Anda di halaman 1dari 3

NAMA : BAGAS ALFATTAH WIRA YUDHA

KELAS :B

NIM : 20410195

MATA KULIAH : ILMU NEGARA

TUGAS : RESUME

Narasumber : Muntoha Dr. Drs. S.H., M.Ag.

Pembukaan tentang kaitannya antara legislasi dengan era pandemiini yang mana demokrasi
harus terus berjalan. Sekalipun sekarang masih di era pandemi covid 19 tidak kalah departemen
hukum melaksanakan webinar.

Narasumber : Prof. Dr. Bagir Manan, S.H., MCL.

Yang memberikan catatan catatn pinggir yang pertama adalah corona ini adalah musibah
atau sebagai ujian dari Allah SWT jadi artinya persoalan bukan hanya antar manusia tapi persoalan
ini ada hubungan kita dengan Allah SWT. Ada emapt hal yang dapat mengakhirkan ancaman dari
covid 19 ini adalah pertama adalah keberhasilan dari tim medis kita yang berkerja dengan sepenuh
hati. Yang kedua, secara alamiah penyakit ini akan sembuh sendiri. Yang ketiga, penyakit korona ini
akan menghilang karena adanya disiplinnya kesehatan seperti kepatuhan kita terhadap peraturan
dan hukum. Keempat, adalah pertolongan Allah SWT.

Narasumber : Saifudin Dr. S.H., M.Hum.

Sebagai pengantar dari topik yang ingin dibahas antara lain adalah pertama, tentang
pembentukan UU dalam suatu negara demokrasi tidaklah mudah. Kedua, indonesia dengan tingkat
heterogenitas yang tinggi dalam aneka ragam kekuatan politik, agama, suku dan status sosial
masyarakat, sejak munculnya reformasi 1998 telah memilih tatanan demokrasi sebagai upaya
pemberayaan rakyat dalam berbagai aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Dasar dasar dalam pembentukan UU di Indonesia terdiri dari 4 aspek yang pertama, Negara
kesatuan RI lahir dengan visi dan misi yang dicantumkan dalam alinea IV Pembukaan UUD 1945.
Kedua, Hakekat dari alinea IV pembukaan UUD 1945 tidak lain adalah adanya kemerdekaan itu
sendiri. Ketiga, Proses dalam mengisi kemerdekaan yang terdapat dalam alinea IV pembukaan UUD
1945 adalah melalui UUD (Negara Hukum) yang dipadukan dengan kedaulatan rakyat (demokrasi).
Keempat, melalui negara hukum yang demokratis itulah diharapkan mampu mewujudkan tujuan
negara kesatuan RI yaitu melindungi, mencerdaskan dan mensejahterakan rakyat indonesia serta
berperan aktif dalam perdamaian.
Karangka pemikiran dalam pembentukan UU yang partisipatif. Pertama, diambilkan dari
kosa kata demokrasi akan melahirkan turunan dalam kata kata kunci transparan, partisipasi dan
akuntabilitas. Kedua, diambilkan dari kosa kata hukum akan melahirkan turunan dalam kata kata
kunci keadilan, kepatuhan dan kepastian hukum. Ketiga, jadi dengan mengacu kepadan epistimologi
dari alinea IV pembukaan UUD 1945, proses pembentukanan UU yang partisipatif harus dilakukan
secara transparan, pertisipatif dan akuntabel sehingga diharapkan dapat memberikan hukum yang
berkeadilan, dipatuhi dan memberikan kepastian hukum.

Tahapan umum dalam proses pembentukan UU yaitu tahap pra legislasi yang lebih
merupakan ranah keilmuan berupa menyiapkan pengusulan terhadap objek yang akan diatur, kajian
naskah akademik dan penyusunan draf RUU. Dan tahap legislasi yang lebih terkait dengan
pembahasaan dalam ranah politik melalui pembahasan tingkat pertama oleh badan legislasi, atau
komisi, atau gabungan komisi atau panitia khusus atau panitia kerja sebagai perpanjangan tangan
dari fraksi fraksi di DPR, dan dilanjutkan dengan pembahasan tingkat kedua pengambilan keputusan
dan pengesahan secara materil dalam sidang pleno DPR. Selanjutnya tahap pasca legislasi yang lebih
merupakan tindakan pengesahan secara formal terhadap suatu RUU yang telah dilakukan
pengesahan materil oleh badan perwakilan dan presiden. Dan pengesahan secara formal ini
dilakukan dalam bentuk penandatanganan oleh presiden, penomoran dan pengundnagan dalam
lembaran negara sehingga UU mempunyai kekuatan hukum mengikat berlaku di tengah tengah
masyarakat. Dalam pasca legislasi ini, warga masyarakat yang merasa dirugikan oleh adanya suatu
UU dapat mengajukan permohonan pengujian UU ke Mahkamah Konstitusi sebagai bentuk upaya
perlindungan hukum dari adanya “penyalahgunaan kekuasaan” oleh badan perwakilan dalam
pembentukan.

Partisipasi masyarakat dalam proses legislasi di masa pandemi sekarang ini adalah pandemi
covid 19 telah merubah tatanan dalam berbagai aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara. Dalam konteks pembentukan UU, partisipasi masyarakat ini pada prinsipnya tetap harus
dapat dijalankan dengan bantuan teknologi informasi yang ada sekarang ini. Masalahnya adalah ada
tidaknya political will dari badan legislasi untuk membuka proses pembentukan UU kepada publik
sehingga masyarakat dapat memberikan masukan masukan. Problem lebih lanjut terkait dengan
partisipasi masyarakatini adalah tidak ada keharusan dari badan perwakilan untuk menerima
masukan masukan dari masyarakat.

Narasumber : Jamaludin Ghafur

Yang membahas tentang mereformasi partai politik, memperbaiki kinerja parlemen. Salah
satu elemen penting dari demokrasi perwakilan itu adalah adanya parlemen karena merupakan
praktek demokrasi langsung dengan demokrasi tidak langsung. Domkrasi akan baik kalo parlemen
kita punya dua hal adalah kepercayaan dan fungsi.
Narasumber : Dian Kus Pratiwi

Yang mana membahas tentang UU kilat yang menimbulkan banyak kontrofersi yang mana
revisi UU KPK yang akan melemahkan KPK sendiri, dan memaparkan target dan realisasi legislasi, dan
juga menjelaskan kendala legislasi yang tidak sesuai target.

Anda mungkin juga menyukai