Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

MODEL PROJECT CITYJEN SEBAGAI INOVASI MEDIA PEMBELAJARAN PKN


DOSEN PENGAMPU :RANI KUSUMA NINGTYAS,M.Pd
MATA KULIAH : PENGEMBANGAN MEDIA PKN SD

DISUSUN OLEH :
DIAH PERMATA SARI HARAHAP (21140052)
YUSRA LORA SARI HARAHAP (21140113)

PEROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR ( PGSD )


FAKULTAS ILMU PENGETAHUAN SOSIAL DAN BAHASA
INSTITUT PENDIDIKAN TAPANULI SELATAN ( IPTS )
PADANG SIDEMPUAN
T.A 2023/2024
KATA PENGANTAR

Semoga berkah dan keselamatan tercurah kepada kita semua. Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan
Yang Maha Esa, yang dengan berkat Rahmat dan karunia-Nya yang telah memberikan kemudahan
kelancaran dari persiapan makalah sehingga terselesaikannya penyusunan laporan makalah ini.
Penulis berharap agar penyusun laporan makalah ni dapat memberikan sumbangan pengetahuan yang
berkaitan dengan penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan, sehingga
penulis meminta saran, kritikan, serta masukan dari pembaca dan pendengar.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………
DAFTAR ISI……………………………………………………………………..
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………..
A. Latar Belakang ……………………………………...
B. Tujuan Makalah ………………………………………………
BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………...
A. Pengertian Model Project Cityjen Sebagai Iovasi Media Pembelajaran
Pkn…………………………………………………..
B. Sejarah Model Project Cityjen……………………………………..
C. Langkah-Langkah Project Cityjen
BAB III PENUTUP……………………………………………………………...
A. Kesimpulan………………………………………………………………
B. Saran……………………………………………………………………..

BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) merupakan salah satu mata kuliahumum yang wajib di
Indonesia. Dengan demikian, PKn memiliki peran yang amat penting danstrategis dalam membentuk
“good citizen” yang memiliki kesadaran dan kecakapan untukberpartisipasi dalam kebijakan publik,
sesuai dengan prinsip good governance (Nurdin, 2016:27). Oleh sebab, pembelajaran mata kuliah umum
bukan hanya penguasaan materi pembelajaranbelaka, melainkan juga proses internalisasi nilai pada diri
peserta pembelajaran (Sunarto &Suhardiyanto, 2013: 85). Dengannya, Pendidikan Kewarganegaraan
harus diproyeksikansebagai subjek pembelajaran pengembangan potensi individu agar menjadi warga
negaraIndonesia yang berakhlak mulia, cerdas, partisipatif, dan bertanggung jawab (Budimansyah,2012:
24). Pernyataan tersebut sejalan dengan tujuan Pendidikan Umum yang menekankan padaaspek afektif
(Amri dan Ahmadi, 2010: 39). Akan tetapi, praktik pembelajaran PendidikanKewarganegaraan tidak
mendorong kemampuan mahasiswa untuk berpikir kritis dan kreatif.

B. Tujuan Makalah
1. Agar mengetahui bagaimana sejarah model project cityjen
2. Agar mengetahui bagaimana langkah-langkah project cityjen

C. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan sejarah model project cityjen?
2. Bagaimana langkah-langkah project cityjen?

BAB 2
PEMBAHASAN
A. Pengertian Model Project Cityjen Sebagai Iovasi Media Pembelajaran Pkn
Project Citizen adalah satu intructioanal treatment yang berbasis masalah untuk mengembangkan
pengetahuan, kecakapan dan watak kewarganegaraan demokratis yang memungkinkan dan mendorong
keikutsertaan dalam pemerintahan dan masyarakat sipil (civil society).
Model project citizen merupakan salah satu model pembelajaran dengan pendekatan
instructional treatment yang berbasis masalah untuk mengembangkan pengetahuan, kecakapan dan
watak kewarganegaraan demokratis yang memungkinkan dan mendorong keikutsertaan dalam berbagai
kegiatan pemerintah pemerintah dan masyarakat sipil (Budimansyah, 2009). Tujuan dari model
pembelajaran project citizen adalah untuk memotivasikan dan memberdayakan para peserta didik dalam
menggunakan hak dan tanggung jawab kewarganegaraan yang demokratis melalui portofolio yang
intensif mengenai masalah kebijakan publik di sekolah atau masyarakat tempat mereka berinteraksi.
Menurut Budimansyah dan Karim (2008) Menjelaskan bahwa strategi model pembelajaran
project citizen ini menggunakan strategi instruksional yang didasarkan pada strategi pembelajaran
penemuan, pembelajaran berbasis masalah dan juga pembelajaran berorientasi pada penelitian.

B. Sejarah Model Project Cityjen


Model ini pertama kali digunakan di California pada tahun 1992 dan kemudian dikembangkan menjadi
satu program
nasional oleh Center For Civic Education (CCE) dan Konferensi Nasional Badan Pembuat Undang-
Undang Negara pada
tahun 1995. Project Citizen adalah satu instructional treatment yang berbasis masalah untuk
mengembangkan
pengetahuan, kecakapan, dan watak kewarganegaraan demokratis yang memungkinkan dan mendorong
keikutsertaan
dalam peme-rintahan dan masyarakat sipil (civil society). Program tersebut mendorong para siswa untuk
terlibat secara
aktif dengan organisasi-organisasi pemerintah dan masyarakat sipil untuk memecahkan satu persoalan di
sekolah atau
di masyarakat dan untuk mengasah kecerdasan sosial dan intelektual yang penting bagi kewarganegaraan
demokratis
yang bertanggung jawab. Jadi, tujuan Project Citizen adalah untuk memotivasi dan memberdayakan para
siswa dalam
menggunakan hak dan tanggung jawab kewarganegaraan yang demokratis melalui penelitian yang
intensif mengenai
masalah kebijakan publik di sekolah atau di masyarakat tempat mereka berinteraksi. Bahan-bahan
pelajarannya pun
disusun untuk membantu para siswa belajar mengawasi dan mempengaruhi kebijakan publik,
meningkatkan kecakapan
yang diperlukan untuk menjadi warga negara yang bertanggung jawab dan efektif serta memiliki rasa
percaya diri dalam
mengguna-kan hak dan tanggung jawabnya sebagai warga negara. Project Citizen memberikan
kesempatan kepada
para siswa untuk ambil bagian dalam pemerintahan dan masyarakat sipil sambil mempraktikkan berpikir
kritis, dialog,
debat, negosiasi, kerja sama, kesantunan, toleransi, membuat keputusan, dan aksi warganegara (civic
action) yakni
melaksanakan kewajibanya sebagai warga negara untuk kepentingan bersama (CCE,1998:1;
Budimansyah, 2008:1).
Meskipun dirancang untuk digunakan oleh para siswa sekolah menengah dalam bidang pelajaran Civic
and
Government, Project Citizen juga sudah diterapkan di tingkat sekolah menengah pertama dan sekolah
menengah atas
dalam bidang Ilmu Sastra, Social Studies, dan antarberbagai cabang ilmu pengetahuan yang dipelajari
siswa pada
semua tingkatan. Dengan jatah waktu pelajaran selama 50 menit, program tersebut diprioritaskan menjadi
mata
pelajaran dengan jangka waktu enam minggu yang digunakan untuk menambah mata pelajaran yang ada
di dalam
kerangka satu kurikulum yang standar. Tetapi di Latvia, program tersebut diterapkan sebagai satu
kurikulum intensif satu
minggu (tujuh hari penuh) dan di negara-negara bagian lainnya di Amerika Serikat sebagai satu mata
pelajaran yang
berdiri sendiri sepanjang semester.
Peran guru yang utama adalah sebagai instruktur atau fasilitator yang memberi petunjuk pada para siswa
tentang
sumber-sumber informasi yang baru, membantu mengadakan kontak-kontak, dan membekali para siswa
dengan saran-
saran bermanfaat lainnya pada waktu para siswa mengadakan penelitian. Bimbingan atau petunjuk guru
menerangkan
tiap tahap proses penelitian tersebut, memberikan banyak sumber tambahan (sebagai contoh, kiat-kiat
memperoleh
sumber informasi yang baik, pedoman untuk mengadakan satu simulasi (sidang dengar pendapat), dan
para guru juga
melengkapi para siswa dengan rubrik-rubrik evaluasi untuk menilai kinerja tulisan dan lisan mereka. Para
guru juga
memberikan panduan khusus kegiatan siswa untuk membantu mereka melewati tiap tahap dari program
tersebut,
kriteria penyelesaian tiap tugas, daftar istilah-istilah, dan lampiran-lampiran untuk membantu menemukan
sum-ber-
sumber yang dibutuhkan untuk memecahkan masalah-masalah kebijakan publik secara mendalam.
Bagi banyak kelompok siswa, tahap pertama program Project Citizen, yaitu memilih masalah untuk
diteliti, merupa-
kan tahap tersulit (CCE,1998: xvii). Oleh karena itu peran guru sebagai fasilitator hendaknya mampu
menyadarkan
mereka bahwa masalah-masalah ter-sebut banyak terdapat di sekitar kita. Mereka dapat diarahkan untuk
memperhatikan berita yang dimuat pada surat kabar, ulasan berita di televisi, atau mengamati lingkungan
masya-rakat
sekitar. Ketika kelompok-kelompok siswa telah menemu-kan sejumlah masalah yang potensial untuk
dijadikan bahan
kajian kelas, selanjutnya mere-ka harus meneliti pentingnya masalah-masalah tersebut dengan
mewawancarai anggota
masyarakat dan meninjau ulang sumber-sumber informasi dari media mengenai masalah tersebut
(CCE,1998:11-15).
Jika kelompok siswa yakin telah memperoleh informasi yang cukup mengenai masalah-masalah yang
sedang dibicara-
kan untuk membuat keputusan, maka para siswa tersebut dapat memutuskan masalah apa yang akan
diteliti. Meskipun
bukan merupakan bagian resmi dari kurikulum Project Citizen, banyak guru meminta pada para siswa
membuat kriteria
untuk memberikan penilaian masalah-masalah yang poten-sial (sebagai contoh, pentingnya masalah
tersebut,
kemungkinan dapat ditelitinya masalah tersebut).

C. Langkah-Langkah Project Cityjen


Budimansyah (2009: 33) menetapkan lima langkah pembelajaran project citizen sebagai berikut:

Mengidentifikasi Masalah

Guru dan siswa mendiskusikan tujuan dan mencari masalah yang terjadi pada lingkungan terdekat. Dalam
mencari masalah ini tentunya tidak boleh lepas dari tema atau pokok bahasan yang akan dikaji. Pada
tahap ini guru membagi kelompok kelas kedalam kelompok kecil (4-5 orang siswa), dan setiap kelompok
mengambil undian untuk menentukan pokok bahasan apa yang harus dikaji. Berikutnya kelompok
mencari dan mendiskusikan masalah-masalah yang sesuai dengan pokok bahasan yang diperoleh dalam
undian. Proses diskusi kelompok kecil di kelas ini harus melanjutkannya sebagai pekerjaan rumah, berupa
tugas wawancara dengan orang yang dipandang memahami masalah yang sedang dikaji. Di samping itu
kelompok kecil ini juga harus mencari informasi-informasi dari media cetak elektronik.
Memilih masalah sebagai bahan kajian kelas

Berdasarkan perolehan hasil wawancara dan temuan informasi tersebut, kelompok kecil supaya membuat
daftar masalah, yang selanjutnya secara demokratis kelompok ini supaya menentukan masalah yang akan
dikaji.
Mengumpulkan informasi

Langkah ini, masing-masing kelompok kecil bermusyawarah dan berdiskusi serta mengidentifikasi
sumber-sumber informasi yang akan memberikan banyak informasi sesuai dengan masalah yang akan
dikaji. Setelah menentukan sumber-sumber informasi, kelompok membagi ke dalam tim-tim peneliti,
yang tiap tim peneliti hendaknya mengumpulkan informasi dari salah satu sumber yang telah di
identifikasi.
Mengembangkan portofolio kelas

Portofolio yang di kembangkan meliputi dua bagian, yaitu: (1) bagian penayangan, yaitu portofolio yang
akan ditayangkan sebagai bahan presentasi kelas pada saat show-case, dan (2) bagian dokumentasi, yaitu
portofolio yang disimpan pada sebuah map (binder), yang berisi data dan informasi lengkap setiap
kelompok portofolio. Di samping itu, masing-masing kelompok juga harus dibagi menjadi empat
kelompok yang lebih kecil lagi. Jika dalam kelompok itu hanya terdiri dari empat atau kurangdari empat
siswa, maka bisa dibagi menjadi: (1) kelompok/orang pertama, yang bertanggung jawab untuk
menjelaskan atau mengidentifikasi masalah; (2) kelompok/orang kedua, bertanggung jawab untuk
mengkaji kebijakan alternatif untuk mengatasi masalah; (3) kelompok orang ketiga, bertanggung jawab
mengusulkan kibijakan publik yang telah disepakati untuk memecahkan masalah; (4) kelompok/orang
keempat; bertanggung jawab dalam hal untuk membuat rencana tindakan.

Menyajikan portofolio (show-case)

Setelah portofolio kelas selsai, kelas dapat menyajikan dalam kegiatan show-case (gelar kasus) kegiatan
ini akan memberikan pengalaman yang sangat berharga kepada siswa dalam hal menyajikan gagasan-
gagasan kepada orang lain, dan belajar meyakinkan mereka agar dapat memahami dan menerima gagasan
tersebut.
Merefleksikan pengalaman belajar
Merefleksikan pengalaman belajar adalah bagian evalusi terhadap pengalaman belajar siswa, untuk
menghindari jangan sampai melakukan suatu kesalahan, dan untuk meningkatkan kemampuan yang
sudah siswa miliki.

BAB 3
KESIMPULAN
Project citizen adalah satu instructional treatment yang berbasis masalah untuk mengembangkan
pengetahuan, kecakapan, dan watak kewarganegaraan demokratis yang memungkinkan dan mendorong
keikutsertaan dalam pemerintahan dan masyarakat sipil.
Model project citizen memiliki beberapa langkah yang meliputi mengidentifikasi masalah, memilih
masalah, mengumpulkan informasi, mengembangkan portofolio kelas, menyajikan portofolio kelas dan
refleksi pengalaman belajar.
DAFTAR PUSTAKA
Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan. (2009). Inovasi Pembelajaran Project Citizen, cetakan
pertama, Bandung, Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan Sekolah Pasca Sarjana, Universitas
Pendidikan Indonesia.
Budimansyah (2008). “Revitalisasi Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Melalui Praktik Belajar
Kewarganegaraan (Project Citizen)” Acta Civicus, Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan, Vol.1.N0:2,
April, 2008. P.115, Bandung,

Anda mungkin juga menyukai