Anda di halaman 1dari 92

1

ORIENTASI PASIEN BARU


NO. DOKUMEN REVISI : HALAMAN
800/01/Kep.RSUD/I/2015 1/1
TANGGAL TERBIT: DITETAPKAN OLEH
DIREKTUR
07 JANUARI 2015
PEMERINTAH DAERAH
KABUPATEN BARITO UTARA
RSUD MUARA TEWEH
STANDAR OPERASIONAL drg. DWI AGUS SETIJOWATI
PROSEDUR NIP. 1967080027 199303 2 7
PENGERTIAN Memberikan informasi kepada setiap pasien baru yang dirawat di
suatu ruangan
TUJUAN Pasien dan keluarga memahami tentang peraturan rumah sakit
Pasien dan keluarga memahami tentang semua fasilitas yang
tersedia dan cara menggunakannya.
PERSIAPAN Ada check list orientasi pasien baru.
PROSEDUR 1. Memberikan salam dan memperkenalkan diri kepada pasien
baru dan keluarga.
2. Mengantar pasien ke ruangan/kamar
3. Memberikan penjelasan kepada pasien dan keluarga mengenai
tata tertib/peraturan rumah sakit, jam berkunjung dan jam
pemeriksaan dokter.
4. Memberikan penjelasan kepada pasien dan keluarga mengenai
fasilitas yang tersedia dan cara menggunakannya, misalnya
TV, kulkas, telepon, AC, kamar mandi/kloset.
5. Setiap selesai melaksanakan orientasi, harus dicatat pada
checklist dan ditandatangani oleh perawat dan pasien
UNIT TERKAIT Rawat Inap
2

PENGUNJUNG RAWAT GABUNG


NO. DOKUMEN REVISI : HALAMAN
800/02/Kep.RSUD/I/ 1/1
2015
TANGGAL TERBIT: DITETAPKAN OLEH
PEMERINTAH DAERAH DIREKTUR
07 JANUARI 2015
KABUPATEN
BARITO UTARA
RSUD MUARA TEWEH
STANDAR OPERASIONAL drg. DWI AGUS SETIJOWATI
PROSEDUR NIP. 1967080027 199303 2 7
PENGERTIAN Keluarga/ suami/ orang tua pasien yang diperbolehkan berkunjung
keruangan rawat gabung dalam waktu tertentu (jam berkujung).
TUJUAN Untuk mengurangi angka nosokomial.
KEBIJAKAN Dilakukan bilamana dari pengunjung tidak ada yang menderita
penyakit menular/ infeksi.
PERSIAPAN ALAT & PASIEN - Tata tertib pengunjung;
- Kursi pengunjung;
- Pasien dalam keadaan siap berkunjung;
PROSEDUR
1. Keluarga diperbolehkan berkunjung ke ruang rawat gabung
hanya saat berkunjung.
2. Pasien hanya boleh ditunggu oleh satu orang.
3. Pengunjung terbatas pada suami/ orang tua/ keluarga terdekat
saja.
4. Pengunjung harus mentaati tata tertib ruangan.
UNIT TERKAIT Ruang Rawat Gabung.

PROSEDUR SEPTIK & ANTI SEPTIK


3

NO. DOKUMEN REVISI : HALAMAN


800/03/Kep.RSUD/I/ 1/1
2015
TANGGAL TERBIT: DITETAPKAN OLEH
DIREKTUR
07 JANUARI 2015
PEMERINTAH DAERAH
KABUPATEN
BARITO UTARA
RSUD MUARA TEWEH drg. DWI AGUS SETIJOWATI
STANDAR OPERASIONAL NIP. 1967080027 199303 2 7
PROSEDUR
PENGERTIAN
TUJUAN 1. Sterilisasi adalah proses untuk membasmi mikro organisme
yang hidup termasuk spora.
2. Desinfeksi untuk menghancurkan mikro organisme tidak
termasuk spora.
KEBIJAKAN
PROSEDUR A. DESINFEKTAN UNTUK KULIT (ANTI SEPTIK)
1. Mencuci tangan dengan sabun dan air yang mengalir.
2. Dengan chlorhexidine 4%, Hibiscrab dan providine iodine
0,75% selama 2 menit.
3. Alcohol 70% digosokkan pada kulit dan tangan dan tunggu
sampai kering.

B. DESINFEKTAN UNTUK ISTIRAHAT


1. CIDEX (Gutalol dehyde) untuk desinfektan tingkat tinggi,
untuk alat-alat.
2. Alat direndam 10 menit untuk disenfektan 10 jam untuk
mensterilisasi.

C. DESINFEKTAN UNTUK LINGKUNGAN


1. Sebelum didesinfektan kotoran-kotoran dibersihkan
2. Untuk alat-alat dorong, troli yang ada di kamar operasi
dengan alcohol 70%, akan lebih efektif jika dicampur
dengan chlorhexidine 5%.
3. Bahan dasar desinfektan chlorine (precef) untuk
mendesinfektan lantai, dinding, dan plafon dengan cara
fogin setelah pemakaian operasi pasien dengan HBS Ag +
dan HIV/AIDS

UNIT TERKAIT

PENCEGAHAN INFEKSI
NO. DOKUMEN REVISI : HALAMAN
4

800/04/Kep.RSUD/I/ 1/1
2015
TANGGAL TERBIT: DITETAPKAN OLEH
DIREKTUR
PEMERINTAH DAERAH 07 JANUARI 2015
KABUPATEN BARITO
UTARA
RSUD MUARA TEWEH
STANDAR OPERASIONAL drg. DWI AGUS SETIJOWATI
PROSEDUR NIP. 1967080027 199303 2 7
PENGERTIAN Upaya agar tidak terjadi infeksi baik terhadap diri sendiri, orang
lain, dan lingkungan akibat terpapar oleh darah dan cairan
penderita.
TUJUAN 1. Mencegah infeksi umum
2. Meminimalkan resiko penyebaran penyakit yang berbahaya
seperti Hepatitis B, TBC dan HIV/AIDS kepada pasien, kepada
petugas kesehatan, termasuk petugas kebersihan dan rumah
tangga.
KEBIJAKAN 1. Melindungi diri dengan sarana sesuai standar.
2. Mengelola pembuangan sampah
3. Proses dekontaminasi, cuci bilas-sterilisasi
PROSEDUR 1. Melindungi diri sendiri selaku petugas kesehatan :
a. Prinsip bahwa setiap orang (pasien dan petugas kesehatan)
harus dianggap berpotensi menularkan infeksi;
b. Cuci tangan adalah prosedur yang paling praktis dan
mencegah kontaminasi silang;
c. Pakailah sarung tangan sebelum menyentuh setiap kulit yang
luka, selaput lendir (mukosa) darah dan cairan tubuh lainnya
(sekret);
d. Gunakanlah pelindung barier seperti kacamata (goggles),
masker, celemek (apron) pada setiap kali melakukan kegiatan
pelayanan yang diantisipasi dapat terkena percikan atau
terkena darah dan cairan-cairan tubuh pasien;
e. Selalu melakukan tindakan/ prosedur menurut langkah yang
aman seperti tidak membengkokan jarum dengan tangan,
memgang alat medik dan memprosesnya dengan benar,
membuang dan memproses sampah medik dengan benar;
2. Pengelolaan Pembuangan Sampah
a. Sampah yang tidak terkontaminasi dibuang ke tempat bak
sampah biasa;
b. Sampah medik yang terkontaminasi darah atau cairan tubuh
rendam dengan cairan byclean (1:9) dengan menggunakan
sarung tangan, sebelum dibuang ke pembuangan sampah;
c. Sampah medik padat dibakar dalam incinerator
d. Setelah membuang sampah yang berpotensi infeksi, tangan
petugas, sarung tangan dan tempat sampah harus dicuci;
3. Proses Dekontaminasi (Terlampir)

UNIT TERKAIT 1. Ruang Rawat Inap


2. Rawat Jalan
3. Ruang Bersalin

MENCUCI TANGAN
NO. DOKUMEN REVISI : HALAMAN
800/05/Kep.RSUD/I/ 1/1
5

2015
TANGGAL TERBIT: DITETAPKAN OLEH
DIREKTUR
PEMERINTAH DAERAH 07 JANUARI 2015
KABUPATEN
BARITO UTARA
RSUD MUARA TEWEH
STANDAR OPERASIONAL drg. DWI AGUS SETIJOWATI
PROSEDUR NIP. 1967080027 199303 2 7
PENGERTIAN Mencuci tangan adalah proses secara mekanik melepaskan kotoran
debris dari kulit tangan dengan menggunakan sabun biasa dan air.
TUJUAN 1. Mencegah infeksi yang ditularkan melalui tangan
2. Menghilangkan semua kotoran dan debris serta menghambat
atau membunuh mikroorganisme pada kulit
KEBIJAKAN
PROSEDUR 1. Bersihkan tangan dengan air mengalir yang bersih
2. Tuangkan 3-5 cc sabun cair untuk menyabuni seluruh
permukaan tangan
3. Ratakan dengan kedua telapak tangan
4. Gosok punggung dan sela jari-jari tangan kiri dan tangan kanan
dan sebaliknya.
5. Gosok kedua telapak tangan dan sela-sela jari.
6. Jari-jari sisi dalam dari kedua tangan saling mengunci
7. Gosok ibu jari kiri berputar dengan menggenggam tangan
kanan dan dilakukan sebaliknya.
8. Gosok dengan memutar ujung jari-jari di telapak tangan kiri
dan sebaliknya.
9. Bilas kedua tangan dengan air mengalir
10. Keringkan dengan handuk sekali pakai atau tisu towel sampai
benar-benar kering
11. Gunakan handuk sekali pakai atau tisu towel untuk menutup
kran
UNIT TERKAIT

MENCUCI TANGAN PROSEDURAL


6

NO DOKUMEN: REVISI: HALAMAN


1/1
800/06/Kep.RSUD/I/2015
TANGGAL TERBIT: DITETAPKAN OLEH:
DIREKTUR

07 JANUARI 2015
PEMERINTAH DAERAH
KABUPATEN BARITO UTARA
RSUD MUARA TEWEH
drg. DWI AGUS SETIJOWATI
STANDAR OPERASIONAL NIP. 1967080027 199303 2 7
PROSEDUR

PENGERTIAN Adalah aktivitas cuci tangan yang dilakukan setiap akan


melakukan suatu procedural, setelah menyentuh luka terbuka/
cairan tubuh, darah, sekresi/ ekskresi atau barang-barang yang
telah terkontaminasi, setiap menyentuh pasien atau dan lainnya
dan setiap datang dan pulang atau masuk ruangan dari suatu
tempat
TUJUAN 1. Sebagai acuan langkah-langkah dalam melakukan prosedur cuci
tangan.
2. Mencegah terjadinya infeksi silang melalui tangan
3. Menjaga kebersihan perorangan
KEBIJAKAN 1. Semua petugas harus melakukan cuci tangan sebelum dan
sesudah melakukan suatu prosedur tindakan.
2. Pedoman Pengendalian Infeksi Nosokomial
3. Petugas mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan
tindakan.
PERSIAPAN ALAT a. Air bersih yang mengalir (wastafel).
b. Antiseptik (sabun/ Chlorhexidine gluconate 4%)
c. Sikat
d. Handuk bersih/tisu/hand dryer.
PROSEDUR 1. Lepas semua perhiasan termasuk cincin dan jam tangan.
2. Basahi tangan dengan air yang mengalir
3. Gunakan cairan anti septik/sabun sesuai petunjuk
4. Cuci tangan sembari mencuci kran air secukupnya (dilakukan
apabila kran pendek atau tidak mungkin ditutup dengan siku)
5. Bilas kran air sampai bersih dari antiseptik/sabun (30 detik
untuk langkah 4-5)
6. Cuci tangan sekali lagi secara menyeluruh dari telapak tangan
dan punggung sampai pergelangan tangan
7. Cuci sela-sela jari dan jari tangan depan belakang
8. Bersihkan telapak tangan dengan ujung jari dengan gerakan
memutar.
9. Bilas seluruhnya dengan air yang mengalir (selama 30 detik
untuk langkah 7-800)
10. Keringkan tangan dengan handuk/ tisu/ hand dryer
11. Tutupkran air dengan menggunakan siku atau handuk/tisu.

UNIT TERKAIT Kamar Operasi, Rawat Inap dan Rawat Jalan semua unit yang
melakukan prosedur.

MENGGUNAKAN MASKER
NO. DOKUMEN REVISI : HALAMAN
7

800/07/Kep.RSUD/I/2015 1/1
TANGGAL TERBIT: DITETAPKAN OLEH
DIREKTUR
07 JANUARI 2015

drg. DWI AGUS SETIJOWATI


PEMERINTAH DAERAH NIP. 1967080027 199303 2 7
KABUPATEN BARITO UTARA
RSUD MUARA TEWEH
STANDAR OPERASIONAL
PROSEDUR
PENGERTIAN Menggunakan masker untuk menutup hidung dan mulut
TUJUAN 1. Mencegah terjadinya penularan
2. Mencegah terkontaminasinya alat steril
KEBIJAKAN 1. Standar WHO
2. SK Menkes atau surgical Mask
3. Tempat sampah tertutup
PROSEDUR 1. Cuci tangan secara efektif sebelum mengambil masker
2. Ambil masker, regangkan tali masker (bila tali terbuat dari
karet)
3. Bula memasang masker, pegang masker dengan telapak
tangan kiri
4. Tempelkan ke hidung, tangan kanan bertindak untuk
menuntun masker agar tepat pada dagu dan bagiann logam
berada pada bagian hidung
5. Dengan kedua jari telunjuk, tekuk bagian logam yang akan
mengenai hidung sesuai dengan bentuk hidung pemakai.
6. Selanjutnya lakukan penekanan pada semua pinggir masker
dengan daerah muka yang diberi masker (hidung dan mulut)
7. Ikatlah tali atas pada bagian atas kepala dan pastikan bahwa
lewat di atas telinga
8. Ikatlah tali bawah di belakang kepala, sejajar dengan bagian
atas dagu/leher
9. Pada probable kasus, di bagian atas masker, pasang masker
bedah lagi satu lembar
10. Gunakan masker selama berada dalam ruangan perawatan
pasien, tidak diperkenankan memakai di luar ruangan pasien
11. Setelah selesai menggunakan masker, lipat masker dengan
luar di dalam
12. Pakai masker selama 4-6 jam
13. Masker dapat digunakan 24 jam dengan catatan harus diganti
apabila tercemar/lembab
14. Masker dissposible langsung dibuang
UNIT TERKAIT 1. Instalasi, Farmasi, Loundry
2. IPSRS (Incenerator)
8

MEMAKAI DAN MELEPAS SARUNG TANGAN STERIL


PROSEDURAL
NO DOKUMEN: REVISI: HALAMAN
800/08/Kep.RSUD/I/2015 1/2
TANGGAL TERBIT: DITETAPKAN OLEH:
DIREKTUR
PEMERINTAH DAERAH
07 JANUARI 2015
KABUPATEN BARITO
UTARA
RSUD MUARA TEWEH

drg. DWI AGUS SETIJOWATI


STANDAR OPERASIONAL
NIP. 1967080027 199303 2 7
PROSEDUR
PENGERTIAN Adalah suatu rangkaian aktivitas pemakaian satung tangan steril
dan melepasnya untuk suatu tindakan prosedur.
TUJUAN Sebagai acuan langkah-langkah dalam memakai dan melepas
sarung tangan steril untuk suatu tindakan procedural.

KEBIJAKAN Semua petugas yang akan melakukan suatu tindakan procedural


harus menggunakan sarung tangan steril.
PERSIAPAN ALAT a. Sarung tangan steril dalam tempatnya tersedia berbagai
ukuran
b. Sarung tangan yang bisa menutup tangan sampai
pergelangan tangan
c. Tempat sarung tangan kotor/Waskom/bengkok berisi
chlorine 2%.
PROSEDUR I. Memakai sarung tangan steril

1. Cuci tangan terlebih dahuu sebelum memakai sarung tangan


steril
2. Ambil sarung tangan dari tempatnya, dengan cara masukkan
jari telunjuk ke dalam lubang sarung tangan dan bu jari
berada di luar, angkat dan jaga jangan sampai menyentuh
barang atau anggota badan yang tidak steril
3. Masukkan jari tangan yang satunya ke dalam sarung tangan
dan pastikan bahwa jari tangan masuk dalam lubang jari
yang benar
4. Satu tangan telah memakai sarung tangan steril, ambil
sarung tangan satu lagi, dengan tangan yang sudah memakai
sarung tangan steril
5. Masukkan jari tangan ke dalam lipaan sarug tangan yang
akan diambil dan ibu jari berada di luar
6. Angkat dan pakai sarung tangan pada yangan yang lain
dengan cra yang sama
7. Rapikan kedua sarung tangan dan juga jangan sampai
tersentuh barang atau bagian tubuh yang tidak steril
II. Memakaikan sarung tangan steril pada orang lain
1. Cuci tangan procedural
2. Ambil sarung tangan steril dengan cara masukan jari tangan
kedalam lubang sarung tangan dan buka lebar-lebar, serta
pertahankan sarung tangan dalam ketinggian sejajar dengan
pinggul, persilakan pemakai memasukkan jari-jari
tangannya ke dalam sarung tangan
3. Tahan sarung tangan agar pada saat pemakaian jari-jari
tangannya tidak turun dulu bawah sejajar pinggul
4. Ulangi dengan cara yang sama untuk tangan yang lain

III. Melepas Sarung tangan


1. Pegang bagian luar sarung tangan pada bagian dalam lengan
9

bawah, jumput dan tarik keluar kearah jari-jari tangan


(apabila kedua tangan masih memakai sarung tangan)
2. Apabila satu tangan sudah tidak memakai sarung tangan
maka ambil sarung tangan dari bagian dalam sarung tangan
daerah lengan bawah bagian dalam, tarik sarung tangan
searah jari-jari
3. Letakkan sarung tangan pasca pakai di tempat yang sudah
disediakan
4. Cuci tangan sesegera mungkin setelah melepas sarung
tangan

UNIT TERKAIT OK, Rawat Inap, Rawat Jalan, Laboratorium, Radiologi dan unit
yang telah melakukan suatu prosedur.
10

MEMAKAI DAN MELEPAS GAUN TIDAK STERIL


NO. DOKUMEN REVISI : HALAMAN
800/09/Kep.RSUD/I/ 1/1
2015
TANGGAL TERBIT: DITETAPKAN OLEH
PEMERINTAH DAERAH DIREKTUR
07 JANUARI 2015
KABUPATEN
BARITO UTARA
RSUD MUARA TEWEH
STANDAR OPERASIONAL drg. DWI AGUS SETIJOWATI
PROSEDUR NIP. 1967080027 199303 2 7
PENGERTIAN Adalah suatu aktifitas tata cara pemakaian dan melepas gaun tidak
steril
TUJUAN Sebagai acuan langkah-langkah dalam memakai dan melepas gaun
tidak steril.
KEBIJAKAN Semua petugas yang masuk ke ruangan isolasi, ICU, VK, harus
menggunakan gaun bersih khusus.
STANDAR ALAT 1. Gaun bersih tidak steril bisa menutup bahu sampai atas mata
kaki, dan pergelangan tangan
2. Tempat untuk gaun kotor sesudah dipakai
3. Jumlah gaun, sejumlah pasien yang dalam perawatan
memerlukan gaun/ celemek
PROSEDUR I. Memakai gaun tidak steril
1. Cuci tangan procedural
2. Ambil gaun tidak steril yang bersih, teliti bila robek/ tidak ada
tali/ kancing
3. Lepas gaun operasi dengan cara menarik kearah depan
4. Lepas kedua lengan dan gulung gaun operasi dari arah tali ke
arah daerah yang tidak menempel pada tubuh kita, sehingga
akan terjadi posisi dimana gaun yang menempel pada tubuh
kita berada di luar gulungan
5. Gulung gaun operasi dari daerah leher gaun ke bawah
6. Letakkan gaun ke dalam plastik yang telah disediakan

II. Melepas gaun steril sesudah selesai operasi


1. Lepas sarung tangan setelah selesai operasi sesuai prosedur
2. Lepas tali gaun operasi bisa minta bantuan orang lain
3. Lepas gaun operasi dengan cara menarik ke arah depan
4. Lepas kedua lengan dan gulung gaun operasi dari arah tali ke
arah daerah yang tidak menempel pada tubuh kita, sehingga
akan terjadi posisi dimana gaun yang menempel pada tubuh
kita berada di luar gulungan
5. Gulung gaun operasi dari daerah leher gaun ke bawah
6. Letakkan gaun ke dalam plastik yang telah disediakan

UNIT TERKAIT Kamar Operasi/OK, Instalasi Gawat Darurat


11

MEMAKAI ALAT PELINDUNG MATA


NO. DOKUMEN REVISI : HALAMAN
800/10/RSUD/2015 1/1
TANGGAL TERBIT: DITETAPKAN OLEH
DIREKTUR
07 JANUARI 2015
PEMERINTAH DAERAH
KABUPATEN BARITO UTARA
RSUD MUARA TEWEH
STANDAR OPERASIONAL drg. DWI AGUS SETIJOWATI
PROSEDUR NIP. 1967080027 199303 2 7
PENGERTIAN Melindungi petugas kesehatan pada daerah mata dari percikan
atau cairan tubuh lainnya.
TUJUAN Melindungi petugas kesehatan pada daerah mata dari percikan
darah atau cairan tubuh lainnya.
KEBIJAKAN
PROSEDUR 1. Ambil pelindung mata (kacamata)
2. Kemudian pasangkan dan sesuaikan agar pas

UNIT TERKAIT
12

MEMAKAI TOPI
NO. DOKUMEN REVISI : HALAMAN
800/11/Kep.RSUD/I/ 1/1
2015
TANGGAL TERBIT: DITETAPKAN OLEH
PEMERINTAH DAERAH DIREKTUR
07 JANUARI 2015
KABUPATEN BARITO
UTARA
RSUD MUARA TEWEH
STANDAR OPERASIONAL drg. DWI AGUS SETIJOWATI
PROSEDUR NIP. 1967080027 199303 2 7
PENGERTIAN Alat pelindung pada daerah kepala terutama rambut dan kulit
kepala
TUJUAN Untuk menutup rambut dan kulit kepala sehingga serpihan kulit
tidak masuk ke dalam luka dan tidak mengganggu penglihatan
selama melakukan tindakan.
KEBIJAKAN
PROSEDUR 1. Ambil pelindung kepala yaitu topi
2. Pasangkan pada kepala kemudian dipaskan

UNIT TERKAIT
13

MEMAKAI ALAT GAUN PELINDUNG


NO. DOKUMEN REVISI : HALAMAN
800/12/Kep.RSUD/I/ 1/1
2015
TANGGAL TERBIT: DITETAPKAN OLEH
PEMERINTAH DAERAH DIREKTUR
07 JANUARI 2015
KABUPATEN
BARITO UTARA
RSUD MUARA TEWEH
STANDAR OPERASIONAL drg. DWI AGUS SETIJOWATI
PROSEDUR NIP. 1967080027 199303 2 7
PENGERTIAN Adalah untuk menutupi atau mengganti pakaian biasa atau seragam
lain, pada saat merawat pasien yang diketahui atau dicurigai
menderita penyakit menular melalui droplet/airbone
TUJUAN Melindungi baju atau kulit petugas dari sekresi respirasi
KEBIJAKAN
PROSEDUR 1. Ambil gaun pelindung, pilih yang pas dengan ukuran tubuh
2. Kemudian pasangkan pada tubuh agar tidak terkena cipratan
darah atau cairan tubuh lainnya.

UNIT TERKAIT
14

MEMAKAI ALAT PELINDUNG DARI APRON


NO. DOKUMEN REVISI : HALAMAN
800/13/Kep.RSUD/I/ 1/1
2015
TANGGAL TERBIT: DITETAPKAN OLEH
PEMERINTAH DAERAH DIREKTUR
07 JANUARI 2015
KABUPATEN BARITO
UTARA
RSUD MUARA TEWEH
STANDAR OPERASIONAL drg. DWI AGUS SETIJOWATI
PROSEDUR NIP. 1967080027 199303 2 7
PENGERTIAN Baju yang menutupi sebagiann dari tubuh yaitu mulai dari dada
sampai lutut dan yang menutup seluruh badan.
TUJUAN Melindungi petugas dari cipratan darah atau cipratan darah lainnya.
KEBIJAKAN
PROSEDUR 1. Ambil apron kemudian pilih yang pas dengan tubuh kita
2. Kemudian pasangkan dan sesuaikan agar pas

UNIT TERKAIT
15

MEMBERIKAN SUNTIKAN INTRAMUSKULAR


NO. DOKUMEN REVISI : HALAMAN
800/14/RSUD/I/2015 1/1
TANGGAL TERBIT: DITETAPKAN OLEH
DIREKTUR
07 JANUARI 2015
PEMERINTAH DAERAH
KABUPATEN BARITO UTARA
RSUD MUARA TEWEH
STANDAR OPERASIONAL drg. DWI AGUS SETIJOWATI
PROSEDUR NIP. 1967080027 199303 2 7
PENGERTIAN Memasukkan obat melalui suntikan ke dalam jaringan:
1. Otot pangkal lengan
2. Otot paha 1/3 tengah bagian luar
3. Otot bokong ½ bagian atas cocygeus

TUJUAN 1. Memberikan reaksi obat yang lebih cepat dari pada peroral
2. Memungkinkan untuk menyuntikkan sejumlah volume yang
lebih banyak (maksimal 20 cc)

KEBIJAKAN -
PERSIAPAN 1.Spuit dan jarum sesuai dengan kebutuhan
2.Kapas alcohol
3.Kikir ampul
4.Obat yang akan disuntikkan pada aquabidest
5.Bak injeksi
6.Handscone
7.Bengkok
8.Trolly injeksi yang berisi tempat sampah, tempat ampul,
plester tempat jarum
9. Catatan perawat.

PROSEDUR 1. Beri penjelasan kepada pasein


2. Perhatikan teknik antiseptic
3. Perhatikan prinsip 12 benar
4. Masukan obat dalam spuit, kemudian keluarkan udara dalam
spuit
5. Atur posisi pasien
6. Tentukan daerah yang akan disuntik
7. Desinfeksi kulit yang akan disuntik dengan kapas alcohol
8. Masukan jarum suntik dengan posisi 90°
9. Lakukan aspirasi untuk memastikan jarum tidak masuk
pembuluh darah
10. Masukan obat secara perlahan
11. Perhatikan reaksi pasien
12. Cabut jarum dan hapus kulit bekas suntikan dengan kapas
alcohol
13. Bereskan pasien dan alat-alat
14. Perawat cuci tangan
15. Catat dalam catatan pemberian obat injeksi obat yang telah
dsuntikan, beri tanda tangan dan nama terang petugas yang
memberikan
UNIT TERKAIT

PEMBERIAN SUNTIKAN INTRAVENA


16

NO. DOKUMEN REVISI : HALAMAN


800/15/Kep.RSUD/I/ 1/1
2015
TANGGAL TERBIT: DITETAPKAN OLEH
DIREKTUR
PEMERINTAH DAERAH 07 JANUARI 2015
KABUPATEN
BARITO UTARA
RSUD MUARA TEWEH
STANDAR OPERASIONAL drg. DWI AGUS SETIJOWATI
PROSEDUR NIP. 1967080027 199303 2 7
PENGERTIAN Memberikan obat suntikan melalui pembuluh darah vena
TUJUAN Mendapatkan reaksi obat dengan cepat
KEBIJAKAN -
PERSIAPAN 1. Spuit dan jarumnya
2. Kapas alkohol
3. Kikir ampul
4. Obat yang akan disuntikkan
5. Bak injeksi
6. Pengalas
7. Bengkok
8. Torniquet
PROSEDUR a. Tahap Preinteraksi:
1. Beri penjelasan kepada pasien
2. Tentukan area suntikan (usahakan dari vena yang paling
ujung)
3. Pasang pengalas
4. Perawat cuci tangan
b. Tahap Orientasi:
1. Baca etiket (nama pasien, nama obat, cara, dan waktu)
2. Jelaskan prosedur
c. Tahap Kerja:
1. Siapkan obat sesuai kebutuhan ke dalam spuit
2. Desinfeksi area suntikan dengan kapas alcohol
3. Tusukkan jarum dengan sudut 450 dengan lubang jarum
menghadap ke atas
4. Lakukan aspirasi bila ada darah yang keluar, tourniquet
dibuka dimasukkan secara perlahan-lahan
5. Kaji reaksi pasien
6. Cabut jarum dan mengoles kulit bekas suntikan dengan
kapas alkohol
7. Catat dalam catatan perawatan, serta membubuhkan nama
dan tanda tangan petugas
8. Bereskan pasien dan alat-alat
9. Lakukan observasi apakah ada reaksi alergi atau tidak, dan
jelaskan kepada pasien bila ada reaksi yang timbul setelah
injeksi agar segera melapor kepada perawat
10. Perawat cuci tangan

UNIT TERKAIT Rawat Inap dan Rawat Jalan

PEMBERIAN SUNTIKAN SUBKUTAN

NO. DOKUMEN REVISI : HALAMAN


17

800/16/Kep.RSUD/I/2015 1/1
TANGGAL TERBIT: DITETAPKAN OLEH
DIREKTUR
07 JANUARI 2015
PEMERINTAH DAERAH
KABUPATEN
BARITO UTARA
RSUD MUARA TEWEH drg. DWI AGUS SETIJOWATI
STANDAR OPERASIONAL NIP. 1967080027 199303 2 7
PROSEDUR
PENGERTIAN Memberikan obat melalui suntikan di bawah kulit yang dilakukan
pada lengan atas daerah luar, kaki bagian atas, dan daerah sekitar
pusat.
TUJUAN Agar obat dapat meyebar dan diserap secara perlahan
KEBIJAKAN –
PERSIAPAN 1. Spuit insulin/spuit 1 cc
2. Kapas alcohol
3. Bakinjeksi
4. Perlak
5. Obat yang dibutuhkan
6. Bengkok
7. Catatan pemberian obat injeksi
8. Alat tulis

PROSEDUR 1. Beri penjelasan pada pasien tentang obat yang akan diberikan
2. Perawat cuci tangan
3. Tentukan daerah yang akan disuntik dan lakukan desinfeksi
dengan kapas alcohol
4. Perhatikan prinsip 12 benar (12 B)
5. Masukkan obat kedalam spuit sesuai program dokter
6. Masukan jarum suntik dengan posisi 90° bila memakai jarum
kecil (panjangnya 1 cm) atau dibawah 45° bila memakai jarum
yang lebih panjang
7. Lakukan asoirasi dan pastikan jarum tidak masuk kepembuluh
darah
8. Masukkan obat dengan perlahan-lahan
9. Observasi kondisi/reaksi pasien
10. Cabut jarum dan desinfeksi kulitdengan alcohol
11. Bereskan pasien dan alat-alat
12. Perawat cuci tangan
13. Dokumentasi pada catatan pemberian obat injeksi obat yang
telah disuntikkan, berita tandatangan dan nama terang petugas
yang memberikan

Perhatikan:
1. Pada pasien yang mendapat sejumlah suntikan subkutan, kita
harus secara terus menerus berganti tempat penusukan
2. Jangan menyuntik pada tempat dimana ada bekas jaringan yang
terluka atau tempat dimana terjadi edema.

UNIT TERKAIT Rawat Inap dan Rawat Jalan

PEMBERIAN SUNTIKAN INTRAKUTAN


18

NO. DOKUMEN REVISI : HALAMAN


800/17/Kep.RSUD/I/ 1/1
2015
TANGGAL TERBIT: DITETAPKAN OLEH
DIREKTUR
07 JANUARI 2015
PEMERINTAH DAERAH
KABUPATEN
BARITO UTARA
RSUD MUARA TEWEH drg. DWI AGUS SETIJOWATI
STANDAR OPERASIONAL NIP. 1967080027 199303 2 7
PROSEDUR
PENGERTIAN Memberikan obat melalui suntikan ke dalam jaringan kulit yang
dilakukan pada lengan bagian dalam atau ditempat lain yang
anggap perlu
TUJUAN 1. Melakukan uji coba obat tertentu
2. Memberikan obat tertentu yang pemberiannya hanya dapat
dilakukan dengan cara suntikan intrakutan
3. Membantu menentukan diagnosa terhadap penyakit tertentu
(misalnya mantoux test)

KEBIJAKAN –
PERSIAPAN A. Persiapan Alat:
1. Spuit + Jarum steril
2. Kapas alcohol
3. Bak injeksi
4. Obat yang dibutuhkan
5. Kartu obat/catatan pemberian obat injeksi
6. Bengkok
7. Perlak
8. Alat tulis

B. Persiapan Pasien:
1. Identifikasi pasien
2. Kaji riwayat alergi
3. Beritahu dan jelaksan pada pasien mengenai tindakan yang
akan dilakukan
4. Observasi reaksi pasien

PROSEDUR 1. Perawat cuci tangan


2. Siapkan dosis obat
3. Tentukan lokasi suntikan
4. Desinfeksi daerah yang akan disuntik
5. Tusukkan jarum injeksi dengan sudut 5º – 10º
6. Masukkan obat perlahan-lahan
7. Cabut jarum
8. Jangan lakukan pengurutan
9. Lingkari batas pinggir gelembung dengan alat tulis (pulpen)
10. Bereskan alat-alat
11. Perawat cuci tangan

UNIT TERKAIT Rawat Inap dan Rawat Jalan

PRINSIP PEMBERIAN OBAT (12 B)


NO. DOKUMEN REVISI : HALAMAN
800/18/Kep.RSUD/I/ 1/2
19

2015
TANGGAL TERBIT: DITETAPKAN OLEH
DIREKTUR
PEMERINTAH DAERAH 07 JANUARI 2015
KABUPATEN
BARITO UTARA
RSUD MUARA TEWEH
STANDAR OPERASIONAL drg. DWI AGUS SETIJOWATI
PROSEDUR NIP. 1967080027 199303 2 7
PENGERTIAN Suatu metode/pedoman dalam pemberian obat pada pasien.
TUJUAN Untuk mencegah terjadinya cedera pada pasien karena adanya
kesalahan obat atau pemberian obat.
KEBIJAKAN
PERSIAPAN 1. Obat yang dibutuhkan
2. Catatan pemberian obat/ kartu obat sesuai dengan cara
pemberian obat
3. Pulpen
4. Sarung tangan (k/p)
5. Baki obat/ bak suntik (kupet)
6. Spuit dengan jarum yang sesuai
7. Kapas alkohol
8. Bengkok
9. Segelas air
10. Label obat
11. Buku referensi obat
PROSEDUR 1. Perawat cuci tangan
2. Siapkan alat-alat
3. Bandingkan catatan pemberian obat/ kartu obat dengan
instruksi dokter sesuai prinsip 6 benar:
a. Benar pasien : periksa nama pasien, nomor RM, ruang, nama
dokter yang meresepkan pada catatan pemberian obat orat/
kartu obat
b. Benar obat : memastikan bahwa obat generic sesuai dengan
nama dagang obat, pasien tidak alergi pada kandungan obat
yang diberikan, dan memeriksa label obat dengan catatan
pemberian obat oral
c. Benar dosis : memastikan dosis yang diberikan sesuai
dengan rentang pemberian dosis untuk cara pemberian
tersebut, berat badan dan umur khususnya, periksa dosis
pada label obat untuk membandingkan dengan dosis secara
akurat
d. Benar waktu : periksa waktu pemberian obat sesuai dengan
waktu yang tertera pada catatan pemberian obat, (misal :
obat diberikan 2 kali sehari maka catatan pemberian obat
akan tertera waktu pemberian jam 6 pagi dan 6 sore
e. Benar cara : memeriksa label obat untuk memastikan obat
tersebut dapat diberikan sesuai cara yang diinstruksikan, dan
periksa cara pemberian pada catatan pemberian obat
f. Benar dokumentasi : setelah obat diberikan, harus
didokumentasikan, dosis, rute, waktu dan oleh siapa obat itu
diberikan. Pemberian obat sesuai dengan standar prosedur
yang berlaku di rumah sakit dan selalu mencatat informasi
yang sesuai mengenai obat yang telah diberikan serta respon
klien terhadap pengobatan
g. Benar pendidikan : Kesehatan Perihal Medikasi Klien :
Perawat mempunyai tanggung jawab dalam melakukan
pendidikan kesehatan pada pasien, keluarga, dan masyarakat
luas terutama yang berkaitan dengan obat seperti manfaat
obat secara umum, penggunaan obat yang baik dan benar,
alasan terapi obat dan kesehatan yang menyeluruh, hasil
yang diharapkan setelah pemberian obat, efek samping dan
reaksi yang merugikan dari obat, interaksi obat dengan obat
dan obat dengan makanan, perubahan-perubahan yang
diperlukan dalam menjalankan aktivitas sehari-hari selama
sakit dan sebagainya.
20

h. Hak Klien Untuk Menolak : Klien berhak untuk menolak


dalam pemberian obat. Perawat harus memberikan Inform
Consent dalam pemberian obat.
i. Benar Pengkajian : Perawat selalu memeriksa TTV (Tanda-
tanda Vital) sebelum pemberian obat.
j. Benar Evaluasi : Perawat selalu melihat/memantau efek
kerja dari obat setelah pemberiannya.
k. Benar Reaksi Terhadap Makan : Obat memiliki efektivitas
jika diberikan pada waktu yang tepat. Jika obat itu diminum
sebelum makan (ante cimum atau a.c) untuk memperoleh
kadar yang diperlukan harus diberi satu jam sebelum makan
misalnya tetrasiklin, dan sebaiknya ada obat yang harus
diminum setelah makan misalnya indometasin.
l. Benar Reaksi Dengan Obat Lain : Pada penggunaan obat
seperti chloramphenicol diberikan dengan omeprazol
penggunaan pada penyakit kronis.
4. Jika pasien mempunyai riwayat alergi, beritahu dokter
5. Fokuskan persiapan pada satu obat, pada satu waktu
6. Bandingkan label obat dengan instruksi dokter atau catatan
pemberian obat
7. Hitung dosis obat jika diperlukan dengan rumus sebagai berikut
:
Dosis yang diinginkan x satuan obal (ml/tablet)= dosis yang
Dosis yang tersedia benar
Jika tidak yakin dengan perhitungan yang telah dibuat, lakukan
cross cek dengan perawat lain
8. Periksa label pada setiap obat :
a. Sebelum mengambil obat dan tempat penyimpanannya
b. Sebelum mengambil sesuai dosis
c. Sebelum meletakkan obat kembali ke tempat
penyimpanannya
9. Periksa kembali catatan pemberian obat oral untuk memastikan
pasien sesuai obat yang telah disiapkan
10. Gunakan teknik aseptic saat mulai atau mengambil setiap obat,
setelah memeriksa label obat untuk kedua kalinya
11. Siapkan obat pada baki obat setelah memeriksa label untuk
ketiga kalinya sebelum mempersiapkan obat yang lain
12. Periksa kembali catatan pemberian obat atau kertu obat pada
baki
13. Tempatkan semua peralatan pada baki
UNIT TERKAIT Rawat Inap dan Rawat Jalan

PEMBERIAN OBAT ORAL


NO. DOKUMEN REVISI : HALAMAN
800/19/Kep.RSUD/I/ 1/1
2015
21

TANGGAL TERBIT: DITETAPKAN OLEH


DIREKTUR
PEMERINTAH DAERAH 07 JANUARI 2015
KABUPATEN
BARITO UTARA
RSUD MUARA TEWEH
STANDAR OPERASIONAL drg. DWI AGUS SETIJOWATI
PROSEDUR NIP. 1967080027 199303 2 7
PENGERTIAN Memberikan obat oral kepada pasien melalui mulut dengan bentuk
obat berupa tablet, kapsul, puyer, maupun sirup
TUJUAN 1. Membantu proses penyembuhan
2. Meningkatkan daya tahan tubuh pasien
KEBIJAKAN -
PERSIAPAN a. Persiapan Alat :
1. Baki
2. Obat yang diperlukan
3. Tempat obat
4. Gelas berisi air minum
5. Sendok
6. RM Perawatan
7. Bengkok
b. Persiapan Pasien :
1. Penjelasan kepada pasien
2. Persiapan lingkungan
PROSEDUR 1. Perawatn cuci tangan
2. Periksa ulang obat yang diberikan (12 benar)
3. Berikan obat kepada pasien dan observasi sampai obat habis
diminum oleh pasien
4. Catat dalam catatan pemberian obat oral, obat yang telah
diminum pasien, beri nama petugas yang memberikan dan tanda
tangan serta catat pula reaksi yang terjadi (jika ada) pada catatan
perawatan
5. Bereskan alat dan pasien
UNIT TERKAIT Rawat Inap dan Rawat Jalan

TERAPI INHALASI
NO. DOKUMEN REVISI : HALAMAN
800/20/Kep.RSUD/I/ 1/1
2015
TANGGAL TERBIT: DITETAPKAN OLEH
22

PEMERINTAH DAERAH DIREKTUR


KABUPATEN 07 JANUARI 2015
BARITO UTARA
RSUD MUARA TEWEH
STANDAR OPERASIONAL drg. DWI AGUS SETIJOWATI
PROSEDUR NIP. 1967080027 199303 2 7
PENGERTIAN Memberikan terapi dengan cara menggunakan gas oksigen/ udara
yang ditambahkan dengan obat-obatan
TUJUAN Membantu terciptanya suatu hygiene bronchial yang normal/
mendekati normal
KEBIJAKAN -
PERSIAPAN 1. Set terapi O2 yang siap pakai
2. Flow meter O2
3. Alat nebulizer
4. Spuit 2,5 cc dan 5 cc
5. Obat-obatan sesuai dengan program dokter
6. Aquadest atau NaCl 0,9 %
7. Catatan medik
8. Alat tulis
PROSEDUR 1. Beri penjelasan kepada pasien
2. Perawat cuci tangan
3. Cek alat nebulizer agar siap pakai
4. Masukkan obat ke dalam alat nebulizer, encerkan obat dengan
aquabidest/ NaCl 0,9%
5. Siapkan O2 bila perlu
6. Masukkan aquabidest sampai pada level yang telah ditentukan
7. Hubungkan alat dengan sumber listrik
8. Hidupkan alat dan pakaikan sungkup O2 pada hidung pasien
9. Putar tombol Depletion Water dan putar tombol timer
10. Perhatikan uap yang keluar, bila terlalu banyak dikecilkan
dengan cara memutar ke kiri tombol Depletion water
11. Anjurkan pasien untuk :
a. Menarik nafas dalam melalui hidung dan hembuskan lewat
mulut
b. Tarik nafas dalam berulang-ulang sampai obat habis
12. Setelah obat habis/ waktu habis, alat-alat dirapikan, mesin
dimatikan
13. Rapikan pasien
14. Dokumentasi pada rekam medik
UNIT TERKAIT -

IRIGASI LAMBUNG
NO. DOKUMEN REVISI : HALAMAN
800/21/Kep.RSUD/I/ 1/1
2015
TANGGAL TERBIT: DITETAPKAN OLEH
23

PEMERINTAH DAERAH DIREKTUR


KABUPATEN 07 JANUARI 2015
BARITO UTARA
RSUD MUARA TEWEH
STANDAR OPERASIONAL drg. DWI AGUS SETIJOWATI
PROSEDUR NIP. 1967080027 199303 2 7
PENGERTIAN Membersihkan lambung dari zat kimia/ darah
TUJUAN 1. Membersihkan lambung
2. Mencegah keracunan
3. Member rasa nyaman pada pasien
KEBIJAKAN -
PERSIAPAN 1. Blass spuit
2. Perlak
3. Bengkok
4. Klem (arteri klem)
5. Cairan NaCl 0,9%
6. Stethoscope
7. Ember tempat cairan kotor
PROSEDUR A. Tahap Preinteraksi :
1. Cek catatan medik pasien
2. Siapkan alat-alat
3. Perawat cuci tangan
B. Tahap Orientasi :
1. Berikan salam, panggil nama pasien
2. Jelaskan tujuan, prosedur, dan lamanya tindakan pada pasien
dan keluarga
C. Tahap Kerja :
1. Cetak letak NGT
2. Masukkan 30 cc NaCl pada NGT
3. Klem pada ujungnya, beberapa saat kemudian lepaskan
4. Masukkan spuit untuk irigasi pada selang dan masukkan NaCl
perlahan-lahan
5. Jika terjadi tahanan, cek posisi selang, miringkan pasien ke
posisi lain
6. Jika selang sudah tepat masuk, aspirasi cairan yang ada di
lambung pelan-pelan dan ukur jumlahnya
7. Hubungkan selang dengan pelampung, jika tidak mengalir,
ulangi irigasi
8. Perawat cuci tangan
D. Tahap Terminasi
1. Evaluasi hasil kegiatan
2. Catat hasil tindakan pada Catatan Medik
UNIT TERKAIT -

PERAWATAN DAERAH TERTEKAN


NO. DOKUMEN REVISI : HALAMAN
800/21/Kep.RSUD/I/ 1/1
2015
TANGGAL TERBIT: DITETAPKAN OLEH
24

PEMERINTAH DAERAH DIREKTUR


KABUPATEN 07 JANUARI 2015
BARITO UTARA
RSUD MUARA TEWEH
STANDAR OPERASIONAL drg. DWI AGUS SETIJOWATI
PROSEDUR NIP. 1967080027 199303 2 7
PENGERTIAN Suatu tindakan perawatan pada daerah kulit yang tertekan
TUJUAN 1. Melancarkan sirkulasi darah
2. Mencegah terjadinya luka pada kulit
KEBIJAKAN -
PERSIAPAN 1. Waskom + air hangat + sabun
2. Handuk
3. Waslap
4. Perlak
5. Minyak kelapa/lotion
6. Alat tenun
7. Sampiran
PROSEDUR 1. Beri pasien penjelasan
2. Perawat cuci tangan
3. Siapkan alat dan lingkungan
4. Mandikan pasien di atas tempat tidur sambil mengganti alat
tenun
5. Miringkan pasien
6. Pasang perlak di bawah punggung pasien
7. Oleskan minyak kelapa pada punggung dan daerah tertekan
lainnya sambil lakukan massage
8. Rapikan pasien dan bereskan alat-alat
9. Perawat cuci tangan
10. Catat pada RM
UNIT TERKAIT -

HENTI JANTUNG
(CARDIAC ARREST)
NO. DOKUMEN REVISI : HALAMAN
800/23/Kep.RSUD/I/ 1/1
2015
TANGGAL TERBIT: DITETAPKAN OLEH
25

PEMERINTAH DAERAH DIREKTUR


KABUPATEN 07 JANUARI 2015
BARITO UTARA
RSUD MUARA TEWEH
STANDAR OPERASIONAL drg. DWI AGUS SETIJOWATI
PROSEDUR NIP. 1967080027 199303 2 7
PENGERTIAN Henti jantung adalah keadaan klinik yang ditandai dengan
berhentinya denyut jantung secara tiba-tiba
TUJUAN Sebagai acuan untuk pelayanan penderita Henti Jantung (Cardiac
Arrest)
KEBIJAKAN -
PROSEDUR Kriteria Diagnosa :
Berlangsung secara tiba-tiba
Tidak sadar, tidak ada pulsasi, tidak ada pernafasan
Diagnosa Banding :
Struk yang disertai dengan koma
Koma oleh sebab penyakit lain
Pemeriksaan Penunjang :
Melihat langsusng dengan monitor EKG
Analisa Gas Darah, Elektrolit
Pemeriksaan Penunjang lainnya yang diperlukan sesuai kondisi
pasien
Terapi :
Segera dilakukan Resusitasi Jantung Paru (RJP), Bantuan Hidup
Dasar (Basic Lifesaving) : Airway, Breathing, Circulating sesuai
dengan protokol dan diikuti Bantuan Hidup lanjut (Advace
Lifesaving)
Komplikasi :
Akibat tindakan RJP : Fraktur iga, Leserasi Jantung Paru,
Perdarahan rongga dada
Prognosis :
Kurang Baik (perlu diberitahukan kepada keluarga)
UNIT TERKAIT Rawat Inap, Rawat Jalan, Rekam Medik, Laboratorium

HIPERTENSI GAWAT DARURAT


HYPERTENXIVE EMERGENCY
NO. DOKUMEN REVISI : HALAMAN
800/24/Kep.RSUD/I/ 1/1
2015
TANGGAL TERBIT: DITETAPKAN OLEH
PEMERINTAH DAERAH DIREKTUR
26

KABUPATEN 07 JANUARI 2015


BARITO UTARA
RSUD MUARA TEWEH
STANDAR OPERASIONAL drg. DWI AGUS SETIJOWATI
PROSEDUR NIP. 1967080027 199303 2 7
PENGERTIAN Hipertensi Gawat Darurat adalah hipertensi sangat berat yang harus
diturunkan segera dalam waktu 1 jam untuk menyelamatkan nyawa
penderita.
Hipertensi sangat berat apabila tekanan Sistolik ≥ 120 mmHg dan
atau tekanan diastolik ≥ 120 mmHg
TUJUAN Sebagai acuan pelayanan penderita Hipertensi Gawat Darurat
KEBIJAKAN
PROSEDUR Kriteria Diagnosis
Yang termasuk dalam hipertensi gawat darurat adalah hipertensi
berat dengan
 Ensefalopati hipertensi
 Infark Miokard Akut
 Decompensatio cosdis sinistra akut
 Gagal ginjal akut
 Pendarahan Intra kranial akut
 Eclampsia

Diagnosis Banding:
Hipertensi urensi
Pemeriksaan PenunjangL
EKG, Elektrolit, Fungsi Ginjal, LFT, Hb, Ht
Terapi
Istirahat setengah duduk, Infus Line D5%. Diet Lunak Rendah
Garam
Furosemid inj 20-40 mg/6 jam
Clonidin 1 amp (150 ug) diencerkan ke dalam 10 cc D5% Iv pelan-
pelan (10 Menit)
Periksa tekanan darah tiap 5 menit selama 1 jam . Sasaran diastolik
≤ 120 mmHg
 Apabila diastolik turun ≤120 mmHg. Clonidin inj stop diberikan.
Periksa tekanan darah tiap jam. Suatu saat apabila diastolik ≥120
mmHg ulang pemberian Clonidin
 Apabila Diastolik turun, tetapi > 120 mmHg ulang pemberian
Clonidin Inj. Max 3 kali.
 Apabila Diastolik tetap/naik. Clonidin dri[ (7 amp (15ug) dalam
5 cc D5% Mulai 10 tetes/menit, ditingkatkan 10 tetes/menit tiap
jam sampai sasaran tercapai
 Hitung jumlah kebutuhan Clonidin dalam 24 jam
 Dapat ditambahkan Nifedipin sublingual

Prognosis
Baik, Bila terkendali.
UNIT TERKAIT Rawat Inap, Rawat Jalan Rekam Medik Laboratorium

HIPERTENSI GAWAT
NO. DOKUMEN REVISI : HALAMAN
800/25/Kep.RSUD/I/ 1/1
2015
TANGGAL TERBIT: DITETAPKAN OLEH
PEMERINTAH DAERAH DIREKTUR
27

KABUPATEN 07 JANUARI 2015


BARITO UTARA
RSUD MUARA TEWEH
STANDAR OPERASIONAL drg. DWI AGUS SETIJOWATI
PROSEDUR NIP. 1967080027 199303 2 7
PENGERTIAN Hipertensi Gawat adalah hipertensi sangat berat yang harus
diturunkan segera dalam waktu 24 jam untuk mencegah komplikasi
yang lebih berat.
Hipertensi sangat berat apabila tekanan Sistolik ≥ 120 mmHg dan
atau tekanan diastolik ≥ 120 mmHg
TUJUAN Sebagai acuan pelayanan penderita Hipertensi Gawat
KEBIJAKAN
PROSEDUR Kriteria Diagnosis
Yang termasuk dalam hipertensi gawat adalah hipertensi berat
dengan
 Periosperatif
 Precclamsia
 Luka bakarluas
 Withdrawal obat
 Feokromositoma

Diagnosis Banding:
Hipertensi emergency
Pemeriksaan Penunjang:
EKG, Elektrolit, Fungsi Ginjal, LFT, Hb, Ht
Terapi
Istirahat setengah duduk, Infus Line D5%. Diet Lunak Rendah
Garam
Furosemid inj 20-40 mg/6 jam
Nifedipin sublingusi 10 mg
Periksa tekanan darah tiap 1jam. Sasaran diastolik ≤ 120 mmHg
 Apabila diastolic turun ≤120 mmHg. Nifedipin stop diberikan.
Periksa tekanan darah tiap jam. Suatu saat apabila diastolic ≥120
mmHg ulang pemberian Nifedipin.
 Apabila Diastolik turun, tetapi > 120 mmHg ulang pemberian
Nifedipin Max 3 kali.
 Apabila Diastolik tetap/naik. Ganti ACE inhibitor Captopril 25
mg.

Prognosis
Baik, Bila terkendali.
UNIT TERKAIT Rawat Inap, Rawat Jalan Rekam Medik Laboratorium

PELAKSANAAN PASIEN DENGAN SYOK ANAFILATIK


NO. DOKUMEN REVISI : HALAMAN
800/26/Kep.RSUD/I/ 1/1
2015
TANGGAL TERBIT: DITETAPKAN OLEH
PEMERINTAH DAERAH DIREKTUR
07 JANUARI 2015
KABUPATEN
28

BARITO UTARA
RSUD MUARA TEWEH
STANDAR OPERASIONAL drg. DWI AGUS SETIJOWATI
PROSEDUR NIP. 1967080027 199303 2 7
PENGERTIAN Suatu keadaan syokakibat reaksi antigen antibody oleh berbagai
etimologi.
TUJUAN Untuk memberikan pertolongan yang cepat dan tepat.
KEBIJAKAN Pertolongan pertama untuk life saving boleh dilakukan oleh perawat
yang berpengalaman dan berpengetahuan.
PROSEDUR A. Persiapan:
1. O2
2. Infus set, abocath, Plaster
3. Cairan infus RL, NaCl 0,9 %, Dextran 70 atau cairan lain
sesuai indikasi
4. Epinephin (Adrenalin) 1 : 10
5. Depenhidramin 50 mg
6. Amynophylin Injeksi
7. Spuit
8. Dexamenthason
9. Set Tracheastomi
10. Set Intubasi
11. EKG, monitor, tensimeter, stetoscop.

B. Pelaksanaan:
1. Mencuci tangan
2. Memasang handscoend.
3. Bebaskan jalan nafas
4. Beri oksigen dengan face mask 5 – 800 liter/ menit
5. Pasang infus NaCl 0,9% RL atau Dextran 70
6. Bila tidak ada dokter, berikan:
a. Epinefrin/adrenalin 1: 10 0,3 – 0,6 mg second/menit
diulan setiap 15- 20 menit sesuai kebutuhan
b. Bila terjadi lanjutan anafilaktik berikan larutan epinefrin
1 : 10 sebanyak 10 cc IV pelan-pelan selama 5 – 10
menit
c. Kolaborasi aminofilin 0,45 mg/Kg/Jam atau 4 – 7
mg/Kg bolos selama 15 – 29 menit
d. Lakukan EKG, elektrolit darah, AGD.
e. Monitor visual sign antara 15 menit.
f. Pasang monitor EKG, bila ada.
g. Mencuci tangan
h. Melakukan pendokumentasian dengan tepat pada
catatan keperawatan
UNIT TERKAIT Seluruh Instalasi, Ruangan, Bagian Unit di RSUD Muara Teweh

SYOK HIPOVOLEMIK
NO. DOKUMEN REVISI : HALAMAN
800/27/Kep.RSUD/I/2015 1/1
TANGGAL TERBIT: DITETAPKAN OLEH
DIREKTUR
07 JANUARI 2015
PEMERINTAH DAERAH
KABUPATEN BARITO UTARA
29

RSUD MUARA TEWEH


STANDAR OPERASIONAL drg. DWI AGUS SETIJOWATI
PROSEDUR NIP. 1967080027 199303 2 7
PENGERTIAN Suatu keadaan syok yang diakibatkan oleh ketidakseimbangan
antar pembuluh darah dan isinya yang mengakibatkan perfusi
jaringan tidak adekuat
TUJUAN Memberikan pertolongan yang cepat dan tepat dari berbagai
etiologi
KEBIJAKAN Pertolongan pertama ABCD dapat dilakukan oleh perawat
berpengalaman hanya untuk life saving bila dokter sedang tidak
ada
PROSEDUR A. Persiapan:
1. O2
2. Ambu bag
3. Cairancristaloid
4. Abocath 2 buahsesuaiukuran
5. Blood infusion 2 buahatausesuaiindikasi
6. Obat-obat emergency (adrenalin, dopamine, dobutamin,
formemid)
7. Intubasi set
8. Masker O2

B. Pelaksanaan:
1. Mencuci tangan
2. Memasang hand scoend.
3. Berikan posisi pasien trendelenburg (kepala lebih rendah
dari kaki).
4. Bebaskan jalan nafas k/p tracheal intubasi.
5. Berikan O2 masker 3 – 5 liter/menit atau sesuai indikasi.
6. Beri IVFD RI/ Assering 2 line yaitu 4 – 5 x jumlah per
luaran, cairan keluar sebagai cairan dasar.
7. Kolaborasi pemberian darah apabila pasien pendarahan
>20% volume cairan tubuh.
8. Memonitor cairan keluar.
9. Monitoring kebutuhan cairan dengan CVD.
10. Obs vital sign setiap 5’ pada kondisi belum stabil
selanjutnya setiap jam.
11. Siapkan obat-obatan inotropik atau kronotropik apabila
setelah diberikan cairan cukup tidak ada peningkatan
perfusi yaitu adronalin, dopamine, noar adrenalin.
12. Monitor Ronchisetiaplodding 5 cc.
13. Lakukan pemeriksaan ECG, lab (Elektrolit, AGD) thorax
foto untuk memonitor adanya oedem paru (kolaboratif).
14. Lanjutkan therapy definitive sesuai penyebab syok
hypovolumik sesuai program dokter.
15. Mencuci tangan.
16. Melakukanpendokumentasianpadacatatanperawatan.
UNIT TERKAIT Seluruh Instalasi, Ruangan, Bagian Unit di RSUD Muara
Teweh

MENGUKUR SUHU BADAN


NO. DOKUMEN REVISI : HALAMAN
800/28/Kep.RSUD/I/2015 1/1
TANGGAL TERBIT: DITETAPKAN OLEH
DIREKTUR
07 JANUARI 2015
PEMERINTAH DAERAH
KABUPATEN BARITO UTARA
30

RSUD MUARA TEWEH


STANDAR OPERASIONAL drg. DWI AGUS SETIJOWATI
PROSEDUR NIP. 1967080027 199303 2 7
PENGERTIAN Mengukur suhu badan pasien dengan menggunakan thermometer
TUJUAN Mengetahui suhu badan pasien untuk membantu :
 Menentukan diagnosa penyakit
 Menentukan langkah-langkah perawatan
KEBIJAKAN 1. Pada setiap pasien baru
2. Pada setiap pasien mondok
3. Sewaktu-waktu (ekstra)
PROSEDUR A. PERSIAPAN ALAT :
1. Thermometer bersih dalam tempatnya
2. Tiga buah botol masing-masing berisi air sabun, larutkan
desinfektan dan air bersih
3. Bengkok
4. Kassa/kapas alkohol
5. Vaseline pada tempatnya
6. Buku catatan suhu/nadi
7. Pulpen

B. PELAKSAAN :
Pengukuran suhu pada ketiak
- Perawat cuci tangan;
- Alat-alat dibawa ke dekat penderita;
- Pasien diberi tahu;
- Bila perlu lengan baju pasien dibuka, jika ketiak pasien
basah harus dikeringkan;
- Thermometer dicek kembali lalu dipasang tepat pada
resevoirnya, jepitkan di tengah-tengah ketiak;
- Lengan pasien yang bersangkutan dilipatkan ke dada setelah
10 menit thermometer diangkat langsung dibaca dengan
teliti dan dicatat pada buku catatan suhu.
- Thermometer dibersihkan dengan larutan sabun, memakai
potongan kassa/kapas alkohol kemudian dalam larutan
disinfektan lalu dibersihkan dengan air bersih dan
keringkan;
- Air raksa diturunkan dan thermometer dimasukkan ke dalam
tempatnya dan siap untuk dipakai pasien berikutnya.

UNIT TERKAIT Rawat Inap dan Rawat Jalan

MENYIAPKAN TEMPAT TIDUR


NO. DOKUMEN REVISI : HALAMAN
800/29/Kep.RSUD/I/2015 1/1
TANGGAL TERBIT: DITETAPKAN OLEH
DIREKTUR
07 JANUARI 2015
PEMERINTAH DAERAH
KABUPATEN BARITO UTARA
RSUD MUARA TEWEH
31

STANDAR OPERASIONAL
drg. DWI AGUS SETIJOWATI
PROSEDUR
NIP. 1967080027 199303 2 7
PENGERTIAN Menyiapkan tempat tidur yang lengkap dengan segala
keperluannya untuk pasien
TUJUAN Dapatdigunakansewaktu-waktu
KEBIJAKAN 1. Bilamenerimapasienbaru
2. Setelahtempattidurdankeperluannyadibersihkan

PROSEDUR A. PERSIPAN ALAT


1. Tempattidur, kasur, bantal k/p guling
2. Spreibesar
3. Spreikecil/srakluken
4. Sarungbantaldanguring
5. Perlak
6. Selimut
7. Talk

B. PELAKSANAAN
1. Kasur diratakan
2. Sprei besar dipasang dengan cara:
- Garis tengah lipatan sprei harus tepat ditengah-tengah
kasur;
- Bagian atas sprei dimasukkan rata diawah kasur
sedalam kurang lebih 30 cm, demikian juga sprei pada
bagian kaki setelah ditarik setegang mungkin;
- Pada ujung sisi-sisi kasur dibuat sudut segitiga (<90º)
lalu seluruh tepi sprei besar dimasukkan kebawah
kasur dengan rapi dan tegang. Demikian juga sisi yang
lain;
- Perlak dipasang lebih 30 cm dari sisi tempat tidur di
bagian kepala, diberitali tipis-tipis dan rata;
- Sprei kecil dipasang rata diatas perlak, sisi-sisinya
dimasukkan bersama-sama perlak kebawah kasur
setegang mungkin;
- Selimut dilipat empat secara terbalik, dipasang pada
kasur bagian kaki, bagian atas yang terbalik
dimasukkan kebawah kasur;
- Bantal dipasangkan sarungnya, sudut-sudut bantal
dimasukkan benar-benar ke dalam sudut-sudut
sarungnya.
- Letakkan pada tempat tidur bagian kepala dan bagian-
bagian sarung bantal yang terbuka jangan menghadap
pintu masuk;
UNIT TERKAIT Semua Ruangan Rawat Inap dan Jalan

MENGHITUNG DENYUT NADI


NO. DOKUMEN REVISI : HALAMAN
800/30/Kep.RSUD/I/ 1/1
2015
TANGGAL TERBIT: DITETAPKAN OLEH
PEMERINTAH DAERAH DIREKTUR
07 JANUARI 2015
KABUPATEN
BARITO UTARA
RSUD MUARA TEWEH
32

STANDAR OPERASIONAL
drg. DWI AGUS SETIJOWATI
PROSEDUR
NIP. 1967080027 199303 2 7
PENGERTIAN Meraba dan menghitung denyut nadi pada bagian-bagian tubuh
tertentu
TUJUAN 1. Untuk mengetahui kerja jantung dalam 1 menit
2. Untuk membantu menentukan diagnosa
3. Sewaktu-waktu bila pasien membutuhkan
KEBIJAKAN Dilaksanakan oelh semua perawat pada :
- Semua pasien baru;
Lihat lagi pengertian - Setiap pasien mondok;
- Sewaktu-waktu bila pasien memerlukan.
PROSEDUR A. PERSIAPAN ALAT & PASIEN :
1. Arloji tangan dengan penunjuk detik/ pols teller
2. Buku catatan suhu/nadi dan pulpen

B. PELAKSANAAN
1. Perawat cuci tangan
2. Pasien diberitahukan supaya tenang dan rileks boleh sambil
duduk atau berbaring
3. Waktu menghitung denyut nadi bersamaan dengan
pengukuran suhu.
4. Pada waktu menghitung denyut nadi pasien harus benar-benar
istirahat boleh tiduran atau duduk
5. Menghitung dengan meletakkan jari telunjuk dan jari tengah
di atas arteri Brachialis/femoralis/carotis
6. Lamanya menghitung ¼ menit hasilnya dikalikan 4 atau ½
menit hasilnya dikali 2
7. Pada anak-anak dihitung 1 menit
8. Hasilnya dicatat pada buku catatan
9. Pindah ke pasien lain.
UNIT TERKAIT Rawat Inap & Rawat Jalan

MENGHITUNG PERNAFASAN
NO. DOKUMEN REVISI : HALAMAN
800/75/Kep.RSUD/I/ 1/1
2015
TANGGAL TERBIT: DITETAPKAN OLEH
PEMERINTAH DAERAH DIREKTUR
07 JANUARI 2015
KABUPATEN
BARITO UTARA
RSUD MUARA TEWEH
33

STANDAR OPERASIONAL
drg. DWI AGUS SETIJOWATI
PROSEDUR
NIP. 1967080027 199303 2 7
PENGERTIAN Mengukur jumlah pernafasan (inspirasi) yang diikuti ekspirasi
dalam 1 menit
TUJUAN 1. Untuk mengetahui jumlah pernafasan dalam 1 menit
2. Untuk mengetahui keadaan umum pasien
3. Membantu menentukan diagnosa
KEBIJAKAN 1. Pada setiap pasien dengan kelainan paru-paru/trauma paru
2. Pada setiap Post Narcose Umum
3. Sewaktu-waktu bila dianggap perlu
PERSIAPAN Jam, pulpen, dan buku catatan
PROSEDUR 1. Perawat cuci tangan
2. Bersama waktu-waktu mengukur suhu dan setelah menghitung
denyut nadi tanpa diketahui pasien
3. Cara menghitungnya 1 menit
4. Cuci tangan
5. Hasilnya dicatat dalam buku khusus

HASIL Adanya catatan menghitung nafas lengkap


UNIT TERKAIT Rawat Inap dan Rawat Jalan

MENGUKUR TEKANAN DARAH


NO. DOKUMEN REVISI : HALAMAN
800/31/Kep.RSUD/I/ 1/1
2015
TANGGAL TERBIT: DITETAPKAN OLEH
PEMERINTAH DAERAH DIREKTUR
07 JANUARI 2015
KABUPATEN
BARITO UTARA
RSUD MUARA TEWEH
34

STANDAR OPERASIONAL
drg. DWI AGUS SETIJOWATI
PROSEDUR
NIP. 1967080027 199303 2 7
PENGERTIAN Mengukur desakan darah pada dinding arteri
TUJUAN 1. Untuk mengetahui kerja jantung
2. Untuk menentukan diagnosa
3. Untuk memantau keadaan umum pasien
4. Untuk membantu memberikan terapi
KEBIJAKAN 1. Pada setiap pasien baru
2. Pemeriksaan ruti pada semua pasien rawat inap
3. Pada pasien yang sakit jantung/ ginjal/ hepar, dll
4. Pada pasien gawat, hipertensi dan penyakit berat lainnya
PROSEDUR A. PERSIAPAN PASIEN & ALAT :
1. Tensimeter
2. Stetoskop
3. Buku catatan
4. Pulpen

B. PELAKSANAAN :
1. Perawat cuci tangan
2. Lengan baju pasien dibuka atau digulung ke atas
3. Membalut (manset) dari tensimeter dipasang pada lengan atas
dengan pipa karetnya berada di sisi luar lengan. Membalutnya
jangan terlalu kuat atau terlalu longgar
4. Pompa dipasangkan
5. Denyut nadi brachialis diraba, lalu stetoskop ditekankan pada
darah tersebut
6. Sekrup balon karet ditutup, pegunci air raksa dibuka. Balon
dipompa sampai denyut arteri tidak terdengar lagi dan air
raksa di pipa gelas naik
7. Kemudian skrup balon dibuka sehingga air raksa
turunperlahan-lahan. Sambil melihat turunnya air raksa,
dengarkan denyutan pertama (systole) dan denyutan terakhir
(diastole)
UNIT TERKAIT Rawat Inap, Rawat Jalan, Ruang Tindakan

MENIMBANG BERAT BADAN


NO. DOKUMEN REVISI : HALAMAN
800/32/Kep.RSUD/I/ 1/1
2015
TANGGAL TERBIT: DITETAPKAN OLEH
PEMERINTAH DAERAH DIREKTUR
07 JANUARI 2015
KABUPATEN BARITO
UTARA
RSUD MUARA TEWEH
35

STANDAR OPERASIONAL
drg. DWI AGUS SETIJOWATI
PROSEDUR
NIP. 1967080027 199303 2 7
PENGERTIAN Menimbang berat badan dengan menggunakan timbangan badan
TUJUAN 1. Untuk mengetahui berat badan pasien
2. Untuk mengetahui naik/turunnya berat badan pasien
3. Untuk membantu diagnose
KEBIJAKAN 1. Pada setiap pasien baru
2. Pasien diabetes mellitus, pasien penyakit jantung, nephritis,
pasien oedem secara rutin
3. Ibu hamil, bayi dan anak
4. Pasien tertentu bila diperlukan
PROSEDUR A. PERSIAPAN ALAT DAN PASIEN :
1. Timbangan
2. Buku catatan timbangan
3. Pulpen
4. Perawat cuci tangan
5. Pasien diberitahukan supaya tas, sepatu/ sandal dilepas serta
pakaian yang seringan mungkin

B. PELAKSANAAN
1. Bila pasien dapat berjalan, disuruh naik sendiri di atas
timbangan
2. Bacalah angka pada petunjuk jarum yang tepat, hasilnya
dicatat

UNIT TERKAIT Rawat Inap, Rawat jalan, dan Ruang Tindakan

MENGUKUR TINGGI BADAN


NO. DOKUMEN REVISI : HALAMAN
800/76/Kep.RSUD/I/ 1/1
2015
TANGGAL TERBIT: DITETAPKAN OLEH
PEMERINTAH DAERAH DIREKTUR
07 JANUARI 2015
KABUPATEN
BARITO UTARA
RSUD MUARA TEWEH
36

STANDAR OPERASIONAL
drg. DWI AGUS SETIJOWATI
PROSEDUR
NIP. 1967080027 199303 2 7
PENGERTIAN Mengukur tinggi badan dengan menggunakan alat pengukur tinggi
badan
TUJUAN 1. Mengetahui tinggi badan, perkembangan tinggi badan pasien
2. Membantu menentukan status gizi, diet, dll
KEBIJAKAN 1. Pada setiap pasien baru
2. Ibu hamil, bayi, dan anak
3. Pasien tertentu bila diperlukan
PROSEDUR A. PERSIAPAN PASIEN DAN ALAT :
1. Alat pengukur tinggi badan cm dan penggaris
2. Memberitahu pasien mengenai prosedur yang akan
dilaksanakan

B. PELAKSANAAN :
1. Mencuci tangan
2. Pada pasien yang dapat berdiri memakai alat pengukur yang
tertempel di dinding
3. Pada pasien yang tidak bisa berdiri diukur dengan memakai
cm segitiga siku-siku
4. Membereskan peralatan
5. Mencuci tangan
6. Mencatat tinggi badan pasien pada status pasien
UNIT TERKAIT Rawat Inap dan Rawat Jalan

MENYIAPKAN DAN MEMBERSIHKAN KOMPRES BASAH


PADA LUKA
NO. DOKUMEN REVISI : HALAMAN
800/33/Kep.RSUD/I/ 1/1
2015
TANGGAL TERBIT: DITETAPKAN OLEH
PEMERINTAH DAERAH DIREKTUR
37

KABUPATEN 07 JANUARI 2015


BARITO UTARA
RSUD MUARA TEWEH
STANDAR OPERASIONAL drg. DWI AGUS SETIJOWATI
PROSEDUR NIP. 1967080027 199303 2 7
PENGERTIAN Memberikan kompres pada luka
TUJUAN 1. Membersihkan luka
2. Mengobati luka
3. Mencegah kekeringan pada luka-luka tertentu
KEBIJAKAN 1. Luka yang kotor
2. Pasien colostomy sebelum dipotong
PROSEDUR A. PERSIAPAN ALAT DAN PASIEN :
1. Kain kasa steril secukupnya dalam mangkuk berisi cairan
untuk kompresnya.
2. Pinset anatomy 3 buah (2 steril)
3. Kapas sublimat
4. Pembalut
5. Kasa steril kering
6. Gunting verband
7. Plester
8. Bengkok 1 buah
9. Pasien diberi tahu maksud diberi kompres

B. PELAKSANAAN
1. Mencuci tangan
2. Plester dan balutan dibuka
3. Kain kasa yang kotor diangkat memakai pinset, memasukkan
ke dalam bengkok/ kantong plastic
4. Bersihkan daerah luka dengan kapas sublimat, lakukan kesatu
arah saja, lalu kapasnya dibuang lakukan sampai bersih
5. Pinset yang kotor dimasukkan ke dalam bengkok yang
tersedia.
6. Dengan pinset yang steril, ambil kasa steril yang telah
dibasahi dengan cairan obat, kemudian diperas dengan dua
pinset, bentangkan dan letakkan secukupnya di atas luka lalu
ditutup dengan kasa steril yang kering, kemudian
dibalut/diplester
7. Membersihkan alat
8. Cuci tangan
9. Mendokumentasikan
UNIT TERKAIT Rawat Inap dan Rawat Jalan

PEMBERIAN KIRBAT ES PADA LEHER


NO. DOKUMEN REVISI : HALAMAN
800/34/Kep.RSUD/I/ 1/1
2015
TANGGAL TERBIT: DITETAPKAN OLEH
PEMERINTAH DAERAH DIREKTUR
07 JANUARI 2015
KABUPATEN
BARITO UTARA
RSUD MUARA TEWEH
38

STANDAR OPERASIONAL
drg. DWI AGUS SETIJOWATI
PROSEDUR
NIP. 1967080027 199303 2 7
PENGERTIAN Membersihkan kirbat es pada leher
TUJUAN Mengurangi perdarahan dan rasa sakit
KEBIJAKAN Dilakukan pada pasien post operasi tonsilektomi atau pada pasien
sesuai indikasi medis
PROSEDUR A. PERSIAPAN ALAT DAN PASIEN :
1. Kirbat es di leher diisi dengan potongan-potongan es 2/3
bagiann, lalu sarungnya dipasang
2. Pasien diberitahu maksud dari pemasangan kirbat es

B. PELAKSANAAN
1. Mencuci tangan
2. Pasang perlak dan alsnya di bawah leher dan bahu
3. Kirbat es dipasang pada leher dan bahu
4. Observasi respon pasien
5. Mencuci tangan
6. Mencatat tindakan yang telah dilakukan
7. Pasien diperiksa setiap jam, dan perhatikan apakah ada
kelainan pada kulit Cyanosis, pucat dan perhatikan apakah
ada perdarahan pada luka post operasi seperti muntah darah
8. Memasang kirbat es leher tutupnya harus di sebelah luar

C. HASIL
1. Perdarahan berkurang
2. Rasa sakit berkurang
UNIT TERKAIT Rawat Inap

MENGGANTI ALAT TENUN KOTOR PADA TEMPAT


TIDUR YANG ADA PASIEN DI ATASNYA
NO. DOKUMEN REVISI : HALAMAN
800/35/Kep.RSUD/I/ 1/1
2015
TANGGAL TERBIT: DITETAPKAN OLEH
PEMERINTAH DAERAH DIREKTUR
KABUPATEN 07 JANUARI 2015
BARITO UTARA
RSUD MUARA TEWEH
39

STANDAR OPERASIONAL
drg. DWI AGUS SETIJOWATI
PROSEDUR
NIP. 1967080027 199303 2 7
PENGERTIAN Mengganti alat tenun kotor pada tempat tidur tanpa memindahkan
pasien
TUJUAN 1. Memberikan perasaan senang pada pasien
2. Mencegah terjadinya decubitus
3. Memelihara kebersihan dan kerapian
KEBIJAKAN Tempat tidur, dimana pasiennya harus istirahat secara mutlak (total
bedrest), pasien sakit keras atau pasien tidak sadar
PROSEDUR 1. Menyiapkan kelengkapan alat :
- Alat tenun bersih yang diperlukan disusun menurut urutan
penggunaan;
- Kursi/bangku;
- Tempat tertutup untuk pakaian kotor;
- Ember berisi larutan desinfektan;
- Lap kerja sehelai kering/basah;
- Pasien diberi penjelasan;
2. Menyiapkan lingkungan
3. Menyiapkan pasien
UNIT TERKAIT Semua Ruangan Rawat Inap

MEMELIHARA DAN MEMOTONG KUKU


NO. DOKUMEN REVISI : HALAMAN
800/36/Kep.RSUD/I/ 1/1
2015
TANGGAL TERBIT: DITETAPKAN OLEH
PEMERINTAH DAERAH DIREKTUR
07 JANUARI 2015
KABUPATEN
BARITO UTARA
RSUD MUARA TEWEH
40

STANDAR OPERASIONAL
drg. DWI AGUS SETIJOWATI
PROSEDUR
NIP. 1967080027 199303 2 7
PENGERTIAN Menolong memotong kuku pasien yang panjang karena tidak dapat
melakukan sendiri
TUJUAN 1. Menjaga kebersihan
2. Mencegah timbulnya luka
KEBIJAKAN Tempat tidur, dimana pasiennya harus istirahat secara mutlak (total
bedrest), pasien sakit keras atau pasien tidak sadar
PROSEDUR A. PERSIAPAN ALAT DAN PASIEN :
1. Gunting/ pemotong kuku
2. Handuk
3. Bengkok
4. Kom berisi air hangat
5. Sabun
6. Sikat kuku
7. Aceton 9 kalau perlu
8. Kapas
9. Pasien diberitahukan

B. PELAKSANAAN :
1. Memotong kuku pada jari-jari tangan:
- Tangan direndam di dalam air hangat selama 1-2
menit untuk melunakkan kuku;
- Bila kuku sangat kotor disikat dengan sikat tanganb
dan sabun lalu dibilas dengan air hangat, dikeringkan
dengan handuk;
- Tangan ditaruh di atas bengkok supaya potongan kuku
tidak berserakan. Memotong kuku pada jari tangan
sesuai dengan lengkungan kuku.
2. Memotong kuku pada jari-jari kaki;
- Kaki direndam dalam air hangat dalam Waskom
selama 2-3 menit (karena kuku kaki lebih keras)
- Kalau kotor dikerjakan sama seperti di atas;
- Kuku kaki dipotong lurus lalu dibersihkan dengan
sikat;
- Bereskan alat-alat;
- Cuci tangan.
Perhatian :
1. Memotong kuku jangan terlalu dalam, karena dapat
menimbulkan luka;
2. Pada pasien yang dapat melakukan sendiri tetapi tidak
sempurna harus dibantu oleh perawat;
3. Bila cat kuku dibersihkan dengan aceton
UNIT TERKAIT Semua Ruangan Rawat Inap dan Rawat Jalan

MENYISIR RAMBUT
NO. DOKUMEN REVISI : HALAMAN
800/77/Kep.RSUD/I/ 1/1
2015
TANGGAL TERBIT: DITETAPKAN OLEH
PEMERINTAH DAERAH DIREKTUR
07 JANUARI 2015
KABUPATEN
BARITO UTARA
RSUD MUARA TEWEH
41

STANDAR OPERASIONAL
drg. DWI AGUS SETIJOWATI
PROSEDUR
NIP. 1967080027 199303 2 7
PENGERTIAN Mengatur rambut dengan serapi-rapinya dengan menggunakan sisir
rambut.
TUJUAN 1. Memberikan rasa senang,
2. Agar rambut dapat terpelihara dengan baik dan kelihatan rapi,
3. Merangsang kulit kepala,
4. Mencegah bersarangnya kutu kepala/kotoran yang lain, dan
5. Melihat kelainan pada kulit kepala.

KEBIJAKAN 1. Pasien yang tidak dapat menyisir sendiri


2. Setiap habis mandi dan bilamana perlu
PROSEDUR A. PERSIAPAN ALAT :
1. Sisir, alat/handuk, karet gelang untuk pasien berambut
panjang
2. Kalau perlu air/minyak, kertas dan bila pasien berkutu
disediakan bengkok berisi larutan desinfektan
3. Alat-alat didekatkan kepada pasien
4. Persiapan pasien
5. Pasien diberitahukan
B. PELAKSANAAN
1. Mencuci tangan
2. Bila pasien dapat duduk dikerjakan sambil duduk, tetapi bila
tidak dapat duduk dikerjakan sambil berbaring
3. Alas/handuk diletakkan di atas bahu/ di bawah kepala sampai
di bawah belikat
4. Untuk rambut yang panjang dibagi dua, kemudian disisir
sedikit-sedikit dari ujung ke pangkal
5. Setelah lurus/ licin, ikat/jalin dengan erat dan rapi (pada
rambut panjang)
6. Untuk rambut pendek sisir dari pangkal ke ujung
7. Rambut yang rontok dikumpulkan dan dibungkus dengan
kertas kemudian dibuang
8. Sisir dan handuk dibersihkan dan dikembalikan pada
tempatnya masing-masing
9. Mencuci tangan

Perhatian :
1. Pada rambut yang kusut terlebih dahulu diberi air atau minyak
dan diuraikan dengan tangan. Bila tidak bisa sama sekali
dengan persetujuan pasien rambut dipotong
2. Bila ada kutu, ketombe, dan rambut yang selalu rontok harus
segera dilaporkan kepala kepala ruangan/dokter
3. Menyisir rambut harus hati-hati supaya tidak menyakiti/
mrlrlahkan pasien dengan cara memegang rambut diatas yang
akan disisir
4. Sebaiknya setiap pasien mempunyai sisir sendiri
UNIT TERKAIT Semua Ruangan Rawat Inap

MENCUKUR RAMBUT PADA DAERAH SEKITAR


OPERASI (SCERENT)
NO. DOKUMEN REVISI : HALAMAN
800/78/Kep.RSUD/I/ 1/1
2015
TANGGAL TERBIT: DITETAPKAN OLEH
PEMERINTAH DAERAH DIREKTUR
KABUPATEN 07 JANUARI 2015
BARITO UTARA
RSUD MUARA TEWEH
42

STANDAR OPERASIONAL
drg. DWI AGUS SETIJOWATI
PROSEDUR
NIP. 1967080027 199303 2 7
PENGERTIAN Membersihkan bulu/rambut pada daerah sekitar yang akan
dilakukan operasi dengan menggukanan alat cukur
TUJUAN 1. Agar dalam tindakan pembedahan tidak terjadi infeksi sekunder
karena bulu/rambut
2. Menghindari rasa sakit pada saat melepas plester
KEBIJAKAN Dilakukan sebelum tindakan pembedahan/ tindakan medik tertentu
PROSEDUR A. PERSIAPAN ALAT :
1. Baki berisi alat cukur lengkap :
a. Gunting kecil
b. Penggaruk
c. Silet
2. Sarung tangan
3. Air hangat
4. Handuk
5. Perlak kecil
6. Bengkok
7. Kapas sublimat
8. Kalau perlu pasang sampiran

B. PELAKSANAAN
1. Mencuci tangan
2. Memberikan dan menjelaskan kepada pasien dan keluarga
mengenai prosedur yang akan dilaksanakan
3. Alat-alat didekatkan kepada pasien
4. Perlak/pengalas dipasang di bawah daerah yang akan
dicukur
5. Rambut/bulu dibersihi dengan kapas sublimat
6. Melakukan pencukuran sesuai dengan arah rambut
7. Daerah yang dicukur dibersihkan dengan air hangat
8. Dikeringkan dengan handuk
9. Kotoran dan bulu yang dipotong diletakkan di bengkok
10. Alat-alat dibersihkan dan dikembalikan pada tempatnya
11. Mencuci tangan
Perhatian :
 Hati-hati terjadinya luka pada saat mencukur bulu
 Harus menjaga kesopanan

UNIT TERKAIT Semua Ruangan Rawat Inap dan Rawat Jalan

MENCUCI RAMBUT
NO. DOKUMEN REVISI : HALAMAN
800/79/Kep.RSUD/I/ 1/2
2015
TANGGAL TERBIT: DITETAPKAN OLEH
PEMERINTAH DAERAH DIREKTUR
07 JANUARI 2015
KABUPATEN B
ARITO UTARA
RSUD MUARA TEWEH
43

STANDAR OPERASIONAL
drg. DWI AGUS SETIJOWATI
PROSEDUR
NIP. 1967080027 199303 2 7
PENGERTIAN Menghilangkan kotoran pada rambut dan kulit kepala dengan
menggunakan sabun/ shampoo kemudian dibilas dengan air bersih.
TUJUAN 1. Membersihkan kulit kepala dan rambut dari kotoran
2. Menghilangkan bau-bauan, memberikan rasa segar
3. Merangsang peredaran darah di bawah kulit kepala
4. Mmbasmi kutu/ ketombe
KEBIJAKAN 1. Pasien yang rambutnya kelihatan kotor dan keadaan
mengizinkan
2. Sesudah memasah kap kutu
3. Pasien yang akan menjalani operasi besar
4. Menurut kebiasaan rumah sakit
PROSEDUR A. PERSIAPAN ALAT DAN PASIEN :
1. Dua handuk, perlak panjang untuk alas
2. Waskom berisi air hangat dan gayung
3. Sampo/ sabun, sisir, kain kasa/ kapas
4. Mangkok kosong untuk sampo/ sabun
5. Bila ada alat pengering rambut
6. Ember kosong, bengkok/ kertas tempat sampah
7. Celemek
8. Sampiran (schutsel) pasang tabir
9. Alat-alat didekatkan pada pasien

B. PELAKSANAAN :
1. Pasien diberitahukan
2. Bila tidak dapat duduk, posisi tidur pasien diatur dengan
tepat yaitu kepala di pinggir tempat tidur
3. Ember diletakkan di bawah tempat bagiann kepala
4. Pengalas/ perlak dipasang di bawah kepala, sisi kanan dan
kiri digulung sedikit ke dalam dan ujungnya berada di
dalam ember
5. Telinga disumbat dengan kapas, mata ditutup dengan kasa/
sapu tangan pasien
6. Dada ditutupi dengan handuk sampai ke leher
7. Rambut disisir kemudian disiram dengan air hangat
8. Dicuci dengan sampo/ sabun (digosok merata dengan jari
tangan)
9. Dibilas beberapa kali dengan air hangat sampai bersih,
sambil memijit-mijit kepala
10. Kepala diangkat dan diletakkan di atas handuk
11. Sumbat telinga dan tutup mata diangkat, diletakkan dalam
bengkok/ dibungkus dengan kertas dan dibuang
12. Perlak diangkat dan diletakkan di dalam ember
13. Rambut dikeringkan dengan handuk
14. Sisir rapid dan kepala pasien diletakkan di atas bantal yang
telah dialasi dengan handuk yang kering, sikap berbaring
dibetulkan
15. Rambut diangin-anginkan atau dikeringkan dengan alat
pengering rambut
16. Alat-alat dibersihkan dan dikembalikan pada tempatnya

PERHATIAN:
1. Awasi keadaan umum pasien
2. Jaga jangan sampai pasien kelelahan atau kedinginan
3. Jangan sampai membasahi pakaian, tempat tidur atau lantai
4. Jangan mengerjakan prosedur ini pada pasien yang sakit
payah
5. Jika pasien boleh jalan, dapat dilakukan di kamar mandi
6. Jika tidak ada pengering rambut, bagiann atas bantal dialasi
dengan perlak kecil dan handuk
UNIT TERKAIT Rawat Inap, Rawat jalan dan UGD
44

MEMASANG KAP KUTU (PEDICULUS CAP)


NO. DOKUMEN REVISI : HALAMAN
800/80/Kep.RSUD/I/ 1/1
2015
TANGGAL TERBIT: DITETAPKAN OLEH
PEMERINTAH DAERAH DIREKTUR
07 JANUARI 2015
KABUPATEN
BARITO UTARA
RSUD MUARA TEWEH
45

STANDAR OPERASIONAL
drg. DWI AGUS SETIJOWATI
PROSEDUR
NIP. 1967080027 199303 2 7
PENGERTIAN Membungkus rambut yang sudah diberi obat pembasmi kutu
TUJUAN Membasmi kutu dan telurnya dan mencegah kutu supaya tidak
berjatuhan
KEBIJAKAN Dilakukan pada pasien yang mempunyai kutu, dan keadaan
mengizinkan
PROSEDUR A. PERSIAPAN ALAT DAN PASIEN:
1. Obat kutu (peditox/ DDT 5 % cuka 3 %) campuran minyak
tanah dan minyak kelapa dengan perbandingan 1:1 cicampur
dengan kapur barus yang sudah dihaluskan.
2. Kap kutu khusus/ kain kasa segitiga.
3. Pangalas dari karet dan kain.
4. Peniti, kasa, vaselin.
5. Sisir kutu dan sisir biasa, kertas Koran.
6. Ember dan bengkok berisi larutan desinfektan.
7. Celemek dan tutup kepala, sarung tangan untuk perawat.
8. Pasien diberitahukan bila mungkin didudukan.

B. PELAKSANAAN:
1. Mencuci tangan
2. bawa alat-alat ke dekat pasien, ember diletakkan di belakang
pasien.
3. Sebelum bekerja, perawat memakai celemek, tutup kepala dan
sarung tangan.
4. Alas dari kain dan karet dipasang pada bahu dan diberi peniti
agar tidak terlepas.
5. Kertas Koran dilebarkan sampai di ember.
6. Digosok sedikit demi sedikit dari kulit kepala sampai ke ujung
rambut.
7. Setelah merata pada rambut yang panjang dijalin longgar dan
digulung.
8. Dibungkus dengan kap kutu khusus/ kain segitiga,
9. Ujung kan segitiga disimpulkan di atas dahi dan diberi peniti.
10. Telinga jangan sampai tertutup.
11. Alat-alat didesinfeksi dan dikembalikan pada tempatnya.
12. Sikap pasien diperbaiki, kap kutu dibiarkan selama 12-1800 jam.
13. Rambut dicuci lihat prosedur mengenai mencuci rambut.
14. Mencuci tangan

C. PERHATIAN:
1. Perhatikan keadaan umum dan reaksi pasien terhadap obat yang
digunakan
2. Hindari penularan pada diri sendiri dan pasien lain.
3. Hati-hati jangan sampai obat mengenai mata.
4. Alat-alat tenun direndam dalam larutan disinfektan.
5. Bila perlu prosedur ini diulang kembali ± seminggu sesudahnya.

UNIT TERKAIT Ruangan rawat inap

MEMBANTU MENYIKAT GIGI


NO. DOKUMEN REVISI : HALAMAN
800/37/Kep.RSUD/I/ 1/1
2015
TANGGAL TERBIT: DITETAPKAN OLEH
PEMERINTAH DAERAH DIREKTUR
07 JANUARI 2015
KABUPATEN
BARITO UTARA
46

RSUD MUARA TEWEH


STANDAR OPERASIONAL drg. DWI AGUS SETIJOWATI
PROSEDUR NIP. 1967080027 199303 2 7
PENGERTIAN Membersihkan gigi dari kotoran/ sisa makanan dengan
menggunakan sikat gigi
TUJUAN 1. Supaya mulut dan gigi tetap sehat, bersih dan tidak berbau
2. Mencegah terjadinya infeksi
3. Memberikan perasaan nyaman dan meningkatkan rasa percaya
diri
KEBIJAKAN Dilakukan pada pasien yang tidak dapat menggosok gigi sendiri
PROSEDUR A. PERSIAPAN PASIEN DAN ALAT:
1. Sikat gigi
2. Pasta gigi
3. Gelas kumur
4. Kom kumur
5. Handuk atas
6. K/p sedotan
7. Memberitahu pasien tentang tindakan yang akan dilakukan

B. PELAKSANAAN:
1. Mencuci tangan
2. Menganjurkan psien untuk memiringkan kepala di pinggir
tempat tidur
3. Jika memungkinkan pasien dianjurkan duduk
4. Meletakkan handuk atas di bawah dagu pasien
5. Membasahi sikat gigi dengan sedikit air dan member pasta
gigi
6. Menganjurkan pasien untuk sikat gigi
7. Membasahi sikat gigidengan sedikit air bekas kumur
ditampung di kom kumur
8. Memberikan sikap yang menyenangkan
9. Handuk dikembalikan pada tempatnya
10. Mencuci sikat gigi, gelas dan kom kumur di bawah air
mengalir, mengeringkan dan mengembalikan pada
tempatnya
11. Mencuci tangan
UNIT TERKAIT Semua Ruangan Rawat Inap

MEMELIHARA KEBERSIHAN MULUT


NO. DOKUMEN REVISI : HALAMAN
800/38/Kep.RSUD/I/ 1/1
2015
TANGGAL TERBIT: DITETAPKAN OLEH
PEMERINTAH DAERAH DIREKTUR
07 JANUARI 2015
KABUPATEN
47

BARITO UTARA
RSUD MUARA TEWEH
STANDAR OPERASIONAL drg. DWI AGUS SETIJOWATI
PROSEDUR NIP. 1967080027 199303 2 7
PENGERTIAN Melaksanakan kebersiha rongga mulut gigi dan ldah untuk
mempertahankan agar mulut tetap bersih dan sehat
TUJUAN 1. Supaya mulut dan gigi tetap bersih dan tidak berbau
2. Mencegah infeksi pada mulut, kerusakan gigi, bibir dan lidah
pecah-pecah/ stomatitis.
3. Memberikan perasaan tenang dan segar pada pasien.
4. Membantu merancang nafsu makan.
5. Mendidik pasien dalam kebersihan perorangan.

KEBIJAKAN Dilakukan pada pasien yang tidak dapat melakukan sendiri,


misalnya:
1. Pasien tidak sadar.
2. Pasien patah tulang lengan.
3. Pasien anak-anak.
4. Pasien post operasi yang masih puasa.

PROSEDUR A. PERSIAPAN ALAT DAN PASIEN:


1. Baki yang sudah diberi alas, berisi handuk/penghalus, gelas
kumur berisi air masak/ NaCl O2, 1% obat kumur, borax
glycerin 10%, sudip lidah (Toung Spatel) yang telah
dibungkus kasa, kapas lidi, bengkok, kain kasa,
pinset/penjepit (arteri klem).
2. Semua peralatan didekatkan pada penderita.
3. Bila pasien sadar diberitahu.
4. Bila pasien tidak sadar, keluarga diberitahu.

B. PELAKSANAAN:
1. Handuk/kain pengalas diletakkan dibawah dagu dan pipi.
2. Ujung pinset/penjepit arteri dibungkus dengan kain kasa dan
dibasahi dengan air masak / NaCl/ H2O2 atau air garam.
3. Mulut dibersihkan dengan sudip lidah (pada pasien tidak
sadar).
4. Rongga mulut dibersihkan mulai dari dinding, gusi, gigi,
lidah dan terakhir bibir.
5. Kain kasa kotor dibuang pada bengkok.
6. Diulang sampai bersih.
7. Selanjutnya bila sudah bersih, bibir diolesi dengan Borax
Glyserin/ Lips glos.
8. Bila ada stomatis dioles dengan gention violet atau obat
lainnya.
9. Pasien dibaringkan dengan seksama.
10. Alat-alat dibersihkan kembalikan pada tempatnya
11. Perawat cuci tangan.
12. Catat dalam status.

UNIT TERKAIT Semua Ruangan Rawat inap.

MEMANDIKAN PASIEN DI TEMPAT TIDUR


NO. DOKUMEN REVISI : HALAMAN
800/39/Kep.RSUD/I/2015 1/2
TANGGAL TERBIT: DITETAPKAN OLEH
DIREKTUR
07 JANUARI 2015
PEMERINTAH DAERAH
KABUPATEN BARITO UTARA
RSUD MUARA TEWEH
48

STANDAR OPERASIONAL
drg. DWI AGUS SETIJOWATI
PROSEDUR
NIP. 1967080027 199303 2 7
PENGERTIAN Membersihkan tubuh pasien dengan menggunakan air dan
sabun
TUJUAN 1. Membersihkan kulit dan menghilangkan bau badan.
2. Memberikan perasaan segar.
3. Merangsang peredaran darah.
4. Sebagai pengobatan.
5. Mencegah infeksi kulit.
6. Mendidik pasien dalam kebersihan perorangan.
KEBIJAKAN 1. Pada semua pasien baru bila kotor dengan tidak
ketergantungan intermediate care & total care.
2. Pada semua pasien yang dirawat.
3. Segera pada pasien post partum.
4. Bila diperlukan sewaktu-waktu.
PROSEDUR A. PERSIAPAN ALAT DAN PASIEN:
1. Satu stel pakaian bersih.
2. Waskom mandi 2 buah.
3. Air bersih dalam ember tertutup.
4. Air hangat dalam ember tertutup.
5. Sabun ditempatnya.
6. 2 Waslap.
7. 1 atau 2 handuk bersih.
8. Selimut mandi/kain penutup.
9. Hand Body
10. Tempat pakaian kotor bertutup.
11. Sampiran (bila diperlukan).
12. Pasien diberitahukan dan dianjurkan untuk b.a.k atau
b.a.b terlebih dahulu, bila pasien sadar.

B. PELAKSANAAN:
1. Pintu, jendela/gorden ditutup, sampiran dipakai kalau
perlu.
2. Selimut dan bantal-bantal dipindahkan dari tempat tidur.
Bila bantal masih dibutuhkan dipakai seperlunya.
3. Perawat berdiri di sisi (kiri/kanan) pasien.
4. Beritahukan pasien bahwa pakaian bagian atas dibuka,
lalu bagian yang terbuka tersebut ditutup dengan selimut
mandi/kain penutup.
5. Pasien siap dimandikan mulai dari:
- Mencuci muka;
- Mencuci lengan;
- Mencuci dada dan perut;
- Mencuci punggung;
- Mencuci kaki;
- Mencuci lipatan paha dan genetalia;
6. Setelah selesai dimandikan pasien dikeringan dengan
handuk.
7. Dimasagepakai hand body
8. Memakaikanbajudanselimutdirapikankembali.
9. Setelahselesaimemandikanalatdibereskan/
10. Cuci tangan.
UNIT TERKAIT Semua Ruangan Rawat inap.

MENYIAPKAN DAN MEMASANG BANTAL ANGIN


NO. DOKUMEN REVISI : HALAMAN
800/40/Kep.RSUD/I/ 1/1
2015
TANGGAL TERBIT: DITETAPKAN OLEH
PEMERINTAH DAERAH DIREKTUR
07 JANUARI 2015
KABUPATEN
BARITO UTARA
49

RSUD MUARA TEWEH


STANDAR OPERASIONAL drg. DWI AGUS SETIJOWATI
PROSEDUR NIP. 1967080027 199303 2 7
PENGERTIAN Memasang bantal angin (yang sudah diisi) pada bagiann tubuh yang
tertekan
TUJUAN 1. Mencegah terjadinya decubitus
2. Mengurangi tekanan, memperlancar peredaran darah
3. Mengurangi rasa sakit atau nyeri

KEBIJAKAN 1. Pada semua pasien baru bila kotor dan keadaan memungkinkan
2. Pada semua pasien yang dirawat
3. Segera pada pasien post-partum
4. Bila diperlukan sewaktu-waktu

PROSEDUR A. PERSIAPAN ALAT DAN PASIEN :


1. Bantal angin dengan sarungnya siap pakai
2. Kain kasa
3. Pasien diberitahu untuk mengangkat bokongnya atau
ditolong

B. PELAKSANAAN :
1. Mencuci tangan
2. Memeberitahukan kepada pasien maksud dari pemasangan
bantal angin
3. Bantal angin dipasang di bawah tungging dengan di sebelah
luar usahakan agar tungging tepat di tengah-tengah lubang
4. Tanyakan pada pasien apakah letaknya sudah baik/ enak,
kemudian pasien dirapikan
5. Mencuci tangan
UNIT TERKAIT Seluruh Ruangan Rawat Inap

MEMBANTU PASIEN YANG DAPAT PINDAH SENDIRI


DARI TEMPAT TIDUR KE KERETA DORONG
NO. DOKUMEN REVISI : HALAMAN
800/41/Kep.RSUD/I/ 1/1
2015
TANGGAL TERBIT: DITETAPKAN OLEH
PEMERINTAH DAERAH DIREKTUR
KABUPATEN 07 JANUARI 2015
BARITO UTARA
RSUD MUARA TEWEH
50

STANDAR OPERASIONAL
drg. DWI AGUS SETIJOWATI
PROSEDUR
NIP. 1967080027 199303 2 7
PENGERTIAN Membantu pasien pindah dari tempat tidur ke kursi roda tanpa
mengangkat pasien

TUJUAN 1. Membantu mobilitas pasien untuk melatih otot dan sendi


2. Memenuhi kebutuhan konsultasi dan pindah ruangan

KEBIJAKAN Dilakukan pada pasien yang belum boleh jalan sendiri

PROSEDUR A. PERSIAPAN :
1. Kereta dorong yang sudah dialasi
2. 1 buah bantal
3. Memberitahu pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan

B. PELAKSANAAN :
1. Perawat mencuci tangan
2. Mengunci roda tempat tidur, letakkan kereta dorong merapat
pada pinggir tempat tidur
3. Mengunci roda kereta dorong
4. Menganjurkan pasien bergeser ke kereta dorong
5. Menyelimuti pasien dengan rapih
6. Perawat mencuci tangan

UNIT TERKAIT Rawat Inap dan Rawat Jalan

MEMINDAHKAN PASIEN/ MENGANGKAT DARI


TEMPAT TIDUR KE KERETA DORONG
(OLEH 2 ATAU 3 ORANG PERAWAT)
NO. DOKUMEN REVISI : HALAMAN
800/42/Kep.RSUD/I/ 1/1
2015
PEMERINTAH DAERAH TANGGAL TERBIT: DITETAPKAN OLEH
KABUPATEN DIREKTUR
BARITO UTARA 07 JANUARI 2015
RSUD MUARA TEWEH
51

STANDAR OPERASIONAL
PROSEDUR drg. DWI AGUS SETIJOWATI
NIP. 1967080027 199303 2 7
PENGERTIAN Memindahkan pasien yang tidak dapat atau tidak boleh berjalan,
dilakukan dari tempat tidur ke kereta dorong.

TUJUAN - Mengurangi atau menghindarkan pergerakan pasien sesuai


dengan keadaan fisik
- Memenuhi kebutuhan konsultasi atau pindah ruangan

KEBIJAKAN Dilakukan pada pasien yang tidak dapat atau tidak boleh berjalan
PROSEDUR A. PERSIAPAN :
1. Kereta dorong yang sudah dialasi
2. Bantal
3. Memberitahu pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan

B. PELAKSANAAN :
1. Menempatkan kereta dorong
2. Mendekatkan bagiann kepala dorong ke bagiann kaki tempat
tidur (melintang)
3. Mengunci roda kereta dorong
4. Menggeser pasien ke tepi
5. Mengangkat pasien
6. Perawat I di bagiann kepala, tangan kiri menyokong kepala
dan memegang pangkal lengan
7. Tangan kanan melalui ats dada pasien, memegang tangan
perawat II di bawah punggung
8. Perawat II di bagiann tengah tangan kiri di bawah pinggang
pasien, berpegangan dengan tangan perawat I, tangan kanan
di bawah pangkal paha
9. Perawat III di bagiann kaki, tangan kiri menyokong paha
bawah, tangan kanan pada betis
10. Kedua tangan pasien menyilang di atas dada
11. Perawat I member aba-aba\
12. Bersama-sama mengangkat pasien
13. Memberi posisi yang menyenangkan
14. Perawat mencuci tangan

UNIT TERKAIT Seluruh Ruangan Rawat Inap

MEMBERIKAN POSISI SEMI FLOWLER


NO. DOKUMEN REVISI : HALAMAN
800/43/Kep.RSUD/I/ 1/1
2015
TANGGAL TERBIT: DITETAPKAN OLEH
PEMERINTAH DAERAH DIREKTUR
07 JANUARI 2015
KABUPATEN
BARITO UTARA
RSUD MUARA TEWEH
52

STANDAR OPERASIONAL
drg. DWI AGUS SETIJOWATI
PROSEDUR
NIP. 1967080027 199303 2 7
PENGERTIAN Cara berbaring pasien dengan posisi setengah duduk

TUJUAN 1. Mengurangi sesak nafas


2. Memberikan rasa nyaman
3. Membantu memperlancar keluarnya cairan, misalnya pada WSD
4. Membantu mempermudah tindakan pemeriksaan.

KEBIJAKAN Dilakukan pada paisen dengan:


- Sesak nafas (penyakit jantung, asthma, dll)
- Pasien pasca bedah, bila KU pasien baik atau bila pasien sudah
sadar betul. Misalnya: pasca bedah daerah thorax dan perut.

PROSEDUR A. PERSIAPAN ALAT DAN PASIEN :


1. Bantal 1-5
2. K/ p sandaran punggung
3. Perawat mencuci tangan
4. Memberitahu pasien tentang prosedur yang akan dilakukan

B. PELAKSANAAN :
1. Membantu pasien untuk duduk
2. Menyusun bantal, dengan sudut 30-60
3. Menaikkan pasien :
- Perawat berdiri di sebelah kanan menghadap pasien
- Menganjurkan pasien untuk menekuk lutut
- Menganjurkan pasien untuk menopang badan dengan
kedua lengan
- Tangan kanan perawat membantu di bawah ketiak dan
tangan kiri di belakang punggung pasien
- Menganjurkan pasien untuk mendorong badannya ke
belakang
4. Bila pasien tidak dapat membantu :
- Dua perawat berdiri di kedua sisi tempat tidur
- Masing-masing perawat merentangkan 1 tangan di bawah
bahu dan 1 tangan di bawah pangkal paha, saling
berpegangan
- Menganjurkan pasien untuk menundukkan kepala dan
kedua tangan di atas perut
- Salah satu perawat memberi aba-aba dan bersama
mengangkat pasien ke atas
- Memberi posisi yang enak
- Perawat mencuci tangan
UNIT TERKAIT Rawat Inap dan Rawat Jalan

MEMBERIKAN POSISI LITHOTOMI


NO. DOKUMEN REVISI : HALAMAN
800/44/Kep.RSUD/I/ 1/1
2015
TANGGAL TERBIT: DITETAPKAN OLEH
PEMERINTAH DAERAH DIREKTUR
07 JANUARI 2015
KABUPATEN
BARITO UTARA
RSUD MUARA TEWEH
53

STANDAR OPERASIONAL
drg. DWI AGUS SETIJOWATI
PROSEDUR
NIP. 1967080027 199303 2 7
PENGERTIAN Membaringkan pasien dengan posisi terlentang dengan kedua paha
diangkat dan ditarik ke arah perut, sedangkan mungkin bahwa
membuat sudut 9 terhadap paha.

TUJUAN 1. Mempermudah tindakan pemeriksaan dan tindakan perawatan


pada daerah genitalia
2. Mempermudah proses persalinan
3. Memudahkan pemasangan AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam
Rahim)

KEBIJAKAN Dilakukan pada:


1. Pasien yang akan dilakukan gynecologis
2. Pasien untuk pemeriksaan kandung kemih

PROSEDUR A. PERSIAPAN ALAT DAN PASIEN :


1. Memberikan pasien tentang prosedur yang akan dilakukan
2. Menutup pintu, jendela dan memasang tabir

B. PELAKSANAAN :
1. Perawat mencuci tangan
2. Pasien tidur terlentang dengan kedua paha diangkat dan
ditekuk ke arah perut
3. Tungkai bawah membuat sudut 9 terhadap paha
4. Karena sikap ini sulit dipertahankan, maka pergunakan alat
penahan kaki
5. Perawat mencuci tangan
UNIT TERKAIT Rawat Inap dan Rawat Jalan

MEMBERIKAN POSISI DORSAL RECUMBENT


NO. DOKUMEN REVISI : HALAMAN
800/45/Kep.RSUD/I/ 1/1
2015
TANGGAL TERBIT: DITETAPKAN OLEH
PEMERINTAH DAERAH DIREKTUR
07 JANUARI 2015
KABUPATEN
BARITO UTARA
RSUD MUARA TEWEH
54

STANDAR OPERASIONAL
drg. DWI AGUS SETIJOWATI
PROSEDUR
NIP. 1967080027 199303 2 7
PENGERTIAN Membaringkan pasien dengan posisi terlentang dengan lutut
ditekuk dan telapak kaki menapak ditempat tidur, sedangkan kedua
kaki diregangkan

TUJUAN 1. Mempermudah tindakan pemeriksaan dan tindakan perawatan


pada daerah genitalia
2. Mempermudah proses persalinan pada pasien yang akan bersalin

KEBIJAKAN Dilakukan pada:


1. Ibu hamil untuk pemeriksaan
2. Ibu hamil yang akan bersalin
3. Pada waktu melakukan vulva hygiene
4. Penyadapan air kemih

PROSEDUR A. PERSIAPAN ALAT DAN PASIEN :


1. Memberitahu pasien tentang prosedur yang akan dilakukan
2. Menutup pintu, jendela dan memasang tabir

B. PELAKSANAAN :
1. Perawat mencuci tangan
2. Membantu pasien menekuk lutut dan melebarkan kedua kaki
3. Pasien memakai bantal di kepala
4. Kedua telapak kaki tetap menapak di tempat tidur
5. Kedua tangan pasien diletakkan ke arah kepala

UNIT TERKAIT Seluruh Ruangan Rawat Inap

MEMBERIKAN POSISI NUNGGING


(GENUPECTORAL)
NO. DOKUMEN REVISI : HALAMAN
800/46/Kep.RSUD/I/ 1/1
2015
TANGGAL TERBIT: DITETAPKAN OLEH
PEMERINTAH DAERAH DIREKTUR
KABUPATEN 07 JANUARI 2015
BARITO UTARA
RSUD MUARA TEWEH
55

STANDAR OPERASIONAL
drg. DWI AGUS SETIJOWATI
PROSEDUR
NIP. 1967080027 199303 2 7
PENGERTIAN Membaringkan pasien dengan posisi menungging kedua kaki
ditekuk dan dada menempel pada kasur

TUJUAN 1. Mempermudah tindakan pemeriksaan daerah rectum dan sigmoid


genitalia
2. Membantu merubah letak kepala janin pada pasien dengan
kehamilan sungsang

KEBIJAKAN Dilakukan pada pasien dengan:


1. Akan dilakukan Koldosscopy
2. Akan dilakukan Sigmoidoscopy
3. Akan dilakukan Rectoscopy
4. Ibu hamil dengan letak sungsang

PROSEDUR A. PERSIAPAN ALAT DAN PASIEN :


1. Memberitahu pasien tentang prosedur yang akan dilakukan
2. Menutup pintu, jendela dan memasang tabir

B. PELAKSANAAN :
1. Perawat mencuci tangan
2. Membantu pasien dalam posisi berlutut dengan kepala dan
dada menempel pada bantal
3. Membantu pasien memutarkan muka ke salah satu sisi dan
kedua tangan di samping kepala
4. Meluruskan punggung sehingga tahanan bukan terletak pada
siku dan lutut
5. Paha tegak lurus dengan tempat tidur
6. Perawat menunggui pasien selama posisi ini
7. Perawat mencuci tangan

UNIT TERKAIT Ruang Kebidanan dan Radiology

SIKAP SIM/ MEMIRINGKAN PASIEN


NO. DOKUMEN REVISI : HALAMAN
800/47/Kep.RSUD/I/ 1/1
2015
TANGGAL TERBIT: DITETAPKAN OLEH
PEMERINTAH DAERAH DIREKTUR
07 JANUARI 2015
KABUPATEN
BARITO UTARA
RSUD MUARA TEWEH
56

STANDAR OPERASIONAL
drg. DWI AGUS SETIJOWATI
PROSEDUR
NIP. 1967080027 199303 2 7
PENGERTIAN Membaringkan pasien dengan posisi miring yang menyenangkan

TUJUAN 1. Memberikan rasa nyaman


2. Membantu pasien untuk memudahkan tindakan perawatan,
tindakan pemeriksaan, dan pengobatan

KEBIJAKAN Dilakukan pada pasien :


1. Pemeriksaan rectum
2. Pemberian huknah
3. Pemberian obat-obatan melalui anus

PROSEDUR 1. Perawat mencuci tangan


2. Memberitahu pasien tentang prosedur yang akan dilakukan
3. Perawat berdiri di depan perut pasien pada posisi yang dituju
4. Bantal digeser ke sisi yang sama
5. Tangan pasien yang ada didekat perawat dijauhkan dari badan
pasien
6. Kaki pasien yang berlawanan disilang ke arah perawat
7. Tangan perawat memegang bahu dan pinggul pasien sambil
menarik ke arah perawat
8. Pasien dibantu untuk tidur dalam sikap menyenangkan
9. Perawat mencuci tangan

UNIT TERKAIT Rawat Inap dan Rawat Jalan

MEMBERIKAN POSISI TRENDELENBURG


NO. DOKUMEN REVISI : HALAMAN
800/48/Kep.RSUD/I/ 1/1
2015
TANGGAL TERBIT: DITETAPKAN OLEH
PEMERINTAH DAERAH DIREKTUR
07 JANUARI 2015
KABUPATEN
BARITO UTARA
RSUD MUARA TEWEH
57

STANDAR OPERASIONAL
drg. DWI AGUS SETIJOWATI
PROSEDUR
NIP. 1967080027 199303 2 7
PENGERTIAN Membaringkan pasien dengan posisi kepala lebih rendah dari kaki

TUJUAN 1. Melancarkan peredaran darah ke otak


2. Memudahkan jalannya pembedahan pada bagian perut

KEBIJAKAN Dilakukan pada pasien :


1. Shock
2. Dengan pemasangan skin traksi pada kaki

PROSEDUR A. PERSIAPAN ALAT DAN PASIEN :


1. Perawat mencuci tangan
2. Menyediakan alat
3. 2 balok tempat tidur
4. Menjelaskan tindakan yang akan dilakukan pada pasien

B. PELAKSANAAN :
1. Perawat mengangkat bagiann kaki tempat tidur, perawat lain
memberi balok di bagiann kaki tempat tidur
2. Memberi posisi yang enak, kepala tanpa bantal, memasang
bantal penahan antara kepala dan tempat tidur
3. Perawat mencuci tangan.

UNIT TERKAIT Seluruh Ruangan Rawat Inap

MENOLONG PASIEN BAB/ BAK


NO. DOKUMEN REVISI : HALAMAN
800/49/Kep.RSUD/I/ 1/2
2015
TANGGAL TERBIT: DITETAPKAN OLEH
PEMERINTAH DAERAH DIREKTUR
07 JANUARI 2015
KABUPATEN
BARITO UTARA
RSUD MUARA TEWEH
58

STANDAR OPERASIONAL
drg. DWI AGUS SETIJOWATI
PROSEDUR
NIP. 1967080027 199303 2 7
PENGERTIAN Memberikan pertolongan kepada pasien yang hendak buang air
besar/ kecil, karena pasien masih/ harus berbaring di tempat tidur
dan tidak dapat melakukannya sendiri.

TUJUAN 1. Untuk mengurangi pergerakan pasien


2. Untuk menolong pasien, yang dapat atau tidak boleh berjalan
ke WC (kakus)
3. Untuk mengetahui adanya kelainan-kelainan feces/ urine secara
langsung

KEBIJAKAN 1. Pasien yang memerlukan, sedangkan dia harus istirahat mutlak


di tempat tidur
2. Bila keadaan membutuhkan, misalnya perlu dilihat/ diperiksa
secara mikroskopis

PROSEDUR A. PERSIAPAN ALAT DAN PASIEN :


1. Pasu najis/ pot/ steekpan bertutup dan urinal (labu kemih)
2. Alas pot
3. Botol berisi air untuk cebok, kapas cebok dalam mangkok
4. Kertas kloset
5. Bengkok
6. Tabir/ sampiran
7. Selimut/ kain penutup
8. Bel
9. Bak sampah/ plastic

B. PELAKSANAAN :
1. Perawat mencuci tangan
2. Pasien diberitahu
3. Pintu ditutup, sampiran/ gorden dipasang
4. Pakaian bawah ditanggalkan, selimut/ kain penutup
dipasang
5. Pasien dianjurkan menekuk lututnya dan mengangkat
bokong (kalau perlu dibantu oleh perawat)
6. Alat bokong dipasang atau pasien memanggil perawat
7. Pasu najis disorongkan sampai letaknya tepat di bawah
bokong, jika pasien dapat melakukan sendiri, perawat
membantu menekuk lutut kemudian mengangkat pinggul
pasien dengan tangan kiri, tangan kanan menyorongkan
pasu najis sedemikian rupa supaya letak pot tepat
8. Bel diletakkan di dekat pasien
9. Bila sudah selesai, kaki pasien diregangkan, selimut dibuka
sedikit, rectum, vulvanya dibuka dan dibersihkan. Bila
psaien menginginkan cebok/ basuh sendiri perawat
membantu menyiramkan dan bila telah selesai tangan
pasien disiram dan dicuci bersih.
10. Bila pasien buang air besar dan tidak dapat/ tidak ingin
cebok sendiri, setelah disiram, pasu najis diangkat dan
ditutup kemudian diturunkan. Pasien dimiringkan, tangan
kiri perawat membuka bokong pasien, tangan kanan
membersihkan anus dengan kapas cebok/ kertas kloset lalu
buang ke dalam bengkok, dilakukan beberapa kali sampai
bersih.
11. Bokong dikeringkan dengan pengalas
12. Pasien dirapikan dan alat-alat dibersihkan
13. Pintu dan gorden/ sampiran dibuka kembali
14. Mencuci tangan

UNIT TERKAIT Semua Ruang Rawat Inap


59

MENYIAPKAN DAN MEMBERI HUKNAH TINGGI


NO. DOKUMEN: REVISI: HALAMAN:
800/50/RSUD/I/2015 1/2
TANGGAL TERBIT: DITETAPKAN OLEH
DIREKTUR
07 Januari 2015

PEMERINTAH DAERAH
KABUPATEN BARITO UTARA
RSUD. MUARA TEWEH drg. DWI AGUS SETIJOWATI
STANDAR OPERASIONAL NIP. 1967080027 199303 2 7
PROSEDUR
60

Memasukkan cairan hangat kedalam usus rectum sampai


PENGERTIAN kedalam colon ascendens dengan menggunakan kanula anus.
1. Merangsang peristaltic usus sehingga dapat buang air besar
TUJUAN 2. Membersihkan usus pada persiapan suatu tindakan/operasi
3. Untuk pengobatan
1. Pasien yang obstipasi/ sembelit
KEBIJAKAN 2. Pasien yang akan dioperasi
3. Sebagai persiapan pemeriksaan radiologist
4. Pada pasien melena
PROSEDUR A. PERSIAPAN ALAT:
1. Selimut mandi
2. Alas bokong dan perlak
3. Irrigator lengkap dengan kanula recti
4. Cairan hangat sebanyak satu liter misalnya: air biasa, iar
sabun 1-1 ½ % NaCl 0,9%
5. Bengkok
6. Pelumas (vaselin, sylokain jelly 2%)
7. Tiang infuse bila perlu
8. Alat-alat untuk buang air besar lengkap (2 pasu najis) dll
9. Pasien diberitahukan dan diajarkan supaya tidur miring ke
kiri (Sikap Sim)
10. Hand sconed
B. PELAKSANAAN:
1. Dipasang sampiran, pintu ditutup kalau perlu
2. Mencuci tangan
3. Alas bokong dan perlak dipasang
4. Pasang selimut mandi lalu pakaian bawah dikeataskan
atau dibuka
5. Irrigator diisi dengan cairan hangat sesuai dengan suhu
badan
6. Rectum kanula dipasang pada ujung selang dan dioles
pelumas, udara dikeluarkan selang dijepit/ diklem
7. Tangan kiri memegang irrigator setinggi 50 cm dari
kasur, tangan kanan memasukkan kanula ± 15 cm
kedalam rectum sambil pasien disuruh tarik nafas panjang
8. Jepitan dibuka, cairan dimasukkan perlahan-lahan
9. Bila cairan sudah habis, saluran karet dijepit, kanula
dicabut
10. Kanula dilepas dan dimasukkan dalam bengkok yang
berisi desinfektan
11. Pasien tetap miring dan diberitahukan untuk menahan
sebentar kemudian pasu najis dipasang
12. Setelah selesai pasien dirapikan dan alat-alat dibereskan
13. Cuci tangan
Perhatikan:
1. Prinsip bekerja: mencegah timbulnya rasa malu dan rasa
sakit
2. Prosedur ini dilakukan ditempat tidur pasien
3. Pada waktu memasukkan kanula, bila ada hambatan
jangan dipaksa dan dilaporkan kepada penanggung jawab
ruangan/ dokter
4. Pada usia lanjut kadang-kadang huknah tersebut tidak
berhasil karena kelemahan otot dubur. Pakailah nelaton
canulla dan masukkan lebih dalam
5. Pada pasien yang dapat berjalan sendiri sebelumnya
diusahakan WC kosong (dalam keadaan bersih)
UNIT TERKAIT Rawat Inap dan Rawat Jalan
61

MENYIAPKAN DAN MEMBERI HUKNAH RENDAH


NO. DOKUMEN REVISI : HALAMAN
800/51/Kep.RSUD/I/ 1/2
2015
TANGGAL TERBIT: DITETAPKAN OLEH
PEMERINTAH DAERAH DIREKTUR
07 JANUARI 2015
KABUPATEN
BARITO UTARA
RSUD MUARA TEWEH
STANDAR OPERASIONAL drg. DWI AGUS SETIJOWATI
PROSEDUR NIP. 1967080027 199303 2 7
62

PENGERTIAN Memasukkan cairan hangat ke dalam anus rectum sampai ke dalam


colon ascendens dengan mempergunakan kanula anus.

TUJUAN 1. Membersihkan usus untuk suatu tindakan


2. Untuk pengobatan
3. Membantu menegakkan diagnose.

KEBIJAKAN 1. Untuk persiapan pemeriksaan radiology


2. Untuk persiapan operasi

PROSEDUR A. PERSIAPAN ALAT DAN PASIEN :


1. Selimut mandi
2. Alas bokong perlak
3. Irrigator lengkap dengan kanula recti
4. Cairan hangat sebanyak 1 L misalnya: air biasa, air sabun 1-
1 ½ % NaCl 0,9%
5. Bengkok
6. Pelumas (Vaselin, sylokain jelly 2%
7. Tiang infuse bila perlu
8. Alat-alat untuk buang air besar lengkap (2 pasu najis) dll
9. Pasien diberitahukan dan diajarkan supaya tidur miring ke
kiri (sikap sim)
10. Hand scoond

B. PELAKSANAAN :
1. Pasang sampiran, pintu ditutup kalau perlu
2. Mencuci tangan
3. Alas bokong dan perlak dipasang
4. Pasang selimut mandi lalu pakaian bawah diketaskan atau
dibuka
5. Irrigator diisi dengan cairan hangat sesuai dengan suhu
badan
6. Rectum kanula dipasang pada ujung slang dan dioles dengan
pelumas, udara dikeluarkan, slang dijepit/ diklem
7. Tangan kiri memegang irrigator setinggi 50 cm dari kasur,
tangan kanan memasukkan anula ± 15 cm ke dalam rectum
sambil pasien disuruh menarik nafas panjang
8. Jepitan dibuka, cairan dimasukkan perlahan-lahan
9. Bila cairan sudah habis, saluran karet dijepit, kanula dicabut
10. Kanula dilepas dan dimasukkan dalam bengkok yang berisi
desinfektan
11. Pasien tetap miring dan diberitahukan untuk menahan
sebentar kemudian pasu najis dipasang
12. Setelah selesai pasien dirapikan dan alat-alat dibersihkan
13. Cuci tangan
Perhatikan:
1. Prinsip bekerja: mencegah rasaa malu dan rasa sakit
2. Prosedur ini dilakukan di tempat tidur pasien
3. Pada waktu memasukkan kanula, bila ada hambatan jangan
dipaksakan dan melapor pada penanggung jawab
ruangan/dokter
4. Pada usia lanjut, kadang-kadang huknah tersebut tidak
berhasil karena kelemahan otot dubur. Pakailah nelaton
canulla dan masukkan lebih dalam
5. Pada pasien yang dapat berjalan sendiri sebelumnya
diusahakan WC kosong (dalam keadaan bersih)

UNIT TERKAIT Rawat Inap dan Rawat Jalan


63

MENGELUARKAN TINJA SECARA MANUAL


NO. DOKUMEN REVISI : HALAMAN
800/52/Kep.RSUD/I/ 1/2
2015
TANGGAL TERBIT: DITETAPKAN OLEH
PEMERINTAH DAERAH DIREKTUR
07 JANUARI 2015
KABUPATEN
BARITO UTARA
RSUD MUARA TEWEH
STANDAR OPERASIONAL drg. DWI AGUS SETIJOWATI
PROSEDUR NIP. 1967080027 199303 2 7
PENGERTIAN Mengeluarkan feces dari anus dengan mengguakan jari telunjuk
perawat

TUJUAN 1. Memenuhi kebutuhan eliminasi faeces


2. Memenuhi kebutuhan rasa nyaman
64

KEBIJAKAN Dilakukan pada pasien yang kesulitan buang air besar

PROSEDUR A. PERSIAPAN ALAT:


1. Sarung tangan bersih
2. Minyak pelumas/ vaselin
3. Piala ginjal
4. Kertas kloset
5. Washlap bawah
6. Sabun
7. Air dalam kom bawah
8. Handuk bawah
9. Pasu serungan
10. Mengkaji pasien kembali terhadap tindakan yang akan
dilakukan
11. Memberitahu dan menjelaskan kepada pasien mengenai
prosedur yang akan dilakukan
12. Memasang tabir di ekitar tempat tidur

B. PELAKSANAAN:
1. Mencuci tangan
2. Melepaskan pakaian bawah
3. Tutup bagiann bawah dengan handuk
4. Membantu pasien dalam posisi tidur miring kiri
membelakangi perawat, dengan posisi lutut kanan ditekuk
atau sikap sim
5. Dekatkan pasu surungan ke panggul pasien
6. Memakai sarung tangan
7. Membasahi sarung tangan bagiann telunjuk dengan minyak
pelumas di atas piala ginjal
8. Pasien disuruh bernafas dalam
9. Memasukkan jari telunjuk perlahan-lahan ke dalam anus
dengan arah menuju umbilicus sampai terasa adanya
sumbatan feces
10. Membuat gerakan melingkar/ sirkuler dengan jari telunjuk
2-5 kali untuk merangsang spinter anus, kemudian jari
telunjuk dikeluarkan dari anus
11. Mengeluarkan semua feces dengan jari telunjuk dan
ditampung dalam pasu surungan
12. Observasi respon pasien
13. Membersihkan dan merapikan pasien dan lingkungannya,
anus dan sekitarnya dibersihkan dengan kertas toilet
kemudian disabuni dan dibersihkan dengan waslap basah
sampai bersih. Setelah bersih bokong dikeringkan dengan
handuk
14. Membuang feces ke kantong plastik atau bak sampah
15. Melepas sarung tangan dan meletakkan pada bengkok
16. Membereskan peralatan dan kembalikan pada tempatnya
17. Mencuci tangan
18. Mencatat tindakan yang telah dilakukan.
UNIT TERKAIT Rawat Inap dan Rawat Jalan
65

MENYIAPKAN DAN MEMBERI SEMPRIT GLYSERIN


NO. DOKUMEN REVISI : HALAMAN
800/53/Kep.RSUD/I/ 1/2
2015
TANGGAL TERBIT: DITETAPKAN OLEH
PEMERINTAH DAERAH DIREKTUR
07 JANUARI 2015
KABUPATEN
BARITO UTARA
RSUD MUARA TEWEH
STANDAR OPERASIONAL drg. DWI AGUS SETIJOWATI
PROSEDUR NIP. 1967080027 199303 2 7
PENGERTIAN Memasukkan cairan glyserin ke dalam poros usus dengan
menggunakan tempat glyserin
TUJUAN 1. Sebagai pengobatan
2. Merangsang untuk buang air besar

KEBIJAKAN 1. Pada pasien yang sembelit (obstipasi)


2. Persiapan operasi kecil/ persiapan partus bila diperlukan
66

PROSEDUR A. PERSIAPAN ALAT DAN BAHAN:


1. Selimut mandi
2. Alas pot/ bokong
3. Perlak plastic
4. Semprit glyserin
5. Bengkok
6. Glyserin dalam botol direndam dalam air panas
7. Mangkok kecil
8. Pasu najis
9. Botol cebok/ kertas toilet
10. Sampiran
11. Pasien diberitahukan dengan seksama

B. PELAKSANAAN:
1. Pasien sampiran kalau perlu pintu-pintu ditutup
2. Pasien dimiringkan ke kiri
3. Alas bokong dan perlak dipasang
4. Pakaian bawah dikeataskan kepunggung atau dibuka, lalu
dipasang selimut mandi atau kain penutup
5. Bengkok diletakkan disisi bokong
6. Glyserin diteteskan diatas punggang tangan untuk mencoba
hangatnya, lalu dtuangkan kedalam mangkok kecil
7. Pasien dan keluarganya diterima dengan ramah dan penuh
perhatian
8. Bila pasien dapat berdiri, ditimbang dulu berat badannya
dan diukur tinggi badannya sebelum dibaringkan ditempat
tidur.
9. Setelah berbaring ditempat tidur dilakukan:
- Anamnesa (pengumpulan data pasien pada catatan
perawatan)
- Pengukuran suhu, menghitung nadi, pernafasan, tekanan
darah, dll
10. Beritahukan maksudnya pasien kepada: dokter ruangan,
bagian catatan medic, bagian gizi (dapur) dan bagian
administrasi rumah sakit.
11. Catat nama dan alamat yang jelas serta nomor telepon
(kalau ada) dari penanggung jawab/ keluarga pasien.
12. Keadaan umum pasien, bila pasien kotor sekali dan keadaan
memungkinkan pasien dibersihkan atau memandikan
terlebih dahulu.
13. Beri penjelasan kepada pasien mengenai peraturan-
peraturan Rumah Sakit tentang: waktu makan, waktu
berkunjung, dokter (visite) serta waktu berkunjung keluarga
dll.
14. Bila ada barang berharga/ uang, agar segera diserahkan
kepada keluarganya atau dicatat pada buku dan diserahkan
kepada Ruanga
Beri penjelasan kepada keluarga pasien tentang: hal-hal
yang perlu/ segera untuk dilakukan., tarif RumahSakit dan
cara pembayarannya, waktu-waktu berkujung, makan atau
alat-alat kebutuhan pasien yang boleh dibawa.
UNIT TERKAIT Rawat Jalan dan Rawat Inap
67

MEMASANG KATETER TETAP


NO. DOKUMEN REVISI : HALAMAN
800/54/Kep.RSUD/I/ 1/2
2015
TANGGAL TERBIT: DITETAPKAN OLEH
PEMERINTAH DAERAH DIREKTUR
07 JANUARI 2015
KABUPATEN
BARITO UTARA
RSUD MUARA TEWEH
STANDAR OPERASIONAL drg. DWI AGUS SETIJOWATI
PROSEDUR NIP. 1967080027 199303 2 7
PENGERTIAN Memasukkan selang kateter steril melalui uretra ke dalam vesica
urinaria secara menetap

TUJUAN 1. Memenuhi kebutuhan eliminasi urine pada pasien yang tidak


dapat kencing secara spontan
2. Memerlukan pengukuran cairan secara ketat

KEBIJAKAN 1. Tidak dapat kencing secara spontan


2. Mengalami kelemahan fisik
3. Memerlukan pengukuran cairan secara ketat
68

4. Penggantian kateter dilakukan max 2 minggu

PROSEDUR A. PERSIAPAN ALAT DAN PASIEN:


1. Set ganti cateter yang berisi:
 1 buah duka alas steril
 1 buah duk lubang steril
 1 buah piala ginjal
 1 buah mangkok steril
 4 buah kapas steril
 Pinset steril
 1 pasang sarung tangan steril

2. Cateter trolly sesuai dengan ukurannya berisi


 Korentang steril
 Urine bag
 Xylocain jelly steril
 NaCl 0,9% atau aquadest steril sebanyak yang
dibutuhkan oleh balloon cateter (20-30 cc)
 Spuit 20 cc steril lengkap dengan jarumnya no. 12
 Perlak
 Plester dan gunting
 Alat tulis
 Handuk bawah
 Kom mandi bawah
 Sabun mandi
 Gantungan urine bag
 Larutan byclean ½% dan air DTT
 Kapas DTT
3. Jelaskan pada pasien maksud dan tujuan pemasangan cateter
tetap
4. Pasang sampiran

B. PELAKSANAAN:
1. Tutup tirai dan pintu kamar pasien
2. Perawat mencuci tangan
3. K/ p bersihkan daerah perineum dengan sabun dan
keringkan
4. Atur posisi untuk pemasangan kateter
5. Wanita : dorsal recumbent
6. Pria : supine
7. Letakkan set kateter di antara kedua tungkai bawah pasien
dengan jarak min 45 cm dari perineum pasien
8. Buka set kateter
9. Gunakan sarung tangan kecil
10. Pasang duk berlubang daerah genitalia pasien
11. Test balloon kateter
12. Membuka daerah meatus
13. Wanita: buka labia dengan menggunakan jari telunjuk dan
ibu jari tangan kiri lalu sedikit ditarik ke atas
14. Pria : pegang daerah di bawah glands penis dengan ibu jari
dan telunjuk, preputium ditarik ke bawah
15. Membersihkan daerah meatus dengan kapas disinfektan dan
pinset
16. Wanita: bersihkan daerah labia luar terakhir bagiann meatus,
kapas hanya sekali pakai
17. Pria: bersihkan dengan arah melingkar dari meatus keluar,
minimum 3 kali
18. Lumasi ujung kateter dengan xylocain jelly
19. Wanita: 4-5 cm
20. Pria: 15-1800 cm
21. Masukkan kateter
22. Wanita: sepanjang 5-7 cm sampai sampai urine keluar
23. Pria: sepanjang 1800-20 cm sampai urine keluar, tegakkan
penis 9
69

24. Jika waktu memasukkan kateter terasa ada tahanan jangan


dilanjutkan
25. Selama pemasangan kateter anjurkan pasien untuk napas
dalam
26. Masukkan lagi kateter sepanjang 2 cm sambil sedikit diputar
27. Isi balon kateter dengan NaCl sebanyak yang ditemukan,
menggunakan spuit tanpa jarum
28. Tarik kateter perlahan-lahan sampai ada tahanan balloon
29. Fiksasi kateter menggunakan kateter
30. Gantung urine bag dengan posisi rendah daripada Vesica
Urinaria
31. Beri posisi yang nyaman pada pasien
32. Rapikan alat-alat pada tempatnya
33. Perawat cuci tangan

UNIT TERKAIT Rawat jalan, Rawat Inap dan Instalasi Gawat Darurat

PERAWATAN KATETER MENETAP


NO. DOKUMEN REVISI : HALAMAN
800/55/Kep.RSUD/I/ 1/1
2015
TANGGAL TERBIT: DITETAPKAN OLEH
PEMERINTAH DAERAH DIREKTUR
07 JANUARI 2015
KABUPATEN
BARITO UTARA
RSUD MUARA TEWEH
STANDAR OPERASIONAL drg. DWI AGUS SETIJOWATI
PROSEDUR NIP. 1967080027 199303 2 7
PENGERTIAN Melakukan perawatan dengan cara membersihkan kateter yang
menetap
TUJUAN 1. Menjaga kebersihan kateter
2. Mencegah terjadinya infeksi
KEBIJAKAN Dilakukan pada semua pasien yang memakai kateter menetap
PROSEDUR A. PERSIAPAN ALAT DAN PASIEN:
1. Sarung tangan steril
2. Kapas steril
3. Cairan antiseptic
4. Pinset steril
5. Perlak
70

6. Piala ginjal
7. Handuk bawah
8. Kapas lidi
9. Korentang steril
10. Bethadine 10%
11. Jelaskan maksud dan tujuan dari prosedur perawatan
kateter

B. PELAKSANAAN:
1. Perhatikan penerangan ruangan dan tutup serat pintu kamar
pasien
2. Perawat cuci tangan
3. Beri posisi sama dengan pemasangan kateter
4. Letakkan perlak di bawah bokong pasien
5. Gunakan sarung tangan steril
6. Buka daerah metus sama seperti pemasangan kateter
7. Kaji keadaan meatus dan jaringan di sekitarnya: perih,
radang, pembengkakan, adanya cairan/ kotoran
8. Bersihkan daerah meatus dengan cairan antiseptic sama
seperti pemasangan kateter
9. Bersihkan ujung kateter dekat meatus sepanjang 10 cm
dengan cairan antiseptic, dengan arah melingkar keluar
10. Beri bethadine pada daerah meatus dan ujung kateter
sepanjang 2,5 cm
11. Beri posisi yang nyaman bagi pasien
12. Membersihkan peralatan dan mengembalikan pada
tempatnya
13. Perawatan cuci tangan
14. Catat pada catatan perawat: kondisi meatus dan jaringan
sekitarnya dan keluhan-keluhan pasien.

UNIT TERKAIT Rawat Inap dan Rawat Jalan

MELEPAS KATETER MENETAP


NO. DOKUMEN REVISI : HALAMAN
800/170/Kep.RSUD/I/ 1/1
2015
TANGGAL TERBIT: DITETAPKAN OLEH
PEMERINTAH DAERAH DIREKTUR
07 JANUARI 2015
KABUPATEN
BARITO UTARA
RSUD MUARA TEWEH
STANDAR OPERASIONAL drg. DWI AGUS SETIJOWATI
PROSEDUR NIP. 1967080027 199303 2 7
PENGERTIAN Melepas selang kateter yang dipasang menetap pada pasien
TUJUAN 1. Mencegah terjadinya infeksi
2. Melatih pasien untuk kencing spontan

KEBIJAKAN Dilakukan pada pasien yang menggunakan kateter


PROSEDUR A. PERSIAPAN ALAAT DAN PASIEN:
1. Perlak
2. Spuit
3. Piala ginjal
4. Kertas kloset
5. Handuk bawah
6. Menjelaskan tentang prosedur yang akan dilakukan
71

7. Menjelaskan perasaan yang akan terjadi


8. Menjaga privasi
9. Mengatur posisi pasien

B. PELAKSANAAN:
1. Perawat cuci tangan
2. Menutup aliran kateter
3. Mencatat kateter
4. Meletakkan piala ginjal di bawah kateter
5. Menghisap cairan dari balon
6. Menjepit kateter dan menarik keluar
7. Mengelap ujung kateter dengan kertas toilet
8. Mengalirkan urine sisa ke kantong
9. Menggulung kateter dan memasukkan ke piala ginjal
10. Member rasa nyaman pada pasien
11. Memperbaiki posisi
12. Menjawab pertanyaan pasien
13. Menganjurkan banyak minum
14. Mengukur urine dari kantong
15. Membereskan alat-alat dan mengembalikan pada tempatnya
16. Perawat cuci tangan
17. Mencatat:
- Waktu pelaksanaan
- Prosedur yang dilakukan
- Jumlah output
- Respon pasien
UNIT TERKAIT Rawat Inap dan Rawat Jalan

MENYIAPKAN BAYI/ ANAK YANG AKAN


PULANG
NO. DOKUMEN: REVISI: HALAMAN:
800/56/RSUD/I/2015 1/2
TANGGAL TERBIT: DITETAPKAN OLEH
DIREKTUR
07 Januari 2015
PEMERINTAH DAERAH
KABUPATEN
BARITO UTARA
RSUD. MUARA TEWEH
drg. DWI AGUS SETIJOWATI
STANDAR OPERASIONAL
NIP. 1967080027 199303 2 7
PROSEDUR

PENGERTIAN Mempersipkan Bayi/Anak yang akan pulang.

TUJUAN Menyerahkan bayi/anak kembali kepada orang tua/keluarga atau


penanggungjawab siap melanjutkan perawatan di rumah.

PERSIAPAN 1. Syarat-syarat pasien yang boleh pulang:


a. Ada pertanyaan dari dokter bahwa pasien boleh pulang dan
tidak memerlukan perawatan lagi di rumah sakit
b. Apabila pasien/keluarganya menghendaki pulang sedangkan
keadaan pasein belum memungkinkan maka
pasien/keluarganya harus menandatangani surat pernyataan
72

pulang paksa.
c. Sedapat mungkin sudah menyelesaikan pembiayaan
pengobatan dan perawatan di rumah sakit sesuai peraturan
yang ada.
2. Persiapan Pasien
a. Pendekatan kepada pasien dengan tingkat perkembangan dan
kemampuan berkomunikasi tentang persiapkan pulang.
b. Memberikan penyuluhan kepada orang
tua/keluarga/penanggungjawab sesuai dengan tingkat
pendidikannya dan kemampuan berkomunikasi tentang:
 Keadaan kesehatan pasien
 Perawatan yang dilakukan di rumah
 Obat-obatan yang masih dilanjutkan
 Pemeriksaan ulang terhadap perkembangan kesehatan
 Diet pasien
 Kegiatan/aktivitas yang tidak dan boleh dilakukan
c. Untuk bayi ditambah hal-hal yang lebih khusus antara lain:
 Pentingnya pemeriksaan kesehatan bayi secara teratur
 Perawatan tali pusat
 Cara memandikan bayi
 Imunisasi
 Perawatan payudara
 Cara-cara pemberian obat-obatan kepada bayi
3. Persiapan Pelaksana:
a. Memberitahukan kepada pasien dan orang
tua/keluarga/penanggungjawab 1 (satu) hari sebelumnya
b. Persyaratan administrasi yang meliputi rincian biaya
pengobatan dan perawatan serta tindakan lain, telah disiapkan
oleh petugas sesuai ketentuan.

PROSEDUR 1. Menyiapakan segala keperluan pasien untuk pulang misalnya:


surat pengantar follow up, resep dokter, surat istirahat sakit.
2. Orang tua/keluarga/ penanggung jawab menyelesaikan
administrasi sesuai dengan peraturan rumah sakit
3. Menyiapkan pasien untuk pulang:
a. Rambut disisir
b. Ganti pakaian
4. Melakukan serah terima pasien, terima bukti pasien keluar dan
tanda terima barang-barang yang dititipkan
5. Memberikan kesempatan berpamitan dengan:
a. Sesame pasien
b. Perawat/Dokter
6. Mengantar pasien dan orang tua/keluarga/penanggungjawab
sampai pintu ruang perawatan/ pintu gerbang rumah sakit
7. Mencatat keadaan, jam pasien pulang
8. Merapikan catatan medic, kemudian meminta resume akhir
kepada dokter yang merawat, selanjutnya berkas tersebut dikirim
ke bagian/unsur medical record rumah sakit
9. Membersihkan tempat tidur

HASIL Setiap pasien pulang tercatat pada RM

UNIT TERKAIT Pasien, perawat, dokter dan tenaga administrasi


73

PEMASANGAN CHATETER VENA


UMBILIKALIS
NO. DOKUMEN: REVISI: HALAMAN:
800/57/RSUD/I/2015 1/2
TANGGAL TERBIT: DITETAPKAN OLEH
DIREKTUR
07 Januari 2015
PEMERINTAH DAERAH
KABUPATEN
BARITO UTARA
RSUD. MUARA TEWEH
drg. DWI AGUS SETIJOWATI
STANDAR OPERASIONAL
NIP. 1967080027 199303 2 7
PROSEDUR

PENGERTIAN Teknik pemberian cairan, obat-obatan dan pengambilan darah atau


melakukan transfuse tukar melaui pemasangan kateter pada vena
umbilikalis terutama pada keadaan emergensi sebelum bayi
berumur 24 jam.

TUJUAN 1. Sebagai pengobatan


2. Memasuki transfusi (darah/plasma)
3. Mencukupi kebutuhan tubuh akan cairan dan elektrolit
4. Sebagai makanan untuk pasien yang tidak dapat/ tidak boleh
makan/ minum.

KEBIJAKAN Dalam 24 jam 1 setiap bayi RT dilakukan pemasangan infuse vena


74

umbilikalis
PERSIAPAN A. Persiapan:
- NGT No. 3,5
- Pincet Chirurgis
- Arteri klem
- Naal fuder
- Jarum kecil+ side
- Gunting
- Duk steril
- Handscone
- Lidi kapas
- Betadine dan alcohol 70%
- Gass steril
- Plester dan gunting verban
- Bengkok

B. Pelaksanaan:
1. Memberikan penjelasan pada keluarga pasien dan membuat
persetujuan medic (informed consent)
2. Menyiapkan alat-alat ke dekat pasien
3. Mencuci tangan
4. Menyiapkan infuse yang akan dihubungkan dengan cateter
umbilikalis
5. Mengatur posisi pemasangan infuse
6. Melakukan desinfektan disekitar umbilikalis dengan
bethadine kemudian dengan alcohol dengan radius ± 5 cm
7. Menutup daerah operasi dengan steril
8. Membuat jaritan melingkar umbilikalis ± 1 – 1,5 cm dari
kulit kemudian ikatan dikuatkan sedikit untuk mencegah
perdarahan
9. Diatas jaritan dipotong secara horizontal sehingga tampak
penampang melintang 2 arteri dan 1 vena umbilikalis
10. Mengobservasi perdarahan dengan menguatkan ikatan
11. Menarik ujung potongan umbilikalis dengan arteri klem
12. Memasukkan cateter umbilical kedalam lumeh vena
umbilikalis sedalam ± 4 – 5 cm (dihitung dari dinding
abdomen)
13. Memasukkan aspirasi untuk memastikan NGT masuk/tidak
14. Bila sudah keluar darah, selang infuse dihubungkan dengan
NGT
15. Mengeratkan ikatan cateter umbilikalis kemudian dibuat
simpul sepanjang 1 cm diatas potongan umbilikalis
selanjutnya diikatkan kembali dan pada cateter dibuat simpul
2x
16. Melakukan desinfektan pada umbilical dengan betadine
kemudian dibungkus dengan gaas steril dan diplester
17. Menghitung jumlah tetesan cairan yang akan diberikan
18. Memasang label:tanggal, jam, jenis cairan dan tetesan
19. Membereskan alat-alat
75

20. Mencuci tangan


21. Melakukan pendokumentasian

UNIT TERKAIT Rawat Anak dan Ruang Kebidanan

FOTOTHERAPIE PADA BAYI


HIPERBILLIRUBINEMIA
NO. DOKUMEN: REVISI: HALAMAN:
800/58 /RSUD/I/2015 1/2
TANGGAL TERBIT: DITETAPKAN OLEH
DIREKTUR
PEMERINTAH DAERAH 07 Januari 2015
KABUPATEN
BARITO UTARA
RSUD. MUARA TEWEH

STANDAR OPERASIONAL drg. DWI AGUS SETIJOWATI


PROSEDUR
NIP. 1967080027 199303 2 7
PENGERTIAN Suatu terapi yang menggunakan sinar untuk menurunkan kadar
billirubin dan resiko terjadinya toxicitas billirubin dengan cara
terbentuknya photo isomerconfisuraseonal atau structural dari
billirubin yang mudah larut dalam air dan dikeluarkan melalui
faeses atau urine
1. Agar terjadi penurunan kadar biliirubin setelah phototherapy
TUJUAN selama 3x12 jam
2. Mencegah terjadinya Kern Icterus pada bayi

KEBIJAKAN 1. Pemberian sinar tidak boleh lebih dari 1 jam


2. Pemakaian lampu tidak boleh lebih dari 4 jam
3. Setelah phothoterapy 3 x 24 jam dilakukan pemeriksaan darah
billlirubin dan hematokrit
76

4. Phototherapi diberikan kepada bayi:


a. Bayi BBLR(premature) : bilirubin > 12 mg dl
b. Bayi BB normal : bilirubin > 10 mg dl
PERSIAPAN A. Persiapan Alat:
1. 1 set alat phototherapy yang memenuhi syarat dan siap
pakai
2. 1 lembar popok hitam khusus tidak tembus sinar
3. 1 lembar tutup mata hitam khusus tidak tembus sinar
4. 1 buah thermometer rectal pada tempatnya
5. 1 buah jas bismuth
6. 1 masker dan topi
B. Persiapan Keluarga Bayi:
1. Berikan jelaskan kepada keluarga status kesehatan bayi
saat ini
2. Jelaskan tujuan, manfaat dan resiko phototherapy
3. Siapakan inform consent phototherapi

PROSEDUR 1. Dekatkan alat phototerapy yang memenuhi syarat dan siap


pakai
2. Cuci tangan
3. Kenakan jas bismuth, masker dan topi
4. Ukur suhu badan bayi per rectal, selanjutnya setiap jam
5. Uji & pastikan tutup mata dan popok hitam tidak tembus sinar
6. Lepaskan pakaian bayi dan ganti dengan popok dan tutup mata
khusus warna hitam
7. Tidurkan bayi pada box bayi miring kanan atau kiri
Selanjutnya rubah posisi setiap 3 jam atau 12 jam/ hari dengan
ketentuan:
a. Posisi miring kiri
b. Posisi miring kanan
c. Posisi tengadah
d. Posisi miring telungkup
8. Atur jarak pasien dan lampu fototharapy 40-50 cm
9. Hidupkan mesin phototherapy
10. Periksa sekali lagi dan pastikan bayi tenang
11. Cuci tangan
UNIT TERKAIT Rawat Inap dan Rawat Jalan
Bagian IPRS

PEMASANGAN PHOTO THERAPY


NO. DOKUMEN: REVISI: HALAMAN:
800/ /RSUD/2015 1/2
TANGGAL TERBIT: DITETAPKAN OLEH
DIREKTUR
07 Januari 2015
PEMERINTAH DAERAH
KABUPATEN
BARITO UTARA
RSUD. MUARA TEWEH
drg. DWI AGUS SETIJOWATI
STANDAR OPERASIONAL NIP. 1967080027 199303 2 7
PROSEDUR
PENGERTIAN Therapi dengan menggunakan sinar untuk menurunkan kadar
bilirubin dan resiko untuk terjadinya toxicitas bilirubin dengan cara
terbentuknya photo isomerconfisuraseonal atau structural dari
billirubin yang mudah larut dalam air dan dikeluarkan melalui
faeses atau urine.
TUJUAN Semua bayi dengan hiperbilirubin setelah dilakukan foto therapy
selama 3 x 12 jam terjadi penurunan kadar bilirubin.
KEBIJAKAN
1. Setelah penyinaran 3 x 12 jam dilakukan pemeriksaan bilirubin
dan hematokrit
2. Pemberian sinar tidak boleh lebih dari 1 jam
3. Pemakaian lampu tidak boleh lebih dari 4 jam
77

4. Phototherapi diberikan kepada bayi:


Bayi BBLR(premature) : bilirubin > 12 mg dl
Bayi BB normal : bilirubin > 10 mg dl
PROSEDUR A. Persiapan Alat:
1. Lampu fhoto therapy
2. Popok hitam
3. Tutup mata hitam
4. termometer
B. Pelaksanaan:
1. Menyiapkan alat-alat
2. Memberikan penjelasan pada keluarga pasien
3. Mencuci tangan
4. Bayi diletakkan dalam box
5. Bayi ditidurkan telanjang bulat
6. Mata dan alat genetalia agar tidak tembus cahaya
7. Mengatur jarak pasien 40-50 cm dari lampu
8. Posisi bayi di ubah-ubah (miring kanan/kiri, telunkup,
tengadah) tiap 3 jam secara berganti-ganti
9. Bayi saat dilakukan penyinaran dan 12 jam setelah
penyinaran tidak boleh dimandikan
10. Mengukur temperature setiap 1 jam
11. Memberikan cairan 20-40 cc per Kg BB atau ditambah 15%
dari kebutuhan cairan/hari
12. Melakukan obesrvasi
- BAB/BAK
- Intake – Output
- Turgor dan warna kulit
13. Mencatat setiap perubahan posisi
14. Membereskan alat-alat
15. Mencuci tangan
UNIT TERKAIT Ruang Anak, Ruang Bersalin/Kebidanan

MEMASANG INFUS PADA BAYI


NO. DOKUMEN: REVISI: HALAMAN:
800/60/RSUD/I/2015 1/1
TANGGAL TERBIT: DITETAPKAN OLEH
DIREKTUR
07 Januari 2015
PEMERINTAH DAERAH
KABUPATEN
BARITO UTARA
RSUD. MUARA TEWEH drg. DWI AGUS SETIJOWATI
NIP. 1967080027 199303 2 7
STANDAR OPERASIONAL
PROSEDUR
PENGERTIAN Memasukkan cairan atau obat langsung kedalam pembuluh darah
vena dalam jumlah banyak dan waktu yng lama dengan
menggunakan infuset.
TUJUAN 1. Sebagai tindakan pengobatan
2. Mencukupi kebutuhan tubuh akan cairan dan elektrolit
3. Memasukkan transfusi (plasma/darah)
4. Sebagai makanan untuk pasien yang tidak dapat/ tidak boleh
makan/minum
KEBIJAKAN Semua bayi resiko tinggi dalam menunjang tindakan perawatan
dilakukan pemasangan infus.
PROSEDUR A. Persiapan Alat:
1. Seperangkat infuset dan cairan yang diperlukan
78

2. Abocath no.24, gaas steril, kapas, alcohol


3. Plester/ hypapix, verban, spalk, gunting verban
4. Standar infus, perlak kecil dan bengkok
5. Alat pembendung (tourniket) k/p
6. Sarung tangan
B. Pelaksanaan:
1. Memberi penjelasan pada keluarga pasien
2. Menyiapkan alat-alat kedekat pasien
3. Mencuci tangan
4. Menggantung botol cairan pada standar infuse
5. Mendesinfeksi tutup botol cairan dengan kapas alcohol, lalu
tusukan selang
6. Membuka tutup jarum, mengalirkan cairan sampai keluar,
sehingga tidak ada udara dalam selang selanjutnya diklem
dan jarum ditutup kembali. Tabung tetesan jangan sampai
penuh
7. Menentukan daerah/vena yang akan dipasang infuse
8. Membuka pakaian pada daerah yang dipasang infuse
9. Memasang perlak dibawa anggota yang dipasang infuse
10. Membendung daerah yang akan dipasang infuse.
Mendesinfeksi permukaan kulit yang akan ditusuk, lalu jarum
ditusukan ke vena dengan lubang jarum menghadap ke atas.
11. Bila keluar darah pembendung dilepas dan dihubungkan
dengan infusset
12. Melakukan fiksasi dan diatasnya ditutup dengan gaas steril
lalu diplester
13. Memasang spalk dan mengatur tetesan infuset
14. Memasang label: tanggal, jam dan jenis cairan
15. Merapikan pasien dan membereskan alat-alat
16. Mencuci tangan
17. Melakukan pendokumentasian
UNIT TERKAIT IGD, Rawat Jalan, Rawat

MEMASANG NGT/SELANG ZONDE PADA BAYI


NO. DOKUMEN: REVISI: HALAMAN:
800/61/RSUD/I/2015 1/1
TANGGAL TERBIT: DITETAPKAN OLEH
DIREKTUR
07 Januari 2015
PEMERINTAH DAERAH
KABUPATEN
BARITO UTARA
RSUD. MUARA TEWEH drg. DWI AGUS SETIJOWATI
NIP. 1967080027 199303 2 7
STANDAR OPERASIONAL
PROSEDUR

PENGERTIAN Memasang pipa penduga melalui hidung sampai ke lambung.

TUJUAN 1. Memenuhi kebutuhan nutrisi dan cairan


2. Untuk tindakan pengobatan

KEBIJAKAN Semua bayi dengan reflek isap lemah dan dengan labopalato
genatoschimis dipasang zonde.
PROSEDUR A. Persiapan:
1. NGT No. 5 dan NGT No. 3,5
2. Mangkok berisi air hangat
3. Spuit 20 cc
79

4. Badong
5. Bengkok
6. Plester dan gunting
B. Pelaksanaan:
1. Mengidentifikasi bayi yang akan dipasang zonde dan ukuran
NGT yang akan dipakai
2. Mendekatkan alat-alat ke dekat pasien
3. Memberi penjelasan pada pasien dan keluarga
4. Mencuci tangan
5. Mengatur posisi bayi dengan kepala extensi 15°
6. Memasang pengalas dada
7. Mengukur selang zonde mulai dari epigastrium sampai
kehidung kemudian belok ke telinga
- Dari epigastrium sampai ke glabela
- Melihat tanda hitam pada NGT
8. Mencelupkan tanda hitam pada NGT
9. Memasang/ memasukkan NGT melalui hidung secara
perlahan-lahan
10. Melakukan test aspirasi
- Bila ada keluar gelembung udara/ keluar susu secara
perlahan-lahan
- Bila tidak keluar apa-apa, maka NGT harus dipasang
ulang
- Bila test dengan air masukan NGT ke air bila ada
gelembung udara berarti NGT harus dicabut dan
dipasang ulang
11. Melakukan fiksasi
12. Membereskan alat-alat
13. Mencuci tangan
14. Melakukan pendokumentasian
UNIT TERKAIT Rawat Inap

KUMBAH LAMBUNG
NO. DOKUMEN: REVISI: HALAMAN:
800/62 /RSUD/I/2015 1/1
TANGGAL TERBIT: DITETAPKAN OLEH
DIREKTUR
07 Januari 2015
PEMERINTAH DAERAH
KABUPATEN
BARITO UTARA
RSUD. MUARA TEWEH drg. DWI AGUS SETIJOWATI
NIP. 1967080027 199303 2 7
STANDAR OPERASIONAL
PROSEDUR
PENGERTIAN Mencuci lambung dengan cara memasukkan air atau cairan tertentu
dan kemudian mengeluarkan melalui selang penduga lambung
(Magslang).
TUJUAN 1. Membersihkan sisa-sisa air ketuban yang kemungkinan masuk
dalam proses kelahiran
2. Untuk mencegah aspirasi
3. Untuk mencegah terjadi voting
4. Untuk membersihkan jalan nafas
KEBIJAKAN Setiap pasien baru/ pasien baru lahir harus selalu dilakukan tindakan
kumbah lambung.

PROSEDUR A. Persiapan:
80

1. NGT No. 800 untuk bayi BB normal (> 25 gram)


2. NGT No. 5 untuk bayi BB < 25 gram
3. Bengkok
4. Spuit 10 cc
5. Waskom berisi air hangat
6. Alas dada/ badong
7. handuk
B. Pelaksanaan:
1. Pasien atau keluarga diberi penjelasan
2. Mencuci tangan
3. Pasien dalam posisi semi flower
4. Memasang alas dada (badong)
5. Mengukur slang zonde melalui epigastrum sampai kehidung
kemudian belok ketelinga
- Dari epigastrium sampai ke Blebela
- Melihat tanda-tanda pada NGT
6. Slang penduga lambung (NGT) dimasukkan secara perlahan-
lahan sampai batas tanda hitam pada maslang
7. Periksa apakah slang betul-betul masuk lambung dengan
cara
a. Masukkan pangkalnya ke dalam air bila ada gelembung
udara di air berarti NGT belum masuk ke lambung
b. Melakukan aspirasi ditarik dengan spuit 10 cc bila keluar
sisa cairan berarti slang masuk lambung
8. Bila sudah yakin masuk lambung masukkan cairan dan
hitung beberapa cc yang masuk dan ditarik kembali cairan
sesuai dengan jumlah cairan yang dimasukkan dilakukan
berulang kali sampai cairan betul-betul bening
9. Setelah selesai dilakukan tindakan slang ditarik secara
perlahan-lahan dan pasien dirapikan
10. Bereskan alat-alat
11. Mencuci tangan
12. Melakukan pendokumentasian
UNIT TERKAIT Rawat Inap

PEMBERIAN MINUM MELALUI ZONDE


NO. DOKUMEN: REVISI: HALAMAN:
800/63 /RSUD/I/2015 1/1
TANGGAL TERBIT: DITETAPKAN OLEH
DIREKTUR
07 Januari 2015
PEMERINTAH DAERAH
KABUPATEN
BARITO UTARA
RSUD. MUARA TEWEH drg. DWI AGUS SETIJOWATI
NIP. 1967080027 199303 2 7
STANDAR OPERASIONAL
PROSEDUR
PENGERTIAN Memasukkan minum melalui pipa penduga sampai ke lambung.

TUJUAN 1. Memenuhi kebutuhan cairan dan nutrisi


2. Untuk tindakan pengobatan
KEBIJAKAN Semua bayi dengan reflek isap lemah dan labiopalagenato schisis
diberi minum melalui zonde.
PROSEDUR A. Persiapan:
1. NGT No. 5 dan NGT No. 3.5
2. Spuit 20 cc
3. Badong
4. Bengkok
5. Gaas/tissue
6. Susu formula/ ASI
81

B. Pelaksanaan:
1. Mengidentifikasi bayi yang akan diberi minum melalui
zonde
2. Mengidentifikasi ASI/PASI yang akan diberikan
(ASI/PASI yang akan diberikan harus dihangatkan dulu,
supaya sesuai dengan suhu tubuh bayi)
3. Memberi penjelasan pada pasien dan keluarga
4. Mencuci tangan
5. Menghitung kebutuhan nutrisi pada bayi
6. Melakukan tes residu
- Bila ASI kuning hijau keruh/ coklat residu harus dibuang
- Bila putih (warna seperti susu/ASI) maka residu bisa
dimasukkan kembali
7. Bila ada residu maka ASI/ PASI yang dimasukkan
dikurangi dengan jumlah residu
8. Masukkan ASI/ PASI melalui spuit ke selang zonde secara
perlahan-lahan sambil mengobservasi reaksi bayi
9. Membias selang zonde dengan air putih sampai bersih
10. Menutup selang zonde kembali
11. Menyendawakan bayi dan bayi ditidurkan dengan posisi
kepala kekiri/kanan
12. Mengelola muntah dan tanda-tanda aspirasi
13. Merapikan bayi
14. membereskan alat-alat
15. Mencuci tangan
16. Melakukan pendokumentasian

UNIT TERKAIT Rawat Inap

PENGENCERAN SUSU
NO. DOKUMEN: REVISI: HALAMAN:
800/64 /RSUD/I/2015 1/1
TANGGAL TERBIT: DITETAPKAN OLEH
DIREKTUR
07 Januari 2015
PEMERINTAH DAERAH
KABUPATEN
BARITO UTARA
RSUD. MUARA TEWEH drg. DWI AGUS SETIJOWATI
NIP. 1967080027 199303 2 7
STANDAR OPERASIONAL
PROSEDUR

PENGERTIAN Suatu cara pengencer susu sesuai dengan takaran sehinggaa susu
larut dalam air dan tidak terjadi homogen.

TUJUAN 1. Agar pengenceran susu sesuai dengan takaran yang telah


ditentukan
2. Tidak menimbulkan efek samping pada bayi.

KEBIJAKAN Susu diencerkan sesuai dengan aturan yang telah tertera pada
brosur.

PROSEDUR A. Persiapan Alat:


1. Susu formula
82

2. Air hangat
3. Mathan (gelas ukur)
4. Mangkok kecil (cucing)
5. Sendok kecil
6. Dot
B. Pelaksanaan:
1. Mengidentifikasikan jenis susu yang akan diencerkan dan
takarannya
2. Mencuci tangan
3. Menyiapkan susu yang akan diencerkan
4. Susu ditakar, 1 takar peres kecil susu formula diencerkan
menjadi 30 cc (SGM, Lactogen, FF, Nutrilon, Prenan) 1
takar peres S 26 gold dan S 26 LBW diencerkan menjadi 60
cc
5. Kemudian susu dan air diaduk merata sampai semua
tercampur
6. Memasukkan susu kedalam dot/ cucing siap diberikan pada
bayi
7. Membereskan alat-alat
8. Mencuci tangan

UNIT TERKAIT Ruang Anak, Ruang Kebidanan, VIP

PERAWATAN TETANUS
NO. DOKUMEN: REVISI: HALAMAN:
800/65/RSUD/I/2015 1/1
TANGGAL TERBIT: DITETAPKAN OLEH
DIREKTUR
07 Januari 2015
PEMERINTAH DAERAH
KABUPATEN
BARITO UTARA
RSUD. MUARA TEWEH drg. DWI AGUS SETIJOWATI
NIP. 1967080027 199303 2 7
STANDAR OPERASIONAL
PROSEDUR

PENGERTIAN Perawatan penderita Tetanus memerlukan perhatian yang lebih


intensif oleh karena kematian penderita Tetanus terutama
disebabkan oleh gangguan system pernafasannya.

TUJUAN - Meningkatkan mutu pelayanan bagi penderita Tetanus


- Menurunkan angka kematian akibat Tetanus

KEBIJAKAN Perawatan terhadap penderita Tetanus tidak diperlukan suatu ruang


isolasi khusus melainkan dapat dirawat di ruang perawatan biasa
atau di ruang perawatan intesif tergantung stadium penyakitnya.
PROSEDUR A. PETUGAS:
 Dokter Spesialis Bedah
83

 Dokter Jaga (IGD)

B. PELAKSANAAN:
1. Pasien Tetanus dari IGD ditentukan stadium (derajat)
penyakitnya oleh Dokter jaga atau atas perintah Dokter
Spesialis Bedah
2. Bagi pasien Tetanus yang dsudah dirawat diruang penyakit
bedah (Zaal B/Anak namun dalam perjalanan penyakit
penderita jatuh ke stadium yang berat maka dokter jaga agar
melapor ke dokter spesialis bedah apakah pasien dapat dirawat
ke ruang ICU atau di Rujuk ke RS yang lebih lengkap
3. Untuk point 1.b dan poin 2 maka perawat ruangan agar
menghubungi keluarga pasien sehingga ada pengertian antara
keluarga pasien dengan rumah sakit baik segi pelayanan,
perawatan, dan administrasi.

UNIT TERKAIT IGD, Rawat Jalan, Rawat Inap

MEMANDIKAN BAYI
NO. DOKUMEN: REVISI: HALAMAN:
800/66/RSUD/I/2015 1/1
TANGGAL TERBIT: DITETAPKAN OLEH
DIREKTUR
07 Januari 2015
PEMERINTAH DAERAH
KABUPATEN
BARITO UTARA
RSUD. MUARA TEWEH drg. DWI AGUS SETIJOWATI
NIP. 1967080027 199303 2 7
STANDAR OPERASIONAL
PROSEDUR

PENGERTIAN Membersihkan badan bayi dengan waslap yang dibasahi dengan air
hangat.

TUJUAN Memberikan rasa nyaman pada bayi dan menjaga kebersihan bayi.

KEBIJAKAN Pelayanan yang dilakukan secara cepat dan tepat sehingga bayi
merasa nyaman dan kebersihannya terjaga.

PROSEDUR A. Persiapan Alat dan Pasien:


1. Bak mandi + air hangat
2. Waslap
3. Handuk
4. Sabun
84

5. Minyak telon
6. Alcohol dan kain steril
7. Pakaian bayi lengkap (popok, baju, selimut)

B. Pelaksanaan:
1. Menyiapkan alat yang diperlukan untuk memandikan bayi
2. Setelah semua bayi dimandikan, dikeringkan dengan
handuk
3. Merawat tali pusat
4. Memberi minyak telon pada perut dan punggung
5. Member talk pada daerah lipatan pada daerah tertekan
6. Memberikan pakaian bayi dan bayi dirapikan
7. Alat-alat dibereskan

UNIT TERKAIT Ruang Anak

MEMASANG CEROBONG ANGIN


NO. DOKUMEN REVISI : HALAMAN
800/67/Kep.RSUD/I/ 1/1
2015
TANGGAL TERBIT: DITETAPKAN OLEH
PEMERINTAH DAERAH DIREKTUR
07 JANUARI 2015
KABUPATEN
BARITO UTARA
RSUD MUARA TEWEH
STANDAR OPERASIONAL drg. DWI AGUS SETIJOWATI
PROSEDUR NIP. 1967080027 199303 2 7
PENGERTIAN Memasukkan kanule berlubang melalui anus sampai perectum

TUJUAN 1. Mengeluarkan udara dari saluran pencernaan bagian bawah


2. Memberikan rasa nyaman pasien

KEBIJAKAN Dilakukan pada semua pasien keluhan kembung sesuai indikasi

PROSEDUR A. PERSIAPAN ALAT:


1. Canule rectal
2. Vaselin
3. Lap tua
4. Piala ginjal atau labu kemih yang diisi air
5. Handuk bawah
6. Perlak
7. Tabir
8. k/p pasu surungan
9. Penderita diberitahu tindakan yang akan dilakukan
85

10. Tempat tidur ditabiri

B. PELAKSANAAN:
1. Mencuci tangan
2. Perlak dipasang dibawah bokong penderita
3. Ujung canule diolesi vaselin
4. Ajarkan teknik relaksasi sebelum memasang canule
5. Beri posisi miring kiri/kanan
6. Memasang canule sesuai panjangnya rectum
- Bayi : 2,5 - 3,800 cm
- Toddler and preschool : 5 – 7,5 cm
- Usia sekolah : 10 cm
- Dewasa : 10 - 20 cm
7. Perhatikan haemorhoidnya
8. Piala ginjal/ labu kemih yang telah diisi air diletakkan di
bawah canule lamanya menurut kebutuhan yang
diperlukan, perhatikan udara yang keluar
9. Observasi respon pasien
10. Membereskan peralatan dan kembalikan pada tempatnya
11. Mencuci tangan
12. Mencatat tindakan yang telah dikerjakan

UNIT TERKAIT Rawat Inap dan Rawat Jalan

PROTAP PENGELOLAAN PASIEN PENYAKIT MENULAR


INFLUENZA MUSIMAN
NO. DOKUMEN REVISI : HALAMAN
800/68/Kep.RSUD/I/ 1/1
2015
TANGGAL TERBIT: DITETAPKAN OLEH
PEMERINTAH DAERAH DIREKTUR
07 JANUARI 2015
KABUPATEN
BARITO UTARA
RSUD MUARA TEWEH
STANDAR OPERASIONAL drg. DWI AGUS SETIJOWATI
PROSEDUR NIP. 1967080027 199303 2 7
PENGERTIAN Influenza adalah virus akut yang menyerang saluran pernafasan,
ditandai demam, sakit kepala, mialgia, coryza, lesu dan batuk
TUJUAN Pencegahan terjadinya penularan ke pasien lain maupun petugas
KEBIJAKAN
PROSEDUR 1. Menjaga kebersihan perorangan terutama pencegahan melalui
batuk, bersin, dan kontak tidak langsung melalui tangan dan
selaput lendir saluran pernafasan
2. Vaksinasi menggunakan virus inaktif dapat memberikan 70-
8000% perlindungan pada orang dewasa muda apabila antigen
dalam vaksin sama atau mirip dengan starin virus yang sedang
musim. Pada usia lanjut vaksinasi dapat mengurangi beratnya
penyakit, kejadian komplikasi dan kematian
3. Obat anti virus dapat dipertimbangkan terutama pada mereka
yang beresiko mengalami komplikasi
4. Isolasi umumnya tidak dilakukan karena tidak praktis, pada
saat epidemi isolasi perlu dilakukan terhadap pasien dengan
cara menempatkan mereka secara kohort.
86

UNIT TERKAIT

PROTAP PENGELOLAAN PASIEN PENYAKIT MENULAR


INFLUENZA A (H5N1) FLU BURUNG
NO. DOKUMEN REVISI : HALAMAN
800/69/Kep.RSUD/I/ 1/1
2015
TANGGAL TERBIT: DITETAPKAN OLEH
PEMERINTAH DAERAH DIREKTUR
07 JANUARI 2015
KABUPATEN
BARITO UTARA
RSUD MUARA TEWEH
STANDAR OPERASIONAL drg. DWI AGUS SETIJOWATI
PROSEDUR NIP. 1967080027 199303 2 7
PENGERTIAN Flu burung, salah satu penyakit yang dikhawatirkan dapat
menyebabkan pandemic. Fakta yang diuraikan mengenai flu burung
ini, penting diketahui juga untuk penyakit menular lain yang
mungkin akan muncul.

TUJUAN 1. Pencegahan terjadinya penularan ke pasien lain maupun petugas


2. Memberikan pelayanan secara professional dan professional
kepada pasien dengan penyakit menular Influenza A (H5N1) flu
burung
KEBIJAKAN
PROSEDUR 1. Menghindari kontak dengan burung terinfeksi atau benda
terkontaminasi
2. Menghindari peternakan unggas
3. Hati-hati memakan unggas
4. Memasak unggas dengan baik (6 selama 30 menit,12 selama 1
menit)
5. Menerapkan tindakan untuk menjaga kebersihan tangan:
 Setelah memegang unggas
87

 Setelah memegang daging unggas


 Sebelum memasak
 Sebelum makan
UNIT TERKAIT

PROTAP PENGELOLAAN PASIEN PENYAKIT MENULAR


HIV/AIDS
NO. DOKUMEN REVISI : HALAMAN
800/70/Kep.RSUD/I/ 1/1
2015
TANGGAL TERBIT: DITETAPKAN OLEH
PEMERINTAH DAERAH DIREKTUR
07 JANUARI 2015
KABUPATEN
BARITO UTARA
RSUD MUARA TEWEH
STANDAR OPERASIONAL drg. DWI AGUS SETIJOWATI
PROSEDUR NIP. 1967080027 199303 2 7
PENGERTIAN AIDS merupakan kumpulan gejala penyakit yang disebabkan oleh
penurunan kekebalan tubuh akibat terserang virus Human
Immunodeficiency Virus (HIV)
TUJUAN 1. Pencegahan terjadinya penularan ke pasien lain maupun petugas
2. Memberikan pelayanan secara professional dan proposional
kepada pasien dengan penyakit menular (HIV/AIDS)
KEBIJAKAN
PROSEDUR Menghindari perilaku resiko tinggi seperti seks bebas tanpa
perlindungan, menghindari penggunaan alat suntik bergantian,
melakukan praktek transfuse dan donor organ yang aman serta
praktek medis dan prosedur laboratoriumyang memenuhi standar.

UNIT TERKAIT
88

PROTAP PENGELOLAAN PASIEN PENYAKIT MENULAR


ANTRAKS
NO. DOKUMEN REVISI : HALAMAN
800/71/Kep.RSUD/I/ 1/1
2015
TANGGAL TERBIT: DITETAPKAN OLEH
PEMERINTAH DAERAH DIREKTUR
07 JANUARI 2015
KABUPATEN
BARITO UTARA
RSUD MUARA TEWEH
STANDAR OPERASIONAL drg. DWI AGUS SETIJOWATI
PROSEDUR NIP. 1967080027 199303 2 7
PENGERTIAN Antraks adalah penyakit bakteri akut yang biasanya mengenai kulit,
saluran pernafasan atau saluran pencernaan
TUJUAN 1. Pencegahan terjadinya penularan ke pasien lain maupun
petugas
2. Memberikan pelayanan secara professional dan proposional
kepada pasien dengan penyakit menular antraks
KEBIJAKAN
PROSEDUR 1. Pencegahan antraks pada manusia berupa upaya umum seperti
kebersihan tangan, memasak daging dengan semestinya dan
tindakan khusus berupa vaksinasi dan pemberian antibiotika
2. Vaksinasi hanya diberikan kepada kelompok resiko tinggi.
Lamanya efektifasi vaksin belum diketahui pasti
3. Profilaksis paska pajanan dengan pemberian antibiotika selama
60 hari tanpa vaksin atau selama 30 hari ditambah 3 dosis
vaksin, dapat dimulai sampai 24 jam paska pajanan
4. Pemberian antibiotika jangka panjang diperlukan untuk
mengatasi spora yang dapat menetap lama di jaringan paru dan
kelenjar getah bening. Antibiotika yang dipakai adalah
siproflaksin 5 mg dua kali sehari atau diksisilin 1 mg dua kali
89

sehari
5. Resiko penularan antar manusia walaupun tidak serius namu
tetap diperlukan kewaspadaan standar, terutama terhadap
penyebaran lewat inhalasi:
 Peralatan bedah harus segera disterilkan stelah digunakan
 Petugas kesehatan dianjurkan memakai pakaian pelindung
dan sarung tangan bedah, dan segera mandi menggunakan
sabun dan air mengalir yang cukup banyak
 Petugas tidak perlu diberi vaksinasi dan profilaksis
antibiotika
 Pakaian pelindung dimasukkan ke dalam plastic dan diikat
rapat
 Jenazah pasien antraks dibungkus ke dalam kantong
plastic, dimasukkan ke peti mati yang di tutup rapat dan
disegel. Bila memungkinkan dibakar
 Tempat tidur dan bahan terkontaminasi lainnya harus
dibungkus dan dibakar atau dimasukkan autoklaf 12 C
selama 30 menit
 Limbah padat, limbah cair dan limbah laboratorium
diperlakukan dengan semestinya

UNIT TERKAIT

PROTAP PENGELOLAAN PASIEN PENYAKIT MENULAR


TUBERKULOSIS
NO. DOKUMEN REVISI : HALAMAN
800/72/Kep.RSUD/I/ 1/1
2015
TANGGAL TERBIT: DITETAPKAN OLEH
PEMERINTAH DAERAH DIREKTUR
07 JANUARI 2015
KABUPATEN
BARITO UTARA
RSUD MUARA TEWEH
STANDAR OPERASIONAL drg. DWI AGUS SETIJOWATI
PROSEDUR NIP. 1967080027 199303 2 7
PENGERTIAN Tuberkulosis (TB) disebabkan oleh kuman atau Basil Tahan Asam
(BTA) yakni Mycobacterium Tuberkulosis. Kuman ini cepat mati
apabila terkena sinar matahari, tetapi dapat bertahan hidup beberapa
hari di tempat yang lembab dan gelap. Beberapa jenis
Mycobacterium lain juga dapat menyebabkan pada manusia
(matipik). Hampir semua organ tubuh dapat diserang bakteri ini
seperti kulit, kelenjar, otak, ginjal, tulang dan paling sering adalah
paru.
TUJUAN 1. Pencegahan terjadinya penularan ke pasien lain maupun ke
petugas
2. Memberikan pelayanan secara professional dan proposional
kepada pasien dengan penyakit menular tuberculosis.
KEBIJAKAN
PROSEDUR 1. Penemuan dan pengobatan pasien merupakan salah satu cara
pencegahan dengan menghilangkan sumber penularan
2. Imunisasi BCG sedini mungkin terhadap mereka yang belum
terinfeki memberikan daya perlindungan yang bervariasi
tergantung karakteristik penduduk, kualitas vaksin, dan strain
yang dipakai. Penelitian menunjukan imunisasi BCG ini secara
konsisten memberikan perlindungan terhadap terjadinya
meningitis TB dan TB milier pada anak balita
90

3. Perbaikan lingkungan, status gizi, dan kondisi social ekonomi


merupakan bagian dari usaha pencegahan
4. Di negara maju dengan prevelensi TB rendah, setiap pasien TB
paru BTA positif ditempatkan dalam ruangan khusus bertekanan
negative. Setiap orang yang kontak diharuskan memakai
pelindung pernafasan yang dapat menyaring partikel yang
berukuran submicron.
UNIT TERKAIT

PERAWATAN PASIEN TERMINAL (SAKARATUL MAUT)


NO. DOKUMEN REVISI : HALAMAN
800/73/Kep.RSUD/I/ 1/1
2015
TANGGAL TERBIT: DITETAPKAN OLEH
PEMERINTAH DAERAH DIREKTUR
07 JANUARI 2015
KABUPATEN
BARITO UTARA
RSUD MUARA TEWEH
STANDAR OPERASIONAL drg. DWI AGUS SETIJOWATI
PROSEDUR NIP. 1967080027 199303 2 7
PENGERTIAN Memberikan perawatan khusus kepada pasien yang akan meninggal
(dalam keadaan sakaratul maut)
TUJUAN 1. Memberikan kepuasan dan ketenangan kepada pasien dan
keluarganya
2. Memberinya ketenangan dan kesan yang baik kepada pasien di
sekitarnya
KEBIJAKAN Standar Praktik Keperawatan Profesional, PPNI, 1999
PERSIAPAN A. PERISPAN ALAT
1. Sampiran/ ruangan khusus bila memungkinkan
2. Alat resusitasi
3. Tensimeter dan stetoskop
4. Pinset
5. Kain kasa dan air matang dalam tempatnya
6. Handuk kecil dan washlap untuk menyeka keringat
7. Alat tenun secukupnya

B. PERSIAPAN PASIEN
1. Beritahu keluarga pasien secara bijaksana
2. Siapkan pasien sesuai dengan agama dan kepercayaannya
91

PROSEDUR 1. Tempatkan pasien terpisah dari pasien lain atau pasang


sampiran
2. Tetap damping pasien
3. Sarankan keluarga untuk tetap menunggu pasien
4. Usahakan suasana di sekitar pasien tetap tenang
5. Bila bibir pasien kering, basahi dengan kapas yang dibasahi
dengan air matang menggunakan pinset
6. Keringkan keringat bila perlu ganti palaian
7. Observasi keadaan pasien
8. Berikan obat sesuai instruksi dokter
9. Berikan bantuan kepada keluarga pasien untuk kelancaran
pelaksanaan upacara keagamaan
10. Berikan pengertian kepada keluarga pasien tentang keadaan
pasien, berikan hiburan dan ketenangan
UNIT TERKAIT Semua Unit Pelayanan RSUD di Muara Teweh

PERAWATAN JENAZAH
NO. DOKUMEN REVISI : HALAMAN
800/74/Kep.RSUD/I/ 1/1
2015
TANGGAL TERBIT: DITETAPKAN OLEH
PEMERINTAH DAERAH DIREKTUR
07 JANUARI 2015
KABUPATEN
BARITO UTARA
RSUD MUARA TEWEH
STANDAR OPERASIONAL drg. DWI AGUS SETIJOWATI
PROSEDUR NIP. 1967080027 199303 2 7
PENGERTIAN Membersihkan jenazah dari kotoran sebelum jenazah dibungkus
TUJUAN 1. Jenazah bersih
2. Mencegah penularan
3. Memberi kepuasan kepada keluarga pasien
KEBIJAKAN Standar Praktik Keperawatan Profesional, PPNI, 1999
PERSIAPAN 1. Handscoon sepasang
2. Handuk
3. Waskom 2 + air + sabun
4. Waslap
5. Kapas
6. Kain pembungkus
7. Sisir
8. Kertas label
9. Kapas cebok
10. Bengkok
11. Buku registrasi
12. Sampiran

PROSEDUR A. TAHAP PREINTERAKSI:


1. Lihat catatan
92

2. Cuci tangan
B. TAHAP ORIENTASI
1. Beritahu keluarga
2. Siapkan alat
C. TAHAP KERJA
1. Mandikan mayat dari ujung rambut ke ujung kaki
2. Tutup lubang-lubang pengeluaran dengan kapas
3. Tangan dan kaki diikat
4. Untuk nonmuslim kenakan pakaian sesuai dengan situasi/
permintaan keluarga
5. Pasang label
UNIT TERKAIT Rawat Inap, Rawat Jalan, IGD, ICU, dan Instalasi Pemulasaraan
Jenazah

Anda mungkin juga menyukai