Anda di halaman 1dari 80

ANALISIS EOQ (ECONOMIC ORDER QUANTITY)

DALAM PENGENDALIAN BAHAN BAKU PADA

CV. PUTRO JOYO INDAH PEKALONGAN

SKRIPSI

Oleh

SHOFI MAHMASHONI

NIM : 13520018

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
MAULANA MALIK IBRAHIM
MALANG
2020
ANALISIS EOQ (ECONOMIC ORDER QUANTITY)
DALAM PENGENDALIAN BAHAN BAKU PADA
CV. PUTRO JOYO INDAH PEKALONGAN

SKRIPSI

Diajukan Kepada:
Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang
untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan
dalam Memperoleh Gelar Sarjana Akuntansi (S.Akun)

Oleh

SHOFI MAHMASHONI
NIM : 13520018

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
MAULANA MALIK IBRAHIM
MALANG
2020

i
LEMBAR PERSETUJUAN

ANALISIS EOQ (ECONOMIC ORDER QUANTITY) DALAM


PENGENDALIAN BAHAN BAKU PADA CV. PUTRO JOYO
INDAH PEKALONGAN

SKRIPSI

Oleh
SHOFI MAHMASHONI
NIM : 13520018

Telah disetujui pada tanggal 05 Juni 2020


Dosen Pembimbing,

Dr. Hj. Nanik Wahyuni, SE., M.Si., Ak., CA


NIP. 19720322 200801 2 005

Mengetahui:
Ketua Jurusan,

Dr. Hj. Nanik Wahyuni, SE., M.Si., Ak., CA


NIP. 19720322 200801 2 005

ii
LEMBAR PENGESAHAN

ANALISIS EOQ (ECONOMIC ORDER QUANTITY) DALAM


PENGENDALIAN BAHAN BAKU PADA CV. PUTRO JOYO
INDAH PEKALONGAN

SKRIPSI
Oleh
SHOFI MAHMASHONI
NIM : 13520018
Telah Dipertahankan di Depan Dewan Penguji
dan Dinyatakan Diterima Sebagai Salah Satu Persyaratan
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Akuntansi (S.Akun)
Pada 16 Juni 2020

Susunan Dewan Penguji: Tanda Tangan


1. Ketua Penguji
Sulis Rochayatun, M.Akun., CA., Ak., CMA., CSRA. ( )
NDT. 19760313 20180201 2 188

2. Sekretaris/Dosen Pembimbing
Dr. Hj. Nanik Wahyuni, SE, M.Si, Ak, CA ( )
NIP. 19720322 200801 2 005

3. Penguji Utama
Ahmad Fahrudin Alamsyah, SE.,MM.,Ak.,CA ( )
NIP. 19741122 199903 1 001

Disahkan Oleh:
Ketua Jurusan,

Dr. Hj. Nanik Wahyuni, SE, M.Si, Ak, CA


NIP. 19720322 200801 2 005

iii
SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama : Shofi Mahmashoni
NIM : 13520018
Fakultas/Jurusan : Ekonomi/Akuntansi

menyatakan bahwa “Skripsi” yang saya buat untuk memenuhi persyaratan


kelulusan pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Islam Negeri
(UIN) Maulana Malilk Ibrahim Malang, dengan judul:
ANALISIS EOQ (ECONOMIC ORDER QUANTITY) DALAM
PENGENDALIAN BAHAN BAKU PADA CV. PUTRO JOYO INDAH
PEKALONGAN
adalah hasil karya saya sendiri, bukan “duplikasi” dari karya orang lain.
Selanjutnya apabila di kemudian hari ada “klaim” dari pihak lain, bukan menjadi
tanggung jawab Dosen Pembimbing dan atau pihak Fakultas Ekonomi, tetapi
menjadi tanggung jawab saya sendiri.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan tanpa paksaan dari
siapapun.

Malang, 09 Juni 2020


Hormat saya,

Shofi Mahmashoni
NIM : 13520018

iv
HALAMAN PERSEMBAHAN

Puji syukur kepada Allah SWT. yang telah memberikan rahmat-Nya kepada
hamba, sehingga hamba dapat menghadapi segala ujian yang diberikan dengan
sabar dan ikhlas. Dan Shalawat serta salam tetap tercurahkan kepada Nabi
Muhammad SAW. yang selalu menuntun dan menjadi tauladan bagi seluruh umat
Islam.

Terima kasih untuk Bapak, Ibu, Adik, Kakak dan seluruh keluarga yang selalu
memberikan dukungan do’a, semangat kepada saya untuk terus selalu berusaha
memberikan yang terbaik dan selalu mengajarkan agar terus bersabar dan
bertawakal.

Terima kasih kepada Ibu Nanik Wahyuni selaku Dosen Pembimbing saya yang
selalu membimbing saya selama proses penyusunan skripsi hingga selesai.

Terima kasih untuk teman-teman seperjuangan Roambenk Akustik, yang terus


memberikan dukungan dan semangat dalam hal kebaikan.

Terima kasih untuk dulur-dulur keluarga besar Rayon Ekonomi Moch. Hatta yang
juga terus memberikan semangat dan masukan-masukan sehingga saya dapat
menyelesaikan skripsi saya.

Dan terima kasih untuk keluarga besar Kayon Coffee yang selalu memberi
semangat, nasihat-nasihat baik, berdiskusi dan menghibur ketika sedang dalam
masalah.

v
HALAMAN MOTTO

“Talk Less Do More”


(Giatlah dalam bertindak dan jangan terlalu suka berbicara omong

kosong)

vi
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan hidayah-
Nya penelitian ini dapat terselesaikan dengan judul “Analisis EOQ (Economic
Order Quantity) Dalam Pengendalian Bahan Baku Pada CV. Putro Joyo Indah.
Shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi
besar Muhammad SAW yang telah membimbing kita dari kegelapan menuju jalan
kebaikan, yakni Din al-Islam.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan tugas akhir skripsi ini tidak
akan berhasil dengan baik tanpa adanya bimbingan dan sumbangan pemikiran dari
berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih yang tak
terhingga kepada:
1. Bapak Prof. Dr. H. Abdul Haris, M.Ag selaku Rektor Universitas Islam Negeri
(UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang.
2. Bapak Dr. H. Nur Asnawi, M.Ag selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas
Islam Negeri maulana Malik Ibrahim Malang.
3. Ibu Dr. Hj. Nanik Wahyuni, SE., M.Si., Ak., CA selaku Ketua Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang.
4. Ibu Dr. Hj. Nanik Wahyuni, SE., M.Si., Ak., CA selaku dosen pembimbing
skripsi.
5. Bapak dan ibu dosen Fakultas Ekonomi Universita Islam Negeri Maulana Malik
Ibrahim Malang.
6. Ibu, ayah, adik, dan seluruh keluarga yang senantiasa memberikan do’a dan
dukungan secara moril dan spiritual.
7. Teman-teman Jurusan Akuntansi 2013 yang telah memberikan semangat dan
dukungan dalam menyelesaikan tugas akhir skripsi ini.
8. Sahabat Rayon Ekonmi Moch. Hatta yang juga memberikan semangat dan
dukungan dalam menyelesaikan tugas akhir skripsi ini.
9. Dan seluruh pihak yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung yang
tidak bisa disebutkan satu persatu.

vii
Akhirnya, dengan segala kerendahan hati penulis menyadari bahwa
penelitian skripsi ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan penulisan
ini. Penulis berharap semoga karya yang sederhana ini dapat bermanfaat dengan
baik bagi semua pihak. Aamiin ya Rabbal ‘Alamiin.

Malang, 09 Juni 2020

peneliti

viii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL DEPAN


HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iii
HALAMAN PERNYATAAN .......................................................................... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ....................................................................... v
HALAMAN MOTTO ...................................................................................... vi
KATA PENGANTAR ...................................................................................... vii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ............................................................................................. xi
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xiii
ABSTRAK (Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Bahasa Arab) .................. xiv
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .............................................................................. 5
1.3 Tujuan Masalah ................................................................................. 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA ............................................................................ 6
2.1 Penelitian Terdahulu .......................................................................... 6
2.2 Kajian Teoritis ................................................................................... 8
2.2.1 Persediaan .............................................................................. 8
2.2.1.1 Pengertian Persediaan .............................................. 8
2.2.1.2 Persediaan Bahan Baku ........................................... 10
2.2.1.3 Jenis Persediaan ....................................................... 11
2.2.1.4 Fungsi-fungsi Persediaan ........................................ 12
2.2.2 Pengelolaan Persediaan Bahan Baku .................................... 13
2.2.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persediaan .................... 16
2.2.4 Pengertian EOQ (Economic Order Quantity) ....................... 20

ix
BAB III METODE PENELITIAN ................................................................. 22
3.1 Jenis dan Pendekatan Penelitian ....................................................... 22
3.2 Lokasi Penelitian .............................................................................. 22
3.3 Data dan Jenis Data .......................................................................... 23
3.4 Teknik Pengumpulan Data ............................................................... 23
3.5 Analisis Data ..................................................................................... 24
BAB IV PEMAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN PENELITIAN ...... 27
4.1 Paparan Data ..................................................................................... 27
4.1.1 Gambaran Umum Perusahaan .............................................. 27
4.1.2 Pengelolaan Bahan Baku CV. Putro Joyo Indah .................. 32
4.1.3 Proses Produksi pada CV. Putro Joyo Indah ........................ 33
4.1.4 Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku Menurut CV.
Putro Joyo Indah .................................................................... 36
4.2 Pembahasan Hasil Penelitian............................................................ 41
4.2.1 Analisis Persediaan Bahan Baku Menurut Metode EOQ
(Economic Order Quantity) ................................................... 41
4.2.2 Kuantitas Pemesanan, Frekuensi dan Total Biaya Persediaan
Optimal Menurut Metode EOQ (Economic Order Quantity)
Periode 2018 .......................................................................... 48
4.2.3 Analisis Selisih Efisiensi Pemesanan Bahan Baku yang Optimal
Menurut Metode EOQ (Economic Order Quantity) dengan
Pemesanan Bahan Baku yang Dilakukan Berdasarkan Kebijakan
Perusahaan ............................................................................... 50
4.3 Integrasi Keislaman dalam Persediaan ............................................... 51
BAB V PENUTUP ............................................................................................. 53
5.1 Kesimpulan ........................................................................................ 53
5.2 Saran .................................................................................................. 53
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN

x
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ................................................................................ 6


Tabel 4.1 Bahan Baku yang Digunakan untuk Proses Produksi .............................. 32
Tabel 4.2 Total Penggunaan Bahan Baku Batako pada Tahun 2018 ....................... 36
Tabel 4.3 Kuantitas dan Frekuensi Pemesanan Bahan Baku Batako di CV. Putro Joyo
Indah .......................................................................................................... 37
Tabel 4.4 Harga Persediaan Bahan Baku .................................................................. 38
Tabel 4.5 Biaya Pemesanan Tahun 2018 ................................................................. 39
Tabel 4.6 Rincian Biaya penyimpanan Tahun 2018 ................................................. 39
Tabel 4.7 Biaya Penyimpanan Bahan Baku ............................................................. 40
Tabel 4.8 Total Biaya Persediaan Bahan Baku Tahun Produksi 2018 .................... 41
Tabel 4.9 Jumlah Penggunaan Bahan Baku, Biaya Pemesanan dan Biaya Penyimpanan
Per Kg Bahan Baku Tahun Produksi 2018 ............................................... 44
Tabel 4.10 Perbandingan Total Biaya Persediaan Berdasarkan Kebijakan Persediaan
dengan Menggunakan Metode EOQ (Economic Order Quantity) ............ 46
Tabel 4.11 Kuantitas Pemesanan, Frekuensi dan Total Biaya Persediaan Optimal
Menurut Metode EOQ (Economic Order Quantity) Periode 2018 ............ 49
Tabel 4.12 Perbandingan Kuantitas dan Frekuensi Pemesanan Bahan Baku Antara
Kebijakan Perusahaan dengan Menggunakan Metode EOQ (Economic Order
Quantity) Tahun 2018 ................................................................................ 50

xi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Struktur Organisasi Perusahaan ...................................................... 29


Gambar 4.2 Alur Proses Produksi Batako di CV. Putro Joyo Indah .................. 34

xii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Draft Wawancara


Lampiran 2 Data Produksi Bahan Baku 2018
Lampiran 3 Biodata Peneliti
Lampiran 4 Lembar Bukti Konsultasi

xiii
ABSTRAK

Shofi Mahmashoni. 2020, SKRIPSI. Judul: “Analisis Metode EOQ dalam


Pengendalian Bahan Baku untuk Meningkatkan Efisiensi Bahan
Baku pada CV. Putro Joyo Indah”
Pembimbing : Dr. Hj Nanik Wahyuni, SE., M.Si., Ak., CA
Kata Kunci : Analisis pengendalian bahan baku, Metode EOQ

Pengendalian dan penentuan besarnya persediaan merupakan hal yang


penting agar dapat melakukan produksi secara efisien dan mampu melakukan
penjualan secara lancar. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui analisis
pengendalian pesediaan bahan baku menggunakan metode EOQ (Economic Order
Quantity) guna meningkatkan efisiensi persediaan bahan baku.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
kualitatif deskriptif. Obyek yang digunakan dalam penelitian ini adalah CV. Putro
Joyo Indah yang berlokasi di Pekalongan. Data yang digunakan adalah data
sekunder yang berupa data bahan baku dan biaya produksi tahun 2018. Penelitian
ini membandingkan antara kebijakan perusahaan dengan menggunakan metode
EOQ (Economic Order Quantity) sehingga bisa ditarik sebuah kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa menggunakan metode EOQ dinilai
lebih efisien dalam menentukan kuantitas pemesanan. Pemesanan bahan baku pada
tahun 2018 yang terdiri dari (1) semen menurut kebijakan perusahaan sebesar
15.500 kg dengan frekuensi 9 kali pemesanan, sedangkan menggunakan metode
EOQ sebesar 47.395,35 kg dengan frekuensi 3 kali pemesanan, (2) pasir kali dengan
menggunakan metode EOQ menjadi sebesar 66.001,39 kg dengan frekuensi 3 kali
pemesanan, (3) pasir nglingi dengan menggunakan metode EOQ menjadi sebesar
54.797,96 kg dengan frekuensi 3 kali pemesanan, (4) flyash dengan menggunakan
metode EOQ menjadi sebesar 17.305,63 kg dengan frekuensi 2 kali pemesanan.

xiv
ABSTRACT

Shofi Mahmashoni. 2020, THESIS. Title: “Analysis of EOQ Method in Controlling


Raw Materials to Increase Raw Material Efficiency in CV. Putro
Joyo Indah”
Supervisor : Dr. Hj Nanik Wahyuni, SE., M.Si., Ak., CA
Keywords : Raw Material Control Analysis, EOQ Method

Controlling and determining the amount of inventory is important in order


to be able to produce efficiently and be able to sell smoothly. The purpose of this
study was to determine the analysis of raw material supply control using the EOQ
(Economic Order Quantity) method to improve the efficiency of raw material
inventories.
The research method used in this research is descriptive qualitative
research. The object used in this study is the CV. Putro Joyo Indah, located in
Pekalongan. The data used are secondary data in the form of raw material data
and production costs in 2018. This study compares company policies using the EOQ
(Economic Order Quantity) method so that a conclusion can be drawn.
The results showed that using the EOQ (Economic Order Quantiity)
method was considered more efficient in determining the order quantity. Ordering
raw materials in 2018 consisting of (1) cement according to company policy of
15.500 kg with a frequency of 9 times ordering, while using the EOQ method of
47.395,35 kg with a frequency of 3 times ordering, (2) river sand according to
company policy of 16.500 kg with a frequency of 12 times ordering, while using the
EOQ method of 66.001,39 kg with a frequency of 3 times ordering, (3) nglingi sand
according to company policy of 14.500 kg with a frequency of 12 times ordering,
while using the EOQ method of 54.797,96 kg with frequency 3 times ordering, (4)
flyash according to company policy of 8.000 kg with a frequency of 4 times
ordering, while using the EOQ method of 17.305,63 kg with a frequency of 2 times
ordering.

xv
‫اﻟﺒﺤﺚ ﻣﺴﺘﺨﻠﺺ‬

‫ﺷﻮﰲ ﻣﻬﻤﺸﻮﱐ‪ ، 2020 .‬أﻃﺮوﺣﺔ‪ .‬اﻟﻌﻨﻮان‪" :‬ﲢﻠﻴﻞ ﻃﺮﻳﻘﺔ ‪ EOQ‬ﰲ اﻟﺘﺤﻜﻢ ﰲ اﳌﻮاد اﳋﺎم ﻟﺰ دة‬
‫ﻛﻔﺎءة اﳌﻮاد اﳋﺎم ﰲ اﻟﺴﲑة اﻟﺬاﺗﻴﺔ‪ .‬ﺑﻮﺗﺮو ﺟﻮﻳﻮ إﻧﺪاﻩ "‬
‫اﳌﺸﺮف‪ :‬د‪ ، .SE ،Hj Nanik Wahyuni .‬ﻣﺎﺟﺴﺘﲑ ‪ ، .Ak ،‬ﻛﺎﻟﻴﻔﻮرﻧﻴﺎ‬
‫اﻟﻜﻠﻤﺎت اﳌﻔﺘﺎﺣﻴﺔ‪ :‬ﲢﻠﻴﻞ اﻟﺘﺤﻜﻢ ﰲ اﳌﻮاد اﳋﺎم ‪ ،‬ﻃﺮﻳﻘﺔ ‪EOQ‬‬

‫ﻣﻬﻤﺎ ﺣﱴ ﺗﺘﻤﻜﻦ ﻣﻦ اﻹﻧﺘﺎج ﺑﻜﻔﺎءة وﺗﻜﻮن‬


‫أﻣﺮا ً‬
‫ﻳﻌﺪ اﻟﺘﺤﻜﻢ ﰲ ﻛﻤﻴﺔ اﳌﺨﺰون وﲢﺪﻳﺪﻫﺎ ً‬
‫ﻗﺎدرة ﻋﻠﻰ اﻟﺒﻴﻊ ﺑﺴﻼﺳﺔ‪ .‬ﻛﺎن اﻟﻐﺮض ﻣﻦ ﻫﺬﻩ اﻟﺪراﺳﺔ ﻫﻮ ﲢﺪﻳﺪ ﲢﻠﻴﻞ اﻟﺘﺤﻜﻢ ﰲ إﻣﺪادات اﳌﻮاد‬
‫اﳋﺎم ﺳﺘﺨﺪام ﻃﺮﻳﻘﺔ ‪) EOQ‬ﻛﻤﻴﺔ اﻷﻣﺮ اﻻﻗﺘﺼﺎدي( ﻟﺘﺤﺴﲔ ﻛﻔﺎءة ﳐﺰو ت اﳌﻮاد اﳋﺎم‪.‬‬
‫ﻃﺮﻳﻘﺔ اﻟﺒﺤﺚ اﳌﺴﺘﺨﺪﻣﺔ ﰲ ﻫﺬا اﻟﺒﺤﺚ ﻫﻲ ﲝﺚ ﻧﻮﻋﻲ وﺻﻔﻲ‪ .‬اﻟﻜﺎﺋﻦ اﳌﺴﺘﺨﺪم ﰲ‬
‫ﻫﺬﻩ اﻟﺪراﺳﺔ ﻫﻮ اﻟﺴﲑة اﻟﺬاﺗﻴﺔ‪ .‬ﺑﻮﺗﺮو ﺟﻮﻳﻮ إﻧﺪاﻩ ‪ ،‬ﺗﻘﻊ ﰲ ﺑﻴﻜﺎﻟﻮﳒﺎن‪ .‬اﻟﺒﻴﺎ ت اﳌﺴﺘﺨﺪﻣﺔ ﻫﻲ‬
‫ﺑﻴﺎ ت ﻧﻮﻳﺔ ﰲ ﺷﻜﻞ ﺑﻴﺎ ت اﳌﻮاد اﳋﺎم وﺗﻜﺎﻟﻴﻒ اﻹﻧﺘﺎج ﰲ ‪ .2018‬ﺗﻘﺎرن ﻫﺬﻩ اﻟﺪراﺳﺔ ﺳﻴﺎﺳﺎت‬
‫اﻟﺸﺮﻛﺔ ﺳﺘﺨﺪام ﻃﺮﻳﻘﺔ ‪) EOQ‬ﻛﻤﻴﺔ اﻷﻣﺮ اﻻﻗﺘﺼﺎدي( ﲝﻴﺚ ﳝﻜﻦ اﺳﺘﺨﻼص اﻟﻨﺘﻴﺠﺔ‪.‬‬
‫أﻇﻬﺮت اﻟﻨﺘﺎﺋﺞ أن اﺳﺘﺨﺪام ﻃﺮﻳﻘﺔ ‪) EOQ‬ﻛﻤﻴﺔ اﻷﻣﺮ اﻻﻗﺘﺼﺎدي( ﻳﻌﺘﱪ أﻛﺜﺮ ﻛﻔﺎءة ﰲ‬
‫ﲢﺪﻳﺪ ﻛﻤﻴﺔ اﻷﻣﺮ‪ .‬ﻃﻠﺐ ﻣﻮاد أوﻟﻴﺔ ﻟﻌﺎم ‪ 2018‬ﺗﺘﻜﻮن ﻣﻦ )‪ (1‬أﲰﻨﺖ وﻓ ًﻘﺎ ﻟﺴﻴﺎﺳﺔ اﻟﺸﺮﻛﺔ اﻟﺒﺎﻟﻐﺔ‬
‫‪ 15،500‬ﻛﺠﻢ ﺑﱰدد ‪ 9‬ﻣﺮة ﻋﻨﺪ اﻟﻄﻠﺐ ‪ ،‬ﻣﻊ اﺳﺘﺨﺪام ﻃﺮﻳﻘﺔ ‪ EOQ 47.395‬ﻛﺠﻢ ﺑﱰدد ‪ 3‬ﻣﺮة‬
‫ﻟﻠﻄﻠﺐ ‪ (2) ،‬رﻣﺎل ﺮﻳﺔ وﻓ ًﻘﺎ ﻟﺴﻴﺎﺳﺔ اﻟﺸﺮﻛﺔ ‪ 16500‬ﻛﺠﻢ ﻣﻊ ﺗﻜﺮار اﻟﻄﻠﺐ ‪ 12‬ﻣﺮة ‪ ،‬أﺛﻨﺎء اﺳﺘﺨﺪام‬
‫ﻃﺮﻳﻘﺔ ‪ EOQ‬ﻣﻦ ‪ 66.001,39‬ﻛﺠﻢ ﻣﻊ ﺗﻜﺮار اﻟﻄﻠﺐ ‪ 3‬ﻣﺮات ‪ (3) ،‬رﻣﻞ ‪ nglingi‬وﻓ ًﻘﺎ ﻟﺴﻴﺎﺳﺔ‬
‫اﻟﺸﺮﻛﺔ اﻟﱵ ﺗﺒﻠﻎ ‪ 14.500‬ﻛﺠﻢ ﺑﱰدد ‪ 12‬ﻣﺮة ‪ ،‬أﺛﻨﺎء اﺳﺘﺨﺪام ﻃﺮﻳﻘﺔ ‪ 54.797،EOQ 96‬ﻛﺠﻢ ﺑﱰدد‬
‫ﻃﻠﺐ ‪ 3‬ﻣﺮات ‪ (4) ،‬ﻓﻼش وﻓ ًﻘﺎ ﻟﺴﻴﺎﺳﺔ اﻟﺸﺮﻛﺔ اﻟﺒﺎﻟﻐﺔ ‪ 8.000‬ﻛﺠﻢ ﻣﻊ ﺗﻜﺮار اﻟﻄﻠﺐ ‪ 4‬ﻣﺮة ‪ ،‬أﺛﻨﺎء‬
‫اﺳﺘﺨﺪام ﻃﺮﻳﻘﺔ ‪ EOQ‬اﻟﺒﺎﻟﻐﺔ ‪ 17.305,63‬ﻛﺠﻢ ﻣﻊ ﺗﻜﺮار اﻟﻄﻠﺐ ‪ 2‬ﻣﺮات‪.‬‬

‫‪xvi‬‬
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia memasuki kawasan perdagangan bebas Asia, maka dari itu masa

kompetitif ini sedang menjadi topik perekonomian, dimana perusahaan harus bisa

bersaing dengan perusahaan lain. Persaingan antar perusahaan menjadi semakin

ketat karena perkembangan perekonomian yang sangat pesat sehingga keadaan

seperti ini menuntut perusahaan untuk dapat bertindak secara efektif, efisien dan

ekonomis dalam mengelola sumber sumber daya perusahaannya. Hal ini bertujuan

agar perusahaan mampu bertahan dan bersaing dengan industri perusahaan lainnya.

(Rohman, 2017).

Persediaan merupakan salah satu faktor penting di dalam menjalankan

sebuah perusahaan. Tanpa adanya persediaan, perusahaan tidak dapat menjalankan

operasional bisnisnya sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhan para konsumen.

Perusahaan akan mempunyai masalah persediaan apabila memerlukan simpanan

persediaan untuk memenuhi permintaan konsumen. Perusahaan harus bisa

memutuskan kapan dan berapa jumlah yang akan dipesan untuk memuhi

permintaan konsumen, terutama jika kebutuhan dari berbagai jenis produk dengan

supplier yang berbeda dan anggaran yang terbatas. Persediaan yang paling utama

dalam sebuah perusahaan adalah persediaan bahan baku. (Rajab, 2015:12).

Proses produksi pada suatu perusahaan tidak mungkin dapat dilaksanakan

jika bahan baku tidak tersedia. Bahan baku merupakan merupakan faktor utama

1
2

dalam proses produksi, baik pada perusahaan besar maupun kecil, karena bahan

baku merupakan penentu tingkat kualitas suatu produk. Semakin besar suatu

perusahaan, maka persediaan bahan baku akan semakin tinggi (Yahya, 2016:124).

Persediaan bahan baku dilaksanakan agar perusahaan tidak bergantung pada

pengadaannya dalam hal kuantitas dan waktu pengiriman. Apabila terdapat keadaan

bahan baku yang diperlukan tidak ada di dalam perusahaan yang bersangkutan atau

perusahaan tersebut tidak mempunyai persediaan bahan baku, sedangkan bahan

baku yang bersangkutan belum datang karena berbagai kemungkinan yang terjadi,

maka pelaksanaan kegiatan proses produksi dalam perusahaan tersebut akan

terganggu.

Persediaan bahan baku harus dapat memenuhi kebutuhan rencana produksi

maka untuk itupenentuan besarnya persediaan merupakan hal yang penting bagi

perusahaan, karena kesalahan dalam menentukan besarnya investasi (modal yang

tertanam) dalam persediaan akan menekan keuntungan perusahaan. Adanya

persediaan bahan baku yang terlalu besar dibandingkan dengan kebutuhan

perusahaan akan menambah biaya pemeliharaan dan penyimpanan dalam gudang

serta kemungkinan terjadinya penyusutan dan kualitas yang tidak dapat

dipertahankan, sehingga akan mengurangi keuntungan perusahaan. Hal ini

dikarenakan, persediaan merupakan aset yang paling aktif digunakan dalam

kegiatan operasi perusahaan, oleh karena itu persediaan merupakan salah satu

komponen yang dinilai paling mahal karena dapat mencapai 50% dari total investasi

modal (Kumalaningrum, Kusumawati, Hardani, 2011:144).


3

Dalam hubungannya dengan tingkat efisiensi perusahaan secara

keseluruhan, maka aktivitas pembelian bahan baku perlu direncanakan dengan

menggunakan metode yang tepat agar perusahaan terhindar dari pemborosan biaya

dan perusahaan dapat beroperasi lebih efisien dimasa yang akan datang. Salah satu

metode yang cukup efisien dalam dalam mengelola pengendalian persediaan bahan

baku. Keunggulan dari metode EOQ yaitu metode ini mampu meminimalisasi

terjadinya out of stock sehingga tidak mengganggu proses dalam perusahaan dan

mampu menghemat biaya persediaan yang dikeluarkan oleh perusahaan karena

adanya perusahaan yang bersangkutan. Model EOQ ini tidak hanya menentukan

jumlah pemesanan yang optimal tetapi yang lebih penting lagi adalah yang

menyangkut aspek finansial dari keputusan-keputusan tentang kuantitas pemesanan

tersebut. (Faizal, 2010).

Penelitian Agung Wahyu Prayogo (2016) tentang penggunaan metode

economic order quantity (EOQ) dalam upaya pengendalian persediaan bahan

pembantu (studi pada PG. Modjopanggong Tulungagung – PT. Perkebunan

Nusantara untuk menentukan jumlah pemesanan ekonomis menggunakan metode

EOQ Metode Economic Order Quantity (EOQ) Hasil dari penelitian ini berupa

metode yang tepat dalam melakukan pmbelian yang optimal sehingga dapat

meminimalkan biaya persediaan bahan pembantu. Hal ini dapat dibuktikan dengan

adanya penghematan total biaya pada bahan pembantu belerang dan bahan

pembantu phospat.

Sedangkan penelitian Sibarani (2013) , melakukan pengkajian terhadap

kasus persediaan minyak sawit mentah (CPO) di PT. XYZ dimana perusahaan
4

tersebut sebelumnya menyediakan bahan baku berdasarkan pada perkiraan

kebutuhan yang telah direncanakan setiap tahunnya. Hasil dari penelitian ini

menunjukkan bahwa metode EPQ (Economic Productuon Quantity) lebih hemat

dibandingkan dengan kebijakan perusahaan dengan jumlah pemesanan paling

optimal (EOQ) pada tahun sebelumnya. Dilihat dari perhitungan yang diperoleh

dapat disimpulkan bahwa metode EPQ lebih efektif karena dapat meminimalkan

biaya persediaan perusahaan dibandingkan dengan metode EOQ.

CV. Putro Jaya Indah yang bergerak dalam bidang usaha barang material

akan membutuhkan biaya untuk pengelolaan bahan persediaan yang akan dijual.

Perusahaan ini berdiri sejak tahun 1990 hingga saat ini. Sistem persediaan bahan

baku pada perusahaan ini belum menggunakan metode EOQ. Permasalahan yang

dihadapi adalah perusahaan belum dapat merealisasikan rencana produksi yang

paling optimal dengan persediaan sumber daya yang ada. Produksi yang dilakukan

harus dapat memenuhi permintaan dari marketing tersebut, namun perusahaan

hanya berproduksi berdasarkan pengalaman masa lalu. Untuk itu diperlukan

perencanaan persediaan dan pengoptimalan produksi untuk memperoleh

pendapatan maksimum dan meminimumkan biaya. Analisis EOQ ini dapat

digunakan dengan mudah dan praktis untuk merencanakan berapa kali suatu bahan

dibeli dan di produksi dalam kuantitas berapa kali pembelian bahan baku.

Berdasarkan hal tersebut, maka perlu dilakukan penelitian yang berjudul “ Analisis

EOQ dalam Pengendalian Bahan Baku pada CV. Putra Jaya Indah” untuk

mengetahui analisis metode EOQ layak dijadikan sebagai metode pengendalian


5

bahan baku perusahaan untuk meningkatkan efektifitas biaya produksi dan

meminimalisir biaya penyimpanan persediaan perusahaan tersebut.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan pemaparan latar belakang diatas, penulis merumuskan

masalah yaitu: Bagaimana analisis pengendalian persediaan bahan baku

menggunakan metode EOQ (Economic Order Quantity)?.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui analisis pengendalian

pesediaan bahan baku menggunakan metode EOQ (Economic Order Quantity).


BAB II

KAJIAN TEORI

2.1 Penelitian Terdahulu

No Nama Judul Tahun Hasil Keterangan


1 Elisabeth Penggunaan 2013 Jumlah pemesanan Persamaan dari
Sibarani Metode EOQ dan paling optimal penelitian ini yaitu
Faigiziduhu EPQ dalam (EOQ) pada tahun menggunakan
Bu’ululo Meminimumkan 2011 sebanyak metode EOQ dan
Djakaria Biaya Persediaan 1.138nton dan tahun EPQ guna
Sebayang Minyak Sawit 2012 sebanyak meminimalkan
Mentah (CPO) 1.092 ton, biaya persediaan
(Studi Kasus pada sedangkan dengan sehingga
PT. XYZ) menggunakan melancarkan proses
metode (EPQ) produksinya,
diperoleh jumlah sedangkan
produksi perbedaannya yaitu
optimalnya yaitu pengolahan data
pada tahun 2011 dari penelitian
sebesar 19.713 ton sibarani bersifat
dan tahun 2012 kuantitatif,
sebesar 16.947 ton. sedangkan
penelitian saya
bersifat kualitatif.
2. Simbar, M., Analisis 2014 Pembelian bahan Persamaan dari
T.M Pengendalian baku optimal yang penelitian ini yaitu
Katiandagho Persediaan Bahan harus dilakukakn menggunakan
T.F Lolowang Baku Kayu perusahaan dengan metode EOQ, tetapi
J. Baroleh Cempaka pada menggunakan tidak
Industri Mebel metode (EOQ) pada membandingkan
dengan tahun 2013 adalah dengan metode
Menggunakan sebesar 4,448 m³ EPQ.
Metode EOQ dengan frekuensi
(Studi Kasus pada pemesanan yang
UD. Batu Zaman) harus dilakukan
sebanyak 2 kali.
3. Agung Wahyu Penggunaan 2016 Hasil dari penelitian Persamaan dari
Prayogo Metode Economic ini yaitu metode penelitian ini
Dwiatmanto Order Quantity yang tepat dalam menggunakan
Devi Farah (EOQ) dalam melakukan metode EOQ pada
Azizah Upaya pembelian yang bahan baku,
Pengendalian optimal sehingga sedangkan pada

6
7

No Nama Judul Tahun Hasil Keterangan

Persediaan Bahan dapat penelitian ini EOQ


Pembantu (Studi meminimalkan pada bahan
Pada PG. biaya persediaan pembantu.
Modjopanggong bahan pembantu.
Tulungagung – Hal ini dapat
PT. Perkebunan dibuktikan dengan
Nusantara X) adanya
penghematan total
biaya pada bahan
pembantu belerang
pada tahun 2013,
2014, dan 2015
4. Olivia Elsa Analisis 2016 Biaya total Pada penelitian ini
Andira Persediaan Bahan persediaan untuk sama-sama
Baku Tepung persediaan bahan menggunakan
Terigu baku tepung (total metode EOQ dan
Menggunakan cost) tahun 2014 bentuk data berupa
Metode Eoq pada Roti Puncak kualitatif, tetapi
(Economic Order Makassar penelitian ini juga
Quantity) Pada menggunakan menggunakan data
Roti Puncak metode EOQ kuantitatif.
Makassar (Economic Order
Quantity)
Rp.101.620.040. Ini
lebih kecil
dibandingkan
dengan biaya total
yang dikeluarkan
oleh perusahaan.
5. Noor Apriyani Analisis 2017 Metode EOQ Persamaan pada
dan Ahmad Pengendalian memberikan penelitian ini sama-
Muhsin Persediaan Bahan kuantitas sama menggunakan
Baku Dengan pemesanan yang metode EOQ tetapi
Metode Economic paling optimal tidak
Order Quantity dengan membandingkan
Dan Kanban Pada mengeluarkan biaya dengan metode
Pt Adyawinsa per periode pada Kaban.
Stamping bahan baku produk
Industries AA437 sebesar Rp
1.377.668.782,00
sedangkan untuk
metode Kanban
sebesar Rp
1.396.108.693,00
8

2.2 Kajian Teoritis

2.2.1 Persediaan

2.2.1.1 Pengertian Persediaan

Menurut PSAK No. 14 (Revisi 2018) bahwa:

Persediaan adalah aktiva:

1. Tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha normal

2. Dalam proses produksi dan atau dalam perjalanan, atau

3. Dalam bentuk bahan atau perlengkpan (supplies) untuk digunakan dalam

proses produksi.

Dalam PSAK No. 14 (Revisi 2018) berisikan tentang pengaturan

perlakuan akuntansi untuk persediaan yang menyediakan pedoman dalam

menentukan biaya dan pengakuan selanjutnya sebagai beban, termasuk setiap

penurunan menjadi nilai realisasi neto. Beberapa persediaan dapat dialokasikan ke

akun aset lainnya, sebagai contoh persediaan yang digunakan sebagai komponen

aset tetap yang dibangun sendiri. Persediaan yang dialokasikan ke aset lain dengan

cara diakui sebagai beban selama masa manfaat aset tersebut.

Dalam Al-Quran dijelaskan bahwa manusia berperan sebagai pengelola

sumberdaya apapun yang diturunkan di bumi. Dalam firman Allah SWT dalam

surat Al-Jaatsiyah ayat 13:

ِ
َ ‫ ِﻣ ْﻨ ﻪُ ۚ إِ ﱠن ِﰲ ٰذَ ﻟ‬. ‫ﻴﻌ ﺎ‬
‫ﻚ‬ ْ
ِ ‫ﻣ ﺎ ِﰲ اﻟ ﱠﺴ ﻤ‬
ِ ِ ‫ات و ﻣ ﺎ ِﰲ ْاﻷَر‬
ً ‫ض َﲨ‬ َ َ ‫ﺎو‬ َ َ َ ‫َو َﺳ ﱠﺨ َﺮ ﻟَ ُﻜ ْﻢ‬
‫ﻳـَ َﺘـ َﻔ ﱠﻜ ُﺮون‬ ‫ت ﻟِ َﻘ ْﻮ ٍم‬
ٍ ‫َﻵ‬
َ
Artinya: “Dan Dia telah menundukkan untukmu apa yang di langit
dan apa yang di bumi semuanya, (sebagai rahmat) daripada-Nya.
Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-
9

tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang berfikir”. (Q.S Al-Jaatsiyah


ayat 13).

Ayat di atas menerangkan bahwa Allah SWT telah menunjukkan

kekuasaan Nya dengan menunjukkan semua yang ada di langit maupun bumi.

Semua itu harus dikelola dengan baik sebagai rasa syukur kita terhadap Allah SWT

yang telah memberikan rahmat Nya kepada kita semua.

Unsur yang memerlukan adanya perencanaan dan pengendalian yang tepat

adalah persediaan. Persediaan merupakan modal kerja perusahaan yang paling aktif

dan bernilai material (Puspita dan Anita, 2013). Menurut Elsa (2016), salah satu hal

penting yang harus dimiliki oleh perusahaan dalam proses produksi tersebut adalah

bagaimana mengelola persediaan, karena persediaan merupakan salah satu aset

termahal bagi banyak perusahaan. Pada satu sisi, sebuah perusahaan dapat

menurunkan cost dengan mengurangi persediaan. Pada sisi lain, produksi dapat

terhenti dan pelanggan menjadi tidak puas ketika pesanannya tidak tersedia. Di

samping itu dapat menyebabkan berkurangnya penghasilan yang didapatkan oleh

perusahaan itu sendiri.

Perencanaan dan pengendalian juga sudah diterangkan dalam Al-Quran

dalam surat Al-Hasyr ayat 18:

‫ ﻟِ ﻐَ ٍﺪ ۖ َو ا ﺗﱠـ ُﻘ ﻮا‬. ‫ﺖ‬ ِ‫ﱠ‬


ٌ ‫آﻣ ﻨُﻮا ا ﺗﱠـ ُﻘ ﻮا ا ﱠ َ َو ﻟْ ﺘَـ ْﻨ ﻈُ ْﺮ ﻧـَ ْﻔ‬
ْ ‫ﺲ َﻣ ﺎ ﻗَ ﱠﺪ َﻣ‬ َ ‫ﻳﻦ‬ َ ‫اﻟ ﺬ‬ ‫َ أَ ﻳـﱡ َﻬ ﺎ‬
‫ا ﱠ َ َﺧ ﺒِ ﲑٌ ِﲟَﺎ ﺗَـ ْﻌ َﻤ ﻠُﻮ َن‬ ‫ا ﱠ َ ۚ إِ ﱠن‬
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah
dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya
untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah,
sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan’. (Q.S
Al-Hasyr ayat 18).
10

Ayat diatas menjelaskan bahwa kita sebagai umat muslim harus senantiasa

bertawakal kepada Allah SWT dan berbuatlah baik untuk bekal di akhirat kelak.

Begitupun dalam pernecanaan dan pengendalian dalam perusahaan, kita harus

senantiasa memperhatikan apa yang kita perbuat sehingga bisa

dipertanggungjawabkan dikemudian hari.

2.2.1.2 Persediaan – Bahan Baku

Definisi Bahan Baku Bahan baku adalah persediaan yang dibeli oleh

perusahaan untuk diproses menjadi barang setengah jadi dan akhirnya barang jadi

atau produk akhir dari perusahaan (Syamsuddin, 2001:281). Seluruh perusahaan

yang berproduksi untuk menghasilkan satu atau beberapa macam produk tentu akan

selalu memerlukan bahan baku untuk pelaksanaan proses produksinya. Bahan baku

merupakan input penting dalam berbagai produksi. Kekurangan bahan baku yang

tersedia dapat berakibat terhentinya proses produksi karena habisnya bahan baku

untuk diproses. Akan tetapi terlalu besarnya bahan baku dapat mengakibatkan

tingginya persediaan dalam perusahaan yang dapat menimbulkan berbagai risiko

maupun tingginya biaya yang dikeluarkan perusahaan terhadap persediaan tersebut.

Pengertian Bahan Baku menurut Hanggana (2006:11) adalah sesuatu yang

digunakan untuk membuat barang jadi, bahan pasti menempel menjadi satu dengan

barang jadi. Dalam sebuah perusahaan bahan baku dan bahan penolong memiliki

arti yang sangat penting, karena menjadi modal terjadinya proses produksi sampai

hasil produksi. Pengelompokan bahan baku dan bahan penolong bertujuan untuk

pengendalian bahan dan pembebanan biaya harga pokok produksi. Pengendalian

bahan diprioritaskan pada bahan yang nilainya relative tinggi yaitu bahan baku.
11

2.2.2.2 Jenis Persediaan

Menurut Iskandar (2015), jenis persediaan menurut fungsinya dapat dibagi

atas tiga jenis, yaitu:

1. Batch Stock: Persediaan yang diadakan karena perusahaan membuat barang-

barang dalam jumlah lebih besar daripada yang dibutuhkan saat itu.

2. Fluctuation Stock: Persediaan yang diadakan untuk menghadapi fluktuasi

permintaan konsumen yang sulit diramalkan.

3. Anticipation Stock: Persediaan yang diadakan untuk menghadapi fluktuasi

permintaan yang mudah diramalkan, berdasarkan pada pola musiman yang

terdapat dalam periode 1 tahun dan untuk menghadapi penggunaan atau

penjualan atau permintaan yang meningkat.

Menurut Kumalaningrum (2011:144) berdasarkan jenis barang dalam

sistem persediaan dapat dikelompokkan menjadi:

1. Persediaan bahan mentah (raw material), yaitu persediaan terhadap bahan

baku yang akan digunakan sebagai materi dasar produksi. Perusahaan

melakukan pembelian bahan baku kepada suplier tanpa harus memprosesnya

lebih lanjut.

2. Persediaan barang dalam proses (work-in-process), yaitu persediaan bahan

baku oleh perusahaan, namun belum sepenuhnya selesai (not compeleted)

karena masih menunggu proses produksi selanjutnya.

3. Persediaan barang jadi (finished goods), yaitu persediaan terhadap barang-

barang yang sepenuhnya telah selesai dilakukan proses produksi. Barang


12

hanya menunggu proses pengiriman, karena perusahaan akan

mendistribusikan kepada konsumen berdasarkan pesanan yang masuk.

2.2.2.3 Fungsi-fungsi Persediaan

Menurut Chandra (2014), fungsi-fungsi persediaan yaitu:

1. Fungsi Decoupling, fungsi ini memugkinkan bahwa perusahaan akan dapat

memenuhi kebutuhannya atas permintaan konsumen tanpa tergantung pada

suplier barang.

2. Fungsi Economic Lot Sizing, tujuan dari fungsi ini adalah pengumpulan dari

persediaan agar perusahaan dapat berproduksi serta menggunakan seluruh

sumber daya yang ada dalam jumlah yang cukup dengan tujuan agar dapat

mengurangi biaya per unit produk. Pertimbangan yang dilakukan dalam

persediaan ini adalah penghematan yang dapat terjadi pembelian dalam

jumlah banyak yang dapat memberikan potongan harga, serta biaya

pengangkutan yang lebih murah dibandingkan dengan biaya-biaya yang akan

terjadi, karena banyaknya persediaan yang dipunyai.

3. Fungsi Antisipasi, perusahaan sering mengalami suatu ketidakpastian dalam

jangka waktu pengiriman barang dari usaha lain, sehingga memerlukan

persediaan pengamanan (safety stock), atau mengalami fluktuasi permintaan

yang dapat diperkirakan sebelumnya yang didasarkan pengalaman masa lalu

akibat pengaruh musim, sehubungan dengan hal tersebut sebaiknya

mengadakan persediaan musiman.

Fungsi persediaan pada kegiatan operasional sebagai berikut

(Kumalaningrum, Kusumawati, Hardani, 2011:144) :


13

1. Untuk memisahkan berbagai bagian dari proses produksi.

2. Untuk mengklasifikasi aktivitas perusahaan dari permintaan yang fluktuatif

dan menyediakan barang yang akan ditawarkan kepada konsumen tertentu.

3. Untuk mendapatkan manfaat dari quantity discount yang ditawarkan suplier.

4. Untuk melindungi kenaikan harga barang karena dampak inflasi.

2.2.2 Pengelolaan Persediaan Bahan Baku

Pengelolaan persediaan merupakan kegiatan dari urutan kegiatan yang

bertautan satu dengan lainnya dalam seluruh operasi produksi perusahaan sesuai

dengan operasi yang direncanakan baik dalam waktu, jumlah, kualitas maupun

biayanya (Rajab, 2015:20). Pada prinsipnya semua perusahaan yang akan

melaksanakan proses produksi akan mengantisipasi persediaan bahan baku untuk

kelangsungan proses produksi dalam perusahaan. Penggunaan bahan baku

didasarkan pada anggapan bahwa pemakaian setiap bulan selalu sama sehingga

secara berangsur-angsur akan habis pada waktu tertentu, serta jangan sampai terjadi

kehabisan bahan baku yang berakibat akan mengganggu kelancaran proses

produksi. Persediaan yang besar tidak efisien karena biaya besar, sedangkan

persediaan yang kecil beresiko tinggi terhentinya produksi (Iskandar, 2015).

Adanya ketidakpastian dalam menentukan jumlah pembelian bahan baku

yang optimal dan keterlambatan pemesanan bahan baku karena tidak memiliki

penjadwalan pemesanan yang tepat, hanya saja apabila stock kurang dari Safety

stock minimum maka dilakukan pemesanan. Selama ini perusahaan menanggulangi

minimnya persediaan material tersebut apabila sewaktu-waktu dibutuhkan, dengan

menggunakan material yang ada dengan spesifikasi yang sama sesuai dengan
14

kebutuhan produk. Akan tetapi penggunaan material pengganti ini harus melakukan

proses cutting terlebih dahulu sesuai ukuran yang diminta dan sewaktu-waktu

material pengganti tidak dapat digunakan karena mengingat akan kebutuhan produk

utamanya harus terpenuhi lebih dulu. Sehingga apabila hal ini terus terjadi dan tidak

diantisipasi dengan baik maka menimbulkan terjadinya kekurangan bahan baku dan

dapat menyebabkan utilitas mesin menurun, pekerja yang menganggur, dan

menyebabkan perusahaan harus menanggung biaya karena terhambatnya proses

produksi serta pendistribusian ke konsumen. Sedangkan apabila terjadi kelebihan

stock dapat menimbulkan permasalahan seperti kerusakan material sebab

penyimpanan yang terlalu lama dan besarnya biaya penyimpanan akibatnya nilai

total cost (TC) juga ikut meningkat (Apriyani Noor, 2017).

Pengelolaan persediaan sudah diterangkan dalam firman Allah SWT:

ِ ِ ِ ِ
‫ﻮم‬
َ ‫ﺎب َو ا ﻟْ ﻤ َﻴﺰا َن ﻟ ﻴَـ ُﻘ‬ َ َ‫ﻟَ َﻘ ْﺪ أ َْر َﺳ ﻠْ ﻨَ ﺎ ُر ُﺳ ﻠَ ﻨَ ﺎ ِ ﻟْ َﺒـ ﻴِّ ﻨَ ﺎت َو أَ ﻧْـ َﺰﻟْ ﻨَ ﺎ َﻣ َﻌ ُﻬ ُﻢ ا ﻟْ ﻜ ﺘ‬
‫ﱠﺎس َو ﻟِ ﻴَـ ْﻌ ﻠَ َﻢ‬
ِ ‫س َﺷ ِﺪ ﻳ ٌﺪ َو َﻣ ﻨَ ﺎﻓِ ُﻊ ﻟِ ﻠ ﻨ‬ ِ ِ َ ‫اﻟ ﻨﱠﺎس ِ ﻟْ ِﻘ ﺴ ِﻂ ۖ و أَﻧْـ ﺰﻟْ ﻨَ ﺎ ا ْﳊ ِﺪ‬
ٌ ْ َ ‫ﻳﺪ ﻓ ﻴﻪ‬ َ َ َ ْ ُ
‫ﺐ ۚ إِ ﱠن ا ﱠ َ ﻗَﻮِ ﱞ‬
‫ي َﻋ ﺰِ ٌﻳﺰ‬ ِ ‫ﺼ ﺮﻩُ ور ُﺳ ﻠَ ﻪُ ِ ﻟْ ﻐَ ْﻴ‬
ُ َ ُ ُ ْ‫ا ﱠ ُ َﻣ ْﻦ ﻳـَ ﻨ‬
Artinya: “Sesungguhnya Kami telah mengutus rasul-rasul Kami
dengan membawa bukti-bukti yang nyata dan telah Kami turunkan
bersama mereka Al Kitab dan neraca (keadilan) supaya manusia dapat
melaksanakan keadilan. Dan Kami ciptakan besi yang padanya
terdapat kekuatan yang hebat dan berbagai manfaat bagi manusia,
(supaya mereka mempergunakan besi itu) dan supaya Allah
mengetahui siapa yang menolong (agama)Nya dan rasul-rasul-Nya
padahal Allah tidak dilihatnya. Sesungguhnya Allah Maha Kuat lagi
Maha Perkasa”. (Q.S Al-Hadid ayat 25).

Ayat diatas menerangkan bahwa Allah memerintahkan kita untuk

mengolah atau memproduksi sumber daya yang telah Allah ciptakan. Contohnya

itu adalah besi. Besi mempunyai kekuatan yang hebat jika manusia dapat

mengolahnya. Seperti menjadikan besi itu senjata, alat perkebunan, baju untuk
15

perang, dan yang lainnya tergantung manusi memproduksi besi itu. Tidak hanya

besi saja yang dapat diolah tetapi sumber daya yang lainpun dapat diolah menjadi

sesuatu yang manusia butuhkan.

Metode penentuan biaya persediaan untuk mencapai tujuan tersebut,

pengelolaan persediaan independen dilakukan dengan pendekatan perilaku biaya.

Biaya yang timbul sebagai akibat dari aktivitas pengelolaan persediaan independen

adalah : (Rahman, 2017)

1. Biaya Pesan (Ordering Cost/Set-up Cost)

Menunjukkan biaya-biaya yang timbul sebagai akibat dari

upayauntuk mendapatkan bahan baku atau barang dari luar perusahaan.

Untuk mengetahui biaya simpan yaitu dengan rumus sebagai berikut:

 Biaya pesan tiap kali pesan (S)

Total Biaya Pesan


S=
Frakuensi Pesanan

2. Biaya Simpan (Holding Cost)

Menunjukkan biaya-biaya yang timbul sebagai akibat dari upaya

organisasi untuk melindungi, menjaga, dan mengelola produk yang disimpan

agar tidak berkurang nilainya.

 Biaya Penyimpanan Persatuan Bahan Baku (H)

Total Biaya Simpan


H=
Total Kebutuhan Bahan Baku
16

3. Total Biaya Persediaan (Total Inventory Cost atau TIC)

Merupakan penjumlahan antara total biaya simpan dan total biaya

pesan.

Total Biaya Persediaan : {[D/Q] S} + {[Q/2] H}

2.2.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persediaan

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi persediaan bahan baku menurut

Rasyid (2015) adalah:

1. Perkiraan Bahan Baku

Angka ini mutlak diperlukan untuk membuat keputusan berapa

persediaan yang dilakukan untuk mengantisipasi proses produksi di masa

mendatang.

2. Harga Bahan Baku

Harga bahan baku yang mahal, sebaiknya di stok dalam jumlah yang

tidak terlalu banyak. Hal ini disebabkan perhitungan dana persediaan harus

disusun seberapa besar pengeluaran untuk persediaan.

3. Biaya-Biaya dari Persediaan

Dalam hubungannya dengan biaya-biaya persediaan ini dikenal tiga

macam biaya persediaan yaitu biaya penyimpanan, biaya pemesanan dan

biaya tetap persediaan. Biaya penyimpanan merupakan biaya persediaan yang

jumlahnya semakin besar apabila jumlah unit bahan yang disimpan didalam

perusahaan tersebut semakin tinggi. Biaya pemesanan merupakan biaya

persediaan yang jumlahnya semakin besar apabila frekuensi pemesanan

bahan baku yang digunakan dalam perusahaan semakin besar. Biaya tetap
17

persediaan merupakan biaya persediaan yang jumlahnya tidak terpengaruhi

baik oleh jumlah unit yang disimpan dalam perusahaan ataupun frekuensi

pemesanan bahan baku yang dilaksanakan oleh perusahaan tersebut.

4. Kebijakan Pembelanjaan

Kebijakan pembelanjaan yang dilaksanakan didalam perusahaan

akan berpengaruh terhadap penyelenggaraan persediaan bahan baku dalam

perusahaan tersebut. Seberapa besar dana yang dapat digunakan untuk

investasi didalam persediaan bahan baku tentunya juga tergantung dari

kebijakan perusahaan, apakah dana untuk persediaan bahan baku ini dapat

memperoleh prioritas pertama, kedua atau justru yang terakhir dalam

perusahaan yang bersangkutan. Disamping itu tentunya financial perusahaan

secara keseluruhan juga akan mempengaruhi kemampuan perusahaan untuk

membiayai seluruh kebutuhan persediaan bahan bakunya.

5. Pemakaian Bahan Baku

Hubungannya antara perkiraan pemakaian bahan baku dengan

pemakaian senyatanya di dalam perusahaan yang bersangkutan untuk

keperluan pelaksanaan proses produksi akan lebih baik apabila diadakan

analisis secara teratur, sehingga akan dapat diketahui pola penyerapan bahan

baku tersebut. Dengan analisis ini dapat diketahui apakah model peramalan

yang digunakan sebagai dasar perkiraan pemakaian bahan ini sesuai dengan

pemakaian senyatanya atau tidak. Revisi dari model yang digunakan tentunya

akan lebih baik dilaksanakan apabila ternyata model peramalan penyerapan

bahan baku yang digunakan tersebut tidak sesuai dengan kenyataan yang ada.
18

6. Waktu Tunggu

Waktu tunggu merupakan tenggang waktu yang diperlukan antara

saat pemesanan bahan baku tersebut dilaksanakaan dengan datangnya bahan

baku yang dipesan tersebut. Apabila pemesanan bahan baku yang akan

digunakan oleh perusahaan tersebut tidak memperhitungkan waktu tunggu,

maka akan terjadi kekurangan bahan baku (walaupun sudah dipesan), karena

bahan baku tersebut belum datang ke perusahaan. Namun demikian, apabila

perusahaan tersebut diperlukan, maka perusahaan yang bersangkutan tersebut

akan mengalami penumpukan bahan baku, dan keadaan ini akan merugikan

perusahaan yang bersangkutan.

7. Model Pembelian Bahan Baku

Model pembelian bahan yang digunakan oleh perusahaan sangat

berpengaruh terhadap persediaan bahan baku yang dimiliki perusahaan.

Model pembelian yang berbeda akan menghasilkan jumlah pembelian

optimal yang berbeda pula. Pemilihan model pembelian yang akan digunakan

oleh suatu perusahaan akan disesuaikan dengan situasi dan kondisi dari

persediaan bahan baku untuk masing-masing perusahaan yang bersangkutan.

Karakteristik masing-masing bahan baku yang digunakan dalam perusahaan

dapat dijadikan dasar untuk mengadakan pemilihan model pembelian yang

sesuai dengan masing-masing bahan baku dalam perusahaan tersebut. Sampai

saat ini, model pembelian yang sering digunakan dalam perusahaan adalah

model pembelian dengan kuantitas pembelian yang optimal (EOQ).


19

8. Persediaan Pengaman

Persediaan pengaman untuk menanggulangi kehabisan bahan baku

dalam perusahaan, maka diadakan persediaan pengaman (safety stock).

Persediaan pengaman digunakan perusahaan apabila terjadi kekurangan

bahan baku, atau keterlambatan datangnya bahan baku yang dibeli oleh

perusahaan. Dengan adanya persediaan pengaman maka proses produksi

dalam perusahaan akan dapat berjalan tanpa adanya gangguan kehabisan

bahan baku, walaupun bahan baku yang dibeli perusahaan tersebut terlambat

dari waktu yang diperhitungkan. Persediaan pengaman ini akan

diselenggarakan dalam suatu jumlah tertentu, dimana jumlah ini merupakan

suatu jumlah tetap didalam suatu periode yang telah ditentukan sebelumnya.

9. Pembelian Kembali

Dalam melaksanakan pembelian kembali tentunya manajemen yang

bersangkutan akan mempertimbangkan panjangnya waktu tunggu yang

diperlukan didalam pembelian bahan baku tersebut. Dengan demikian maka

pembelian kembali yang dilaksanakan ini akan mendatangkan bahan baku ke

dalam gudang dalam waktu tepat, sehingga tidak akan terjadi kekurangan

bahan baku karena keterlambatan kedatangan bahan baku tersebut, atau

sebaliknya yaitu kelebihan bahan baku dalam gudang karena bahan baku yang

dipesan datang terlalu awal.

Secara luas, tujuan dari sistem pengendalian adalah menemukan solusi

optimal terhadap seluruh masalah yang terkait dengan persediaan. Dikaitkan

dengan tujuan umum persediaan, maka ukuran optimalisasi pengendalian


20

persediaan sering kali diukur dengan keuntungan maksimum yang dicapai. Karena

perusahaan mempunyai banyak sub sistem lain selain persediaan, maka mengukur

kontribusi pengendalian persediaan dalam mencapai total keuntungan bukan hal

mudah. Yang dimaksud kriteria optimum adalah meminimalisasi biaya total yang

terkait dengan persediaan, yaitu biaya penyimpanan dan biaya pemesanan. Tingkat

persediaan optimum yang dapat diatur dengan memenuhi kebutuhan bahan-bahan

dalam jumlah, mutu dan pada waktu yang tepat serta jumlah biaya yang rendah

(Muzayyanah, 2015).

2.2.4 Pengertian EOQ (Economic Order Quantity)

Dengan persediaan yang optimal perusahaan mampu menentukan

seberapa besar persediaan bahan baku yang sesuai, sehingga tidak menimbulkan

pemborosan biaya karena mampu menyeimbangkan kebutuhan bahan baku yang

tidak terlalu banyak maupun persediaan yang tidak terlalu sedikit (Taufiq, 2014).

Persediaan optimal mampu mengefisiensikan biaya pengeluaran perusahaan seperti

pemesanan dan biaya penyimpanan bahan baku. Sehingga kebijakan manajemen

tentang persediaan akan membantu perusahaan. Dalam prosesnya perusahaan akan

menghadapi situasi untuk membuat keputusan persediaan (Han Arista, 2016). Salah

satu model persediaan yang paling banyak digunakan adalah model kuantitas

pesanan ekonomis (Economic Order Quantity).

Menurut Syamsuddin (2011:294), “Salah satu alat yang sering digunakan

untuk menentukan jumlah optimal dari jumlah pesanan persediaan apa yang sering

disebut Economic Order Quantity (EOQ)”. Salah satu model persediaan yang

paling banyak digunakan adalah model EOQ (Economic Order Quantity). Metode
21

EOQ berusaha mencapai tingkat persediaan seminimum mungkin, biaya rendah dan

mutu yang lebih baik. Perencanaan persediaan yang menggunakan metode EOQ

dalam suatu perusahaan akan mampu meminimalisasi terjadinya out of stock

sehingga tidak mengganggu proses produksi dalam perusahaan dan mampu

menghemat biaya persediaan bahan baku dalam perusahaan. Dengan adanya

penerapan metode EOQ pada perusahaan, diharapkan akan mampu mengurangi

biaya penyimpanan, penghematan ruang, baik gudang maupun ruang kerja,

menyelesaikan masalah-masalah yang timbul dari banyaknya persediaan yang

menumpuk sehingga mengurangi resiko yang dapat ditimbulkan karena persediaan

yang berlebihan didalam ruang penyimpanan atau gudang (Elsa, 2016).

EOQ sebenarnya merupakan volume atau jumlah pembelian yang paling

ekonomis untuk dilaksanakan pada setiap kali pembelian. Untuk memenuhi

kebutuhan itu, maka dapat diperhitungkan pemenuhan kebutuhan (pembeliannya)

yang paling ekonomis yaitu sejumlah barang yang akan dapat diperoleh dengan

pembelian menggunakan biaya yang minimal (Aftoni, 2011). Sedangkan EOQ

(Economic Order Quantity) menurut Apriyani (2017), merupakan suatu teknik

untuk melakukan pengadaan persediaan bahan baku pada suatu perusahaan yang

menentukan berapa jumlah pesanan yang ekonomis untuk setiap kali pemesanan

dengan frekuensi yang telah ditentukan serta kapan dilakukan pemesanan kembali.

Metode ini bertujuan untuk meminimalkan Total Inventory Cost. Penggunaan

metode ini juga dapat menekan biaya-biaya persediaan sehingga efisiensi

persediaan berjalan dengan baik dan dapat tercapai jumlah unit pemesanan yang

optimal dengan menekan biaya seminimal mungkin.


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis dan Pendekatan Penelitian

Menurut Juliansyah (2012:254), metode penelitian merupakan anggapan

dasar tentang suatu hal yang dijadikan pijakan berpikir dan bertindak dalam

melaksanakan penelitian. Metode penelitian yang digunakan peneliti menggunakan

metode kualitatif, karena dalam penelitian ini menekankan pada observasi, dimana

harus terjun langsung untuk mengetahui lebih detail dalam pengerjaannya. Menurut

Anggito (2018:07) bahwa metode penelitian kualitatif didefinisikan sebagai

penelitian yang menggunakan latar alamiah dengan maksud menafsirkan fenomena

yang terjadi dan dilakukan dengan jalan melibatkan berbagai metode yang ada.

Sedangkan menurut Azmi (2018), penelitian kualitatif disebut juga metode

dengan beraneka segi fokus yang meliputi suatu interpretif, konstruktif, pendekatan

naturalistik pada subjeknya. Hal ini bermakna penelitian kualitatif mempelajari

sesuatu pada sudut pandang alamiahnya, menerjemahkannya, dan melihat

fenomena dalam hal makna yang dipahami manusia. Proses penelitian ini memang

harus melihat dari berbagai sudut pandang untuk menyajikan sebuah kesimpulan

yang terbaik.

3.2 Lokasi Penelitian

Pada penetitian ini peneliti mengambil lokasi penelitian di CV. Putro Joyo

Indah yang terletak di Pekalongan.

22
23

3.3 Data dan Jenis Data

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan sumber data sekunder.

Dimana menurut Sugiyono (2015), data sekunder merupakan data primer yang

telah diolah lebih lanjut dan disajikan oleh pihak pengumpul data primer atau oleh

pihak lain. Data yang digunakan peneliti menggunakan data bahan baku dan biaya

produksi.

3.4 Teknik Pengmpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan peneliti untuk mendapatkan

data primer maupun sekunder menggunakan teknik pengumpulan data studi

lapangan

Teknik ini digunakan untuk mendapatkan data-data primer dalam

penelitian ini yang dilakukan melalui :

1. Observasi

Observasi dilakukan oleh peneliti untuk melakukan penelitian

secara cermat dengan melakukan tinjauan langsung ketempat produksi

untuk memperoleh data yang asli terkait dengan masalah pengendalian

persediaan yang berada di perusahaan.

2. Wawancara

Tenik pengumpulan data dengan cara tanya jawab kepada pihak

informan yang dikerjakan seara sistematis dan berdasarkan pada tujuan

penelitian. Adapun wawancara itu sendiri berisi tentang bagaimana

Pengendalian Persediaan Bahan Baku yang dilakukan CV. Putro Joyo

untuk mengetahui tingkat efesiensi dalam pengendalian persediaan Bahan


24

Baku dengan Menggunakan Metode EOQ (Economic Order Quantity) dan

EPQ (Economic Production Quantity) pada CV. Putro Joyo Indah.

3.5 Analisis Data

Metode analisis data merupakan kegiatan yang dilakukan setelah selesai

melakukan pengumpulan data-data dengan berbagai teknik yang dilakukan

sebelumnya. Adapun langkah-langka dalam mencari data-data perusahaan tersebut

dimulai dengan mencari tahu data persediaan Bahan Baku, untuk mengetahui

tingkat efesiensi dalam pengendalian persediaan Bahan Baku dengan

Menggunakan Metode EOQ (Economic Order Quantity) dan EPQ (Economic

Production Quantity) pada CV. Putro Joyo Indah. Data yang perlu diidentifikasi

dalam penelitian ini yaitu :

1. Data proses produksi

2. Data jenis bahan baku utama yang digunakan

3. Kebutuhan bahan baku utama

4. Biaya pemesanan bahan baku utama

5. Harga beli bahan baku utama

6. Biaya simpan bahan baku utama

Setelah semua data tersebut diperoleh maka langkah yang dlakukan

selanjutnya memasukkan kedalam rumus metode analisis yang digunakan yaitu

(Sibarani, 2013):

1. EOQ (Economic Order Quantity)

Dalam metode EOQ (Economic Order Quantity) digunakan

rumus sebagai berikut :


25

√ . .
=

D = Penggunaan Bahan Baku per tahun

S = Biaya Pemesanan setiap kali pesan

H = Biaya Penyimpanan per kg

2. Analisis EOQ (Economic Order Quantity)

Analisis ini digunakan untuk mengetahui kuantitas pembelian

bahan baku semen yang ekonomis (setiap kali pesan). Kuantitas pembelian

bahan baku semen yang ekonomis dicapai pada saat biaya pemesanan

tahunan sama dengan biaya penyimpanan tahunan (Rajab, 2015:44).

a) Biaya pemesanan pertahun

Merupakan biaya-biaya yang dikeluarkan sehubungan dengan

kegiatan pemesanan bahan baku. Biaya pemesanan berubah sesuai

dengan frekuensi pemesanan.

Biaya pemesanan pertahun = Jumlah pemesanan bahan semen

yang dilakukan pertahun x Pemesanan bahan semen setiap kali pesan =

Permintaan bahan semen pertahun x biaya pesan tiap kali Pesan /

Jumlah bahan semen tiap kali pesan.

=[D]xS

b) Biaya penyimpanan pertahun

Merupakan biaya yang dikeluarkan sehubungan dengan

penyimpanan bahan baku yang dibeli. Besarnya biaya penyimpanan

tergantung pada jumlah bahan baku yang dipesan setiap kali pesan.
26

3. Frekuensi Pembelian

Frekuensi pembelian yang optimal (I) dapat diperoleh setelah

nilai optimal diketahui

I=

4. Total biaya persediaan bahan baku

Total persdiaan bahan baku yang optimal adalah penjumlahan

dari total biaya pesan dan total biaya simpan bahan baku.

Q adalah jumlah optimal persedian semen per pemesanan (kg)

H adalah biaya penyimpanan semen per kg per tahun

S merupakan biaya pemesanan semen setiap kali pesan (Rp)

TIC = total biaya pesan + total biaya simpan

= +
2
BAB IV

PEMAPARAN DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

4. 1 Paparan Data

4.1.1 Gambaran Umum Perusahaan

1. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan

CV. Putro Joyo Indah merupakan salah satu usaha produksi batako dan

memperdagangkannya untuk keperluan pembangunan rumah sederhana atau

kontrakkan dan keperluan toko bahan bangunan (material). CV. Putro Joyo Indah

ini berdiri pada tahun 1995 yang dipimpin oleh bapak Farhan. Tidak seperti usaha

produksi batako lainnya CV. Putro Joyo Indah dimulai dari industri rumahan yang

mempekerjakan 5 orang karyawan dengan produksi awal sebanyak 1000 batako

hingga menjadi 8000 batako per hari dengan menyerap tenaga kerja sebanyak ±20

orang seperti sekarang ini. CV. Putro Joyo Indah ini tumbuh dan berkembang secara

bertahap, dengan konsisten, kerja keras dan keseriusan dalam mengelola usaha

sehingga mampu meningkatkan kapasitas produksi dan penjualan serta sekaligus

mempeluas wilayah pemasarannya sampai daerah yang strategis.

Adapun tujuan yang ingin dicapai oleh CV. Putro Joyo Indah adalah

sebagai berikut :

1. Meningkatkan Volume Penjualan

Usaha perusahaan untuk meningkatkan volume penjualan dipandang perlu

oleh pihak perusahaan dengan masksud untuk meningkatkan keuntungan dan

menunjukkan kemampuan serta keberhasilan dalam menjalankan usahanya.

27
28

2. Mengoptimalkan Laba

Dalam jangka panjang perusahaan harus berusaha mencapai laba yang

optimal, dengan sejalan selalu menjaga keseimbangan antara penerimaan dengan

pengeluaran serta penerimaan dan mengurangi pengeluaran yang dianggap tidak

perlu. Atau dengan kata lain perusahaan berusaha beroperasi secara efektif dan

efisien di setiap bagian guna laba yang optimal.

3. Mengadakan Ekspansi

Ekspansi usaha atau perluasan usaha dirasa perlu dilakukan apabila telah

mencapai tujuan jangka pendeknya dan telah mencapai keuntungan yang

ditargetkan.

2. Visi dan Misi Perusahaan

Visi :

“Menjadi perusahaan yang bisa menghasilkan produk dengan kualitas

terbaik dan menjadi solusi untuk setiaap proyek pembangunan”.

Misi :

 Mengenalkan dan mengembangkan produk disemua kalangan

 Menghasilkan produk yang berkualitas yang bisa bersaing dengan

perusahaan lainnya

 Mengembangkan kerjasama dan kemitraan usaha yang saling

menguntungkan

 Mengembangkan inovasi teknologi terbaik dan terkini dalam setiap

produk

 Meningkatkan benefit dan nilai tambah bagi klien dan stake holder.
29

3. Struktur Organisasi Instansi / Perusahaan

Gambar 4.1
Struktur Organisasi Instansi

DIREKTUR

KABAG. KABAG. KABAG. KABAG.


PEMASARAN PRODUKSI KEUANGAN PERSONALIA

SEKSI SEKSI SEKSI


GUDANG PRODUKSI TEKNIS

PEKERJA PEKERJA PEKERJA

4. Tugas, Tanggungjawab dan Wewenang

1) Direktur

 Memutuskan dan menentukan peraturan dan kebijakan tertinggi

perusahaan

 Bertanggung jawab dalam memimpin dan menjalankan perusahaan

 Bertanggung jawab atas kerugian yang dihadapi perusahaan termasuk

juga keuntungan perusahaan

 Merencanakan serta mengembangkan sumber-sumber pendapatan dan

pembelanjaan kekayaan perusahaan


30

 Bertindak sebagai perwakilan perusahaan dalam hubungannya dengan

dunia luar perusahaan

 Menetapkan strategi-strategi stategis untuk mencapakai visi dan misi

perusahaan

 Mengkoordinasikan dan mengawasi semua kegiatan di perusahaan,

mulai bidang administrasi, kepegawaian hingga pengadaan barang.

 Mengangkat dan memberhentikan karyawan perusahaan.

2) Kepala Bagian Pemasaran

 Mengkoordinasikan, mengarahkan, dan mengawasi seluruh kegiatan

pemasaran sesuai dengan kebijakan perusahaan

 Menyusun rencana pemasaran

 Mencari order serta berusaha memperluas daerah pemasaran

 Mengadakan produksi tentang produk-produk yang dihasilkan oleh

perusahaan

 Bertanggungjawab kepada pimpinan atas kegiatan pemasaran

perusahaan

3) Kepala Bagian Produksi

 Menyusun rencana produksi dan kegiatannya

 Menjaga kelancaran proses produksi serta mengadakan pengawasan

terhadap jalannya produksi

 Menjaga mutu atau kualitas barang hasil produksi

 Menentukan jumlah, jenis, serta kapan bahan-bahan harus dibeli untuk

menunjang keberhasilan kelancaran produksi


31

4) Kepala Bagian Keuangan

 Bertanggungjawab terhadap masalah pengelolaan keuangan untuk

operasi perusahaan

 Melaporkan keadaan keuangan perusahaan kepada direktur perusahaan

 Memonitor dan mengantisipasi sirkulasi keuangan perusahaan

 Memeriksa laporan-laporan yang dibuat oleh bawahan

 Bertanggungjawab kepada pimpinan atas pengelolaan keuangan

perusahaan

5) Kepala Bagian Personalia

 Menyeleksi pegawai baru saat penerimaan sesuai petunjuk pimpinan

 Mengkoordinir, mengawasi, dan membina pegawai agar melaksanakan

tugasnya sesuai dengan tujuan perusahaan

 Bertanggungjawab kepada pimpinan perusahaan

6) Seksi Gudang

 Mengkoordinir bagian gudang

 Mengawasi dan mencatat keluar masuknya barang dalam gudang, serta

melaksanakan aktivitas pembelian bahan baku

 Bertanggung jawab kepada kepala bagian produksi

7) Seksi Produksi

 Mengkoordinir pekerjaan bagian produksi

 Mengawasi pelaksanaan proses produksi agar sesuai dengan rencana

produksi

 Bertanggungjawab kepada kepala bagian produksi


32

8) Seksi Teknik

 Mengkoordinir pekerja dalam menjalankan mesin-mesin dan peralatan.

 Mengawasi penggunaan mesin dan peralatan produksi.

 Memelihara mesin dan peralatan produksi

 Bertanggung jawab kepada kepala bagian produksi.

9) Pekerja

 Melaksanakan pekerjaan yang telah dibebankan

 Bertanggungjawab kepada kepala bagian masing-masing.

4.1.2 Pengelolaan Bahan Baku CV. Putro Joyo Indah

Tabel 4.1

Bahan Baku yang Digunakan untuk Proses Produksi

No Produk Bahan-bahan
1 Batako 1 Semen
2 Pasir Kali
3 Pasir Nglingi
4 Flyash
Sumber:CV. Putro Joyo Indah

CV. Putro Joyo indah menggunakan bahan baku utama berupa pasir dan

semen. Suplier yang menyuplai bahan baku yang berada di area Pekalongn yang

tidak jauh dari lokasi pabrik dan telah melakukan kerjasama sejak awal pabrik

batako ini didirikan.

Berdasarkan hasil wawancara dengan pemilik CV. Putro Joyo Indah

sebagai berikut:

“Untuk bahan-bahan yang digunakan perusahaan yaitu


menggunakan semen, pasir kali, pasir nglingi, dan flyash”
33

Sistem penerimaan bahan baku dari suplier dengan cara pemesanan secara

berkala karena permintaan bahan baku pada setiap bulannya tidak dapat

diperkirakan sehingga perusahaan harus melakukan penyimpanan bahan baku yang

cukup digudang dan apabila akan melakukan proses produksi tidak mengalami

kekurangan stok bahan baku.

Pengendalian bahan baku diusahakan agar tidak terlalu banyak (over

stock) atau kekurangan bahan baku (out of stock). Penerimaan bahan baku

dilakukan oleh bagian operasional yang kemudian akan memeriksa kualitas dan

kuantitas dari bahan baku yang dipesan karena akan mempengar mempengaruhi

proses produksi. Bahan baku yang datang dari suplier kemudian akan disimpan

digudang penyimpanan agar kualitas dari bahan baku tersebut tetap terjaga.

4.1.3 Proses Produksi pada CV. Putro Joyo Indah

Suatu perusahaan dalam menghasilkan output selalu mengalami proses

produksi. Proses produksi akan berjalan dengan adanya bahan baku, bahan

pendukung dan bahan pengemas. Proses produksi pada batako tergolong produksi

massa karena jumlah barang yang diproduksi dalam jumlah yang besar dan

mengalami proses yang sama dengan produk yang sebelumnya.

Berikut ini merupakan alur proses produksi batako di CV. Putro Joyo

Indah:
34

Gambar 4.2
Alur Proses Produksi Batako di CV. Putro Joyo Indah

BAHAN BAKU

BAHAN PENCAMPURAN

TAHAP PENCETAKAN

TAHAP PENGERINGAN

TAHAP PENYIRAMAN

TAHAP PENGERINGAN

TAHAP PENYIRAMAN

TAHAP PENGERINGAN

TAHAP AKHIR (BARANG JADI)


35

Untuk memproduksi batako dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Tahap pencampuran

Pada tahap ini dilakukan pencampuran bahan baku yang terdiri dari

pasir, semen, dan air dengan perbandingan yang telah ditentukan. Kemudian

semua bahan dicampur dalam mesin pencampur hingga rata.

b. Tahap pencetakan

Pada tahap ini, semua bahan baku yang telah tercampur dimasukkan ke

dalam mesin pencetak. Di dalam mesin ini juga terjadi proses pengepresan

sehingga begitu keluar dari mesin pencetak, bahanbahan tadi telah menjadi

batako.

c. Tahap pengeringan

Pada tahap ini batako yang sudah dicetak selanjtnya dikeringkan pada

rak pengering yang terbuat dari kayu selama ±24 jam agar menjadi kering dan

keras.

d. Taham penyiraman

Pada tahap ini batako yang telah dikeringkan, disusun sedemikian rupa

kemudian disiram dengan air agar menjadi lebih kuat, lebih keras, dan juga

menghindari reaksi soda yang dapat menyebabkan pecah-pecah kecil pada

permukaan batako.

e. Tahap pengeringan

Pada tahap ini, batako yang telah disiram kemudian dikeringkan lagi

dengan dibiarkan sampai menjadi agak kering. Proses pengeringan ini tidak

boleh terkena sinar matahri secara langsung karena untuk menghindari


36

perubahan warna pada batako. Tahap penyiraman dan pengeringan ini dilakukan

secara terus-menerus selama ±5 hari.

f. Tahap akhir

Pada tahap ini, batako yang sudah jadi diangkut ke bagian sortir untuk

diseleksi kualitasnya. Produk-produk yang rusak akan dikumpulkan untuk

diadakan perbaikan kembali, sedangkan produk-produk yang lulus sortir

diangkut ke dalam gudang sebagai barang jadi yang siap untuk dijual.

4.1.4 Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku Menurut CV. Putro

Joyo Indah

a. Kebutuhan Bahan Baku

Kebutuhan bahan baku tiap bulannya harus diketahui terlebih dahulu

karena hal ini mempengaruhi kuantitas pemesanan bahan baku yang optimal

dalam suatu proses produksi. Dibawah ini tabel penggunaan bahan baku setiap

bulannya untuk proses produksi tahun 2018.

Tabel 4.2

Total Penggunaan Bahan Baku Batako pada Tahun Produksi 2018

Bulan Penggunaan Bahan Baku (Kg)

Semen Pasir Kali Pasir Nglingi Flyash


Januari 11.670 16.900 16.100 3.400
Februari 10.900 15.600 15.400 2.750
Maret 11.900 16.700 13.550 2.050
April 10.850 15.790 15.450 2.700
Mei 11.500 16.900 13.650 2.500
Juni 11.450 16.700 15.500 2.600
37

Juli 10.800 15.900 14.800 2.650

Agustus 10.980 15.700 15.300 3.100


September 9.870 14.800 10.500 1.850
Oktober 11.900 16.800 14.600 2.850
November 13.560 17.900 14.890 3.050
Desember 12.800 18.050 14.100 2.410
Jumlah 138.180 197.740 173.840 31.910
Rata-rata 11.515 16.478 14.487 2.659
Sumber:CV. Putro Joyo Indah

Berdasarkan tabel 4.1 diatas memberikan informasi bahwa penggunaan

bahan baku pada tahun 2018 yang terdiri dari semen berjumlah 138.180 kg dengan

penggunaan rata-rata perbulan 11.515 kg, pasir kali berjumlah 19.7740 kg dengan

penggunaan rata-rata perbulan 16.478 kg, pasir nglingi berjumlah 173.840 kg

dengan penggunaan rata-rata perbulan 14.487 sedangkan flyash berjumlah 31.910

kg dengan penggunaan rata-rata perbulan 2.659 kg.

b. Kuantitas dan Frekuensi Pemesanan Bahan Baku

Selain mengetahui jumlah penggunaan bahan baku batako, juga

dibutuhkan jumlah pemesanan dan frekuensi pemesanan 2018. Kuantitas dan

frekuensi pemesanan dapat diketahui pada tabel 4.3 sebagai berikut:

Tabel 4.3

Kuantitas dan Frekuensi Pemesanan Bahan Baku Batako di CV. Putro Joyo
Indah pada Tahun 2018

Kuantitas Pemesanan Frekuensi Total Pemesanan


Bahan Baku
(Kg) (Kali) (Kg)
Semen 15.500 9 139.500
Pasir Kali 16.500 12 198.000
Pasir Nglingi 14.500 12 174.000
Flyash 8.000 4 32.000
Sumber:CV. Putro Joyo Indah
38

Berdasarkan tabel 2 diatas dapat diketahui bahwa kuantitas pemesanan

rata-rata bahan baku batako, frekuensi pemesanan dan total penggunaan bahan baku

batako pada tahun produksi 2018, pemesanan semen sebanyak 15.500 kg dengan

frekuensi 9 kali pemesanan, pemesanan pasir kali sebanyak 16.500 kg dengan

frekuensi 12 kali pemesanan, pemesanan pasir nglingi sebanyak 14.500 kg dengan

frekuensi 12 kali pemesanan dan pemesanan flyash sebanyak 8.000 kg dengan

frekuensi 4 kali pemesanan.

Berdasarkan hasil wawancara dengan pemilik CV. Putro Joyo Indah

sebagai berikut:

“Semen dipesan dengan kuantitas 310 sak per pesan, pembelian


pasir kali dilakukan 16,5 ton per pesan, pembelian pasir nglingi
dilakukan 14,5 ton per pesan dan adiktif dilakukan pemesanan
200 sak perpesan”

c. Harga Persediaan Bahan Baku

Dalam memenuhi kebutuhan bahan baku CV. Putro Joyo Indah memiliki

Suplier pemasok bahan baku. Adapun tabel mengenai harga persediaan bahan baku

sebagai berikut:

Tabel 4.4
Harga Persediaan Bahan Baku
Harga
Tahun Bahan Baku
(Rp/Kg)
Semen 1.000
2018 Pasir Kali 410
Pasir Nglingi 410
Flyash 420
Sumber: CV. Putro Joyo Indah
39

d. Total Biaya Persediaan Bahan Baku


 Biaya Pemesanan
Perusahaan batako mengeluarkan biaya pemesanan dalam

pemesanan bahan baku. Biaya pemesanan bahan baku pada CV. Putro Joyo

Indah hanya terdiri dari biaya pengiriman barang. Besarnya biaya pemesanan

dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.5
Biaya Pemesanan Tahun 2018
Frekuensi Biaya Pengiriman
Bahan Baku Tahun 2018
(Kali) (Rp)
Semen 9 Rp 400.000 Rp 3.600.000
Pasir Kali 12 Rp 500.000 Rp 6.000.000
Pasir Nglingi 12 Rp 500.000 Rp 6.000.000
Flyash 4 Rp 200.000 Rp 800.000
Jumlah Rp 16.400.000
Rata-rata Per Bulan Rp 1.366.667
Sumber:CV. Putro Joyo Indah

 Biaya Penyimpanan

Biaya penyimpanan adalah biaya yang berkaitan dengan

penyimpanan atau gudang. Setelah dilakukan wawancara, diketahui bahwa

rincian biaya penyimpanan pada CV. Putro Joyo Indah adalah sebagai

berikut:

Tabel 4.6
Rincian Biaya Penyimpanan Tahun
2018
Jenis Biaya Jumlah
Biaya Listrik Rp 7.200.000
Biaya Sewa Gedung Rp 20.000.000

Total Rp 27.200.000

Sumber: CV. Putro Joyo Indah


40

Berdasarkan hasil wawancara dengan pemilik CV. Putro


Joyo Indah sebagai berikut:

“Biaya listrik sebesar Rp. 7.200.000 per tahun, biaya sewa


gedung Rp.20.000.000, dan biaya pemesanan Rp.16.400.000”

Biaya penyimpanan yang dibutuhkan untuk analisa lebih lanjut,

diperhitungkan dalam bentuk prosentanse dari nilai persediaan. Besarnya

biaya penyimpanan belum diterapkan di perusahaan, maka di estimasi untuk

biaya penyimpanan persediaan bahan baku semen, pasir kali, pasir nglingi,

flyash sebesar 25%, 33%, 37%, 5% dari nilai persediaan. Adapun tabel

persediaan bahan baku CV. Putro Joyo Indah sebagai berikut:

Tabel 4.7
Biaya Penyimpanan Bahan Baku
Biaya Simpan Biaya Listrik dan Sewa Biaya
Bahan Baku
(%) Gudang (Rp) Penyimpanan
Semen 25% Rp 27.200.000 Rp 6.800.000
Pasir Kali 33% Rp 27.200.000 Rp 8.976.000
Pasir Nglingi 37% Rp 27.200.000 Rp 10.064.000
Flyash 5% Rp 27.200.000 Rp 1.360.000
Sumber: Data diolah, 2019

Pengadaan bahan baku untuk kegiatan proses produksi tidak akan

terlepas dari biaya persediaan yang menyertainya. Oleh karena itu, CV. Putro

Joyo Indah harus mengetahui total biaya persediaan yang telah dikeluarkan

selama proses produksi pada tahun 2018. Dibawah ini merupakan tabel

mengenai total biaya persediaan bahan baku:


41

Tabel 4.8
Total Biaya Persediaan Bahan Baku Tahun Produksi 2018
Keterangan Semen Pasir Kali Pasir Nglingi Flyash
Biaya
Rp 3.600.000 Rp 6.000.000 Rp 6.000.000 Rp 800.000
Pemesanan
Biaya
Rp 6.800.000 Rp 8.976.000 Rp 10.064.000 Rp 1.360.000
Penyimpanan
Total Biaya
Rp 10.400.000 Rp 14.976.000 Rp 16.064.000 Rp 2.160.000
Persediaan
Sumber:CV. Putro Joyo Indah

Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa biaya pemesanan

semen sebesar Rp. 3.600.000 dan biaya simpannya sebesar Rp. 6.800.000,

sehingga total biaya persediaan semen sebesar Rp. 10.400.000. Biaya

pemesanan pasir kali sebesar Rp. 6.000.000 dan biaya simpannya sebesar Rp.

8.976.000, sehingga total biaya persediaan pasir kali sebesar Rp. 14.976.000.

Biaya pemesanan pasir nglingi sebesar Rp. 6.000.000 dan biaya simpannya

sebesar Rp. 10.064.000, sehingga total biaya persediaan pasir nglingi sebesar

Rp. 16.064.000. Biaya pemesanan flyash sebesar Rp. 800.000 dan biaya

simpannya sebesar Rp. 1.360.000, sehingga total biaya persediaan flyash

sebesar Rp. 2.160.000.

4. 2 Pembahasan Hasil Penelitian

4.2.1 Analisis Persediaan Bahan Baku Menurut Metode EOQ (Economic

Order Quantity)

Perhitungan pembelian bahan baku yang optimal pada CV. Putro Joyo

Indah dengan menggunakan metode EOQ (Economic Order Quantity)

membutuhkan data persediaan bahan baku yang dimiliki oleh perusahaan. Data-

data yang digunakan antara lain yaitu jumlah bahan baku yang dibutuhkan selama
42

satu tahun (D), biaya pemesanan setiap kali pesan (S) dan biaya penyimpanan bahan

baku per kg (H). Data-data tersebut diperoleh dari perhitungan sebagai berikut:

 Biaya pesanan tiap kali pesan (S) = Total Biaya Pesan

Frekuensi Pesanan

Semen = Rp.3.600.000 = Rp. 400.000

Pasir Kali = Rp. 6.000.000 = Rp. 500.000

12

Pasir Nglingi = Rp. 6.000.000 = Rp. 500.000

12

Flyash = Rp. 800.000 = Rp. 200.000

 Biaya penyimpanan persatuan bahan baku (H) = Total Biaya Simpan

Total Kebutuhan Bahan Baku

Semen = Rp. 6.800.000 = Rp. 49,21/kg

138.180

Pasir Kali = Rp. 8.976.000 = Rp. 45,39/kg

197.740

Pasir Nglingi = Rp. 10.064.000 = Rp. 57,89/kg

173.840

Flyash = Rp. 1.360.000 = Rp. 42,62/kg

31.910
43

 Pembelian bahan baku (Q) =Total Kebutuhan Bahan Baku

Frekuensi Pemesanan

Semen = 138.180 = 15.353,33 kg

Pasir Kali = 197.740 = 16.478,33 kg

12

Pasir Nglingi = 173.840 = 14.487,67 kg

12

Flyash = 31.910 = 7.977,5 kg

 Total Biaya Persediaan

Agar dapat menghitung biaya persediaan yang diperlukan oleh perusahaan

maka diketahui :

 Semen :

 Total kebutuhan (D) = 138.180 kg

 Pembelian rata-rata (Q) = 15.353,33 kg

 Biaya pemesanan per pesan (S) = Rp.400.000

 Biaya simpan per kg (H) = Rp.49,21/kg

 Pasir Kali :

 Total kebutuhan (D) = 197.740 kg

 Pembelian rata-rata (Q) = 16.478,33 kg

 Biaya pemesanan per pesan (S) = Rp. 500.000

 Biaya simpan per kg (H) = Rp. 45,39/kg


44

 Pasir Nglingi :

 Total kebutuhan (D) = 173.840 kg

 Pembelian rata-rata (Q) = 14.487,67 kg

 Biaya pemesanan per pesan (S) = Rp. 500.000

 Biaya simpan per kg (H) = Rp. 57,89/kg

 Flyash :

 Total kebutuhan (D) = 31.910 kg

 Pembelian rata-rata (Q) = 7.977,5 kg

 Biaya pemesanan per pesan (S) = Rp. 200.000

 Biaya simpan per kg (H) = Rp. 42,62/kg

Tabel 4.9
Jumlah Penggunaan Bahan Baku, Biaya Pemesanan dan Biaya
Penyimpanan Per Kg Bahan Baku Tahun Produksi 2018
Bahan Baku D (Kg) S (Rp) H (Rp)
Semen 13.8180 Rp 400.000 49,21
Pasir Kali 19.7740 Rp 500.000 45,39
Pasir Nglingi 17.3840 Rp 500.000 57,89
Flyash 31.910 Rp 200.000 42,62
Sumber: Data Diolah, 2019

Dari tabel diatas diketahui bahwa pada tahun 2018 jumlah penggunaan

bahan baku semen yaitu 138.180 kg, biaya pesanan per pesan yaitu Rp. 400.000,

sedangkan biaya penyimpanan per kg sebesar Rp. 49,21, penggunaan bahan baku

pasir kali yaitu 19.7740 kg, biaya pesanan per pesan yaitu Rp. 500.000, sedangkan

biaya penyimpanan per kg sebesar Rp. 45,39, penggunaan bahan baku pasir nglingi

yaitu 17.3840 kg, biaya pesanan per pesan yaitu Rp. 500.000, sedangkan biaya

penyimpanan per kg sebesar Rp. 57,89, sedangkan penggunaan bahan baku flyash
45

yaitu 31.910 kg, biaya pesanan per pesan yaitu Rp. 200.000, sedangkan biaya

penyimpanan per kg sebesar Rp. 42,62.

Total Biaya Persediaan (TIC) bahan baku sebagai berikut :

= +
2

*Total Biaya Persediaan Semen:

138.180 15.353,33
= 400.000 + 49,21
15.353,33 2

= Rp. 3.600.000 + Rp. 377.777,78

= Rp. 3.977.777,78

Jadi, total biaya persediaan semen yang harus ditanggung oleh

CV. Putro Joyo Indah adalah sebesar Rp. 3.977.777,78.

*Total Biaya Persediaan Pasir Kali:

197.740 16.478,33
= 500.000 + 45,39
16.478,33 2

= Rp. 6.000.000 + Rp. 374.000

= Rp. 6.374.000

Jadi, total biaya persediaan pasir kali yang harus ditanggung oleh

CV. Putro Joyo Indah adalah sebesar Rp. 6.374.000.

*Total Biaya Persediaan Pasir Nglingi:

173.840 14.487,67
= 500.000 + 57,89
14.487,67 2

= Rp. 6.000.000 + Rp. 419.333,33

= Rp. 6.419.333,33
46

Jadi, total biaya persediaan pasir nglingi yang harus ditanggung

oleh CV. Putro Joyo Indah adalah sebesar Rp. 6.419.333,33.

*Total Biaya Persediaan Flyash:

31.910 7.977,5
= 200.000 + 20,65
7.977,5 2

= Rp. 800.000 + Rp. 170.000

= Rp. 970.000

Jadi, total biaya persediaan flyash yang harus ditanggung oleh

CV. Putro Joyo Indah adalah sebesar Rp. 970.000.

Tabel 4.10
Perbandingan Total Biaya Persediaan Berdasarkan Kebijakan Perusahaan
dengan Menggunakan Metode Economic Order Quantity (EOQ)
Kebijakan Selisih Efisien
Bahan Baku Metode EOQ (Rp)
Perusahaan (Rp) (Rp)
Semen Rp 10.400.000 Rp 3.977.777,78 Rp 6.422.222,22
Pasir Kali Rp 14.976.000 Rp 6.374.000 Rp 8.602.000
Pasir Nglingi Rp 16.064.000 Rp 6.419.333,33 Rp 9.644.666,67
Flyash Rp 2.160.000 Rp 970.000 Rp 1.190.000
Sumber: Data Diolah, 2019

Perhitungan EOQ menurut Handoko (2011:340) adalah sebagai berikut :

RUMUS:

EOQ =

Dimana:

EOQ : Kuantitas pembelian optimal

S : Biaya pemesanan setiap kali pesan

D : Penggunaan bahan baku per tahun


47

H : Biaya penyimpanan per kg

Berikut ini merupakan perhitungan EOQ (Economic Order Quantity)

untuk bahan baku pada CV. Putro Joyo Indah:

 Semen

. .
EOQ = ,

= 47.395,35

Jumlah pembelian bahan baku semen yang optimal setiap kali pesan

pada tahun 2018 sebesar 47.395,35 kg, dengan frekuensi pembelian bahan

baku yang diperlukan oleh perusahaan yaitu:


.
Frekuensi Pemesanan = . ,

= 2,92 (dibulatkan menjadi 3)

 Pasir Kali

. .
EOQ = ,

= 66.001,39

Jumlah pembelian bahan baku pasir kali yang optimal setiap kali

pesan pada tahun 2018 sebesar 66.001,39 kg, dengan frekuensi pembelian

bahan baku yang diperlukan oleh perusahaan yaitu:


.
Frekuensi Pemesanan = . ,

=3

 Pasir Nglingi

. .
EOQ = ,
48

= 54.797,96

Jumlah pembelian bahan baku pasir nglingi yang optimal setiap kali

pesan pada tahun 2018 sebesar 54.797,96 kg, dengan frekuensi pembelian

bahan baku yang diperlukan oleh perusahaan yaitu:


.
Frekuensi Pemesanan = . ,

= 3,17 (dibulatkan menjadi 3)

 Flyash

. .
EOQ = ,

= 17.305,63

Jumlah pembelian bahan baku semen yang optimal setiap kali pesan

pada tahun 2018 sebesar 17.305,63 kg, dengan frekuensi pembelian bahan

baku yang diperlukan oleh perusahaan yaitu:


.
Frekuensi Pemesanan = . ,

= 1,84 (dibulatkan menjadi 2)

4.2.2 Kuantitas Pemesanan, Frekuensi dan Total Biaya Persediaan Optimal

Menurut metode EOQ (Economic Order Quantity) Periode 2018

Berdasarkan hasil analisis bahan baku menurut metode EOQ diatas, dapat

diketahui jumlah pemesanan optimal bahan baku setiap kali pesan, frekuensi

pemesanan optimal, serta biaya total yang dikeluarkan selama satu tahun produksi.

Persedian bahan baku menurut metode EOQ dapat dilihat pada tabel berikut:
49

Tabel 4.11
Kuantitas Pemesanan, Frekuensi dan Total Biaya Persediaan Optimal
Menurut metode EOQ (Economic Order Quantity) Periode 2018
Kuantitas Frekuensi Total Biaya
Bahan Baku
Pemesanan (Kg) (Kali) Persediaan (Rp)
Semen 47.395,35 3 1.166.333,85
Pasir Kali 66.001,39 3 1.498.134,66
Pasir Nglingi 54.797,96 3 1.586.374,06
Flyash 17.305,63 2 368.860,37
Sumber:Data Diolah, 2019

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa pemesanan optimal setiap kali

pesanan untuk periode 2018 pada persediaan semen sebanyak 47.395,35 kg dengan

frekuensi pembelian dalam satu periode sebanyak 3 kali dan total biaya persediaan

yang dikeluarkan sebesar Rp. 1.166.333,85, untuk persediaan pasir kali sebanyak

66.001,39 kg dengan frekuensi pembelian dalam satu periode sebanyak 3 kali dan

total biaya persediaan yang dikeluarkan sebesar Rp. 1.498.134,66, untuk persediaan

pasir nglingi sebanyak 54.797,96 kg dengan frekuensi pembelian dalam satu

periode sebanyak 3 kali dan total biaya persediaan yang dikeluarkan sebesar Rp.

1.586.374,06 dan untuk persediaan flyash sebanyak 17.305,63 kg dengan frekuensi

pembelian dalam satu periode sebanyak 2 kali dan total biaya persediaan yang

dikeluarkan sebesar Rp. 368.860,37. Dari hasil analisis tersebut diperoleh bahwa

untuk meminimalisir total biaya persediaan, maka pembelian bahan baku dilakukan

dengan jumlah yang besar dengan frekuensi pembelian yang rendah setiap kali

produksinya.
50

4.2.3 Analisis Selisih Efisiensi Pemesanan Bahan Baku yang Optimal

Menurut Metode EOQ (Economic Order Quantity) dengan Pemesanan

Bahan Baku yang Dilakukan Berdasarkan Kebijakan Perusahaan.

Setelah mengetahui jumlah pemesanan bahan baku optimum dan besarnya

biaya-biaya yang dikeluarkan dalam pengadaan bahan baku, maka perlu dilakukan

perbandingan antara perhitungan menggunakan metode EOQ dengan perhitungan

menggunakan kebijakan perusahaan. Dibawah merupakan ini tabel perbandingan

perhitungan menggunakan metode EOQ dengan perhitungan kebijakan perusahaan:

Tabel 4.12
Perbandingan Kuantitas dan Frekuensi Pemesanan Bahan Baku Antara Kebijakan
Perusahaan dengan Menggunakan Metode EOQ (Economic Order Quantity) Tahun 2018
Kebijakan
Metode EOQ Selisih
Perusahaan
Bahan Baku Q (Kg) Frek (Kali) Q (Kg) Frek (Kali) Q (Kg) Frek (Kali)
Semen 15500 9 47.395,35 3 31.895,35 6
Pasir Kali 16500 12 66.001,39 3 49.501,39 9
Pasir Nglingi 14500 12 54.797,96 3 40.297,96 9
Flyash 8000 4 17.305,63 2 9.305,63 2
Sumber:CV. Putro Joyo Indah

Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa terjadi perbedaan yang

cukup besar antara kebijakan yang dilakukan oleh perusahaan dengan metode EOQ

(Economic Order Quantity). Pemesanan bahan baku pada tahun 2018 yang terdiri

dari (1) semen menurut kebijakan perusahaan sebesar 15.500 kg dengan frekuensi

9 kali pemesanan, sedangkan menggunakan metode EOQ sebesar 47.395,35 kg

dengan frekuensi 3 kali pemesanan, (2) pasir kali menurut kebijakan perusahaan

sebesar 16.500 kg dengan frekuensi 12 kali pemesanan, sedangkan menggunakan

metode EOQ sebesar 66.001,39 kg dengan frekuensi 3 kali pemesanan, (3) pasir

nglingi menurut kebijakan perusahaan sebesar 14.500 kg dengan frekuensi 12 kali


51

pemesanan, sedangkan menggunakan metode EOQ sebesar 54.797,96 kg dengan

frekuensi 3 kali pemesanan, (4) flyash menurut kebijakan perusahaan sebesar 8.000

kg dengan frekuensi 4 kali pemesanan, sedangkan menggunakan metode EOQ

sebesar 17.305,63 kg dengan frekuensi 2 kali pemesanan.

Pemesanan bahan baku dengan jumlah yang kecil frekuensi tinggi akan

meningkatkan biaya pemesanan, sedangkan pemesanan dengan metode Economic

Order Quantity (EOQ) dengan jumlah yang optimal dan frekuensi yang rendah akan

menghasilkan biaya pemesanan yang efisien. Perbedaan antara kebijakan

perusahaan dengan metode Economic Order Quantity (EOQ) menunjukkan bahwa

dari segi kuantitas metode Economic Order Quantity (EOQ) lebih efisien,

pemesanan bahan baku dapat dilaksanakan dengan kuantitas pemesanan yang

optimal dan frekuensi yang lebih rendah serta dapat dikontrol.

4.3 Integrasi Keislaman dalam Persediaan


Persediaan merupakan salah satu aset dari suatu perusahaan. Persediaan

ini akan digunakan untuk produksi sehingga akan mempengaruhi kelangsungan

operasional dalam proses produksi. Islam mengajarkan agar membelanjakan

hartanya mula-mula untuk mencukupkan kebutuhan. Dalam pemenuhan

kebutuhan ini Islam melarang berlebih-lebihan (israf dan mubazir). Karena sifat

ini cenderung kepada penumpukan harta yang membekukan fungsi ekonomis dari

harta tersebut. Seperti yang difirmankan di dalam Al-Qur`an, “Supaya harta itu

jangan beredar di antara orang-orang kaya saja di antara kamu.” (QS. Al-

Hasyr: 7).

Allah SWT mengibaratkan orang-orang yang melakukan tabdzir (boros)


52

dengan saudara setan, sebagaimana terdapat pada ayat Qur’an mengenai larangan

untuk bersikap boros :

Artinya: “Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan


haknya, kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan dan dan janganlah
kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya pemboros-
pemboros itu adalah saudara-saudara setan, dan setan itu adalah sangat ingkar
kepada tuhannya.” { QS. Al-Israa’ : 26-27}
BAB V
PENUTUP

5. 1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian diatas dapat diperoleh kesimpulan bahwa

dengan menggunakan metode Economic Order Quantity (EOQ) akan

meningkatkan efisiensi penggunaan bahan baku, hal tersebut dibuktikan dengan

adanya pembelian yang lebih ekonomis dengan penghematan biaya.

5. 2 Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka peneliti memberikan saran kepada

perusahaan yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan adalah perusahaan

sebaiknya meninjau kembali kebijakan persediaan bahan baku yang selama ini telah

dilakukan oleh perusahaan. Perusahaan juga sebaiknya menggunakan metode

Economic Order Quantity (EOQ) perhitungan metode Economic Order Quantity

(EOQ) agar dapat mengoptimalkan persediaan dan mengefisiensi biaya.

53
DAFTAR PUSTAKA

Al-Quran dan Terjemahnya


A.A, Iskandar. (2015). Pengawasan Persediaan Bahan Baku (Biji Kopi) Yang
Efektif Guna Mendukung Kelancaran Proses Produksi Pada Perusahaan
Kopi Bubuk Sinar Jempol Lampung. Jurnal Manajemen dan Bisnis Vol. 06
No. 01 Hal. 01-21.
Agung Wahyu Prayogo. (2016). Penggunaan Metode Economic Order Quantity
(Eoq) Dalam Upaya Pengendalian Persediaan Bahan Pembantu (Studi Pada
Pg. Modjopanggoong Tulungagung - Pt. Perkebunan Nusantara X). Jurnal
Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 41 No.1
Apriyani, Noor. (2017). Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku Dengan
Metode Economic Order Quantity dan Kanban pada PT. Adyawinsa
Stamping Industries. Jurnal OPSI Vol. 10 No. 02.
Anggito, Albi dan Setyawan, Johan (2018). Metodologi Penelitian Kualitatif.
Sukabumi: CV. Jejak.
Azmi Zul. (2018). Memahami Penelitian Kualitatif dalam Akuntansi.
Akuntabilitas: Jurnal Ilmu Akuntansi. Vol. 11 (1), 159-168.
Chandra, Tuerah Michele. (2014). Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku
Ikan Tuna Pada CV. Golden KK. Jurnal EMBA Vol.02 No. 04 Hal. 524-
536.
Elsa, Andira Olivia. (2016). Analisis Persediaan Bahan Baku Tepung Terigu
Menggunakan Metode EOQ (Economic Order Quantity) Pada Roti Puncak
Makasar. Jurnal Ekonomi Bisnis Vol. 21 No. 03.
Santria, Faizal. (2010). Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku dengan
Metode EOQ pada Perusahaan Handuk Lumintu di Klaten, Skripsi
(dipublikasikan). Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret, Surakarta.
Han Arista. (2016). Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku dengan
Menggunakan Metode EOQ pada Perusahaan Roti Bonansa. Management
Analysis Journal. 5(4).
Juliansyah. (2012). Metode Penelitian. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Kumalaningrum, Maria, Pampa, Kusumawati, Heni, Hardani, Rahmat,
Purbandono. (2011). Manajemen Operasi. Yogyakarta: STIM YKPN.
Muzayyanah. (2015). Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku Biji Kakao
pada Pabrik Delicacao Bali di Kabupaten Tabanan. E-Jurnal Agribisnis dan
Agrowisata, Vol. 04 No. 04.
Noor Apriyani. (2017). Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku Dengan
Metode Economic Order Quantity Dan Kanban Pada PT Adyawinsa
Stamping Industries. Jurnal Optimasi Sistem Industri Vol 10 No 2.
Olivia Elsa Andira. (2016). Analisis Persediaan Bahan Baku Tepung Terigu
Menggunakan Metode EOQ (Economic Order Quantity) Pada Roti Puncak
Makassar. Jurnal Ekonomi Bisnis Volume 21 No.3.
Pamungkas Wahyu Tri dan Susanto Aftoni. (2011). Analisis Pengendalian Bahan
Baku Menggunakan Metode EOQ (Economic Order Quantity) (Studi Kasus
pada PT. Misaja Mitra co.ltd). FOKUS. Jurnal Manajemen Bisnis 1(2): 144-
164.
Pudin, Shatu, Yayah (2016), Kuasai Detail Akuntansi Perkantoran. Jakarta: Bumi
Aksara.
Purhantara, Wahyu. (2010). Metode Penelitian Kualitatif Untuk Bisnis.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Puspika, Juliana dan Anita, Desi. (2013). Inventory Control dan Perencanaan
Persediaan Bahan Baku Produksi Roti Pada Pabrik Roti Bobo Pekanbaru.
Jurnal Ekonomi Vol. 21 No. 03.
Rahman, Kholilur. (2017). Analisis Persediaan Bahan Baku Semen Mortar
Menggunakan Metode EOQ (Economic Order Quantity) Untuk
Meningkatkan Efisiensi Harga Pokok Produksi, Skripsi
(dipublikasikan). Fakultas Ekonomi UIN Maulana Malik Ibrahim, Malang.
Rajab, Tusa’diah, Abdul, Halima. (2015). Pengoptimalan Persediaan Bahan
Baku Tepung Ketela Menggunakan Metode EOQ (Economic Order
Quantity), Skripsi (dipublikasikan). Fakultas Ekonomi UIN Maulana
Maulana Malik Ibrahim, Malang.
Rasyid, Nirwan (2015). Analisis Perencanaan Persediaan Kacang Kedelai pada
Unit Usaha Rimer Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia di Palembang.
Jurnal Manajemen dan Bisnis Sriwijaya. Vol. 13. No. 01. Hal. 21-38.
Sayuni. (2014). Analisis Jumlah Produksi Optimal dengan Metode EPQ pada UD.
Sinar Abadi Singaraja. Jurnal Economic Production Quantity. Vol. 04 No.
01.
Sibarani Elisabeth. (2013). Penggunaan Metode EOQ dan EPQ dalam
Meminimumkan Persediaan Minyak Sawit Mentah (CPO) ( Studi Kasus
pada PT. XYZ). Jurnal saintika Matematika. Vol. 01 No. 04 pp. 337-347.
Soraya, Ira. (2015). Model Persediaan EPQ dengan Mempertimbangkan
Deteriorasi. Jurnal Matematika. Vol. 3, No. 3. Hal 50-58.
Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Kombinasi (Mix Methods). Bandung:
Alfabeta.
Taufiq, A. (2014). Pengendalian Persediaan Bahan Baku dengan Metode EOQ pada
Salsa Bakery Jepara. Management Analysis Journal. 3.
LAMPIRAN
Lampiran 1. Draft Wawancara

Hari : Rabu
Tanggal : 19 Desember 2018
Narasumber : Farhan Nurdiansyah
Jabatan : Pimpinan Pabrik

DRAFT WAWANCARA

1. Sejak kapan perusahaan berdiri ?


Jawab: sejak tahun 1995.

2. Bagaimana awal mula berdirinya CV. Putro Joyo Indah ?


Jawab: CV. Putro Joyo Indah dimulai dari industri rumahan yang
mempekerjakan 5 orang karyawan dengan produksi awal sebanyak 1000 batako
hingga menjadi 8000 batako per hari dengan menyerap tenaga kerja sebanyak
±20 orang seperti sekarang ini.

3. Apa saja bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan batako?


Jawab: semen, pasir kali, pasir nglingi, dan flyash

4. Berapa kuantitas pemesanan bahan baku untuk pembuatan batako?


Jawab: semen dipesan dengan kuantitas 310 sak per pesan, pembelian pasir kali
dilakukan 16,5 ton per pesan, pembelian pasir nglingi dilakukan 14,5 ton per
pesan dan adiktif dilakukan pemesanan 200 sak perpesan.

5. Biaya apa saja yang dikeluarkan dalam proses produksi batako?


Jawab: biaya listrik sebesar Rp. 7.200.000 per tahun, biaya sewa gedung
Rp.20.000.000, dan biaya pemesanan Rp.16.400.000.

6. Bagaimana proses pemesanan yang dilakukan perusahaan untuk memperoleh


bahan baku baku batako?
Jawab: pemesanan dilakukan oleh pimpinan pabrik bapak Farhan dengan cara
menghubungi supplier dan setelah barang pesanan sampai dilakukan
pengecekan oleh pihak gudang, pembayaran dilakukan dengan cara transfer
bank.

7. Bagaimana proses produksi dalam pembuatan batako?


Jawab: pertama bagian gudang menyiapkan bahan baku seperti semen, pasir kali,
pasir nglingi, dan flyash sesuai takaran , kemudian dicampur ke mesin
pencampur hingga rata. Setelah dicampur, kemudian dikeringkan pada rak
pengering yang terbuat dari kayu selama ±24 jam agar menjadi kering dan keras.
Selanjutnya setelah dikeringkan, kemudian disusun sedemikian rupa dan disiram
dengan air agar menjadi lebih kuat, lebih keras, dan juga menghindari reaksi
soda yang dapat menyebabkan pecah-pecah kecil pada permukaan batako. Tahap
selanjutnya adalah dikeringkan lagi dengan dibiarkan sampai menjadi agak
kering tanpa ada sinar matahari untuk menghindari perubahan warna pada
batako. Kegiatan penyiraman dan pengeringan dilakukan terus menerus selama
±5 hari. Pada tahap terakhir, batako yang sudah jadi diangkat ke bagian sortir
untuk diseleksi kualitasnya kemudian diangkut ke dalam gudang sebagai barang
jadi yang siap dijual.
Lampiran 2. Laporan Biaya yang Dikeluarkan Perusahaan
Lampiran 3. Biodata Peneliti

BIODATA PENELITI

Nama Lengkap : Shofi Mahmashoni


Tempat, Tanggal Lahir : Bojonegoro, 07 Oktober 1994
Alamat Asal : Jl. Pemuda No. 70 Bojonegoro
Alamat di Malang : Jl. Bendungan Wlingi No. 18 Kel. Sumbersari Kec.
Lowokwaru, Malang
No. HP : 082302588166
E-Mail : shofimahmashoni@gmail.com

Pendidikan Formal
2000-2001 : TK ‘At-Taqwa’ Bondowoso
2001-2007 : SDN Kadipaten 2 Bojonegoro
2007-2010 : SMP Plus Ar-Rahmat Bojonegoro
2010-2013 : MBI Amanatul Ummah Pacet, Mojokerto
2013-2020 : Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Islam Negeri
(UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang

Pendidikan Non Formal


2013-2014 : Program Ma’had Sunan Ampel Al-Aly UIN Maliki Malang
2013-2014 : Perkuliahan Khusus Bahasa Arab UIN Maliki Malang
2015 : English Language Center (ELC) UIN Maliki Malang
2016 : Praktek Kerja Lapangan di Asuransi Bumi Putera Malang

Pengalaman Organisasi
 Anggota Hmj Akuntansi Uin Malang Periode 2014-2015
 Pengurus PMII Rayon Ekonomi Moch. Hatta Periode 2014-2015
 Direktur LSO Nusantara PMII Rayon Ekonomi Moch. Hatta Periode 2015-2016
 Ketua Divisi Seni DEMA Fakultas Ekonmi Periode 2015-2016
 Ketua Divisi Dept. Luar Negeri DEMA UIN Malang Periode 2016-2017

Aktivitas dan Pelatihan


 Peserta Orientasi Pengenalan Akademik dan Kemahasiswaan (OPAK) UIN
Maliki Malang Tahun 2013
 Peserta Oriebtasi Pengenalan Akademik dan Kemahasiswaan (OPAK) Fakultas
Ekonomi UIN Maliki Malang Tahun 2013
 Peserta Orientasi Pengenalan Akademik dan Kemahasiswaan (OPAK) Jurusan
Akutansi UIN Maliki Malang Tahun 2013
 Peserta Pelatihan Manasik Haji Ma’had Sunan Ampel Al-Aly UIN Maliki
Malang Tahun 2013
 Pelaksana Kegiatan Visit Industry yang Diselenggarakan oleh HMJ Akuntansi
Fakultas Ekonomi UIN Maliki Malang di PT Otsuka & PT Indofood Pasuruan
Tahun 2014
 Peserta Pelatihan Program Akuntansi MYOB di Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi UIN Maliki Malang Tahun 2016
 Peserta Workshop Penulisan Skripsi Integrasi Sains dan Islam di Fakultas
Ekonomi UIN Maliki Malang Tahun 2017

Malang, 09 Juni 2020

Shofi Mahmashoni
Lampiran 4. Lembar Bukti Konsultasi

BUKTI KONSULTASI

Nama Mahasiswa : Shofi Mahmashoni


NIM/Jurusan : 13520018/Akuntansi
Pembimbing : Dr. Hj. Nanik Wahyuni, SE., Msi., Ak., CA
Judul Skripsi : Analisis Metode EOQ ( Economic Order Quantity) dalam
Pengendalian Bahan Baku Untuk Efisiensi Bahan Baku

No Tanggal Materi Konsultasi Tanda Tangan Pembimbing


Penyerahan surat rekomendasi
1 22 November 2018 1.
dosen pembimbing

2 25 November 2018 Konsultasi proposal skripsi 2.

3 18 Juli 2019 Konsultasi revisi proposal skripsi 3.

4 23 Januari 2020 ACC proposal skripsi 4.

5 23 Mei 2020 Konsultasi BAB 4 dan 5 5.

6 27 Mei 2020 Konsultasi revisi BAB 4 dan 5 6.

7 05 Juni 2020 ACC skripsi keseluruhan 7.

Malang, 09 Juni 2020

Mengetahui:
Ketua Jurusan Akuntansi,

Dr. Hj. Nanik Wahyuni, SE, M.Si, Ak, CA


NIP. 19720322 200801 2 005

Anda mungkin juga menyukai