Proposal Ok
Proposal Ok
Disusun Oleh:
FERI YUSAG JUMAIDI
NIM : 21240020
i
DAFTAR ISI
Halaman
G. SISTEMATIKA PENULISAN................................................................................. 37
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
(rechtsstaat), hal ini secara tegas dinyatakan dalam Undang-Undang Dasar 1945
pasal 1 ayat 3. Adapun negara hukum adalah negara berdasarkan atas hukum dan
alat-alat perlengkapan negara atau dengan kata lain diatur oleh hukum. Hal yang
pasti bukan negara yang berdasarkan kekuasaan otoriter. Oleh karena itu,
sesuai dengan aturan hukum tanpa kecuali.2 Hal ini merupakan salah satu cara
untuk mencapai pembangunan nasional Indonesia yang tepat dan terarah, yaitu
untuk melahirkan suatu keadaan masyarakat Indonesia yang adil dan makmur
secara merata baik materiil maupun spiritual yang berdasarkan Pancasila dan
UUD 1945. Salah satu prasarana yang diperlukan dalam rangka pembangunan
1
Abdul Aziz hakim, Negara Hukum dan Demokrasi, Pustaka Pelajar, Yogyakarta,
2011, hal. 8
2
Jimly Asshiddiqie, Konstitusi dan Konstitusionalisme Indonesia, Sekretariat Jenderal
dan Kepaniteraan Mahkamah Konstitusi RI, Jakarta, 2006, hal. 69
1
2
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Lalu Lintas dan
keselamatan, ketertiban, dan kelancaran berlalu lintas dan Angkutan Jalan dalam
nasional, lalu lintas dan angkutan jalan harus dikembangkan potensi dan
terjaganya hak-hak warga negara dalam kegiatan lalu lintas dan angkutan jalan.
Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (LLAJ) merupakan hal yang sangat dekat
3
Suwarjoko P. Warpani, Pengelolaan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, ITB, Bandung,
2012, hlm. 3.
3
dengan masyarakat. Hal ini dapat digambarkan sebagai aliran darah dalam tubuh
Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (UU LLAJ) adalah suatu
peristiwa dijalan yang tidak diduga dan tidak disengaja yang melibatkan
kendaraan dengan atau tanpa pengguna jalan lain yang mengakibatkan korban
manusia dan/ atau kerugian harta benda. Kecelakaan lalu lintas dapat terjadi
Republik Indonesia Nomor 22 tahun 2009 tentang Lalu lintas dan Angkutan
keamanan lalu lintas dan angkutan jalan dapat terlaksana berkat kerjasama dari
4
Ibid, hal. 4
5
Widianto Putero, Management Keselamatan Lalu Lintas, Lemdiklat Polri Pusdik
Lantas, Jakarta, 2001, hal. 23
4
aparat pemerintah dan swasta, Polri sebagai pihak pemerintah dan PT. Jasa
konsiderans UU LLAJ, terutama huruf b, yang menyatakan bahwa lalu lintas dan
keselamatan, ketertiban, dan kelancaran berlalu lintas dan angkutan jalan dalam
pelanggaran lalu lintas. Hal inilah yang kurang disadari dalam masyarakat,
masih banyak masyarakat yang menganggap remeh untuk mematuhi aturan lalu
takut pada Polisi yang berjaga di jalan, bukan atas dasar keinginan dari diri
pribadi untuk mengikuti peraturan lalu lintas. Sehingga ketika tidak ada Polisi
terhindar dari bahaya-bahaya yang dapat merugikan diri sendiri maupun semua
pihak. Upaya polisi untuk mencegah adanya gangguan keamanan dan ketertiban
6
Ruslan Renggong, Hukum Pidana Khusus Memahami Delik-Delik di Luar KUHP,
Prenadama Group, Jakarta, 2016, hal. 210-211
7
Hendri Ardana, Inventarisasi dan Analisa Terhadap Perundang-undangan Lalu
Lintas, Pusat Penelitian dan Pengembangan Fakultas Hukum Universitas Tarumanegara, CV.
Rajawali, Jakarta, 2014, hal. 32
5
kecelakaan lalu lintas dan penegakkan hukum dalam bidang lalu lintas.
dampak dari kebutuhan pengguna jalan dan juga volume kendaraan yang makin
bertambah. Hal ini tampak dari arus lalu lintas yang kian memadat. Tidak hanya
kemacetan saja yang berdampak dari volume kendaraan yang makin bertambah,
kecelakaan di Indonesia sangatlah tinggi, dapat dilihat dari data korlantas yang
menunjukan ada 24.642 jumlah kecelakaan lalu lintas di Indonesia. Dengan kata
lain, jumlah kecelakaan lalu lintas pada Januari sampai 13 September 2022
Kecelakaan lalu lintas juga menjadi masalah pada wilayah hukum Polres
Banyuasin, dengan keadaan wilayah Banyuasin yang luas dan ramai, menjadi
jalur penghubung antara Provinsi Sumatera Selatan dan Provinsi Jambi, yang
8
Aryo Putranto Saptohutomo, Korlantas Polri Catat 94.617 Kecelakaan pada
Januari-September 2022, https://nasional.kompas.com, diakses tanggal 13 Maret 2023
6
dikenal sebagai kota pelajar dan kota pariwisata. Banyuasin berbatasan langsung
Banyuasin, dan banyak terjadi kecelakaan lalu lintas dan pelanggaran lalu lintas
objek tugas dalam pelaksanaan tugas Polri di bidang lalu lintas untuk mencegah
hal tersebut.
Banyak upaya yang telah dilakukan oleh kesatuan lalulintas dari Polres
patroli pada saat-saat tertentu. kesemuanya dilakukan oleh polisi lalulintas demi
Sumatera Selatan.
lalulintas di wilayah hukum polres Banyuasin. Oleh karena hal tersebut, peneliti
merasa penting untuk mengamati dan meneliti mengenai peran satuan lalu lintas
Banyuasin.
7
Lalulintas dan Angkutan Jalan telah menetapkan beberapa pasal yang mengatur
tentang larangan saat berlalulintas. Hal ini dilakukan agar tercipta lalulintas yang
tertib dan terhindar dari berbagai macam kecelakaan. Apabila merujuk kepada
pengendara yang menggunkana jalan raya tanpa disiplin, dengan harapan untuk
ketertiban bersama, namun demikian dengan aturan normatif saya belum cukup
bagi masarakat. Oleh sebab itu keberadaan aparat kepolisian dalam mengatur
Berdasarkan ketentuan pada Pasal 200 ayat (3) huruf h UU LLAJ, maka
Keamanan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Salah satu cara yang dilakukan oleh
pihak kepolisian adalah dengan penerapan “tilang”. Tilang merupakan alat bukti
pelanggaran tertentu di bidang lalu lintas dan angkutan jalan dengan format
orang yang dicurigai dan menanyakan serta memeriksa tanda pengenal diri, dan
Sebagai data awal, berikut ditampilkan data yang dihimpun oleh peneliti
dari Polres Banyuasin Sumatera Selatan pada kurun waktu dari tahun 2018
sampai dengan tahun 2022. Data ini ditampilkan untuk menunjukkan bahwa
tinggkat kecelakaan masih cukup tinggi yang terjadi di wilayah hukum Polres
dunia maupun luka berat dan luka ringan. Selain itu tergambar juga bahwa
terjadi peningkatan jumlah kecelakaan lalulintas dalam kurun waktu tiga tahun
terakhir. Hal ini menjadi tanggungjawab berat yang harus dituntaskan oleh pihak
Lalu lintas harus bekerja sama dengan tenaga pendidik atau guru, untuk
Namun, pada Polres Banyuasin ini kerja sama tidak hanya dikhususkan
kepada guru, orang tua siswa pun ikut ambil bagian dalam pentingnya taat lalu
lintas pada pelajar. Maka Berdasarkan uraian diatas perlu dilakukan penelitian,
KABUPATEN BANYUASIN.
B. Rumusan Masalah
Banyuasin ?
Banyuasin ?
10
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah sebagi
berikut:
1. Tujuan Deskriptif
Banyuasin.
2. Tujuan Kreatif
3. Tujuan Inovatif
1. Kegunaan/Manfaat Teoritis
Kabupaten Banyuasin.
2. Kegunaan/Manfaat Praktis
masukan bagi legislatif dan eksekutif dan pihak yang terkait dengan
3. Kegunaan/Manfaat Inovatif
lintas.
1. Kerangka Teoritis
menjadi sangat penting.tiga hal itu hanya bisa dijamin dengan hukum
12
yang baik. Hukum yang baik dapat tercipta jika penegak hukumnnya juga
bukan hanya menjadi tugas dari para penegak hukum yang sudah di kenal
1. Total enforcement
ketat oleh hukum acara pidana yang antara lain mencakup aturan-aturan
9
Barda Nawawi Arief, Beberapa Aspek Kebijakan Penegakan dan Pengembangan
Hukum Pidana, Citra Aditia Bakti, Bandung, 2015, hal. 8
10
Dellyana,Shant, Konsep Penegakan Hukum, Liberty, Yogyakart, 2018, hal. 34
13
pendahuluan.
enforcement.
2. Full enforcement
3. Actual enforcement
dan
masyarakat.
11
Sudarsono, Pengantar Ilmu Hukum, PT Rineka Cipta, Jakarta, 2017, hal. 45
15
ialah merupakan gejala yang dinamis selalu tumbuh dan terkait dengan
12
Barda Nawawi Arief, Bunga Rampai Kebijakan Hukum Pidana (Perkembangan
Penyusunan Konsep KUHP Baru), Kencana Prenada Media Group, Jakarta, 2008, hlm. 2
13
Paulus Hadisuprapto, Juvenile Delinquency, Citra Aditya Bakti, Bandung, 1997,
hal. 72
16
kejahatan dapat ditempuh melalui 2 (dua) cara yaitu sarana penal dan
sarana non-penal:15
disebut upaya yang dilakaukan melalui jalur hukum pidana. Upaya ini
telah dilakukan. Selain itu, melalui upaya panel ini, tindakan yang
14
Ibid, hal. 75
15
Barda Nawawi Arief, Bunga Rampai Kebijakan Hukum Pidana, Fajar Interpratama,
Semarang, 2011, hal. 45
17
ini, mengingat bahwa hukum pidana selain memiliki sisi represif juga
pada hukum tidak ikut melakukan atau akan berfikir dua kali jika
16
Barda Nawawi Arief, Masalah Penegakan Hukum dan Kebijakan Hukum Pidana
Dalam Penanggulangan Kejahatan, Kencana Prenada Media Group, Jakarta, 2007, hal. 182
18
17
Barda Nawawi, op cit, hal. 72
19
masyarakat, dapat pula dilihat sebagai upaya non penal yang perlu
diefektifkan.
18
Soedarto, Kapita Selekta Hukum Pidana, Alumni, Bandung, 1986, hal. 113-116
21
a. Tindakan Preventif.
kriminil dapat diberi arti sempit, lebih luas dan paling luas. Dalam
b. Tindakan Represif.
c. Tindakan Kuratif
sejauh mana aturan hukum itu ditaati atau tidak ditaati.19 Lebih lanjut
pelaksanaan peran, wewenang dan fungsi dari para penegak hukum, baik
yang diancamkan oleh norma hukum atau bukan, dan apakah sanksi
terpenuhi.20
19
Achmad Ali, Menguak Teori Hukum dan Teori Peradilan Vol.1, Kencana, Jakarta,
2010, hal. 375
20
Hans Kelsen, Teori Umum Tentang Hukum dan Negara, Penerbit Nusa Media,
Bandung, 2006, hal. 39
21
Ibid.,
24
yang dibuat itu telah tercapai maksudnya. Maksud dari norma hukum
tersebut.
a. Aspek keberhasilannya
b. Aspek kegagalannya
atau tidak jelas, aparat penegak hukum yang korup, atau masyarakat yang
1. Faktor Hukum.
tidak tercapai.
22
Soerjono Soekanto, Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penegakan Hukum, PT. Raja
Grafindo Persada, Jakarta, 2007, hal. 5
23
Ibid, hal. 8
26
proporsional.
aktual.25
4. Faktor Masyarakat
24
Ibid, hal. 21
25
Ibid, hal. 37
27
5. Faktor Kebudayaan
dihindari).27
dalam masyarakat.
26
Ibid, hal. 40
27
Ibid.,
28
Soerjono Soekanto, Kesadaran Hukum dan Kepatuhan Hukum, Rajawali Pers,
Jakarta, 1982, hal. 115
28
dapat dilakukan secara formal yaitu, melalui suatu tata cara yang
tindakan atau perilaku lain menuju pada tujuan yang dikehendaki, artinya
diharapkan undang-undang.30
berlaku tersebut dan apakah hukum yang dibuat dan diberlakukan tersebut
2. Kerangka Konseptual
29
Ibid.,
30
Soerjono Soekanto, Faktor-fakto, op cit, hal. 9
29
singkatan yang terkait dengan masalah ini. Pengertian – pengertian dan Istilah
a. Pengaturan
rencana.
b. Penjagaan
c. Pengawalan
angota polri untuk menjaga keamanan, keselamatan atas jiwa dan harta
benda serta hak asasi manusia dari satu tempat ke tempat lain.
30
d. Patroli
dua orang anggota polri atau lebih sebagai usaha mencegah bertemunya
e. Upaya Preventif
depan. Oleh karena itu, istilah ini termasuk dalam tindakan pengendalian
kecelakaan lalu lintas melalui ada 3 upaya yaitu: upaya preemtif, preventif
upaya paksa.
F. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
hukumsebagai fakta yang dapat dikonstatasi atau diamati dan bebas nilai dan
memiliki ciri-ciri yaitu; membedakan fakta dari norma gejala hukum murni
32
bebas nilai.31
masyarakat.32 Atau dengan kata lain yaitu suatu penelitian yang dilakukan
dengan maksud untuk mengetahui dan menemukan fakta fakta dan data yang
masalah.33
2. Metode Pendekatan
dan Pengaturan yang bersangkut paut dengan isu hukum yang ditangani. 34
31
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitiaan Suatu Pendekatan Praktek, Rineka Cipta,
Jakarta, 2012. hal. 126
32
Abdulkadir Muhammad, Hukum dan Penelitian Hukum, Citra Aditya Bakti, Bandung,
2004. hal. 134
33
Bambang Waluyo, Penelitian Hukum Dalam Praktek, Sinar Grafika, Jakarta, 2002.
hal.15
34
Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, Univeritas Indonesia Press,
Jakarta, 2007. hal. 96
33
3. Spesifikasi Penelitian
4. Lokasi Penelitian
kecelakaan lalulintas.
5. Sumber Data
Data dalam penelitian hukum empiris terdiri dari data primer dan data
sekunder.
35
Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, Kencana, Jakarta, 2006, hal.
20
34
a. Data Primer
yang berkaitan dengan penelitian ini. Dalam penelitian ini yang menjadi
1. 5 orang dari Polres Banyuasin yang peneliti ambil dari satuan lalulintas,
b. Data Sekunder
primer. Menurut menurt Ronny Hanitijo S data sekunder adalah data yang
35
bahan hukum primer, bahan hukum sekunder dan bahan hukum tersier.
Angkutan Jalan.
Republik Indonesia.
penelitian.
36
Ibid, hal. 20
36
ilmiah, dan hasil karya kalangan hukum lain yang berkaitan dengan
atas bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder, seperti kamus
sebagai berikut:
a. Wawancara
Yaitu proses dialog yang dilakukan antara dua pihak yakni penulis
b. Studi Kepustakaan
dan mengutip teori-teori sejumlah literatur, baik dari buku dan karya
ilmiah yang relevan dengan masalah yang dibuat oleh penulis serta dengan
7. Analisis Data
keadaan dan memaparkan uraian data dan informasi yang berdasarkan fakta
tertulis.
undang-undang No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas Dan Angkutan jalan
G. Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini menguraikan tentang latar belakang dari permasalahan yang diselidiki,
Pada Bab II ini penulis akan menguraikan mengenai kajian pustaka tentang
Pada Bab III, penulis akan membahas hasil penilitian terhadap apa yang menjadi
BAB IV PENUTUP
pembahasan.
39
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Aziz hakim, Negara Hukum dan Demokrasi, Pustaka Pelajar, Yogyakarta,
2011
Abdulkadir Muhammad, Hukum dan Penelitian Hukum, Citra Aditya Bakti,
Bandung, 2004
Achmad Ali, Menguak Teori Hukum dan Teori Peradilan Vol.1, Kencana,
Jakarta, 2010
Aryo Putranto Saptohutomo, Korlantas Polri Catat 94.617 Kecelakaan pada
Januari-September 2022, https://nasional.kompas.com
Bambang Waluyo, Penelitian Hukum Dalam Praktek, Sinar Grafika, Jakarta, 2002
Barda Nawawi Arief, Beberapa Aspek Kebijakan Penegakan dan Pengembangan
Hukum Pidana, Citra Aditia Bakti, Bandung, 2015
________________,Bunga Rampai Kebijakan Hukum Pidana, Fajar Interpratama,
Semarang, 2011
_________________, Bunga Rampai Kebijakan Hukum Pidana (Perkembangan
Penyusunan Konsep KUHP Baru), Kencana Prenada Media Group,
Jakarta, 2008
__________________, Masalah Penegakan Hukum dan Kebijakan Hukum
Pidana Dalam Penanggulangan Kejahatan, Kencana Prenada Media
Group, Jakarta, 2007
Dellyana,Shant, Konsep Penegakan Hukum, Liberty, Yogyakart, 2018
40
Hans Kelsen, Teori Umum Tentang Hukum dan Negara, Penerbit Nusa Media,
Bandung, 2006
Hendri Ardana, Inventarisasi dan Analisa Terhadap Perundang-undangan Lalu
Lintas, Pusat Penelitian dan Pengembangan Fakultas Hukum
Universitas Tarumanegara, CV. Rajawali, Jakarta, 2014
Jimly Asshiddiqie, Konstitusi dan Konstitusionalisme Indonesia, Sekretariat
Jenderal dan Kepaniteraan Mahkamah Konstitusi RI, Jakarta, 2006
Paulus Hadisuprapto, Juvenile Delinquency, Citra Aditya Bakti, Bandung, 1997
Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, Kencana, Jakarta, 2006
Ruslan Renggong, Hukum Pidana Khusus Memahami Delik-Delik di Luar KUHP,
Prenadama Group, Jakarta, 2016
Soedarto, Kapita Selekta Hukum Pidana, Alumni, Bandung, 1986
Soerjono Soekanto, Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penegakan Hukum, PT.
Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2007
______________, Pengantar Penelitian Hukum, Univeritas Indonesia Press,
Jakarta, 2007
______________, Kesadaran Hukum dan Kepatuhan Hukum, Rajawali Pers,
Jakarta, 1982
Sudarsono, Pengantar Ilmu Hukum, PT Rineka Cipta, Jakarta, 2017
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitiaan Suatu Pendekatan Praktek, Rineka
Cipta, Jakarta, 2012
Suwarjoko P. Warpani, Pengelolaan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, ITB,
Bandung, 2012
Widianto Putero, Management Keselamatan Lalu Lintas, Lemdiklat Polri Pusdik
Lantas, Jakarta, 2001
41