38616
JRL Vol. 14 No.1 Hal. 14-27 Juni 2021 e-ISSN : 2580-0442
Abstrak
kata kunci : Model matematik, Gaussian dispersion, kualitas udara, analisis dampak
lingkungan.
14 Aviantara,D ., 2021
THE USE OF GAUSSIAN DISPERSION MATHEMATICAL
MODEL FOR ESTIMATION OF AIR QUALITY CHANGES IN
ENVIRONMENTAL IMPACT ANALYSIS
Abstract
16 Aviantara,D ., 2021
Pemodelan merupakan pendekatan
II. TUJUAN perhitungan dengan menerapkan prinsip
matematika yang dibangun oleh manusia
Tulisan ini bertujuan menyajikan dalam usaha menjelaskan fenomena
pendekatan pemodelan matematik tertentu dengan ditopang oleh sejumlah
dengan menggunakan persamaan pengetahuan pendukung (tergantung
Gaussian untuk memperkirakan besar permasalahan yang dikaji) seperti fisika,
perubahan aras (level) cemaran udara kimia, biologi, sosial, ekonomi dan lain-
sebagai akibat adanya emisi cemaran dari lain. Data yang dibangkitkan melalui
sumber tetap berupa cerobong dikaitkan penerapan sistem pemodelan bukanlah
dengan analisis dampak lingkungan. merupakan data empiris. Oleh sebab itu
sebuah model perlu divalidasi dan
III. METODE disimulasikan untuk mengetahui nilai
galat (error) dari keluaran (output) data
Dalam menyusun tulisan ini yang dihasilkan. Semakin besar galat
digunakan metode penelusuran informasi pemodelan mengindikasikan semakin
sekunder yang diperoleh dari jurnal jauh model yang digunakan tersebut
(nasional dan internasional), laporan untuk bisa menjelaskan fenomena yang
teknis, buku daras (textbook), buku dikaji. Walaupun pemodelan tidak
pegangan (handbook) serta sejumlah memberikan data empiris, namun
sumber lainnya yang dapat diperoleh dari keluaran data yang dihasilkan dapat
laman internet. digunakan dalam mengambil keputusan.
Sebagai contoh aplikasi kimia komputasi
IV. PENDEKATAN MODEL dapat mereduksi secara nyata jumlah
hewan percobaan yang harus disediakan
Menurut Peraturan Pemerintah untuk uji klinis (Landis dan Yu 2004) serta
Nomor 22 Tahun 2021 tentang sangat membantu dalam penapisan
Penyelenggaraan Perlindungan dan (screening) ratusan bahkan ribuan bahan
Pengelolaan Lingkungan Hidup yang aktif farmasi dalam proses periptaan
dimaksud dengan kejadian pencemaran (synthesis) obat (Levita & Mustarichie
udara adalah masuknya atau 2012, Purnomo 2013, Purnomo 2011).
dimasukkannya zat, energi, dan Dalam penyusunan dokumen
komponen lain ke dalam udara ambien AMDAL karena sifatnya adalah prediktif
oleh kegiatan manusia, sehingga mutu maka jelas bahwa dampak yang akan
udara turun sampai ke tingkat tertentu ditimbulkan juga akan bersifat prediktif.
yang menyebabkan udara ambien tidak Oleh sebab itu prediksi yang dihasilkan
dapat memenuhi fungsinya. Turunnya melalui proses pemodelan haruslah
mutu udara ambien karena aras cemaran memiliki ketelitian tinggi (high accuracy)
yang ada dalam udara ambien telah dan ketepatan tinggi (high precision). Hal
melampaui ambang batas tertentu ini sangat penting untuk digunakan
sehingga membahayakan mahluk hidup sebagai dasar pengambilan keputusan
dan lingkungan. Oleh sebab itu aras apakah suatu kegiatan akan ditetapkan
cemaran dalam udara ambien harus untuk dilaksanakan atau tidak. Untuk
ditetapkan, baik melalui pengukuran prediksi aras cemaran di udara yang
langsung sehingga data yang diperoleh dikaitkan dengan sumber emisi tetap
bersifat empiris maupun dengan cara seperti cerobong pabrik dapat digunakan
perkiraan yang dibantu melalui metode model agihan (distribution model) Gauss
pemodelan. yang bentuk persamaannya adalah
sebagai berikut (Budirahardjo 1999):
Di mana:
18 Aviantara,D ., 2021
Gambar 1. Pola agihan cemaran menurut Gaussian Dispersion Model
(Sumber: Bureau of Ocean Energy Management 2016)
<2 A A-B B - -
2–3 A-B B C E F
3–5 B B-C C D E
5–6 C C-D D D D
>6 C D D D D
*A = sangat tidak stabil, B = sedang, C = sedikit tidak stabil, D = netral, F = agak sedikit
stabil, F = stabil
Dengan mengetahui kelas kestabilan udara diperlihatkan pada Gambar 2 dan 3 nilai
di wilayah yang akan dikaji maka dengan koefisien sebaran (dispersion coefficient)
bantuan rajah (plot) seperti yang Gauss bisa diperoleh (Bureau of Ocean
Energy Management 2016).
20 Aviantara,D ., 2021
Gambar 3. Nilai koefisien agihan cemaran secara mendatar (horizontal) sebagai fungsi dari
hembusan angin pada kelas kestabilan udara tertentu
(Sumber: Bureau of Ocean Energy Management 2016)
22 Aviantara,D ., 2021
Rajah perubahan alami
QI2 With – without approach
QIo
to t1
ISPU vs TSP
500
450
400
350
300
ISPU
250
200
150
100
50
0
0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6
TSP (μg/m3)
Dengan mengetahui nilai ISPU dari suatu Tabel 2. Makna QI dan kriteria besaran
cemaran udara maka dapat ditentukan dampak (∆QI)
indeks mutu lingkungan (Environmental Skala QI ∆QI
Quality Index, QI) di mana cemaran tersebut
berada. Nilai QI awal ini biasanya disebut 1 Buruk Kecil
sebagai rona awal lingkungan. Sedangkan 2 Cukup buruk Cukup
nilai QI dari suatu cemaran ditentukan oleh penting
aras (level) cemaran. Hubungan antara aras 3 Sedang Penting
cemaran dengan QI maupun antara ISPU 4 Baik Sangat
dengan QI pada umumnya sudah ada dalam penting
bentuk rajah (Budirahardjo 1999) sehingga 5 Baik sekali Amat sangat
memudahkan pengunaan, contohnya penting
sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 6 (Sumber: Budirahardjo 1999)
dan 7 untuk cemaran belerang dioksida
(SO2).
Dalam memaknai arti dari besarnya QI VI. ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN
serta perubahan indeks mutu lingkungan
(∆QI), yang dihitung dari selisih antara nilai Sebagai contoh penerapan
indeks pada keadaan rona awal (tanpa ada penggunaan pemodelan kualitas udara
proyek), yakni QIo dengan prediksi nilai QI dalam analisis dampak lingkungan diuraikan
jika proyek diterapkan, yakni QIt, maka tentang rencana pembangunan pabrik
digunakan kriteria sebagaimana disajikan pupuk. Dalam deskripsi rencana kegiatan
pada Tabel 2. pabrik pupuk tersebut dalam proses
24 Aviantara,D ., 2021
produksinya diperkirakan akan Cemaran
mengemisikan ke udara sejumlah cemaran
melalui sebuah cerobong yang tingginya 100 Parameter CO NOx SO2 TSP
m dengan komposisi sebagaimana disajikan Aras awal 4400 0,07 0,07 0,30
dalam Tabel 3. Pada jarak 2 km dari pabrik
tersebut terdapat permukiman penduduk Dari Gambar 2 dan 3 untuk kelas
dengan rona awal kualitas udara disajikan kestabilan udara kelas D serta pada jarak
pada Tabel 4. Pada saat pengamatan sejauh 2 km dari sumber (cerobong) emisi
ditetapkan bahwa kestabilan udara di cemaran, diperoleh nilai dari σz = 50 m dan
wilayah yang dikaji adalah kelas D dengan σy = 130 m. Dengan informasi ini serta
kecepatan angin pada ketinggian cerobong informasi yang diberikan sebelumnya maka
menurut perhitungan ekstrapolasi adalah 5 dengan menggunakan model agihan Gauss
m/sekon. dapat dihitung aras tambahan untuk
cemaran partikulat (TSP) yang jatuh pada
Tabel 3. Komposisi emisi cemaran pabrik jarak 2 km dari sumber emisi cemaran
pupuk (satuan g/sekon) (cerobong). Dengan cara yang sama dapat
diperoleh aras cemaran lain yang diemisikan
Cemaran
oleh cerobong yang hasilnya disajikan pada
Parameter CO NOx SO2 TSP Tabel 5. Pada tabel tersebut juga
Emisi 300 150 100 450 dicantumkan baku mutu kualitas udara
ambien menurut Peraturan Pemerintah
Tabel 4. Rona awal kualitas udara (satuan Nomor 22 Tahun 2021 tentang
μg/m3) Penyelenggaraan Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup.
1 02 1 0−100 2 1 0+100 2
450 𝑥 106 − (
2 1302
) − ( ) − ( )
C(2000,0,0,100)TSP = 𝑒 [𝑒 2 50 + 𝑒 2 50 ]= 652
2𝜋(130)(50)(5)
μg/m3
26 Aviantara,D ., 2021
Indonesia Harvarindo. Indonesia
Raharjo M. 2007. Memahami AMDAL. Graha Tunggal H.S. 2010. Kumpulan Peraturan
Ilmu. Yogyakarta. Indonesia Pengelolaan Lingkungan Hidup 2010.
Landis W.G. & M.-H. Yu. 2004. Introduction Harvarindo. Indonesia
to Environmental Toxicology: impacts Veigele J. & J.H. Head. 1978. Derivation of
of chemicals upon ecologycal the Gaussian plume model. Journal
systyems 3rd Ed. Lewis Publishers. of the Air Pollution Control
Florida. USA Association Vol.28(11):1139-1140
Soemarwoto O. 1997. Analisis Mengenai Yuwono R., S. Listyarini & L. Wardhani.
Dampak Lingkungan. Gadjah Mada 2007. Memprakirakan Dampak
University Press. Yogyakarta. Lingkungan Kualitas Udara. Deputi
Indonesia Bidang Tata Lingkungan.
Suratmo F.G. 2002. Analisis Mengenai Kementerian Negara Lingkungan
Dampak Lingkungan. Gadjah Mada Hidup Republik Indonesia & Danish
University Press. Yogyakarta. International Development Agency
Indonesia (DANIDA) Denmark
Tunggal A.D. 2001. Peraturan Perundang-
undangan Lingkungan Hidup: Buku III.