dalam satu
Tidak ada penularan setempat Y wilayah geografi tertentu, secara
selama tiga tahun berturut-
turut A berkesinambungan guna menekan angka
3. Regional Kalimantan
& Malut
2027
2. Regional Sumatera,
Sulawesi, NTB 2025
1. Regional Jawa-Bali
2023
Timeline Target Eliminasi Per Regional
Evaluasi Capaian Eliminasi Malaria per Regional
Tahun 2021
Regional Papua:
0 dari 42 kab/Kota (0%)
5,084
Endemis
Sedang 290,763
4,968 Endemis Tinggi
Endemis
Rendah 3,792
Eliminasi Berasal dari
17 kab/ko di Provinsi Papua
5 kab di Prov Papua Barat
3 Kab di Provinsi NTT
dan 1 Kab di Prov
Kalimantan Timur
Kebijakan dan
Strategi 02
Kebijakan Penanggulangan Malaria
Akselerasi Menurunkan jumlah kasus Kab/kota endemis tinggi - Pembagian kelambu massal
secepat mungkin API >5 per 1000 penduduk - IRS pada desa dengan API > 20
- Skrining malaria pada semua Bumil & pembagian kelambu rutin
- Skrining malaria : MTBS & semua balita sakit
Intensifikasi Menghilangkan daerah fokus Kab/kota endemis sedang - Pembagian kelambu pada populasi khusus atau di daerah fokus
API 1-5 per 1000 penduduk - Penemuan aktif kasus yg masif
- IRS (Indoor Residual Spray) pada situasi peningkatan kasus dan
pengendalian vektor lain sesuai bukti local
Pemeliharaan Mencegah munculnya penularan Kab/kota bebas malaria - Surveilans migrasi malaria
malaria kembali - PE 1-2-5 pada setiap kasus positif
- Surveilans Vektor
- Intensifikasi pengamatan daerah reseptif
- Implementasi jejaring diagnosis dan tatalaksana yang standar
14
Surveilans
Malaria 03
Kegiatan Surveilans dan Monitoring
Evaluasi
01 Peningkatan Penemuan Kasus 02 Penguatan Sistem informasi dan ME
• Kunjungan rumah secara rutin oleh kader untuk • Sosialisasi dan OJT Sismal
menemukan kasus malaria • Pelatihan analisis data untuk pengambilan
• Kegiatan MBS terutama di daerah yang tidak tersedia keputusan, intervensi dan perencanaan
kader program
• Survei kontak serumah pada kasus positif malaria • Stratifikasi fokus dan endemisitas, pemetaan
• Penemuan kasus melalui kegiatan integrasi program, dan pemantauan capaian per desa
seperti: • Penyusunan laporan tahunan/factsheet untuk
1. Skrining malaria pada bumil K1 dan Balita sakit
advokasi
melalui MTBS
032. Skrining malaria terintegrasi dengan kunjungan 04
pendataan PIS-PK Penguatan Surveilans Vektor
03
3. Integrasi skrining malaria dan tracing/skrining Covid-
19
• Pelatihan entomologi malaria
4. Skrining malaria di sekolah terintegrasi dengan
program UKS
• Pelaksanaan Surveilans dan pemetaan
5. dll tempat perindukan
• Pemantauan penggunaan kelambu 1-1-3
Kebijakan Surveilans Malaria
1. Surveilans & sistem informasi malaria merupakan bagian integral dari sistem surveilans epidemiologi nasional
untuk mendukung tersedianya data dan informasi yang cepat dan akurat
2. Penyelenggaraan surveilans dan sistem informasi malaria sesuai dengan tahapan eliminasi masing-masing
wilayah
3. Seluruh suspek malaria harus diperiksa secara laboratorium dengan menggunakan mikroskop atau Rapid
diagnostic Test (RDT). Penemuan kasus dilakukan secara pasif maupun aktif untuk menjamin cakupan penemuan
yang tinggi sehingga data yang didapatkan menggambarkan keadaan yang sesungguhnya
4. Surveilans kasus malaria berdasarkan hasil diagnostik yang akurat dengan memantau kualitas mutu diagnostik
secara mikroskopis maupun Rapid diagnostic Test (RDT).
5. Seluruh layanan kesehatan baik pemerintah maupun swasta yang melakukan pemeriksaan malaria harus
melaporkan secara rutin kepada dinas kesehatan setempat.
6. Kemenkes dan Dinas Kesehatan Provinsi/Kabupaten/Kota/Puskesmas melakukan analisis data secara rutin untuk
menghasilkan informasi strategis malaria, antara lain mengenai endemisitas, distribusi kasus, fokus, faktor risiko
termasuk pemetaannya; analisis tren dan kewaspadaan KLB di wilayah kerja masing-masing.
7. Setiap daerah yang telah masuk tahap pembebasan (API < 1 per 1000 penduduk) harus melakukan penyelidikan
epidemiologi untuk setiap kasus dan fokus.
Penyelenggaraan surveilans dan sistem informasi
malaria sesuai dengan tahapan eliminasi masing-
masing wilayah
API>5 API 1-5 API < 1 Pemeliharaan
TEMPAT PELAKSANAAN:
Surveilans migrasi malaria dilakukan oleh Puskesmas Bersama kader malaria di Desa, selain itu juga dilaksanakan
di Kantor Kesehatan Pelabuhan yang ada di Pelabuhan laut maupun udara
Alur Pelaporan SISMAL V2
PUSDATIN
(DHIS Dashboard) Subdit Malaria
Input Data Online:
• Logistik
• SDM
SERVER Dinkes Provinsi
• Individual Data Crosschecker
• QA Data Management
Dinkes Kab/Kota
Kartu Pasien
Malaria
Penyelidikan • Data Stok Logistik
Epidemiologi Data Klasifikasi Fokus
SISMAL
Penanggulangan LLINs, IRS, Larvae • Data Mikroskopis Individu
dan Surveilans Source Management,
Vektor Pemetaan Reseptivitas SIP
Diagnostik
Malaria
04
DIAGNOSIS MALARIA
Pemeriksaan Laboratorium
Anamnesis
Pemeriksaan Fisik
klinis aksiler ≥37,50C Mikroskopis
• Riwayat sakit • Konjuctiva atau (Gold
malaria dan telapak tangan Standard)
riwayat minum pucat • Deteksi antigen
obat malaria • Sklera ikterik (RDT)
• Riwayat • Pembesaran • Pemeriksaan
berkunjung ke limpa biomolekuler
daerah (splenomegali) PCR :
endemis • Pembesaran mendeteksi
malaria hati DNA
• Riwayat tinggal (hepatomegali)
di daerah
endemis
malaria
Peran Laboratorium
Pemeriksa Malaria
Konfirmasi Pengobatan
Laboratorium
01 “berdasarkan hasil pemeriksaan
laboratorium”
Surveilans
Konfirmasi laboratorium
sebagai dasar dalam
“berdasarkan kepada hasil
diagnostik yang akurat dengan
02
memantau mutu diagnostik ”
kegiatan intervensi
selanjutnya dalam
Respon
penanggulangan malaria
03 Penanggulangan
“berdasarkan kasus positif malaria
dengan memantau mutu diagnostic”
Jejaring Surveilans Malaria Berbasis Laboratorium
Fasyankes
(PKM/RS/Lab klinik) • Mikroskop
• RDT
Puskesmas
PustuPembantu / Bidan Fasyankes tanpa
RDT
desa/ Post Malaria Desa mikroskopis
Pengobatan
Malaria 05
Pengobatan Malaria (1)
Pengobatan : ACT
(Artemisinin based Combination Therapy)
+ Primakuin
Pengobatan Malaria (2)
Pengobatan Malaria Pengobatan Malaria
Falciparum Vivaks
DHP + PRIMAKUIN
Primakuin tidak boleh pada bayi < 6 Primakuin tidak boleh pada bayi < 6
bulan dan ibu hamil bulan dan ibu hamil
Pengobatan Malaria (3)
DHP saja
DHP + PRIMAKUIN
1. DHP selama 3 hari
Seperti Mal. Vivaks
2. Tanpa Primakuin
1. DHP selama 3 hari
2. Primakuin dosis 0.25 mg/kg BB selama 14 PENGOBATAN MALARIA
hari CAMPURAN (MIX)
● Primakuin tidak boleh pada bayi < 6 bulan DHP + Primakuin = Mal. Vivaks
DHP selama 3 hari dan primakuin selama 14
dan ibu hamil hari
31
Pengobatan Malaria (4)
Pengobatan Malaria Pengobatan Malaria Pada
Knowlesi Ibu Hamil
TRIMESTER 1-3 : ACT
ACT (DHP )selama 3 hari
Primakuin dosis 0.25 mg/kg BB pada
hari I ACT selama 3 hari
Primakuin tidak boleh pada bayi < 6 Tanpa Primakuin
bulan dan ibu hamil
Pengobatan Malaria Berat (1)
● Dahulu malaria berat hanya disebabkan oleh Plasmodium falciparum
● Biasanya timbul pada kasus Plasmodium falciparum ringan-sedang
yang terlambat ditangani dengan baik
● Penemuan sekarang, malaria berat juga dapat disebabkan oleh: P.
vivax dan P. knowlesi
Pengobatan Malaria Berat (2)
● LINI 1
Artemisinin :
○ Artesunat injeksi
Kina HCl
1 fl = 60 mg
36
SITUASI
MALARIA
PROVINSI
NTB
06
Profil Malaria di Nusa Tenggara Barat
Tahun 2021
Kab. Eliminasi Kab. Endemis Rendah
Malaria
1. Kota Mataram 1. Kab. Lombok Utara
2. Kab. Lombok 2. Kab. Sumbawa
Tengah Barat
3. Kota. Bima 3. Kab. Sumbawa
4. Kab. Bima 4. Kab. Lombok Barat
5. Kab. Dompu
6. Kab. Lombok
Timur
Kasus)
• Kelengkapan laporan logistik tahun 2021 : 56%
PROVINSI NTB
API (2021)
Positivity Rate
(2021)
Kasus Indigenous
2021
Kasus Indigenous
2022
DAERAH STAGNAN MALARIA DI INDONESIA
43
LESSON LEARN DARI UPAYA ELIMINASI DI BERBAGAI
DAERAH
1. Dukungan Pemerintah Daerah Prov/Kab/Kota sangat urgen
- Penyusunan Regulasi Eliminasi Malaria (Peraturan Bupati, surat Edaran dll
- Dukungan Anggaran dan penguatan LP/LS
2. Pemetaan Masalah spesifik dan Intervensi yang tepat
3. Pemetaan daerah Fokus Penularan (Puskesmas, Kecamatan, Desa, Dusun dst)
4. Perlu berbagai upaya penemuan kasus secara maksimal (MBS, Kader malaria, Surveilans Migrasi)
Penguatan Kab/Kota menuju Eliminasi Malaria di Provinsi NTB
1. Penyusunan Regulasi Eliminasi Malaria (Peraturan Bupati, surat Edaran dll) (Follow up
penandatanganan komitmen menuju Eliminasi saat HMS Bulan Mei 2022 di Mandalika)
2. Pemetaan daerah Fokus Penularan (Puskesmas, Kecamatan, Desa, Dusun dst)
3. Pertemuan Fasyankes pemerintah & swasta untuk Komitmen eliminasi Malaria (Pelaporan,
Diagnostik, Tata Laksana)
4. Mendata total kebutuhan logistik malaria sesuai target di seluruh Kabupaten/Kota dan fasyankes,
untuk kemudian dipenuhi baik dari APBD Kabupaten/Provinsi atau diusulkan ke Pusat
5. Penguatan surveilans migrasi (Libatkan LP/LS) identifikasi stake holder yg terlibat
6. Penguatan diagnostic dan tata laksana (Kapasitas Nakes, Mikroskopis, Alat dan Bahan)
7. Penguatan PE 1-2-5 (notifikasi Kasus)
8. Identifikasi Permasalahan spesifik ( Intervensi : MBS, Kader malaria, Surveilans Migrasi, dll)
Thanks!
Visit ou
rw
informa ebsite for mo
tion: m r
alaria.i e
d
CREDIT
S: T
created b his presentation
t
Flaticon y Slidesgo, inclu emplate was
, infogra ding icon
phics &
images b s by
y Freepi
k