Journey To Mecca
Journey To Mecca
1.Latar Belakang
2. Perjalanan I : Jkt-Jeddah
H.Tabrani berkata, “ Insya Allah you akan dapat semua itu. Namun
semua akan tergantung dari cara you memandangnya, apakah
fenomena itu adalah sebuah petunjuk, atau hanya sebuah kebetulan
“.
2.1 Kejadian 1
Saat itu saya mulai takut dan berfikir tentang kematian. Berkali-kali
saya terbang, baru kali ini mengalami kejadian yg demikian. Apakah
tempat yg saya tuju memang luar biasa ?
Ataukah ini hanya kebetulan saja ?
2.2 Kejadian 2
Esoknya kami berangkat dengan pesawat lain. Dan ketika itu saya
melonjak kegirangan, karena saya di up-grade ke first class. Waduh,
enak juga, 10 jam terbang tanpa harus berdesakan dengan fasilitas
lainnya yg tidak sama dengan economi.
H Tabrani pun mulai sewot dengan saya. Entah karena nggak di up-
grade atau karena sikap saya yg dianggapnya wangkeng.
2.3 Kejadian 3
“Loh…itu khan basic prinsip Quantum Learning, saya tahu benar itu
“, kilah saya. “Betul…bagus kalau anda tahu – tapi pernahkah anda
terapkan dalam pencarian ini ?”.
2.4 Kejadian 4
Saya coba analisa pakai belahan kiri, bahwa mungkin posisi saya yg
tegak lurus dengan pintu menyebabkan saya bisa dengar, namun
mereka karena tidak tegak lurus, mereka tak bisa mendengar. Tapi
harusnya juga dengar. Mustahil tidak, karena suara itu keras koq.
“Wah…kalau you udah sadar itu salah, you mesti minta maaf besok
didalam Masjid, tepat disamping makamnya kalau bisa “, kilah
H Tabrani.
__________________________
Polmaners…ceritanya saya lanjutkan minggu depan yach.
Masih 5 kejadian lagi yg saya alami. To be continue….
Wassalam
Aca
JOURNEY TO MEKKAH II
Keluar pintu Jibril, saya menunduk menahan tangis dan haru, agar
tak terlihat H Tabrani dan Iqbal puteranya. H Tabrani tahu itu.
Merekapun mempercepat langkah agar tetap didepan saya.
Saya coba cari orang tinggi besar hitam tadi. Mungkin karena ramai
kerumunan, saya tak dapat menemukannya.
3. Perjalanan di Madinnah
To be continue….
____________________
JOURNEY TO MEKKAH III
3.1 Kejadian 6
Analisa dan intuisi saya jalan lagi, dan tiba-tiba saya teringat surat Al-
Fatihah, ayat 4, “Iyya ka na’ budu wa iyya ka’ nastaiyn”.
Kepadamulah kami menyembah dan hanya kepadamulah kami minta
pertolongan. Saya fikir ini harus berlaku pada semua hal – segala hal
– segala sesuatu – termasuk hal-hal duniawi seperti bisnis. Sehingga
musyrik hukumnya jika kita meminta pertolongan dalam bidang bisnis
kepada Kadin, Pemda, Katabelece Pejabat untuk menggoalkan
proyek kita. Haram hukumnya meminta pertolongan kepada Bagian
Purchasing untuk melakukan bisnis dengan kita.
Demikian saya melihat Rahman rohim Allah. Jika kita meminta dunia
saja, Allah mungkin saja berikan, dan mungkin juga tidak. Namun jika
kita meminta keridhoan akhirat – insya Allah kita juga akan mendapat
dunia. Persis lagu Bimbo yg dinyanyikan Sam. Persis juga sama
dengan do’a - do’a di akhir tawaf yakni fiddunia hasanah – wa fil
akhiroti khasanah. Saya pun kembali berdo’a dengan lebih khusuk,
dengan kesadaran baru – tanpa banyak pertanyaan lagi.
3.2 Kejadian 7
Analisa dan rasa saya mulai jalan. Andaikan memang ada sungai
bawah tanah yg mengalir dibawah Mekkah, akankah bertahan
sedemikian lamanya ? Perhitungannya bukan 1400 tahun yg lalu,
melainkan perhitungan dari Ibrahim. Entah berapa ribu tahun. Karena
sungai bawah tanah dapat berubah alirannya hanya dalam kurun
waktu puluhan tahun saja. Namun sumur zam-zam ini tak pernah
kering dan senantiasa menyediakan air yg dibutuhkan Jamaah yg
datang ke sini. Seolah olah ia ada memang untuk kebutuhan ibadah
ini. Saat itu tak ada lagi dibenak saya teori kebetulan yg dahulu.
Dari sini saya pun semakin yakin dan menarik kesimpulan, bahwa
Ka’bah bukan dibangun oleh Muhammad, melainkan Nabi Ibrohim,
pendahulu untuk Musa, Isya, dan Muhammad, yg melahirkan 3
agama besar, Yahudi, Nasrani, dan Islam.
3.3 Kejadian 8
Seorang Dokter, kawan Bapak mertua saya pergi Haji, merasa jijik
dan mengatakannya kepada Bapak mertua saya perihal gelas
stainless yg sudah diminum berjuta-juta mulut orang. Ini tidak steril
katanya. Dokter itu meminum juga air zam-zam dengan perasaan
jijik/geli. Keesokannya, apa yg terjadi. Mulutnya bengkak sariawan
sampai ke leher. Bapak mertua saya mengingatkan akan ucapannya
kemarin perihal gelas tersebut. Bapak mertua mengingatkan sang
Dokter untuk meminumnya sekali lagi dengan gelas tersebut tetapi
dengan perasaan yg berbeda, yakni perasaan iklas.
Keesokannyapun sang Dokter sembuh dari sariawan seperti sedia
kala.
Bukan disitu saja, sang suami wanita tadi (yg katakan seorang
jenderal), yg seharusnya berangkat melakukan perjalanan luar negeri
guna menandatangani sebuah kesepakatan perang, membatalkan
rencananya, sehingga kesepakatan serangan atau perang tadi
ditangguhkan.
3.4 Kejadian 9
Dalam sujud saya bicara dalam hati, “Ya Malaikat Jibril, kenapa koq
Nabi Muhammad diberi wahyu, kenapa saya tidak ?“.
“Kenapa Nabi Muhammad dapat berjumpa denganmu, kenapa saya
tidak ?”
Esok hari terakhir, hari dimana saya mesti melakukan tawaf wada’,
tawaf terakhir/ tawaf perpisahan dengan Ka’bah. Saya tidur cepat
setelah sholat Isya”.
Subuh dini hari saya bangun, ketika saya hendak menggosok gigi,
saya tiba-tiba tersadar, “Subhanalloh, tadi malam saya bermimpi
bertemu Jibril”.
Buru-buru saya ketok kamar H Tabrani. Saya bangunkan ia, dan
saya ceritakan mimpi saya.
Polmaners,
Dari perjalanan ini, tidak semua kejadian saya ceritakan, hanya yg
saya anggap penting saja, namun sebenarnya, kejadian kecil lainnya
yg merujuk kepada hidayah yg tidak saya ceritakan karena terlalu
panjang banyak saya alami, namun saya mempunyai beberapa
kesimpulan :
Wabilahitaufiq walhidaya,
Jika benar itu datangnya dari Allah semata,
Dan jika ada kesalahan, itu datangnya dari saya.
Wassalam
Aca