UNIT TERKAIT
PENCEGAHAN INFEKSI
NO. DOKUMEN REVISI : HALAMAN
4
800/04/Kep.RSUD/I/ 1/1
2015
TANGGAL TERBIT: DITETAPKAN OLEH
DIREKTUR
PEMERINTAH DAERAH 07 JANUARI 2015
KABUPATEN BARITO
UTARA
RSUD MUARA TEWEH
STANDAR OPERASIONAL drg. DWI AGUS SETIJOWATI
PROSEDUR NIP. 1967080027 199303 2 7
PENGERTIAN Upaya agar tidak terjadi infeksi baik terhadap diri sendiri, orang
lain, dan lingkungan akibat terpapar oleh darah dan cairan
penderita.
TUJUAN 1. Mencegah infeksi umum
2. Meminimalkan resiko penyebaran penyakit yang berbahaya
seperti Hepatitis B, TBC dan HIV/AIDS kepada pasien, kepada
petugas kesehatan, termasuk petugas kebersihan dan rumah
tangga.
KEBIJAKAN 1. Melindungi diri dengan sarana sesuai standar.
2. Mengelola pembuangan sampah
3. Proses dekontaminasi, cuci bilas-sterilisasi
PROSEDUR 1. Melindungi diri sendiri selaku petugas kesehatan :
a. Prinsip bahwa setiap orang (pasien dan petugas kesehatan)
harus dianggap berpotensi menularkan infeksi;
b. Cuci tangan adalah prosedur yang paling praktis dan
mencegah kontaminasi silang;
c. Pakailah sarung tangan sebelum menyentuh setiap kulit yang
luka, selaput lendir (mukosa) darah dan cairan tubuh lainnya
(sekret);
d. Gunakanlah pelindung barier seperti kacamata (goggles),
masker, celemek (apron) pada setiap kali melakukan kegiatan
pelayanan yang diantisipasi dapat terkena percikan atau
terkena darah dan cairan-cairan tubuh pasien;
e. Selalu melakukan tindakan/ prosedur menurut langkah yang
aman seperti tidak membengkokan jarum dengan tangan,
memgang alat medik dan memprosesnya dengan benar,
membuang dan memproses sampah medik dengan benar;
2. Pengelolaan Pembuangan Sampah
a. Sampah yang tidak terkontaminasi dibuang ke tempat bak
sampah biasa;
b. Sampah medik yang terkontaminasi darah atau cairan tubuh
rendam dengan cairan byclean (1:9) dengan menggunakan
sarung tangan, sebelum dibuang ke pembuangan sampah;
c. Sampah medik padat dibakar dalam incinerator
d. Setelah membuang sampah yang berpotensi infeksi, tangan
petugas, sarung tangan dan tempat sampah harus dicuci;
3. Proses Dekontaminasi (Terlampir)
MENCUCI TANGAN
NO. DOKUMEN REVISI : HALAMAN
800/05/Kep.RSUD/I/ 1/1
5
2015
TANGGAL TERBIT: DITETAPKAN OLEH
DIREKTUR
PEMERINTAH DAERAH 07 JANUARI 2015
KABUPATEN
BARITO UTARA
RSUD MUARA TEWEH
STANDAR OPERASIONAL drg. DWI AGUS SETIJOWATI
PROSEDUR NIP. 1967080027 199303 2 7
PENGERTIAN Mencuci tangan adalah proses secara mekanik melepaskan kotoran
debris dari kulit tangan dengan menggunakan sabun biasa dan air.
TUJUAN 1. Mencegah infeksi yang ditularkan melalui tangan
2. Menghilangkan semua kotoran dan debris serta menghambat
atau membunuh mikroorganisme pada kulit
KEBIJAKAN
PROSEDUR 1. Bersihkan tangan dengan air mengalir yang bersih
2. Tuangkan 3-5 cc sabun cair untuk menyabuni seluruh
permukaan tangan
3. Ratakan dengan kedua telapak tangan
4. Gosok punggung dan sela jari-jari tangan kiri dan tangan kanan
dan sebaliknya.
5. Gosok kedua telapak tangan dan sela-sela jari.
6. Jari-jari sisi dalam dari kedua tangan saling mengunci
7. Gosok ibu jari kiri berputar dengan menggenggam tangan
kanan dan dilakukan sebaliknya.
8. Gosok dengan memutar ujung jari-jari di telapak tangan kiri
dan sebaliknya.
9. Bilas kedua tangan dengan air mengalir
10. Keringkan dengan handuk sekali pakai atau tisu towel sampai
benar-benar kering
11. Gunakan handuk sekali pakai atau tisu towel untuk menutup
kran
UNIT TERKAIT
07 JANUARI 2015
PEMERINTAH DAERAH
KABUPATEN BARITO UTARA
RSUD MUARA TEWEH
drg. DWI AGUS SETIJOWATI
STANDAR OPERASIONAL NIP. 1967080027 199303 2 7
PROSEDUR
UNIT TERKAIT Kamar Operasi, Rawat Inap dan Rawat Jalan semua unit yang
melakukan prosedur.
MENGGUNAKAN MASKER
NO. DOKUMEN REVISI : HALAMAN
7
800/07/Kep.RSUD/I/2015 1/1
TANGGAL TERBIT: DITETAPKAN OLEH
DIREKTUR
07 JANUARI 2015
UNIT TERKAIT OK, Rawat Inap, Rawat Jalan, Laboratorium, Radiologi dan unit
yang telah melakukan suatu prosedur.
10
UNIT TERKAIT
12
MEMAKAI TOPI
NO. DOKUMEN REVISI : HALAMAN
800/11/Kep.RSUD/I/ 1/1
2015
TANGGAL TERBIT: DITETAPKAN OLEH
PEMERINTAH DAERAH DIREKTUR
07 JANUARI 2015
KABUPATEN BARITO
UTARA
RSUD MUARA TEWEH
STANDAR OPERASIONAL drg. DWI AGUS SETIJOWATI
PROSEDUR NIP. 1967080027 199303 2 7
PENGERTIAN Alat pelindung pada daerah kepala terutama rambut dan kulit
kepala
TUJUAN Untuk menutup rambut dan kulit kepala sehingga serpihan kulit
tidak masuk ke dalam luka dan tidak mengganggu penglihatan
selama melakukan tindakan.
KEBIJAKAN
PROSEDUR 1. Ambil pelindung kepala yaitu topi
2. Pasangkan pada kepala kemudian dipaskan
UNIT TERKAIT
13
UNIT TERKAIT
14
UNIT TERKAIT
15
TUJUAN 1. Memberikan reaksi obat yang lebih cepat dari pada peroral
2. Memungkinkan untuk menyuntikkan sejumlah volume yang
lebih banyak (maksimal 20 cc)
KEBIJAKAN -
PERSIAPAN 1.Spuit dan jarum sesuai dengan kebutuhan
2.Kapas alcohol
3.Kikir ampul
4.Obat yang akan disuntikkan pada aquabidest
5.Bak injeksi
6.Handscone
7.Bengkok
8.Trolly injeksi yang berisi tempat sampah, tempat ampul,
plester tempat jarum
9. Catatan perawat.
800/16/Kep.RSUD/I/2015 1/1
TANGGAL TERBIT: DITETAPKAN OLEH
DIREKTUR
07 JANUARI 2015
PEMERINTAH DAERAH
KABUPATEN
BARITO UTARA
RSUD MUARA TEWEH drg. DWI AGUS SETIJOWATI
STANDAR OPERASIONAL NIP. 1967080027 199303 2 7
PROSEDUR
PENGERTIAN Memberikan obat melalui suntikan di bawah kulit yang dilakukan
pada lengan atas daerah luar, kaki bagian atas, dan daerah sekitar
pusat.
TUJUAN Agar obat dapat meyebar dan diserap secara perlahan
KEBIJAKAN –
PERSIAPAN 1. Spuit insulin/spuit 1 cc
2. Kapas alcohol
3. Bakinjeksi
4. Perlak
5. Obat yang dibutuhkan
6. Bengkok
7. Catatan pemberian obat injeksi
8. Alat tulis
PROSEDUR 1. Beri penjelasan pada pasien tentang obat yang akan diberikan
2. Perawat cuci tangan
3. Tentukan daerah yang akan disuntik dan lakukan desinfeksi
dengan kapas alcohol
4. Perhatikan prinsip 12 benar (12 B)
5. Masukkan obat kedalam spuit sesuai program dokter
6. Masukan jarum suntik dengan posisi 90° bila memakai jarum
kecil (panjangnya 1 cm) atau dibawah 45° bila memakai jarum
yang lebih panjang
7. Lakukan asoirasi dan pastikan jarum tidak masuk kepembuluh
darah
8. Masukkan obat dengan perlahan-lahan
9. Observasi kondisi/reaksi pasien
10. Cabut jarum dan desinfeksi kulitdengan alcohol
11. Bereskan pasien dan alat-alat
12. Perawat cuci tangan
13. Dokumentasi pada catatan pemberian obat injeksi obat yang
telah disuntikkan, berita tandatangan dan nama terang petugas
yang memberikan
Perhatikan:
1. Pada pasien yang mendapat sejumlah suntikan subkutan, kita
harus secara terus menerus berganti tempat penusukan
2. Jangan menyuntik pada tempat dimana ada bekas jaringan yang
terluka atau tempat dimana terjadi edema.
KEBIJAKAN –
PERSIAPAN A. Persiapan Alat:
1. Spuit + Jarum steril
2. Kapas alcohol
3. Bak injeksi
4. Obat yang dibutuhkan
5. Kartu obat/catatan pemberian obat injeksi
6. Bengkok
7. Perlak
8. Alat tulis
B. Persiapan Pasien:
1. Identifikasi pasien
2. Kaji riwayat alergi
3. Beritahu dan jelaksan pada pasien mengenai tindakan yang
akan dilakukan
4. Observasi reaksi pasien
2015
TANGGAL TERBIT: DITETAPKAN OLEH
DIREKTUR
PEMERINTAH DAERAH 07 JANUARI 2015
KABUPATEN
BARITO UTARA
RSUD MUARA TEWEH
STANDAR OPERASIONAL drg. DWI AGUS SETIJOWATI
PROSEDUR NIP. 1967080027 199303 2 7
PENGERTIAN Suatu metode/pedoman dalam pemberian obat pada pasien.
TUJUAN Untuk mencegah terjadinya cedera pada pasien karena adanya
kesalahan obat atau pemberian obat.
KEBIJAKAN
PERSIAPAN 1. Obat yang dibutuhkan
2. Catatan pemberian obat/ kartu obat sesuai dengan cara
pemberian obat
3. Pulpen
4. Sarung tangan (k/p)
5. Baki obat/ bak suntik (kupet)
6. Spuit dengan jarum yang sesuai
7. Kapas alkohol
8. Bengkok
9. Segelas air
10. Label obat
11. Buku referensi obat
PROSEDUR 1. Perawat cuci tangan
2. Siapkan alat-alat
3. Bandingkan catatan pemberian obat/ kartu obat dengan
instruksi dokter sesuai prinsip 6 benar:
a. Benar pasien : periksa nama pasien, nomor RM, ruang, nama
dokter yang meresepkan pada catatan pemberian obat orat/
kartu obat
b. Benar obat : memastikan bahwa obat generic sesuai dengan
nama dagang obat, pasien tidak alergi pada kandungan obat
yang diberikan, dan memeriksa label obat dengan catatan
pemberian obat oral
c. Benar dosis : memastikan dosis yang diberikan sesuai
dengan rentang pemberian dosis untuk cara pemberian
tersebut, berat badan dan umur khususnya, periksa dosis
pada label obat untuk membandingkan dengan dosis secara
akurat
d. Benar waktu : periksa waktu pemberian obat sesuai dengan
waktu yang tertera pada catatan pemberian obat, (misal :
obat diberikan 2 kali sehari maka catatan pemberian obat
akan tertera waktu pemberian jam 6 pagi dan 6 sore
e. Benar cara : memeriksa label obat untuk memastikan obat
tersebut dapat diberikan sesuai cara yang diinstruksikan, dan
periksa cara pemberian pada catatan pemberian obat
f. Benar dokumentasi : setelah obat diberikan, harus
didokumentasikan, dosis, rute, waktu dan oleh siapa obat itu
diberikan. Pemberian obat sesuai dengan standar prosedur
yang berlaku di rumah sakit dan selalu mencatat informasi
yang sesuai mengenai obat yang telah diberikan serta respon
klien terhadap pengobatan
g. Benar pendidikan : Kesehatan Perihal Medikasi Klien :
Perawat mempunyai tanggung jawab dalam melakukan
pendidikan kesehatan pada pasien, keluarga, dan masyarakat
luas terutama yang berkaitan dengan obat seperti manfaat
obat secara umum, penggunaan obat yang baik dan benar,
alasan terapi obat dan kesehatan yang menyeluruh, hasil
yang diharapkan setelah pemberian obat, efek samping dan
reaksi yang merugikan dari obat, interaksi obat dengan obat
dan obat dengan makanan, perubahan-perubahan yang
diperlukan dalam menjalankan aktivitas sehari-hari selama
sakit dan sebagainya.
20
TERAPI INHALASI
NO. DOKUMEN REVISI : HALAMAN
800/20/Kep.RSUD/I/ 1/1
2015
TANGGAL TERBIT: DITETAPKAN OLEH
22
IRIGASI LAMBUNG
NO. DOKUMEN REVISI : HALAMAN
800/21/Kep.RSUD/I/ 1/1
2015
TANGGAL TERBIT: DITETAPKAN OLEH
23
HENTI JANTUNG
(CARDIAC ARREST)
NO. DOKUMEN REVISI : HALAMAN
800/23/Kep.RSUD/I/ 1/1
2015
TANGGAL TERBIT: DITETAPKAN OLEH
25
Diagnosis Banding:
Hipertensi urensi
Pemeriksaan PenunjangL
EKG, Elektrolit, Fungsi Ginjal, LFT, Hb, Ht
Terapi
Istirahat setengah duduk, Infus Line D5%. Diet Lunak Rendah
Garam
Furosemid inj 20-40 mg/6 jam
Clonidin 1 amp (150 ug) diencerkan ke dalam 10 cc D5% Iv pelan-
pelan (10 Menit)
Periksa tekanan darah tiap 5 menit selama 1 jam . Sasaran diastolik
≤ 120 mmHg
Apabila diastolik turun ≤120 mmHg. Clonidin inj stop diberikan.
Periksa tekanan darah tiap jam. Suatu saat apabila diastolik ≥120
mmHg ulang pemberian Clonidin
Apabila Diastolik turun, tetapi > 120 mmHg ulang pemberian
Clonidin Inj. Max 3 kali.
Apabila Diastolik tetap/naik. Clonidin dri[ (7 amp (15ug) dalam
5 cc D5% Mulai 10 tetes/menit, ditingkatkan 10 tetes/menit tiap
jam sampai sasaran tercapai
Hitung jumlah kebutuhan Clonidin dalam 24 jam
Dapat ditambahkan Nifedipin sublingual
Prognosis
Baik, Bila terkendali.
UNIT TERKAIT Rawat Inap, Rawat Jalan Rekam Medik Laboratorium
HIPERTENSI GAWAT
NO. DOKUMEN REVISI : HALAMAN
800/25/Kep.RSUD/I/ 1/1
2015
TANGGAL TERBIT: DITETAPKAN OLEH
PEMERINTAH DAERAH DIREKTUR
27
Diagnosis Banding:
Hipertensi emergency
Pemeriksaan Penunjang:
EKG, Elektrolit, Fungsi Ginjal, LFT, Hb, Ht
Terapi
Istirahat setengah duduk, Infus Line D5%. Diet Lunak Rendah
Garam
Furosemid inj 20-40 mg/6 jam
Nifedipin sublingusi 10 mg
Periksa tekanan darah tiap 1jam. Sasaran diastolik ≤ 120 mmHg
Apabila diastolic turun ≤120 mmHg. Nifedipin stop diberikan.
Periksa tekanan darah tiap jam. Suatu saat apabila diastolic ≥120
mmHg ulang pemberian Nifedipin.
Apabila Diastolik turun, tetapi > 120 mmHg ulang pemberian
Nifedipin Max 3 kali.
Apabila Diastolik tetap/naik. Ganti ACE inhibitor Captopril 25
mg.
Prognosis
Baik, Bila terkendali.
UNIT TERKAIT Rawat Inap, Rawat Jalan Rekam Medik Laboratorium
BARITO UTARA
RSUD MUARA TEWEH
STANDAR OPERASIONAL drg. DWI AGUS SETIJOWATI
PROSEDUR NIP. 1967080027 199303 2 7
PENGERTIAN Suatu keadaan syokakibat reaksi antigen antibody oleh berbagai
etimologi.
TUJUAN Untuk memberikan pertolongan yang cepat dan tepat.
KEBIJAKAN Pertolongan pertama untuk life saving boleh dilakukan oleh perawat
yang berpengalaman dan berpengetahuan.
PROSEDUR A. Persiapan:
1. O2
2. Infus set, abocath, Plaster
3. Cairan infus RL, NaCl 0,9 %, Dextran 70 atau cairan lain
sesuai indikasi
4. Epinephin (Adrenalin) 1 : 10
5. Depenhidramin 50 mg
6. Amynophylin Injeksi
7. Spuit
8. Dexamenthason
9. Set Tracheastomi
10. Set Intubasi
11. EKG, monitor, tensimeter, stetoscop.
B. Pelaksanaan:
1. Mencuci tangan
2. Memasang handscoend.
3. Bebaskan jalan nafas
4. Beri oksigen dengan face mask 5 – 800 liter/ menit
5. Pasang infus NaCl 0,9% RL atau Dextran 70
6. Bila tidak ada dokter, berikan:
a. Epinefrin/adrenalin 1: 10 0,3 – 0,6 mg second/menit
diulan setiap 15- 20 menit sesuai kebutuhan
b. Bila terjadi lanjutan anafilaktik berikan larutan epinefrin
1 : 10 sebanyak 10 cc IV pelan-pelan selama 5 – 10
menit
c. Kolaborasi aminofilin 0,45 mg/Kg/Jam atau 4 – 7
mg/Kg bolos selama 15 – 29 menit
d. Lakukan EKG, elektrolit darah, AGD.
e. Monitor visual sign antara 15 menit.
f. Pasang monitor EKG, bila ada.
g. Mencuci tangan
h. Melakukan pendokumentasian dengan tepat pada
catatan keperawatan
UNIT TERKAIT Seluruh Instalasi, Ruangan, Bagian Unit di RSUD Muara Teweh
SYOK HIPOVOLEMIK
NO. DOKUMEN REVISI : HALAMAN
800/27/Kep.RSUD/I/2015 1/1
TANGGAL TERBIT: DITETAPKAN OLEH
DIREKTUR
07 JANUARI 2015
PEMERINTAH DAERAH
KABUPATEN BARITO UTARA
29
B. Pelaksanaan:
1. Mencuci tangan
2. Memasang hand scoend.
3. Berikan posisi pasien trendelenburg (kepala lebih rendah
dari kaki).
4. Bebaskan jalan nafas k/p tracheal intubasi.
5. Berikan O2 masker 3 – 5 liter/menit atau sesuai indikasi.
6. Beri IVFD RI/ Assering 2 line yaitu 4 – 5 x jumlah per
luaran, cairan keluar sebagai cairan dasar.
7. Kolaborasi pemberian darah apabila pasien pendarahan
>20% volume cairan tubuh.
8. Memonitor cairan keluar.
9. Monitoring kebutuhan cairan dengan CVD.
10. Obs vital sign setiap 5’ pada kondisi belum stabil
selanjutnya setiap jam.
11. Siapkan obat-obatan inotropik atau kronotropik apabila
setelah diberikan cairan cukup tidak ada peningkatan
perfusi yaitu adronalin, dopamine, noar adrenalin.
12. Monitor Ronchisetiaplodding 5 cc.
13. Lakukan pemeriksaan ECG, lab (Elektrolit, AGD) thorax
foto untuk memonitor adanya oedem paru (kolaboratif).
14. Lanjutkan therapy definitive sesuai penyebab syok
hypovolumik sesuai program dokter.
15. Mencuci tangan.
16. Melakukanpendokumentasianpadacatatanperawatan.
UNIT TERKAIT Seluruh Instalasi, Ruangan, Bagian Unit di RSUD Muara
Teweh
B. PELAKSAAN :
Pengukuran suhu pada ketiak
- Perawat cuci tangan;
- Alat-alat dibawa ke dekat penderita;
- Pasien diberi tahu;
- Bila perlu lengan baju pasien dibuka, jika ketiak pasien
basah harus dikeringkan;
- Thermometer dicek kembali lalu dipasang tepat pada
resevoirnya, jepitkan di tengah-tengah ketiak;
- Lengan pasien yang bersangkutan dilipatkan ke dada setelah
10 menit thermometer diangkat langsung dibaca dengan
teliti dan dicatat pada buku catatan suhu.
- Thermometer dibersihkan dengan larutan sabun, memakai
potongan kassa/kapas alkohol kemudian dalam larutan
disinfektan lalu dibersihkan dengan air bersih dan
keringkan;
- Air raksa diturunkan dan thermometer dimasukkan ke dalam
tempatnya dan siap untuk dipakai pasien berikutnya.
STANDAR OPERASIONAL
drg. DWI AGUS SETIJOWATI
PROSEDUR
NIP. 1967080027 199303 2 7
PENGERTIAN Menyiapkan tempat tidur yang lengkap dengan segala
keperluannya untuk pasien
TUJUAN Dapatdigunakansewaktu-waktu
KEBIJAKAN 1. Bilamenerimapasienbaru
2. Setelahtempattidurdankeperluannyadibersihkan
B. PELAKSANAAN
1. Kasur diratakan
2. Sprei besar dipasang dengan cara:
- Garis tengah lipatan sprei harus tepat ditengah-tengah
kasur;
- Bagian atas sprei dimasukkan rata diawah kasur
sedalam kurang lebih 30 cm, demikian juga sprei pada
bagian kaki setelah ditarik setegang mungkin;
- Pada ujung sisi-sisi kasur dibuat sudut segitiga (<90º)
lalu seluruh tepi sprei besar dimasukkan kebawah
kasur dengan rapi dan tegang. Demikian juga sisi yang
lain;
- Perlak dipasang lebih 30 cm dari sisi tempat tidur di
bagian kepala, diberitali tipis-tipis dan rata;
- Sprei kecil dipasang rata diatas perlak, sisi-sisinya
dimasukkan bersama-sama perlak kebawah kasur
setegang mungkin;
- Selimut dilipat empat secara terbalik, dipasang pada
kasur bagian kaki, bagian atas yang terbalik
dimasukkan kebawah kasur;
- Bantal dipasangkan sarungnya, sudut-sudut bantal
dimasukkan benar-benar ke dalam sudut-sudut
sarungnya.
- Letakkan pada tempat tidur bagian kepala dan bagian-
bagian sarung bantal yang terbuka jangan menghadap
pintu masuk;
UNIT TERKAIT Semua Ruangan Rawat Inap dan Jalan
STANDAR OPERASIONAL
drg. DWI AGUS SETIJOWATI
PROSEDUR
NIP. 1967080027 199303 2 7
PENGERTIAN Meraba dan menghitung denyut nadi pada bagian-bagian tubuh
tertentu
TUJUAN 1. Untuk mengetahui kerja jantung dalam 1 menit
2. Untuk membantu menentukan diagnosa
3. Sewaktu-waktu bila pasien membutuhkan
KEBIJAKAN Dilaksanakan oelh semua perawat pada :
- Semua pasien baru;
Lihat lagi pengertian - Setiap pasien mondok;
- Sewaktu-waktu bila pasien memerlukan.
PROSEDUR A. PERSIAPAN ALAT & PASIEN :
1. Arloji tangan dengan penunjuk detik/ pols teller
2. Buku catatan suhu/nadi dan pulpen
B. PELAKSANAAN
1. Perawat cuci tangan
2. Pasien diberitahukan supaya tenang dan rileks boleh sambil
duduk atau berbaring
3. Waktu menghitung denyut nadi bersamaan dengan
pengukuran suhu.
4. Pada waktu menghitung denyut nadi pasien harus benar-benar
istirahat boleh tiduran atau duduk
5. Menghitung dengan meletakkan jari telunjuk dan jari tengah
di atas arteri Brachialis/femoralis/carotis
6. Lamanya menghitung ¼ menit hasilnya dikalikan 4 atau ½
menit hasilnya dikali 2
7. Pada anak-anak dihitung 1 menit
8. Hasilnya dicatat pada buku catatan
9. Pindah ke pasien lain.
UNIT TERKAIT Rawat Inap & Rawat Jalan
MENGHITUNG PERNAFASAN
NO. DOKUMEN REVISI : HALAMAN
800/75/Kep.RSUD/I/ 1/1
2015
TANGGAL TERBIT: DITETAPKAN OLEH
PEMERINTAH DAERAH DIREKTUR
07 JANUARI 2015
KABUPATEN
BARITO UTARA
RSUD MUARA TEWEH
33
STANDAR OPERASIONAL
drg. DWI AGUS SETIJOWATI
PROSEDUR
NIP. 1967080027 199303 2 7
PENGERTIAN Mengukur jumlah pernafasan (inspirasi) yang diikuti ekspirasi
dalam 1 menit
TUJUAN 1. Untuk mengetahui jumlah pernafasan dalam 1 menit
2. Untuk mengetahui keadaan umum pasien
3. Membantu menentukan diagnosa
KEBIJAKAN 1. Pada setiap pasien dengan kelainan paru-paru/trauma paru
2. Pada setiap Post Narcose Umum
3. Sewaktu-waktu bila dianggap perlu
PERSIAPAN Jam, pulpen, dan buku catatan
PROSEDUR 1. Perawat cuci tangan
2. Bersama waktu-waktu mengukur suhu dan setelah menghitung
denyut nadi tanpa diketahui pasien
3. Cara menghitungnya 1 menit
4. Cuci tangan
5. Hasilnya dicatat dalam buku khusus
STANDAR OPERASIONAL
drg. DWI AGUS SETIJOWATI
PROSEDUR
NIP. 1967080027 199303 2 7
PENGERTIAN Mengukur desakan darah pada dinding arteri
TUJUAN 1. Untuk mengetahui kerja jantung
2. Untuk menentukan diagnosa
3. Untuk memantau keadaan umum pasien
4. Untuk membantu memberikan terapi
KEBIJAKAN 1. Pada setiap pasien baru
2. Pemeriksaan ruti pada semua pasien rawat inap
3. Pada pasien yang sakit jantung/ ginjal/ hepar, dll
4. Pada pasien gawat, hipertensi dan penyakit berat lainnya
PROSEDUR A. PERSIAPAN PASIEN & ALAT :
1. Tensimeter
2. Stetoskop
3. Buku catatan
4. Pulpen
B. PELAKSANAAN :
1. Perawat cuci tangan
2. Lengan baju pasien dibuka atau digulung ke atas
3. Membalut (manset) dari tensimeter dipasang pada lengan atas
dengan pipa karetnya berada di sisi luar lengan. Membalutnya
jangan terlalu kuat atau terlalu longgar
4. Pompa dipasangkan
5. Denyut nadi brachialis diraba, lalu stetoskop ditekankan pada
darah tersebut
6. Sekrup balon karet ditutup, pegunci air raksa dibuka. Balon
dipompa sampai denyut arteri tidak terdengar lagi dan air
raksa di pipa gelas naik
7. Kemudian skrup balon dibuka sehingga air raksa
turunperlahan-lahan. Sambil melihat turunnya air raksa,
dengarkan denyutan pertama (systole) dan denyutan terakhir
(diastole)
UNIT TERKAIT Rawat Inap, Rawat Jalan, Ruang Tindakan
STANDAR OPERASIONAL
drg. DWI AGUS SETIJOWATI
PROSEDUR
NIP. 1967080027 199303 2 7
PENGERTIAN Menimbang berat badan dengan menggunakan timbangan badan
TUJUAN 1. Untuk mengetahui berat badan pasien
2. Untuk mengetahui naik/turunnya berat badan pasien
3. Untuk membantu diagnose
KEBIJAKAN 1. Pada setiap pasien baru
2. Pasien diabetes mellitus, pasien penyakit jantung, nephritis,
pasien oedem secara rutin
3. Ibu hamil, bayi dan anak
4. Pasien tertentu bila diperlukan
PROSEDUR A. PERSIAPAN ALAT DAN PASIEN :
1. Timbangan
2. Buku catatan timbangan
3. Pulpen
4. Perawat cuci tangan
5. Pasien diberitahukan supaya tas, sepatu/ sandal dilepas serta
pakaian yang seringan mungkin
B. PELAKSANAAN
1. Bila pasien dapat berjalan, disuruh naik sendiri di atas
timbangan
2. Bacalah angka pada petunjuk jarum yang tepat, hasilnya
dicatat
STANDAR OPERASIONAL
drg. DWI AGUS SETIJOWATI
PROSEDUR
NIP. 1967080027 199303 2 7
PENGERTIAN Mengukur tinggi badan dengan menggunakan alat pengukur tinggi
badan
TUJUAN 1. Mengetahui tinggi badan, perkembangan tinggi badan pasien
2. Membantu menentukan status gizi, diet, dll
KEBIJAKAN 1. Pada setiap pasien baru
2. Ibu hamil, bayi, dan anak
3. Pasien tertentu bila diperlukan
PROSEDUR A. PERSIAPAN PASIEN DAN ALAT :
1. Alat pengukur tinggi badan cm dan penggaris
2. Memberitahu pasien mengenai prosedur yang akan
dilaksanakan
B. PELAKSANAAN :
1. Mencuci tangan
2. Pada pasien yang dapat berdiri memakai alat pengukur yang
tertempel di dinding
3. Pada pasien yang tidak bisa berdiri diukur dengan memakai
cm segitiga siku-siku
4. Membereskan peralatan
5. Mencuci tangan
6. Mencatat tinggi badan pasien pada status pasien
UNIT TERKAIT Rawat Inap dan Rawat Jalan
B. PELAKSANAAN
1. Mencuci tangan
2. Plester dan balutan dibuka
3. Kain kasa yang kotor diangkat memakai pinset, memasukkan
ke dalam bengkok/ kantong plastic
4. Bersihkan daerah luka dengan kapas sublimat, lakukan kesatu
arah saja, lalu kapasnya dibuang lakukan sampai bersih
5. Pinset yang kotor dimasukkan ke dalam bengkok yang
tersedia.
6. Dengan pinset yang steril, ambil kasa steril yang telah
dibasahi dengan cairan obat, kemudian diperas dengan dua
pinset, bentangkan dan letakkan secukupnya di atas luka lalu
ditutup dengan kasa steril yang kering, kemudian
dibalut/diplester
7. Membersihkan alat
8. Cuci tangan
9. Mendokumentasikan
UNIT TERKAIT Rawat Inap dan Rawat Jalan
STANDAR OPERASIONAL
drg. DWI AGUS SETIJOWATI
PROSEDUR
NIP. 1967080027 199303 2 7
PENGERTIAN Membersihkan kirbat es pada leher
TUJUAN Mengurangi perdarahan dan rasa sakit
KEBIJAKAN Dilakukan pada pasien post operasi tonsilektomi atau pada pasien
sesuai indikasi medis
PROSEDUR A. PERSIAPAN ALAT DAN PASIEN :
1. Kirbat es di leher diisi dengan potongan-potongan es 2/3
bagiann, lalu sarungnya dipasang
2. Pasien diberitahu maksud dari pemasangan kirbat es
B. PELAKSANAAN
1. Mencuci tangan
2. Pasang perlak dan alsnya di bawah leher dan bahu
3. Kirbat es dipasang pada leher dan bahu
4. Observasi respon pasien
5. Mencuci tangan
6. Mencatat tindakan yang telah dilakukan
7. Pasien diperiksa setiap jam, dan perhatikan apakah ada
kelainan pada kulit Cyanosis, pucat dan perhatikan apakah
ada perdarahan pada luka post operasi seperti muntah darah
8. Memasang kirbat es leher tutupnya harus di sebelah luar
C. HASIL
1. Perdarahan berkurang
2. Rasa sakit berkurang
UNIT TERKAIT Rawat Inap
STANDAR OPERASIONAL
drg. DWI AGUS SETIJOWATI
PROSEDUR
NIP. 1967080027 199303 2 7
PENGERTIAN Mengganti alat tenun kotor pada tempat tidur tanpa memindahkan
pasien
TUJUAN 1. Memberikan perasaan senang pada pasien
2. Mencegah terjadinya decubitus
3. Memelihara kebersihan dan kerapian
KEBIJAKAN Tempat tidur, dimana pasiennya harus istirahat secara mutlak (total
bedrest), pasien sakit keras atau pasien tidak sadar
PROSEDUR 1. Menyiapkan kelengkapan alat :
- Alat tenun bersih yang diperlukan disusun menurut urutan
penggunaan;
- Kursi/bangku;
- Tempat tertutup untuk pakaian kotor;
- Ember berisi larutan desinfektan;
- Lap kerja sehelai kering/basah;
- Pasien diberi penjelasan;
2. Menyiapkan lingkungan
3. Menyiapkan pasien
UNIT TERKAIT Semua Ruangan Rawat Inap
STANDAR OPERASIONAL
drg. DWI AGUS SETIJOWATI
PROSEDUR
NIP. 1967080027 199303 2 7
PENGERTIAN Menolong memotong kuku pasien yang panjang karena tidak dapat
melakukan sendiri
TUJUAN 1. Menjaga kebersihan
2. Mencegah timbulnya luka
KEBIJAKAN Tempat tidur, dimana pasiennya harus istirahat secara mutlak (total
bedrest), pasien sakit keras atau pasien tidak sadar
PROSEDUR A. PERSIAPAN ALAT DAN PASIEN :
1. Gunting/ pemotong kuku
2. Handuk
3. Bengkok
4. Kom berisi air hangat
5. Sabun
6. Sikat kuku
7. Aceton 9 kalau perlu
8. Kapas
9. Pasien diberitahukan
B. PELAKSANAAN :
1. Memotong kuku pada jari-jari tangan:
- Tangan direndam di dalam air hangat selama 1-2
menit untuk melunakkan kuku;
- Bila kuku sangat kotor disikat dengan sikat tanganb
dan sabun lalu dibilas dengan air hangat, dikeringkan
dengan handuk;
- Tangan ditaruh di atas bengkok supaya potongan kuku
tidak berserakan. Memotong kuku pada jari tangan
sesuai dengan lengkungan kuku.
2. Memotong kuku pada jari-jari kaki;
- Kaki direndam dalam air hangat dalam Waskom
selama 2-3 menit (karena kuku kaki lebih keras)
- Kalau kotor dikerjakan sama seperti di atas;
- Kuku kaki dipotong lurus lalu dibersihkan dengan
sikat;
- Bereskan alat-alat;
- Cuci tangan.
Perhatian :
1. Memotong kuku jangan terlalu dalam, karena dapat
menimbulkan luka;
2. Pada pasien yang dapat melakukan sendiri tetapi tidak
sempurna harus dibantu oleh perawat;
3. Bila cat kuku dibersihkan dengan aceton
UNIT TERKAIT Semua Ruangan Rawat Inap dan Rawat Jalan
MENYISIR RAMBUT
NO. DOKUMEN REVISI : HALAMAN
800/77/Kep.RSUD/I/ 1/1
2015
TANGGAL TERBIT: DITETAPKAN OLEH
PEMERINTAH DAERAH DIREKTUR
07 JANUARI 2015
KABUPATEN
BARITO UTARA
RSUD MUARA TEWEH
41
STANDAR OPERASIONAL
drg. DWI AGUS SETIJOWATI
PROSEDUR
NIP. 1967080027 199303 2 7
PENGERTIAN Mengatur rambut dengan serapi-rapinya dengan menggunakan sisir
rambut.
TUJUAN 1. Memberikan rasa senang,
2. Agar rambut dapat terpelihara dengan baik dan kelihatan rapi,
3. Merangsang kulit kepala,
4. Mencegah bersarangnya kutu kepala/kotoran yang lain, dan
5. Melihat kelainan pada kulit kepala.
Perhatian :
1. Pada rambut yang kusut terlebih dahulu diberi air atau minyak
dan diuraikan dengan tangan. Bila tidak bisa sama sekali
dengan persetujuan pasien rambut dipotong
2. Bila ada kutu, ketombe, dan rambut yang selalu rontok harus
segera dilaporkan kepala kepala ruangan/dokter
3. Menyisir rambut harus hati-hati supaya tidak menyakiti/
mrlrlahkan pasien dengan cara memegang rambut diatas yang
akan disisir
4. Sebaiknya setiap pasien mempunyai sisir sendiri
UNIT TERKAIT Semua Ruangan Rawat Inap
STANDAR OPERASIONAL
drg. DWI AGUS SETIJOWATI
PROSEDUR
NIP. 1967080027 199303 2 7
PENGERTIAN Membersihkan bulu/rambut pada daerah sekitar yang akan
dilakukan operasi dengan menggukanan alat cukur
TUJUAN 1. Agar dalam tindakan pembedahan tidak terjadi infeksi sekunder
karena bulu/rambut
2. Menghindari rasa sakit pada saat melepas plester
KEBIJAKAN Dilakukan sebelum tindakan pembedahan/ tindakan medik tertentu
PROSEDUR A. PERSIAPAN ALAT :
1. Baki berisi alat cukur lengkap :
a. Gunting kecil
b. Penggaruk
c. Silet
2. Sarung tangan
3. Air hangat
4. Handuk
5. Perlak kecil
6. Bengkok
7. Kapas sublimat
8. Kalau perlu pasang sampiran
B. PELAKSANAAN
1. Mencuci tangan
2. Memberikan dan menjelaskan kepada pasien dan keluarga
mengenai prosedur yang akan dilaksanakan
3. Alat-alat didekatkan kepada pasien
4. Perlak/pengalas dipasang di bawah daerah yang akan
dicukur
5. Rambut/bulu dibersihi dengan kapas sublimat
6. Melakukan pencukuran sesuai dengan arah rambut
7. Daerah yang dicukur dibersihkan dengan air hangat
8. Dikeringkan dengan handuk
9. Kotoran dan bulu yang dipotong diletakkan di bengkok
10. Alat-alat dibersihkan dan dikembalikan pada tempatnya
11. Mencuci tangan
Perhatian :
Hati-hati terjadinya luka pada saat mencukur bulu
Harus menjaga kesopanan
MENCUCI RAMBUT
NO. DOKUMEN REVISI : HALAMAN
800/79/Kep.RSUD/I/ 1/2
2015
TANGGAL TERBIT: DITETAPKAN OLEH
PEMERINTAH DAERAH DIREKTUR
07 JANUARI 2015
KABUPATEN B
ARITO UTARA
RSUD MUARA TEWEH
43
STANDAR OPERASIONAL
drg. DWI AGUS SETIJOWATI
PROSEDUR
NIP. 1967080027 199303 2 7
PENGERTIAN Menghilangkan kotoran pada rambut dan kulit kepala dengan
menggunakan sabun/ shampoo kemudian dibilas dengan air bersih.
TUJUAN 1. Membersihkan kulit kepala dan rambut dari kotoran
2. Menghilangkan bau-bauan, memberikan rasa segar
3. Merangsang peredaran darah di bawah kulit kepala
4. Mmbasmi kutu/ ketombe
KEBIJAKAN 1. Pasien yang rambutnya kelihatan kotor dan keadaan
mengizinkan
2. Sesudah memasah kap kutu
3. Pasien yang akan menjalani operasi besar
4. Menurut kebiasaan rumah sakit
PROSEDUR A. PERSIAPAN ALAT DAN PASIEN :
1. Dua handuk, perlak panjang untuk alas
2. Waskom berisi air hangat dan gayung
3. Sampo/ sabun, sisir, kain kasa/ kapas
4. Mangkok kosong untuk sampo/ sabun
5. Bila ada alat pengering rambut
6. Ember kosong, bengkok/ kertas tempat sampah
7. Celemek
8. Sampiran (schutsel) pasang tabir
9. Alat-alat didekatkan pada pasien
B. PELAKSANAAN :
1. Pasien diberitahukan
2. Bila tidak dapat duduk, posisi tidur pasien diatur dengan
tepat yaitu kepala di pinggir tempat tidur
3. Ember diletakkan di bawah tempat bagiann kepala
4. Pengalas/ perlak dipasang di bawah kepala, sisi kanan dan
kiri digulung sedikit ke dalam dan ujungnya berada di
dalam ember
5. Telinga disumbat dengan kapas, mata ditutup dengan kasa/
sapu tangan pasien
6. Dada ditutupi dengan handuk sampai ke leher
7. Rambut disisir kemudian disiram dengan air hangat
8. Dicuci dengan sampo/ sabun (digosok merata dengan jari
tangan)
9. Dibilas beberapa kali dengan air hangat sampai bersih,
sambil memijit-mijit kepala
10. Kepala diangkat dan diletakkan di atas handuk
11. Sumbat telinga dan tutup mata diangkat, diletakkan dalam
bengkok/ dibungkus dengan kertas dan dibuang
12. Perlak diangkat dan diletakkan di dalam ember
13. Rambut dikeringkan dengan handuk
14. Sisir rapid dan kepala pasien diletakkan di atas bantal yang
telah dialasi dengan handuk yang kering, sikap berbaring
dibetulkan
15. Rambut diangin-anginkan atau dikeringkan dengan alat
pengering rambut
16. Alat-alat dibersihkan dan dikembalikan pada tempatnya
PERHATIAN:
1. Awasi keadaan umum pasien
2. Jaga jangan sampai pasien kelelahan atau kedinginan
3. Jangan sampai membasahi pakaian, tempat tidur atau lantai
4. Jangan mengerjakan prosedur ini pada pasien yang sakit
payah
5. Jika pasien boleh jalan, dapat dilakukan di kamar mandi
6. Jika tidak ada pengering rambut, bagiann atas bantal dialasi
dengan perlak kecil dan handuk
UNIT TERKAIT Rawat Inap, Rawat jalan dan UGD
44
STANDAR OPERASIONAL
drg. DWI AGUS SETIJOWATI
PROSEDUR
NIP. 1967080027 199303 2 7
PENGERTIAN Membungkus rambut yang sudah diberi obat pembasmi kutu
TUJUAN Membasmi kutu dan telurnya dan mencegah kutu supaya tidak
berjatuhan
KEBIJAKAN Dilakukan pada pasien yang mempunyai kutu, dan keadaan
mengizinkan
PROSEDUR A. PERSIAPAN ALAT DAN PASIEN:
1. Obat kutu (peditox/ DDT 5 % cuka 3 %) campuran minyak
tanah dan minyak kelapa dengan perbandingan 1:1 cicampur
dengan kapur barus yang sudah dihaluskan.
2. Kap kutu khusus/ kain kasa segitiga.
3. Pangalas dari karet dan kain.
4. Peniti, kasa, vaselin.
5. Sisir kutu dan sisir biasa, kertas Koran.
6. Ember dan bengkok berisi larutan desinfektan.
7. Celemek dan tutup kepala, sarung tangan untuk perawat.
8. Pasien diberitahukan bila mungkin didudukan.
B. PELAKSANAAN:
1. Mencuci tangan
2. bawa alat-alat ke dekat pasien, ember diletakkan di belakang
pasien.
3. Sebelum bekerja, perawat memakai celemek, tutup kepala dan
sarung tangan.
4. Alas dari kain dan karet dipasang pada bahu dan diberi peniti
agar tidak terlepas.
5. Kertas Koran dilebarkan sampai di ember.
6. Digosok sedikit demi sedikit dari kulit kepala sampai ke ujung
rambut.
7. Setelah merata pada rambut yang panjang dijalin longgar dan
digulung.
8. Dibungkus dengan kap kutu khusus/ kain segitiga,
9. Ujung kan segitiga disimpulkan di atas dahi dan diberi peniti.
10. Telinga jangan sampai tertutup.
11. Alat-alat didesinfeksi dan dikembalikan pada tempatnya.
12. Sikap pasien diperbaiki, kap kutu dibiarkan selama 12-1800 jam.
13. Rambut dicuci lihat prosedur mengenai mencuci rambut.
14. Mencuci tangan
C. PERHATIAN:
1. Perhatikan keadaan umum dan reaksi pasien terhadap obat yang
digunakan
2. Hindari penularan pada diri sendiri dan pasien lain.
3. Hati-hati jangan sampai obat mengenai mata.
4. Alat-alat tenun direndam dalam larutan disinfektan.
5. Bila perlu prosedur ini diulang kembali ± seminggu sesudahnya.
B. PELAKSANAAN:
1. Mencuci tangan
2. Menganjurkan psien untuk memiringkan kepala di pinggir
tempat tidur
3. Jika memungkinkan pasien dianjurkan duduk
4. Meletakkan handuk atas di bawah dagu pasien
5. Membasahi sikat gigi dengan sedikit air dan member pasta
gigi
6. Menganjurkan pasien untuk sikat gigi
7. Membasahi sikat gigidengan sedikit air bekas kumur
ditampung di kom kumur
8. Memberikan sikap yang menyenangkan
9. Handuk dikembalikan pada tempatnya
10. Mencuci sikat gigi, gelas dan kom kumur di bawah air
mengalir, mengeringkan dan mengembalikan pada
tempatnya
11. Mencuci tangan
UNIT TERKAIT Semua Ruangan Rawat Inap
BARITO UTARA
RSUD MUARA TEWEH
STANDAR OPERASIONAL drg. DWI AGUS SETIJOWATI
PROSEDUR NIP. 1967080027 199303 2 7
PENGERTIAN Melaksanakan kebersiha rongga mulut gigi dan ldah untuk
mempertahankan agar mulut tetap bersih dan sehat
TUJUAN 1. Supaya mulut dan gigi tetap bersih dan tidak berbau
2. Mencegah infeksi pada mulut, kerusakan gigi, bibir dan lidah
pecah-pecah/ stomatitis.
3. Memberikan perasaan tenang dan segar pada pasien.
4. Membantu merancang nafsu makan.
5. Mendidik pasien dalam kebersihan perorangan.
B. PELAKSANAAN:
1. Handuk/kain pengalas diletakkan dibawah dagu dan pipi.
2. Ujung pinset/penjepit arteri dibungkus dengan kain kasa dan
dibasahi dengan air masak / NaCl/ H2O2 atau air garam.
3. Mulut dibersihkan dengan sudip lidah (pada pasien tidak
sadar).
4. Rongga mulut dibersihkan mulai dari dinding, gusi, gigi,
lidah dan terakhir bibir.
5. Kain kasa kotor dibuang pada bengkok.
6. Diulang sampai bersih.
7. Selanjutnya bila sudah bersih, bibir diolesi dengan Borax
Glyserin/ Lips glos.
8. Bila ada stomatis dioles dengan gention violet atau obat
lainnya.
9. Pasien dibaringkan dengan seksama.
10. Alat-alat dibersihkan kembalikan pada tempatnya
11. Perawat cuci tangan.
12. Catat dalam status.
STANDAR OPERASIONAL
drg. DWI AGUS SETIJOWATI
PROSEDUR
NIP. 1967080027 199303 2 7
PENGERTIAN Membersihkan tubuh pasien dengan menggunakan air dan
sabun
TUJUAN 1. Membersihkan kulit dan menghilangkan bau badan.
2. Memberikan perasaan segar.
3. Merangsang peredaran darah.
4. Sebagai pengobatan.
5. Mencegah infeksi kulit.
6. Mendidik pasien dalam kebersihan perorangan.
KEBIJAKAN 1. Pada semua pasien baru bila kotor dengan tidak
ketergantungan intermediate care & total care.
2. Pada semua pasien yang dirawat.
3. Segera pada pasien post partum.
4. Bila diperlukan sewaktu-waktu.
PROSEDUR A. PERSIAPAN ALAT DAN PASIEN:
1. Satu stel pakaian bersih.
2. Waskom mandi 2 buah.
3. Air bersih dalam ember tertutup.
4. Air hangat dalam ember tertutup.
5. Sabun ditempatnya.
6. 2 Waslap.
7. 1 atau 2 handuk bersih.
8. Selimut mandi/kain penutup.
9. Hand Body
10. Tempat pakaian kotor bertutup.
11. Sampiran (bila diperlukan).
12. Pasien diberitahukan dan dianjurkan untuk b.a.k atau
b.a.b terlebih dahulu, bila pasien sadar.
B. PELAKSANAAN:
1. Pintu, jendela/gorden ditutup, sampiran dipakai kalau
perlu.
2. Selimut dan bantal-bantal dipindahkan dari tempat tidur.
Bila bantal masih dibutuhkan dipakai seperlunya.
3. Perawat berdiri di sisi (kiri/kanan) pasien.
4. Beritahukan pasien bahwa pakaian bagian atas dibuka,
lalu bagian yang terbuka tersebut ditutup dengan selimut
mandi/kain penutup.
5. Pasien siap dimandikan mulai dari:
- Mencuci muka;
- Mencuci lengan;
- Mencuci dada dan perut;
- Mencuci punggung;
- Mencuci kaki;
- Mencuci lipatan paha dan genetalia;
6. Setelah selesai dimandikan pasien dikeringan dengan
handuk.
7. Dimasagepakai hand body
8. Memakaikanbajudanselimutdirapikankembali.
9. Setelahselesaimemandikanalatdibereskan/
10. Cuci tangan.
UNIT TERKAIT Semua Ruangan Rawat inap.
KEBIJAKAN 1. Pada semua pasien baru bila kotor dan keadaan memungkinkan
2. Pada semua pasien yang dirawat
3. Segera pada pasien post-partum
4. Bila diperlukan sewaktu-waktu
B. PELAKSANAAN :
1. Mencuci tangan
2. Memeberitahukan kepada pasien maksud dari pemasangan
bantal angin
3. Bantal angin dipasang di bawah tungging dengan di sebelah
luar usahakan agar tungging tepat di tengah-tengah lubang
4. Tanyakan pada pasien apakah letaknya sudah baik/ enak,
kemudian pasien dirapikan
5. Mencuci tangan
UNIT TERKAIT Seluruh Ruangan Rawat Inap
STANDAR OPERASIONAL
drg. DWI AGUS SETIJOWATI
PROSEDUR
NIP. 1967080027 199303 2 7
PENGERTIAN Membantu pasien pindah dari tempat tidur ke kursi roda tanpa
mengangkat pasien
PROSEDUR A. PERSIAPAN :
1. Kereta dorong yang sudah dialasi
2. 1 buah bantal
3. Memberitahu pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan
B. PELAKSANAAN :
1. Perawat mencuci tangan
2. Mengunci roda tempat tidur, letakkan kereta dorong merapat
pada pinggir tempat tidur
3. Mengunci roda kereta dorong
4. Menganjurkan pasien bergeser ke kereta dorong
5. Menyelimuti pasien dengan rapih
6. Perawat mencuci tangan
STANDAR OPERASIONAL
PROSEDUR drg. DWI AGUS SETIJOWATI
NIP. 1967080027 199303 2 7
PENGERTIAN Memindahkan pasien yang tidak dapat atau tidak boleh berjalan,
dilakukan dari tempat tidur ke kereta dorong.
KEBIJAKAN Dilakukan pada pasien yang tidak dapat atau tidak boleh berjalan
PROSEDUR A. PERSIAPAN :
1. Kereta dorong yang sudah dialasi
2. Bantal
3. Memberitahu pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan
B. PELAKSANAAN :
1. Menempatkan kereta dorong
2. Mendekatkan bagiann kepala dorong ke bagiann kaki tempat
tidur (melintang)
3. Mengunci roda kereta dorong
4. Menggeser pasien ke tepi
5. Mengangkat pasien
6. Perawat I di bagiann kepala, tangan kiri menyokong kepala
dan memegang pangkal lengan
7. Tangan kanan melalui ats dada pasien, memegang tangan
perawat II di bawah punggung
8. Perawat II di bagiann tengah tangan kiri di bawah pinggang
pasien, berpegangan dengan tangan perawat I, tangan kanan
di bawah pangkal paha
9. Perawat III di bagiann kaki, tangan kiri menyokong paha
bawah, tangan kanan pada betis
10. Kedua tangan pasien menyilang di atas dada
11. Perawat I member aba-aba\
12. Bersama-sama mengangkat pasien
13. Memberi posisi yang menyenangkan
14. Perawat mencuci tangan
STANDAR OPERASIONAL
drg. DWI AGUS SETIJOWATI
PROSEDUR
NIP. 1967080027 199303 2 7
PENGERTIAN Cara berbaring pasien dengan posisi setengah duduk
B. PELAKSANAAN :
1. Membantu pasien untuk duduk
2. Menyusun bantal, dengan sudut 30-60
3. Menaikkan pasien :
- Perawat berdiri di sebelah kanan menghadap pasien
- Menganjurkan pasien untuk menekuk lutut
- Menganjurkan pasien untuk menopang badan dengan
kedua lengan
- Tangan kanan perawat membantu di bawah ketiak dan
tangan kiri di belakang punggung pasien
- Menganjurkan pasien untuk mendorong badannya ke
belakang
4. Bila pasien tidak dapat membantu :
- Dua perawat berdiri di kedua sisi tempat tidur
- Masing-masing perawat merentangkan 1 tangan di bawah
bahu dan 1 tangan di bawah pangkal paha, saling
berpegangan
- Menganjurkan pasien untuk menundukkan kepala dan
kedua tangan di atas perut
- Salah satu perawat memberi aba-aba dan bersama
mengangkat pasien ke atas
- Memberi posisi yang enak
- Perawat mencuci tangan
UNIT TERKAIT Rawat Inap dan Rawat Jalan
STANDAR OPERASIONAL
drg. DWI AGUS SETIJOWATI
PROSEDUR
NIP. 1967080027 199303 2 7
PENGERTIAN Membaringkan pasien dengan posisi terlentang dengan kedua paha
diangkat dan ditarik ke arah perut, sedangkan mungkin bahwa
membuat sudut 9 terhadap paha.
B. PELAKSANAAN :
1. Perawat mencuci tangan
2. Pasien tidur terlentang dengan kedua paha diangkat dan
ditekuk ke arah perut
3. Tungkai bawah membuat sudut 9 terhadap paha
4. Karena sikap ini sulit dipertahankan, maka pergunakan alat
penahan kaki
5. Perawat mencuci tangan
UNIT TERKAIT Rawat Inap dan Rawat Jalan
STANDAR OPERASIONAL
drg. DWI AGUS SETIJOWATI
PROSEDUR
NIP. 1967080027 199303 2 7
PENGERTIAN Membaringkan pasien dengan posisi terlentang dengan lutut
ditekuk dan telapak kaki menapak ditempat tidur, sedangkan kedua
kaki diregangkan
B. PELAKSANAAN :
1. Perawat mencuci tangan
2. Membantu pasien menekuk lutut dan melebarkan kedua kaki
3. Pasien memakai bantal di kepala
4. Kedua telapak kaki tetap menapak di tempat tidur
5. Kedua tangan pasien diletakkan ke arah kepala
STANDAR OPERASIONAL
drg. DWI AGUS SETIJOWATI
PROSEDUR
NIP. 1967080027 199303 2 7
PENGERTIAN Membaringkan pasien dengan posisi menungging kedua kaki
ditekuk dan dada menempel pada kasur
B. PELAKSANAAN :
1. Perawat mencuci tangan
2. Membantu pasien dalam posisi berlutut dengan kepala dan
dada menempel pada bantal
3. Membantu pasien memutarkan muka ke salah satu sisi dan
kedua tangan di samping kepala
4. Meluruskan punggung sehingga tahanan bukan terletak pada
siku dan lutut
5. Paha tegak lurus dengan tempat tidur
6. Perawat menunggui pasien selama posisi ini
7. Perawat mencuci tangan
STANDAR OPERASIONAL
drg. DWI AGUS SETIJOWATI
PROSEDUR
NIP. 1967080027 199303 2 7
PENGERTIAN Membaringkan pasien dengan posisi miring yang menyenangkan
STANDAR OPERASIONAL
drg. DWI AGUS SETIJOWATI
PROSEDUR
NIP. 1967080027 199303 2 7
PENGERTIAN Membaringkan pasien dengan posisi kepala lebih rendah dari kaki
B. PELAKSANAAN :
1. Perawat mengangkat bagiann kaki tempat tidur, perawat lain
memberi balok di bagiann kaki tempat tidur
2. Memberi posisi yang enak, kepala tanpa bantal, memasang
bantal penahan antara kepala dan tempat tidur
3. Perawat mencuci tangan.
STANDAR OPERASIONAL
drg. DWI AGUS SETIJOWATI
PROSEDUR
NIP. 1967080027 199303 2 7
PENGERTIAN Memberikan pertolongan kepada pasien yang hendak buang air
besar/ kecil, karena pasien masih/ harus berbaring di tempat tidur
dan tidak dapat melakukannya sendiri.
B. PELAKSANAAN :
1. Perawat mencuci tangan
2. Pasien diberitahu
3. Pintu ditutup, sampiran/ gorden dipasang
4. Pakaian bawah ditanggalkan, selimut/ kain penutup
dipasang
5. Pasien dianjurkan menekuk lututnya dan mengangkat
bokong (kalau perlu dibantu oleh perawat)
6. Alat bokong dipasang atau pasien memanggil perawat
7. Pasu najis disorongkan sampai letaknya tepat di bawah
bokong, jika pasien dapat melakukan sendiri, perawat
membantu menekuk lutut kemudian mengangkat pinggul
pasien dengan tangan kiri, tangan kanan menyorongkan
pasu najis sedemikian rupa supaya letak pot tepat
8. Bel diletakkan di dekat pasien
9. Bila sudah selesai, kaki pasien diregangkan, selimut dibuka
sedikit, rectum, vulvanya dibuka dan dibersihkan. Bila
psaien menginginkan cebok/ basuh sendiri perawat
membantu menyiramkan dan bila telah selesai tangan
pasien disiram dan dicuci bersih.
10. Bila pasien buang air besar dan tidak dapat/ tidak ingin
cebok sendiri, setelah disiram, pasu najis diangkat dan
ditutup kemudian diturunkan. Pasien dimiringkan, tangan
kiri perawat membuka bokong pasien, tangan kanan
membersihkan anus dengan kapas cebok/ kertas kloset lalu
buang ke dalam bengkok, dilakukan beberapa kali sampai
bersih.
11. Bokong dikeringkan dengan pengalas
12. Pasien dirapikan dan alat-alat dibersihkan
13. Pintu dan gorden/ sampiran dibuka kembali
14. Mencuci tangan
PEMERINTAH DAERAH
KABUPATEN BARITO UTARA
RSUD. MUARA TEWEH drg. DWI AGUS SETIJOWATI
STANDAR OPERASIONAL NIP. 1967080027 199303 2 7
PROSEDUR
60
B. PELAKSANAAN :
1. Pasang sampiran, pintu ditutup kalau perlu
2. Mencuci tangan
3. Alas bokong dan perlak dipasang
4. Pasang selimut mandi lalu pakaian bawah diketaskan atau
dibuka
5. Irrigator diisi dengan cairan hangat sesuai dengan suhu
badan
6. Rectum kanula dipasang pada ujung slang dan dioles dengan
pelumas, udara dikeluarkan, slang dijepit/ diklem
7. Tangan kiri memegang irrigator setinggi 50 cm dari kasur,
tangan kanan memasukkan anula ± 15 cm ke dalam rectum
sambil pasien disuruh menarik nafas panjang
8. Jepitan dibuka, cairan dimasukkan perlahan-lahan
9. Bila cairan sudah habis, saluran karet dijepit, kanula dicabut
10. Kanula dilepas dan dimasukkan dalam bengkok yang berisi
desinfektan
11. Pasien tetap miring dan diberitahukan untuk menahan
sebentar kemudian pasu najis dipasang
12. Setelah selesai pasien dirapikan dan alat-alat dibersihkan
13. Cuci tangan
Perhatikan:
1. Prinsip bekerja: mencegah rasaa malu dan rasa sakit
2. Prosedur ini dilakukan di tempat tidur pasien
3. Pada waktu memasukkan kanula, bila ada hambatan jangan
dipaksakan dan melapor pada penanggung jawab
ruangan/dokter
4. Pada usia lanjut, kadang-kadang huknah tersebut tidak
berhasil karena kelemahan otot dubur. Pakailah nelaton
canulla dan masukkan lebih dalam
5. Pada pasien yang dapat berjalan sendiri sebelumnya
diusahakan WC kosong (dalam keadaan bersih)
B. PELAKSANAAN:
1. Mencuci tangan
2. Melepaskan pakaian bawah
3. Tutup bagiann bawah dengan handuk
4. Membantu pasien dalam posisi tidur miring kiri
membelakangi perawat, dengan posisi lutut kanan ditekuk
atau sikap sim
5. Dekatkan pasu surungan ke panggul pasien
6. Memakai sarung tangan
7. Membasahi sarung tangan bagiann telunjuk dengan minyak
pelumas di atas piala ginjal
8. Pasien disuruh bernafas dalam
9. Memasukkan jari telunjuk perlahan-lahan ke dalam anus
dengan arah menuju umbilicus sampai terasa adanya
sumbatan feces
10. Membuat gerakan melingkar/ sirkuler dengan jari telunjuk
2-5 kali untuk merangsang spinter anus, kemudian jari
telunjuk dikeluarkan dari anus
11. Mengeluarkan semua feces dengan jari telunjuk dan
ditampung dalam pasu surungan
12. Observasi respon pasien
13. Membersihkan dan merapikan pasien dan lingkungannya,
anus dan sekitarnya dibersihkan dengan kertas toilet
kemudian disabuni dan dibersihkan dengan waslap basah
sampai bersih. Setelah bersih bokong dikeringkan dengan
handuk
14. Membuang feces ke kantong plastik atau bak sampah
15. Melepas sarung tangan dan meletakkan pada bengkok
16. Membereskan peralatan dan kembalikan pada tempatnya
17. Mencuci tangan
18. Mencatat tindakan yang telah dilakukan.
UNIT TERKAIT Rawat Inap dan Rawat Jalan
65
B. PELAKSANAAN:
1. Pasien sampiran kalau perlu pintu-pintu ditutup
2. Pasien dimiringkan ke kiri
3. Alas bokong dan perlak dipasang
4. Pakaian bawah dikeataskan kepunggung atau dibuka, lalu
dipasang selimut mandi atau kain penutup
5. Bengkok diletakkan disisi bokong
6. Glyserin diteteskan diatas punggang tangan untuk mencoba
hangatnya, lalu dtuangkan kedalam mangkok kecil
7. Pasien dan keluarganya diterima dengan ramah dan penuh
perhatian
8. Bila pasien dapat berdiri, ditimbang dulu berat badannya
dan diukur tinggi badannya sebelum dibaringkan ditempat
tidur.
9. Setelah berbaring ditempat tidur dilakukan:
- Anamnesa (pengumpulan data pasien pada catatan
perawatan)
- Pengukuran suhu, menghitung nadi, pernafasan, tekanan
darah, dll
10. Beritahukan maksudnya pasien kepada: dokter ruangan,
bagian catatan medic, bagian gizi (dapur) dan bagian
administrasi rumah sakit.
11. Catat nama dan alamat yang jelas serta nomor telepon
(kalau ada) dari penanggung jawab/ keluarga pasien.
12. Keadaan umum pasien, bila pasien kotor sekali dan keadaan
memungkinkan pasien dibersihkan atau memandikan
terlebih dahulu.
13. Beri penjelasan kepada pasien mengenai peraturan-
peraturan Rumah Sakit tentang: waktu makan, waktu
berkunjung, dokter (visite) serta waktu berkunjung keluarga
dll.
14. Bila ada barang berharga/ uang, agar segera diserahkan
kepada keluarganya atau dicatat pada buku dan diserahkan
kepada Ruanga
Beri penjelasan kepada keluarga pasien tentang: hal-hal
yang perlu/ segera untuk dilakukan., tarif RumahSakit dan
cara pembayarannya, waktu-waktu berkujung, makan atau
alat-alat kebutuhan pasien yang boleh dibawa.
UNIT TERKAIT Rawat Jalan dan Rawat Inap
67
B. PELAKSANAAN:
1. Tutup tirai dan pintu kamar pasien
2. Perawat mencuci tangan
3. K/ p bersihkan daerah perineum dengan sabun dan
keringkan
4. Atur posisi untuk pemasangan kateter
5. Wanita : dorsal recumbent
6. Pria : supine
7. Letakkan set kateter di antara kedua tungkai bawah pasien
dengan jarak min 45 cm dari perineum pasien
8. Buka set kateter
9. Gunakan sarung tangan kecil
10. Pasang duk berlubang daerah genitalia pasien
11. Test balloon kateter
12. Membuka daerah meatus
13. Wanita: buka labia dengan menggunakan jari telunjuk dan
ibu jari tangan kiri lalu sedikit ditarik ke atas
14. Pria : pegang daerah di bawah glands penis dengan ibu jari
dan telunjuk, preputium ditarik ke bawah
15. Membersihkan daerah meatus dengan kapas disinfektan dan
pinset
16. Wanita: bersihkan daerah labia luar terakhir bagiann meatus,
kapas hanya sekali pakai
17. Pria: bersihkan dengan arah melingkar dari meatus keluar,
minimum 3 kali
18. Lumasi ujung kateter dengan xylocain jelly
19. Wanita: 4-5 cm
20. Pria: 15-1800 cm
21. Masukkan kateter
22. Wanita: sepanjang 5-7 cm sampai sampai urine keluar
23. Pria: sepanjang 1800-20 cm sampai urine keluar, tegakkan
penis 9
69
UNIT TERKAIT Rawat jalan, Rawat Inap dan Instalasi Gawat Darurat
6. Piala ginjal
7. Handuk bawah
8. Kapas lidi
9. Korentang steril
10. Bethadine 10%
11. Jelaskan maksud dan tujuan dari prosedur perawatan
kateter
B. PELAKSANAAN:
1. Perhatikan penerangan ruangan dan tutup serat pintu kamar
pasien
2. Perawat cuci tangan
3. Beri posisi sama dengan pemasangan kateter
4. Letakkan perlak di bawah bokong pasien
5. Gunakan sarung tangan steril
6. Buka daerah metus sama seperti pemasangan kateter
7. Kaji keadaan meatus dan jaringan di sekitarnya: perih,
radang, pembengkakan, adanya cairan/ kotoran
8. Bersihkan daerah meatus dengan cairan antiseptic sama
seperti pemasangan kateter
9. Bersihkan ujung kateter dekat meatus sepanjang 10 cm
dengan cairan antiseptic, dengan arah melingkar keluar
10. Beri bethadine pada daerah meatus dan ujung kateter
sepanjang 2,5 cm
11. Beri posisi yang nyaman bagi pasien
12. Membersihkan peralatan dan mengembalikan pada
tempatnya
13. Perawatan cuci tangan
14. Catat pada catatan perawat: kondisi meatus dan jaringan
sekitarnya dan keluhan-keluhan pasien.
B. PELAKSANAAN:
1. Perawat cuci tangan
2. Menutup aliran kateter
3. Mencatat kateter
4. Meletakkan piala ginjal di bawah kateter
5. Menghisap cairan dari balon
6. Menjepit kateter dan menarik keluar
7. Mengelap ujung kateter dengan kertas toilet
8. Mengalirkan urine sisa ke kantong
9. Menggulung kateter dan memasukkan ke piala ginjal
10. Member rasa nyaman pada pasien
11. Memperbaiki posisi
12. Menjawab pertanyaan pasien
13. Menganjurkan banyak minum
14. Mengukur urine dari kantong
15. Membereskan alat-alat dan mengembalikan pada tempatnya
16. Perawat cuci tangan
17. Mencatat:
- Waktu pelaksanaan
- Prosedur yang dilakukan
- Jumlah output
- Respon pasien
UNIT TERKAIT Rawat Inap dan Rawat Jalan
pulang paksa.
c. Sedapat mungkin sudah menyelesaikan pembiayaan
pengobatan dan perawatan di rumah sakit sesuai peraturan
yang ada.
2. Persiapan Pasien
a. Pendekatan kepada pasien dengan tingkat perkembangan dan
kemampuan berkomunikasi tentang persiapkan pulang.
b. Memberikan penyuluhan kepada orang
tua/keluarga/penanggungjawab sesuai dengan tingkat
pendidikannya dan kemampuan berkomunikasi tentang:
Keadaan kesehatan pasien
Perawatan yang dilakukan di rumah
Obat-obatan yang masih dilanjutkan
Pemeriksaan ulang terhadap perkembangan kesehatan
Diet pasien
Kegiatan/aktivitas yang tidak dan boleh dilakukan
c. Untuk bayi ditambah hal-hal yang lebih khusus antara lain:
Pentingnya pemeriksaan kesehatan bayi secara teratur
Perawatan tali pusat
Cara memandikan bayi
Imunisasi
Perawatan payudara
Cara-cara pemberian obat-obatan kepada bayi
3. Persiapan Pelaksana:
a. Memberitahukan kepada pasien dan orang
tua/keluarga/penanggungjawab 1 (satu) hari sebelumnya
b. Persyaratan administrasi yang meliputi rincian biaya
pengobatan dan perawatan serta tindakan lain, telah disiapkan
oleh petugas sesuai ketentuan.
umbilikalis
PERSIAPAN A. Persiapan:
- NGT No. 3,5
- Pincet Chirurgis
- Arteri klem
- Naal fuder
- Jarum kecil+ side
- Gunting
- Duk steril
- Handscone
- Lidi kapas
- Betadine dan alcohol 70%
- Gass steril
- Plester dan gunting verban
- Bengkok
B. Pelaksanaan:
1. Memberikan penjelasan pada keluarga pasien dan membuat
persetujuan medic (informed consent)
2. Menyiapkan alat-alat ke dekat pasien
3. Mencuci tangan
4. Menyiapkan infuse yang akan dihubungkan dengan cateter
umbilikalis
5. Mengatur posisi pemasangan infuse
6. Melakukan desinfektan disekitar umbilikalis dengan
bethadine kemudian dengan alcohol dengan radius ± 5 cm
7. Menutup daerah operasi dengan steril
8. Membuat jaritan melingkar umbilikalis ± 1 – 1,5 cm dari
kulit kemudian ikatan dikuatkan sedikit untuk mencegah
perdarahan
9. Diatas jaritan dipotong secara horizontal sehingga tampak
penampang melintang 2 arteri dan 1 vena umbilikalis
10. Mengobservasi perdarahan dengan menguatkan ikatan
11. Menarik ujung potongan umbilikalis dengan arteri klem
12. Memasukkan cateter umbilical kedalam lumeh vena
umbilikalis sedalam ± 4 – 5 cm (dihitung dari dinding
abdomen)
13. Memasukkan aspirasi untuk memastikan NGT masuk/tidak
14. Bila sudah keluar darah, selang infuse dihubungkan dengan
NGT
15. Mengeratkan ikatan cateter umbilikalis kemudian dibuat
simpul sepanjang 1 cm diatas potongan umbilikalis
selanjutnya diikatkan kembali dan pada cateter dibuat simpul
2x
16. Melakukan desinfektan pada umbilical dengan betadine
kemudian dibungkus dengan gaas steril dan diplester
17. Menghitung jumlah tetesan cairan yang akan diberikan
18. Memasang label:tanggal, jam, jenis cairan dan tetesan
19. Membereskan alat-alat
75
KEBIJAKAN Semua bayi dengan reflek isap lemah dan dengan labopalato
genatoschimis dipasang zonde.
PROSEDUR A. Persiapan:
1. NGT No. 5 dan NGT No. 3,5
2. Mangkok berisi air hangat
3. Spuit 20 cc
79
4. Badong
5. Bengkok
6. Plester dan gunting
B. Pelaksanaan:
1. Mengidentifikasi bayi yang akan dipasang zonde dan ukuran
NGT yang akan dipakai
2. Mendekatkan alat-alat ke dekat pasien
3. Memberi penjelasan pada pasien dan keluarga
4. Mencuci tangan
5. Mengatur posisi bayi dengan kepala extensi 15°
6. Memasang pengalas dada
7. Mengukur selang zonde mulai dari epigastrium sampai
kehidung kemudian belok ke telinga
- Dari epigastrium sampai ke glabela
- Melihat tanda hitam pada NGT
8. Mencelupkan tanda hitam pada NGT
9. Memasang/ memasukkan NGT melalui hidung secara
perlahan-lahan
10. Melakukan test aspirasi
- Bila ada keluar gelembung udara/ keluar susu secara
perlahan-lahan
- Bila tidak keluar apa-apa, maka NGT harus dipasang
ulang
- Bila test dengan air masukan NGT ke air bila ada
gelembung udara berarti NGT harus dicabut dan
dipasang ulang
11. Melakukan fiksasi
12. Membereskan alat-alat
13. Mencuci tangan
14. Melakukan pendokumentasian
UNIT TERKAIT Rawat Inap
KUMBAH LAMBUNG
NO. DOKUMEN: REVISI: HALAMAN:
800/62 /RSUD/I/2015 1/1
TANGGAL TERBIT: DITETAPKAN OLEH
DIREKTUR
07 Januari 2015
PEMERINTAH DAERAH
KABUPATEN
BARITO UTARA
RSUD. MUARA TEWEH drg. DWI AGUS SETIJOWATI
NIP. 1967080027 199303 2 7
STANDAR OPERASIONAL
PROSEDUR
PENGERTIAN Mencuci lambung dengan cara memasukkan air atau cairan tertentu
dan kemudian mengeluarkan melalui selang penduga lambung
(Magslang).
TUJUAN 1. Membersihkan sisa-sisa air ketuban yang kemungkinan masuk
dalam proses kelahiran
2. Untuk mencegah aspirasi
3. Untuk mencegah terjadi voting
4. Untuk membersihkan jalan nafas
KEBIJAKAN Setiap pasien baru/ pasien baru lahir harus selalu dilakukan tindakan
kumbah lambung.
PROSEDUR A. Persiapan:
80
B. Pelaksanaan:
1. Mengidentifikasi bayi yang akan diberi minum melalui
zonde
2. Mengidentifikasi ASI/PASI yang akan diberikan
(ASI/PASI yang akan diberikan harus dihangatkan dulu,
supaya sesuai dengan suhu tubuh bayi)
3. Memberi penjelasan pada pasien dan keluarga
4. Mencuci tangan
5. Menghitung kebutuhan nutrisi pada bayi
6. Melakukan tes residu
- Bila ASI kuning hijau keruh/ coklat residu harus dibuang
- Bila putih (warna seperti susu/ASI) maka residu bisa
dimasukkan kembali
7. Bila ada residu maka ASI/ PASI yang dimasukkan
dikurangi dengan jumlah residu
8. Masukkan ASI/ PASI melalui spuit ke selang zonde secara
perlahan-lahan sambil mengobservasi reaksi bayi
9. Membias selang zonde dengan air putih sampai bersih
10. Menutup selang zonde kembali
11. Menyendawakan bayi dan bayi ditidurkan dengan posisi
kepala kekiri/kanan
12. Mengelola muntah dan tanda-tanda aspirasi
13. Merapikan bayi
14. membereskan alat-alat
15. Mencuci tangan
16. Melakukan pendokumentasian
PENGENCERAN SUSU
NO. DOKUMEN: REVISI: HALAMAN:
800/64 /RSUD/I/2015 1/1
TANGGAL TERBIT: DITETAPKAN OLEH
DIREKTUR
07 Januari 2015
PEMERINTAH DAERAH
KABUPATEN
BARITO UTARA
RSUD. MUARA TEWEH drg. DWI AGUS SETIJOWATI
NIP. 1967080027 199303 2 7
STANDAR OPERASIONAL
PROSEDUR
PENGERTIAN Suatu cara pengencer susu sesuai dengan takaran sehinggaa susu
larut dalam air dan tidak terjadi homogen.
KEBIJAKAN Susu diencerkan sesuai dengan aturan yang telah tertera pada
brosur.
2. Air hangat
3. Mathan (gelas ukur)
4. Mangkok kecil (cucing)
5. Sendok kecil
6. Dot
B. Pelaksanaan:
1. Mengidentifikasikan jenis susu yang akan diencerkan dan
takarannya
2. Mencuci tangan
3. Menyiapkan susu yang akan diencerkan
4. Susu ditakar, 1 takar peres kecil susu formula diencerkan
menjadi 30 cc (SGM, Lactogen, FF, Nutrilon, Prenan) 1
takar peres S 26 gold dan S 26 LBW diencerkan menjadi 60
cc
5. Kemudian susu dan air diaduk merata sampai semua
tercampur
6. Memasukkan susu kedalam dot/ cucing siap diberikan pada
bayi
7. Membereskan alat-alat
8. Mencuci tangan
PERAWATAN TETANUS
NO. DOKUMEN: REVISI: HALAMAN:
800/65/RSUD/I/2015 1/1
TANGGAL TERBIT: DITETAPKAN OLEH
DIREKTUR
07 Januari 2015
PEMERINTAH DAERAH
KABUPATEN
BARITO UTARA
RSUD. MUARA TEWEH drg. DWI AGUS SETIJOWATI
NIP. 1967080027 199303 2 7
STANDAR OPERASIONAL
PROSEDUR
B. PELAKSANAAN:
1. Pasien Tetanus dari IGD ditentukan stadium (derajat)
penyakitnya oleh Dokter jaga atau atas perintah Dokter
Spesialis Bedah
2. Bagi pasien Tetanus yang dsudah dirawat diruang penyakit
bedah (Zaal B/Anak namun dalam perjalanan penyakit
penderita jatuh ke stadium yang berat maka dokter jaga agar
melapor ke dokter spesialis bedah apakah pasien dapat dirawat
ke ruang ICU atau di Rujuk ke RS yang lebih lengkap
3. Untuk point 1.b dan poin 2 maka perawat ruangan agar
menghubungi keluarga pasien sehingga ada pengertian antara
keluarga pasien dengan rumah sakit baik segi pelayanan,
perawatan, dan administrasi.
MEMANDIKAN BAYI
NO. DOKUMEN: REVISI: HALAMAN:
800/66/RSUD/I/2015 1/1
TANGGAL TERBIT: DITETAPKAN OLEH
DIREKTUR
07 Januari 2015
PEMERINTAH DAERAH
KABUPATEN
BARITO UTARA
RSUD. MUARA TEWEH drg. DWI AGUS SETIJOWATI
NIP. 1967080027 199303 2 7
STANDAR OPERASIONAL
PROSEDUR
PENGERTIAN Membersihkan badan bayi dengan waslap yang dibasahi dengan air
hangat.
TUJUAN Memberikan rasa nyaman pada bayi dan menjaga kebersihan bayi.
KEBIJAKAN Pelayanan yang dilakukan secara cepat dan tepat sehingga bayi
merasa nyaman dan kebersihannya terjaga.
5. Minyak telon
6. Alcohol dan kain steril
7. Pakaian bayi lengkap (popok, baju, selimut)
B. Pelaksanaan:
1. Menyiapkan alat yang diperlukan untuk memandikan bayi
2. Setelah semua bayi dimandikan, dikeringkan dengan
handuk
3. Merawat tali pusat
4. Memberi minyak telon pada perut dan punggung
5. Member talk pada daerah lipatan pada daerah tertekan
6. Memberikan pakaian bayi dan bayi dirapikan
7. Alat-alat dibereskan
B. PELAKSANAAN:
1. Mencuci tangan
2. Perlak dipasang dibawah bokong penderita
3. Ujung canule diolesi vaselin
4. Ajarkan teknik relaksasi sebelum memasang canule
5. Beri posisi miring kiri/kanan
6. Memasang canule sesuai panjangnya rectum
- Bayi : 2,5 - 3,800 cm
- Toddler and preschool : 5 – 7,5 cm
- Usia sekolah : 10 cm
- Dewasa : 10 - 20 cm
7. Perhatikan haemorhoidnya
8. Piala ginjal/ labu kemih yang telah diisi air diletakkan di
bawah canule lamanya menurut kebutuhan yang
diperlukan, perhatikan udara yang keluar
9. Observasi respon pasien
10. Membereskan peralatan dan kembalikan pada tempatnya
11. Mencuci tangan
12. Mencatat tindakan yang telah dikerjakan
UNIT TERKAIT
UNIT TERKAIT
88
sehari
5. Resiko penularan antar manusia walaupun tidak serius namu
tetap diperlukan kewaspadaan standar, terutama terhadap
penyebaran lewat inhalasi:
Peralatan bedah harus segera disterilkan stelah digunakan
Petugas kesehatan dianjurkan memakai pakaian pelindung
dan sarung tangan bedah, dan segera mandi menggunakan
sabun dan air mengalir yang cukup banyak
Petugas tidak perlu diberi vaksinasi dan profilaksis
antibiotika
Pakaian pelindung dimasukkan ke dalam plastic dan diikat
rapat
Jenazah pasien antraks dibungkus ke dalam kantong
plastic, dimasukkan ke peti mati yang di tutup rapat dan
disegel. Bila memungkinkan dibakar
Tempat tidur dan bahan terkontaminasi lainnya harus
dibungkus dan dibakar atau dimasukkan autoklaf 12 C
selama 30 menit
Limbah padat, limbah cair dan limbah laboratorium
diperlakukan dengan semestinya
UNIT TERKAIT
B. PERSIAPAN PASIEN
1. Beritahu keluarga pasien secara bijaksana
2. Siapkan pasien sesuai dengan agama dan kepercayaannya
91
PERAWATAN JENAZAH
NO. DOKUMEN REVISI : HALAMAN
800/74/Kep.RSUD/I/ 1/1
2015
TANGGAL TERBIT: DITETAPKAN OLEH
PEMERINTAH DAERAH DIREKTUR
07 JANUARI 2015
KABUPATEN
BARITO UTARA
RSUD MUARA TEWEH
STANDAR OPERASIONAL drg. DWI AGUS SETIJOWATI
PROSEDUR NIP. 1967080027 199303 2 7
PENGERTIAN Membersihkan jenazah dari kotoran sebelum jenazah dibungkus
TUJUAN 1. Jenazah bersih
2. Mencegah penularan
3. Memberi kepuasan kepada keluarga pasien
KEBIJAKAN Standar Praktik Keperawatan Profesional, PPNI, 1999
PERSIAPAN 1. Handscoon sepasang
2. Handuk
3. Waskom 2 + air + sabun
4. Waslap
5. Kapas
6. Kain pembungkus
7. Sisir
8. Kertas label
9. Kapas cebok
10. Bengkok
11. Buku registrasi
12. Sampiran
2. Cuci tangan
B. TAHAP ORIENTASI
1. Beritahu keluarga
2. Siapkan alat
C. TAHAP KERJA
1. Mandikan mayat dari ujung rambut ke ujung kaki
2. Tutup lubang-lubang pengeluaran dengan kapas
3. Tangan dan kaki diikat
4. Untuk nonmuslim kenakan pakaian sesuai dengan situasi/
permintaan keluarga
5. Pasang label
UNIT TERKAIT Rawat Inap, Rawat Jalan, IGD, ICU, dan Instalasi Pemulasaraan
Jenazah