Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH

STRATEGI PEMBELAJARAN
“Keterampilan Menjelaskan dan Keterampilan Bertanya”

Dosen Pengampu :
Afdal Ilahi, S.Pd.,M.Pd

Disusun Oleh :
KELOMPOK 6
1. Esha Tri Wulandari 22140164
2. Estasya Sinaga 22140165
3. Firman Parlindungan Sihombing 22140072
4. Lestia Ningsih Sitompul 22140176
5. Martina Sari 22140176

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENGETAHUAN SOSIAL DAN BAHASA
INSTITUT PENDIDIKAN TAPANULI SELATAN
T.A 2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur selalu tercurah limpah kehadirat Allah swt yang
telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada seluruh makhluk-Nya,
sehingga pada saat ini kami dapat menyelesaikan tugas dengan lancar.
Shalawat serta salam semoga tetap tercurah limpahkan kepada
Nabi akhir zaman yaitu Nabi Muhammad saw. Kepada keluarganya, para
sahabatnya dan sampai kepada kita selaku umatya yang senantiasa
mengikuti ajarannya serta taat dan patuh kepadanya.
Hasil Tugas Makalah ini dimaksud untuk memenuhi tugas mata
“STRATEGI PEMBELAJARAN”. Dalam penulisan kali ini, kami tidak
luput dari berbagai kesulitan. Namun, berkat pertolongan dan rahmat
Allah swt. Serta bimbingan dari semua pihak yang pada akhirnya kami
dapat menyelesaikan Tugas ini dengan tepat waktu.

Padangsidimpuan Februari 2023

Penulis

i
DAFTAR PUSTAKA

KATA PENGANTAR............................................................................i
DAFTAR PUSTAKA............................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................1
A. Latar Belakang..................................................................................1
B. Rumusan Masalah.............................................................................2
C. Tujuan................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................3
A. Memahami Implementasi 8 Keterampilan Mengajar
dalam Pembelajaran Di Kelas...........................................................3
BAB III PENUTUP.............................................................................19
A. Kesimpulan......................................................................................19
B. Saran................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................20

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan topik yang tiada habisnya untuk dibahas, pendidikan
berlangsung dalam berbagai bentuk kegiatan, berbagai bentuk tindakan, dan
berbagai bentuk peristiwa. Pendidikan merupakan salah satu pilar utama
dalam mengantisipasi masa depan, karena pendidikan selalu diorientasikan
pada penyiapan peserta didik untuk berperan dimasa yang akan dating.
Pendidikan berlangsung diberbagai tempat dan lingkungan baik lingkungan
keluarga, sekolah dan masyarakat. Dalam pendidikan terdiri atas pendidikan
formal, non formal, dan informal yang dapat saling melengkapi dan
memperkaya pengetahuan. Pendidikan formal berlangsung dari yang terendah
PAUD, TK, SD, SMP, SMA, dan Perguruan. Sekolah Dasar memegang
peranan yang sangat penting dalam suatu institusi pendidikan. Dikatakan
penting karena Sekolah Dasar merupakan pendidikan dasar yang formal bagi
anak. Di Sekolah Dasar ini anak pertama kali mengenal serta mendapatkan
pengetahuan awal dari suatu proses pembelajaran. Oleh karena itu, diperlukan
upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan di sekolah, khususnya sekolah
dasar yaitu dengan cara perbaikan proses belajar mengajar. Karena itu guru
Sekolah Dasar harus mampu memberikan pendidikan yang kreatif dan
inovatif agar siswa senang dalam belajar. Pembelajaran yang kreatif dan
inovatif dapat diwujudkan dengan menerapkan keterampilan dasar dalam
mengajar. Oleh karena itu, guru yang merupakan salah satu unsur dibidang
kependidikan harus berperan serta secara aktif dan menempatkan
kedudukannya sebagai tenaga profesional, sesuai dengan tuntutan masyarakat
yang semakin berkembang. Dalam rangka ini guru tidak semata-mata sebagai
“pengajar” yang melakukan transfer of knowledge, tetapi juga sebagai
“pendidik” yang melakukan transfer of values dan sekaligus sebagai
“pembimbing” yang memberikan pengarahan dan menuntun siswa untuk
belajar. Berkaitan dengan ini, sebernarnya guru memiliki peranan yang sangat

1
penting didalam proses belajar mengajar, dalam usahanya untuk
mengantarkan peserta didik ketaraf yang dicita-citakan.
Proses belajar mengajar adalah suatu kondisi yang diciptakan untuk belajar
antara guru dan peserta didik. Guru yang mengajar dan peserta didik yang
belajar. Tugas guru berusaha menciptakan suasana belajar yang
menggairahkan dan menyenangkan bagi semua peserta didik. Suasana belajar
yang tidak menggairahkan dan menyenangkan bagi peserta didik biasanya
lebih banyak mendatangkan kegiatan belajar mengajar yang kurang harmonis.
Peserta didik gelisah duduk berlama-lama dikursi mereka masing-masing.
Kondisi ini tentu menjadi kendala yang serius bagi tercapainya tujuan
pengajaran.

B. Rumusan Masalah
Bagaimana Memahami Implementasi 8 Keterampilan Mengajar dalam
Pembelajaran Di Kelas ?

C. Tujuan Masalah
Untuk Memahami implementasi 8 Keterampilan Mengajar dalam
Pembelajaran di Kelas

2
BAB II
PEMBAHASAN

B. Memahami Implementasi 8 Keterampilan Mengajar dalam


Pembelajaran Di Kelas
Pembelajaran merupakan suatu proses yang kompleks dan melibatkan
berbagai aspek yang saling berkaitan. Oleh karena itu, untuk mewujudkan
pembelajaran yang efektif diperlukan berbagai keterampilan yaitu
keterampilan mengajar dalam hal ini membelajarkan. Keterampilan mengajar
atau membelajarkan merupakan kompetensi pedagogik yang cukup kompleks
karena merupakan integrasi dari berbagai kompetensi guru secara utuh dan
menyeluruh.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, keterampilan merupakan
“kecakapan untuk menyelesaikan tugas”,  sedangkan mengajar adalah
“memberikan pelajaran atau melatih”. Mengajar merupakan segala upaya
yang disengaja dalam rangka memberikan kemungkinan bagi siswa untuk
terjadinya proses belajar mengajarsesuai dengan tujuan yang telah
dirumuskan. Sasaran akhir dari proses mengajar adalah siswa belajar.
Jadi dapat disimpulkan bahwa Keterampilan dasar mengajar (teaching skill)
adalah kemampuan atau keterampilan yang khusus yang harus dimiliki oleh
guru, dosen, instruktur agar dapat melaksanakan tugas mengajar secara
efektif, efisien dan professional. Dengan demikan keterampilan dasar
mengajar berkenaan dengan beberapa kemampuan atau keterampilan yang
bersifat mendasar dengan beberapa kemampuan atau keterampilan yang
bersifat mendasar dan melekat harus dimiliki dan diaktualisasikan oleh setiap
guru, dosen, atau instruktur dalam melaksanakan tugasnya.
Keterampilan mengajar bagi seorang guru merupakan hal yang sangat
penting. Arti penting itu bertolak dari tugas dan tanggung jawab seorang guru
yang cukup berat untuk mencerdaskan anak didiknya. Kerangka berpikir
seperti ini menghendaki seorang guru untuk melengkapi dirinya dengan
berbagai keterampilan yang diharapkan dapat membantu dalam menjalankan

3
tugasnya dalam interaksi edukatif. Keterampilan dasar mengajar adalah
keterampilan yang mutlak harus dimiliki oleh seorang guru.
Beberapa keterampilan dasar mengajar yang harus dikuasai oleh guru adalah
sebagai berikut:
1. Keterampilan bertanya
Memberi pertanyaan kepada siswa merupakan kegiatan yang tidak
dapat dipisahkan dalam kegiatan belajar-mengajar, karena metode
apapun yang digunakan, tujuan pengajaran apapun yang ingin dicapai,
dan bagaimanapun keadaan siswa yang dihadapi. Maka bertanya kepada
siswa merupakan hal yang tak dapat ditinggalkan sama sekali. Karena
pertanyaan yang diajukan kepada siswa pada dasarnya bertujuan agar
siswa lebih meningkatkan belajarnya dan berfikir terhadap pokok
bahasan yang sedang dipelajari.
Memberi pertanyaan perlu adanya latihan dari guru secara rutin
sehingga diharapkan guru menguasai  dan melaksanakan keterampilan
bertanya pada situasi yang tepat, sebab pemberian pertanyaan yang
efektif dan efisien akan dapat menimbulkan perubahan tingkah laku, baik
dari guru maupun dari murid. Dari guru yang sebelumnya selalu aktif
memberi informasi akan berubah menjadi banyak mengundang interaksin
siswa, sedangkan dari siswa yang sebelumnya hanya secara pasif
mendengarkan keterangan guru akan berubah menjadi lebih banyak
berpartisipasi dalam bertanya, menjawab pertanyaan, dan
mengemukakan pendapat-pendapat. Hal ini akan menimbulkan adanya
cara belajar siswa aktif (CBSA) yang berkadar tinggi.
a. Tujuan keterampilan mengajar Fungsi Keterampilan Bertanya
Ada beberapa fungsi  pertanyaan dalam proses belajar mengajar,
diantaranya :
1) Memberikan motivasi kepada siswa untuk berpikir dan
memecahkan masalah dengan kemampuan sendiri.
2) Memberikan motivasi kepada siswa untuk berperan aktif dalam
proses belajar mengajar.

4
3) Membangkitkan minat dan rasa ingin tahu siswa terhadap suatu
masalah yang dihadapi atau dibicarakan.
4) Menuntun proses berfikir siswa karena dengan pertanyaan-
pertanyaan yang baik dapat membantu siswa untuk menentukan
jawaban yang baik.
5) Memusatkan perhatian siswa terhadap materi yang dibahas.

b. Komponen Keterampilan Bertanya


Komponen-komponen yang termasuk dalam keterampilan dasar
bertanya meliputi :
1) Pengungkapan pertanyaan secara jelas dan singkat.
2) Pemberian acuan; supaya siswa dapat menjawab dengan tepat,
dalam mengajukan pertanyaan guru perlu memberikan
informasi-informasi yang menjadi acuan pertanyaan.
3) Pemusatan kearah jawaban yang diminta: pemusatan dapat
dikerjakan dengan cara memberikan pertanyaan yang luas
(terbuka) yang kemudian mengubahnya menjadi pertanyaan
yang sempit.
4) Pemindahan giliran jawaban.
5) Penyebaran pertanyaan.
6) Pemberian waktu berpikir.
7) Pemberian tuntunan: bagi siswa yang mengalami kesukaran
dalam menjawab pertanyaan, strategi pemberian tuntunan perlu
dikerjakan. Strategi itu meliputi pengungkapan pertanyaan
dengan bentuk atau cara yang lain, mengajukan pertanyaan lain
yang lebih sederhana, atau mengulangi penjelasan-penjelasan
sebelumnya.

c. Hal-Hal yang perlu dihindari


Ada beberapa hal yang perlu dihindari saat memberikan
pertanyaan kepada siswa, diantaranya yaitu :
1) Mengulangi pertanyaan sendiri

5
2) Mengulangi jawaban siswa
3) Menjawab pertanyaan sendiri
4) Meminta jawaban serentak
d. Cara bertanya yang baik
Ada beberapa cara yang bisa kita lakukan saat ingin memberikan
pertanyaan kepada peserta didik kita, diantaranya adalah :
1) Keterampilan memberi penguatan
Yang dimaksud dengan memberi penguatan di sini adalah
suatu respon positif dari guru kepada anak yang telah melakukan
suatu perbuatan yang baik. Pemberian penguatan ini dilakukan
oleh guru dengan tujuan agar anak dapat lebih giat berpartisipasi
dalam interaksi belajar mengajar dan siswa agar mengulangi lagi
perbuatan yang baik itu.
Dalam proses belajar mengajar, penghargaan atau pujian
terhadap perbuatan yang baik dari siswa merupakan hal yang
sangat diperlukan, sehingga dengan penghargaan atau pujian itu
diharapkan agar siswa terus berusaha berbuat lebih baik.
Misalnya guru yang tersenyum atau mengucapkan kata-kata
bagus kepada siswa yang dapat mengerjakan pekerjaan rumah
dengan baik akan besar pengaruhnya kepada siswa. Siswa
tersebut akan merasa puas dan merasa diterima atas hasil yang
telah dicapai, dan siswa lain diharapkan akan berbuat seperti itu.
2) Tujuan Pemberian Penguatan
Pemberian penguatan dalam proses belajar mengajar
mempunyai beberapa tujuan dan manfaat apabila dapat
dilakukan dengan tepat. Tujuan dan manfaat yang dimaksud
adalah
a) Dapat meningkatkan perhatian dan motivasi siswa terhadap
materi.
b) Dapat mendorong siswa untuk berbuat lebih baik dan
produktif.

6
c) Dapat menumbuhkan rasa kepercayaan pada diri siswa itu
sendiri.
d) Dapat menimbulkan interaksi antara siswa secara aktif.
e) Dapat meningkat cara belajar siswa aktif.
f) Dapat mendorong siswa untuk meningkatkan belajarnya
secara mandiri.
3) Jenis-jenis Penguatan
Secara garis besar ada 2 macam jenis penguatan yang
daapat diberikan kepada siswa yaitu :
1) Penguatan Verbal
Penguatan verbal biasanya diungkapkan atau diutarakan
dengan menggunakan kata-kata pujian, penghargaan,
persetujuan, dan sebagainya, misalnya bagus, bagus
sekali, betul, pintar, yaa seratus buat kamu !
2) Penguatan Nonverbal
Pada dasarnya penggunaan penguatan jenis nonverbal ini
banyak sekali yang bisa dilakukan, diantaranya adalah :
a) Penguatan gerak isyarat, misalnya anggukan atau
gelengan kepala, senyum, kerut kening, acungan
jempul, wajah mendung dll
b) Penguatan pendekatan : guru mendekati siswa
untuk menyatakan perhatian dan kesenangannya
terhadap pelajaran, tingkah laku atau penampilan
siswa. Misalnya, guru berdiri disamping siswa,
berjalan menuju siswa, duduk dekat dengan
seorang siswa, atau berjalan disisi siwa.
c) Penguatan dengan sentuhan (contact) guru dapat
menyatakan persetujuan dan penghargaan terhadap
usaha dan penampilan siswa dengan cara menepuk-
nepuk pundak siswa, berjabat tangan, mengangkat
tangan siswa yang menang dalam pertandingann.
Penggunaan harus mempertimbangkan dengan

7
seksama agar sesuai dengan usia, jenis kelamin,
dan latar belakang kebudayaan setempat.
d) Penguatan dengan kegiatan yang menyenangkan:
guru dapat menggunakan kegiatan-kegiatan atau
tugas yang disenangi oleh siswa sebagai
penguatan.
e) Penguatan berupa symbol atau benda: penguatan
ini dilakukan dengan cara menggunakan berbagai
symbol berupa benda seperti kartu bergambar,
bintang plastic, lencana dan komentar tertulis pada
buku siswa.
2. Keterampilan mengadakan variasi
Pada dasarnya semua orang tidak menghendaki kebosanan dalam
hidupnya, sesuatu yang membosankan adalah sesuatu yang tidak
menyenangkan. Demikian pula di dalam proses kegiatan belajar
mengajar, bila guru dalam proses belajar mengajar tidak menggunakan
variasi, maka akan membosankan siswa, perhatian siswa berkurang,
mengantuk, akibatnya tujuan belajar menjadi tidak tercapai. Dalam hal
ini guru memerlukan variasi dalam mengajar siswa.
Ada tiga aspek dalam keterampilan memberi variasi yang harus
dikuasai guru dalam proses belajar mengajar, yaitu :
a. Variasi dalam gaya mengajar
b. Variasi dalam penggunaan alat/ media pengajaran
c. Variasi pola interaksi dan kegiatan siswa.
1) Tujuan dan Manfaat
Keterampilan dalam mengadakan variasi dalam proses
belajar mengajar mempunyai beberapa tujuan dan manfaat
apabila dapat dilakukan dengan tepat. Tujuan dan manfaat
yang dimaksud antara lain yaitu.
a) Untuk menimbulksn dan meningkatkan perhatian siswa
terhadap aspek belajar mengajar yang relavan.

8
b) Untuk memberikan kesempatan bagi berkembangnya bakat
ingin mengetahui dan menyelidiki pada siswa tentang hal-
hal yang baru.
c) Untuk member kesempatan untuk memperoleh cara
menerima pelajaran yang disenanginya.
2) Komponen Dasar dalam Mengadakan Variasi
Ada tiga aspek dalam keterampilan memberi variasi yang
harus dikuasai guru dalam proses belajar mengajar, yaitu:
a) Variasi dalam gaya mengajar
Agar tidak terjadi kebosanan anak dalam belajar maka
guru harus dapat melakukan variasi dalam gaya mengajarnya,
yang mana dalam member variasi gaya mengajar ini guru dapat
melakukan dengan cara variasi dalam suara, pemberian
kesenyapan, variasi dalam gerakan badan dan mimic, dan variasi
dalam pergantian posisi dalam kelas
b) Variasi dalam suara
Suara guru dalam mengajar hendaknya tidak selalu sama dari
awal hingga akhir, tetapi sebaiknya diberi variasi. Hal demikian
agar siswa dapat memperbaharui pendengarannya, misalnya
yang semula bosan dengan suara keras kemudian aktif lagi
belajar karena suara guru diubah lambat dan pelan.
Variasi suara dalam mengajar berupa perubahan suara keras
menjadi lemah, dari tinggi menjadi rendah, dari cepat menjadi
lambat. Semua perubahan ini hendaknya disesuaikan dengan
situasi dan kondisinya dalam proses belajar mengajar. Misalnya,
suara guru yang cepat hendaknya diubah menjadi lamat apabila
guru hendak memberi tekanan hal hal yang penting, sehingga
siswa menjadi lebih jelas dengan apa yang disampaikan guru
khususnya pada hal-hal yang dianggap penting.
c) Kesenyapan
Dalam proses belajar mengajar ada kalanya guru perlu
mengubah situasi menjadi senyap (diam) sejenak. Hal ini

9
dilakukan dengan tujuan untuk menimbulkan minat siswa dalam
mengikuti pelajran. Kenyataan menunjukkan bahwa semakin
lama siswa mendengarkan ceramah guru maka perhatiannya
terhadap pelajran semakin kurang (semakin menurun). Untuk
itulah pada saat tertentu guru perlu istirahat sebentar dengan
jalan diam (adanya kesenyapan)
d) Variasi dalam gerakan badan dan mimic
Gerakan badan dan mimic guru hendaknya selalu
mengalami variasi dalam bentuk proses belajar mengajar hal ini
disamping menarik perhatian siswa juga dapat diartikan sebagai
maksud pesan-pesan tertentu. Misalnya, guru menganggukkan
kepala diwaktu menyetujui jawaban murid, kemudian
menunjukkan ibu jari diwaktu siswa lain menjawab pertanyaan
dengan betul, dan lain sebagainya. Semua gerakan badan dan
mimic hendaknya selalu diadakan variasi yang sesuai dengan
situasi saat itu.
e) Variasi dalam posisi guru di kelas
Pergantian posisi guru di waktu mengajar juga perlu
diadakan variasi, kalau guru mengajar dari awal hingga akhir
selalu duduk di kursi akan mengakibatkan minat anakuntuk
menerima materi dari gurusemakin menurun. Demikian
sebaliknya, guru yang berdiri di muka papan tulis saja juga akan
mengakibtkan kebosanan bagi anak. Untuk itulah maka posisi
guru selama mengajar hendaknya selalu diadakan variasi.
f) Variasi dalam penggunaan alat/media pembelajaran
Alat/media pengajaran dapat dikelompokkan menjadi tiga
golongan yaitu dapat didengar, dilihat, dan diraba. Pertukaran
penggunaan berbagai jenis alat pengajaran diatas akan dapat
merangsang anak untuk mempertinggi perhatiannya pada
pelajaran yang disampaikan guru. Misalnya, siswa diberi
gambar atau peta di papan tulis untuk dilihat kemudian bisa juga
menjelaskan dengan radio atau flim slide dan lain sebagainya.

10
g) Variasi pola interaksi dan kegiatan siswa.
Dalam proses belajar mengajar bisa pihak guru saja secara
aktif menyampaikan informasi, sedangkan siswa hanya
mendengarkan secara pasif informasi yang disampaikan
gurunya. Bisa juga siswa yang aktif dalam belajar baik secara
individual ataupun secara kelompok. Dalam hal ini guru
hendaknya member variasi dalam interaksi dan kegiatan siswa.
Kedua cara diatas dapat dilaksanakan secara variasi dengan
melihat situasi dan kondisi pada saat itu.

1. Keterampilan menjelaskan
Kegiatan menjelakan dalam proses belajar mengajar
merupakan kegiatan yang mutlak dilakukan oleh guru. Bahkan
dapat dikatakan inti dari proses belajar-mengajar, karena apapun
metode yang digunakan , materi apapun yang disampaikan ,
apapun jenis sekolah, dan bagaimanapun tingkat umur siswa,
maka kegiatan menjelaskan selalu harus dilaksanakan oleh guru,
hanya saja cara penyampaiannya dan kualitasnya yang berbeda-
beda sesuai dengan situasi saat itu.
Kegiatan menjelaskan dapat diartikan sebagai usaha
penyajian informasi secara lisan yang diorganisasikan secara
sistematis yang bertujuan untuk menunjukkan hubungannya,
misalnya antara sebab dan akibat, antara yang sudah diketahui
dan yang belum diketahui, antara hokum, dalil, teori, defenisi
yang berlaku umum dengan bukti-bukti atau contoh sehari-hari,
dan kegiatan menjelaskan ini diberikan khususnya dalam
menyampaikan bab/materi baru kepada siswa. Dengan demikian
dapat dikatakan bahwa kegiatan menjelaskan adalah kegiatan
yang harus dikuasai oleh guru secara efektif dan efesian agar
proses belaja-mengajar dapat berjalan lancar.
a. Tujuan memberikan penjelasan

11
Ada beberapa tujuan dalam memberikan penjelasan kepada
siswa, diantaranya adalah ;
1) Membimbing siswa untuk dapat memahami hokum, dalil,
fakta, defenisi, dan prinsip secara objektif dan bernalar.
2) Melibatkan siswa untuk berpikir dengan memecahkan
masalah-masalah atau pertanyaan.
3) Untuk mendapatkan balikan dari murid mengenai tingkat
pemahaman dan untuk mengatasi kesalah pahaman mereka.
4) Membimbing murid untuk menghayati dan mendapatkan
proses penalaran dan menggunkan bukti-bukti pemecahan.
b. Komponen-komponen keterampilan menjelaskan
1) Merencanakan
Penjelasan yang diberikan oleh guru perlu direncanakan
dengan baik terutama yang berkenaan dengan isi pesan dan
penerima pesan. Yang berkenaan dengan isi pesan (materi)
contohnya, meliputi penganalisaan masalah secara keseluruhan,
rumus dan lain sebagainya. Dan yang berkenaan dengan
penerima pesan (siswa) hendaknya diperhatikan hal-hal atau
perbedaan-perbedaan pada setiap anak yang akan menerima
pesan seperti usia, jenis kelamin, kemampuan, latar belakang
sosial, bakat, minat serta lingkungan belajar anak.
2) Penyajian
Penyajian suatu penjelasan dapat ditingkatkan hasilnya
dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
a) Penjelasan hendaknya diberikan dengan menggunakan
bahsa yang mudah dimengerti oleh siswa.
b) Penggunaan contoh ilustrasi; dalam memebrikan penjelasan
sebaiknya digunakan conroh-contoh yang ada hubungan
dengan sesuatu yang dapat ditemui oleh siswa dalam
kehidupan sehari-hari

12
c) Pemberian tekanan; dalam memberikan penjelasan, guru
harus memusatkan perhatian siswa kepada masalah pokok
dan mengurangi informasi yang tidak begitu penting.
d) Penggunaan balikan; Guru hendaknya member kesempatan
kepada siswa untuk menunjukkan pemahaman, keraguan,
atau ketidak mengertiannya ketika penjelasan itu diberikan.
Hal ini dapat dilakukan dengan mengajukan pertanyaan.
2. Keterampilan membuka dan menutup pelajaran
Yang dimaksud dengan membuka pelajaran adalah suatu
kegiatan yang dilakukan  guru dalam proses belajar-mengajar
untuk menciptakan suasana yang  menjadikan siswa siap mental
dan menimbulkan perhatian siswa terpusat pada hal-hal yang
akan dipelajari, sehingga usaha itu akan dapat berpengaruh
positif terhadap kegiatan dan hasil belajar siswa. Kegiatan
membuka pelajaran ini dilakukan guru tidak hanya pada awal
jam pelajaran saja, tetapi setiap awal penggalan materi
pelajaran, sehingga murid diharapkan  akan dapat tergolong
untuk mengikuti materi pelajaran baru yang akan disampaikan.
Dalam membuka pelajaran guru dapat melakukan dengan
beberapa cara, yaitu antara lain :
1) Memberi bahan pengait.
2) Memberitahukan tujuan.
3) Memberikan tentang masalah-masalah pokok yang akan
dipelajari.
4) Memberikan gambaran tentang kegiatan-kegiatan yang akan
dilakukan dalam proses belajar-mengajar.
5) Memberikan berbagai pertanyaan pada siswa tentang materi
yang akan diberikan dihubungkan dengan materi yang telah
dikuasai siswa.
Dari berbagai hal yang dilakukan di atas dengan tujuan agar
anak dapat memusatkan perhatiannya kepada materi yang akan
disampaikan guru dan telah siap untuk menerima materi itu.

13
Berbagaim kegiatan itu tidak harus dilakukan guru dalam
mengawali (membuka) pelajaran akan tetapi disesuaikan dengan
situasi pada awal itu.
Sedangkan yang dimaksud dengan menutup pelajaran
adalah kegiatan guru untuk mengakhiri proses belajar-mengajar.
Ada beberapa kegiatan yang perlu dilakukan guru dalam
kegiatan menutup pelajaran yaitu :
a) Membuat kesimpulan dari bahan yang telah disampaikan.
Dalam membuat kesimpulan ini hendaknya melibatkan murid
untuk mencoba membuat kesimpulan dengan jalan diberi
pertanyaan atau dengan cara yang lain.
b) Menekan pentingnya materi yang baru dibahas dihubungkan
dengan materi yang  akan datang, atau menghubungkan
materi itu dengan masalah-masalah di  masyarakat.
c) Apabila sudah diberikan materinya secara keseluruhan maka
guru  dapat mengadakan penilaian sebagai bahan untuk
melihat sejauh mana anak telah menguasai materi yang telah
disampaikan.
Setelah kegiatan penutupan dilakukan guru maka dapat
meninggalkan kelas atau mengakhiri proses belajar mengajar
dengan ucapan selamat kepada anak-anak, misalnya selamat
pagi anak-anak, sampai bertemu pada pertemuan yang akan
datang.
3. Keterampilan mengelola kelas
Pengelolaan kelas adalah keterampilan guru untuk
menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan
mengambalikannya apabila terjadi gangguan dalam proses
belajar-mengajar. Jadi pengelolaan kelas yaitu : kegiatan-
kegiatan untuk menciptkan dan mempertahankan kondisi yang
optimal bagi terjadinya proses belajar mengajar. Misalnya
penghentian tingkah laku siswa yang menyelewengkan
perhatian kelas. Pemberian pengajaran bagi ketepatan waktu

14
menyelesaikan tugas oleh siswa, penetapan norma kelompok
yang produktif.
a. Tujuan keterampilan mengelola kelas
Semua komponen keterampilan mengelola kelas
mempunyai tujuan yang baik untuk peserta didik maupun guru,
yaitu:
1) Untuk anak didik
a) Mendorong peserta didik mengembangkan tanggung jawab
individu terhadap tingkah lakunya dan kebutuhan untuk
mengontrol dari diri sendiri
b) Membantu peserta didik mengetahui tingkah laku yang
sesuai dengan tata tertib kelas dan memahami bahwa
teguran guru.merupakan suatu peringatan dan bukan
kemarahan.
c) Membangkitkan rasa tanggung jawab untuk melibatkan diri
dalam tugas dan pada kegiatan yang diadakan.
2) Untuk guru
a. Mengembangkan pemahaman dalam pengajian pelajaran
dengan pembukaan yang lancer dan kecepatan yang tepat.
b. Menyadari kebutuhan peserta didik dan memiliki kemampuan
dalam member petunjuk secara jelas kepada anak didik.
c. Mempelajari bagaimana secara efektif terhadap tingkah laku
anak yang  mengganggu.
d. Memiliki strategi remedial yang lebih komperehensif yang
dapat digunakan dalam hubungannya dengan masalah tingkah
laku peserta didik  yang muncul di dalam kelas.
b. Komponen keterampilan mengelola kelas
Keterampilan mengelola kelas dikelompokkan menjadi dua,
yaitu sebagai berikut.
1) Keterampilan yang berkaitan dengan penciptaan dan
pemeliharaan kondisi belajar yang optimal

15
a) Menunjukan sikap tanggap: melalui perbuatan sikap
tanggap ini siswa merasakan bahwa “guru hadir bersama
dengan mereka” dan “ tahu apa yang mereka perbuat”
(withitness). Kesan ini dapat ditunjukkan dengan cara
memandang kelas secara saksama, gerak mendekati,
memberikan pertanyaan, dan memberikan reaksi terhadap
gangguan serta kekacauan siswa.
b) Membagi perhatian: pengelolaan kelas yang efektif
ditandaidengan membagikan perhatian yang efektif pula.
Perbuatan membagi perhatian dapat dikerjakan secara
visual dan verbal.
c) Memusatkan perhatian kelompok: perbuatan ini penting
untuk mempertahankan perhatian siswa dari waktu ke
waktu dan dapat dilaksanakan dengan cara menyiagakan
siswa, menuntut tanggung jawab siswa.
d) Memberikan pentujuk-petunjuk yang jelas.
e) Menegur
f) Membei penguatan
2) keterampilan yang berkaitan dengan pengembalian kondisi
belajar yang optimal keterampilan ini berkaitan dengan
respone guru terhadap gangguan siswa yang berkelanjutan
dengan maksud agar guru dapat mengadakan tendakan
remedian untuk mengembalikan kondisi belajar yang
optimal. Beberapa strategi yang dapat digunakan oleh guru
adalah :
a) Memodifikasi tingkah laku; beberapa langkah yang
dipergunakan untuk mengorganisasi tingkah laku ialah : 1)
merincikan tingkah laku yang menimbulkan gangguan 2)
memilih norma yang realistis untuk tingkah laku yang menjadi
tujuan dalam program remedial. 3) bekerjasama dengan rekan
atau konselor. 4) memilih tingkah laku yang akan diperbaiki. 5)
memvariasikan pola penguatan yang tersedia misalnya dengan

16
cara meningkatkan tingkah laku yang diinginkan, mengajarkan
tingkah laku baru, mengurangi dan menghilangkan tingkah laku
yang tidak diinginkan dengan teknik tertentu, misalnya
menghapus penguatan, member hukuman, membatalkan
kesempatan, dan mengurangi hak.
b) Pengelolaan kelompok: pendekatan pemecahan masalah
kelompok dapat dikerjakan oleh guru sebagai salah satu
alternatif dalam mengatasi masala-masalah pengelolaan kelas.
Keterampilan yang diperlukan  antara lain: 1) melancarkan
tugas, 2) memelihara kegiatan kelompok.
c) Menentukan dan memecahkan tingkah laku yang menimbulkan
masalah: seperangkat cara yang dapat dikerjakan, menurut
Marshall, adalah: 1) pengabaian yang direncanakan, 2) campur
tangan dengan isyarat, 3) mengawasi dari dekat, 4) menguasai
perasaan yang mendasari terjadinya suatu perbuatan yang
negative, 5) mengugungkapkan perasaan siswa, 6)
memindahkan masalah yang bersifat mengganggu, 7) menyusun
kembali rencana belajar, 8) menghilangkan ketegangan dengan
humor, 9) memindahkan penyebab gangguan, 10) pengekangan
fisik, 11) pengasingan .
4. Keterampilan memimpin diskusi kelompok kecil
Diskusi Kelompok Kecil adalah suatu proses yang teratur
dengan melibatkan sekelompok siswa dalam interaksi tatap
muka kooperatif yang bertujuan berbagi informasi atau
pengalaman.
Diskusi kelompok kecil memiliki empat karakteristik yaitu
sebagai berikut
 Melibatkan sekelompok individu
 Melibatkan peserta dalam interaksi tatap muka
 Memiliki tujuan dan bekerja sama; serta
 Mengikuti aturan.
a. Tujuan memimpin diskusi kelompok kecil

17
Tujuan diskusi kelompok kecil, antara lain
1. Memupuk sikap toleransi; yaitu setiap siswa saling
menghargai terhadap pendapat yang dikemukakan oleh
setiap peserta didik.
2. Memupuk kehidupan demokrasi; yaitu setiap siswa
secara bebas dan bertanggung jawab terbiasa
mengemukakan pendapat, bertukar fikiran untuk
mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.
3. Mendorong pembelajaran secara aktif, yaitu siswa
dalam membahas sesuatu topic pembelajaran tidak
selalu menerima dari guru, akan tetapi melalui
kerjasama dalam kelompok diskusi siswa belajar
mengembangkan kemampuan berpikirnya.
4. Menumbuhkan rasa percayadiri; yaitu dengan kebiasaan
untuk berargumentasi yang dilakukan antar sesama
teman dalam kelompok diskusi, akan mendorong
keberanian dan rasa percaya diri mengajukan pendapat
maupun mencari solusi permasalahan.
b. Komponen memimpin diskusi kelompok kecil
Ada beberapa komponen dalam memimpin diskusi kelompok
kecil yaitu sebagai berikut:
1) Pemusatan perhatian
Selama diskusi berlangsung, guru harus dapat memusatkan
perhatian siswa. Pemusatan perhatian dapat dikerjakan dengan
cara :
a. Merumuskan tujuan atau topic diskusi
b. Menyatakan masalah-masalah yang spesifik dan menegaskan
kembali bila terjadi penyimpangan.
c. Menandai dengan cermat pembicaraan yang tidak relavan yang
akan menyimpang
d. Membuat rangkuman sementara sebelim melanjuttkan kepada
masalah berikutnya.

18
2) Memperjelas permasalahan
Permasalahan dapat di perjelas dengan cara :
a) Merangkum ide-ide siswa.
b) Melacak komentar siswa.
c) Menguraikan atau memperluas pandangan siswa dengan
cara memberikan informasi tambahan.
3) Menganalisa pandangan siswa
Analisis pandangan siswa berkaitan erat dengan usaha guru
memperjelas permasalahan. Maksudnya agar kelompok tetap
berada dalam suasana partisipasi dan konstruktif.
4) Meningkatkan urutan pikiran siswa
Kemampuan guru dalam meningkatkan urutan pendapat
siswa sangat penting dalam usaha mengembangkan kemampuan
siswa berpikir kritis. Beberapa cara yang dapat dikerjakan oleh
guru adalah
a. Mengajukan pertanyaan kunci yang menantang siswa.
b. Memberikan contoh-contoh verbal maupun non-verbal.
c. Menghangatkan dan memancing suasana dengan
mengajukan pertanyaan yang mengundang perbedaan
pendapat.
d. Memberikan dukungan terhadap urunan pendapat siswa.
5)  Menyebarkan kesempatan berpartisipasi
Partisipasi semua kelompok sangat penting. Untuk itu
diperlukan kemampuan guru meningkatkannya. Beberapa usaha
yang dapat dilakukan oleh guru antara lain :
a) Memberikan pertanyaan langsung kepada siswa yang
kurang berpartisipasi.
b) Mencegah kegaduhan, menghindarkan pembicaraan
serentak.
c) Mencegah secara bijaksana siswa yang suka memonopoli
pembicaraan.

19
d) Mendorong siswa untuk memberi komentar terhadap
pendapat teman.
6) Menutup diskusi
Keterampilan menutup diskusi dapat di identifikasikan sebagai :
a) Membuat rangkuman secara jelas dan singkat tentang butir-
butir yang penting.
b) Memberitahukan langkah tindak lanju thasil diskusi.
c) Mengajak siswa menilai hasil dan proses diskusi.
5. Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil dan Perorangan
Mengajar kelompok kecil dan perorangan diartikan sebagai
perbuatan guru dalam konteks belajar-mengajar yang hanya
melayani 3-8 siswa untuk kelompok kecil, dan hanya seorang
untuk perorangan. Pada dasarnya bentuk pengajaran ini dapat
dikerjakan dengan membagi kelas dalam kelompok-kelompok
yang lebih kecil.
kelompok kecil dan perorangan
Menurut Mulyasa keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil
bertujuan sebagai berikut:[32]
1)        Siswa dapat saling memberi informasi atau pengalaman dalam menjelajahi
gagasan baru atau masalah yang harus dipecahkan oleh mereka.
2)        Siswa dapat mengembangkan pengetahuan dan kemampuan untuk berpikir dan
komunikasi.
3)        Siswa terlibat dalam perencanaan dan pengambilan keputusan
b.    Komponen keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan
Ada empat komponen yang perlu dikuasai guru untuk pengajaran kelompok
kecil dan perorangan, yakni :
1)   Keterampilan mengadakan pendekatan secara pribadi.
Prinsip yang penting dalam pengajaran kelompok kecil dan perorangan adalah
terjadinya hubungan yang akrab antara guru dan siswa. Suasana ini dapat
diciptakan dengan cara :
a)    Menunjukkan  kehangatan dan kepekaan terhadap kebutuhan siswa
b)   Memberikan respon positif terhadap pikiran siswa

20
c)    Membangun hubungan saling mempercayai
d)   Menunjukkan kesiapan untuk membantu siswa tanpa kecendrungan mengambil
alih atau mendominasi tugas siswa
e)    Mendengarkan secara simpati
f)    Menrima perasaan siswa dengan penuh pengertian dan keterbukaan
g)   Berusaha mengendalikan situasi sehingga siswa merasa aman, merasa dibantu
serta merasa menemukan alternative pemecahan masalah yang dihadapi
2)   Keterampilan mengorganisasi
Keterampilan yang diperlukan dalam peran guru sebagai organisator selama
pelajaran berlangsung adalah:
a)    Memberikan orientasi umum terhadap tujuan, tugas atau masalahyang dapat
dipecahkan secara jelas
b)   Memvariasikan kegiatan yang mencakup penetapan ruangan kerja, peralatan,
cara kerja, aturan, dan waktu.
c)    Membentuk kelompok yang tepat pada berbagai tugas dan kebutuhan siswa
d)   Mengkordinasikan kegiatan dengan cara melihat kemajuan serta penggunaan
materi dan sumber sehingga dapat memberikan bantuan dengan tepat
e)    Membagi-bagi perhatian kepada berbagai tugas dan kebutuhan siswa sehingga
guru siap datang membantu siapa saja yang memerlukannya.
f)    Mengakhiri kegiatan dengan suatu kulminasi yang dapat berupa laporan hasil
dan kesimpulan dari kegiatan
3)   Keterampilan membimbing dan memudahkan belajar
Keterampilan ini memerlukan untuk membantu siswa maju tanpa mengalami
frustasi. Adapun beberapa keterampilan yang menunjang adalah ;
a)    Memberikan penguatan
b)   Mengembangkan supervise proses awal yang dikerjakan dengan tujuan melihat
apakah siswa sudah bekerja sesuai dengan arah, member bantuan bila diperlukan,
dan sebagainya.
c)    Mengadakan supervise proses lanjut, dikerjakan setelah kegiatan berjalan lama,
dan sifatnya selektif. Interaksi yang muncul dapat berupa memberikan bimbingan
tambahan, melibatkan diri sebagai peserta untuk memotivasi siswa, memimpin
diskusi, dan sebagai katalisator.

21
d)   Mengadakan supervise pemaduan, dikerjakan untuk mengetahui dan menilai
sejauh mana tujuan telah dapat dicapai dalam rangka menyiapkan pelaksanaan
rangkuman dan pemantapan. Pada akhirnya siswa dapat saling belajar serta
memperoleh wawasan yang menyeluruh tentang kegiatan tersebut.
4)   Keterampilan merencanakan dan melaksanakan kegiatan belajar mengajar
Keterampilan ini meliputi :
a)    Membantu siswa menetapkan tujuan pelajaran
b)   Merencanakan kegiatan belajar siswa
c)    Berperan sebagai penasehat bagi siswa bila perlu
d)   Membantu menilai pencapaian dan kemajuan sendiri

22
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Keterampilan dasar mengajar (teaching skill) adalah kemampuan atau
keterampilan yang khusus yang harus dimiliki oleh guru, dosen,
instruktur agar dapat melaksanakan tugas mengajar secara efektif,
efisien dan professional. Dengan demikan keterampilan dasar
mengajar berkenaan dengan beberapa kemampuan atau keterampilan
yang bersifat mendasar dengan beberapa kemampuan atau
keterampilan yang bersifat mendasar dan melekat harus dimiliki dan
diaktualisasikan oleh setiap guru, dosen, atau instruktur dalam
melaksanakan tugasnya
2.  Macam-macam keterampilan dasar mengajar adalah :
a) Keterampilan bertanya
b) Keterampilan memberi penguatan
c) Keterampilan mengadakan variasi
d) Keterampilan Menjelaskan
e) Keterampilan membuka dan menutup pelajaran
f) Keterampilan mengelola kelas
g) Keterampilan memimpin diskusi kelompok kecil
h) Keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan.
C. Saran
Kami  merasa bahwa pada makalah ini banyak sekali kekurangan, oleh karena
kurangnya pengetahuan pada saat pembuatan makalah, kami sebagai penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun kepada pembaca agar kami
dapat membuat makalah yang lebih baik lagi.

23
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Sabri, M.Pd. Strategi Belajar Mengajar Dan Micro Teaching. (Jakarta. Penerbit
Quantum Teaching: 2005)
Deni Novalita. keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan diakses
di http://deninovalita.blogspot.co.id/2013/03/keterampilan-mengajar-kelompok-
kecil.html
Erlinady. Keterampilan Membimbing diskusi diakses
di Elinady.blogspot.in/2014/02/ keterampilan-membimbing-diskusi.html?m=1
Fabrani Rusyan, dkk. Pendekatan dalam Proses belajar mengajar. (Bandung. Remaja
Rosdakarya: 1989)
Hasibuan,dkk. Proses Belajar Mengajar. (Bandung. PT Remaja Rosdakarya: 2012 )
Nurul adillah. keterampilan dasar mengajar diakses di http://isminuruladillah.
blogspot.co .id/ 2015/11 /makalah-keterampilan-dasar-mengajar.html
Soetomo. Dasar-dasar Interaksi Belajar Mengajar. (Surabaya. Usaha Nasional : 1993.)
Syaiful Bahra Djamarah, Guru Dan Peserta didik Dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta:
RinekaCipta, 2014)

24

Anda mungkin juga menyukai