Tesis Lengkap
Tesis Lengkap
Disusun Oleh:
Feri Yusag Jumaidi
NIM : 21240020
i
TESIS
Disusun Oleh:
Feri Yusag Jumaidi
NIM : 21240020
ii
SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS
NIM : 21 24 0020.
Dengan ini menyatakan bahwa : Benar Tesis yang berjudul tersebut di atas merupakan
hasil penelitian dan karya saya sendiri dengan tidak melakukan plagiarisme.
Apabila dikemudian hari terbukti bahwa Tesis ini tidak sesuai dengan pernyataan saya
tersebut di atas maka, saya bersedia mempertanggung jawabkanya menurut hukum yang
berlaku dan menerima semua sanksi akademik, termasuk pencabutan gelar akademik
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya, untuk dipergunakan sebagai mana
mestinya.
Yang menyatakan
Materai 10.000
iii
HALAMAN PENETAPAN
NIM : 21 24 0020
Rektor,
iv
HALAMAN PENETAPAN
NIM : 21 24 0020
v
HALAMAN PERSETUJUAN
NIM : 21 24 0020
Pembimbing I Pembimbing II
Menyetujui,
Atas Nama Rektor Universitas Kader Bangsa
Ka.PS Magister Ilmu Hukum
vi
HALAMAN PERSETUJUAN
NIM : 21 24 0020
Pembimbing I Pembimbing II
Menyetujui,
Atas Nama Rektor Universitas Kader Bangsa
Ka.PS Magister Ilmu Hukum
vii
HALAMAN PENETAPAN
NIM : 21 24 0020
Penguji I : ........................................................
viii
HALAMAN PERSETUJUAN TESIS
NIM : 21 24 0020
Diketahui Oleh,
Dr. Conie Pania Putri, SH.,MH Dr. Conie Pania Putri, SH.,MH
ix
HALAMAN PENGESAHAN TESIS
NIM : 21 24 0020
Telah berhasil di pertahankan di hadapan Dewan Penguji dan Diterima sebagai bagian
persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Magister Hukum pada Program
Pascasarjana Program Studi Magister Ilmu Hukum Universitas Kader Bangsa Palembang
Hari : .......................................
Tanggal : ........................................
1. ....................................... ......................................
2. ....................................... ......................................
3. ....................................... ......................................
Disahkan Oleh
x
BIODATA
I. Identitas
Nama : Feri Yusag Jumaidi
Nim : 21240020
Tempat, dan tanggal lahir : 20 Mei 1983
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Kewarganegaraan : Indonesia
Alamat : Sukarela jln. batu jajar prim Bni Rt.21
Rw.07 Plg
Pekerjaan : Polri
No. Hp/ Whatshaap : 082178024206
Email : feriyusag.sip50@gmail.com
xi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto :
#Hadapi tantangan itu dengan hati yang dingin sebab dibalik tantangan itu
terdapat sesuatu berkah yang tersembunyi.
#Hari kemaren adalah pengalaman,Hari ini adalah peristiwa dan Hari Esok
adalah Impian dan Harapan.
Kupersembahkan Untuk :
xii
ABSTRAK
xiii
ABSTRACT
xiv
KATA PENGANTAR
rahmat, karunia hidayah serta inayahnya jualah penulisan tesis ini selesai
Kabupaten Banyuasin”. Tesis ini diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk
Magister Ilmu Hukum Universitas Kader Bangsa Palembang. Pada kesempatan ini
kepada:
1. Bapak Ferry Preska, ST, MSc, EE, Ph. D selaku ketua Yayasan Kader
Bangsa Palembang.
2. Ibu DR. Hj. Irzanita, SH, SE, SKM, MM, M.Kes Selaku Rektor
3. Ibu Dr. Conie Pania Putri, SH., MH Selaku Ketua Program Studi Magister
5. Ibu Dr. Conie Pania Putri, SH., MH, Selaku Pembimbing Teknis
xv
6. Staf dan Pegawai Pascasarjana Program Studi Magister Ilmu Hukum
penulisan tesis ini dapat menjadi jembatan penghubung bagi penulisan tesis
xvi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i
HALAMAN PERNYATAAN TIDAK PLAGIAT ...................................... ii
HALAMAN PENETAPAN JUDUL DAN PEMBIMBING ....................... iii
HALAMAN PENETAPAN JUDUL DAN PENGUJI PROPOSAL .......... iv
HALAMAN PERSETUJUAN PROPOSAL UNTUK DISEMINARKAN v
HALAMAN PERSETUJUAN PROPOSAL TELAH DISEMINARKAN vi
HALAMAN PENETAPAN JUDUL DAN PENGUJI TESIS .................... vii
HALAMAN PERSETUJUAN TESIS UNTUK DIPERTAHANKAN ..... viii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ ix
KATA PENGANTAR ................................................................................... x
BIODATA ....................................................................................................... xii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................. xiii
ABSTRAK ...................................................................................................... xiv
ABSTRACT .................................................................................................... xv
DAFTAR ISI ................................................................................................... xvi
DAFTAR TABEL........................................................................................... xx
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................... 9
C. Tujuan Penelitian ....................................................................... 9
1. Tujuan Deskriptif (Gambaran) ............................................... 10
2. Tujuan Kreatif (Analisis) ....................................................... 10
3. Tujuan Inovatif (Pengembangan/Pembaharuan) .................... 10
xvii
b. Teori Efektivitas Hukum ................................................... 23
xviii
BAB III PENELITIAN DAN HASIL PEMBAHASAN ............................ 81
A. Pelaksanaan turjawali oleh Polres Banyuasin terhadap Upaya
Preventif dalam menanggulangi kecelakaan lalu lintas di
Kabupaten Banyuasin ................................................................ 81
B. Hambatan dan Upaya yang dilakukan oleh Polres Banyuasin
terhadap turjawali sebagai pencegah kecelakaan lalu lintas ...... 99
xix
DAFTAR TABEL
xx
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
(rechtsstaat), hal ini secara tegas dinyatakan dalam Undang-Undang Dasar 1945
pasal 1 ayat 3. Adapun negara hukum adalah negara berdasarkan atas hukum dan
alat-alat perlengkapan negara atau dengan kata lain diatur oleh hukum. Hal yang
pasti bukan negara yang berdasarkan kekuasaan otoriter. Oleh karena itu,
sesuai dengan aturan hukum tanpa kecuali.2 Hal ini merupakan salah satu cara
untuk mencapai pembangunan nasional Indonesia yang tepat dan terarah, yaitu
untuk melahirkan suatu keadaan masyarakat Indonesia yang adil dan makmur
secara merata baik materiil maupun spiritual yang berdasarkan Pancasila dan
UUD 1945. Salah satu prasarana yang diperlukan dalam rangka pembangunan
1
Abdul Aziz hakim, Negara Hukum dan Demokrasi, Pustaka Pelajar, Yogyakarta,
2011, hal. 8
2
Jimly Asshiddiqie, Konstitusi dan Konstitusionalisme Indonesia, Sekretariat Jenderal
dan Kepaniteraan Mahkamah Konstitusi RI, Jakarta, 2006, hal. 69
1
2
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Lalu Lintas dan
keselamatan, ketertiban, dan kelancaran berlalu lintas dan Angkutan Jalan dalam
nasional, lalu lintas dan angkutan jalan harus dikembangkan potensi dan
terjaganya hak-hak warga negara dalam kegiatan lalu lintas dan angkutan jalan.
Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (LLAJ) merupakan hal yang sangat dekat
3
Suwarjoko P. Warpani, Pengelolaan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, ITB, Bandung,
2012, hlm. 3.
3
dengan masyarakat. Hal ini dapat digambarkan sebagai aliran darah dalam tubuh
Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (UU LLAJ) adalah suatu
peristiwa dijalan yang tidak diduga dan tidak disengaja yang melibatkan
kendaraan dengan atau tanpa pengguna jalan lain yang mengakibatkan korban
manusia dan/ atau kerugian harta benda. Kecelakaan lalu lintas dapat terjadi
Republik Indonesia Nomor 22 tahun 2009 tentang Lalu lintas dan Angkutan
keamanan lalu lintas dan angkutan jalan dapat terlaksana berkat kerjasama dari
4
Ibid, hal. 4
5
Widianto Putero, Management Keselamatan Lalu Lintas, Lemdiklat Polri Pusdik
Lantas, Jakarta, 2001, hal. 23
4
aparat pemerintah dan swasta, Polri sebagai pihak pemerintah dan PT. Jasa
konsiderans UU LLAJ, terutama huruf b, yang menyatakan bahwa lalu lintas dan
keselamatan, ketertiban, dan kelancaran berlalu lintas dan angkutan jalan dalam
pelanggaran lalu lintas. Hal inilah yang kurang disadari dalam masyarakat,
masih banyak masyarakat yang menganggap remeh untuk mematuhi aturan lalu
takut pada Polisi yang berjaga di jalan, bukan atas dasar keinginan dari diri
pribadi untuk mengikuti peraturan lalu lintas. Sehingga ketika tidak ada Polisi
terhindar dari bahaya-bahaya yang dapat merugikan diri sendiri maupun semua
pihak. Upaya polisi untuk mencegah adanya gangguan keamanan dan ketertiban
6
Ruslan Renggong, Hukum Pidana Khusus Memahami Delik-Delik di Luar KUHP,
Prenadama Group, Jakarta, 2016, hal. 210-211
7
Hendri Ardana, Inventarisasi dan Analisa Terhadap Perundang-undangan Lalu
Lintas, Pusat Penelitian dan Pengembangan Fakultas Hukum Universitas Tarumanegara, CV.
Rajawali, Jakarta, 2014, hal. 32
5
kecelakaan lalu lintas dan penegakkan hukum dalam bidang lalu lintas.
dampak dari kebutuhan pengguna jalan dan juga volume kendaraan yang makin
bertambah. Hal ini tampak dari arus lalu lintas yang kian memadat. Tidak hanya
kemacetan saja yang berdampak dari volume kendaraan yang makin bertambah,
kecelakaan di Indonesia sangatlah tinggi, dapat dilihat dari data korlantas yang
menunjukan ada 24.642 jumlah kecelakaan lalu lintas di Indonesia. Dengan kata
lain, jumlah kecelakaan lalu lintas pada Januari sampai 13 September 2022
Kecelakaan lalu lintas juga menjadi masalah pada wilayah hukum Polres
Banyuasin, dengan keadaan wilayah Banyuasin yang luas dan ramai, menjadi
jalur penghubung antara Provinsi Sumatera Selatan dan Provinsi Jambi, yang
8
Aryo Putranto Saptohutomo, Korlantas Polri Catat 94.617 Kecelakaan pada
Januari-September 2022, https://nasional.kompas.com, diakses tanggal 13 Maret 2023
6
dikenal sebagai kota pelajar dan kota pariwisata. Banyuasin berbatasan langsung
Banyuasin, dan banyak terjadi kecelakaan lalu lintas dan pelanggaran lalu lintas
objek tugas dalam pelaksanaan tugas Polri di bidang lalu lintas untuk mencegah
hal tersebut.
Banyak upaya yang telah dilakukan oleh kesatuan lalulintas dari Polres
patroli pada saat-saat tertentu. kesemuanya dilakukan oleh polisi lalulintas demi
Sumatera Selatan.
lalulintas di wilayah hukum polres Banyuasin. Oleh karena hal tersebut, peneliti
merasa penting untuk mengamati dan meneliti mengenai peran satuan lalu lintas
Banyuasin.
7
Lalulintas dan Angkutan Jalan telah menetapkan beberapa pasal yang mengatur
tentang larangan saat berlalulintas. Hal ini dilakukan agar tercipta lalulintas yang
tertib dan terhindar dari berbagai macam kecelakaan. Apabila merujuk kepada
pengendara yang menggunkana jalan raya tanpa disiplin, dengan harapan untuk
ketertiban bersama, namun demikian dengan aturan normatif saya belum cukup
bagi masarakat. Oleh sebab itu keberadaan aparat kepolisian dalam mengatur
Berdasarkan ketentuan pada Pasal 200 ayat (3) huruf h UU LLAJ, maka
Keamanan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Salah satu cara yang dilakukan oleh
pihak kepolisian adalah dengan penerapan “tilang”. Tilang merupakan alat bukti
pelanggaran tertentu di bidang lalu lintas dan angkutan jalan dengan format
orang yang dicurigai dan menanyakan serta memeriksa tanda pengenal diri, dan
Sebagai data awal, berikut ditampilkan data yang dihimpun oleh peneliti
dari Polres Banyuasin Sumatera Selatan pada kurun waktu dari tahun 2018
sampai dengan tahun 2022. Data ini ditampilkan untuk menunjukkan bahwa
tinggkat kecelakaan masih cukup tinggi yang terjadi di wilayah hukum Polres
dunia maupun luka berat dan luka ringan. Selain itu tergambar juga bahwa
terjadi peningkatan jumlah kecelakaan lalulintas dalam kurun waktu tiga tahun
terakhir. Hal ini menjadi tanggungjawab berat yang harus dituntaskan oleh pihak
Lalu lintas harus bekerja sama dengan tenaga pendidik atau guru, untuk
Namun, pada Polres Banyuasin ini kerja sama tidak hanya dikhususkan
kepada guru, orang tua siswa pun ikut ambil bagian dalam pentingnya taat lalu
lintas pada pelajar. Maka Berdasarkan uraian diatas perlu dilakukan penelitian,
KABUPATEN BANYUASIN.
B. Rumusan Masalah
Banyuasin ?
2. Bagaimanakah hambatan dihadapi dan upaya apa yang dilakukan oleh Polres
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah sebagi
berikut:
10
1. Tujuan Deskriptif
Banyuasin.
2. Tujuan Kreatif
3. Tujuan Inovatif
1. Kegunaan/Manfaat Teoritis
dalam menanggulangi kecelakaan lalu lintas serta hambatan dan upaya apa
2. Kegunaan/Manfaat Praktis
masukan bagi legislatif dan eksekutif dan pihak yang terkait dengan
3. Kegunaan/Manfaat Inovatif
dihadapi dan upaya apa yang dilakukan Polres Banyuasin terhadap turjawali
1. Kerangka Teoritis
menjadi sangat penting.tiga hal itu hanya bisa dijamin dengan hukum
yang baik. Hukum yang baik dapat tercipta jika penegak hukumnnya juga
bukan hanya menjadi tugas dari para penegak hukum yang sudah di kenal
1. Total enforcement
ketat oleh hukum acara pidana yang antara lain mencakup aturan-aturan
pendahuluan.
9
Barda Nawawi Arief, Beberapa Aspek Kebijakan Penegakan dan Pengembangan
Hukum Pidana, Citra Aditia Bakti, Bandung, 2015, hal. 8
10
Dellyana,Shant, Konsep Penegakan Hukum, Liberty, Yogyakart, 2018, hal. 34
13
enforcement.
2. Full enforcement
3. Actual enforcement
dari 3 dimensi:
11
Sudarsono, Pengantar Ilmu Hukum, PT Rineka Cipta, Jakarta, 2017, hal. 45
14
dan
masyarakat.
ialah merupakan gejala yang dinamis selalu tumbuh dan terkait dengan
12
Barda Nawawi Arief, Bunga Rampai Kebijakan Hukum Pidana (Perkembangan
Penyusunan Konsep KUHP Baru), Kencana Prenada Media Group, Jakarta, 2008, hlm. 2
13
Paulus Hadisuprapto, Juvenile Delinquency, Citra Aditya Bakti, Bandung, 1997,
hal. 72
16
kejahatan dapat ditempuh melalui 2 (dua) cara yaitu sarana penal dan
sarana non-penal:15
disebut upaya yang dilakaukan melalui jalur hukum pidana. Upaya ini
telah dilakukan. Selain itu, melalui upaya panel ini, tindakan yang
14
Ibid, hal. 75
15
Barda Nawawi Arief, Bunga Rampai Kebijakan Hukum Pidana, Fajar Interpratama,
Semarang, 2011, hal. 45
17
ini, mengingat bahwa hukum pidana selain memiliki sisi represif juga
pada hukum tidak ikut melakukan atau akan berfikir dua kali jika
16
Barda Nawawi Arief, Masalah Penegakan Hukum dan Kebijakan Hukum Pidana
Dalam Penanggulangan Kejahatan, Kencana Prenada Media Group, Jakarta, 2007, hal. 182
18
17
Barda Nawawi, op cit, hal. 72
19
masyarakat, dapat pula dilihat sebagai upaya non penal yang perlu
diefektifkan.
18
Soedarto, Kapita Selekta Hukum Pidana, Alumni, Bandung, 1986, hal. 113-116
21
a. Tindakan Preventif.
kriminil dapat diberi arti sempit, lebih luas dan paling luas. Dalam
b. Tindakan Represif.
c. Tindakan Kuratif
sejauh mana aturan hukum itu ditaati atau tidak ditaati.19 Lebih lanjut
pelaksanaan peran, wewenang dan fungsi dari para penegak hukum, baik
yang diancamkan oleh norma hukum atau bukan, dan apakah sanksi
terpenuhi.20
19
Achmad Ali, Menguak Teori Hukum dan Teori Peradilan Vol.1, Kencana, Jakarta,
2010, hal. 375
20
Hans Kelsen, Teori Umum Tentang Hukum dan Negara, Penerbit Nusa Media,
Bandung, 2006, hal. 39
21
Ibid.,
24
yang dibuat itu telah tercapai maksudnya. Maksud dari norma hukum
tersebut.
hukum tersebut. Faktor yang mempengaruhi dapat dikaji dari aspek yaitu:
a. Aspek keberhasilannya
b. Aspek kegagalannya
atau tidak jelas, aparat penegak hukum yang korup, atau masyarakat yang
1. Faktor Hukum.
tidak tercapai.
22
Soerjono Soekanto, Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penegakan Hukum, PT. Raja
Grafindo Persada, Jakarta, 2007, hal. 5
23
Ibid, hal. 8
26
proporsional.
aktual.25
24
Ibid, hal. 21
25
Ibid, hal. 37
27
4. Faktor Masyarakat
5. Faktor Kebudayaan
dihindari).27
26
Ibid, hal. 40
27
Ibid.,
28
Soerjono Soekanto, Kesadaran Hukum dan Kepatuhan Hukum, Rajawali Pers,
Jakarta, 1982, hal. 115
28
dalam masyarakat.
dapat dilakukan secara formal yaitu, melalui suatu tata cara yang
tindakan atau perilaku lain menuju pada tujuan yang dikehendaki, artinya
diharapkan undang-undang.30
berlaku tersebut dan apakah hukum yang dibuat dan diberlakukan tersebut
29
Ibid.,
30
Soerjono Soekanto, Faktor-fakto, op cit, hal. 9
29
2. Kerangka Konseptual
singkatan yang terkait dengan masalah ini. Pengertian – pengertian dan Istilah
a. Pengaturan
rencana.
b. Penjagaan
c. Pengawalan
angota polri untuk menjaga keamanan, keselamatan atas jiwa dan harta
benda serta hak asasi manusia dari satu tempat ke tempat lain.
d. Patroli
dua orang anggota polri atau lebih sebagai usaha mencegah bertemunya
e. Upaya Preventif
depan. Oleh karena itu, istilah ini termasuk dalam tindakan pengendalian
kecelakaan lalu lintas melalui ada 3 upaya yaitu: upaya preemtif, preventif
upaya paksa.
32
F. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
hukumsebagai fakta yang dapat dikonstatasi atau diamati dan bebas nilai dan
memiliki ciri-ciri yaitu; membedakan fakta dari norma gejala hukum murni
bebas nilai.31
masyarakat.32 Atau dengan kata lain yaitu suatu penelitian yang dilakukan
dengan maksud untuk mengetahui dan menemukan fakta fakta dan data yang
masalah.33
2. Metode Pendekatan
31
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitiaan Suatu Pendekatan Praktek, Rineka Cipta,
Jakarta, 2012. hal. 126
32
Abdulkadir Muhammad, Hukum dan Penelitian Hukum, Citra Aditya Bakti, Bandung,
2004. hal. 134
33
Bambang Waluyo, Penelitian Hukum Dalam Praktek, Sinar Grafika, Jakarta, 2002.
hal.15
33
dan Pengaturan yang bersangkut paut dengan isu hukum yang ditangani. 34
3. Spesifikasi Penelitian
4. Lokasi Penelitian
34
Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, Univeritas Indonesia Press,
Jakarta, 2007. hal. 96
35
Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, Kencana, Jakarta, 2006, hal.
20
34
kecelakaan lalulintas.
5. Sumber Data
Data dalam penelitian hukum empiris terdiri dari data primer dan data
sekunder.
a. Data Primer
yang berkaitan dengan penelitian ini. Dalam penelitian ini yang menjadi
A. 5 orang dari Polres Banyuasin yang peneliti ambil dari satuan lalulintas,
b. Data Sekunder
primer. Menurut menurt Ronny Hanitijo S data sekunder adalah data yang
bahan hukum primer, bahan hukum sekunder dan bahan hukum tersier.
Angkutan Jalan.
36
Ibid, hal. 20
36
Republik Indonesia.
penelitian.
ilmiah, dan hasil karya kalangan hukum lain yang berkaitan dengan
atas bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder, seperti kamus
sebagai berikut:
a. Wawancara
Yaitu proses dialog yang dilakukan antara dua pihak yakni penulis
b. Studi Kepustakaan
dan mengutip teori-teori sejumlah literatur, baik dari buku dan karya
ilmiah yang relevan dengan masalah yang dibuat oleh penulis serta dengan
7. Analisis Data
keadaan dan memaparkan uraian data dan informasi yang berdasarkan fakta
tertulis.
undang-undang No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas Dan Angkutan jalan
G. Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini menguraikan tentang latar belakang dari permasalahan yang diselidiki,
Pada Bab II ini penulis akan menguraikan mengenai kajian pustaka tentang
Pada Bab III, penulis akan membahas hasil penilitian terhadap apa yang menjadi
BAB IV PENUTUP
pembahasan.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
di Daerah Hukum Kabupaten Banyuasin dengan Satuan atas nya Yaitu Polda
Sumatera Selatan.
39
40
a. Visi
Polri”.
b. Misi
adalah:
1. Pengertian Lalilintas
2009 Lalu Lintas didefinisikan sebagai gerak kendaraan dan orang di ruang
lalu lintas jalan, sedang yang dimaksud dengan ruang lalu lintas jalan adalah
barang yang berupa jalan dan fasilitas pendukung. Operasi lalu lintas di jalan
raya ada empat unsur yang saling terkait yaitu pengemudi, kendaraan, jalan
Pengertian lain dari lalu lintas adalah gerak atau pindah kendaraan,
manusia, dan hewan di jalan dari suatu tempat ke tempat lain dengan
lalu lintas dan angkutan jalan yang selamat, aman, cepat, lancar, tertib dan
teratur, nyaman dan efisien melalui manajemen lalu lintas dan rekayasa lalu
37
Putranto, L.S, Rekayasa Lalu Lintas. Cetakan Pertama, PT Mancanan Jaya
Cemerlang, Jakarta, 2018, hal. 116
42
menyangkut arah lalu lintas, perioritas menggunakan jalan, lajur lalu lintas,
Angkutan Jalan, sampai sekarang masih berlaku pula dua peraturan yang
ordonnantie.38
38
Prodjodikoro, Wirjono, Tindak-Tindak Pidana Tertentu di Indonesia, PT. Refika
Aditama, Bandung, 2013, hal. 255
43
b. Kendaraan
muatan yang membutuhkan ruang lalu lintas yang secukupnya untuk bisa
c. Jalan
lintas.
39
Wirjono Prodjodikoro, Tindak-Tindak Pidana Tertentu di Indonesia, PT. Refika
Aditama, Bandung, 2003, hal. 255
44
jalan;
jalan.
ruas jalan dan persimpangan, usulan aturan-aturan lalu lintas yang akan
45
jalan, alat pemberi isyarat lalu lintas, dan alat pengendali dan
berikut:40 “Strafbaar feit diartikan sebagai suatu perilaku manusia yang pada
suatu saat tertentu telah ditolak di dalam sesuatu pergaulan hidup tertentu dan
dianggap sebagai perilaku yang harus ditiadakan oleh hukum pidana dengan
didalamnya.”
merupakan suatu ancaman atau suatu serangan terhadap hak-hak orang lain
melanggar hukum yang telah dilakukan dengan sengaja atau pun tidak
dan yang oleh undang-undang telah dinyatakan sebagai suatu tindakan yang
dapat dihukum.”
melawan hukum seperti terdapat suatu tindakan yang dilarang ataupun yang
unsur dari delik seperti yang dirumuskan dalam undang-undang, hingga pada
dasarnya sifat tersebut bukan merupakan suatu unsur dari delik yang
mempunyai arti yang tersendiri seperti halnya dengan unsur-unsur yang lain.
40
Op.Cit, hal. 181
41
Ibid, hal. 185
48
melanggar.
adalah perbuatan yang dilarang oleh suatu aturan hukum larangan mana yang
disertai ancaman (sanksi) yang berupa pidana tertentu bagi barang siapa yang
kesalahannya.
tindakan hukum.” Berdasarkan definisi para pakar hukum diatas bahwa cukup
jelas suatu tindak pidana didasarkan atas adanya suatu perbuatan yang
dilakukan oleh pelanggar hukum yang dilakukan baik disengaja maupun tidak
42
R. Soesilo, Pokok-Pokok Hukum Pidana, Peraturan Umum dan Delik-Delik
Khusus, Politea, Bogor, 1992, hal. 6
43
Moeljatno, Asas-Asas Hukum Pidana, Rineka Cipta, Jakarta, 2007, hal. 54
49
yang ditentukan dalam undang-undang dan peraturan yang berlaku saat ini.44
mempergunakan jalan raya secara teratur dan tentram, akan tetapi adanya
tujuan untuk menggunakan jalan raya secara teratur dan tentram adalah
untuk sebagian disebabkan oleh perilaku manusia sendiri yang melanggar dari
kemacetan lalu lintas, pelanggaran lalu lintas, kecelakaan lalu lintas, dan
atau keadaan bergerak atau tidak bergerak. di samping itu ada pelanggaran
lintas dan perencanaan jalan, lingkungan dan fasilitas parkir dan dengan alat-
44
Tresna, Asas-Asas Hukum Pidana, Tiara, Jakarta, 1999, hal. 58
50
diatas sangat subyektif, tergantung dari sudut mana hasil yang dicapai akan
ditanggung masyarakat;
alternatif;
lintas adalah sangat luas. Latar belakang kebutuhan akan perpindahan dalam
Lalu lintas adalah turunan kedua dari kebutuhan akan angkutan lalu lintas,
antara lain:47
a) Prasarana.
kelancaran lalu lintas serta kemudahan bagi pemakai jalan, jalan wajib
dilengkapi dengan:
- Rambu-rambu;
- Marka jalan;
- Ada fasilitas pendukung kegiatan lalu lintas dan angkutan jalan yang
b) Lokasi Jalan:
perumahan);
47
Muhammad Ikhsan, Lalu Lintas dan Permasalahannya, DIR LANTAS Polda Jabar,
Bandung, 2009, hal. 7
52
jalan, makin banyak pula kecelakaan yang terjadi, akan tetapi kerusakan
tidak fatal, makin sepi lalu lintas makin sedikit kemungkinan kecelakaan
akan tetapi fatalitas akan sangat tinggi. Adanya komposisi lalu lintas
tersebut.
d) Kelas Jalan.
rambu-rambu.
e) Fasilitas pendukung.
pada badan jalan, halte, tempat istirahat, dan penerangan jalan. Fasilitas
terowongan penyeberangan.
lalu lintas yang pada dasarnya akibat pertumbuhan lalu lintas. Tingkat
penyelewengan peraturan dan ketentuan yang ada baik itu dilakukan oleh
merasa harus mematuhi instruksi atasan baik salah maupun benar tetap
tertulis.
lalu lintas baik dari pihak pengguna jalan maupun dari pihak penegak
jalan dan para pedagang kaki lima yang menggunakan ruas jalan untuk
sesungguhnya.
isinya:
a) Setiap jalan yang digunakan untuk lalu lintas umum wajib dilengkapi
c) Marka jalan;
h) Fasilitas pendukung kegiatan lalu lintas dan angkutan jalan yang berada di
dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun atau denda paling banyak
Rp 24.000.000,- (dua puluh empat juta rupiah). Pelanggaran lalu lintas tidak
hanya dilakukan oleh pejalan kaki saja namun para pengemudi kendaraanpun
akan berperan penting dapat menjamin bahwa fasilitas yang dibangun tidak
akan “Over Designed” serta mampu digunakan secara optimal pada tempat
tujuannya;
jalan;
harus juga diikuti dengan perencanaan akan datang sesuai dengan detail
masalahnya.
masalah lalu lintas perlunya data survey yang akurat dilapangan dengan cara
melakukan penyidikan di jalan sesuai dengan ketentuan yang berlaku saat ini,
banyak terjadi suatu pelanggaran di jalan raya maka perlu adanya tindakan
segera yang dilakukan pihak yang berwenang dengan tegas dalam melakukan
48
Alik Ansyori Alamsyah, op.cit, hal. 6
57
pelanggaran yang dilakukan oleh pihak pengguna jalan dengan data survey
yang dikumpulkan secara detail maka perlu adanya rencana kedepan untuk
harus senantiasa diawasi oleh petugas-petugas hukum, karena oleh petugas itu
berada di luar orang yang patuh pada hukum. Contohnya yang berada di rute
mengawasi.
58
hukum;
dirinya sendiri;
mematuhi hukum untuk memelihara hubungan baik dengan pihak lain dan
perubahan sosial;
etika.
maka tidak berdasarkan pada satu bidang yang dilihat, kekuatan berdasarkan
fisik dipengaruhi oleh kekuatan fisik terhadap mematuhi hukum agar dia
pada hukum.
kecuali perasaannya yang tidak cocok dengan hukum yang berlaku. Jika dia
mematuhi hukum maka rasa kepuasan diri sendiri terhadap ketaatan hukum
pihak lain dan untuk menyenangkan pihak lain dengan cara bekerjasama
dengan penegak hukum atau pihak lain seperti dengan pengemudi yang
mencapai keadaan tertib, artinya agar warga masyarakat pemakai jalan raya
suatu kontrak sosial dan etika universal yang dikemukakan para sosiologi
dengan pasangan nilai stabilitas dan nilai perubahan, yang senantiasa harus
kepatuhan hukum yang terutama disebabkan ada anggapan yang sangat kuat
refleksi dari hasil murni yang bersih atau dari kesusilaan, kesusilaan tersebut
mencapai suatu asas dan tujuan berlalulintas di jalan raya yang tercantum
berikut:
panutan;
pelanggaran;
adalah:
polusi udara, suara, dan lain-lain. baik sebagai akibat kendaraan maupun
pabrik pembuatnya;
diproduksi dengan ongkos yang lebih besar dari pada harga jualnya
c. Kecelakaan, jumlah kecelakaan baik yang ringan maupun yang fatal akan
pemborosan;
tempat parkir, pertambahan alat pengatur lalu lintas dan lain-lain. untuk
memenuhi semua itu dibutuhkan dana yang besar yang belum tentu dapat
sering terjadi maka perlu adanya pembinaan, pengawasan dan kontrol pihak
keamanan dan ketertiban lalu lintas yang sesuai dengan tugas dan
1. Pengertian Polisi
defenisi dari berbagai hal yang berkaitan dengan polisi, termasuk pengertian
lengkap karena hanya menyangkut soal fungsi dan lembaga polisi sesuai yang
dimaksud kepolisian adalah segala hal ihwal yang berkaitan dengan fungsi
49
H. Pudi Rahardi, Hukum Kepolisian [Profesionalisme dan Reformasi Polri],
Penerbit Laksbang Mediatama, Surabaya, 2017, hal.53
65
yang dinamakan “Polis”. Jadi pada jaman itu arti “Polisi” demikian luasnya
dewanya.51 Di karenakan pada jaman itu masih kuatnya rasa kesatuan dalam
pemerintahan.
dalam rangka Catur Praja dari Van Vollenhoven maka istilah “Politie” dapat
50
W.J.S Purwodarminto, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Balai Pustaka Jakarta,
Jakarta, 1996, hal. 763
51
Momo Kelana, Hukum Kepolisian, PT Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta,
2004, hal. 13
52
Ibid.,
66
yaitu:
1) Bestuur;
2) Politie;
3) Rechtspraak; dan
4) Regeling
Praja maka polisi tidak lagi termasuk dalam bestuur, tetapi sudah merupakan
dengan jalan pengawasan dan bila perlu dengan paksaan bahwa yang
umumnya;
53
Ibid, hal. 14-16
67
tersebut.
Sadjijono istilah polisi adalah sebagai organ atau lembaga pemerintah yang
ada dalam negara, sedangkan istilah “kepolisian” adalah sebagai organ dan
fungsi, yakni tugas dan wewenang serta tanggungjawab lembaga atas kuasa
54
Sadjijono, Fungsi Kepolisian Dalam Pelaksanaan Good Govenance, Laksbang
Pressindo, Yogyakarta, 2015, hal. 39
55
Sadjijono, Hukum Kepolisian, Perspektif Kedudukan Dan Hubungan Dalam Hukum
Administrasi, Laksbang Pressindo, Yogyakarta, 2006, hal. 6.
68
negeri.
maka dapat dimaknai sebagai berikut: istilah polisi adalah sebagai organ atau
sebagai organ dan fungsi. Sebagai organ, yakni suatu lembaga pemerintah
menyelenggarakan kepolisian.
masyarakat, dan fungsi represif dalam rangka penegakan hukum. Dan apabila
dikaitkan dengan tugas maka intinya menunjuk pada tugas yang secara
masyarakat.
2. Fungsi Kepolisian
sosiologis.
hukum yaitu:
yang oleh atau kuasa undang-undang secara khusus ditentukan untuk satu
56
H. Pudi Rahardi, op. cit,. hal. 57
70
a. Fungsi Pre-emptif,
rangka usaha ikut serta aktif menciptakan terwujudnya situasi dan kondisi
b. Fungsi Preventif,
c. Fungsi Represif,
57
H. Pudi Rahardi, op. cit,. hal. 57
58
Awaloedi Djamin, Administasi Kepolisian Republik Indonesia: Kenyataan dan
Harapan, POLRI, Bandung, 1995, hal. 255
71
b. Menegakkan hukum.
masyarakat.
yang aman dan tertib di dalam mayarakat. Mengenai paham dan pandangan
a. Securty : adalah perasaan bebas dari gangguan baik fisik maupun psikis.
59
Momo Kelana, op. cit., hal. 35
73
pergaulan.
bertugas:
pengamanan swakarsa;
74
lainnya;
kepolisian;
secara umum tercantum pada Pasal 15 ayat (1), Kepolisian Negara Republik
administrasi kepolisian;
11) Mengeluarkan surat izin dan atau surat keterangan yang diperlukan dalam
13) Menerima dan menyimpan barang temuan sebagai barang bukti untuk
sementara waktu.
berwenang:
masyarakat lainnya;
internasional;
11) Melaksanakan tugas lain yang termasuk dalam lingkup tugas kepolisian.
pidana;
pidana;
diri tersangka;
saksi;
pemeriksaan perkara;
Polisi dan Kepolisian sudah sangat dikenal pada abad ke-6 sebagai aparat
penguasa tirani. Sedemikian rupa citra polisi dan kepolisian pada masa itu
maka negara yang bersangkutan dinamakan “negara polisi” dan dalam sejarah
dan mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur dengan semangat tri
brata serta jiwa yang besar, Polisi yang memiliki hati nurani yang bersih,
bersikap tenang, mantap dan tidak tergoyahkan dalam situasi dan kondisi
preventif karena tugas yang luas hampir tanpa Batas; dirumuskan dengan
kata-kata berbuat apa saja boleh asal keamanan terpelihara dan asal tidak
mencegah bertemunya faktor niat dan kesempatan agar tidak terjadi gangguan
keadaan lingkungan yang dipengaruhi oleh keadaan sosial, budaya dan kultur
diharapkan sebagai salah satu ujung tombak dari POLRI yang bergerak
daya dan kemampuan penjahat yang semakin hari juga semakin meningkat.
Kepolisian yang dilakukan oleh dua orang atau lebih anggota Polri sebagai
masyarakat disatu tempat yang akhirnya apabila suatu hari ditemukan hal-hal
yang diluar kebiasaan daerah tersebut maka akan segera diketahui, dan mudah
dapat merasa lebih aman dan merasakan adanya perlindungan dan kepastian
hukum bagi dirinya. Disamping itu kita juga harus menyadari dan mengakui
bahwa masyarakat juga harus turut berperan serta aktif untuk menciptakan
Pelanggaran lalu lintas saat ini menjadi masalah yang dihadapi bagi
kondisi lalu lintas yang aman dan tertib. Dalam hal ini peran kepolisian sangat
penting untuk menjalankan fungsinya dengan baik dan benar dalam pembinaan
dalam berlalu lintas dan diperlukan penetapan suatu aturan yang berlaku secara
umum.
menjadi tugas pokok kepolisian. Berbagai cara atau tindakan yang telah
masih ada tataran pencegahan sebelum terjadi pelanggaran. Dalam strategi ini
81
82
bentuk pola perilaku pada saat mengendarai kendaraan secara aman dan
kepada anak sekolah mulai dari tingkat SD sampai SMA. Berikut ini data
83
Banyuasin, hal ini sebagaimana paparan tabel di atas pada bulan Juni telah
sepeda motor roda dua, hal ini agar para pelajar mengetahui bahaya dijalan
84
menentu. Hal ini dapat dilihat dari wawancara dengan Kaur Binopsnal
sosialisasi yang dilakukan oleh Pihak Kepolisian dilihat dari jumlah data
laka dan korban kecelakaan lalu lintas. Jika korban kecelakaan lebih
juga tidak mau mengorbankan jam pelajaran mereka, jadi kapan ada waktu
kami akan melakukan sosialisasi misalnya hari senin ketika upacara kami
kami dari pihak kepolisian memperkenalkan lebih dini sejumlah arti rambu
sudah lebih paham tentang tata cara berlalu lintas yang baik dan benar.
Berikut hasil wawancara peneliti dengan salah satu pelajar di SMA Negeri
helm standar SNI saat akan menggunakan kendaraan baik pengendara dan
kendaraan pada saat usia belum mencukupi sesuai dengan ketentuan yang
pihak Honda mengenai tata cara berkendara dengan baik dan benar” (Hasil
wawancara).
sosialisasi dan pelatihan tata tertib lalu lintas di kampus kami, awalnya
87
mendapatkan wawasan yang lebih luas lagi tentang tata cara berlalu lintas
sosialisasi dan pelatihan tata cara berlalu lintas maka akan lebih mengerti
kendaraan.
brosur dan stikker. Pembagian brosur dan stikker merupakan salah satu
88
himbauan kepada pengguna jalan agar dapat mematuhi tata tertib berlalu
Banyuasin yaitu:
sebagaimana data pada tabel di atas bahwa pada bulan juli telah dilakukan
pengendara roda dua agar selalu menggunakan helm standar SNI demi
lainnya.
sehingga dapat lebih mematuhi tata tertib berlalu lintas sesuai dengan apa
perlukan bagi oleh masyarakat karena menurut saya menurut saya masih
berlalu lintas.
tentang tata cara berlalu lintas yang baik dan benar mulai dari tingkat
SD sampai SMA.
usia anak-anak yang masih kecil yang secara langsung meniru dan
pada bab II menurut Alam dan Amir Ilyas yang mengatakan bahwa dalam
93
Strategi represif dilakukan pada saat telah terjadi tindak pidana atau
penyitaan tidak hanya dilakukan pada saat kegiatan oprasi, tetapi penyitaan
juga dapat dilakukan Kepolisian pada saat melakukan patroli atau pengaturan
dilihat dari jumlah data Laka, dimana jumlah data Laka yang paling banyak,
maka disitulah akan dilakukan oprasi karena salah satu penyebab terjadinya
dilakukan oleh pihak kepolisian tidak harus setiap hari, akan tetapi operasi
sebra dilakukan di daerah yang rawan terjadi kecelakaan lalu lintas sebagai
pelanggaran lalu lintas di wilayah hukum Polres Banyuasin dari tahun 2020-
dilakukan penindakan sanksi kepada para pelanggar lalu lintas akan dilakukan
sanksi yang dikenakan bagi pelanggar lalu lintas agar tidak melakukan
wawancara ini dapat di ketahui bahwa tilang yang dilakukan oleh pihak
jalan. Hal ini sebagai tindakan agar pelanggar jera sehingga tidak melakukan
melakukan pelanggaran lalu lintas dan sanksi yang diberikan sesuai dengan
Kepolisian memiliki 3 hak, yang bisa kami sita ada 3 yaitu SIM, STNK dan
tiga benda pelanggar diantaranya yaitu SIM, STNK dan kendaraan pelanggar.
ada atau tidak seperi SIM dan STNK. Jika pajak kendaraan sudah lewat maka
kami akan mengambil SIMnya dan STNK tersebut wajib dibayar pajak
karena jika belum membayar pajak sama saja STNK tidak sah, begitupun
sebaliknya jika masa aktif SIMnya sudah lewat maka harus dilakukan
97
perpanjangan SIM. Jika SIM dan STNKnya tidak ada atau tidak sah maka
kendaraan pelanggar. Jika SIM dan STNK yang ditunjukkan tidak sah atau
yang akan di sita sebagai tanda bukti penyitaan atas barang yang disita oleh
oprasi zebra dan saya tidak membawa SIM karena saya sedang terburu-buru
dan ada keperluan mendesak makanya saya tetap nekad untuk melewati jalan
yang dilakukan oprasi oleh Kepolisian dan tiba-tiba saya disuruh berhenti
oleh salah satu Polisi yang sedang bertugas dan meminta surat-surat
menunjukkan STNK pada polisi dan polisi tersebut menahan STNK saya dan
kepada saya untuk disidang ditempat atau disidang dipengadilan. Lalu saya
pengadilan prosesnya lebih lama dan dendanya pun bisa lebih mahal” (Hasil
persidangan.
Penindakan pelanggaran lalu lintas yang di lakukan oleh Polisi lalu lintas
di kenal dengan proses tilang dan melakukan penyitaan berupa Surat Izin
kendaraan, sebagai sebagai tanda bukti penyitaan atas barang yang disita oleh
Alam dan Amir Ilyas yang mengatakan bahwa strategi represif dilakukan
pada saat telah terjadi tindak pidana atau pelanggaran diberikan penindakan
99
sendiri maksudnya adala membuat sesuatu hal bisa perjalanan, pekerjaan dan
semacamnya menjadi tidak lancar, lambat atau tertahan. Adanya hambatan atau
memahami setiap aturan yang telah dibakukan secara formal baik dalam
lainnya sehingga terdapat satu persepsi dalam pola tindak dan pola pikir
melanggar peraturan lalu lintas adalah perbuatan yang salah. Oleh karena itu
100
pengetahuan dan kesadaran yang dimiliki masyarakat adalah dua hal yang
peraturan lalu lintas atau tata tertib lalu lintas masih kurang, sehingga
mentaati peraturan lalu lintas karena menganggap hal tersebut tidak penting,
melakukan pelanggaran lalu lintas adalah hal-hal yang biasa sehingga mereka
adanya anggapan bahwa melakukan pelanggaran lalu lintas adalah hal yang
secara berulang baik itu pelanggaran yang sama maupun bentuk pelanggaran
101
helm ketika berkendara sangat penting bagi keselamatan diri sendiri sebagai
pemakai jalan.
masyarakat tertib berlalu lintas ketika ada polisi yang sedang melakukan
penertiban atau pengaturan lalu lintas dan oprasi, namun jika mereka tidak
pengendara roda empat maupun pengendara roda dua hanya dilakukan pada
melakukan pelanggaran.
102
Hal ini terjadi karena tingkat kesadaran dalam diri masih sangat
sikap kesadaran untuk berkendara juga sangat penting. Dengan adanya sikap
Selain itu juga dengan sosialisasi tersebut akan terbangun kesadaran akan
pentingnya keselamatan diri dan menanamkan cara berlalu lintas yang baik
dan aman sejak usia dini. Selain arahan tentang disiplin berlalu lintas,
helm standar, rambu-rambu jalan dan lebih jauh mengenalkan kepada siswa
menyalakan lampu (light on) dan mengendarai kendaraan di jalan raya yang
baik dan benar, tidak bermain hand phone saat berkendara, dan berkendara
tidak boleh dengan mabuk miras. Pelajar yang masih dibawah umur memang
dan etika lalu lintas sejak dini dengan melibatkan siswa SMP dan SMA,
bangku sekolah sampai perguruan tinggi. Hal ini penting bagi mereka selaku
anggota satuan lalu lintas (Satlantas) Polres Banyuasin berjumlah 46 orang yang
terdiri dari Kasatlantas 1 orang, Kaur Binopsnal 1 Kaur Mintu 1 orang yang
disertai dengan Banit Mintu 3 orang, Kanit Regident orang yang disertai dengan
Banit Regident 1 orang, Kanit Dikyasa 1 orang yang disertai dengan Banit
Dikyasa 3 orang, Kanit Laka 1 orang yang disertai dengan Banit Laka 21 orang,
dan Kanit Turjawali 1 orang yang disertai dengan Banit Turjawali sebanyak 12
dan jarak yang terlalu jauh sehingga kami tidak dapat menjangkau seluruh desa
pedesaan karena jarak yang jauh sehingga dapat menjangkau seluruh desa yang
sekarang ini realnya hanya berjumlah 46 orang sehingga kami terkendala dalam
Banyuasin cukup luas. Hal ini menyebabkan Pihak Kepolisian tidak dapat
dapat diwujudkan dengan baik. Upaya optimalisasi ini dilakukan dengan cara
PENUTUP
A. Simpulan
disimpulkan bahwa:
lalu lintas dan angkutan jalan yang optimal sehingga mampu menanggulangi
Lalu lintas harus bekerja sama dengan tenaga pendidik atau guru, untuk
hukum di bidang lalu lintas. Hal ini dilakukan sebagai upaya preventif dalam
107
108
dapat diwujudkan dengan baik. Upaya optimalisasi ini dilakukan dengan cara
B. Saran-saran
Abdul Aziz hakim, Negara Hukum dan Demokrasi, Pustaka Pelajar, Yogyakarta,
2011
Abdulkadir Muhammad, Hukum dan Penelitian Hukum, Citra Aditya Bakti,
Bandung, 2004
Achmad Ali, Menguak Teori Hukum dan Teori Peradilan Vol.1, Kencana,
Jakarta, 2010
Aryo Putranto Saptohutomo, Korlantas Polri Catat 94.617 Kecelakaan pada
Januari-September 2022, https://nasional.kompas.com
Bambang Waluyo, Penelitian Hukum Dalam Praktek, Sinar Grafika, Jakarta, 2002
Barda Nawawi Arief, Beberapa Aspek Kebijakan Penegakan dan Pengembangan
Hukum Pidana, Citra Aditia Bakti, Bandung, 2015
________________,Bunga Rampai Kebijakan Hukum Pidana, Fajar Interpratama,
Semarang, 2011
_________________, Bunga Rampai Kebijakan Hukum Pidana (Perkembangan
Penyusunan Konsep KUHP Baru), Kencana Prenada Media Group,
Jakarta, 2008
__________________, Masalah Penegakan Hukum dan Kebijakan Hukum
Pidana Dalam Penanggulangan Kejahatan, Kencana Prenada Media
Group, Jakarta, 2007
Dellyana,Shant, Konsep Penegakan Hukum, Liberty, Yogyakart, 2018
Hans Kelsen, Teori Umum Tentang Hukum dan Negara, Penerbit Nusa Media,
Bandung, 2006
Hendri Ardana, Inventarisasi dan Analisa Terhadap Perundang-undangan Lalu
Lintas, Pusat Penelitian dan Pengembangan Fakultas Hukum
Universitas Tarumanegara, CV. Rajawali, Jakarta, 2014
Jimly Asshiddiqie, Konstitusi dan Konstitusionalisme Indonesia, Sekretariat
Jenderal dan Kepaniteraan Mahkamah Konstitusi RI, Jakarta, 2006
Paulus Hadisuprapto, Juvenile Delinquency, Citra Aditya Bakti, Bandung, 1997
Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, Kencana, Jakarta, 2006
Ruslan Renggong, Hukum Pidana Khusus Memahami Delik-Delik di Luar KUHP,
Prenadama Group, Jakarta, 2016
Soedarto, Kapita Selekta Hukum Pidana, Alumni, Bandung, 1986
Soerjono Soekanto, Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penegakan Hukum, PT.
Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2007
110
111