Anda di halaman 1dari 14

Jakarta, p-ISSN : 2085.

38616
JRL Vol. 14 No.1 Hal. 14-27 Juni 2021 e-ISSN : 2580-0442

PENGGUNAAN MODEL MATEMATIK GAUSSIAN


DISPERSION UNTUK PENDUGAAN PERUBAHAN
KUALITAS UDARA DALAM ANALISIS DAMPAK
LINGKUNGAN

Dwindrata B. Aviantara*, Fuzi Suciati


Gd. 820 Geostech PUSPIPTEK Serpong, 15314, Provinsi Banten
*Penulis korespondensi: dwindrata.basuki@bppt.go.id

Abstrak

Dalam analisis dampak lingkungan (ANDAL) memperkirakan perubahan kualitas


lingkungan dapat dilakukan dengan sejumlah pendekatan, salah satunya adalah
melalui pemodelan matematik. Guna pendugaan perubahan kualitas udara yang
disebabkan oleh sumber emisi tetap berupa cerobong maka dapat digunakan
persamaan sebaran Gauss (Gaussian dispersion). Persamaan dispersi Gauss
diterapkan dengan memperlakukan cerobong sebagai sumber emisi berupa titik.
Parameter persamaan dispersi Gauss menimbang faktor laju emisi cemaran dari
cerobong, keadaan cuaca serta ketinggian efektif dari cerobong. Dengan persamaan
tersebut pendugaan besar paparan cemaran udara di suatu tempat sebagai fungsi
dari jarak terhadap cerobong dapat dilakukan. Dengan teknik perhitungan matematik
menggunakan persamaan dispersi Gauss maka dapat dilakukan evaluasi perubahan
indeks mutu lingkungan (environmental quality index) sehingga analisis risiko
lingkungan emisi cemaran udara terkait perubahan kualitas udara memunginkan
untuk dilakukan.

kata kunci : Model matematik, Gaussian dispersion, kualitas udara, analisis dampak
lingkungan.

14 Aviantara,D ., 2021
THE USE OF GAUSSIAN DISPERSION MATHEMATICAL
MODEL FOR ESTIMATION OF AIR QUALITY CHANGES IN
ENVIRONMENTAL IMPACT ANALYSIS
Abstract

In an environmental impact analysis (ANDAL), estimating changes in environmental


quality can be done with several approaches, one of which is through mathematical
modeling. To estimate air quality changes caused by a constant emission source from
a chimney, the Gaussian distribution equation can be used. The Gaussian dispersion
equation is applied by treating the stack as a point emission source. The parameters
of the Gauss dispersion equation take into account several factors such as polutant
emission rates, weather conditions and effective height of the stack. By implementing
the equation, we can estimate the amount of pollutant exposure at a certain distance
relative to the chimney. By using this mathematical techniques then the Gauss
dispersion equation is possible being applied for evaluating changes in the
environment quality index, so that it is possible also to carry out an environmental risk
analysis associated with the air quality changes linked to stack emission.

Keywords : Mathematical model, Gaussian dispersion, air quality, environmental


impact analysis. .

Penggunaan Model Matematika… JRL. Vol. 14 No. 1, Juni 2021 : 14-27 15


I. PENDAHULUAN dampak lingkungan (ANDAL) merupakan
aplikasi dari suatu persamaan matematik.
Dalam pembangunan fisik yang Persamaan demikian merupakan sebuah
berpotensi menimbulkan dampak fungsi kuantitatif yang menghubungan
terhadap lingkungan maka sesuai dengan peubah takbebas (dependent variable)
Undang Undang Nomor 32 Tahun 2009 dengan peubah bebas (independent
tentang Perlindungan dan Pengelolaan variable). Hubungan keduanya
Lingkungan Hidup, sebagaimana telah mencerminkan keadaan aktual yang
diubah dengan Undang Undang Nomor dimodelkan sesuai dengan nilai-nilai
11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja, maka kedua peubah tersebut walaupun
pembangunan tersebut harus disertai persamaan yang menghubungkannya
dengan dokumen Analisis Mengenai selalu dibangun dengan dasar
Dampak Lingkungan (AMDAL) (Tunggal penggunaan asumsi untuk
2010). Dokumen AMDAL tersebut berisi penyederhanaan. Semakin tinggi tingkat
tentang perkiraan dampak yang akan penyederhanaan semakin jauh prediksi
ditimbulkan oleh suatu kegiatan kepada yang dihasilkan melalui sebuah model
lingkungan sehingga dapat dilakukan persamaan matematik dengan keadaan
antisipasi untuk pengelolaannya. Hal ini aktual. Dalam studi ANDAL pemodelan
dengan tujuan agar dampak lingkungan kualitas udara merupakan salah satu
yang bersifat negatif dapat diminimalkan yang lazim diterapkan untuk melakukan
atau bahkan dihilangkan sedangkan perhitungan-perhitungan dampak yang
dampak positif, biasanya terhadap akan timbul dikaitkan dengan suatu
masyarakat, dapat dimaksimalkan. kegiatan.
Karena sifatnya perkiraan (prediction) Terdapat sejumlah model kualitas
maka studi yang dilakukan dalam udara yang dapat digunakan untuk
penyusunan dokumen AMDAL hanya prediksi perubahan kualitas udara, namun
layak dilaksanakan pada taraf yang paling sering digunakan dalam studi
perencanaan (planning) atau program. ANDAL adalah Box Model dan Gaussian
Studi penyusunan dokumen AMDAL tidak Dispersion model (Yuwono et al. 2007).
cocok untuk dilakukan terhadap kegiatan Box model lebih banyak digunakan untuk
pada taraf proyek (Fandeli 1995, memprediksikan perubahan kualitas
Somarwoto 1997, Suratmo 2002). udara dari sumber bergerak (nonpoint
Untuk melakukan prediksi dampak, discharge source) yang mengemisikan
sebagaimana dijelaskan dalam Peraturan cemaran (pollutant) dalam suatu kawasan
Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor tertentu. Sedangkan Gaussian Dispersion
16 Tahun 2012 tentang Pedoman model biasanya diterapkan untuk emisi
Penyusunan Dokumen Lingkungan yang berasal dari sumber tidak bergerak
Hidup, dapat dilakukan dengan cara (point discharge source) seperti gas atau
formal maupun nonformal. Penggunaan partikulat yang diemisikan dari cerobong
metode formal lebih diutamakan karena pabrik. Dalam paper ini akan diuraikan
memberikan ukuran yang sifatnya penggunaan pemodelan Gaussian
kuantiatif dan pada dasarnya merupakan Dispersion model untuk menghitung
scientific based approach. Dengan perubahan kualitas udara serta dampak
demikian pendekatan formal lebih yang ditimbulkan terhadap lingkungan
dipandang empiris dan ilmiah serta dapat dengan sebuah contoh studi kasus
dipertanggungjawabkan sesuai dengan pengoperasian cerobong dari sebuah
kaidah ilmiah. Pada umumnya metode pabrik.
formal yang digunakan untuk keperluan
prediksi dampak dalam studi analisis

16 Aviantara,D ., 2021
Pemodelan merupakan pendekatan
II. TUJUAN perhitungan dengan menerapkan prinsip
matematika yang dibangun oleh manusia
Tulisan ini bertujuan menyajikan dalam usaha menjelaskan fenomena
pendekatan pemodelan matematik tertentu dengan ditopang oleh sejumlah
dengan menggunakan persamaan pengetahuan pendukung (tergantung
Gaussian untuk memperkirakan besar permasalahan yang dikaji) seperti fisika,
perubahan aras (level) cemaran udara kimia, biologi, sosial, ekonomi dan lain-
sebagai akibat adanya emisi cemaran dari lain. Data yang dibangkitkan melalui
sumber tetap berupa cerobong dikaitkan penerapan sistem pemodelan bukanlah
dengan analisis dampak lingkungan. merupakan data empiris. Oleh sebab itu
sebuah model perlu divalidasi dan
III. METODE disimulasikan untuk mengetahui nilai
galat (error) dari keluaran (output) data
Dalam menyusun tulisan ini yang dihasilkan. Semakin besar galat
digunakan metode penelusuran informasi pemodelan mengindikasikan semakin
sekunder yang diperoleh dari jurnal jauh model yang digunakan tersebut
(nasional dan internasional), laporan untuk bisa menjelaskan fenomena yang
teknis, buku daras (textbook), buku dikaji. Walaupun pemodelan tidak
pegangan (handbook) serta sejumlah memberikan data empiris, namun
sumber lainnya yang dapat diperoleh dari keluaran data yang dihasilkan dapat
laman internet. digunakan dalam mengambil keputusan.
Sebagai contoh aplikasi kimia komputasi
IV. PENDEKATAN MODEL dapat mereduksi secara nyata jumlah
hewan percobaan yang harus disediakan
Menurut Peraturan Pemerintah untuk uji klinis (Landis dan Yu 2004) serta
Nomor 22 Tahun 2021 tentang sangat membantu dalam penapisan
Penyelenggaraan Perlindungan dan (screening) ratusan bahkan ribuan bahan
Pengelolaan Lingkungan Hidup yang aktif farmasi dalam proses periptaan
dimaksud dengan kejadian pencemaran (synthesis) obat (Levita & Mustarichie
udara adalah masuknya atau 2012, Purnomo 2013, Purnomo 2011).
dimasukkannya zat, energi, dan Dalam penyusunan dokumen
komponen lain ke dalam udara ambien AMDAL karena sifatnya adalah prediktif
oleh kegiatan manusia, sehingga mutu maka jelas bahwa dampak yang akan
udara turun sampai ke tingkat tertentu ditimbulkan juga akan bersifat prediktif.
yang menyebabkan udara ambien tidak Oleh sebab itu prediksi yang dihasilkan
dapat memenuhi fungsinya. Turunnya melalui proses pemodelan haruslah
mutu udara ambien karena aras cemaran memiliki ketelitian tinggi (high accuracy)
yang ada dalam udara ambien telah dan ketepatan tinggi (high precision). Hal
melampaui ambang batas tertentu ini sangat penting untuk digunakan
sehingga membahayakan mahluk hidup sebagai dasar pengambilan keputusan
dan lingkungan. Oleh sebab itu aras apakah suatu kegiatan akan ditetapkan
cemaran dalam udara ambien harus untuk dilaksanakan atau tidak. Untuk
ditetapkan, baik melalui pengukuran prediksi aras cemaran di udara yang
langsung sehingga data yang diperoleh dikaitkan dengan sumber emisi tetap
bersifat empiris maupun dengan cara seperti cerobong pabrik dapat digunakan
perkiraan yang dibantu melalui metode model agihan (distribution model) Gauss
pemodelan. yang bentuk persamaannya adalah
sebagai berikut (Budirahardjo 1999):

Penggunaan Model Matematika… JRL. Vol. 14 No. 1, Juni 2021 : 14-27 17


1 𝑦2 1 𝑧−𝐻 2 1 𝑧+𝐻 2
𝑄 − ( 2) − ( ) − ( )
2 𝜎
C(x,y,z,H) = 𝑒 𝑦 [𝑒 2 𝜎𝑧 + 𝑒 2 𝜎𝑧 ]
2𝜋𝜎𝑦 𝜎𝑧 𝑢

Di mana:

C = konsentrasi polutan pada suatu titik (x,y,z), dalam μgm-3


Q = laju emisi, dalam gs-1
σy, σz = koefisien dispersi Gauss arah horizontal (y) dan vertikal (z),
merupakan fungsi dari jarak x, dalam m
u = kecepatan angin rata-rata pada ketinggian cerobong, arah
x dalam ms-1
y = simpangan menurut sumbu y, dalam m
z = selisih ketinggian sumber emisi terhadap tempat
pemaparan, dalam m
H = ketinggian efektif (H=h+∆h), h adalah ketinggian cerobong
dan ∆h adalah tinggi kepulan di atas cerobong, dalam m

Faktor eksponen yang pertama matra menurut persamaan Gauss


menyatakan agihan cemaran dalam arah ditunjukkan pada Gambar 1.
mendatar (horizontal). Sedangkan Nilai dari koefisien agihan Gauss (σ)
penjumlahan faktor eksponen yang berada dipengaruhi oleh kestabilan udara yang
dalam dua tanda kurung menyatakan menurut Pasquill terbagi menjadi enam
agihan cemaran dalam arah menegak sebagaimana disajikan pada Tabel 1
(vertical). Pola agihan cemaran secara tiga (Budirahardjo 1999, Canter 1996).

18 Aviantara,D ., 2021
Gambar 1. Pola agihan cemaran menurut Gaussian Dispersion Model
(Sumber: Bureau of Ocean Energy Management 2016)

Tabel 1. Kelas kestabilan udara Pasquill*


Kecepatan Kelas kestabilan udara
angin Pagi/siang Malam
permukaan Terik (intensity) matahari Tutupan awan
pada ketinggian
10 m (m/sekon) Kuat Sedang Lemah ≥ 4/8 ≤ 3/8

<2 A A-B B - -
2–3 A-B B C E F
3–5 B B-C C D E
5–6 C C-D D D D
>6 C D D D D
*A = sangat tidak stabil, B = sedang, C = sedikit tidak stabil, D = netral, F = agak sedikit
stabil, F = stabil

Dengan mengetahui kelas kestabilan udara diperlihatkan pada Gambar 2 dan 3 nilai
di wilayah yang akan dikaji maka dengan koefisien sebaran (dispersion coefficient)
bantuan rajah (plot) seperti yang Gauss bisa diperoleh (Bureau of Ocean
Energy Management 2016).

Penggunaan Model Matematika… JRL. Vol. 14 No. 1, Juni 2021 : 14-27 19


Gambar 2. Nilai koefisien agihan cemaran secara menegak (vertical) sebagai fungsi dari
hembusan angin pada kelas kestabilan udara tertentu
(Sumber: Bureau of Ocean Energy Management 2016)

20 Aviantara,D ., 2021
Gambar 3. Nilai koefisien agihan cemaran secara mendatar (horizontal) sebagai fungsi dari
hembusan angin pada kelas kestabilan udara tertentu
(Sumber: Bureau of Ocean Energy Management 2016)

Penggunaan dari persamaan atau model  Tidak terdapat penyerapan


sebaran Gauss adalah dengan sejumlah (absorption) maupun pembangkitan
anggapan (assumption) sebagai berikut (generation) cemaran oleh tanah
(Veigele & Head 1978):  Angin berhembus dalam satu arah
 Tidak terdapat kepekatan  Tidak terdapat lapisan balik
(concentration) awal cemaran (inversion layer)
 Laju emisi cemaran berlangsung  Kebauran (diffusivity) crosswind dan
dalam keadaan tunak (steady state)

Penggunaan Model Matematika… JRL. Vol. 14 No. 1, Juni 2021 : 14-27 21


menegak (vertical) hanya berubah mutu udara ambien di lokasi dan pada waktu
dengan downwind dan tetap dalam tertentu. Pendekatan penilaian dampak
domain bauran (diffusion) dengan membandingkan perubahan kualitas
 Tidak terdapat bauran downwind lingkungan akibat adanya proyek dengan
tanpa adanya proyek (with vs without
V. PENDEKATAN PENILAIAN DAN approach) adalah lebih realistik daripada
KRITERIA DAMPAK membandingkan sebelum dan setelah
adanya proyek (before vs after approach).
Terdapat enam langkah yang Hal ini dikarenakan perubahan alami
diperlukan dalam melakukan analisis mungkin saja dapat terjadi selain akibat
dampak lingkungan terkait dengan pengaruh adanya kegiatan. Perbedaan
perubahan kualitas udara sebagaimana antara with – without approach dengan
ditunjukkan pada Gambar 4 (Canter 1996). before – after approach dapat disimak pada
Pemodelan kualitas udara Gambar 5. Jika digunakan pendekatan
memusatkan perhatian pada Tahap 4 dan 5. before – after maka pengaruh adanya
Guna melakukan penilaian terhadap besar kegiatan pada periode waktu t1 – to dihitung
dampak yang ditimbulkan akibat cemaran sebagai QI1 – QIo. Sedangkan jika
yang diemisikan oleh suatu sumber maka menggunakan pendekatan with – without
perlu diketahui Indeks Standar Pencemaran maka pengaruh adanya kegiatan dihitung
Udara (ISPU) tanpa adanya proyek serta jika sebagai QI2 – QI1. Dari rajah (plot) tersebut
proyek dilaksanakan. ISPU merupakan jelas bahwa |QI1 – QIo| > |QI2 – QI1| yang
angka tanpa satuan yang menggambarkan artinya hasil perkiraan dampak adalah
overestimated.

Gambar 4. Pendekatan konseptual dampak lingkungan perubahan kualitas udara

22 Aviantara,D ., 2021
Rajah perubahan alami
QI2 With – without approach

QI1 Rajah perubahan akibat proyek

QIo
to t1

Before – after approach


Gambar 5. Perbedaan penilaian dampak dengan pendekatan with – without approach
dengan before – after approach. QIi menyatakan indeks mutu lingkungan, dan
ti menyatakan waktu. Keduanya dengan satuan (unit) sebarang

ISPU vs TSP
500
450
400
350
300
ISPU

250
200
150
100
50
0
0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6
TSP (μg/m3)

Gambar 6. Rajah (plot) aras cemaran TSP vs Quality Index


(Sumber: Budirahardjo 1999)

Penggunaan Model Matematika… JRL. Vol. 14 No. 1, Juni 2021 : 14-27 23


Gambar 7. Rajah (plot) environmental quality index, QI vs ISPU
(Sumber: Budirahardjo 1999)

Dengan mengetahui nilai ISPU dari suatu Tabel 2. Makna QI dan kriteria besaran
cemaran udara maka dapat ditentukan dampak (∆QI)
indeks mutu lingkungan (Environmental Skala QI ∆QI
Quality Index, QI) di mana cemaran tersebut
berada. Nilai QI awal ini biasanya disebut 1 Buruk Kecil
sebagai rona awal lingkungan. Sedangkan 2 Cukup buruk Cukup
nilai QI dari suatu cemaran ditentukan oleh penting
aras (level) cemaran. Hubungan antara aras 3 Sedang Penting
cemaran dengan QI maupun antara ISPU 4 Baik Sangat
dengan QI pada umumnya sudah ada dalam penting
bentuk rajah (Budirahardjo 1999) sehingga 5 Baik sekali Amat sangat
memudahkan pengunaan, contohnya penting
sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 6 (Sumber: Budirahardjo 1999)
dan 7 untuk cemaran belerang dioksida
(SO2).
Dalam memaknai arti dari besarnya QI VI. ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN
serta perubahan indeks mutu lingkungan
(∆QI), yang dihitung dari selisih antara nilai Sebagai contoh penerapan
indeks pada keadaan rona awal (tanpa ada penggunaan pemodelan kualitas udara
proyek), yakni QIo dengan prediksi nilai QI dalam analisis dampak lingkungan diuraikan
jika proyek diterapkan, yakni QIt, maka tentang rencana pembangunan pabrik
digunakan kriteria sebagaimana disajikan pupuk. Dalam deskripsi rencana kegiatan
pada Tabel 2. pabrik pupuk tersebut dalam proses

24 Aviantara,D ., 2021
produksinya diperkirakan akan Cemaran
mengemisikan ke udara sejumlah cemaran
melalui sebuah cerobong yang tingginya 100 Parameter CO NOx SO2 TSP
m dengan komposisi sebagaimana disajikan Aras awal 4400 0,07 0,07 0,30
dalam Tabel 3. Pada jarak 2 km dari pabrik
tersebut terdapat permukiman penduduk Dari Gambar 2 dan 3 untuk kelas
dengan rona awal kualitas udara disajikan kestabilan udara kelas D serta pada jarak
pada Tabel 4. Pada saat pengamatan sejauh 2 km dari sumber (cerobong) emisi
ditetapkan bahwa kestabilan udara di cemaran, diperoleh nilai dari σz = 50 m dan
wilayah yang dikaji adalah kelas D dengan σy = 130 m. Dengan informasi ini serta
kecepatan angin pada ketinggian cerobong informasi yang diberikan sebelumnya maka
menurut perhitungan ekstrapolasi adalah 5 dengan menggunakan model agihan Gauss
m/sekon. dapat dihitung aras tambahan untuk
cemaran partikulat (TSP) yang jatuh pada
Tabel 3. Komposisi emisi cemaran pabrik jarak 2 km dari sumber emisi cemaran
pupuk (satuan g/sekon) (cerobong). Dengan cara yang sama dapat
diperoleh aras cemaran lain yang diemisikan
Cemaran
oleh cerobong yang hasilnya disajikan pada
Parameter CO NOx SO2 TSP Tabel 5. Pada tabel tersebut juga
Emisi 300 150 100 450 dicantumkan baku mutu kualitas udara
ambien menurut Peraturan Pemerintah
Tabel 4. Rona awal kualitas udara (satuan Nomor 22 Tahun 2021 tentang
μg/m3) Penyelenggaraan Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup.

1 02 1 0−100 2 1 0+100 2
450 𝑥 106 − (
2 1302
) − ( ) − ( )
C(2000,0,0,100)TSP = 𝑒 [𝑒 2 50 + 𝑒 2 50 ]= 652
2𝜋(130)(50)(5)
μg/m3

Tabel 5. Cemaran yang diemisikan oleh cerobong (satuan μg/m 3)


Cemaran
Parameter CO NOx SO2 TSP
Aras awal 4400 0,07 0,07 0,30
Emisi 434 217 145 652
Aras akhir 4834 217 145 652
Baku mutu* 10000 65 75 230
*Lampiran VII PP22/2021
Cemaran TSP yang diemisikan oleh cerobong adalah QI = 3. Jika pabrik pupuk
cerobong adalah sebesar 652 μg/m3 yang dioperasikan maka aras TSP di permukiman
menyumbang cukup nyata terhadap penduduk sejauh 2 km tersebut menjadi 652
kenaikan aras debu dibandingkan terhadap μg/m3 yang setara sengan ISPU = 450 atau
nilai rona awal. Oleh sebab itu keadaan QI = 1. Dengan demikian dampak yang
tersebut mengubah indeks kualitas (QI) ditimbulkan akibat beroperasinya pabrik
sebelum dan setelah penambahan cemaran pupuk terkait emisi cemaran TSP adalah
akibat emisi TSP. Mengacu kepada Gambar cukup penting (∆QI = 3 – 1 = 2). Hal ini
6, aras awal TSP sebesar 0,30 μg/m3 setara membawa konsekuensi bahwa emisi
dengan ISPU = 250. Dengan nilai ISPU cerobong harus dilengkapi dengan peralatan
tersebut maka QI, Gambar 7, terkait dengan penahan partikulat seperti electrostatic
TSP sebelum adanya tambahan emisi dari presipitator (Benitez 1993). Nilai QI untuk

Penggunaan Model Matematika… JRL. Vol. 14 No. 1, Juni 2021 : 14-27 25


cemaran yang lain ditunjukkan pada Tabel 6 bagi penduduk yang tinggal di permukiman
dengan bantuan rajah yang terdapat dalam tersebut. Oleh sebab itu maka jika pabrik
buku rujukan (Budiraharjo 1999). tetap akan dioperasikan maka perlu
dilakukan mitigasi bagaimana
Tabel 6. Nilai QI dan ∆QI terkait menanggulangi emisi NO x, SO2 dan TSP
beroperasinya pabrik pupuk yang melebihi baku mutu. Jika pemrakarsa
Cemaran yang akan mendirikan pabrik pupuk tersebut
mampu untuk menanggulangi masalah
Parame CO NOx SO2 TSP tersebut dimungkinkan bahwa
ter pembangunan pabrik dapat disetujui setelah
QIAwal 5 5 5 3 menimbang faktor yang lain seperti biologik,
QIAkhir 5 2 3 1 kesehatan masyarakat, sosial serta ekonomi
∆QI 0 3 2 2 (Hadi 2009, Raharjo 2007). Sebaliknya jika
Cuku Cuku hal tersebut tidak dapat ditanggulangi maka
Arti Tida
Penti p p dipastikan pendirian pabrik tersebut tidak
dampak k
ng penti penti akan memperoleh ijin dari instansi yang
* ada
ng ng memiliki kewenangan memberikan ijin.
*Mengacu kepada Tabel 2
VII. SIMPULAN
Menyimak hasil perhitungan pada
Pemodelan kualitas udara merupakan
Tabel 6 di atas maka dapat diprediksikan
perangkat handal dalam membantu studi
bahwa dengan beroperasinya pabrik pupuk
Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL).
tersebut maka tidak terjadi persoalan
Melalui pemodelan kualitas udara seperti
lingkungan terkait dengan emisi gas CO.
Gaussian Dispersion Model aras cemaran
Akan tetapi karena emisi untuk gas NO x, SO2
yang belum pernah diukur sebelumnya dapat
dan partikulat TSP telah melampaui ambang
diperkirakan sebarannya serta berapa
batas menurut PP22/1999 yang nilainya
konsentrasinya di udara. Dengan cara
cukup nyata maka diperkirakan akan
demikian maka potensti serta risiko tingkat
menimbulkan persoalan lingkungan.
paparan mahluk hidup termasuk manusia
Konsekuensi yang ditimbulkan adalah
terhadap cemaran dapat diperkirakan. Selain
terdedahnya (exposured) penduduk yang
itu pemodelan kualitas udara dapat memberi
tinggal di permukiman sejauh 2 km dari
informasi terkait pengambilan keputusan
lokasi beroparasinya pabrik. Hal ini akan
diijinkannya atau ditolaknya suatu kegiatan
menimbulkan risiko penurunan kesehatan
untuk dilaksanakan.

DAFTAR PUSTAKA Liberty. Yogyakarta. Indonesia


Hadi S.P. 2009. Aspek Sosial AMDAL:
Benitez J. 1993. Process Engineering and sejarah, teori dan metode. Gadjah
Design for Air Pollution Control. PTR Mada University Press. Yogyakarta.
Prentice Hall. New Jersey. USA Indonesia
Budirahardjo E. 1999. Metoda-Metoda Levita J. & R. Mustarichie. 2011. Pemodelan
AMDAL. Badan Penelitan dan Molekul dalam Kimia Medisinal. Graha
Pengembangan. Departemen Dalam Ilmu. Yoghyakarta. Indonesia
Negeri Republik Indonesia Purnomo H. 2013. Kimia Komputasi untuk
Canter L.W. 1996. Environmental Impact Farmasi dan Ilmu Terkait: uji in siliko
Assessment. Mc-Graw Hill Inc. senyawa antikanker. Pustaka Pelajar.
Singapore Yogyakarta. Indonesia
Fandeli C. 1995. Analisis Mengenai Dampak Purnomo H. 2011. Kimia Komputasi:
Lingkungan – Prinsip Dasar dan penambatan molekul plants – “ilmu
Penerapannya Dalam Pembangunan. semut”. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.

26 Aviantara,D ., 2021
Indonesia Harvarindo. Indonesia
Raharjo M. 2007. Memahami AMDAL. Graha Tunggal H.S. 2010. Kumpulan Peraturan
Ilmu. Yogyakarta. Indonesia Pengelolaan Lingkungan Hidup 2010.
Landis W.G. & M.-H. Yu. 2004. Introduction Harvarindo. Indonesia
to Environmental Toxicology: impacts Veigele J. & J.H. Head. 1978. Derivation of
of chemicals upon ecologycal the Gaussian plume model. Journal
systyems 3rd Ed. Lewis Publishers. of the Air Pollution Control
Florida. USA Association Vol.28(11):1139-1140
Soemarwoto O. 1997. Analisis Mengenai Yuwono R., S. Listyarini & L. Wardhani.
Dampak Lingkungan. Gadjah Mada 2007. Memprakirakan Dampak
University Press. Yogyakarta. Lingkungan Kualitas Udara. Deputi
Indonesia Bidang Tata Lingkungan.
Suratmo F.G. 2002. Analisis Mengenai Kementerian Negara Lingkungan
Dampak Lingkungan. Gadjah Mada Hidup Republik Indonesia & Danish
University Press. Yogyakarta. International Development Agency
Indonesia (DANIDA) Denmark
Tunggal A.D. 2001. Peraturan Perundang-
undangan Lingkungan Hidup: Buku III.

Penggunaan Model Matematika… JRL. Vol. 14 No. 1, Juni 2021 : 14-27 27

Anda mungkin juga menyukai