Anda di halaman 1dari 3

Teks Eksplanasi Dapat disusun dengan pola kronologis dan kausalitas.

Kedua pola
➢ Teks Eksplanasi adalah : teks yang menjelaskan hubungan itu dapat pula divariasikan penyusunannya. Kedua pola itu bisa
saling melengkapi
peristiwa atau proses terjadinya sesuatu. Contohnya proses
terjadinya fenomena alam, sosial, atau budaya
➢ Ciri Umum :
Teks Ulasan
1. Menjelaskan hubungan peristiwa/proses terjadinya
➢ Pengertian : teks yang berisi penilaian terhadap suatu karya
fenomena
2. Mengandung fakta yg dirangkai dengan frasa kronologis ➢ Struktur Teks Ulasan
dan kausalitas, fungsi fakta→u/ memperkuat gagasan dan 1. Identitas Karya : mencakup judul, pengarang, penerbit,
menjadi bukti tahun terbit, tebal halaman, dan ukuran buku.
3. Informatif 2. Orientasi : mengenai pentingnya sebuah karya yang diulas.
4. Bersifat ilmiah Bisa berupa popularitas karya seperti penghargaan atau
5. Memiliki struktur : 1) Identifikasi fenomena 2) Rangkaian predikat lain.
kejadian 3) ulasan 3. Sinopsis : Berisi tentang ringkasan dari isi karya yang
➢ Strutur diulas. Bisa berupa jalan cerita dari suatu karya.
4. Analisis : unsur-unsur cerita, seperti tema, penokohan, dan
Identifikasi fenomena mengidentifikasi sesuatu yang alur, nilai moral
akan diterangkan. 5. Evaluasi : paparan tentang kelebihan dan kekurangan
suatu karya.
rangkaian kejadian perincian atas kejadian yang ➢ Kaidah Kebahasaan Teks Ulasan
sesuai dengan identifikasi 1. Konjungsi Penerang
fenomena. Disusun dengan pola untuk menjelaskan atau menerangkan suatu kejadian. Contoh :
kausalitas/kronologis bahwa, yakni, yaitu, adalah, dan ialah.
2. Konjungsi Temporal
Ulasan berupa komentar atau penilaian penghubung yang menerangkan hubungan waktu dari dua hal atau
peristiwa yang berbeda. Seperti sebelumnya, selanjutnya,
➢ Kaidah Kebahasaan Teks Eksplanasi setelahnya, lalu, kemudian, sesudahnya, sambil, sementara,
1. Konjungsi Kausalitas sebelum, sejak, tatkala, ketika, dan semenjak.
sebab, karena, oleh sebab itu, oleh karena itu, sehingga, demikian, 3. Konjungsi Penyebaban
agar, sehingga. Kausalitas menjelaskan sebab akibat (ex: Nama lain dari kausalitas, Ditandai dengan kata karena dan sebab.
kecelakaan, longsor) . Ada beberapa teks yang konjungsi 4. Ungkapan Saran atau Rekomendasi
kausalitasnya tersirah (dituliskan tanpa kata kata kausalitas) ex berupa saran atau rekomendasi ditandai dengan kata hendaknya,
tersirat : Gempa bumi terjadi saat batuan di dalam bumi mengalami sebaiknya, dan seharusnya.
tekanan [ saat disini berarti `akibat’]
2. Konjungsi Kronologis (hubungan waktu)
kemudian, lalu, setelah itu, pada akhirnya, sesudah, sebelum, lalu,
mula-mula. Kronologis menjelaskan proses terjadinya fenomena
(proses hujan, dll)
3. Kata Benda jenis fenomena
Merujuk pada jenis fenomena, bukannya pada kata ganti
penceritanya. Kata ganti yang dimaksud, misalnya, Kabupaten
Bandung, burung, gerhana, kesenian daerah, perkembangan budaya
Papua
4. Kata Teknis Teks Persuasi
Sesuai dengan topik yang dibahasnya. Biasanya berasal dari istilah ➢ Pengertian : Teks
luar negeri atau istilah biologi.
yg berisi ajakan atau
bujukan agar
melakukan sesuatu
sesuai dengan apa yang
disampaikan oleh
penulis. Penulisan teks
eksposisi disertai
dengan uraian argumen
dan fakta

➢ Pola-Pola Pengembangan ➢ Struktur teks


persuasi
1. pengenalan isu, yaitu berupa pengantar atau penyampaian
ttg masalah yg mnjd dasar tulisan ya atau pembicaraannya
2. Rangkaian argumen, yakni berupa pendapat
penulis/pembaca terkait dgn isu yg dikemukakan sblmnya
3. Pernyataan ajakan, yakni sbg inti dari teks persuasi atau
dinyatakan dorongan kpd pembaca/pendengarnya utk
mlakukan sesuatu
4. Penegasan kembali atas pertanyaan² sebelumnya (ditandai ➢ Istilah dalam Drama
dengan kata lemikianlah", "dengan demikian", "oleh
Karena itu
Sandiwara Disebut juga lakon adalah suatu jenis cerita, bisa
➢ Kaidah Bahasa Teks Persuasi
dalam bentuk tertulis ataupun tak tertulis, yang
1. Menggunakan kata bujukan
terutama lebih ditujukan untuk dipentaskan
Kata-kata yang digunakan untuk mengajak, membujuk, atau
(Sandiwara atau sering disebut juga lakon adalah
mengimbau pembaca maupun pendengar. Kata bujukan atau kata
suatu jenis cerita, bisa dalam bentuk tertulis ataupun
ajakan secara tersurat dan tersirat.
tak tertulis, yang terutama lebih ditujukan untuk
Contoh teks persuasif tersurat: ayo, mari
dipentaskan)
Contoh teks persuasif tersirat: hendaklah, sebaiknya, diharapkan,
perlu, dan harus Lakon (1) cerita yang dimainkan dalam drama, wayang,
2. Verba Mental atau film (2) karangan yang berupa cerita sandiwara,
Kata kerja yang melibatkan perasaan atau respons terhadap suatu dan (3) perbuatan, kejadian, peristiwa.
tindakan atau kejadian. Namun, tidak berupa respons yang
berbentuk aksi secara fisik. Tonil merupakan singkatan dari seni drama dan tari
Contoh teks persuasif: mengira, menduga, mengagumi, berasumsi,
dan menyimpulkan. Sendratari pertunjukan serangkaian tari-tarian yang dilakukan
3. Menggunakan kata kerja imperatif oleh sekelompok orang penari dan mengisahkan
Kata kerja yang pada fungsinya berisi kata perintah atau suatu cerita dengan tanpa menggunakan percakapan
mempertegas kemauan.
Contoh teks persuasif: jadikanlah, hendaknya, waspadalah, tolong. Tablo menampilkan kisah dengan sikap dan posisi pemain,
4. Menggunakan kata teknis dibantu oleh pencerita. Pemain-pemain tablo tidak
Kata atau gabungan kata khas yang bersinggungan dengan bidang berdialog.
tertentu.
Contoh teks persuasif: konsumsi, asupan, dan porsi berkaitan
➢ Unsur Drama
dengan sarapan.
1. Alur :
5. Menggunakan kata penghubung argumentatif
Rangkaian peristiwa dan konflik yang menggerakkan jalan cerita.
Kata penghubung yang digunakan untuk menekankan sebuah
Urutan alur.
argumen dalam suatu kalimat maupun paragraf.
1. pengenalan cerita
Contoh teks persuasif: jika, maka, sebab, karena, dengan demikian,
2. konflik awal
akibatnya, dan oleh karena itu.
3. Perkembangan konflik
6. Menggunakan kata perujukan
4. penyelesaian.
Kata-kata yang digunakan sebagai pendahuluan sebelum
Atau strukturnya bisa seperti : prolog, dialog, dan epilog.
menyajikan data yang menjadi sumber dalam teks.
2. Penokohan :
Contoh teks persuasif: Berdasarkan data, Merujuk pada pendapat,
Merupakan cara pengarang menggambarkan karakter tokoh.
Mengutip dari.
➢ Ajakan dalam Teks Persuasi
1) Tokoh Berdasarkan Peran

Tokoh Utama/ menjadi sentral cerita, dan berperan


Tokoh Sentral penting.

Tokoh Pembantu/ Untuk mendukung jalan cerita yang


Tokoh Bawahan dimiliki oleh tokoh utama

Tokoh Latar Tidak berpengaruh terhadap


perkembangan alur, sebagai pelengkap
latar, berfungsi menghidupkan latar

2) Tokoh Berdasarkan Perwatakan

Suatu ajakan ditandai dengan kata-kata harus, hendaknya, Tokoh Mengalami perkembangan nasib/watak
sebaiknya, usahakanlah, jangan, hindarilah, dan sejenisnya. Di Berkembang selama pertunjukan
samping itu, tidak sedikit pula teks persuasi yang menyampaikan
ajakannya itu secara tersirat. Tokoh Pembantu Untuk mendukung jalan cerita yang dimiliki
oleh tokoh utama

Drama Tokoh Statis Tidak mengalami perubahan dari awal


Yakni suatu teks yang menggambarkan kehidupan dan watak hingga akhir pertunjukan
manusia melalui tingkah laku (akting) dan dialog yang
ditampilkan. Drama juga diartikan sebagai karya seni yang Tokoh serbabisa Dapat berperan menjadi tokoh lain
dipentaskan.
➢ Ciri utama drama sebagai berikut. 3. Dialog :
(1) Seluruh cerita drama berbentuk dialog Terdapat 3 elemen, yaitu :
(2) Dialog dalam drama tidak menggunakan tanda petik
(3) Teks drama dilengkapi dengan sebuah petunjuk tertentu Tokoh pelaku yang punya peran lebih dibanding
yang harus dilakukan para tokoh pelaku lain
b. Kata tanya yang tidak memerlukan jawaban (Pertanyaan
Wawancang dialog /percakapan yang di ucapkan tokoh
Retoris)
Kramagung petunjuk perilaku/tindakan yang harus c. Kalimat yang memiliki tujuan selain bertanya : Serupa
dilakukan tokoh. Dituliskan dalam tanda dengan kalimat perintah. Berisikan permintaan, suruhan,
kurung dan di cetak miring rayuan, sindiran.

4. Latar :
Keterangan mengenai ruang dan waktu. Penjelasan latar dinyatakan
dalam petunjuk pementasan (kramagung).

5. Bahasa :
Bahasa adalah media komunikasi antartokoh. Bisa menggambarkan
watak tokoh, latar , ataupun peristiwa.

➢ Struktur Drama

1. Prolog :
Pembukaan atau peristiwa pendahuluan yang di sampaikan oleh
dalang untuk menjelaskan gambaran para pemain, latar dsb
2. Dialog :
Media kiasan yang melibatkan tokoh-tokoh yang diharapkan
menggambarkan para kehidupan dan watak manusia, problematika
yang dihadapi.
Orientasi bagian awal cerita yang menggambarkab
situasi yang terjadi

Komplikasi berisi konflik-konflik dan pengembangannya.


Pada bagian ini diketahui watak asli tokoh
utama

Resolusi berisi penyelesaian atas konflik, harus secara


logis dan memiliki kaitan.
3. Epilog
Bagian akhir drama yang menyampaikan inti sari cerita atau
menafsirkan maksud cerita oleh salah seorang aktor.

➢ Kaidah Kebahasaan Tekas Drama


- Hampir semuanya berupa dialog. Kalimat langsung dlm
drama diapit oleh dua tanda petik (“....”)
- Pada Prolog dan Epilog menggunakan kata ganti orang ketiga
(mereka)
- Pada Dialog menggunakan kata ganti orang pertama.
1. Konjungsi Temporal :
apabila, bila, bilamana, demi, hingga, ketika, sambil, sebelum,
sampai, sedari, sejak, selama, semenjak, sementara, seraya, waktu
2. Kata Kerja yang Menggambarkan Peristiwa
Ex : menyuruh, menobatkan, menyingkirkan, menghadap,
beristirahat.
3. Kata Kerja yang Menyatakan yang dipikirkan tokoh
Ex : merasakan, menginginkan, mengharapkan, mendambakan,
mengalami.
4. Kata Sifat
Untuk menggambarkan tokoh, tempat, atau suasana. Kata-kata
yang dimaksud, misalnya, ramai, bersih, baik, gagah, kuat.
`
➢ Kalimat Tanya
Kalimat tanya yang menanyakan sesuatu /seseorang. Adapula katan
tanya yang tidak disertai kata tanya. Ex : “Kak Alam sudah
kuliah?”
a. Kata tanya memerlukan jawaban Ya atau Tidak : Untuk
tujuan klarifikasi/meminta kepastian.

Anda mungkin juga menyukai