KASANG TUKANG
Watu gilang Padjajaran
Watu gilang Sang Niskala baheula,
Baheula sabale gandrung, sa Sunda sa Siliwangi,
Gemah ripah kerta mukti.
Naha atuh kiwari geuningan sagala gati
Duh… Bongana pahiri-hiri, parebut dipayung tangtung,
Pagirang-girang tampian, calik girang gede ajang.
Dari berbagai sumber, adalah keadaan alam pada saat batu berkilau (watu
gilang-kejayaan) Padjajaran, Kejayaan Sang Niskala dahulu, ketika nuansa alam
tentang kehidupan yang multi dimensional yang didalamnya tumbuh berbagai
kebaikan, subur dengan segala suka cita, keindahan alamnya, pesona pribadi
penduduk negri dengan tutur kata yang lemah lembut, para pemikir yang
mengahsilkan pituah-pituah seperti Sang Siksa Kandang Karesian, Amanah
Galunggung, Sewaka Dharma dan lain sebagainya, pemimpin yang arif juga
bijaksana tetapi berani, bahkan sampai kini pasukan Siliwangi masih tetap
disegani. “Betapa tatar Sunda diciptakan Allah sambil tersenyum” demikian
diungkapkan oleh beberapa kalangan.
Apakah kita telah menutup mata dari keadaan tersebut diatas jelas bahwa
rakyatlah yang menanggung deritanya, mereka tidak merasakan kesejahteraan
tetapi harus ikut menanggung akibatnya.
Sadar benar dengan keadaan yang sangat memprihatinkan, tetapi tidak bisa
berbuat sesuatu maka hanya pantun yang disampaikan sebagai ungkapan
ketidak setujuan, atau romantisme dan kerinduan akan kembalinya masa
kejayaan manusia Sunda pada waktu itu, tidur dalam mimpi panjang tentang
datangnya perubahan, bukankah “apabila sebuah mimpi ingin menjadi
kenyataan, hal yang pertama yang harus dilakukan adalah bangun dari tidur,
jangan terus-terusan bermimpi” sedangkan kualitas manusia Sunda sedang
dipertanyakan, wacana-wacana negative yang kadang dihamini sendiri, orang
Sunda mah kedul, kabayan, si Cepot, mangga tipayun ngiringan wae, teu
kompak, bageur teuing, mana pamimpin urang Sunda teh? Kita hanya berdiam
diri saja ketika martabat budaya manusia Sunda telah dilecehkan.
Di era globalisasi ini, hanya orang-orang yang bergerak sepatlah yang akan
mencapai tujuan. Lirik diatas sudah dipersiapkan untuk memotivasi orang Sunda,
untuk tidak berleha-leha, mengajak untuk proaktif, harmonis dan energik, karena
hidup adalah irama, focus terhadap tujuan secara bersama-sama, karena kita
akan menghadapi sebuah masa yang lebih kompleks dimana persaingan semakin
ketat dari masa sekarang. Demi menyongsong hari depan yang gemilang.
Apabila kita menyimak tanda-tandanya, apabila kita sadar betul akan keluhuran
budaya Sunda, dan apabila kita bangga telah dilahirkan dengan darah Sunda
yang mengalir dalam setiap pembuluh tubuh, kita memiliki ikatan yang tak
terputus dengan proses sejarah Siliwangi, sehingga setiap urang Sunda yang
menjiwai keSundaannya akan merasa tergetar ketika mendengar Siliwangi atau
Padjajaran yang kemudian membangkitkan kebanggaan sebagai orang sunda
untuk menjemput jaman baru secara bersama-sama.
Sudah saatnya kita berani untuk memperlihatkan identitas jati diri manusia
Sunda secara optimal, memperlihatkan sifat kepemimpinan yang bermoral,
bijaksana, dermawan, dan teguh dalam memegang amanah kemanusiaan
menerapkan kembali falsafah silih asih, silih asah, silih asuh dalam implementasi
kehidupan sehari-hari.
PAGUYUBAN
SUNDAWANI WIRABUANA
Gagasan ini ternyata tidak akan laju dan terlaksana apabila dukungan dari
berbagai pihak terutama pemerintah dan masyarakat khususnya generasi muda
sebagai penerus bangsa yang memiliki potensi dan hak yang sama untuk berbuat
sesuatu ditanah sarakannya.
Untuk terwujudnya cita-cita tersebut diatas ini, maka dituangkan dan disusun
dalam sebuah Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.
VISI MISI
SIKAP
Tangtungan
Ajeg panjeg babarengan dina bebeneran nu dibarengan ku gantar Alif nu
muntang ka Gusti nu Maha Agung tur anu Maha Jembar pikeun ngahudangkeun
deui kasadaran sakabeh kumpulan urang Sunda pikeun aub gumulung ngahiji
keur mapag Sunda kiwari, jangler hate jembar dada keur muru poe nu pinuh
harepan.
Dengan landasan dan berpegang pada nilai-nilai ilahiah, kami berdiri untuk
merapatkan barisan secara bersama-sama untuk mengusung kebenaran melalui
penyadaran pola pikir optimal untuk mempersiapkan perubahan jaman.
LANGKAH
Lengkah
Rempug jukung sauyunan rampak gawe babarengan dina neruskeun tatapakan
baheula nu diguar dina nilai-nilai kearifan lokal pikeun titincakan ayeuna ku cara
ngalarapkeuna dina wirahma kiwari baris harmonis ngadu maniskeun sauyunan
nu disaluyukeun jeung pamarentah.
Melangkah secara harmonis untuk meneruskan para pendahulu, melanjutkan
nilai-nilai kearifan lokal dalam bentuk konkrit implentasi kehidupan dengan cara
mengikuti derap irama kekinian serta mensinergikannya dengan kebijakan-
kebijakan pemerintah.
GERAK
Usik
Usik, rincik, nyaliksik bari ngahiap uar pangajak kabalarea, silahturahmi,
motekar jeung rancage bari milu aub ulubiung dina sagala widang: budaya,
ekonomi, pendidikan, kesehatan, keamanan, lingkungan jeung sajabana.
Bergerak, aktif, kreatif, proaktif, bersosialisasi, silahturahmi dan bergabung
dalam setiap berbagai kegiatan positif, baik itu budaya, ekonomi, pendidikan,
kesehatan, keamanan, lingkungan dan sebagainya.
TUJUAN
Udagan