Anda di halaman 1dari 49

ANALISA PERKERASAN JALAN RIGID PAVEMENT JAL

AN LETJEN H.ALAMSYAH RATU PERWIRANEGARA


PALEMBANG

Oleh:
RINGKI ADI PUTRA
19510004

Dosen Pembimbing :
Ir.Ahmad Hidayat,MT

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


UNIVERSITAS TAMANSISWA PALEMBANG
FAKULTAS TEKNIK
TAHUN 2023

i
ANALISA PERKERASAN JALAN RIGID PAVEMENT JALAN
LETJEN H.ALAMSYAH RATU PERWIRANEGARA
PALEMBANG

SKRIPSI

Dibuat Untuk Memenuhi Syarat Untuk Mendapatkan Gelar Sarjana

Pada Program Studi Teknik Sipil

Universitas Tamansiswa Palembang

Oleh:

RINGKI ADI PUTRA


19510004

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FALKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS TAMANSISWA PALEMBANG
2023

ii
ANALISA BEBAN PERKERASAN JALAN RIGID PAVEMENT
JALAN LETJEN H.ALAMSYAH RATU PERWIRANEGARA
PALEMBANG

RINGKI ADI PUTRA


19510004

Telah Disetujui dan Disahkan Oleh:


Dosen Pembibing Tugas Akhir
Program Studi Teknik Sipil
Universiatas Tamansiswa Palembang

Ir.Ahmad Hidayat,MT

Dekan Ketua Jurusan


Falkultas Teknik Teknik sipil

Ambo Intang,ST,MT Delli Noviarti Rachman,ST,MT

iii
ANALISA PERKERASAN JALAN RIGID PAVEMENT JALAN
LETJEN H.ALAMSYAH RATU PERWIRANEGARA
PALEMBANG

SKRIPSI

Disetujui Oleh Dosen Penguji jurusan Teknik Sipil


Falkultas Teknik U niversitas Tamansiswa
Palembang

Dosen Penguji

1. Ir.Ahmad Hidayat, MT : …………...

2. Susi Riwayati,ST,MT : …………...

3. Delli Noviarti Rachman ST,MT : …………...

iv
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur saya panjatkan kepada allah swt yang telah me
mberikan karunia-nya sehingga penulisan dapat menyelesaikan tugas akhir dan la
poran skripsi ini dengan baik yang judul;
‘’Analisa Perkerasan Jalan Rigid Pavemant Jalan Letjen H,Alamsyah
Ratu Perwiranegara Palembang’’
Adapun tujuan penulisan skripsi ini adalah untuk memenuhi syrat mengiku
ti ujian strata 1 (S1) pada jurusan Teknik Sipil Falkultas Teknik Universitas Ta
mansiswa Palembang.
Dalam penulisn skripsi ini, penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini. P
ada kesempatan ini penulis mengucapkan terimah kasih sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Ki, Dr, Aswar Agus, SH. HUM Selaku Rektor Universitas Taman Si
swa
2. Bapak Ambo Intang ST.MT Selaku Dekan Teknik Sipil Universitas Taman
siswa Palembang
3. Ibu Delli Noviarti Rachman ST.MT Selaku Ketua Program Studi Teknik S
ipil Falkultas TamansiswaPalembang
4. Bapak Ir.Ahmat Hidayat, MT Selaku Dosen Pembimbing
5. Ibu Mala Selaku Administrasi Dalam Penyusunan Skripsi ini
6. Dan trimahkasih kepada kakek saya Ir,Ahmad Sanusar,MT, yang tidak
henti-hentinya mendukung dan membimbing saya di rumah.
7. Rasa Hormat dan Terimah Kasih Kepada Orang tua dan Mertua Saya yang
Tidak Henti-hentinyaMendoakan saya sehingga saya Daapat Menyelesaika
n Pendidikan saya Pada saat ini
8. Terimah Kasih Kepada Isrti saya yang selalu mensupport dan mendoakan s
aya dalam menyelesaikan skripsi ini.

v
9. Teman-teman satu angkatan Setudi Teknik Sipil tahun 2019 Universitas T
amansiswa Palembang.

Penulis sangat mengharapkan saran dan keritik dari pada pembaca untuk p
enyempurnaan materi yang dikerjakan pada laporan ini, sehingga dapat diperbaiki.

Palembang, Agustst2023

Ringki Adi Putra


(19510004)

vi
HALAMAN PERNYATAAN

Saya yang bertandatangan dibawa ini:

Nama : Ringki Adi Putra


Tempat dan Tanggal Lahir : Lawang Agung,15 September 1990
Program Setudi : Teknik Sipil / S1
NPM : 19510004

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa :


Seluruh data,informasi, serta per nyataan dalam pembahasan dan k
esimpulan yang disajikan dalam karya ilmiah ini,kecuali yang disebutkan
sumbernya adalah merupakan hasil pengamatan,penelitian, Peninjauan, pe
ngelolahan, serta pemikiran saya sendiri.
Demikianlah pernyataan saya buat tanpa paksaan dari pihak manapun.

Palembang, agustus 2023

Ringki Adi Putra


(19510004)

vii
NALISA PERKERASAN JALAN RIGID PAVEMENT JALAN
LETJEN H.ALAMSYAH RATU PERWIRANEGARA
PALEMBANG

Ringki Adi Putra


NPM: 19510004

Pembimbing 1 : Ir. Ahmad Hidayat, MT


Pembimbing 2 : Delli Noviarti Rachman, ST, MT

ABSTRAK

Tugas akhir ini bertujuan untuk mengetahui dan dapat menganalisa


perkerasan jalan dengan Metode Pd T14-2022 (bina marga).Dalam merencanakan
perkerasan jalan ini diperlukan datadata seperti volume kendaraan harian jalan ya
ng diteliti, data CBR tanah, dan sebagainya agarproses perhitungan lebih mudah.
Jalan yang ditinjau adalah jalan Letjen H.Alamsya Ratu Perwiranegara
Palembang.Perencanaan perkerasan jalan ini meliputi perhitungan LHR jalan, CB
R tanah dasar, dan tebal pelat yang dipakai. Analisis dilakukan dengan “Metode B
ina Marga”. Penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwaJenis bahu jalan yang
digunakan pada perkerasan ja lan (Rigid Pavement) pada paket preservasi dan pel
ebaran jalan Letjen H.Alamasya Ratu Perwiranegara adalah perkerasan beton.
Jumlah sumbu kendaraan niaga (JSKN) selama umur rencana (10 tahun),
Lalu-lintas Rencana adalah 2.246 x 10^7. Faktor keamanan beban yang digunakan
adalah 1,1, Kuat tarik lentur beton (f’cf) asumsi umur 28 hari adalah 45 kg/cm2 (4,
5 Mpa), Jenis dan tebal lapis pondasi bawah adalah stabilisasi semen 10 cm, Tebal
pelat minimum berdasarkan Pd T-14 2022 adalah 15 mm, CBR tanah dasar yang d
idapat sebesar 6 % dan CBR efektif sebesar 40 %, Dari hasil perhitungan pelat bet
on 160, 170, dan 180 mm didapatkan % rusak fatik lebih kecil dari 100% (tebal pe
lat aman) maka tebal pelat beton yang dipakai adalah 180 mm.

Kata kunci:Rigid Pavement, LHR, CB, Bina Marga

viii
PAVEMENT ANALYSIS OF RIGID PAVEMENT ROAD LETJEN
H.ALAMSYAH RATU PERWIRANEGARA
PALEMBANG

Ringki Adiputra
NPM: 19510004

Advisor 1 : Ir, Ahmad Hidayat, MT


Supervisor 2 : Delli Noviarti Rachman ST, MT

ABSTRACT

This final project aims to find out and be able to analyze road pavements
using the Pd T14-2022 Method (bina marga). In planning this road pavement, data
is needed such as the daily vehicle volume of the road studied, soil CBR data, and
so on to make the calculation process easier.
The road under review is Letjen H. Alamsya Ratu Perwiranegara
Palembang. The pavement planning includes the calculation of road LHR,
subgrade CBR, and plate thickness used. The analysis was carried out using the
"Highways Method". This research concludes that the type of road shoulder used
in the Rigid Pavement on the preservation and widening package for Letjen
H.Alamasya Ratu Perwiranegara is concrete pavement.
The number of commercial vehicle axles (JSKN) during the design life (10
years), the Planned Traffic is 2,246 x 10^7. The load safety factor used is 1.1, the
flexural tensile strength of concrete (f'cf) assuming 28 days of age is 45 kg/cm2
(4.5 MPa), the type and thickness of the subbase layer is cement stabilization 10
cm, minimum slab thickness based on Pd T-14 2022 is 15 mm, the subgrade CBR
obtained is 6% and the effective CBR is 40%, From the calculation of the
concrete slab 160, 170, and 180 mm it is found that the % fatigue damage is less
than 100% (safety plate thickness ) then the thickness of the concrete slab used is
180 mm.

Keywords: Rigid Pavement, LHR, CB, Highways

ix
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang pesat telah
berdampak pada kemajuan dalam dunia konstruksi, termasuk berbagai jenis
konstruksi jalan. Keduanya berjalan seiring dengan perkembangan pemikiran
manusia yang mengaplikasikan IPTEK tersebut. Jalan merupakan sarana utama
untuk mencapai tujuan dari suatu tempat ke tempat lain bagi setiap lalu lintas yang
melintasinya. Oleh karena itu, kondisi jalan memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap kenyamanan dan keselamatan pengguna jalan. Perbaikan jalan yang
menghubungkan jalan provinsi ini bertujuan untuk memberikan kenyamanan dan
kelancaran bagi pengguna jalan, serta diharapkan dapat membantu meningkatkan
perekonomian masyarakat di sekitarnya.

1.2 Rumusan Masalah


Bagaimana caranya melakukan peninjauan perencanaan perkerasan pada
ruas jalan Letjen H. Alamsyah Ratu Perwiranegara Palembang?

1.3 Tujuan
Dalam penyusunan tugas akhir ini, penulis bertujuan untuk melakukan
peninjauan perencanaan perkerasan kaku jalan Letjen H. Alamsyah Ratu
Perwiranegara Palembang. Selain itu, penulis juga akan menganalisis struktur
yang sesuai dengan kebutuhan, baik dari segi kenyamanan maupun keamanan.

1.4 Tempat Pelaksanaan


pesifikasi tempat pelaksanaan proyek adalah sebagai berikut:
Lokasi Proyek: Jalan Letjen H. Alamsyah Ratu Perwiranegara Palembang
Nama Ruas Jalan: Jalan Letjen H. Alamsyah Ratu Perwiranegara Palembang
Nomor Ruas Jalan: 3,15

1
Provinsi: Sumatra Selatan

1.5 Pengumpulan Data


Metode pengumpulan data yang digunakan untuk menyusun tugas akhir
ini antara lain adalah

1.1.1 Pengumpulan Data

Dalam menyusun tugas akhir ini, digunakan beberapa metode pengum


pulan data, di antaranya adalah:

1. Metode Observasi:

Pengambilan data dilakukan dengan cara peninjauan dan pengamatan l


angsung ke lapangan atau lokasi proyek. Dengan menggunakan metode ini, infor
masi dan data yang didapat lebih akurat dan jelas.

2. Metode Studi Pustaka:

Pengumpulan data dilakukan dengan cara mengambil hasil penyelidikan ja


lan di lapangan, merujuk pada laporan-laporan, dan mengutip buku-buku literatur
yang relevan dengan penulisan laporan ini.

1.1.2 Sistematika Penulisan

Laporan proyek akhir ini dibagi menjadi 5 bagian dengan rincian sebagai beri
kut:

BAB I Pendahuluan:

Bagian ini berisi latar belakang, tujuan, tempat pelaksanaan perencanaan p


erkerasan, metode pengumpulan data, dan sistematika laporan.

BAB II Dasar Teori:

Bagian ini berisi uraian umum, kriteria dan azas perencanaan, jenis perker
asan, dan dasar perencanaan serta metode perhitungan.

2
BAB III Teknik Perencanaan:

Bagian ini berisi tentang pengumpulan data dari survey lapangan.

BAB IV Pembahasan:

Bagian ini berisi uraian umum tentang hasil tinjauan kondisi sekarang dan
analisis yang ada, serta tata cara perhitungan tebal perkerasan kaku jalan.

BAB V Penutup:

Bagian ini berisi kesimpulan dan saran dari penulis terhadap proyek yang
dikerjakan.

3
BAB II
DASAR TEORI
2.1 URAIAN UMUM
Perkerasan beton semen direncanakan dengan tujuan untuk menopang beban l
alu lintas dengan aman, nyaman, dan tanpa mengalami kerusakan yang signifikan
selama masa penggunaannya. Untuk mencapai tujuan tersebut, perkerasan beton s
emen harus memenuhi beberapa persyaratan sebagai berikut:
1. Mengurangi tegangan yang terjadi pada tanah dasar akibat beban lalu linta
s sehingga tanah dasar masih dapat menahan beban tersebut tanpa menyeb
abkan penurunan atau lendutan yang berlebihan pada perkerasan.
2. Mampu mengatasi pengaruh kembang susut dan penurunan kekuatan tana
h dasar, serta mempertimbangkan pengaruh cuaca dan kondisi lingkungan.
Perkerasan beton semen adalah struktur yang terdiri dari pelat beton yang bersamb
ung (tidak menerus) dengan atau tanpa tulangan, atau menerus dengan tulangan, d
iletakkan di atas lapisan pondasi bawah atau tanah dasar, dan dapat memiliki atau
tidak memiliki lapisan permukaan beraspal. Struktur perkerasan beton semen seca
ra umum ditunjukkan pada Gambar 2.1.1.

.Gambar 2.1 menunjukkan contoh Struktur Perkerasan Beton Seme


n yang umum digunakan.
Pada perkerasan beton semen, daya dukung dan keseragaman tanah dasar
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap keawetan dan kekuatan perkerasan. B
eberapa faktor yang perlu diperhatikan meliputi kadar air pemadatan, kepadatan, d
an perubahan kadar air selama masa penggunaan. Lapisan pondasi bawah pada pe
rkerasan beton semen bukan merupakan bagian utama yang menopang beban, mel
ainkan memiliki fungsi sebagai berikut:

 Untuk mengendalikan pengaruh kembang susut tanah dasar, perkerasan b


eton semen memiliki beberapa fungsi yang penting, yaitu:

4
 Mencegah intrusi dan pemompaan pada sambungan, retakan, dan tepi pel
at.

 Memberikan dukungan yang stabil dan seragam pada pelat.

 Berfungsi sebagai perkerasan lantai.

Pelat beton semen memiliki sifat kaku yang memungkinkannya unt


uk menyebar beban pada bidang yang luas dan menghasilkan tegangan yan
g rendah pada lapisan di bawahnya. Jika diperlukan tingkat kenyamanan y
ang tinggi, permukaan perkerasan beton semen dapat dilapisi dengan lapis
an campuran aspal seteba l 5 cm.

2,2 KRITERIA DAN AZAZ-AZAZ PERENCANAAN


Dalam perencanaan perkerasan kaku (rigid pavement) untuk Jalan
Letjen H. Alamsyah Ratu Perwiranegara di Palembang, harus memenuhi b
eberapa kriteria perencanaan agar konstruksi bangunan sesuai dengan yang
diharapkan. Selain itu, dalam perencanaan pembangunan jalan, juga harus
mempertimbangkan dampak lingkungan dan tata guna lahan di sepanjang j
alan untuk mengantisipasi masalah-masalah sosial dan teknis.

Jalan-jalan dapat diklasifikasikan berdasarkan fungsi jalan, dan ter


bagi menjadi tiga klasifikasi, yaitu:

Jalan Arteri: Jalan ini melayani angkutan utama dengan ciri-ciri per
jalanan jarak jauh, kecepatan rata-rata tinggi, dan jumlah jalan masuk dibat
asi secara efisien.

perjalanan jarak sedang, kecepatan rata-rata sedang, dan jumlah


jalan masuk dibatasi

Jalan Lokal: Jalan yang melayani angkutan setempat dengan ciri-


ciri perjalanan jarak dekat, kecepatan rata-rata rendah, dan jumlah jalan
masuk tidak dibatasi.

5
2.2.1.2. Klasifikasi Menurut Kelas Jalan
1) Klasifikasi menurut kelas jalan berkaitan dengan
kemampuan jalan untuk menerima beban lalu lintas,
dinyatakan dalam muatan sumbu terberat (MST) dalam
satuan ton.
2) Klasifikasi menurut kelas jalan dan ketentuannya serta
kaitannya dengan klasifikasi jalan dapat dilihat dalam Tabel
II.1 (Pasal 11, pp. No.43/1993)

Fungsi Kelas Muatan sumbu terberat


MST (Ton)
Arteri I >10
II 10
III 8
Kolektor IIIA 8
IIIB

Tabel II,1Tabel Klasifikasi menurut kelas jalan


2.2.1.3. Klasifikasi menurut medan jalan
1) Medan jalan di klasifikasikan berdasarkan kondisi
sebagian besar kemiringan medan yang di ukur tegak
lurus garis kontur.
2) Klasifikasi menurut medan jalan untuk perencaan
geometik dapat dilihat dalam tabel II.2

Tabel II.2. Klasifikasi menurut medan jalan.


No Jenis Medan Notasi Kemiringan Medan
(%)
1 dataran D <3
2 perbukitan B 3-25
3 pergunungan G >25

3) Kesaragaman kondisi medan yang diproyeksikan harus


mempertimbangkankeseragaman kondisi medan

6
menurut rencana trase jalan dengan mengabaikan
perubahan-perubahan pada bagian kecil dari sigmen
rencana jalan tersebut.

2.2.1.4 Klasifikasi menurut wewenang pembinaan jalan


Klasifikasi jalan menurut wewenang pembinaanya sesui
PP.No.26/1985 adalah jalan nasional, jalan provinsi,jalan
kabupaten /kota madya, jalan desa, dan jalan khusus.

2.2.2 Bagian-bagian jalan


2.2.2.1 Daerah Manfaat Jalan.
Daerah Manfaat Jalan (DAMAJA) dibatasi oleh (2.2)
a) Lebar antar batas ambang pengaman kontruksi jalan di
kedua sisi jalan.
b) Tinggi 5 meter diatas permukaan pada sumbu jalan, dan
c) Kedalaman ruang bebas 1,5 meter dibawah muka jalan.

Gambar 2.2 menunjukkan tiga ruang yang berbeda di lingkungan jalan antara kota,
yaitu Damaja, Damija, dan Dawasja.

2.2.2.2. Daerah Milik Jalan

(Damija) memiliki batasan lebar yang sama dengan Damaja, ditambah den
gan abang pengaman konstruksi jalan berukuran tinggi 5 meter dan kedalaman 1,5
(lihat Gambar II,1).

2.2.2.3. Daerah Pengawas Jalan

7
(Dawasja) adalah ruang sepanjang jalan di luar Damaja, yang dibatasi oleh tinggi
dan lebar tertentu, diukur dari sumbu jalan sebagai berikut:

(1) Jalan Arteri memiliki lebar minimum 20 meter.

(2) Jalan Kolektor memiliki lebar minimum 15 meter.

(3) Jalan Lokal memiliki lebar minimum 10 meter.

2.2.3. Karakteristik Lalu-Lintas

Data lalu-lintas merupakan data utama yang diperlukan dalam pere


ncanaan teknik jalan, karena kapasitas jalan yang direncanakan bergantung
pada komposisi lalu-lintas yang akan menggunakan jalan pada suatu segm
en jalan yang ditinjau. Besarnya volume atau arus lalu-lintas diperlukan un
tuk menentukan jumlah dan lebar lajur pada suatu jalur jalan dalam menen
tukan kelas beban atau MST (Muatan Sumbu Terberat) yang berpengaruh l
angsung pada perencanaan konstruksi perkerasan. Unsur lalu-lintas menca
kup benda atau pejalan kaki sebagai bagian dari lalu lintas, sedangkan uns
ur lalu-lintas di atas roda disebut kendaraan unit (kend).

2.2.4. Kondisi Lingkungan

Emisi gas buangan kendaraan dan kebisingan berhubungan erat de


ngan volume lalu-lintas dan kecepatan. Pada volume lalu-lintas yang tetap,
emisi ini berkurang dengan berkurangnya kecepatan sepanjang jalan terseb
ut tidak macet. Namun, saat volume lalu-lintas mendekati kapasitas (deraja
t kejenuhan >0,8), kondisi arus tersendat dengan berhenti dan berjalan yan
g disebabkan oleh kemacetan, menyebabkan peningkatan emisi gas buanga
n dan kebisingan jika dibandingkan dengan kinerja lalu-lintas yang stabil.

2.2.5. Pertimbangan Ekonomi

8
Dalam setiap pembangunan, analisis perhitungan biaya untuk setia
p proyek harus mencapai persyaratan ekonomis, terutama untuk proyek pe
ningkatan jalan yang melibatkan berbagai anggapan dalam perhitungan bia
ya yang digunakan, seperti umur rencana, laju pertumbuhan lalu lintas, da
n tujuan pembangunan jalan. Semua biaya yang terkait dengan aspek terse
but digunakan dalam analisis perhitungan biaya sesuai dengan fungsi dan t
ipe pekerjaan jalan.

Selain kriteria-kriteria perencanaan, azas-azas perencanaan juga ha


rus diperhatikan, antara lain:

1. Pengendalian biaya:

untuk mencegah pengeluaran berlebihan dan memastikan sesuai


dengan perhitungan Rencana Anggaran Biaya (RAB) yang telah ditetapk
an. Biaya pelaksanaan harus ditekan sekecil mungkin tanpa mengurangi
kualitas dan kuantitas pekerjaan, terkait dengan pemenuhan persyaratan
ekonomis.

2. Pengendalian mutu:

agar pekerjaan yang dihasilkan sesuai dengan persyaratan yang dite


tapkan dalam RKS (Rencana Konstruksi Sipil). Kegiatan pengendalian mu
tu dimulai dari pengawasan pengukuran lahan, pengujian tanah, dan uji tek
an beton. Mutu bahan-bahan pekerjaan yang digunakan dalam pembangun
an juga dikendalikan oleh pabrik pembuatnya. Pengawasan juga diperluka
n saat konstruksi digunakan untuk memastikan kesesuaian dengan harapan
yang diinginkan.

3. Pengendalian waktu:

agar proyek dapat selesai sesuai dengan timeschedule yang tela


h ditetapkan. Untuk itu, penjadwalan pekerjaan harus dilakukan secara teliti u
ntuk menghindari keterlambatan waktu penyelesaian proyek.

4. Pengendalian tenaga kerja:

9
untuk memastikan hasil pekerjaan yang baik sesuai dengan jadwal
Pengawasan oleh Pengawas (mandor) dilakukan secara terus-menerus m
aupun berkala. Dari pengawasan ini, dapat diketahui kemajuan dan keterl
ambatan pekerjaan yang disebabkan oleh kurangnya tenaga kerja atau me
nurunnya efisiensi kerja yang berlebihan. Jumlah tenaga kerja juga harus
dikendalikan untuk menghindari penumpukan pekerjaan yang dapat men
yebabkan ketidak-efisienan dan pemborosan materil dan biaya.

2.3 JENIS-JENIS PERKERESAN

2.3.1. Perkerasan Kaku (Rigid Pavement)

Perkerasan jalan beton semen, atau disebut juga perkerasan kaku, t


erdiri atas plat (slab) beton semen sebagai lapis pondasi dan lapis pondasi
bawah (bisa juga tidak ada) di atas tanah dasar. Dalam konstruksi perkeras
an kaku, plat beton sering disebut sebagai lapis pondasi karena mungkin m
emiliki lapisan aspal beton di atasnya yang berfungsi sebagai lapis permuk
aan.

2.3.2. Perkerasan Lentur (Flexibel Pavement)

Perkerasan lentur (flexible pavement) terdiri atas beberapa lapis pe


rkerasan, seperti lapisan tanah dasar (subgrade), lapisan pondasi bawah (su
bbase course), lapisan pondasi atas (base course), dan lapisan permukaan
(surface course). Beberapa lapis permukaan yang bisa digunakan untuk per
kerasan lentur antara lain LASTON, LASBUTAG, HRA, LAPEN, dan lap
is pelindung (BURAS/BURTU/BU).

2.3.3. Gabungan Rigid dan Flexible Pavement (Composite Pavement) Perkera


san komposit merupakan gabungan kontroksi perkerasan kaku (rigid pavement)
dan lapisan perkerasan lentur (flexible pavement) di atasnya, dimana kedua jenis
perkerasan ini bekerja sama dalam memikul beban lalu lintas. Untuk ini maka
perlu ada persyaratan ketebalan perkerasan aspal agar mempunyai kekakuan yang
cukup serta dapat mencegah retak refleksi dari perkerasan beton di bawahnya.

10
2.4 DASAR – DASAR PERENCANAAN
Dalam perhitungan perencanaan ulang perkerasan kaku (Rigid pavement)
ini mengacu pada standar yang sudah biasa digunakan untuk perencanaan –
perencanaan perkerasan beton semen di tersebut antara lain :
1. Perencanaan Perkerasan Jalan Beton semen.Departemen
Pemukiman dan Prasarana Wilayah.(Pd T-14-2020). Pedoman ini
mencakup dasar-dasar ketentuan perencanaan perkerasan jalan, yaitu :
- Analisis kekuatan tanah dasar dan lapis pondasi.
- Perhitungan beban dan komposisi lalu-lintas.
- Analisis kekuatan beton semen untuk perkerasan
Pedoman Perkerasan Beton semen ini menguraikan Prosedur
Perencanaan Tebal Perkerasan dan contoh Perhitungan. Perkerasan
beton semen pra-tegang tidak termasuk di dalam buku ini. Prosedur
ini tidak direkomendasikan untuk perencanaan tebal perkerasan di daerah
permukiman dan kawasan industri.
2. Perkerasan Jalan Beton Semen Portland (Rigid Pavement) Perencanaan
Metode AASHTO 1993.
Buku ini dapat digunakan sebagai acuan dan pegangan terkait
dengan pekerjaan konstruksi jalan (perkerasan kaku). Perencanaan
mengacu pada AASHTO ( American Association of State High-way and
Transportation Officials) guide for design of pavement structures 1993
(selanjutnya disebut ASSHTO 1993). Langkah – langkah / tahapan,
prosedur, dan parameter – parameter perencanaan secara praktis diberikan
pada buku ini.

2.5 Metode Perhitungan


Dalam perencanaan pembangunan perkerasan jalan beton semen
(rigid pavement) ini, perhitungan analisi struktur dilakukan dengan

11
bantuan program komputer (software computer). Program tersebut terdiri
dari :
a. AutoCad 2007 : digunakan pada detailing dan drafting
b. Microsoft Excel 2007 : digunakan pada hitungan manual desain struktur
perkerasan beton semen dan RAB (cost).
Sebelum melakukan perhitungan struktur perkerasan, terlebih
dahulu harus menghitung beban – beban yang bekerja pada elemen
struktur antara lain :
1. Beban Mati
Muatan mati adalah semua muatan yang berasal dari berat sendiri
pelat beton, termasuk segala unsur tambahan yang dianggap satu kesatuan
tetap dengan pelat.

2. Beban Hidup
Beban hidup berasal dari berat kendaraan lalu lintas dan berat
orang pejalan kaki dimana dianggap bekerja pada struktur pelat beton.

12
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 PENGUMPULAN DATA LAPANGAN

3.1.1.1 Survei Inventori Jalan

Survei inventori jalan bertujuan untuk mengumpulkan informasi mengenai


kondisi eksisting dan situasi lokasi perencanaan. Kegiatan yang dilakukan dalam s
urvei inventori jalan meliputi: a. Menentukan awal dan akhir pengukuran serta me
masang patok beton Bench Mark di awal dan akhir pelaksanaan survei. b. Menga
mati kondisi jalan yang meliputi aspek-aspek tertentu yang relevan dengan karakt
eristik jalan. c. Menyarankan posisi patok Bench Mark pada lokasi yang akan dija
dikan referensi dalam pengukuran.

3.1.2 Survei Tanah

Survei penyelidikan tanah bertujuan untuk memahami kondisi tanah dasar


di lokasi perencanaan sebagai dasar acuan penentuan struktur bangunan bawah da
ri perkerasan yang akan direncanakan. Kegiatan yang dilakukan dalam survei tana
h meliputi:

a. Melakukan pengamatan visual terhadap kondisi lapangan yang terkait deng


an karakteristik tanah dan batuan.

b. Mengamati perkiraan lokasi sumber material (quantity) yang ada sepanjang


lokasi perkerasan.

c. Melakukan pemotretan pada lokasi-lokasi khusus, seperti daerah rawan lon


gsor, dan lain sebagainya.

d. Melakukan tes untuk mengetahui nilai CBR (California Bearing Ratio) tana
h yang akan mempengaruhi perencanaan struktur perkerasan.

e. Menyusun rencana kerja untuk tim survei detail.

13
3.1.3 Survei Lalu-Lintas

Survei lalu lintas bertujuan untuk mengumpulkan data tentang beban lalu
lintas kendaraan dan volume lalu-lintas total di sekitar lokasi perencanaan. Data in
i menjadi dasar untuk memperkirakan dan merencanakan beban yang akan melalu
i jalan tersebut.

Kegiatan yang dilakukan dalam survei lalu-lintas meliputi:

a. Mengumpulkan data tentang kendaraan yang melewati jalan, termasuk


jumlah dan jenis kendaraan lalu-lintas.

b. Menganalisis kapasitas jalan yang melibatkan perbandingan volume


lalu-lintas yang diamati dengan kapasitas jalan yang ada.

3.1.4 Survei Lingkungan

Survei dampak lingkungan bertujuan untuk mengidentifikasi komponen li


ngkungan yang sensitif di daerah sekitar lokasi perencanaan. Kegiatan yang dilaku
kan dalam survei lingkungan meliputi:

a. Inventarisasi zona lingkungan awal untuk mengidentifikasi aspek fisik,


kimia, biologi, sosial, ekonomi, dan budaya masyarakat.

b. Pencatatan lokasi bangunan bersejarah, kuburan, fasilitas umum, dan


sebagainya.

c. Pengambilan contoh air dan pengamatan kondisi lingkungan

d. Foto dokumentasi yang relevan untuk analisis.

e. Menyusun rencana kerja untuk survei detail.

3.1.5 Foto Dokumentasi

Foto asli diambil untuk menjadi bukti kondisi lokasi jalan yang akan diker
jakan. Pengambilan foto medan disarankan minimal 4 arah, yaitu dua memanjang
dan dua melintang.

3.2 PENGUMPULAN DATA PENUNJANG


14
3.2.1 Peta Jaringan Jalan

Peta jaringan jalan provinsi lengkap dengan batas-batas kabupaten dapat d


iperoleh dari Departemen P.U., meskipun tidak dipublikasikan.

3.2.2 Data dan Informasi

a. Data Curah Hujan Data curah hujan dapat diperoleh dari kantor
BMG (Badan Meteorologi dan Geofisika). Jika data tidak tersedia, peta hu
jan dapat digunakan sebagai pendekatan. Data curah hujan juga dapat dipe
roleh dari Dinas Pertanian di daerah-daerah.

b. Informasi Informasi tentang sarana transportasi untuk mencapai


lokasi, biaya hidup di lokasi survei, cuaca, suhu, dan lain-lain perlu diperol
eh untuk mendukung penelitian.

Mulai

Studi Literatur

Pengumpulan Data

Data Primer Data Sekunder

Pengolahan Data

Hasil

Sumber : Diolah oleh Penulis


Gambar 3.5 Diagram Alir Penelitian

15
BAB IV

PERENCANAAN PERKERASAN KAKU

4.1. DATA HASIL PENGAMATAN LAPANGAN

4.1.1. Inventarisasi Jalan

Dari hasil inventarisasi jalan yang telah dilakukan, terlihat bahwa


kondisi eksisting ruas jalan Letjen H. Alamsyah Ratu Perwiranegara di Pal
embang tergolong rusak sedang hingga rusak berat. Banyak bagian aspal y
ang mengelupas, menyebabkan jalan memiliki lubang-lubang. Perencanaa
n perkerasan jalan beton (rigid pavement) dilakukan pada ruas jalan Letjen
H. Alamsyah Ratu Perwiranegara di Palembang

dengan panjang ruas antara STA. 0+260 hingga STA. 0+280 atau S
TA. 02+715 hingga STA. 02+840 dalam satuan KM (Kilometer) SMG (Se
marang). STA. 02+510 merupakan STA terakhir pada ruas jalan Letjen H.
Alamsyah Ratu Perwiranegara di Palembang. Dengan demikian, total panj
ang perkerasan yang akan direncanakan mencapai 3,5 KM.

STA(SMG)
4.1.2. Kondisi Tanah
0+260 02+510 02+ 715 02+840 02+885
Pada ruas jalan ini, kondisi tanahnya cenderung datar. Data menge
CBR(%) 4 4 4 3 3
nai CBR (California Bearing Ratio) tanah dasar, penentuan nilai CBR, dan
STA(SMG)
grafik CBR 90% pada lokasi tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.1, Tabel 4
0+260 02+510 02+715 02+840 02+885
2, dan Grafik 4.1 di bawah ini.
CBR(%) 5 4 4 3 4
STA(SMG)
Tabel 4.1. Data CBR Tanah Dasar
0+260 02+510 02+715 02+840 02+885

CBR(%) 4 5 5 4 4
CBR(%) 3 3 3 4 4
STA(SMG) 0+260 02+510 02+715 02+840 02+885
STA(SMG)
CBR(%) 5
0+260 5
02+510 6
02+715 5
02+840 4
02+885
STA(SMG)
CBR(%) 0+260
4 02+510
4 02+715
3 02+840
3 02+885
5
CBR(%) 4 5 5 5 4
16
STA(SMG) 0+260 02+510 02+715 02+840 02+885
CBR(%) 4 4 3 3 4
STA 0+260 02+510 02+715 02+840 02+885
STA(SMG)
0+260 02+510 02+715 02+840 02+885
CBR(%) 7 6 5 5 5

STA(SMG) 0+260 02+510 02+715 02+840 02+885

CBR(%) 3 4 4 5 4

STA(SMG) 0+260 02+510 02+715 02+840 02+885

CBR(%) 5 4 5 4 3

STA(SMG) 0+260 02+510 02+715 02+840 02+885

CBR(%) 4 4 4 3 3
STA(SMG) 0+260 02+510 02+715 02+840 02+885

CBR(%) 3 4 4 4 5
STA 0+260 02+510 02+715 02+840 02+885
(SMG)

CBR(%) 5 4 4 5 5

STA(SMG)
0+260 02+200 02+400 02+600 02+800

CBR(%) 5 5 5 5 5

Sumber:Tabel4.2.PenentuanCBRDesain

CBR JUMLAH SAMA PERSENTASESAMAAT


(%) ATAULEBIHBESAR AULEBIHBESAR
4 32 32/32x100%=80%

5 24 24/32x100%=39%

3 15 15/32x100%=21,0%

17
6 2 2/32x100%=3%

7 1 1/32x100%=1,33%

Gambar 4.1. Grafik CBR 90%


Dari grafik penentuan CBR desain diatas, diperoleh CBR 90% adalah 3,5%.
4.1.3. Lalu - lintas
Berdasarkan hasil survey yang dilakukan, dapat diperoleh data lalu lintas
kendaraan pada tahun 2022 ruas jalanletjen H.alamsyah ratu perwiranegara
palembang. Adapun data survey dapat dilihat sesuai dengan Tabel 4.3. dibawah i
ni.

Tabel 4.3. Data Lalu Lintas Kendaraan Tahun 2022 Dalam Mobil Bus Truk Ruas j
ln H.letjen alamsyah ratu perwiranegara palembang

NO 1 2 3 4 5 6 7

1 795 547 486 51 11687 288 5

Keterangan :
1. MPV, Sedan, Jeep, Pick Up
2. Mini bus, Truck kecil
3. Bus, Truck 2 As
4. Truck 3 As, Trailer
5. Sepeda motor
6. Sepeda/becak
7. Gerobak

18
Sedangkan pertumbuhan lalu lintas kendaraan yang terjadi pada jalan
letjen H.alamsyah ratu perwiranegara palembang dari tahun 2020 – 2022 dapat dil
ihat pada Tabel 4.4 berikit ini
:

Sumber:KPBU JALINTIM ABIBRAYA 2022


Tahun Jumlah Peningkatan Peningkatan
Kendaraan (Jumlah)
(%)
2020 139189
0 0
2021 139189
2022 173639 34450 0 24,75 0
0 0
Rata–Rata 8,26%

4.2.PERHITUNGAN TEBAL PELAT BETON SEMEN


4.2.1.Diketahui Data Parameter Perencanaan Sebagai Berikut :
 CBR tanah dasar = 3,5 %
 Kuat tarik lentur (fcf) = 4 MPa (F’c = 300 kg/cm2 )
 Bahan pondasi bawah = bahan pengikat 125 mm
 Mutu baja tulangan = BJTU 30 ( Fy : tegangan leleh = 3000 kg/cm2) unt
uk BBDT.
 Koefisien gesek antara pelat beton dengan pondasi (µ) = 1,5
 Bahu jalan = Tidak
 Ruji (dowel) = Ya
 Data Lalu – Lintas Harian Rata – Rata

-MPV,sedan,jeep,pickup : 795 buah/hari

-Minibus,truckkecil : 547 buah/hari

-Bus,truck2As,mobiltanki : 486 buah/hari

-Truk3As,Trailer : 51 buah/hari

19
-Trukgandengan : 0 buah/hari

-Pertumbuhanlalu-lintas(i) : 8,25 %/tahun

-Umurrencana(UR) : 10 th

Direncanakan perkerasan beton semen untuk jalan 2 lajur 2 arah untuk jala
n kolektor. Dengan perencanaan perkerasan beton bersambung dengan tulangan
(BBDT).

4.2.2. Langkah-Langkah Perhitungan Tebal Pelat


4.2.2.1. Analisis lalu-lintas
Berdasarkan data lalulintas harian rata-rata, maka dapat dianalisis perhitun
gan jumlah sumbu berdasarkan jenis dan bebannya, seperti terlihat pada
Tabel 4.7. dibawah ini :
Tabel 4.7. Perhitungan jumlah sumbu berdasarkan jenis dan bebannya
nfigurasibebans l.sumb RT RG dR
isikendaraa l.Kend(b l.sumb
umbu uPer. (b (b (b (b D
(b (b
n D B h) u (bh)
kend h) h) h) h) h) h)
MPV,sedan, j (bh)
5
eep,pickup
Minibus,truck
7 94 7 7
kecil
Truck2As,m
6 2 6 6
obiltanki
TRUck 3As, 4
Trailer
Total 84 33

Jumlah sumbu kendaraan niaga (JSKN) selama umur rencana (10 tahun).
JSKN = 365 x JSKNH x R
R = ( 1 + i)^UR-1i
R = ( 1 + 0,0825)^10-1

20
0,0825
R = 14,66
= 365 x 2270 x 14,66
= 12.146.281
= 1,2 x 107
JSKN rencana = JSKN x C
= 1,2 x 107 x 0,5
= 6.073.141
=6 x 106

C diambil dari jumlah lajur dan koefisien distribusi kendaraan niaga berdasarkan l
ebar perkerasan sesuai dengan Tabel 4.8. dibawah ini.

Jumlah KoefisienDistribusi
LebarPerkerasan(Lp) Lajur(n1) 1Arah 2Arah
Lp<5,5 M 1 1 1

5,50 m Lp<8,25m 0,70 0,50

8,25m Lp<11,25m

11,23 m Lp<11,25m 4 - 0,45

15,m Lp<18,75 m 5 - 0,425

18,75 Lp<22 m 6 - 0,4

Sumber : perencanaan perkerasn beton semen, pedoman XX-2002

4.2.2.2. Perhitungan Repetisi Sumbu yang Terjadi

Data lalu-lintas yang diperlukan untuk perencanaan perkerasan beton seme


n mencakup jenis sumbu dan distribusi beban, serta jumlah repetisi masing-masin
g jenis sumbu atau kombinasi beban yang diperkirakan selama umur rencana. Rep

21
etisi yang terjadi adalah hasil dari perkalian antara proporsi beban dan proporsi su
mbu.

Perhitungan repetisi sumbu rencana untuk jenis sumbu STRT adalah sebag
ai berikut:

 Beban sumbu 6 ton = (jumlah sumbu beban / jumlah total sumbu) x 100%

= (51 / 1084) x 100%

= 5%

 Beban sumbu 5 ton = (jumlah sumbu beban / jumlah total sumbu) x 100%

= (486 / 1084) x 100%

= 45%

 Beban sumbu 3 ton = (jumlah sumbu beban / jumlah total sumbu) x 100%

= (547 / 1084) x 100%

= 50%

 Perhitungan repetisi sumbu rencana untuk jenis sumbu STRG adalah sebagai
Beban sumbu 8 ton = (jumlah sumbu beban / jumlah total sumbu) x 100%

= (486 / 1033) x 100%

= 47%

 Beban sumbu 5 ton = (jumlah sumbu beban / jumlah total sumbu) x 100%

= (547 / 1033) x 100%

= 53%

Perhitungan repetisi sumbu rencana untuk jenis sumbu STdRG adalah seb
agai berikut:

 Beban sumbu 14 ton = (jumlah sumbu beban / jumlah total sumbu) x 100%

= (51 / 51) x 100%


22
= 100%

Proporsi sumbu untuk seluruh jenis sumbu adalah sebagai berikut:

 Jenis sumbu STRT = (jumlah sumbu beban (STRT) / jumlah total sumbu) x 1
00%

= (1084 / 2270) x 100%

= 48%

 Jenis sumbu STRG = (jumlah sumbu beban (STRG) / jumlah total sumbu) x 1
00%

= (1033 / 2270) x 100%

= 46%

 Jenis sumbu STdRD = (jumlah sumbu beban (STdRD) / jumlah total sumbu)
x 100%

= (51 / 2270) x 100%

= 2%

Perhitungan repetisi sumbu yang terjadi, dapat dilihat pada Tabel 4.9. berikut ini
Tabel 4.9. Perhitungan repetisi sumbu rencana

BEBAN REPETISI
JENIS JUMLAH PROPORSI PROPORSI LALIN RE
SUMBU YANG T
SUMBU SUMBU BEBAN SUMBU NCANA
(TON) ERJADI
STRT 6 51 5% 48% 6.073.141 136.445

5 486 45% 48% 6.073.141 1.300.241

3 547 50% 48% 6.073.141 1.463.440

JUMLAH 1084 100%

23
STRG 8 486 47% 46% 6073140,506
1.300.241

5 547 53% 46% 607314


1.463.440
0,506
JUMLAH 1033 100%

STdRG 14 51 100% 2% 6073140,506 136.445

JUMLAH 51 100%

4.2.2.3. Perhitungan tebal pelat beton


• Sumber data beban : Hasil survey
• Jenis perkerasan : BBDT dengan ruji
• Umur rencana : 10 tahun
• JSK : 6 x 106
• Faktor keamanan beban : 1,1

Pada penentuan faktor keamanan beban rencana, beban sumbu dikalikan d


engan faktor keamanan beban (FKB). Faktor keamanan bebab ini digunakan berka
itan adanya berbagai tingkat reabilitas perencanaan seperti terlihat pada Tabel 4.1
0. berikut ini :
Tabel 4.10. Faktor Keamanan Beban (FKB)
Penggunaan

bebashambatanutama(majorfreeway)danjalanberlajurbanyak,ya
ngaliranlalu–lintasnyatidakterhambatsertavolumekendaraanniag
ayangtinggi.
bebashambatan(freeway) danjalanarteri denganvolumekendaraa
nniagamenengah
denganvolumekendaraanniagarendah

24
Sumber : perencanaan perkerasn beton semen, pedoman XX-2002

• Kuat tarik lentur beton (f’cf) umur 28 hari : 4 Mpa


• Jenis dan tebal lapis pondasi : bahan pengikat 125 mm
• CBR tanah dasar : 3,5 %
• CBR efektif : 15 %
• Tebal taksiran pelat beton : 19 mm

Penentuan tebal pondasi bawah, CBR efektif, dan taksiran tebal perkerasan
diambil berdasarkan Gambar 4.2., Gambar 4.3. dan Gambar 4.4. sesuai dengan pe
rencanaan perkerasan beton semen, pedoman XX- 2002 Departemen Permukiman
dan Prasarana Wilayah.
Tebal pondasi bawah minimum ditentukan oleh gambar diagram berdasark
an jumlah repetisi sumbu dan CBR tanah dasar rencana seperti terlihat pada Gamb
ar 4.2. berikut :

25
Gambar 4.2. Tebal pondasi bawah minimum untuk perkerasan beton seme
n Penentuan CBR efektif didasarkan pada CBR tanah dasar dan tebal pondasi baw
ah yang direncanakan. Penentuan tersebut dapat dilihat pada Gambar 4.3. berikut i
ni :

Gambar 4.4. Contoh Grafik Perencanaan, fcf = 4,25 Mpa, Lalu – Lintas Dalam
Kota, Dengan Ruji, FKB = 1,1

26
Untuk menetahui tebal perkerasan aman atau tidak, maka harus dilakukan
analisa fatik dan erosi sesuai dengan pedoman XX-2002 Perencanaan Perkerasan
Beton Semen. Tabel perhitungan mengacu pada peraturan yang sudah ada. Adapu
n cara untuk menentukan faktor tegangan dan erosi didasarkan pada CBR efektif d
an perkiraan tebal perkerasan yang dapat dilihat pada Tabel 4.11 berikut ini :

Tabel 4.11. Tegangan Ekivalen dan Faktor Erosi untuk Perkerasan tanpa B
ahu Beton

27
Dengan menentukan tegangan ekivalen (TE) dan faktor erosi (FE), maka d
apat ditentukan faktor rasio tegangan (FRT) untuk masing – masing beban rencan
a per roda seperti Tabel 4.12. dibawah ini.

FRT = TE / fcf

Tabel 4.12. Analisa Fatik dan Erosi


S Trepetisi orteg.D Analisafatik Analisaerosi
S ansumbu anrenc ygterjadi anerosi
R (KN) ana
roda etisiijin senrusak etisiij senrusa
T (KN) in k
S

RT 0) 0 0 136.445 =
0) 5 0 1.300.241 = 5
0) 5 0 1.463.440 =
RG 0) 0 0 1.300.241 = 0 0,000 120327 0.000
0) 7 5 1.463.440 = 5
=

RG 140) 25 136.445 = 0 00.00 1


T = 25 0 0
= 0
Total 65%<100% 16%<100%

28
Karena % rusak fatik (telah) lebih kecil 100% maka tebal pelat diambil 19 cm.

Repetisi ijin untuk analisa fatik dan analisa erosi dari masing – masing jeni
s sumbu kendaraan, dapat ditentukan melalui diagram Gambar 4.4. – Gambar 4.15.
dibawah ini :

Gambar 4.16. Analisa fatik dan beban repetisi ijin berdasarkan rasio tegangan, tan
pa bahu beton untuk STRT ( 3 ton)

29
Gambar 4.17. Analisa fatik dan beban repetisi ijin berdasarkan rasio tegangan, tan
pa bahu beton untuk STRG ( 8 ton)

Gambar 4.18. Analisa fatik dan beban repetisi ijin berdasarkan rasio tegangan, tan
pa bahu beton untuk STRG ( 5 ton)
30
Gambar 4.19. Analisa fatik dan beban repetisi ijin berdasarkan rasio tegangan, tan
pa bahu beton untuk STdRG ( 14 ton)

31
Gambar 4.10. Analisa erosi dan jumlah repetisi beban ijin, berdasarkan faktor eros
i, tanpa bahu beton STRT ( 6 ton )

32
Gambar 4.11. Analisa erosi dan jumlah repetisi beban ijin, berdasarkan faktor eros
i, tanpa bahu beton STRT ( 5 ton )

33
Gambar 4.12. Analisa erosi dan jumlah repetisi beban ijin, berdasarkan faktor eros
i, tanpa bahu beton STRT ( 3 ton )

Gambar 4.13. Analisa erosi dan jumlah repetisi beban ijin, berdasarkan faktor eros
i, tanpa bahu beton STRG ( 8 ton )

34
Gambar 4.14. Analisa erosi dan jumlah repetisi beban ijin, berdasarkan faktor eros
i, tanpa bahu beton STRG ( 5 ton )

Gambar 4.15. Analisa erosi dan jumlah repetisi beban ijin, berdasarkan faktor eros
i, tanpa bahu beton STdRG ( 14 ton )

4.1. PERHITUNGAN TULANGAN


• Tebal pelat (h) : 19 cm
• Lebar pelat (L) : 3 m ( untuk 1 lajur )
• Panjang pelat (P) : 6 m
• Koefisien gesek antar pelat beton dengan pondasi bawah (µ) : 1,5
• Kuat tarik ijin baja (fy) : 3000 Kg/cm2
• Berat isi beton (M) : 2400 kg/m3
• Gravitasi (g) : 9,81 m/s2

35
4.1.1. Tulangan Memanjang
As = 629,06625 mm2/m’
As min = 0,1% x 190 x 1000 = 190 mm2/m’ Dipergunakan tulangan diameter 13
mm, jarak 200 mm.

4.1.2. Tulangan Melintang


As = 314,533125 mm2/m’
As min = 0,1% x 190 x 1000 = 190 mm2/m’ Dipergunakan tulangan diame
ter 13 mm, jarak 400 mm.

4.1.3. Dowel (Ruji)


Ketentuan penggunaan dowel sebagai penyambung/pengikat pada sambun
gan pelat beton, dapat dilihat dari Tabel 4.13 berikut ini :

Tabel 4.13 Ukuran dan jarak batang dowel (ruji) yang disarankan
tebalpelatpe dowel
rkerasan meter panjang jarak
inci mm Inci mm inci mm inci mm

6 150 0,75 19 18 450 12 300

7 175 1 25 18 450 121 300

8 200 1 25 18 450 12 300

9 225 1,25 32 18 450 12 300

10 250 1,25 32 18 450 12 300

11 275 1,25 32 18 450 12 300

12 300 1,5 38 18 450 12 300

13 325 1,5 38 18 450 12 300

14 350 1,5 38 18 450 12 300

36
Sumber: Principles of Pavement Design by Yoder & Witczak, 1975

Berdasarkan tabel diatas, dapat digunakan dowel dengan ukuran sebagai berikut :
• Diameter : 25 mm
• Panjang : 450 mm
• Jarak : 300 mm
4.1.2. Batang Pengikat (Tie Bar)
• Diameter : 16 mm
• Panjang : 600 mm
• Jarak antar batang : 250 mm

37
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Pada proyek akhir kami buat dengan judul“BEBAN PERKERASAN
JALAN RIGID PAVEMENT JALAN LETJEN H. ALAMSYAH RATU
PERWIRANEGARA PALEMBANG” Dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut.

1) Data lalu lintas yang diperlukan dalam perencaan


perkerasan beton semen adadalah jenis sumbu dan
distribusi beban serta jumlah repetisi masing masing jenis
sumbu/kombinasi beban yang diperkirakan selama umur
rencana. Repetisi yang terjadi merupan hasil antara propisi
beban dan propisi sumbu.

2) Beban perkerasan jalan rigid pavement jalan letjen


H.AlamsyahRatu Perwiranegara Palembang, menggunakan
jenis perkerasan beton semen bersambung dengan tulangan.

3) Pekerjaan perkerasan jalan (Rigid Pavemant)


a. Perkerasan beton semen , t=30,5 cm
b. Perkerasan beton semen mutu K-250
c. Perkerasan beton semen dengan anyaman tulangan
tunggal.
d. Lapisan pondasi bawah beton kurus t=10 cm

4) Pekerjaan bahu jalan


a. Lapisan pondasi agregat kelas B
b. Lapisan pondasi agregat kelas S

38
c. Lapisan pondasi agregat kelas A
d. Perkerasan beton semen ( bahu dalam )
e. Perkerasan beton semen mutu K-250, t=20 cm
(bahu luar)
5) Pekerjaan Drainase
a. Pembongkaran saluran drainase eksiting
b. Pembongkaran beton
c. Pasangan batu dengan moktar
d. Saluran beton bertulang tipe- U dengan tutup
e. Saluran beton bertulang tipe- U 50x50 ( median )
f. Beton mutu sedang fc’=25 Mpa (K-300)
g. Beton mutu sedang fc’=10 Mpa dan baja tulangan
U 39 ulir.
5.2 Saran
Darin perencaan yang kami buat, saran yang dapat kami berikan
adalah sebagai berikut:
1. Perlu adanya perencaan yang teliti terutama dalam
perencaan struktur agar dapat perubahan pekerjaan dapat
berjalan lancar.
2. Faktor keaman dan kenyamanan sangat penting dalam
perencaan jalan raya.
3. Perencaan anggaran dan waktu pelaksanaan tepat waktu dan
efisien biaya.
4. Metode-metode praktis yang telah dilaksanakan
dilapangan,sebaiknya tetap mengacu pada setandar yang
telah ditetapkan untuk menghindari kegagalan.

39
DAFTAR PUSTAKA

Bina Marga ,(2013), manual desain perkerasan jalan - no /M/BM/2013


kementrian pekerjaan umum, Diktoral jenderal Bina Marga jakarta.

Priyono. (2008) , metode penelitian kuantitatif. Zifatama. Publising,surabaya


B. Santoso,Ir.Nurcahyo.TeknisPelaksaanJalan Beton
Semen,http//www.academia.edu/8915764/perkerasan _jalan beton.

B. Santoso,Ir.Nurcahyo.TeknisPelaksanaanJalan Beton Semen, https://www.acad


emia.edu/8915764/perkerasan_jalan_beton

Sukirman. S, Perkerasan Lentur Jalan Raya, Nova , Bandung, 1999

Rekayasa Jalan Raya, Penerbit Gunadarma, Jakarta Mei 1997


Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Direktorat Jenderal Bina
Marga, ManualPerkerasanJalan Raya, Revisi Juni 2017 Nomor 04/SE/Db/2017 ,
(2017)

SIBIMA Konstruksi,Pelaksanaan pekerjaan perkerasan jalan beton


https://www.sibima.pu.go.id/mod/resource/view.php/id=11583

40

Anda mungkin juga menyukai