Bab 1
Bab 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Anggur (Vitis vinifera) adalah tanaman buah yang populer dan memiliki
nilai ekonomi tinggi karena buahnya digunakan untuk menghasilkan wine, jus,
Kebun anggur memainkan peran penting dalam industri anggur yang berkembang
pesat di berbagai negara. Dalam upaya memastikan hasil panen yang optimal,
tanaman anggur. Tahap pembibitan di kebun anggur menjadi fase awal yang
menghasilkan benih yang kuat, berkualitas tinggi, dan bebas dari penyakit
l yang memiliki peran penting dalam berbagai proses metabolisme tubuh. Selain it
tukan sel kanker dan melawan berbagai jenis penyakit (Khairunnisa, Hazar, & Mu
lqie, 2022). Aktivitas tersebut juga terhubung dengan keberadaan senyawa metabo
lit sekunder dalam buah anggur yang berfungsi sebagai antioksidan, bertindak seb
1
2
maupun di luar negeri masih besar. Di samping itu, produk buah anggur juga
setelah stroberi yang mencapai 7.501 ton. Terdapat peningkatan yang signifikan
dalam produksi anggur di Indonesia jika dibandingkan dengan tahun 2016 yang
hanya mencapai 9.507 ton (BPS, 2019). Namun, masih terdapat beberapa faktor
biasanya ditanam sebagai tanaman hias di pekarangan rumah dan sebagai tanaman
yang ditanam di antara tanaman lainnya. Meskipun begitu, hingga saat ini
2015).
menggunakan batang atas anggur yang unggul, seperti yang sering dilakukan
dengan menggunakan batang atas anggur impor (Purba, 2017). Kendala dalam
3
perbanyakan tanaman dengan setek juga menjadi salah satu faktor penghambat,
karena jumlah setek yang berhasil membentuk akar terbatas dan pertumbuhan
tunas yang lambat. Kondisi ini disebabkan oleh kurangnya hormon pembentuk
akar dan pemilihan media perakaran yang kurang tepat untuk setek (Ihsan, Yulian,
banyak digunakan karena biji yang dihasilkan terbatas, sulit untuk tumbuh, dan
sering mengalami variasi genetik (Suhartika, Muhardi, 2021 ). Jika kita menanam
anggur dari biji, maka buah anggur yang dihasilkan tidak akan sama dengan buah
yang dihasilkan oleh tanaman tetuanya. Ini disebabkan oleh variasi sifat yang
dimiliki oleh anakan, yang bisa lebih baik atau lebih buruk dari tetuanya dalam
hal rasa, warna, dan bentuk. Selain itu, persentase kecambah yang tumbuh dari
biji anggur cenderung rendah karena biji anggur mengalami dormansi. Di sisi lain,
perbanyakan tanaman secara vegetatif banyak dipilih karena buah yang dihasilkan
akan sama dengan tanaman induknya dan juga memungkinkan tanaman anggur
batang bawah sebagai setek dengan batang atas sebagai penyambung. Dalam
teknik ini, batang bawah yang digunakan berasal dari varietas dengan sistem
tanaman. Sedangkan, batang atas yang digunakan berasal dari varietas yang
4
memiliki keunggulan dalam kualitas buah, namun memiliki sistem perakaran yang
kurang kuat (Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika, 2017).
proses pembibitan dari biji memerlukan waktu yang relatif lama, maka pilihan
yang lebih cepat adalah dengan menggunakan metode vegetatif. Bibit anggur yang
sistem reproduksi yang unik. Dalam praktik pembibitan, ada dua metode umum
menjadi kunci utama. Karena itu, pemahaman tentang teknik penanaman yang
benar sangatlah penting bagi para petani anggur. Dengan menguasai teknik
pembibitan yang tepat, para petani anggur dapat menghasilkan benih berkualitas
mereka. Selain itu, pemahaman yang mendalam tentang teknik pembibitan anggur
juga menjadi kunci bagi peneliti dan ahli agronomi dalam mengembangkan
inovasi dan solusi untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas tanaman merambat
Oleh karena itu, praktek lapang dalam pembibitan anggur menjadi sangat
penting. Dengan melakukan praktek lapangan, para petani, peneliti, dan ahli
yang berjudul “Pembibitan Anggur (Vitis vinifera) di Kebun Anggur Wong Kito
Grapes Palembang".