Anda di halaman 1dari 18

7

BAB II
TINJUAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori


2.1.1 Harga Saham
Harga saham merupakan salah satu indikator pengelolaan perusahaan.
Keberhasilan dalam menghasilkan keuntungan akan memberikan kepuasan bagi
investor yang rasional. Harga saham yang cukup tinggi akan memberikan
keuntungan, yaitu berupa capital gaindan citra yang lebih baik bagi perusahaan
sehingga memudahkan bagi manjemen untuk mendapatkan dana dari luar
perusahaan.

Menurut Widoatmojo 1996 dalam Keni (2008:158) harga saham adalah:


“Harga jual dari investor yang satu dengan yang lain”. Harga ini disebut juga
harga di pasar sekunder. Harga inilah yang benar-benar mencerminkan harga
perusahaan penerbit saham yang sesungguhnya, karena di pasar sekunder, kecil
sekali terjadi negoisasi antara investor dengan perusahaan penerbit.

Menurut Brigham dan Houston (2010:7) harga saham adalah “harga saham
menentukan kekayaan pemegang saham.Maksimalisasi kekayaan pemegang
saham diterjemahkan menjadi maksimalkan harga saham perushaan. Harga
saham pada satu waktu tertentu akan bergantung pada arus kas yang diterima di
masa depan oleh investor “rata-rata” jika investor membeli saham.”

Menurut jogiyanto (2008:167) pengertian dari harga saham adalah “Harga


suatu saham yang terjadi di pasar bursa pada saat tertentu yang ditebtukan
olehpelaku pasar dan ditentukan oleh permintaan dan penawaran saham
yangbersangkutan di pasar modal.

Berdasarkan pengertian para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa harga


saham adalah harga yang terbentuk sesuai permintaan dan penawaran di pasar
jual beli saham dan biasanya merupakan harga penutupan.

2.1.1.1 Faktor-faktor yang mempengaruhi Harga Saham

Penentuan harga saham di pasar sekuritas pada dasarnya ditentukan oleh


kekuatan permintaan dan penawaran terhadap saham di bursa efek, sehingga
harga saham bergerak naik turun setiap saat tergantung kekuatan mana yang
lebih besar antara permintaan dan penawaran.Berdasarkan studi empiris
menunjukkan bahwa ter hadap tiga faktor yang berpengaruh dalam harga saham
8

menurut Jogiyanto (2000:88), terdapat dua analisa untuk menentukan nilai saham
(fundamental atau intrinsik) yaitu analisa sekuritas fundamental (fundamental
security analysis) atau analisa perusahaan (company analysis) dan analisa tehnik
(technical analysis).

2.1.2 Makro Ekonomi

Menurut Eduardus Tandelilin (2010:342), Lingkungan ekonomi makro


adalah lingkungan yang mempengaruhi operasi perusahaan sehari-hari.Dalam
kamus ekonomi (2009:445), Makro ekonomi adalah ilmu ekonomi yang
memelajari secara keseluruhan, meliputi pendapatan domestic bruto, tenaga kerja
dan pengangguran, produktivitas, inflasi, neraca pembayaran dari nilai tukar,
perdagangan internasional.Petumbuhan ekonomi, serta lainnya.
M. Samsul (2006-200), mengatakan faktor makro ekonomi tidak akan
seketikan mempengaruhi kinerja perusahaan, tetapi secara perlaha dalam jangka
panjang. Sebaliknya, harga saham akan terpengaruh dengan seketika oleh
perubahan faktor makro ekonomi iu karena para investor lebih cepat bereaksi.
Naf’an (2014), ilmu ekonomi makro mempelajari variabel-variabel ekonomi
secara agregat (keseluruhan). Variabel-variabel tersebut antara lain : pendapatan
nasional, kesempatan kerja dan atau pengangguran, jumlah uang beredar, laju
inflasi, pertumbuhan ekonomi, maupun neraca pembayaran internasional.
Dengan demikian, pengertian/definisi Teori Ekonomi Makro adalah suatu
ilmu yang mempelajari aspek-aspek utama serta masalah-masalah pokok
perekonomian, mengkaji atau mengamati perilaku/performa kinerja
perekonomian yang terjadi secara menyeluruh pada kurun waktu tertentu, baik
dalam jangka pendek maupun jangka panjang.

2.1.2.1 Inflasi

Dalam kasus ekonomi (2009-380), inflasi adalah kenaikan dalam harga


barang dan jasa yang terjadi karena permintaan bertambah lebih besar
dibandingkan dengan penawaran barang dipasar.
Inflasi merupakan salah satu indikator penting dalam menganalisis
perekonomian suatu negara, terutama terkaitan dengan dampaknya yang luas
terhadap variabel makro ekonomi. Pertumbuhan ekonomi, keseimbangan
eksternal, daya saing, tingkat bunga dan bahkan distribusi pendapatan inflasi juga
sangat berperan dalam mempengaruhi mobilisasi dana lewat lembaga keuangan
formal. (Abdul Khalid).

8
9

Inflasi merupakan suatu kejadian yang menggambarkan suatu situasi dan


kondisi dimana harga barang mengalami kenaikan dan nilai mata uang
mengalami pelemahan, dan jika ini terjadi secara terus-menerus maka akan
mengakibatkan memburuknya kondisi ekonomi secara menyeluruh serta mampu
mengguncang tatanan stabilitas politik suatu negara (Fahmi, 2011:186).

2.1.2.2 Nilai Tukar/Kurs

Hasibuan dan Malayu (2005:14) menyatakan kurs adalah perbandingan nilai


tukar mata uang suatu negara dengan mata uang negara asing atau perbandingan
nilai tukar valuta antar negara. Hanafi (2009:230) menyatakan faktor-faktor yang
menyebabkan perubahan kurs, yaitu perbedaan inflasi, perbedaan tingkat bunga,
indepedensi bank sentral, pertumbuhan ekonomi, ekspetasi. Risiko nilai tukar
atau risiko mata uang adalah suatu bentuk risiko yang muncul karena perubahan
nilai tukar suatu mata uang terhadap mata uang yang lain.
Menurut Triyono (2008), kurs (exchange rate) adalah pertukaran antara dua
mata uang yang berbeda, yaitu merupakan perbandingan nilai atau harga antara
kedua mata uang tersebut.Merosotnya nilai tukar rupiah merefleksikan
menurunnyapermintaan masyarakat terhadap mata uang rupiah karena
menurunnya peranperekonomian nasional atau karena meningkatnya permintaan
mata uang asing $US sebagai alat pembayaran internasional. Semakin menguat
kurs rupiah sampai batas tertentu menandakan kinerja di pasar uang menandakan
adanya peningkatan atau perbaikan.

2.1.2.3 Tingkat Suku Bunga

Suku Bunga Sertifikasi Bank Indonesia merupakan suku bunga yang


dikeluarkan oleh bank sentral untuk mengontrol peredaran uang di masyarakat,
dengan kata lain pemerintah melakukan kebijakan moneter. Peredaran uang yang
terlalu banyak dimasyarakat akan mengakibatkan masyarakat cenderung
membelanjakan uangnya yang pada akhirnya akan berdampak pada kenaikan
harga-harga barang, yang salah satu faktor pemicu inflasi. Dengan demikian
bunga SBI berarti bank-bank dan lembaga keuangan akan terdorong untuk
membeli SBI. Adanya bunga yang tinggi dalam SBI membuat bank dan lembaga
keuangan menikmatinya., ini otomatis akan memberikan tingkat bunga yang
lebih tinggi untuk produknya. Bunga yang tinggi akan berdampak pada alokasi
dan investasi para investor. Investor pada produk bank seperti deposito /
tabungan jelas lebih kecil resikonya atau dapat dikatakan investasi bebas resiko

9
10

oleh karena itu investor akan menjual sahamnya dan dananya serentak akan
berdampak pada penurunan harga saham. (Yogi Permana : 2009).

2.1.3 Likuiditas
Rasio likuiditas adalah rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan
dalam memenuhi kewajiban atau membayar utang jangka pendeknya. Dengan
kata lain Rasio Likuiditas adalah rasio yang dapat digunakan untuk mengukur
sampai seberapa jauh tingkat kemampuan perusahaan dalam melunasi kewajiban
jangka pendeknya yang akan segera jatuh tempo. Jika perusahaan memiliki
kemampuan untuk melunasi kewajiban jangka pendeknya pada saat jatuh tempo
maka perusahaan tersebut dikatakan sebagai perusahaan yang likuid dan begitu
sebaliknya. Untuk dapat memenuhi kewajiban jangka pendeknya yang akan
segera jatuh tempo perusahaan harus memiliki tingkat ketersediaan jumlah kas
yang baik atau aset lancar lainnya yang juga dapat dengan segera dikonversi atau
diubah menjadi kas. (Hery: 2017).

2.1.3.1 Tujuan dan Manfaat Rasio Likuiditas (Hery: 2017)

a. Untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban atau


utang yang akan segera jatuh tempo.
b. Untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka
pendek dengan menggunakan total aset lancar.
c. Untuk mengkur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka
pendek dengan menggunakan aset sangat lancar (tanpa memperhitungkan
persediaan barang dagang dan aset lancar lainnya).
d. Untuk mengukur tingkat ketersediaan uang kas perusahaan dalam membayar
utang jangka pendek.
e. Sebagai alat perencanaan keuangan di masa mendatang terutama yang
berkaitan dengan perencanaan kas dan utang jangka pendek.

2.1.3.2 Current Ratio

Rasio lancar merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan


perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya yang segera jatuh
tempo dengan menggunakan total aset lancar yang tersedia. Dengan kata lain,
rasio lancar ini menggambarkan seberapa besar jumlah ketersediaan aset lancar
yang dimiliki perusahaan dibandingkan dengan total kewajiban lancar. Oleh
sebab itu, rasio lancar dihitung sebagai hasil bagi antara total aset lancar dengan
total kewajiban lancar.

10
11

Aset lancar adalah kas dan aset lainnya yang diharapkan akan dapat
dikonversi menjadi kas, dijual, atau dikonsumsi dalam waktu satu tahun atau
dalam satu siklus operasi normal perusahaan, tergantung mana yang paling lama.
Kewajiban lancar kewajiban yang diperkirakan akan dibayar dengan
menggunakan aset lancar atau menciptakan kewajiban lancar lainnya dan harus
segera dilunasi dalam jangka waktu satu tahun atau dalam satu siklus operasi
normal perusahaan, tergantung mana yang paling lama.

Perusahaan harus secara terus-menerus memantau hubungan antara besarnya


kewajiban lancar dengan aset lancar. Hubungan ini sangat penting terutama
untuk mngevaluasi kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajban jangka
pendeknya dengan menggunakan aset lancar.

Berdasarkan hasil perhitungan rasio, perusahaan yang memiliki rasio lancar


yang kecil mengindikasikan bahwa perusahaan tersebut memiliki modal kerja
(aset lancar) yang sedikit untuk membayar kewajiban jangka pendeknya.
Sebaliknya, apabila perusahaan memiliki rasiolancar yang tinggi, belum tentu
perusahaan tersebut dikatakan baik. Sebagaimana yang telah disinggung di atas
rasio lancar yang tinggi dapat saja terjadi karena kurang efektifnya manjemen kas
dan persediaan. (Hery: 2017).

Berikut adalah rumus yang diunakan untuk menghitung rasio lancar :

Rasio lancar =

2.1.3.3 Cash Ratio

Rasio kas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa besar
uang kas atau setara kas yang tersedia untuk membayar utang jangka pendek.
Rasio ini menggambarkan kemampuan perusahaan yang sesungguhnya dalam
melunasi kewajiban lancarnya yang akan segera jatuh tempo dengan
menggunkan uang kas atau setara kas yang ada.

Kas meliputi uang logam, uang kertas, cek, wesel pos (kiriman uang lewat
pos;money orders), dan deposito. Beberapa perusahaan menggunakan istilah “kas
dan setara kas” dalam melaporkan kasnya.

Kas terdiri dari uang kas yang disimpan di bank (cash in bank) dan uang kas
yang tersedia di perusahaan (cash on hand). Sedangkan setara kas adalah
investasi jangka pendek yang sangat likuid, yang dapat dikonversi atau dicairkan

11
12

menjadi uang kas dalam jangka waktu yang sangat segera, biasanya kurang dari
tiga bulan (90 hari). (Hery: 2017).

Berikut adalah rumus yang digunakan untuk menghitung rasio kas:

Rasio kas =

2.1.4 Ukuran Perusahaan

2.1.4.1 Definisi Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan merupakan hal yang penting dalam proses pelaporan


keuangan. Ukuran perusahaan adalah rata-rata total penjualan bersih untuk tahun
yang bersangkutan sampai beberapa tahun. Dalam hal ini penjualan lebih besar
dari pada biaya variabel dan biaya tetap, maka akan diperoleh jumlah pendapatan
sebelum pajak. Sebaliknya jika penjualan lebih kecil dari pada biaya variabel dan
biaya tetap maka perusahaan akan menderita kerugian (Brigham & Houston) (
2006, 26-31).

Ukuran dalam perusahaan penelitian ini diukur dengan melihat sebrapa


besar total aset yang dimiliki oleh sebuah perusahaan. Ukuran perusahaan yang
besar menunjukkan perusahaan mengalami perkembangan sehingga investor
akan merespon positif dan nilai perusahaan akan meningkat.

Sebelum berinvestasi tentunya para investor melihat ukuran perusahaan


terdahulu. Karena semakin besar ukuran perusahaan maka semakin besar pula
nilai perusahaan tersebut yang dapat dilihat dari nilai total asetnya. Ukuran
perusahaan yang kecil dianggap lebih banyak melakukan praktik manajemen laba
dari pada perusahaan besar. Hal ini dikarenakan perusahaan kecil cenderung
ingin meperlihatkan kondisi perusahaan yang selalu ber kinerja baik agar investor
menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut.

Berdasarkan teori yang sudah disebutkan di atas, maka dapat ditarik


kesimpulan bahwa ukuran perusahaan adalah ukuran atau besarnya asset yang
dimiliki perusahaan, yang ditunjukkan dari total aktiva, besar kecilnya ukuran
tersebut akan berpengaruh terhadap struktur modal sehingga semakin besar
perusahaan maka akan semakin besar pula dana yang dibutuhkan perusahaan
untuk melakukan investasi.

12
13

2.1.4.2 Indikator Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan total


asset, pendapatan atau modal dari perusahaan tersebut. Menurut Borolla (2011,
11-24) total aset dapat digunakan untuk menunjukkan seberapakah besar
kecilnya suatu perusahaan, apabila suatu perusahaan memiliki total asset besar
maka perusahaan tersebut telah terbilang memiliki prospek yang baik dan lebih
mampu menghasilkan laba daripada perusahaan dengan total asset kecil.
Perusahaan yang memiliki total asset dengan jumlah besar akan lebih banyak
mendapatkan perhatian dari investor, kreditor maupun para pemakai informasi
keuangan lainnya. Rumus dari total asset adalah :

Ukuran Perusahaan = Ln(Total aset)

2.1.5 Kepemilikan Saham


Menurut Tjipto Darmaji dan Hendy M. Fakhrudin (2006:178) “ Saham
dapat didefinisikan sebagai tanda atau pemilikan seseorang atau badan dalam
suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Saham sahamberwujud pemilik kertas
adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan surat berharga tersebut. Porsi
kepemilikan ditentukan oleh seberapa besar penyertaan yang ditanamkan di
perusahaan tersebut.”

Struktur kepemilikan adalah struktur kepemilikan saham yaitu perbandingan


jumlah saham yang dimiliki oleh orang dalam (insider) dengan jumlah saham
yang dimiliki oleh investor. Atau dengan kata lain struktur kepemilikan saham
adalah proporsi kepemilikan institusional dan kepemilikan manajerial dalam
kepemilikan saham perusahaan. Dalam menjalankan kegiatan suatu perusahaan
diwakili oleh direksi (agents) yang ditunjuk olehpemegang saham (principals)
(sugiarto, 2009:59).

2.1.4.1 Kepemilikan Saham Institusional

Kepemilikan intitusional memiliki kelebihan antara lain :

1. Memiliki profesionalisme dalam menganalisa informasi sehingga dapat


menguji keandalan informasi
2. Memiliki motivasi yang kuat untuk melaksanakan pengawasan lebih ketat
atas aktivitas yang terjadi didalam perusahaan.

Kepemilikan institusional merupakan kepemilikan saham oleh pihak


institusi lain yaitu kepemilikan oleh perusahaan atau lembaga lain. Kepemilikan

13
14

saham oleh pihak-pihak yang terbentuk institusi seperti perusahaan asuransi,


bank, perusahaan investasi, dan kepemilikan institusi lain. Kepemilikan
institusional merupakan satu alat yang dapat digunakan untuk mengurangi
agency conflict. Kepemilikan institusional memiliki kemampuan untuk
mengendalikan pihak manajamen melalui proses monitoring secara efektif.
Menurut Riswari (2012) Kepemilikan institusional dapat menekan
kecenderungan manajemen untuk memanfaatkan discretionary dalam laporan
keuangan sehingga memberikan kualitas laba yang dilaporkan. Prosentase saham
tertentu yang dipunyai oleh institusi bisa mempengaruhi proses penyusunan
laporan keuangan yang tidak menutup kemungkinan terdapat tindakan
penyimpangan keuangan yang bertujuan untuk mengelabuhi pihak institusional.
Rumus yang digunakan adalah :

KI = X 100%

2.1.5 Profitabilitas
Rasio Profitabilitas merupakan rasio yang digunkaan untuk mengukur
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari aktivitas bisnisnya.
Tujuan operasional dari sebagian besar perusahaan adalah untuk
memaksimalisasi profit, baik profit jangka pendek maupun profit jangka
panjang.Rasio Profitabilitas (Profitability rasio) merupakan rasio untuk menilai
kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan atau laba dalam suatu
periode tertentu (Kasmir, 2011: 114). Rasio Profitabiitas adalah rasio untuk
mengukur tingkat efektifitas pengelolaan (manajemen) perusahaan yang
ditunjukkan oleh jumlah keuntungan yang dihasilkan dari penjualan dan
investasi. Intinya adalah penggunaan rasio ini menunjukkan efisiensi perusahaan.

Rasio Profitabilitas dikenal juga sebagai rasio rentabilitas. Disamping


bertujuan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba
selama periode tertentu, rasio ini juga bertujuan untuk mengukr tingkat efektifitas
manajemen dalam menjalakan operasional perusahaan. Rasio profitabilitas atau
rasio rentabilitas dapat digunakan sebagai alat untuk mengukur tingkat efektivitas
kinerja manajemen.

Pengukuran rasio profitabilitas dapat dilakukan dengan membandingkan


antara berbagai komponen yang ada di dalam laporan laba rugi dan/atau neraca.
Pengukuran dapat dilakukan untuk beberapa periode. Tujuannya adalah untuk

14
15

memonitor dan mengevauasi tingkat perkembangan profitabilitas perusahaan dari


waktu ke waktu. (Hery: 2017).

2.1.5.1 Tujuan dan Manfaat Rasio Profitabilitas (Hery: 2017).

 Untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam mengahasilkan laba selama


periode tertentu.
 Untuk menilai posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dengan tahun
sekarang.
 Untuk menilai perkembangan laba dari waktu ke waktu.
 Untuk mengukur seberapa besar jumlah laba bersih yang akan dihasilkan
dari setiap rupiah dana yang tertanam dalam total aset.
 Untuk mengukur seberapa besar jumlah laba bersih yang akan dihasilkan
dari setiap dana yang tertanam dalam total ekuitas.
 Untuk mengukur marjin laba kotor atas penjualan bersih.
 Untuk mengukur marjin laba operasional atas penjualan bersih.
 Untuk mengukur marjin laba bersih atas penjualan bersih.

2.1.5.2 Indikator-indikator Profitabilitas

2.1.5.2.1Return On Assets (ROA)

Hasil pengembalian atas aset merupakan rasio yang menunjukkan seberapa


besar kontribusi aset dalam menciptakan laba bersih. Dengan kata lain, rasio ini
digunakan untuk mengukur seberapa besar jumlah laba bersih yang akan
dihasilkan dari setiap rupiah dana yang tertanam dalam total aset. Rasio ini
dihitung dengan membagi laba bersih terhadap total aset.

Semakin tinggi hasil pengembalian atas aset berarti semakin tinggi pula
jumlah laba bersih yang akan dihasilkan dari setiap rupiah dana yang tertanam
dalam total aset. Sebaliknya, semakin rendah hasil pengembalian atas aset berarti
semakin rendah pula jumlah laba bersih yang dihasilkan dari setiap rupiah dana
yang tertanam dalam total aset. (Hery: 2017).

Berikut adalah rumus yang digunakan untuk menghitung hasil pengembalian atas
aset:

Hasil pengembalian atas aset =

15
16

2.1.5.2.2 Return On Equity (ROE)

Hasil pengembalian atas ekuitas merupakan rasio yang menunjukkan


seberapa besar kontribusi ekuitas dalam menciptakan laba bersih. Dengan kata
lain, rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa besar jumlah laba bersih yang
akan dihasilkan dari setiap rupiah dana yang tettanam dalam total ekuitas. Rasio
ini dihitung dengan membagi laba bersih tethadap ekuitas.

Semakin tinggi hasil pengembalian atas ekuitas berarti semakin tinggi pula
jumlah laba bersih yang dihasilkan dari setiap rupiah dana yang tetrtanam dalam
ekuitas. Sebaliknya semakin rendah hasil pengembalian atas ekuitas berarti
semakin rendah pula jumlah laba bersih yang dihasilkan dari setiap rupiah dana
yang tettanam dalam ekuitas. (Hery: 2017).

Berikut adalah rumus yang digunakan untuk meghitung hasil pengembalian atas
ekuitas:

Return of equity (ROE) =

2.1.5.2.3 Net Profit Margin (NPM)

Margin laba bersih merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur


besarnya persentase laba bersih atas penjualan bersih. Rasio ini dihitung dengan
membagi laba bersih terhadap penjualan bersih. Laba bersih sendiri dihitung
sebagai hasil pengurangan anatar laba sebelum pajak penghasilan dengan beban
pajak penghasilan. Yang dimaksud dengan laba sebelum pajak penghasilan di
sini adalah laba operasional ditambah pendapatan dan keuntungan lain-lain, lalu
dikurangi dengan beban dan kerugian lain-lain.

Menurut Bastian dan Shuardjono (2006:299) Net Profit Margin adalah


perbandingan antara laba bersih dengan penjulan. Semakin besar NPM, maka
kinerja perusahaan akan semakin produktif, sehingga akan meningkatkan
kepercayaan investor utuk menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut.
Rasio ini menunjukkan seberapa besar persentase laba bersih yang diperoleh dari
setiap penjualan. Semakin besar rasio ini, maka dianggap semakin baik
kemampuan perusahaan untuk mendapatkan laba yang tinggi. Hubungan antara
laba sesudah pajak dan penjualan bersih menunjukkan kemampuan manajemen
dalam mengemudikan perusahaan secara cukup berhasil untuk menyisakan
marjin tertentu sebagai kompensasi yang wajar bagi pemilik yang menyediakan
modalnya untuk suatu resiko.

16
17

Rumus untuk menghitung Net Profit Margin (NPM) adalah sebagai berikut :

NPM =

Alasan Penelitian ini menggunakan Net Profit Margin (NPM) sebab suatu
perusahaan mampu mengukur laba dari hasil penjualan menggunakan analisis
Net Profit Margin (NPM).

2.1.6Teori Sinyal (Signnaling Theory)

Signaling Theory adalah sinyal informasi yang dibutuhkan oleh para


investor untuk menentukan apakah investor tersebut akan menanamkan
sahamnya pada perusahaan yang bersangkutan atau tidak. Sebelum dan sesudah
dalam melakukan investasi, banyak hal yang harus dipertimbangkan oleh
investor. Teori berfungsi untuk memberikan kemudahan bagi investor untuk
mengembangkan sahamnya yang dibutuhkan oleh manajemen perusahaan dalam
menetukan arah atau prospek perusahaan ke depan.

Teori sinyal (signalingtheory) menekankan kepada pentingnya informasi


yang dikeluarkan oleh perusahaan terhadap keputusan investasi pihak di luar
perusahaan. Informasi merupakan unsur penting bagi investor dan pelaku bisnis
karena informasi pada hakekatnya menyajikan keterangan, catatatan atau
gambaran baik untuk keadaan masa lalu, saat ini maupun keadaan masa yang
akan datang bagi kelangsungan hidup suatu perusahaan dan bagaimana pasaran
efeknya.

Menurut Jama’an (2008) teori signial menjelaskan mengapa perusahaan


mempunyai dorongan untuk memberikan informasi laporan keuangan pada pihak
eksternal, karena terdapat asimetri informasi (Asymmetri Information) antara
perusahaan dan pihak luar. Pihak perusahaan memiliki Batasan informasi
laporan keuangan yang diterima oleh pihak ekternal menjadikan para investor
untuk kurang mendapat pengetahuan terkait kondisi perusahaan, sehingga
menyebabkan para investor enggan untuk menanamkan saham diperusahaan
yang tidak menyediakan informasi laporan keuangan. Untuk mengatasi
permasalah kurangnya informasi perusahaan yang diterima pihak eksternal maka
sebuah perusahaan harus memberikan sinyal pada pihak luar untuk memberikan
pengetahuan kepada pihak ekternal terkait kondisi perusahaan.

17
18

2.2 Penelitian Terdahulu


No Judul Penelitian Penulis Metode Kesimpulan
1 Pengaruh Laba Lailatus Sa’adah Pemilihan Hasil menunjukkan Laba
Akuntansi, Dan Kadarusman sampel Akuntansi, arus kas total,
Komponen Arus Kas, (2014) berdasarkan arus kas operasi, arus kas
Ukuran Perusahaan metode Purpose investasi, arus kas
Terhadap Harga Sampling pendanaan, ukuran
Saham Pada perusahaan tidak
Perusahaan berpengaruh secara
Kelompok LQ 45 signifikan terhadap harga
Yang Listing Di saham
Bursa Efek Indonesia
Periode Tahun 2009-
2011
2 Pengaruh I Putu Andre Penelitian ini Hasil menunjukkan
Profitabilitas, Sucita Wijaya Dan menggunakan bahwa profitabilitas dan
Struktur Aset, Dan I Made Karya data sekunder pertumbuhan penjualan
Pertumbuhan Utama (2014) yang telah lolos berpengaruh terhadap
Penjualan Terhadap uji asumsi harga saham. Sedangkan
Struktur Modal Serta klasik dan struktur aset tidak
Harga Saham Pada dianalisis berpengaruh terhadap
Perusahaan Properti menggunakan haga saham
Dan Real Estate Yang analisis regresi
Terdaftar Di Bursa linier berganda
Efek Indonesia
Periode Tahun 2010-
2012
3 Pengaruh Faktor Ari Krisnanti Teknik analisis Hasil penelitian ini
Fundamental Dan Sinaga Dan regresi linier adalah Return On Equity
Ekonoi Makro Nyoman Triaryati berganda (ROE), Dan Price To
Terhadap Harga (2014) Book Value (PBV)
Saham Pada berpengaruh positif
Perusahaan Properti signifikan terhadap harga
Dan Real Estate Di saham, sedangkan Debt
BEI Periode 2008- To Equity Ratio (DER),
2012 Inflasi Dan Produk
Domestik Bruto (PDB)
tidak berpengaruh
terhadap harga saham
4 Pengaruh Likuiditas Abimata Galih Metode Hasil penelitian
Saham, Laba Bersih (2014) ordinary least menunjukkan bahwa
Per Lembar Saham, square (OLS) likuiditas saham
Dan Harga Saham berpengaruh positif dan
Sebelumnya tidak mempunyai
Terhadap Harga pengaruh signifikan
Saham (Studi Empiris terhadap harga
Pada Perusahaan saham.Laba bersih per
Yang Terdaftar Di lembar saham memiliki

18
19

LQ45 Selama Periode pengaruh yang signifikan


Tahun 2009-2012) terhadap harga
saham.Harga saham
sebelumnya juga
memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap harga
saham.
5 pengaruh Kebijakan Thio Lie Sha analisis linier Secara parsial, Kebijakan
Dividen, (2015) berganda Dividen mempunyai
Likuiditas, NPM, pengaruh yang signifikan
ROE, dan PBV terhadap harga saham,
terhadap harga saham sedangkan Likuiditas,
pada perusahaan NPM, ROE,
manufaktur dan PBV tidak
pada tahun 2010– berpengaruh signifikan
2013. terhadap harga saham.

6 Pengaruh Satriya Candra Analisis data Hasil penelitian ini


Kepemilikan BondanPrabowo yang digunakan adalah Kepemilikan
Institusional, Arus (2013) adalah Path institusional secara
Kas Bebas terhadap Analysis langsung berpengaruh
Kebijakan Deviden terhadap kebijakan
dan Votalitilas Harga dividen. Arus kasbebas
Saham pada secara langsung
Perusahaan berpengaruh terhadap
Manufaktur Yang kebijakan dividen.
Terdaftar pada PT Kepemilikan institusional
BEI Tahun 2007- secara langsungtidak
2010 berpengaruh terhadap
volatilitas harga saham.
Arus Kas bebas secara
langsung berpengaruh
terhadap volatilitas harga
saham. Kebijakan dividen
secara langsung
berpengaruh terhadap
volatilitas harga saham.
7 Pengaruh Variabel Reshinta Analisi regresi Hasil penelitian ini
Makro Ekonomi, CandraGumilang linier berganda menunjukkan tingkat
Harga Emas Dan bunga, nilai kurs, harga
Harga Minyak Dunia R. Rustam emas dan harga minyak
Terhadap Indeks berpengaruh secara

19
20

Harga Saham Hidayat Maria signifikan terhadap


Gabungan (Studi GorettiWi indeks harga saham
Pada Bursa Efek gabungan. Tingkat
Indonesia Periode Endang NP bunga, nilai kurs, dan
2009-2013) (2014) harga minyak dunia
berpengaruh negatif dan
signifikan, sedangkan
harga emas dunia
berpengaruh secara
positif dan signifikan
terhadap indeks harga
saham gabungan. Tingkat
bunga berpengaruh
dominan terhadap indeks
harga saham gabungan.
8 Pengaruh inflasi, suku Shindy Patriana Analisis Profitabilitas berpengaruh
bunga sbi, nilai tukar (2016) struktural positif dan mempunyai
rupiah, profitabilitas, equation model nilai signifikan terhadap
pertumbuhan aktiva, (SEM) dengan harga saham
nilai perusahaan partial least
terhadap harga saham square (PLS)
perusahaan BUMN
Go Publik yang
terdaftar di BEI tahun
2014-2016

20
21

2.2 Kerangka Konseptual

Makro Ekonomi
(X1)

H1

Likuiditas
(X2) H2

Harga Saham
H3
Size (X3) (Y)

H4

Kepemilikan Saham
H5
(X4)

Profitabilitas
(X5)

X1 = Makro Ekonomi

X2 = Likuiditas

X3 = Size

X4 = Kepemilikan Saham

X5 = Prpfitabilitas

Y = Harga Saham

21
22

2.4 Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah


penelitian, oleh karena itu rumusan masalah penelitian biasanya disusun dalam
bentuk kalimat pertanyaan (Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif,
dan R&D, 2011:64). Adapun hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:

2.4.1 Makro Ekonomi berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham

Dalam kamus ekonomi (2009:445), Makro ekonomi adalah ilmu ekonomi


yang memelajari secara keseluruhan, meliputi pendapatan domestic bruto, tenaga
kerja dan pengangguran, produktivitas, inflasi, neraca pembayaran dari nilai
tukar, perdagangan internasional.Petumbuhan ekonomi, serta lainnya.
Bukti empiris mengenai pengaruh makro ekonomi terhadap harga saham
ditunjukkan menurut Putu Eka Putri, I Gusti Ayu dan Dr. Edy (2015). Variabel
nilai kurs berpengaruh signifikan terhadap ROA, serta variabel inflasi tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap ROA.
Berdasarkan kajian teoritis, kajian empiris. Maka, hipotesis alternatif yang
diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
H1 = Makro Ekonomi berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham
2.4.2 Likuiditas berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham

Rasio likuiditas adalah rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan


dalam memenuhi kewajiban atau membayar utang jangka pendeknya. Dengan
kata lain Rasio Likuiditas adalah rasio yang dapat digunakan untuk mengukur
sampai seberapa jauh tingkat kemampuan perusahaan dalam melunasi kewajiban
jangka pendeknya yang akan segera jatuh tempo.

Bukti empiris mengenai pengaruh likuiditas terhadap harga saham


ditunjukkan menurut penelitian Thio Lie Sha (2015), menyatakan bahwa
Likuiditas, NPM, ROE, dan PBV tidak berpengaruh signifikan terhadap harga
saham.

Berdasarkan kajian teoritis, kajian empiris. Maka, hipotesis alternatif yang


diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

H2 = Likuiditas berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham

22
23

2.4.3 Profitabilitas berpengaruhsignifikan terhadap Harga Saham


Profitabilitas yang tinggi mencerminkan kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan keuntungan yang tinggi bagi pemegang saham. Semakin besar
keuntungan yang diperoleh semakin besar kemampuan perusahaan untuk
membayarkan devidennya, hal ini berdampak pada harga saham. Dengan rasio
profitabilitas yang tinggi sebuah perusahaan akan menarik minat investor
menanamkan modalnya di perusahaan. Bukti empiris mengenai pengaruh
profitabilitas terhadap harga saham ditunjukkan menurut penelitian terdahulu
yang dilakukan Thio Lie Sha (2015), menyatakan bahwa NPM, ROE tidak
berpengaruh signifikan terhadap harga saham.

Berdasarkan kajian teoritis, kajian empiris. Maka, hipotesis alternatif yang


diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

H3 = Profitabilitas berpengaruh signifikanterhadap Harga Saham

2.4.4 Ukuran Perusahaan berpengaruh terhadap signifikan Harga Saham

Ukuran Perusahaan yaitu, besar kecilnya perusahaan dilihat dari


besarnyanilai equity, nilai penjualan atau nilai aktiva (Bambang Riyanto
2008:313).

Bukti empiris mengenai pengaruh size terhadap harga saham ditunjukkan


menurut penelitian terdahulu yang dilakukan Lailatus Sa’adah Dan Kadarusman
(2014) menyatakan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh secara
signifikan terhadap harga saham.

Berdasarkan kajian teoritis, kajian empiris. Maka, hipotesis alternatif yang


diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

H4 = Ukuran Perusahaan berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham

2.4.5 Kepemilikan Saham berpengaruhsignifikanterhadap Harga Saham

Struktur kepemilikan adalah struktur kepemilikan saham yaitu perbandingan


jumlah saham yang dimiliki oleh orang dalam (insider) dengan jumlah saham
yang dimiliki oleh investor. Atau dengan kata lain struktur kepemilikan saham
adalah proporsi kepemilikan institusional dan kepemilikan manajerial dalam
kepemilikan saham perusahaan. (sugiarto, 2009:59).

23
24

Bukti empiris mengenai pengaruh kepemilikan saham terhadap harga saham


ditunjukkan menurut penelitian terdahulu yang dilakukan Satriya Candra
BondanPrabowo (2013). Kepemilikan institusional secara langsung tidak
berpengaruh terhadap volatilitas harga saham.

Berdasarkan kajian teoritis, kajian empiris. Maka, hipotesis alternatif yang


diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

H5 = Kepemilikan Saham berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham

24

Anda mungkin juga menyukai