Makalah Upaya Pemberantasan Korupsi
Makalah Upaya Pemberantasan Korupsi
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 4
1. Nadia Fadhillah (21.01.2146)
2. Neng Bayzura (21.01.2147)
3. Odelia Sabrina Nararya (21.01.2148)
4. Putri Febiyola (21.01.2149)
5. Putri Nawang Sari (21.01.2150)
6. Sefti Heldayanti (21.01.2151)
7. Seli Wika Hariani (21.01.2152)
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Hadirat Allah SWT karena berkat
rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat dan
kepada semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini.
walaupun makalah ini telah selesai, namun karena keterbatasan kemampuan dan
literatur yang kami miliki, sehingga makalah ini jauh dari sempurna, sehingga
besar harapan kami untuk menerima saran dan kritik yang bersifat konstruktif.
Selamat membaca semoga makalah ini memiliki manfaatnya bagi pembaca pada
Penulis
ii
DAFTAR ISI
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
hukumnya. Hal ini didasarkan pada kenyataan bahwa antara pembangunan dan
kejahatan atau pelanggaran hukum ada hubungan yang erat. Oleh karena itu,
publik yang dimiliki hukum pidana menjadikan konsekuensi bahwa hukum pidana
Di samping itu, mengingat materi hukum pidana yang sarat dengan nilai-
sebagai pedang yang bermata dua. Satu sisi hukum pidana bertujuan menegakkan
iv
nilai kemanusiaan, namun di sisi yang lain penegakan hukum pidana justru
khususnya dalam hal penyidikan hal ini diatur dalam Pasal 14 ayat (1g) UU No.2
Tahun 2002 tentang Kepolisian RI. Penyidikan tindak pidana korupsi tidak hanya
dimiliki oleh Polri, namun Kejaksaan dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)
B. Rumusan Masalah
v
BAB II
PEMBAHASAN
Secara garis besar adanya ketertiban itu dipenuhi oleh adanya peraturan
tata tertib, ketentuan-ketentuan yang bersangkutan dengan tata tertib ini dalam
kaidah atau norma yang tertuang posisinya di dalam masyarakat sebagai norma
hukum. Dengan adanya tatanan norma tersebut, maka posisi yang paling
ditekankan adalah norma hukum, meskipun norma lain tidak kalah penting
memaksa. Artinya bila peraturan itu sampai dilanggar maka kepada pelanggarnya
pelanggar akan sangat tergantung pada macamnya peraturan yang dilanggar. Pada
vi
paling menonjol adalah perundang-undangan. Yurisprudensi juga berperan,
preseden, sudah barang tentu peranan yurisprudensi akan jauh lebih penting
mengeruk harta dan ambisi pribadi. Padahal tindak pidana korupsi merupakan
masalah yang sangat serius, karena tindak pidana korupsi dapat membahayakan
social, politik dan ekonomi masyarakat, bahkan dapat pula merusak nilai-nilai
korupsi yang tidak terkendali akan membawa dampak yang tidak hanya sebatas
social dan hakhak ekonomi masyarakat, sehingga tindak pidana korupsi tidak
dapat lagi digolongkan sebagai kejahatan biasa (ordinary crimes) melainkan telah
vii
c. Pejabat yang Serakah
e. Disebabkan law enforcement tidak berjalan dimana aparat penegak hokum bisa
dibayar mulai dari polisi, jaksa, hakim, dan pengacara, maka hukuman yang
dijatuhkan kepada para koruptor sangat ringan sehingga tidak menimbulkan efek
Menurut UUD 1945 Amandemen Pasal 1 ayat (3) : Indonesia ialah Negara
hak warga negara yang diatur dan dijabarkan dalam dalam berbagai peraturan
terhindar dari berbagai tindak kejahatan. Bilamana terjadi tindak kejahatan, maka
aparat penegak hukum harus segera bertindak sesuai kewenangan yang dimiliki.
Dengan adanya tindakan oleh aparat penegak hukum, diharapkan kejahatan tidak
semakin meluas. Bilamana penegakan hukum kurang baik seperti sekarang ini
maka kejahatan semakin berkembang, korupsi semakin marak, kasus suap terjadi
hukumnya.
viii
Dalam proses penegakan hukum terhadap kejahatan korupsi terdapat suatu
kenyataan adanya praktek penegakan hukum tebang pilih. Tidak saja hal ini
bertentangan dengan prinsip hukum semua warga negara memiliki hak untuk
diperlakukan setara di depan hukum tetapi juga diperlakukan secara tidak sama.
Adapun yang menjadi sebab perlakukan penagakan hukum aparat polisian dan
kejaksaan bukan saja disebabkan karena kasus korupsi sering dipandang sebagai
kasus yang membawa `berkah', utamanya bagi pengacara, tetapi juga disebabkan
Beberapa alasan dan fakta dan bahwa tebang pilih dan perlakuan tidak
sama di depan hukum oleh penegak hukum dapat diajukan sebagai berikut :
tersangka terjadi ketika baik polisi, jaksa dan juga pihak kekuatan masyarakat,
dengan bebas berkeliaran bahkan menjadi calon kepala daerah, tetapi juga
menduduki jabatan publik tertentu. Hal ini biasanya terjadi ketika terdakwa,
tersangka atau terhukum dapat dijadikan sumber uang oleh karena mereka
2. Perlakuan penegak hukum menjadi tidak setara atau tebang pilih karena sifat
ix
dan Jaksa. Dalam model penegakan kejahatan korupsi model ini dikesankan
masyarakat bahwa aparat penegak hukum, baik di tingkat pusat maupun tingkat
bukan saja tidak adanya kepastian hukum dalam penindakannya akan tetapi
hukumnya melalui KPK. Dalam kasus yang ditangani oleh KPK, dampaknya
terhukum. KPK jauh lebih tegas dan dipandang sebagai lembaga penegak
Dalam teori hukum pidana, bahwa sanksi hukum yang dijatuhkan kepada
penderitaan secara fisik dan psikis dan dibatasi kebebasan hak- hak
keperdataan dan hak politik, tetapi juga diharapkan agar pelaku kejahatan
Umumnya mereka dijatuhi vonis satu tahun penjara dengan masa percobaan
dua tahun. Jumlah Bahwa adanya kecenderungan bagi Para hakim untuk
x
B. Solusi / Upaya Pemberantasan Korupsi
Korupsi tidak dapat dibiarkan berjalan begitu saja kalau suatu Negara
ingin mencapai tujuannya, karena kalau dibiarkan secara terus menerus, maka
akan terbiasa dan menjadi subur dan akan menimbulkan sikap mental pejabat
yang selalu mencari jalan pintas yang mudah dan menghalalkan segala cara
(the end justifies the means). Untuk itu, korupsi perlu ditanggulangi secara
yang ditawarkan para ahli yang masing-masing memandang dari berbagai segi
dan pandangan.
harus dilakukan agar korupsi tidak hilang dan tidak dilakukan oleh
dengan sebaik-baiknya. Dan itu sulit berjalan dengan baik apabila gaji
mereka tidak mencukupi, karena para birokrat juga manusia biasa. Kedua,
larangan menerima suap dan hadiah. Hadiah dan suap yang diberikan kepada
akan bertambah dengan cepat. Meski tidak selalu orang yang cepat kaya itu
melakukan tindakan korupsi. Bisa saja dia mendapatkan kekayaan itu dari
warisan, keberhasilan bisnis atau dengan cara lain yang halal. Keempat,
xi
teladan pemimpin. Pemberantasan korupsi hanya akan bisa dilakukan jika
penuh amanah.
karena meski ia bisa melakukan kolusi dengan pejabat lain untuk menutup
kejahatannya, Allah SWT pasti melihat semuanya dan di akhirat nanti pasti
kolektif), dan sistem aturan yang berlaku. Karena itu, korupsi akan lebih
efektif diberantas bila pada tiga pilar tersebut dilakukan langkah-langkah yang
terpadu. Bahwa ada individu yang memang bejat, ingin kaya secara instant,
atau setidaknya dengan harta dengan jalan pintas, itu memang kenyataan di
dunia ini. Tapi, individu yang baik sebenarnya banyak. Andaikan di dunia ini
lebih banyak yang tidak baik, tentu kehidupan tidak bisa lagi berjalan
dengan normal. Orang selalu dalam ketakutan karena tidak ingin ditipu,
atau semangat untuk menipu. Kalau sudah begitu tidak ada lagi hubungan
xii
dengan manusia, baik berdagang maupun menikah.
Jadi kita harus meyakini bahwa sebagian besar individu pada dasarnya
adalah baik, karena Allah telah meniupkan sifat-sifat agungnya dalam diri
manusia sejak masih didalam rahim. Didalam surat Qs. 15- al hijr; 29, yang
memiliki sifat yang baik, akan tetapi sebagian orang yang menjadi koruptor
itu tentu karena pengaruh eksternal yang telah mengaburkan sifat-sifat baik
tersebut. Yang paling utama adalah pendidikan, kedua lingkungan dan ketiga
media. Tiga hal ini akan membangun suatu budaya, yakni suatu persepsi
kolektif dalam masyarakat, apakah suatu hal itu akan dianggap normal atau
tidak.
maka orang tidak akan lagi peka dan merasa itu adalah korupsi. Demikian
juga budaya “titip saudara” agar lolos ujian sekolah atau dapat pekerjaan.
Andaikata dua hal ini dicoba pada masyarakat yang memilki persepsi
sebaliknya, bahwa uang pelicin itu haram, dan nepotisme itu awal
kehancuran, tentu akan terjadi sasuatu yang berbeda. Budaya adalah sesuatu
yang dapat dibentuk peran pendidikan sangat besar. Para guru itulah yang
menanamkan nilai-nilai sejak dini. Tentu saja mereka pula yang berhak
memberikan sikap keteladanan yang baik. Kalau sang guru sendiri dulu
xiii
dan bukan merupakan sebuah solusi. Budaya anti korupsi akan menghasilkan
semacam ini. Namun dalam level mikro, seperti pada suatu sekolah, kantor
mengerikan dari korupsi, atau azab Allah yang dijanjikan pada koruptor.
cukup juga. Korupsi juga terjadi dengan adanya aturan-aturan main yang
salah. Sebagai contoh; aturan biaya mutasi kendaraan yang lumayan tinggi
cukup sulit menemukan mobil dengan nama pemilik sebenarnya pada STNK.
Ketika ada PNS untuk datang ke daerah itu dan akan menyewa mobil, yang
ada hanyalah mobil seperti itu. Padahal di aturan sewa kendaraan dalam
harus sama dalam nama STNK. Lalu solusinya apa? Solusi jangka pendeknya
adalah bisa menggunakan fotocopy STNK palsu atau menyuap agar petugas
kantor kas Negara dan auditor pura-pura tidak melihat. Cara yang lebih
elegan adalah dengan membuat klausul tambahan pada aturan yang formal
berlaku, yang kalau tetap dalam bentuk sekarang ini, akan menimbulkan akses
xiv
Perubahan aturan-aturan ini dapat berupa aturan sewanya atau aturan
kendaraan tertarik untuk balik nama. Contoh lainnya adalah hubungan kerja
yang kabur, sehingga tidak jelas apakah seorang direktur BUMN/BUMD itu
perlu dibayar tinggi meskipun perusahaan merugi atau dia sebenarnya hanya
prestasinya. Dari beberapa contoh diatas adalah contoh untuk merubah aturan
dalam mencegah korupsi. Contoh yang lain adalah aturan yang dapat
menjabat untuk dibandingkan dengan sebelumnya adalah salah satu ide yang
baik. Kalau ada peningkatan yang tidak wajar dan tidak bisa dijelaskan,
harta itu dapat disita untuk Negara, atau yang bersangkutan dipidana.
wewenang yang saling tindih organisasi yang sama, birokrasi yang saling
xv
tindakan yang legal dengan adanya pungutan resmi. Di lain pihak, celah-
celah yang membuka untuk kesempatan korupsi harus segera ditutup, begitu
pelakunya.
dikurangi sejauh mungkin, gaji pegawai yang rendah harus dinaikkan dan
pengamanan termasuk Polisi harus diperkuat, hukum pidana dan hukum atas
ragam cara melihatnya, oleh karena itu cara pengkajiannya pun bermacam-
macam pula. Korupsi tidak cukup ditinjau dari segi deduktif saja, melainkan
perlu ditinjau dari segi induktifnya yaitu mulai melihat masalah praktisnya
korupsi.
melakukan partisipasi politik dan kontrol sosial dengan bersifat acuh tak
xvi
acuh.
kepentingan Nasional.
menindak korupsi.
jawatan dibawahnya.
xvii
BAB III
KESIMPULAN
dengan bukti-bukti yang nyata bahwa dengan kekuasaan itulah pejabat public
dapat menekan atau memeras para pencari keadilan atau mereka yang
tergolong kejahatan yang merusak, tidak saja keuangan Negara dan potensi
kejahatan korupsi merupakain kejahatan luar biasa (extra ordinary crime) yang
berbeda dari kejahatan pidana biasa, maka upaya yang harus dilakukan
memerlukan sistem yang terpadu dan luar biasa pula. Sebagai kejahatan luar biasa
biasa sehingga Presiden sebagai kepala Negara menjadi figur penting dalam
xviii
penggelembungan harga, gratifikasi, dan penyalah gunaan kewenangan lainnya
dilakukan oknum aparat PNS atau pejabat negara, baik di tingkat pusat maupun
daerah dapat dipersempit ruang geraknya melalui cara-cara penegakan luar biasa
dan terpadu.
DAFTAR PUSTAKA
https://media.neliti.com/media/publications/170011-ID-upaya-pemberantasan-
korupsi-di-indonesia.pdf
http://akperrsdustira.ac.id/wp-content/uploads/2017/07/Buku-Pendidikan-Anti-
Korupsi-untuk-Perguruan-Tinggi-2017-bagian-2-.pdf
file:///C:/Users/user/Downloads/makalah%20fik%20tinggal%20kirim%20ke
%20OSF.pdf
Thania Rasjidi, 2004, Dasar-dasar Filsafat dan Teori Hukum, Bandung, Citra
Aditya.
xix