Anda di halaman 1dari 11

2023

PROPOSAL
PENGAJUAN PERUBAHAN HARI DAN
JAM KERJA DI MAN 2 PONOROGO
Alamat : Jl. Soekarno Hatta 381 Ponorogo
Email : man2ponorogo@gmail.com
Website : www.manduaponorogo.sch.id
BAB I
PENDAHULUAN

Regulasi mengenai hari dan jam kerja sangat diperlukan karena berkaitan erat dengan hak dan
kewajiban pegawai. Regulasi tersebut umumnya dibuat berdasarkan evaluasi dan perubahan sistem
kerja dan penegakan disiplin pegawai, perkembangan teknologi serta untuk meningkatkan motivasi
dan kinerja para pegawai. Selain itu, adanya regulasi mengenai hari dan jam kerja juga menjadi
sarana penting untuk peningkatan produktivitas dan kinerja pegawai yang disertai penegakan
disiplin.

A. Landasan Pemikiran
Dalam rangka meningkatkan produktivitas kerja Pegawai Aparatur Sipil Negara dan untuk
memberikan kepastian hukum terhadap fleksibilitas kerja Pegawai Aparatur Sipil Negara serta
dalam rangka peningkatan kualitas pelayanan publik, perlu dilakukan penyesuaian hari kerja dan
jam kerja Instansi Pemerintah dan Pegawai Aparatur Sipil Negara.
Selain itu peraturan mengenai hari kerdja dan jam kerja Pegawai Aparatur Sipil Negara
sebagaimana diatur dalam Keputusan Presiden Nomor 58 Tahun 1964 tentang Djam Kerja Pada
Kantor-Kantor Pemerintah Republik Indonesia, Keputusan Presiden Nomor 24 Tahun 1972
tentang Djam Kerdja Dalam Daerah Chusus tbu Kota Djakarta Raya, dan Keputusan Presiden
Nomor 68 Tahun 1995 tentang Hari Kerja di Lingkungan lembaga Pemerintah sudah tidak sesuai
dengan perkembangan hukum dan dinamika pelaksanaan tugas kedinasan di lingkungan lnstansi
Pemerintah.
Penetapan Peraturan Presiden Republik Indonesia (Perpres) Nomor 21 Tahun 2023 tentang Hari
Kerja dan Jam Kerja Instansi Pemerintah dan Pegawai Aparatur Sipil Negara menjadi landasan
pemikiran paling substansial bagi MAN 2 Ponorogo untuk mengimplementasikan penyesuaian jam kerja
yang semula 6 (enam) hari kerja menjadi 5 (lima) hari kerja. Penyesuaian ini berimplikasi pada
penyesuaian beban kerja di setiap harinya sehingga dapat memenuhi minimal beban kerja Aparatur Sipil
Negara sejumlah 37,5 jam/minggu.

B. Dasar Hukum

1. Peraturan Presiden Republik Indonesia (Perpres) Nomor 21 Tahun 2023 tentang Hari Kerja dan Jam
Kerja Instansi Pemerintah dan Pegawai Aparatur Sipil Negara.
2. KMA No. 347 Tahun 2022 Tentang Pedoman Implementasi Kurikulum Merdeka Pada MAN
2 Ponorogo.

Pasal 3 dari Perpres nomor 21 tahun 2023 menyebutkan bahwa Hari kerja instansi pemerintah atau
hari operasional bagi instansi pemerintah untuk kepentingan pelayanan publik adalah sebanyak lima hari
kerja dalam satu minggu, yaitu hari Senin, Selasa, Rabu, Kamis, dan Jumat.
Pada pasal 4 dinyatakan mengenai Jam Kerja lnstansi Pemerintah dan Jam Kerja Pegawai ASN
sebanyak 37 (tiga puluh tujuh) jam 30 (tiga puluh) menit dalam 1 (satu) minggu tidak termasuk jam
istirahat. Jam Kerja Instansi Pemerintah dimulai pukul 07.30 zona waktu setempat.
Untuk rincian Hari Kerja Instansi Pemerintah, Jam Kerja Instansi Pemerintah, dan Jam Kerja
Pegawai ASN serta jam istirahat Instansi Pemerintah dan Pegawai ASN ditetapkan oleh PPK atau
pimpinan instansi.

PROPOSAL PENGAJUAN PERUBAHAN HARI DAN JAM KERJA 1


Instansi pemerintah yang menerapkan enam hari kerja dalam satu minggu, harus menyesuaikan
dengan ketentuan dalam Perpres ini paling lama satu tahun terhitung sejak Peraturan Presiden ini
diundangkan, yaitu pada tanggal 12 April 2023.
Hari kerja instansi pemerintah dan jam kerja instansi pemerintah sebagaimana dimaksud
dikecualikan bagi unit kerja pada instansi pemerintah yang tugas dan fungsinya memberikan pelayanan
dukungan operasional instansi pemerintah dan/atau pelayanan langsung kepada masyarakat.

C. Tinjauan Literatur
a. Analisis tren global tentang kebijakan lima hari kerja di lembaga pendidikan.

Peningkatan produktivitas: Salah satu argumen utama di balik kebijakan lima hari kerja di lembaga
pendidikan adalah meningkatkan produktivitas siswa dan staf pengajar. Dengan memberikan waktu
istirahat yang lebih lama pada akhir pekan, diharapkan siswa dan staf dapat memulihkan energi
mereka sehingga lebih siap dan fokus dalam proses belajar dan mengajar.

Keseimbangan kehidupan kerja dan pribadi: Mengadopsi kebijakan lima hari kerja di lembaga
pendidikan dapat membantu menciptakan keseimbangan yang lebih baik antara kehidupan kerja dan
pribadi. Siswa dan staf pengajar memiliki lebih banyak waktu untuk beristirahat, bersosialisasi,
menjalani kegiatan di luar madrasah, dan menghabiskan waktu bersama keluarga. Ini dapat
mengurangi tingkat kelelahan dan stres yang mungkin terjadi akibat jadwal yang padat.

Dukungan terhadap efisiensi energi: Dalam beberapa kasus, mengadopsi kebijakan lima hari kerja
di lembaga pendidikan dapat memberikan manfaat tambahan berupa efisiensi energi. Jika madrasah
dan universitas ditutup pada akhir pekan, konsumsi energi dapat dikurangi, termasuk penggunaan
listrik, air, dan pendinginan atau pemanasan gedung. Hal ini dapat berdampak positif pada
lingkungan dan anggaran lembaga pendidikan.

Dampak pada jadwal belajar: Penerapan kebijakan lima hari kerja di lembaga pendidikan juga dapat
berdampak pada jadwal belajar siswa. Perlu dilakukan penyesuaian dalam pengaturan waktu
pembelajaran untuk memastikan bahwa materi pembelajaran yang diperlukan tetap tercakup dengan
efektif. Beberapa lembaga pendidikan mungkin memilih untuk memperpanjang waktu belajar di
setiap hari madrasah atau mengoptimalkan penggunaan waktu yang tersedia.

Pertimbangan terhadap kebutuhan spesifik: Meskipun ada tren global terkait kebijakan lima hari
kerja di lembaga pendidikan, setiap negara atau wilayah dapat memiliki kebutuhan dan tantangan
yang berbeda. Kebijakan ini harus disesuaikan dengan kondisi lokal, budaya, dan sistem pendidikan
yang ada. Perubahan dalam jadwal kerja lembaga pendidikan juga harus mempertimbangkan
masukan dari para pemangku kepentingan, termasuk siswa, orang tua, staf pengajar, dan masyarakat
umum.

b. Penelitian dan temuan terkait implementasi kebijakan lima hari kerja dalam konteks pendidikan
Islam.

Kebijakan lima hari kerja dalam konteks pendidikan Islam dapat menghadapi tantangan dan
pertimbangan yang unik. Berikut adalah beberapa pertimbangan yang mungkin terkait implementasi
kebijakan ini dalam pendidikan Islam:

Jadwal ibadah dan kegiatan keagamaan: Dalam pendidikan Islam, terdapat pentingnya waktu yang
dihabiskan untuk ibadah dan kegiatan keagamaan. Dalam merencanakan jadwal lima hari kerja,
penting untuk mempertimbangkan waktu yang cukup untuk shalat, mengaji, dan kegiatan
keagamaan lainnya yang menjadi bagian integral dari pendidikan Islam.

Kurikulum agama: Dalam beberapa sistem pendidikan Islam, kurikulum agama biasanya diberikan
dalam tambahan waktu di luar kurikulum akademik biasa. Implementasi kebijakan lima hari kerja

PROPOSAL PENGAJUAN PERUBAHAN HARI DAN JAM KERJA 2


harus memperhatikan bagaimana menyediakan waktu yang cukup untuk pelajaran agama dan
penekanan pada pendidikan Islam.

Peran komunitas dan keluarga: Pendekatan pendidikan Islam sering melibatkan peran yang kuat
dari komunitas dan keluarga dalam memberikan pendidikan keagamaan. Dalam konteks kebijakan
lima hari kerja, perlu ada sinergi dan komunikasi yang baik antara lembaga pendidikan Islam,
komunitas, dan keluarga untuk memastikan bahwa nilai-nilai dan praktik keagamaan tetap terjaga
dan terintegrasikan.

Lingkungan belajar yang mendukung: Implementasi kebijakan lima hari kerja harus
mempertimbangkan pentingnya menciptakan lingkungan belajar yang mendukung bagi siswa dalam
konteks pendidikan Islam. Hal ini mencakup penyediaan fasilitas untuk shalat, akses ke sumber
daya keagamaan, dan lingkungan yang mempromosikan nilai-nilai Islam.

c. Manfaat yang telah diamati di MAN 2 Ponorogo atau lembaga pendidikan Islam lain yang telah
menerapkan kebijakan serupa.

Keseimbangan kehidupan kerja dan pribadi: Kebijakan lima hari kerja dapat membantu
menciptakan keseimbangan yang lebih baik antara kehidupan kerja dan pribadi bagi staf pengajar
dan siswa di MAN 2 Ponorogo atau lembaga pendidikan Islam. Dengan memberikan waktu istirahat
yang lebih lama pada akhir pekan, mereka memiliki kesempatan untuk beristirahat, bersosialisasi,
menjalankan kegiatan pribadi, dan menghabiskan waktu bersama keluarga.

Peningkatan produktivitas: Dalam beberapa kasus, implementasi kebijakan lima hari kerja di MAN
2 Ponorogo atau lembaga pendidikan Islam dapat berkontribusi pada peningkatan produktivitas.
Dengan memberikan waktu istirahat yang lebih lama, siswa dan staf pengajar memiliki kesempatan
untuk memulihkan energi mereka. Ini dapat berdampak positif pada fokus, konsentrasi, dan
efektivitas dalam proses belajar dan mengajar.

Pengurangan kelelahan dan stres: Jadwal lima hari kerja dapat membantu mengurangi tingkat
kelelahan dan stres yang mungkin terjadi akibat jadwal yang padat. Waktu tambahan pada akhir
pekan memberikan kesempatan bagi siswa dan staf pengajar untuk bersantai, mengurangi tekanan,
dan mengembalikan keseimbangan emosional mereka.

Peningkatan partisipasi siswa: Dengan memberikan waktu istirahat yang lebih lama pada akhir
pekan, implementasi kebijakan lima hari kerja dapat memungkinkan siswa di MAN 2 Ponorogo
atau lembaga pendidikan Islam untuk lebih aktif berpartisipasi dalam kegiatan ekstrakurikuler, klub,
atau kegiatan sosial yang dapat meningkatkan pengembangan pribadi dan sosial mereka.

Peningkatan kualitas pembelajaran: Dengan adanya waktu tambahan, MAN 2 Ponorogo atau
lembaga pendidikan Islam dapat mengoptimalkan penggunaan waktu belajar yang tersedia. Hal ini
dapat memungkinkan pendekatan pembelajaran yang lebih holistik, dengan lebih banyak waktu
untuk refleksi, diskusi, dan kegiatan praktis yang meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi
pelajaran.

D. Konteks MAN 2 Ponorogo dan Tantangan yang Dihadapi


a. Identifikasi masalah dan tantangan yang dihadapi oleh MAN 2 Ponorogo terkait efisiensi
operasional dan kesejahteraan staf.

Beberapa masalah dan tantangan yang mungkin timbul adalah:

1. Beban kerja yang meningkat: Implementasi kebijakan lima hari kerja dapat mengakibatkan
peningkatan beban kerja bagi staf pengajar dan karyawan MAN 2 Ponorogo. Meskipun waktu
istirahat yang lebih lama pada akhir pekan dapat memberikan waktu untuk pemulihan, hari kerja
yang lebih padat dapat mempercepat laju pekerjaan yang harus diselesaikan dalam jumlah waktu
yang lebih singkat. Hal ini dapat menyebabkan peningkatan tekanan dan stres bagi staf.

PROPOSAL PENGAJUAN PERUBAHAN HARI DAN JAM KERJA 3


2. Penyesuaian kurikulum: Penerapan kebijakan lima hari kerja mungkin memerlukan penyesuaian
kurikulum dan jadwal pembelajaran di MAN 2 Ponorogo. Perlu dilakukan peninjauan dan
restrukturisasi agar materi pembelajaran yang seharusnya diajarkan tetap tercakup secara efektif
dalam waktu yang tersedia. Hal ini dapat memerlukan upaya tambahan dalam perencanaan dan
pengorganisasian kurikulum.

3. Pengaturan waktu kegiatan agama: MAN 2 Ponorogo memiliki penekanan yang kuat pada
pendidikan agama dan kegiatan keagamaan. Implementasi kebijakan lima hari kerja harus
memperhatikan waktu yang cukup untuk kegiatan keagamaan siswa, seperti shalat, mengaji, dan
kegiatan lainnya. Memastikan waktu yang cukup untuk kegiatan agama sambil menjaga efisiensi
operasional dapat menjadi tantangan tersendiri.

4. Keseimbangan kehidupan kerja dan pribadi staf: Meskipun kebijakan lima hari kerja bertujuan
untuk menciptakan keseimbangan kehidupan kerja dan pribadi, implementasinya dapat
mempengaruhi keseimbangan tersebut. Peningkatan beban kerja dan tuntutan operasional dapat
mengurangi waktu dan energi yang tersedia bagi staf untuk menjalani kehidupan pribadi mereka.
Perlu adanya perhatian yang serius terhadap kesejahteraan staf dan upaya untuk memastikan
keseimbangan yang sehat antara kerja dan kehidupan pribadi.

5. Pengelolaan sumber daya: Implementasi kebijakan lima hari kerja dapat mempengaruhi
pengelolaan sumber daya MAN 2 Ponorogo, seperti waktu, tenaga, dan anggaran. Perlu
dilakukan perencanaan yang matang untuk mengoptimalkan penggunaan sumber daya yang
tersedia, termasuk mempertimbangkan alokasi waktu, penugasan tugas, dan efisiensi
pengeluaran.

b. Analisis dampak negatif dari jadwal kerja yang padat terhadap kualitas pengajaran dan belajar.
Beberapa dampak negatif yang dapat terjadi adalah sebagai berikut:

1. Kelelahan dan penurunan konsentrasi: Jadwal kerja yang padat dapat menyebabkan kelelahan
pada siswa dan staf pengajar. Ketika seseorang merasa kelelahan, kemampuan konsentrasi dan
fokusnya dapat menurun. Hal ini dapat menghambat kemampuan siswa untuk memperoleh
pemahaman yang mendalam dan staf pengajar dalam memberikan pengajaran yang efektif.

2. Pengurangan interaksi dan kolaborasi: Jadwal kerja yang padat sering kali menyisakan sedikit
waktu bagi siswa dan staf pengajar untuk berinteraksi dan berkolaborasi secara efektif.
Kolaborasi antara siswa dan antara siswa dengan staf pengajar penting untuk meningkatkan
pemahaman, membangun keterampilan sosial, dan memperkaya pengalaman belajar.
Pengurangan waktu untuk interaksi dan kolaborasi dapat mengurangi kualitas komunikasi dan
kolaborasi di dalam kelas.

E. Manfaat Kebijakan Lima Hari Kerja di MAN 2 Ponorogo


a. Penjelasan manfaat yang diharapkan dari implementasi kebijakan lima hari kerja dalam MAN 2
Ponorogo, termasuk efisiensi operasional, kesejahteraan staf, dan peningkatan kualitas pengajaran
dan belajar.

1. Efisiensi operasional:
Penyelenggaraan lima hari kerja dapat mengoptimalkan waktu yang tersedia dalam seminggu.
Dengan mengalokasikan waktu secara efisien, MAN 2 Ponorogo dapat memaksimalkan
penggunaan fasilitas, sumber daya, dan tenaga kerja.
Jadwal lima hari kerja juga dapat meminimalkan gangguan yang terkait dengan peralihan antara
hari kerja dan akhir pekan. Hal ini dapat mengurangi waktu istirahat dan persiapan yang
diperlukan saat beralih dari hari libur ke hari kerja, sehingga meningkatkan produktivitas.

PROPOSAL PENGAJUAN PERUBAHAN HARI DAN JAM KERJA 4


2. Kesejahteraan staf:
Mengurangi jumlah hari kerja dalam seminggu dapat memberikan staf MAN 2 Ponorogo lebih
banyak waktu untuk beristirahat dan menjaga keseimbangan antara kehidupan pribadi dan
pekerjaan.
Dengan penjadwalan lima hari kerja, staf dapat memiliki lebih banyak kesempatan untuk
berpartisipasi dalam kegiatan profesional, pelatihan, dan pengembangan diri, yang pada
gilirannya dapat meningkatkan kualitas pengajaran.

3. Peningkatan kualitas pengajaran dan pembelajaran:


Dengan jadwal lima hari kerja, para guru memiliki waktu tambahan untuk merencanakan,
mempersiapkan, dan mengevaluasi pengajaran mereka. Ini dapat membantu meningkatkan
kualitas pembelajaran siswa.
Guru juga memiliki lebih banyak waktu untuk memberikan umpan balik kepada siswa dan
memberikan dukungan tambahan jika diperlukan. Hal ini dapat meningkatkan pemahaman dan
kemampuan siswa dalam menguasai materi pelajaran.
Dengan waktu yang lebih lama untuk berinteraksi dengan siswa, guru dapat menciptakan
lingkungan pembelajaran yang lebih mendalam dan berfokus pada pemahaman konsep daripada
sekadar menyelesaikan kurikulum.
Dalam jangka panjang, diharapkan bahwa peningkatan kualitas pengajaran dan pembelajaran
akan berdampak positif pada prestasi akademik siswa.

b. Pembahasan tentang bagaimana kebijakan ini dapat memberikan kesempatan bagi staf untuk
istirahat dan pengembangan diri, yang pada gilirannya akan berdampak positif pada motivasi dan
produktivitas mereka.

1. Istirahat yang memadai: Dengan lima hari kerja, staf MAN 2 Ponorogo memiliki waktu yang
lebih lama untuk beristirahat dan memulihkan energi mereka. Lebih banyak waktu istirahat
dapat membantu mengurangi kelelahan dan stres yang mungkin dialami akibat tuntutan
pekerjaan yang intensif. Istirahat yang memadai penting untuk menjaga kesehatan fisik dan
mental, sehingga staf dapat bekerja secara lebih efektif dan produktif.

2. Kesempatan pengembangan diri: Dengan jadwal lima hari kerja, staf MAN 2 Ponorogo
memiliki waktu tambahan untuk mengikuti kegiatan pengembangan diri, pelatihan, atau
program sertifikasi yang relevan dengan bidang pekerjaan mereka. Ini dapat membantu mereka
meningkatkan keterampilan, pengetahuan, dan kompetensi mereka dalam pengajaran dan
manajemen pendidikan. Kesempatan untuk pengembangan diri memberikan dorongan motivasi
yang positif, karena staf merasa dihargai dan didukung dalam upaya meningkatkan
profesionalisme mereka.

3. Keseimbangan kehidupan kerja dan pribadi: Jadwal lima hari kerja memberikan staf MAN 2
Ponorogo lebih banyak fleksibilitas dalam menjaga keseimbangan antara kehidupan kerja dan
pribadi. Dengan waktu yang lebih longgar di luar jam kerja, mereka memiliki kesempatan untuk
menghabiskan waktu dengan keluarga, menjalankan hobi, atau melakukan aktivitas yang
meningkatkan kualitas hidup mereka. Keseimbangan yang baik antara kehidupan kerja dan
pribadi dapat membantu meningkatkan kebahagiaan dan kepuasan staf, yang pada gilirannya
berdampak positif pada motivasi dan produktivitas mereka di tempat kerja.

4. Peningkatan kualitas kerja: Dengan waktu istirahat yang memadai dan kesempatan
pengembangan diri, staf MAN 2 Ponorogo dapat mengurangi risiko kelelahan, kejenuhan, dan
penurunan motivasi yang berdampak negatif pada kualitas kerja. Dalam keadaan yang lebih
segar dan terstimulasi, mereka cenderung lebih fokus, kreatif, dan efektif dalam menjalankan
tugas-tugas mereka. Peningkatan motivasi dan produktivitas staf dapat berdampak positif pada
kualitas pengajaran dan layanan yang diberikan kepada siswa dan komunitas MAN 2 Ponorogo
secara keseluruhan.

PROPOSAL PENGAJUAN PERUBAHAN HARI DAN JAM KERJA 5


BAB II
RENCANA IMPLEMENTASI

MAN 2 Ponorogo melakukan tahap Perencanaan, Pelaksanaan, serta Evaluasi dalam rangka
implementasi kebijakan lima hari kerja :
a. Penyusunan jadwal kerja baru yang mencakup waktu efektif untuk kegiatan pengajaran, persiapan,
evaluasi, dan pengembangan diri staf.

Jumlah
Jam 60 Jml Total JP
No. Keterangan Hari
menit JP/hari (45')
Kerja
1 06.45 - 07.45 Jumlah JP/Pekan 12 2 24
2 07.45 - 08.45 Jumlah JP/Pekan 11 3 33
3 08.45 - 09.45 57
4 09.45 - 10.45 Jml Jam Istirahat/Pekan 0.75 4 3
5 10.45 - 11.45 Jml Jam Istirahat Jum'at 1.5 1 1.5
6 11.45 - 12.45 4.5
7 12.45 - 13.45
8 13.45 - 14.45 Jumlah Jam (60')/Pekan 42.75
Jumlah Jam
9 14.45 - 15.45 4.5
Istirahat/Pekan
Jumlah Jam Kerja
10 15.45 - 16.30 38.25
(60')/Pekan
Draft Perhitungan Jam Kerja Per Pekan (5 hari Kerja)

SENIN 12
SELASA 12
RABU 11
KAMIS 11
JUM'AT 11
JUMLAH 57

b. Pendekatan komunikasi yang efektif untuk memperkenalkan kebijakan kepada staf, orang tua siswa,
dan pemangku kepentingan lainnya.

1. Identifikasi tujuan dan manfaat: Jelaskan dengan jelas tujuan dari kebijakan lima hari kerja dan
manfaat yang akan diperoleh oleh staf, orang tua siswa, dan pemangku kepentingan lainnya.
Misalnya, peningkatan kualitas hidup, keseimbangan kerja dan kehidupan pribadi,
produktivitas yang lebih baik, atau efisiensi organisasi.
2. Persiapan pesan utama: Tetapkan pesan utama yang ingin kita sampaikan kepada staf, orang
tua siswa, dan pemangku kepentingan lainnya. Pastikan pesan tersebut jelas, ringkas, dan
mudah dipahami. Hindari penggunaan istilah teknis yang sulit dipahami.
3. Gaya komunikasi yang sesuai: Pilih gaya komunikasi yang sesuai dengan audiens. Jika kita
berkomunikasi dengan staf, gunakan bahasa yang profesional dan terkait dengan lingkungan
kerja. Namun, saat berbicara kepada orang tua siswa, gunakan bahasa yang lebih ramah dan
menjelaskan manfaat kebijakan secara langsung bagi anak-anak mereka.
4. Pertemuan langsung: Jadwalkan pertemuan atau sesi komunikasi langsung dengan staf, orang
tua siswa, dan pemangku kepentingan lainnya. Gunakan kesempatan ini untuk memberikan
penjelasan mendalam tentang kebijakan lima hari kerja dan mendengarkan pertanyaan atau

PROPOSAL PENGAJUAN PERUBAHAN HARI DAN JAM KERJA 6


kekhawatiran yang mereka miliki. Pastikan kita memahami dan merespon setiap kekhawatiran
dengan baik.
5. Materi tertulis: Siapkan materi tertulis seperti brosur, infografis, atau surat untuk
memperkenalkan kebijakan lima hari kerja. Pastikan materi tersebut mencakup poin-poin kunci,
manfaat, dan pertanyaan yang umumnya muncul. Sediakan juga kontak yang bisa dihubungi
untuk mendapatkan informasi lebih lanjut.
6. Media sosial dan website: Gunakan media sosial dan website organisasi untuk menyebarkan
informasi tentang kebijakan lima hari kerja. Postingkan konten yang informatif, gambar, atau
video yang menjelaskan kebijakan dan manfaatnya. Buat juga halaman khusus atau artikel di
website untuk memberikan informasi lebih lanjut kepada siapa saja yang tertarik.
7. Mekanisme umpan balik: Tetapkan mekanisme umpan balik yang mudah diakses oleh staf,
orang tua siswa, dan pemangku kepentingan lainnya. Berikan mereka kesempatan untuk
memberikan pendapat, masukan, atau pertanyaan terkait kebijakan lima hari kerja. Pastikan
mereka merasa didengar dan perhatian terhadap kekhawatiran mereka.
8. Komunikasi berkelanjutan: Jangan berhenti setelah memperkenalkan kebijakan lima hari kerja.
Teruskan komunikasi dengan staf, orang tua siswa, dan pemangku kepentingan lainnya untuk
memberikan pembaruan, mengatasi masalah yang muncul, atau merespons pertanyaan dan
kekhawatiran. Buat komunikasi berkelanjutan sebagai bagian dari proses implementasi
kebijakan.

c. Perubahan yang diperlukan dalam kebijakan madrasah, prosedur administratif, dan sistem dukungan
untuk mendukung implementasi kebijakan lima hari kerja.

1. Perubahan Kebijakan Madrasah :

1. Revisi jadwal pelajaran: Sesuaikan jadwal pelajaran dengan kebijakan lima hari kerja.
Pastikan waktu belajar yang efektif dan cukup untuk mencakup seluruh materi yang harus
diajarkan.
2. Peninjauan kurikulum: Tinjau kurikulum untuk memastikan kesesuaian dengan kebijakan
lima hari kerja. Pastikan materi pembelajaran dapat diakomodasi dalam waktu yang tersedia.
3. Penyesuaian kegiatan ekstrakurikuler: Sesuaikan jadwal dan durasi kegiatan ekstrakurikuler
agar dapat berjalan lancar dalam lima hari kerja.

2. Perubahan Prosedur Administratif:

1. Perubahan jadwal kerja staf: Revisi jadwal kerja staf untuk mencakup lima hari kerja.
Pastikan ada keseimbangan beban kerja dan waktu istirahat yang memadai.
2. Pembaruan absensi dan monitoring: Sesuaikan sistem absensi dan monitoring untuk
mencerminkan perubahan dalam jadwal kerja dan kehadiran siswa.
3. Penyesuaian prosedur cuti: Tinjau kembali prosedur cuti staf dan aturannya agar sesuai
dengan kebijakan lima hari kerja.

3. Sistem Dukungan:

1. Pelatihan dan pengembangan staf: Sediakan pelatihan kepada staf untuk membantu mereka
mengelola perubahan jadwal kerja dan mengoptimalkan waktu pembelajaran dalam lima hari
kerja.
2. Komunikasi dan partisipasi: Bentuk tim atau kelompok kerja yang melibatkan staf, orang tua
siswa, dan pemangku kepentingan lainnya. Fasilitasi komunikasi yang terbuka dan
berkelanjutan untuk mendengarkan masukan dan keprihatinan mereka serta membangun
dukungan kolektif.
3. Evaluasi dan penyesuaian: Tetapkan mekanisme evaluasi yang teratur untuk memantau
implementasi kebijakan lima hari kerja. Gunakan umpan balik dari staf, siswa, dan orang tua
siswa untuk melakukan penyesuaian dan perbaikan jika diperlukan.

PROPOSAL PENGAJUAN PERUBAHAN HARI DAN JAM KERJA 7


F. Dukungan dan Pelatihan
Beberapa hal yang perlu dikonsep mengenai dukungan dan pelatihan :

a. Rencana dukungan dan pelatihan bagi staf dalam menghadapi perubahan jadwal dan tugas.
b. Identifikasi sumber daya atau tenaga tambahan yang diperlukan untuk mendukung keberhasilan
implementasi kebijakan.
c. Pelatihan tentang manajemen waktu, keterampilan pengajaran, dan pengembangan diri untuk
meningkatkan kualitas pengajaran dan belajar.

G. Evaluasi dan Pengukuran


a. Menentukan indikator kinerja yang akan digunakan untuk mengukur keberhasilan implementasi
kebijakan lima hari kerja.

1. Tingkat Kehadiran Siswa: Mengukur tingkat kehadiran siswa secara keseluruhan setelah
implementasi kebijakan lima hari kerja. Tujuan indikator ini adalah memastikan bahwa siswa hadir
secara konsisten dan mengoptimalkan waktu pembelajaran.
2. Tingkat Produktivitas Staf: Mengukur tingkat produktivitas staf setelah perubahan jadwal kerja.
Indikator ini dapat mencakup evaluasi penyelesaian tugas, pencapaian target, dan efisiensi kerja
dalam lingkup waktu yang lebih pendek.
3. Tingkat Kepuasan Staf: Melakukan survei kepuasan staf untuk mengetahui sejauh mana mereka
puas dengan kebijakan lima hari kerja. Pertanyaan dalam survei dapat berkaitan dengan
keseimbangan kerja dan kehidupan pribadi, peningkatan produktivitas, dan manfaat lain yang
diperoleh dari kebijakan tersebut.
4. Peningkatan Kualitas Pembelajaran: Mengukur peningkatan kualitas pembelajaran siswa setelah
implementasi kebijakan lima hari kerja. Indikator ini dapat mencakup hasil ujian, peningkatan
partisipasi, atau penilaian guru terhadap kemajuan siswa.
5. Tingkat Keterlibatan Orang Tua: Mengukur tingkat keterlibatan orang tua siswa dalam proses
pendidikan setelah implementasi kebijakan lima hari kerja. Indikator ini dapat mencakup
partisipasi dalam acara sekolah, tingkat kehadiran rapat orang tua, atau tanggapan positif dalam
survei kepuasan orang tua.
6. Efisiensi Administratif: Mengukur efisiensi administratif dengan membandingkan waktu dan
sumber daya yang diperlukan untuk menjalankan prosedur administratif sebelum dan setelah
implementasi kebijakan lima hari kerja.
7. Tingkat Penyelesaian Tugas dan Proyek: Mengukur tingkat penyelesaian tugas dan proyek staf
dalam batas waktu yang ditetapkan setelah perubahan jadwal kerja. Indikator ini akan
mencerminkan efektivitas manajemen waktu dan kemampuan staf untuk mengelola tugas-
tugasnya.

b. Merencanakan evaluasi berkala yang melibatkan staf, siswa, dan orang tua siswa untuk
mengidentifikasi dampak positif dan area perbaikan.

c. Penyusunan rencana tindak lanjut berdasarkan hasil evaluasi untuk terus memperbaiki dan
mengoptimalkan implementasi kebijakan.

PROPOSAL PENGAJUAN PERUBAHAN HARI DAN JAM KERJA 8


BAB III
KESIMPULAN

A. Penjelasan Tujuan Dan Manfaat Utama Dari Implementasi Kebijakan Lima Hari Kerja Di
MAN 2 Ponorogo.

Berikut adalah beberapa tujuan dan manfaat utama dari implementasi kebijakan lima hari kerja:
1. Meningkatkan Kualitas Pembelajaran : Dengan mengadopsi kebijakan lima hari kerja, tujuan
utamanya adalah meningkatkan kualitas pembelajaran di MAN 2 Ponorogo. Dengan penyesuaian
jadwal yang lebih efisien, siswa akan memiliki waktu yang lebih banyak untuk belajar, mengulang
materi, berpartisipasi dalam kegiatan ekstrakurikuler, dan berdiskusi dengan guru dan teman
sekelas. Ini dapat meningkatkan pemahaman, keterlibatan, dan pencapaian akademik siswa.
2. Menjaga Keseimbangan Antara Belajar dan Istirahat: Kebijakan lima hari kerja juga bertujuan
untuk menciptakan keseimbangan yang baik antara waktu belajar dan istirahat. Dengan
memberikan waktu akhir pekan yang lebih panjang, siswa dapat memiliki waktu yang lebih baik
untuk beristirahat, mengembangkan minat di luar sekolah, dan menjaga kesehatan fisik serta
mental mereka. Ini akan berdampak positif pada motivasi dan kesejahteraan siswa secara
keseluruhan.
3. Peningkatan Kesejahteraan Staf: Implementasi kebijakan lima hari kerja juga bertujuan untuk
meningkatkan kesejahteraan staf pengajar. Dengan jadwal kerja yang lebih teratur, staf akan
memiliki waktu istirahat yang lebih konsisten, memungkinkan mereka untuk menyegarkan
pikiran, mengembangkan metode pengajaran yang inovatif, dan mempersiapkan materi dengan
lebih baik. Hal ini berpotensi meningkatkan kepuasan kerja dan kinerja staf, serta menciptakan
lingkungan belajar yang positif bagi siswa.
4. Meningkatkan Partisipasi Orang Tua: Kebijakan lima hari kerja juga dapat meningkatkan
partisipasi orang tua dalam pendidikan anak-anak mereka. Dengan waktu yang lebih luang di
akhir pekan, orang tua dapat lebih mudah terlibat dalam kegiatan sekolah, menghadiri rapat orang
tua-guru, dan berinteraksi dengan guru dan staf sekolah. Ini dapat membantu memperkuat
kemitraan antara sekolah dan orang tua, yang berdampak positif pada perkembangan dan kinerja
siswa.
5. Meningkatkan Efisiensi Administratif: Mengadopsi kebijakan lima hari kerja juga dapat
meningkatkan efisiensi administratif di MAN 2 Ponorogo. Dengan jadwal yang lebih terstruktur,
proses administratif seperti absensi, penjadwalan, dan pengelolaan kegiatan sekolah dapat
menjadi lebih mudah dan efisien. Ini akan membantu mengurangi beban kerja administratif dan
memungkinkan staf untuk fokus pada tugas-tugas utama yang berhubungan dengan pembelajaran
dan pendidikan siswa.

B. Menyampaikan Keyakinan Bahwa Kebijakan Ini Akan Meningkatkan Efisiensi Operasional,


Kesejahteraan Staf, Serta Kualitas Pengajaran Dan Belajar Di MAN 2 Ponorogo.

Berikut adalah keyakinan kami terkait peningkatan efisiensi operasional, kesejahteraan staf, serta
kualitas pengajaran dan belajar:
1. Efisiensi Operasional : Dengan kebijakan lima hari kerja, kita akan memiliki jadwal yang lebih
terstruktur dan teratur. Hal ini akan membantu mengoptimalkan penggunaan waktu dan sumber
daya yang ada di sekolah. Penjadwalan yang lebih baik akan memungkinkan kita untuk mengatur
kegiatan secara efisien, menghindari tumpang tindih, dan memaksimalkan waktu pembelajaran
yang tersedia. Dengan efisiensi operasional yang lebih tinggi, kita dapat meningkatkan
produktivitas dan mengurangi pemborosan dalam proses administratif.

2. Kesejahteraan Staf : Kebijakan lima hari kerja akan memberikan manfaat bagi kesejahteraan staf
di MAN 2 Ponorogo. Jadwal kerja yang teratur dan konsisten akan memberikan staf kesempatan
untuk merencanakan waktu mereka dengan lebih baik, mengatur keseimbangan antara kehidupan
pribadi dan profesional, serta mengurangi stres akibat jadwal yang tidak teratur. Dengan adanya
kesejahteraan yang lebih baik, staf akan merasa lebih termotivasi, bahagia, dan produktif dalam
melaksanakan tugas-tugas mereka.

PROPOSAL PENGAJUAN PERUBAHAN HARI DAN JAM KERJA 9


3. Kualitas Pengajaran dan Belajar : Implementasi kebijakan lima hari kerja akan memberikan waktu
yang lebih efektif dan konsisten untuk proses pengajaran dan belajar di MAN 2 Ponorogo. Siswa
akan memiliki waktu yang cukup untuk meresapkan materi, mengulang pelajaran, dan berinteraksi
dengan guru serta teman sekelas. Guru akan memiliki waktu tambahan untuk merencanakan
pembelajaran yang lebih mendalam dan melibatkan siswa dalam kegiatan aktif. Dengan jadwal
yang lebih terstruktur, kualitas pengajaran dan belajar akan meningkat secara keseluruhan.

4. Melalui implementasi kebijakan lima hari kerja, kami yakin bahwa efisiensi operasional sekolah
akan meningkat, kesejahteraan staf akan terjaga, dan kualitas pengajaran dan belajar akan
mengalami peningkatan yang signifikan di MAN 2 Ponorogo. Kita akan menciptakan lingkungan
belajar yang lebih baik, di mana siswa dapat berkembang secara optimal dan staf dapat
memberikan kontribusi yang lebih efektif dalam mendukung pendidikan dan perkembangan siswa.

c. Mendorong manajemen MAN 2 Ponorogo dan pemangku kepentingan untuk mendukung dan
melaksanakan kebijakan lima hari kerja sebagai langkah menuju MAN 2 Ponorogo yang lebih baik.

Berikut adalah beberapa alasan mengapa dukungan dan implementasi kebijakan ini sangat penting:

1. Peningkatan Efisiensi dan Produktivitas: Kebijakan lima hari kerja akan memberikan kesempatan
bagi MAN 2 Ponorogo untuk meningkatkan efisiensi operasional dan produktivitas. Dengan
penjadwalan yang lebih teratur dan terstruktur, sumber daya dapat dimanfaatkan secara optimal,
mengurangi pemborosan waktu dan tenaga, serta meningkatkan efektivitas pengelolaan
administrasi sekolah.

2. Peningkatan Kesejahteraan Staf: Melalui kebijakan lima hari kerja, staf di MAN 2 Ponorogo akan
mendapatkan manfaat dari jadwal kerja yang lebih teratur, yang dapat berkontribusi pada
kesejahteraan mereka. Dengan adanya keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi
yang lebih baik, staf akan merasa lebih termotivasi, memiliki energi yang lebih tinggi, dan dapat
memberikan yang terbaik dalam mendukung proses pembelajaran siswa.

3. Peningkatan Kualitas Pembelajaran: Implementasi kebijakan lima hari kerja akan memberikan
waktu pembelajaran yang lebih konsisten dan memadai bagi siswa di MAN 2 Ponorogo. Dengan
waktu belajar yang lebih efektif, siswa akan memiliki kesempatan yang lebih baik untuk
memahami materi, berpartisipasi dalam kegiatan ekstrakurikuler, dan berinteraksi dengan guru
serta teman sekelas. Hal ini dapat meningkatkan kualitas pembelajaran dan pencapaian akademik
siswa.

4. Peningkatan Keterlibatan Orang Tua: Kebijakan lima hari kerja juga dapat meningkatkan
keterlibatan orang tua dalam pendidikan di MAN 2 Ponorogo. Dengan waktu akhir pekan yang
lebih luang, orang tua akan memiliki kesempatan untuk berpartisipasi dalam acara sekolah, rapat
orang tua-guru, serta mengikuti perkembangan anak mereka dengan lebih baik. Keterlibatan
orang tua yang aktif akan memberikan dukungan yang lebih besar kepada siswa dan sekolah
dalam mencapai tujuan pendidikan.

Dalam rangka mencapai MAN 2 Ponorogo yang lebih baik, penting bagi manajemen dan pemangku
kepentingan untuk mendukung dan melaksanakan kebijakan lima hari kerja ini. Dukungan dan
kolaborasi dari semua pihak akan memastikan keberhasilan implementasi kebijakan dan menciptakan
lingkungan belajar yang lebih efektif, efisien, dan berkualitas bagi siswa serta staf.

Ponorogo, Juni 2023


Kepala MAN 2 Ponorogo

Drs. Tarib, M.Pd.I


NIP. 196505051994031021

PROPOSAL PENGAJUAN PERUBAHAN HARI DAN JAM KERJA 10

Anda mungkin juga menyukai