BAB II
TINJUAUAN PUSTAKA
Menurut Brigham dan Houston (2010:7) harga saham adalah “harga saham
menentukan kekayaan pemegang saham.Maksimalisasi kekayaan pemegang
saham diterjemahkan menjadi maksimalkan harga saham perushaan. Harga
saham pada satu waktu tertentu akan bergantung pada arus kas yang diterima di
masa depan oleh investor “rata-rata” jika investor membeli saham.”
menurut Jogiyanto (2000:88), terdapat dua analisa untuk menentukan nilai saham
(fundamental atau intrinsik) yaitu analisa sekuritas fundamental (fundamental
security analysis) atau analisa perusahaan (company analysis) dan analisa tehnik
(technical analysis).
2.1.2.1 Inflasi
8
9
9
10
oleh karena itu investor akan menjual sahamnya dan dananya serentak akan
berdampak pada penurunan harga saham. (Yogi Permana : 2009).
2.1.3 Likuiditas
Rasio likuiditas adalah rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan
dalam memenuhi kewajiban atau membayar utang jangka pendeknya. Dengan
kata lain Rasio Likuiditas adalah rasio yang dapat digunakan untuk mengukur
sampai seberapa jauh tingkat kemampuan perusahaan dalam melunasi kewajiban
jangka pendeknya yang akan segera jatuh tempo. Jika perusahaan memiliki
kemampuan untuk melunasi kewajiban jangka pendeknya pada saat jatuh tempo
maka perusahaan tersebut dikatakan sebagai perusahaan yang likuid dan begitu
sebaliknya. Untuk dapat memenuhi kewajiban jangka pendeknya yang akan
segera jatuh tempo perusahaan harus memiliki tingkat ketersediaan jumlah kas
yang baik atau aset lancar lainnya yang juga dapat dengan segera dikonversi atau
diubah menjadi kas. (Hery: 2017).
10
11
Aset lancar adalah kas dan aset lainnya yang diharapkan akan dapat
dikonversi menjadi kas, dijual, atau dikonsumsi dalam waktu satu tahun atau
dalam satu siklus operasi normal perusahaan, tergantung mana yang paling lama.
Kewajiban lancar kewajiban yang diperkirakan akan dibayar dengan
menggunakan aset lancar atau menciptakan kewajiban lancar lainnya dan harus
segera dilunasi dalam jangka waktu satu tahun atau dalam satu siklus operasi
normal perusahaan, tergantung mana yang paling lama.
Rasio lancar =
Rasio kas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa besar
uang kas atau setara kas yang tersedia untuk membayar utang jangka pendek.
Rasio ini menggambarkan kemampuan perusahaan yang sesungguhnya dalam
melunasi kewajiban lancarnya yang akan segera jatuh tempo dengan
menggunkan uang kas atau setara kas yang ada.
Kas meliputi uang logam, uang kertas, cek, wesel pos (kiriman uang lewat
pos;money orders), dan deposito. Beberapa perusahaan menggunakan istilah “kas
dan setara kas” dalam melaporkan kasnya.
Kas terdiri dari uang kas yang disimpan di bank (cash in bank) dan uang kas
yang tersedia di perusahaan (cash on hand). Sedangkan setara kas adalah
investasi jangka pendek yang sangat likuid, yang dapat dikonversi atau dicairkan
11
12
menjadi uang kas dalam jangka waktu yang sangat segera, biasanya kurang dari
tiga bulan (90 hari). (Hery: 2017).
Rasio kas =
12
13
13
14
KI = X 100%
2.1.5 Profitabilitas
Rasio Profitabilitas merupakan rasio yang digunkaan untuk mengukur
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari aktivitas bisnisnya.
Tujuan operasional dari sebagian besar perusahaan adalah untuk
memaksimalisasi profit, baik profit jangka pendek maupun profit jangka
panjang.Rasio Profitabilitas (Profitability rasio) merupakan rasio untuk menilai
kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan atau laba dalam suatu
periode tertentu (Kasmir, 2011: 114). Rasio Profitabiitas adalah rasio untuk
mengukur tingkat efektifitas pengelolaan (manajemen) perusahaan yang
ditunjukkan oleh jumlah keuntungan yang dihasilkan dari penjualan dan
investasi. Intinya adalah penggunaan rasio ini menunjukkan efisiensi perusahaan.
14
15
Semakin tinggi hasil pengembalian atas aset berarti semakin tinggi pula
jumlah laba bersih yang akan dihasilkan dari setiap rupiah dana yang tertanam
dalam total aset. Sebaliknya, semakin rendah hasil pengembalian atas aset berarti
semakin rendah pula jumlah laba bersih yang dihasilkan dari setiap rupiah dana
yang tertanam dalam total aset. (Hery: 2017).
Berikut adalah rumus yang digunakan untuk menghitung hasil pengembalian atas
aset:
15
16
Semakin tinggi hasil pengembalian atas ekuitas berarti semakin tinggi pula
jumlah laba bersih yang dihasilkan dari setiap rupiah dana yang tetrtanam dalam
ekuitas. Sebaliknya semakin rendah hasil pengembalian atas ekuitas berarti
semakin rendah pula jumlah laba bersih yang dihasilkan dari setiap rupiah dana
yang tettanam dalam ekuitas. (Hery: 2017).
Berikut adalah rumus yang digunakan untuk meghitung hasil pengembalian atas
ekuitas:
16
17
Rumus untuk menghitung Net Profit Margin (NPM) adalah sebagai berikut :
NPM =
Alasan Penelitian ini menggunakan Net Profit Margin (NPM) sebab suatu
perusahaan mampu mengukur laba dari hasil penjualan menggunakan analisis
Net Profit Margin (NPM).
17
18
18
19
19
20
20
21
Makro Ekonomi
(X1)
H1
Likuiditas
(X2) H2
Harga Saham
H3
Size (X3) (Y)
H4
Kepemilikan Saham
H5
(X4)
Profitabilitas
(X5)
X1 = Makro Ekonomi
X2 = Likuiditas
X3 = Size
X4 = Kepemilikan Saham
X5 = Prpfitabilitas
Y = Harga Saham
21
22
2.4 Hipotesis
22
23
23
24
24