Anda di halaman 1dari 60

1

ANALISIS PENENTUAN NILAI PERSEDIAAN AKHIR


BARANG DAGANGAN PADA TOKO PAPARISA
DI KOTA AMBON

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu


Persyaratan Memperoleh Ijazah Diploma III
Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Ambon

Diajukan Oleh;

MARLLEN FRICINLIA TITAHENA


1317053155

JURUSAN AKUNTANSI

POLITEKNIK NEGERI AMBON

AMBON

2021
LEMBARAN PERSETUJUAN

TUGAS AKHIR

ANALISIS PENENTUAN NILAI PERSEDIAAN AKHIR


PADA TOKO PAPARISA DI AMBON

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu


Persyaratan Memperoleh Ijasah Diploma III
Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Ambon

Diajukan Oleh :

Marllen Fricinlia Titahena


NIM : 1317053155

Telah Diperiksa Dan Disetujui


Dosen Pembimbing
Pembimbing I Pembimbing II

Trudy Maryona Nussy,SE., MSA Johanis M. Tetelepta, SE., MSi


NIP: 197907102005012003 NIP: 198701032019031012

ii
LEMBARAN PENGESAHAN

ANALISIS PENENTUAN NILAI PERSEDIAAN AKHIR


PADA TOKO PAPARISA AMBON

LAPORAN AKHIR

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu


Persyaratan Memperoleh Ijazah Diploma III
Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Ambon

Diajukan Oleh:
MARLLEN FRICINLIA TITAHENA
NIM : 1317053155

Telah diperiksa dan disetujui


Dosen Pembimbing
Pembimbing I Pembimbing II

Trudy M. Nussy, S.E., M.S.A Johanis M Tetelepta, S.E.,M.Si


NIP:19790710200512003 NIP: 198701032019031012

Menyetujui, Mengetahui,
Wakil Direktur I Ketua Jurusan Akuntansi
Bidang Akademik

Lenora Leuhery, ST.,MT Dr. Agus Siahaya, SE,M.Pd


NIP : 19700418 1994032001 NIP : 19730718 200012 1 002

iii
SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Marllen Fricinlia Titahena

NIM : 1317053155

Jurusan : Akuntansi

Prodi : Akuntansi

Dengan ini menyatakan dengan sebenarnya bahwa:

1. Tugas akhir ini saya ajuakan memenuhi persyaratan kelulusan pada


Politeknik Negeri Ambon, adalah benar karya saya sendiri, bukan ciplakan
dari orang lain
2. Apabila dikemudian hari, terdapat kesamaan dalam tugas akhir ini, maka
saya siap menerima sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Demikian surat pernyataan ini saya buat untuk diketahui dan


dilaksanakan sebegaimana menstinya.

Ambon, 02 Oktober 2021


Yang Membuat Pernyataan

Marllen Fricinlia Titahena


NIM : 1317053155

iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Marllen Fricinlia Titahena

NIM : 1317053155

Tempat Tanggal Lahir : Banda Neira, 17 Maret 1999

Alamat : Suli Atas

No. Telepon : 0851 5757 2398

Riwayat Pendidikan : a. SD Negeri 5 Suli Lulusan Tahun 2011

b. SMP Negeri 2 Salahutu Lulusan Tahun 2014

c. SMK Negeri 1 Ambon Lulusan Tahun 2017

Kegiatan Organisasi yang pernah dilakukan : 1. AMGPM P.P Banda

2. GMKI Komisariat Politeknik


Negeri Ambon

Data Orang Tua :

Nama Ayah : Krisalmy Lodowik Titahena

Pekerjaan Ayah : Buruh Kasar

Nama Ibu : Yunita Sandra Titahena

Pekerjaan Ibu : Wirausaha

v
ABSTRAK

Marllen Fricinlia Titahena,2021, Analisis Penentuan Nilai Persediaan Akhir Pada


Toko Paparisa Di Ambon. Laporan Akhir, Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri
Ambon. Pembimbing : (1) Trudy Maryona Nussy (2) Johanis M Tetelepta

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai persediaan akhir


Topi,Hoodie(Sweater), dan Sepatu pada Toko Paparisa periode bulan agustus
tahun 2021.Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
Metode FIFO (First-In-First-Out), Metode AVERAGE (Rata-Rata) dengan sistem
perpetual. Kesimpulan dari penelitian ini adalah dalam periode bulan agustus
nilai persediaan akhir Topi yang dihasilkan dengan menggunakan metode
FIFO adalah Rp.3.990.000, sedangakan metode Average menghasilkan nilai
persediaan akhir adalah Rp.4.105401,55. Nilai persediaan akhir
Hoodie(sweater) yang dihasilkan dengan menggunakan metode FIFO adalah
Rp. 4.337.500, sedangkan metode Average adalah Rp. 4.407.142,90. Nilai
persediaan akhir Sepatu dengan menggunakan metode FIFO adalah
Rp.9.600.000. sedangkan metode Average adalah Rp. 9.631.632,82.
.
Kata Kunci: Persediaan Akhir, FIFO, Average.

vi
ABSTRACT

Marllen Fricinlia Titahena, 2021, Analysis of Determining the Value of Ending


Inventory at Paparisa Stores in Ambon. Final Report, Department of Accounting,
Ambon State Polytechnic.
Advisors : (1) Trudy Maryona Nussy (2) Johanis M Tetelepta

This study aims to determine the value of the ending inventory of Hats, Hoodies
(Sweaters), and Shoes at the Paparisa Store for the period of August 2021. There
are several kinds of inventory research methods, namely: FIFO Perpetual (First-
In-First-Out) method, AVERAGE method (Average).
The conclusion of this study is that in the period of August, the value of the ending
inventory of hats produced using the FIFO method is Rp. 3.990.000, while the
Average method produces the value of the ending inventory is Rp. 4,105401,55.
The value of the ending inventory of the Hoodie (sweater) produced using the
FIFO method is Rp. 4.337.500, while the Average method is Rp. 4,407,142.90.
The value of the ending inventory of shoes using the FIFO method is
Rp.9,600,000. while the Average method is Rp.9.631.632,82.

Keywords: Last Inventory, FIFO Perpetual Method, Average.

vii
MOTTO

BERSUKACITALAH DALAM PENGHARAPAN, SABARLAH


DALAM KESESAKAN, DAN BERTEKUNLAH DALAM DOA.

(ROMA 12:12)

viii
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur diserai Kesukacitaan yang besar patut penulis panjatkan
kepata Tuhan Yesus Kristus, oleh karena besar kasih dan kemurahan-Nya bagi
perjalanan studi dan masa depan penulis, yang pada akhirnya penulis dapat
menyelesaikan penulisan laporan Tugas Akhir ini dengan baik dan tepat pada
waktunya.

Laporan Tugas Akhir ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat ujian
dalam memperoleh gelar Ahli Madya Diploma III (D3) di Program Studi
Akuntansi Politeknik Negeri Ambon

Dalam penyusunan dan penyelesaian Laporan Tugas Akhir ini, penulis


menyadari masih banyak kekurangan dan masih jauh dari sempurna akibat masih
kurangnya pengalaman dan pengetahuan penulis, karena itu penulis mohon maaf
apabila terdapat kekurangan, dan enulis dengan senang hati menerima kritik dan
saran dari pembaca.

Penulis menyadari bahwa Laporan Tugas Akhir ini, penulis benyak


mendapatkan bantuan dari pembimbing sehingga pada kesempatan ini, penulis
akan menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu, memotivasi dan memberikan doa sehingga penulis dapat
menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini. Penulis mengucapkan terima kasih
kepada :

1. Bapak Dedy Mairuhu, ST, MM selaku Direktur Politeknik Negeri Ambon


2. Bapak Dr. Agus Siahaya, SE, M.Pd selaku Ketua Jurusan Akuntansi
3. Bapak Albertus Lalaun, S.Sos., M.Si selaku Sekertaris Jurusan Akuntasi
4. Ibu Elisabeth Riupassa, SE., MS.Si selak Ketua Program Studi Akuntansi
5. Ibu Trudy Maryona Nussy, SE., MSA selaku Pembimbing I yang sudah
meluangkan waktu dan kesempatan untuk memberikan bimbingan,
masukan yang berguna bagi penulis, mulai dari penyusunan proposal
Perencanaan penelitan hingga penyelesaian Tugas Akhir ini.
6. Bapak Johanis M Tetelepta, SE., M.Si selaku Pembimbing II yang sudah
meluangkan waktu dan kesempatan untuk memberikan bimbingan,
masukan yang berguna bagi penulis, mulai dari penyusunan proposal,
perencanaan penelitian hingga penyelesaian Tugas Akhir ini.
7. Seluruh Dosen Jurusan Akuntansi yang telah memberikan pengetahuan
selama penulis menimbah ilmu di Politeknik Negeri Ambon dan Staf
Administrasi Jurusan Akuntansi yang telah membantu dalam proses
penyelesaian Tugas Akhir ini.
8. Teristimewah penulis sampaikan ucapan terima kasih kepada orang tua
tercinta, serta saudara-saudara yang telah memberikan dukungan baik
moril maupun materi, selalu memberikan nasihat selalu meberikan doa dan

ix
x

semangat kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan


Tugas Akhir ini.
9. Toko Paparisa yang telah bersedia memberikan ijin untuk penulis
melakukan penelitian.
10. Sahabat-sahabat seperjuangan yang sudah menemani penulis dalam
pengambilan data sampai pada penyusunan Lapora Tugas Akhir ini.
11. Seluruh teman-teman kelas E dn teman-teman Jurusan Akuntansi angkatan
2018

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan Tuga Akhir


ini.Demi kesempurnaan Laporan Tugas Akhir ini, saran dan kritik yang sifatnya
membangun sangat penulis harapkan.Semoga Laporan Tugas Akhir ini dapat
bermanfaat bagi pihak yang membutuhkan.Akhir kata penulis ucapkan terima
kasih.

Ambon, 02 Oktober 2021

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i


LEMBARAN PERSETUJUAN ........................................................................... ii
LEMBARAN PENGESAHAN............................................................................. iii
LEMBARAN PERNYATAAN ............................................................................ iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................................................. v
ABSTRAK ........................................................................................................... vi
ABSTACT ............................................................................................................ vii
MOTTO ................................................................................................................
...............................................................................................................................
viii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... ix
DAFTAR ISI ........................................................................................................ xi
DAFTAR TABEL ................................................................................................
...............................................................................................................................
xiii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................
...............................................................................................................................
xiv
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................... 3
1.2 Rumusan Masalah .............................................................................. 3
1.3 Batasan Masalah ................................................................................ 3
1.4 Tujuan Penelitian ............................................................................... 3
1.5 Manfaat Penelitian ............................................................................. 3
1.6 Daftar Istilah ...................................................................................... 3
BAB II KAJIAN TEORI ...................................................................................... 5
2.1 Persediaan .......................................................................................... 5
2.1.1 Pengertian Persediaan ................................................................. 5
2.1.2 Pengelompokan Persediaan ........................................................ 6

xi
xii

2.1.3 Biaya-biaya Persediaan .............................................................. 7


.....................................................................................................
2.1.4 Sistem Pencatatan Persediaan ..................................................... 9
2.1.5 Fungsi Persediaan ....................................................................... 10
2.1.6 Manfaat Penyimpanan Persediaan .............................................. 11
2.1.7 Faktor-faktor Mempengaruhi Persediaan ................................... 12
2.1.8 Metode Penilaian Persediaan ...................................................... 13
2.1.9 Kesalahan Dalam Perhitungan Persediaan ................................. 15
2.2 Metode FIFO (First In First Out)........................................................16
3.1 Metode Average ................................................................................. 19

BAB III METODE PENELITIAN ....................................................................... 21

3.1 Objek Penelitian ................................................................................ 21


3.2 Jenis Penelitian .................................................................................. 21
3.3 Sumber Data....................................................................................... 21
3.4 Teknik Pengumpulan Data ................................................................ 21
3.5 Teknik Analisis Data ......................................................................... 22
BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................ 23
4.1 Gambaran Umum Perusahaan dan Data Penelitian ........................... 23
4.1.1 Gambaran Umum Toko Paparisa ............................................. 22
4.1.2 Data Penelitian ......................................................................... 24
4.2 Pembahasan........................................................................................ 29
BAB V SIMPULAN DAN SARAN .................................................................... 41
5.1 Simpulan ............................................................................................ 41
5.2 Saran .................................................................................................. 41
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 42
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Tabel Contoh Data Persediaan PT SABURAI...................................... 17


Tabel 2.2 Tabel Contoh Kartu Persediaan FIFO PT SABURAI........................... 17
Tabel 2.3 Tabel Kartu Persediaan AVERAGE PT SABURAI ............................20
Tabel 4.1 Data Persediaan Awal Topi .................................................................. 25
Tabel 4.2 Data Persediaan Awal Hoodie .............................................................. 25
Tabel 4.3 Data Persediaan Awal Sepatu ............................................................... 25
Tabel 4.4 Data Pembelian Topi ............................................................................ 26
Tabel 4.5 Data Penjualan Topi ............................................................................. 26
Tabel 4.6 Data Pembelian Hoodie ........................................................................ 27
Tabel 4.7 Data Penjualan Hoodie ......................................................................... 27
Tabel 4.8 Data Pembelian Sepatu ......................................................................... 28
Tabel 4.9 Data Penjualan Sepatu .......................................................................... 28
Tabel 4.10 Kartu Persediaan Topi Metode FIFO ................................................. 29
Tabel 4.11 Kartu Persediaan Topi Metode Average ............................................ 31
Tabel 4.12 Kartu Persediaan Hoodie Metode FIFO ............................................. 32
Tabel 4.13 Kartu Persediaan Hoodie Metode Average ........................................ 34
Tabel 4.14 Kartu Persediaan Sepatu Metode FIFO .............................................. 35
Tabel 4.15 Kartu Persediaan Sepatu Metode Average ......................................... 37

xiii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Struktur Toko Paparisa ..................................................................... 23

xiv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam dunia usaha terdapat berbagai macam badan usaha, baik


ditinjau dari bentuk badan hukum maupun jenis usaha dan kegiatannya,
perusahaan dapat digolongkan menjadi perusahaan jasa, perusahaan
dagang, dan perusahaan industri.Dengan semakin banyaknya perusahaan
yang ada, maka semakin ketat pula persaingan dalam dunia usaha.Untuk
dapat mempertahankan dan merebut konsumen maka setiap perusahaan
memerlukan strategi untuk dapat menciptakan peluang usaha dan
mendapat konsumen yang lebih banyak.Salah satunya melalui persediaan,
tanpa adanya persediaan perusahaan tidak dapat menjalankan aktivitas
terutama pada perusahaan dagang, dimana persediaan merupakan salah
satu aset perusahaan untuk mendapatkan laba.Persediaan diperlukan dalam
rangka menciptakan penjualan, dengan tujuan untuk menghasilkan laba
atau keuntungan.

Persediaan merupkan salah satu aktiva lancar yang harus dikelolah


dengan baik, terutama untuk perushaan-perusahaan yang memiliki
persediaan barang dagang. Persedian yang dimiliki perusahaan akan dapat
ditentukan harga perolehan persediaan dan nilai persediaan akan disajikan
di neraca. Dalam mengitung nilai persediaan perusahaan dapat
menggunakan tiga metode yaitu Metode FIFO, LIFO, AVARAGE

Persediaan didefinisikan sebagai barang yang disimpan untuk


digunakan atau dijual pada periode mendatang. Persediaan dapat
berbentuk bahan baku yang disimpan untuk diproses, komponen yang
diproses, barang dalam proses pada proses manufaktur, dan barang jadi
yang disimpan untuk dijual. Perusahaan menyimpannya karena berbagai
alasan.yang pertama, penyimpanan barang diperlukan agar perusahaan
dapat memenuhi pesanan pembeli dalam waktu yang cepat. Alasan kedua
adalah untuk berjaga-jaga pada saat barang di pasar sukar

1
2

diperoleh.Alasan ketiga adalah untuk menekan harga pokok per unit


barang. Kebijakan perusahaan untuk menyimpan barang dalam jumlah
yang besar atau alternatifnya dalam jumlah kecil mempunyai trade-off jika
perusahaan menyimpan barang dalam jumlah yang besar, perusahaan
dapat memenuhi pesanan langganan, dan menghindarkan terjadinya
kehabisan barang (stock out) . Tetapi menyimpan barang berarti
perusahaan akan menanggung biaya penyimpanannya.

Penyimpanan persediaan yang terlalu banyak oleh perusahaan juga


akan berdampak bagi perusahaan. Baik dampak positif seperti yang
diuraikan sebelumnya, dan juga memiliki dampak negatif. Penyimpanan
persediaan yang terlalu banyak oleh perusahaan memiliki dampak negatif
terhadap kualitas persediaan barang dagangan yakni barang akan
mengalami penumpukan dan barang yang dijual mendekati karusakan hal
ini diakibatkan karena barang terlalu lama berada dalam gudang, dengan
adanya dampak negatif tersebut dapat menimbulkan masalah kepada
konsumen, dimana konsumen akan merasa kecewa melihat barang-barang
yang dibeli mendekati kerusakan.

Metode FIFO (first in first out) adalah metode yang menyatakan


bahwa persediaan dengan nilai perolehan awal (pertama) masuk akan
dijual (digunakan) terlebih dahulu, sehingga persediaan akhir dinilai
dengan nilai perolehan persediaan yang terakhir masuk (dibeli). Dengan
demikian persediaan merupakan suatu hal sangat penting, bahkan harus
ada dalam suatu perusahaan, tetapi dalam penjualan barang.

Toko PAPARISA adalah perusahaan yang begerak di bidang


penjualan Topi, Hoodie, Sepatu,dll. Perusahaan ini yang memiliki kendala
dalam mencatat persediaan barang.Perusahaan tidak memiliki sistem
pencatatan dalam pembelian dan penjualan barang dagang.Penelitian ini
bertujuan untuk menentukan apakah ada pengaruh dalam perhitungan nilai
persedian akhir dengan menggunakan metode FIFO.
3

Sesuai dengan tinjauan diatas, maka penulis ingin melakukan penelitian dengan
judul “ANALISIS PENENTUAN NILAI PERSEDIAAN AKHIR PADA TOKO
PAPARISA AMBON”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah ditemukan sebelumnya, maka


menjadi permasalahan dalam penulisan ini adalah :Berapakah nilai
persediaan akhir pada Toko Paparisa Ambon

1.3 Batasan Masalah


Dengan memperhatikan rumusan masalah sebelumnya, maka penulis
melakukan pembatasan masalah pada Analisis Penentuan Nilai Persediaan
Akhir Topi, Hoodie, Sepatu dengan metode FIFO dan EVERAGEdalam 1
periode yaitu Agustus 2021
1.4 Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah : untuk mengetahui
berapa besarnya nila persediaan akhir Pada Toko Paparisa Ambon
1.5 Manfaat Penelitian
1. Bagi Toko Paparisa Ambon
Sebagai bahan masukan bagi Toko Paparisa Ambon tentang menganalisis
persediaan barang dagang menggunakan sistem perhitungan yang tepat.
2. Bagi Peneliti
Untuk tambahan wawasan penulis mengenai analisis perhitungan persediaan
barang dagang pada Toko Paparisa Ambon dan mengembangkan ilmu yang
diperoleh selama mengikutiperkuliahan.
3. Bagi Pihak Lain
Sebagai tambahan referensi bagi penelitian-penelitian selanjutnya.
1.6 Daftar istilah
a. Persediaan : Persediaan adalah pos-pos aktiva yang dimiliki oleh perusahaan
untuk dijualdalam operasi bisnis normal, atau barang yang akan digunakan
atau dikonsumsi dalam membuat barang yang akan dijual.
4

b. FIFO (First In First Out) : Persediaan barang yang pertama kali masuk itulah
yang pertamakali dicatat sebagai barang yang akan dijual.
c. Analisis : Mencatat berbagai data keuangan peusahaan mulai dari pemasukan,
pengeluaran, pebelanjaan dan lain-lain
d. Average (Rata-rata) :merupakan metode perhitungan inventory dengan
konsep persediaan yang akan keluar dicatat berdasarkan harga rata-rata
barangnya.
BAB II

KAJIAN TEORI

2.1 Pengertian Persediaan


2.1.1 Pengertian Persediaan

Pada setiap perusahaan, baik perusahaan besar dan menengah maupun kecil,
persediaan sangatlah penting bagi kelangsungan hidup suatu
perusahaan.Perusahaan harus dapat memperkirakan jumlah persediaan yang
dimilikinya.Persediaan yang dimiliki.perusahaan tidak boleh terlalu banyak dan
juga terlalu sedikit karena akan mempengaruhi biaya yangakan dikeluarkan.

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia dalam Standar Akuntansi Keuangan


(2018:14:06) Istilah persediaan sendiri didefinisikan sebagai aset yang:
1. Dimiliki dan untuk dijual dalam kegiatan usaha biasa
2. Dalam proses produksi untuk dijual
3. Dalam bentuk bahan atau perlengkapan (supplies) untuk digunakan dalam
proses produksi atau pemberian jasa.
Menurut Hermawan (2013:56), “Persediaan merupakan barang dagangan
yang disimpan kemudian dijual kembali dalam operasi normal perusahaan dan
bahan yang terdapat dalam proses produksi atau yang telah disimpan untuk suatu
tujuan.”
Menurut Kieso (2015:402), Persediaan (Inventory) adalah pos-pos aktiva
yang dimiliki perusahaan untuk dijual dalam operasi bisnis normal atau barang
yang akan digunakan atau dikonsumsi dalam memproduksi barang yang akan
dijual.
Menurut Hery “Persediaan adalah Barang dagang yang masih tersedia
(tidak terjual) sampai dengan akhir periode akuntansi dinamakan persediaan
barang dagang (merchandise inventory)”. (Hery, 2013: 27)
Menurut Kenny Regina Karongkong, (2018), Persediaan merupakan
barang yang disimpan untuk digunakan nanti atau untuk dijual pada masa-masa
tertentu tergantung pada permintaan yang ada atau akan dijual pada periode yang
akan datang. Persediaan terdiri dari persediaan barang baku, persedian barang

5
6

setengah proses produksi, sedangkan barang persediaan jadi atau barang dagang
disimpan sebelum dijual atau dipasarkan.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan yang
dimaksud dengan persediaan adalah aset yang penting dalam suatu perusahaan
baik perusahaan dagang, manufaktur, maupun perusahaan jasa untuk menunjang
kegiatan operasional perusahaan guna menghasilkan laba sehingga dapat
tercapainya tujuan perusahaan.
2.1.2 Pengelompokan Persediaan
Dalam perusahaan dagang, barang yang di beli dengan tujuan akan dijual
kembali diberi judul persediaan barang dagang. Untuk perusahaan industri
persediaan yang dimiliki terdiri dari beberapa jenis yang berbeda. Menurut Ikatan
Akuntan Indonesia (2017) dalam SAK ETAP No. 11, jenis persediaan adalah
untuk semua persediaan, kecuali:

a. Persediaan dalam proses (work in progress) dalam kontrak konstruksi


termasuk kontrak jasa yang terkait secara langsung
b. efek tertentu.

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2015:209) suatu aset diklasifikasikan


sebagai persediaan tergantung pada sifat bisnis suatu perusahaan. Persediaan
tersebut diklasifikasikan sebagai berikut:

1. Persediaan perusahaan dagang dicatat sebagai persediaan barang dagangan


(merchandise inventory) yaitu berupa barang dibeli untuk dijual kembali
dalam usaha normalnya.
2. Persediaan perusahaan manufaktur mencakup persediaan barang jadi
(finished goods inventory), persediaan barang dalam proses (work in
process inventory), dan persediaan bahan baku (raw material inventory).
3. Persediaan perusahaan jasa adalah biaya jasa yang belum diakui
pendapatannya.”

Sedangkan menurut Martani (2016:246), persediaan diklasifikasikan


sebagai berikut:
7

1. Entitas perdagangan baik perusahaan ritel maupun perusahaan grosir


mencatat persediaan sebagai persediaan barang dagang (merchandise
inventory). Persediaan barang dagang ini merupakan barang yang dibeli
oleh perusahaan perdagangan untuk dijual kembali dalam usaha
normalnya.
2. Bagi entitas menufaktur, klasifikasi persediaan relatif beragam. Persediaan
mencakup persediaan barang jadi (finished goods inventory) yang
merupakan barang yang telah siap dijual, persediaan barang dalam
penyelesaian (work in process inventory) yang merupakan barang setengah
jadi dan persediaan bahan baku (raw material inventory) yang merupakan
bahan ataupun perlengkapan yang akan digunakan dalam proses produksi.
3. Bagi entitas jasa, biaya jasa yang belum diakui pendapatannya
diklasifikasikan sebagai persediaan. Biaya persediaan pemberi jasa
meliputi biaya tenaga kerja dan biaya personalia lainnya yang secara
langsung menangani pemberian jasa, termasuk personalia penyelia, dan
overhead yang dapat diatribusikan. Biaya tenaga kerja dan biaya lainnya
yang terkait dengan personalia penjualan dan administrasi umum tidak
termasuk sebagai biaya persediaan tetapi diakui sebagai beban pada
periode berikutnya.
2.1.3 Biaya-Biaya Persediaan
Masalah persediaan mempunyai pengaruh besar dalam penentuan jumlah
aktiva lancar dan total aktiva, harga pokok produksi dan harga pokok penjualan,
laba kotor dan laba bersih, taksiran pajak.Penilaian persediaan harus
memperhitungkan biaya-biaya dimana harus dibedakan biaya-biaya yang mana
saja yang harus dimasukkan sebagai harga pokok dan mana saja yang harus
dibebankan untuk tahun berjalan.

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2017) dalam SAK ETAP No 11, biaya
persediaan meliputi :

1. Biaya pembelian
Biaya pembelian persediaan meliputi harga beli, bea impor pajak lainnya
(kecuali yang kemudian dapat diatribusikan kepada otoritas pajak), biaya
8

pengangkutan, biaya penanganan, dan biaya lainnya yang secara secara


langsung dapat diatribusikan pada perolehan barang jadi, bahan dan jasa.
Diskon dagang, potongan, dan lainnya yang serupa dikurangkan dalam
menentukan biaya pembelian.
2. Biaya konversi
Biaya konversi persediaan meliputi biaya yang secara langsung terkait
dengan unit yang diproduksi, misalnya biaya tenang kerja
langsung.Termasuk juga akurasi sistematis overhead produksi tetap dan
variable yang timbul dalam mengonversi bahan menjadi barang jadi.
3. Biaya lain
Entitas harus memasukkan biaya-biaya lain ke dalam biaya persediaan
hanya sepanjang biaya tersebut terjadi untuk membawa persediaan ke
kondisi dan lokasi sekarang.Misalnya, biaya overhead memproduksi atau
biaya mendesain produk untuk konsumen tertentu.

Sedangkan menurut Martani (2016:249), biaya persediaan meliputi biaya-


biaya berikut ini:

1. Biaya persediaan Biaya persediaan terdiri dari seluruh biaya pembelian,


biaya konversi, dan biaya lain yang timbul sampai persediaan berada
dalam kondisi dan lokasi saat ini.
2. Biaya Pembelian Biaya pembelian persediaan meliputi harga beli, bea
impor, pajak lainnya (kecuali yang kemudian dapat ditagih kembali kepada
otoritas pajak), biaya pengangkutan, biaya penanganan, dan biaya lainnya
yang secara langsung dapat diatribusikan pada Perolehan barang jadi,
bahan, dan jasa. Diskon dagang, rabat dan hal lain yang serupa
dikurangkan dalam menentukan biaya pembelian.
3. Biaya Konversi Biaya konversi merupakan biaya yang timbul untuk
memproduksi bahan baku menjadi barang jadi atau barang dalam produksi.
Biaya ini meliputi biaya yang secara langsung terkait dengan unit yang
diproduksi, termasuk juga alokasi sistematis biaya overhead produksi yang
bersifat tetap maupun variabel yang timbul dalam mengonversi bahan
menjadi barang jadi.
9

4. Biaya Lainnya Biaya lain yang dapat dibebankan sebagai biaya persediaan
adalah biaya yang timbul agar persediaan tersebut berada dalam kondisi
dan lokasi saat ini. Yang termasuk biaya lainnya misalnya biaya desain
dan biaya praproduksi yang ditujukan untuk konsumen yang spesifik.
Sedangkan biaya-biaya seperti biaya penelitian dan pengembangan, biaya
administrasi dan penjualan, biaya pemborosan, biaya penyimpangan tidak
dapat dibebankan sebagai biaya persediaan.
2.1.4 Sistem Pencatatan Persediaan
Sistem akuntansi yang akurat dan catatan yang up to date merupakan hal
yang sangat penting.Penjualan dan pelanggan bisa hilang jika pesanan mereka
tidak sesuai dengan model, kualitas dan kuantitas yang diinginkan.Oleh karena itu
perusahaan selalu memonitor tingkat persediaan secara seksama dan membatasi
biaya pembiayaan akibat penimbunan persediaan.Terdapat dua jenis sistem
pencatatan persediaan yaitu Sistem Perpetual dan Sistem Periodik. Secara umum
ada 2 macam Sistem Pencatatan Persediaan yaitu:
1. Sistem Periodik ( Periodic inventory system) Menurut Zakiyudin (2013 :
59) Sistem Periodik adalah pencatatan persediaan barang dan perubahan
persediaan barang tidak dilakukan secara kontiniu. Hal ini disebabkan
setiap kali terjadi pembelian barang dagangan dicatat debit perkiraan
pembelian (purchases) dan bukan pada perkiraan persediaan barang.
Sebaliknya, apabila terjadi penjualan dicatat kredit perkiraan penjualan
dan bukan pada perkiraan persediaan barang. Sedangkan perkiraan
persediaan barang (merchandise inventory) hanya untuk mencatat hasil
perhitungan fisik sisa barang di gudang pada akhir periode. Pada sistem ini
setiap pemasukan dan pengeluaran persediaan dicatat dalam perkiraan
yang berbeda yaitu pembelian dan penjualan. Kelemahannya yaitu
perusahaan tidak dapat mengetahui besarnya persediaan yang ada pada
saat tertentu dan tidak dapat mengetahui harga pokok barang yang dijual
untuk setiap transaksi penjualan yang terjadi. Pada umumnya sistem
periodik digunakan oleh perusahaan yang menjual barang yang harganya
relatif murah tapi frekuensi penjualan cukup sering.
10

2. Sistem Perpetual (Perpetual Inventory System) Menurut Zakiyudin


(2013 : 64) Sistem Perpetual adalah pencatatan persediaan barang
dagangan dan perubahan persediaan barang dagangan dilakukan terus
menerus atau permanen. Setiap terjadi transaksi pembelian dicatat debit
perkiraan persediaan sebesar harga belinya. Sebaliknya transaksi penjualan
dicatat kredit perkiraan penjualan sebesar harga jualnya. Kemudian didebit
perkiraan harga pokok penjualan dan dikredit perkiraan persediaan barang
sebesar harga belinya . Dalam metode ini pencatatan persediaan dilakukan
dalam kartu persediaan yang menggambarkan persediaan yang sebenarnya.
Pencatatan atas transaksi dilakukan secara terus-menerus untuk setiap jenis
persediaan dan untuk menjamin keakuratan jumlah persediaan perhitungan
fisik persediaan biasanya dilakukan setahun sekali. Pencatatan persediaan
dengan menggunakan metode ini ditunjukan terutama untuk barang yang
bernilai tinggi dan untuk barang yang mudah dicatat pemasukan dan
pengeluarannya digudang

2.1.5 Fungsi Persediaan


Dilihat dari fungsinya, persediaan dapat dibedakan atas beberapa fungsi
yaitu:
a. Fungsi decoupling
Fungsi decoupling adalah persediaan yang memungkinkan perusahaan
dapat memenuhi permintaan pelanggan tanpa bergantung pada suplier. Persediaan
bahan baku diadakan agar perusahaan tidak akan sepenuhnya tergantung pada
pengadaannya dalam hal kuantitas dan waktu pengiriman. persediaan barang
dalam proses diadakan agar departemen-departemen dan proses individual
perusahaan terjaga” kebebasannya”. Persediaan barang jadi diperlukan untuk
memenuhi permintaan produk yang tidak pasti dari pelanggan.persediaan yang
diadakan untuk menghadapi fluktuasi permintaan konsumen yang tidak dapat
diperkirakan atau diramalkan disebut fluctuation stock.
b. Fungsi antisipasi
Apabila perusahaan menghadapi fluktuasi permintaan yang dapat
diperkirakan dan diramalkan berdasarkan pengalaman atau data-data masa lalu,
yaitu permintaan musiman.Dalam hal ini perusahaan dapat mengadakan
11

persediaan musiman (seasonal inventories).Disamping itu perusahaan juga sering


menghadapi ketidak pastian jangka waktu pengiriman dan pemintaan
barangbarang selama periode tertentu.Dalam hal ini perusahaan memerlukan
persediaan ekstra yang disebut persediaan pengaman (safety stock).
c. Fungsi economic lot sizing
Persediaan lot size ini perlu mempertimbangkan penghematan atau
potongan pembelian, biaya pengakutan per unit menjadi lebih murah dan
sebagainya. Hal ini disebabkan perusahaan melakukan pembelian dalam kuantitas
yang lebih besar dibandingkan biayabiaya yang timbul karena besarnya
persediaan (biaya sewa gudang, investasi, risiko, dan sebagainya)

2.1.6 Manfaat Menyimpan Persediaan Bagi Perusahaan


Dengan adanya persediaan akan memberikan beberapa keuntungan bagi
perusahaan, yaitu:
a. Perusahaan dapat memenuhi kebutuhan untuk bahan proses produksi
secara tepat karena tersedianya bahan baku yang dibutuhkan
b. Digunakan untuk berjaga-jaga terhadap kenaikan harga bahan baku yang
dapat memengaruhi harga jual
c. Guna mengantisipasi terhadap kekurangan atau kelangkaan bahan baku
d. Tersedianya bahan baku dapat memenuhi pesanan secara cepat
e. Mampu mengatur alokasi dana untuk berbagai kebutuhan lainnya
f. Mencegah hilangnya kesempatan untuk menjual bilamana perusahaan
tidak memiliki persediaan, perusahaan mudah kehilangan kesempatan
untuk menjual. para langganan akan pergi membeli kepada saingan
perusahaan.
g. Menarik keuntungan dari potongan-potongan
Suatu perusahaan yang bersedia menyimpan persediaan yang tinggi, akan
mampu membeli barang-barang dalam jumlah besar dengan potongan-
potongan harga atau potongan berat yang menguntungkan.
h. Mengurangi biaya pemesanan
Setiap kali perusahaan melakukan pemesanan harus dikeluarkan biaya-
biaya.Biaya-biaya tersebut meliputi biaya pengisian formulir pesanan,
biaya penerimaan, dll.Biaya-biaya pesanan ini dapat ditekan bilamana
12

perusahaan membeli dalam jumlah-jumlah besar sehingga jumlah pesanan


yang harus dilakukan dapat dikurangi.
i. Menjamin kelancaran proses produksi
Persediaan yang mencukupi menjamin lancaranya proses produksi. untuk
memulai proses produksi harus dikeluarkan biaya yang disebut “set up
cost” biaya persiapan produksi. Bila persediaan tidak ada atau habis,
produksi terpaksa dihentikan.untuk memulai kembali proses produksi
terpaksa harus dikeluarkan set up cost lagi. hal sedemikian tidak akan
terjadi bilamana perusahaan memiliki cukup persediaan.
Persediaan yang dimiliki oleh perusahaan memiliki banyak manfaat salah
satunya dengan adanya persediaan perusahaan dapat memenuhi kebutuhan
untuk bahan proses produksi secara tepat karena tersedianya bahan baku
yang dibutuhkan dan guna mengantisipasi terhadap kekurangan atau
kelangkaan bahan baku oleh karena banyaknya manfaat adanya bagi
perusahaan makan setiap perusahaan selayaknya mempunyai persediaan
khususnya perusahaan dagang dan perusahaan manufactur.
2.1.7 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Persediaan
Untuk melangsungkan usahanya dengan lancar maka kebanyakan
perusahaan merasakan perlunya mempunyai persediaan bahan baku. Besar
kecilnya persediaan bahan baku yangdimiliki perusahaan ditentukan oleh berbagai
faktor, antara lain:
a. Volume yang dibutuhkan untuk melindungi jalannya perusahaan terhadap
gangguan kehabisan persediaan yang akan dapat menghambat atau
mengganggu jalannya proses produksi
b. Volume produksi yang direncanakan, dimana volume produksi yang
direncanakan itu sendiri sangat tergantung pada volume penjualan yang
direncanakan
c. Besarnya pembelian bahan baku setiap kali pembelian untuk mendapatkan
biaya pembelian yang minimal
d. Estimasi tentang fluktuasi harga bahan baku yang bersangkutan di waktu-
waktu yang akan datang
e. Peraturan-peraturan pemerintah yang menyangkut persediaan bahan baku
13

f. Harga pembelian bahan baku


g. Biaya penyimpanan dan risiko penyimpanan di gudang
h. Tingkat kecepatan bahan baku menjadi rusak atau turun kualitasnya.
Berdasarkan uraian diatas dapat dipahami bahwasannya dalam mengelola
persediaan terdapat beberapa faktor yang nantinya akan mempengaruhi besar
kecilnya persediaan yang tersedia , salah satunya volume yang dibutuhkan
untuk melindungi jalannya perusahaan terhadap gangguan kehabisan
persediaan yang akan dapat menghambat atau mengganggu jalannya proses
produksi. Dengan adanya beberapa faktor tersebut, perusahaan akan
mengambil keputusan untuk membeli persediaan yang cukup sesuai dengan
kebutuhan perusahaan sehingga tidak akan mengganggu jalannya usaha
perusahaan.
2.1.8 Metode Penilaian Persediaan

Pada dasarnya suatu perusahaan akan mempertimbangkan dampak akibat


pemilihan asumsi arus biaya dalam laporan laba rugi. Menurut Ikatan Akuntan
Indonesia (2017) dalam SAK ETAP No. 11, terdapat dua rumus biaya yang dapat
digunakan oleh suatu perusahaan yaitu:

1. Entitas harus mengukur biaya persediaan untuk jenis persediaan yang tidak
dapat dipertukarkan, dan barang atau jasa yang dihasilkan dan dipisahkan
untuk proyek tertentu dengan menggunakan identifikasi khusus atas
biayanya secara individual.
2. Entitas harus menentukan biaya persediaan, selain yang terkait dengan
paragraf dengan menggunakan rumus biaya biaya masuk-pertama keluar-
pertama (MPKP) atau rata-rata tertimbang. Rumus biaya yang sama harus
digunakan untuk seluruh persediaan dengan sifat dan pemakaian yang
serupa. Untuk persediaan dengan sifat atau pemakaian yang berbeda,
penggunaan rumus biaya yang berbeda dapat dibenarkan. Metode masuk
terakhir keluar pertama (MTKP) tidak diperkenankan oleh SAK ETAP.
14

Sedangkan Menurut Martani (2016:252), terdapat tiga alternatif yang


dapat dipertimbangkan oleh suatu perusahaan terkait dengan asumsi arus biaya
yaitu:

1. Metode Identifikasi Khusus Identifikasi khusus biaya artinya biaya-biaya


tertentu yang diatribusikam ke unit persediaan tertentu. Berdasarkan
metode ini maka suatu entitas harus mengidentifikasikan barang yang
dijual dengan tiap jenis dalam persediaan secara spesifik. Metode ini pada
dasarnya merupakan metode yang paling ideal karena terdapat kecocokan
antara biaya dan pendapatan (matching cost against revenue), tetapi karena
dibutuhkan pengidentifikasian barang persediaan secara satu persatu, maka
biasanya metode ini hanya diterapkan pada suatu entitas yang memiliki
persediaan sedikit, nilainya tinggi, dan dapat dibedakan satu sama lain,
seperti galeri lukisan.
2. Metode Biaya Masuk Pertama Keluar Pertama Metode Biaya Masuk
Pertama Keluar Pertama (MPKP) atau First In First Out (FIFO)
mengasumsikan unit persediaan yang pertama dibeli akan dijual atau
digunakan terlebih dahulu sehingga unit yang tertinggal dalam persediaan
akhir adalahh yang dibeli atau diproduksi kemudian. Metode ini
merupakan metode yang relatif konsisten dengan arus fisik dari persediaan
terutama untuk industri yang memiliki perputaran persediaan tinggi.
3. Metode Rata-rata Tertimbang Metode Rata-rata Tertimbang digunakan
dengan menghitung biaya setiap unit berdasarkan biaya rata-rata
tertimbang dari unit yang serupa pada awal periode dan biaya unit serupa
yang dibeli atau diproduksi selama satu periode. Perusahaan dapat
menghitung rata-rata biaya secara berkala atau pada saat penerimaan
kiriman. Untuk menghitung biaya persediaan dengan metode rata-rata
tertimbang ini terlebih dahulu harus dihitung biaya rata-rata per unit yaitu
dengan membagi biaya barang yang tersedia untuk dijual dengan unit yang
tersedia untuk dijual. Persediaan akhir dan beban pokok penjualan dihitung
dengan dasar harga rata-rata tersebut.
15

Penggunaan metode penilaian persediaan dalam menentukan harga


pokok penjualan tergantung pada kebijakan perusahaan dalam
pengambilan keputusan. Masing-masing metode penilaian yang telah
diuraikan di atas, akan menghasilkan nilai harga pokok penjualan dan
persediaan akhir yang berbeda. Jadi, penggunaan metode penilaian
persediaan tersebut akan berpengaruh langsung pada laporan keuangan,
yaitu laporan laba rugi dan laporan posisi keuangan.

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2015:218), metode penilaian


persediaan biasanya akan menghasilkan jumlah yang berbeda untuk:

1. Beban pokok penjualan untuk periode berjalan


2. Persediaan akhir
3. Laba kotor (dan laba bersih) untuk periode tersebut
Jika terjadi kenaikan harga pada setiap pembelian, metode MPKP akan
menghasilkan jumlah paling rendah untuk beban pokok penjualan, serta
jumlah paling tinggi untuk laba kotor (laba bersih), dan juga persediaan
akhir. Metode rata-rata menghasilkan jumlah lebih tinggi untuk beban
pokok penjualan dan jumlah yang lebih rendah untuk laba kotor (laba
bersih), dan juga persediaan akhir dibandingkan metode MPKP.

2.1.9 Kesalahan dalam Penghitungan Persediaan


Kesalahan dalam mencatat besarnya fisik persediaan akan menyebabkan
salah saji dalam saldo persediaan akhir. Karena persediaan akhir merupakan salah
satu perkiraan di aktiva lancar, maka besarnya aktiva lancar maupun total aktiva
perusahaan secara keseluruhan juga akan menjadi salah saji di neraca. Disamping
itu, kesalahan dalam penghitungan atas persediaan ini juga akan mengakibatkan
besarnya harga pokok penjualan, laba kotor dan laba bersih yang tersaji dalam
laporan laba rugi menjadi keliru. Rumus untuk harga pokok penjualan. (Hery,
2011)
Persediaan Awal + Harga Pokok Pembelian – Persediaan Akhir =
Harga Pokok Penjualan………………………………….. (1)
Rumus untuklaba kotor sebagai berikut :
16

Penjualan Bersih – Harga Pokok Penjualan = Laba


Kotor………………………………..(2)
laba bersih sebagai berikut :
Laba Kotor – Beban Operasional + / - Pendapatan(Beban)Lain-lain =
Laba Bersih…………………………………….… (3)
Laba bersih akan ditutup ke akun modal pada setiap akhir periode
akuntansi, sehingga besarnya modal juga akan menjadi salah saji di
neraca.
2.2 Metode FIFO (First In First Out)

Harga pokok persediaan akan dibedakan sesuai dengan urutan terjadinya.


Apabila ada penjualan atau pemakaian barang-barang maka harga pokok yang
dibebankan adalah harga pokok yang paling terdahulu kemudian disusul yang
masuk berikutnya.Persediaan akhir dibebani harga pokok berakhir. Dengan
demikian, persediaan akan dinyatakan berdasarkan biaya terbaru. Metode FIFO
dapat dianggap sebagai salah satu pendekatan yang logis dan realistis mengenai
arus biaya.Metode ini juga mengasumsikan suatu arus biaya yang paralel dengan
arus fisik barang sehari-hari.Pendapatan dibebani dengan biaya yang dianggap
berkaitan dengan barang yang benar-benar terjual, persediaan akhir dilaporkan
menurut biaya terbaru, biaya yang paling mendekati nilai berjalan persediaan pada
tanggal neraca.

Dengan menggunakan metode FIFO, maka harga yang dijual dihitung


dengan angapan bahwa barang yang lebih dulu masuk adalah barang yang lebih di
jual.Kekurangannya baru diambil dari barang yang berikutnya. Apabila
menggunakan metode buku maka setiap jenis persediaan akan dibuatkan kartu
persediaan yang terdiri dari beberapa kolom yang digunakan untuk mencatat
mutasi persediaan.(Zaki Baridwan,2015:170)

Dengan menggunakan data diatas, persediaan akhir dan harga pokok


penjualan dalam cara FIFO Perpetualpada PT SABURAI dihitung sebagai
berikut:
17

Tabel 2.1
Data Persediaan
PT. SABURAI

Tanggal Keterangan Kuantitas(unit) Harga(Rp)

1 Jan Persediaan awal 100 100.000


5 Feb Pembelian 300 120.000
7 Mar-10Apr Penjualan 200 300.000
2 Mei Pembelian 400 155.000
5 Jun-7Okt Penjualan 300 185.000
10 November Pembelian 200 170.000
3 Desember Penjualan 150 130.000
Sumber : PT. Saburai Tahun 2014

Tabel 2.2
Kartu Persediaan
PT. SABURAI
Metode FIFO
Tgl Pembelian Harga Pokok penjualan Persediaan

Unit Harga/ Total Unit Harga/ Total Unit Harga/ Unit Total
Unit Harga Unit Harga (RP) Harga
(RP) (RP) (RP) (RP) (RP)

1 jan - - - - - - 100 100.000 10.000000


5feb 300 120.000 36.000000 - - - 100 100.000 10.000.000
300 120.000 36.000.000
7mar- - - - 100 100.000 10.000.000 200 120.000 24.000.000
10aprl 100 120.000 12.000.000
2mei 400 155.000 62.000.000 - - - 200 120.000 24.000.000
400 155.000 62.000.000
5juni- - - - 200 120.000 24.000.000 300 155.000 46.500.000
70kt 100 155.000 15.500.000

10nov 200 170.000 34.000.000 - - - 300 155.000 46.500.000


200 170.000 34.000.000
3des - - - 100 155.000 15.500.000 50 170.000 8.500.000
50 170.000 8.500.000

Total 900 - 132.000.000 650 - 85.500.000 50 - 8.500.000


18

Sumber: PT.Saburai Tahun 2014

2.2.1 Tujuan Metode FIFO


Adapun tujuan dari metode FIFO ini adalah sebagai berikut:
a. Penggabungan semua unsur laba yang dilaporkan pada saat penjualan.
seperti halnya identifikasi spesifik, disini diasumsikan bahwa tak ada
pemisahan yang dibuat antar keuntungan dan kerugian yang timbul akibat
perubahan harga dan laba yang dihasilkan dari keputusan manajerial
dalam kegiatan sehari-hari. Kadangkala diasumsikan pula bahwa FIFO
tidak memberi peluang pengakuan keuntungan dan kerugian yang tidak
direalisasikan (kecuali mungkin dimodifikasi menurut aturan yang
terendah antara harga pokok atau harga pasar) tetapi asumsi ini
didasarkan pada proposisi bahwa siklus operasi adalah berawal dari kas
ke barang dagang dan kembali ke kas lagi. pihak lain berpendapat bahwa
siklus tersebut hendaknya dipandang sebagai metode sejak barang
menjadi kas dan kembali menjadi barang, dalam hal mana penilaian yang
belum direalisasikan dimasukkan dalam pendapat jika persediaan akhir
dicatat dengan harga-harga yang lebih tinggi daripada yang digunakan
diawal periode.
b. Penyajian persediaan akhir untuk tujuan neraca menurut harga yang
paling baru, yang dapat diasumsikan untuk memberi gambaran yang dekat
dengan harga ganti. Gambaran yang dekat dengan harga ganti ini
tergantung pada frekuensi perubahan harga dan pada tingkat perputaran
persediaan. Bilamana persediaan berputar denagn cepat, maka penilaian
persediaan akan mencerminkan harga-harga berjalan kecuali jika harga-
harga berubah banyak setelah pembelian-pembelian yang paling baru.
akan tetapi jarang sekali terjadi penilaian persediaan berdasarkan FIFO ini
identik dengan harga ganti kecuali dalam kejadian yang kebetulan saja,
atau dalam kondisi yang tidak lazim dimana terdapat harga yang stabil
sejak tanggal pembelian persediaan akhir sampai tanggal neraca.
19

c. Penandingan biaya berjalan dengan pendapatan berjalan dan pemisahan


pelaporan dari keuntungan dan kerugian akibat perubahan harga pada
umumnya tidak cocok dengan prosedur persediaan FIFO. Jadi keberatan
pokok terhadap metode tersebut tampak pada ketidakmampuanya untuk
memenuhi tujuan tersebut. Juga terdapat kelemahan praktis yang serius
dari metode FIFO ini bilamana yang dibeli adalah barang dengan jumlah
kelompok yang banyak selama periode dengan harga-harga yang berbeda-
beda atau bilamana barang dikembalikan ke persediaan setelah dijualnya
kelompok-kelompok barang berikutnya.
3.1 Metode Average

Metode Average Cost atau metode rata-rata tertimbang merupakan metode


perhitungan inventory dengan konsep persediaan yang akan keluar dicatat
berdasarkan harga rata-rata barangnya. Untuk mendapatkan harga pokok
average cost bisa dihitung dengan cara menjumlahkan saldo awal persediaan
yang akan dijual atau persediaan ditambah dengan keseluruhan total
pembelian persediaan yang kemudian dibagi dengan total kuantitas persediaan
yang dibeli lalu ditambah dengan kuantitas saldo awal persediaan.
Metode ini didasarkan pada asumsi bahwa seluruh persediaan akan
bercampur sehingga mustahil untuk menentukan barang yang terjual lebih
dulu dan persediaan yang harus tersimpan. Penetapan harga persediaan terjual
didasarkan atas harga rata-rata yang dibayarkan untuk persediaan tersebut dan
ditimbang menurut jumlah persediaan yang dibeli.
Dengan menggunakan data diatas, persediaan akhir dan harga pokok
penjualan dalam caraAVERAGE Perpetual pada PT SABURAI dihitung
sebagai berikut:
20
Tabel 2.3
Kartu Persediaan
PT SABUPARAI
PEMBELIAN PENJUALAN SALDO
TGL
UNIT HARGA TOTAL UNIT HARGA TOTAL UNIT HARGA TOTAL
1-Jan             100 Rp 100,000 Rp 10,000,000
5-Feb 300 Rp 120,000 Rp 36,000,000       400 Rp 115,000 Rp 46,000,000
7mart-10aprl       200 Rp 115,000 Rp 23,000,000 200 Rp 115,000 Rp 23,000,000
2 mei 400 Rp 155,000 Rp 62,000,000       600 Rp 141,666.67 Rp 85,000,000
5juni-7okt       300 Rp 141,666.67 Rp 42,500,001 300 Rp 141,666.66 Rp 42,499,999
10-Nov 200 Rp 170,000 Rp34,000,000       500 Rp 153,000.00 Rp 76,499,999
3des       150 Rp 153,000 Rp 22,950,000 350 Rp 153,000.00 Rp 53,549,999
Metode Average

Sumber: PT.Saburai Tahun 2014

20
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian


Produk yang dihasilkan oleh TOKO PAPARISA AMBON adalah Topi
(Repcurl), hoodie(Pull&Bear), sepatu(Nike), dll. merupakan barang-barang
yang memenuhi kebutuhan anak muda jaman sekarang.
3.2 Jenis Penelitian
Pada penulisan proposal ini, penulis menggunakan jenis penelitian
kuantitatif.Karena data yang diperoleh dari hasil penjualan barang pada Toko
Paparisa Ambon.
3.3 Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penulisan adalah :
1. Data Primer
Data-data yang bersumber dari objek penelitian
Sumber data yang didapati yaitu, Topi Cowo (Repcurl),
Hoodie(Pull&Bear) Cewe/Cwo, Sepatu(Nike)
2. Data Sekunder
Data-data yang bersumber dari buku-buku dan referensi-referensi yang
digunakan sebagai bahan pedoman dalam pembahasan masalah yang
diteliti.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
pada penulisan ini, penulis menggunakan teknik pengambilan data
sebagai berikut:
a. Pengamatan
Penulis mendatangi secara langsung Toko Paparisa Ambon untuk
memperoleh data dan informasi yang berhubungan dengan penulisan
proposal.
b. Wawancara
Penulis melakukan wawancara secara langsung dengan pemilik Toko
Paparisa Ambon dalam objek penelitian
c. Kepustakaan

21
22

Penulis menggunakan literature-literatur yang berhubungan dengan


penulisan.
3.5 Teknik Analisis Data
Untuk memecahkan masalah yang ada, maka penulis menggunakan teknik
analisis yaitu : Metode Penilaian Persediaan menggunakan Pendekatan FIFO
dengan sistem Perpetual. Pada metode ini harga pokok persediaan akan
dibebankan sesuai dengan urutan terjadinya. Apabila ada penjualan atau
pemakaian barang-barang maka harga pokok yang dibebankan adalah harga
pokok yang paling terdahulu, disusul yang masuk berikutnya.(Baridwan
2015:158-159)
BAB IV

Deskripsi Hasil Penelitian dan Pembahasan

4.1 Gambaran Umum Perusahaan dan Data Penelitian


4.1.1 Gambaran Umumum Toko Paparisa

Toko PAPARISA adalah perusahaan yang begerak di bidang usaha


perdagangan, sebagai penyediaan barang dagang yang menjual kebutuhan anak
muda jaman sekarang yaitu Topi, Hoodie(sweater), Sepatu, dan lain-lain.
Kegiatan utamanya adalah membeli barang dagangan dari pemasok untuk
dijual kembali kepada konsumen tanpa harus mengubah bentuk barang dengan
tujuan untuk memperoleh keuntungan.

a. Sejarah Toko Paparisa


Toko Paparisa berdiri pada tahun 2014. Pada saat itu kegiatan dagang dimulai
dengan cara Pre Order (bayar, pesan, proses). Karena pemilik tokoh belum
punya cukup modal untuk meng-readykan barang (mengadakan), dengan
seiringnya berganti tahun, penjualan topi, hoodie(sweater) dan sepatu makin
diminati pembelinya dikarenakan kualitas barang yang sangat bagus, pemilik
toko dapat me-readykan barang sesuai permintaan.
b. Lokasi Toko Paparisa
Toko Paparisa bertempat di jln. Wolter monginsidi lateri, Ambon

c. Struktur Toko Paparisa

Gambar 4.1
Struktur Toko Paparisa

PIMPINAN

KEUANGAN KARYAWAN

23
24

Sumber : Toko Paparisa

Uraian tugas :

Adapun tugas masing-masing bagian/orang Toko Paparisa dijelaskan sebagai


berikut:

1. Pimpinan :
Bertanggung jawab penuh dalam mengelola perusahaan yang dipimpin,
memberikan arahan kepada para pegawai, mengontrol dan melakukan
pengawasan dalam perusahaan secara maksimal, dan mengontrol setiap
aktifitas para pegawai secara langsung dalam bidangnya.
2. Keuangan :
Adapun beberapa tugas dari bagian keuangan pada Toko Paparisa :
a. Mengelola keuangan perusahaan
b. Mengatur biaya-biaya yang dikeluarkan perusahaan dalam memenuhi
kebutuhan pegawai dalam bidang produksi yang dihasilkan.
c. Mengatur segala administrasi keuangan yang berkaitan dengan
keperluan pegawai dengan upayah yang mereka terima masing-
masing.
3. Karyawan :
Adapun beberapa tugas karyawan pada Toko Paparisa yaitu:
a. Memeriksa barang yang masuk/keluar
b. Mencatat transaksi setiap terjadi pembelian dan penjualan topi,
hoodie(sweater), sepatu dan menyerahkan pada bagian keuangan.
4.1.2 Data Penelitian
Dari data pembelian dan penjualan topi,hoodie(sweater), sepatu tahun
2021 menunjukan adanya variasi harga yang terjadi pada setiap bulan da Toko
Paparisa selalu melakukan pemesanan setiap minggu jika dalam minggu terjadi
penjualan, namun penulis mengambil data dalam harian untuk menyusun tugas
akhir ini.
Adapun persediaan awal pada bulan Agustus 2021 sebagai berikut :
25

Berdasarkan persediaan Topi pada Toko Paparisa tersedia persediaan awal


sebesar 150 unit dengan harga per unit sebesar Rp. 75.000.
Table 4.1
Persediaan Awal Topi
Per. Agustus 2021

Persediaan Awal
Tanggal
Uni
t Harga/unit Jumlah
01 Agustus 2021 150 Rp 75,000 Rp 11,250,000
Sumber : Toko Paparisa

Berdasarkan persediaan Hoodie pada Toko Paparisa tersedia persediaan


awal sebesar 100 unit dengan harga per unit sebesar Rp. 57.000.
Table 4.2
Persediaan Awal Hoodie(Sweater)
Per Agustus 2021

Persediaan awal
Tanggal
Unit Harga/unit Jumlah
01 Agustus 2021 100 Rp 57,000 Rp 5,700,000
Sumber : Toko Paparisa

Berdasarkan persediaan Sepatu pada Toko Paparisa tersedia persediaan


awal sebesar 130 unit dengan harga per unit sebesar Rp. 100.000.
Table 4.3
Persediaan Awal Sepatu
Per Agustus 2021

Persediaan awal
Tanggal Uni
t Harga/unit Jumlah
01 Agustus 2021 130 Rp 100,000 Rp 13,000,000
Sumber : Toko Paparisa
26

Berikut adalah table pembelian dan penjualan Topi, Hoodie(sweater), dan


Sepatu pada Toko Paparisa Periode Agustus 2021

Table 4.4
Data Pembelian Topi Toko Paparisa
per Agustus 2021

Pembelian
Tanggal
Unit Harga/unit Jumlah/unit
Agustus 2 50 Rp 56,000 Rp 2,800,000
  5 20 Rp 75,000 Rp 1,500,000
  15 35 Rp 69,500 Rp 2,432,500
  19 100 Rp 56,000 Rp 5,600,000
  27 25 Rp 70,000 Rp 1,750,000
    230   Rp 14,082,500

Table 4.5
Data Penjualan Topi Toko Paparisa
Per Agustus 2021

Penjualan
Tanggal
Unit Harga/unit Jumlah/unit
Agustu
s 3 20 Rp 150,000 Rp 3,000,000
  4 30 Rp 150,000 Rp 4,500,000
  7 35 Rp 120,000 Rp 4,200,000
  9 70 Rp 155,000 Rp 10,850,000
  12 10 Rp 125,000 Rp 1,250,000
  14 20 Rp 130,000 Rp 2,600,000
  17 15 Rp 120,000 Rp 1,800,000
  22 50 Rp 150,000 Rp 7,500,000
  25 25 Rp 125,000 Rp 3,125,000
  29 40 Rp 120,000 Rp 4,800,000
    315   Rp 43,625,000
27

Tabel 4.6
Data Pembelian Hoodie(sweater) Toko Paparisa
per Agustus 2021

Pembelian
Tanggal Uni
t Harga/unit Jumlah/unit
Agustu
3 25
s Rp 50,000 Rp 1,250,000
  6 55 Rp 79,500 Rp 4,372,500
  13 30 Rp 68,500 Rp 2,055,000
  19 100 Rp 75,000 Rp 7,500,000
  26 25 Rp 68,500 Rp 1,712,500
    235   Rp 16,890,000

Tabel 4.7
Data Penjualan Hoodie(sweater) Toko Paparisa
per Agustus 2021

Penjualan
Tanggal Uni
t Harga/unit Jumlah/unit
Agustu
s 4 50 Rp 210,000 Rp 10,500,000
  5 35 Rp 225,000 Rp 7,875,000
  8 55 Rp 210,000 Rp 11,550,000
  10 20 Rp 250,000 Rp 5,000,000
  15 40 Rp 210,000 Rp 8,400,000
  17 10 Rp 225,000 Rp 2,250,000
  23 20 Rp 220,000 Rp 4,400,000
  27 30 Rp 225,000 Rp 6,750,000
  28 15 Rp 210,000 Rp 3,150,000
    275   Rp 59,875,000
28

Tabel 4.8
Data Pembelian Sepatu Toko Paparisa
per Agustus 2021

Pembelian
Tanggal
Unit Harga/unit Jumlah/unit
Agustus 4 65 Rp 120,000 Rp 7,800,000
  8 50 Rp 199,000 Rp 9,950,000
  14 100 Rp 150,000 Rp 15,000,000
  20 25 Rp 230,000 Rp 5,750,000
  25 50 Rp 300,000 Rp 15,000,000
    290   Rp 53,500,000
Sumber : Toko Paparisa

Tabel 4.9
Data Penjualan Sepatu Toko Paparisa
per Agustus 2021

Penjualan
Tanggal
Unit Harga/unit Jumlah/unit
Agustus 3 55 Rp 550,000 Rp 30,250,000
  6 35 Rp 500,000 Rp 17,500,000
  9 70 Rp 420,000 Rp 29,400,000
  12 20 Rp 550,000 Rp 11,000,000
  16 85 Rp 650,000 Rp 55,250,000
  18 25 Rp 550,000 Rp 13,750,000
  24 68 Rp 500,000 Rp 34,000,000
  27 30 Rp 450,000 Rp 13,500,000
    388   Rp 204,650,000
Sumber : Toko Paparisa
4.2 Pembahasan

Berikut ini disajikan kartu persediaan dengan metode FIFO dan


AVERAGE untuk produk Topi, Hoodie dan Sepatu

29
Table 4.10

TOKO PAPARISA

METODE FIFO(Perpetual)

MERODE FIFO

Topi

Pembelian Penjualan Saldo


Tanggal Harga/uni Harga/uni Harga/uni
Unit Jumlah Unit Jumlah Unit Jumlah
t t t
Agustus 1             150 Rp 75,000 Rp 11,250,000
  2 50 Rp 56,000 Rp 2,800,000       150 Rp 75,000 Rp 11,250,000
                50 Rp 56,000 Rp 2,800,000
  3       20 Rp 75,000 Rp1,500,000 130 Rp 75,000 Rp 9,750,000
                50 Rp 56,000 Rp 2,800,000
  4       30 Rp 75,000 Rp 2,250,000 100 Rp 75,000 Rp 7,500,000
                50 Rp 56,000 Rp 2,800,000
  5 20 Rp 75,000 Rp 1,500,000       100 Rp 75,000 Rp 7,500,000
                50 Rp 56,000 Rp 2,800,000
                20 Rp 75,000 Rp 1,500,000
  7       35 Rp 75,000 Rp 2,625,000 65 Rp 75,000 Rp 4,875,000
                50 Rp 56,000 Rp 2,800,000
                20 Rp 75,000 Rp 1,500,000
  9       65 Rp 75,000 Rp 4,875,000 45 Rp 56,000 Rp 2,520,000
          5 Rp 56,000 Rp 280,000 20 Rp 75,000 Rp 1,500,000
  12       10 Rp 56,000 Rp 560,000 35 Rp 56,000 Rp 1,960,000
                20 Rp 75,000 Rp 1,500,000

30
31

  14       20 Rp 56,000 Rp 1,120,000 15 Rp 56,000 Rp 840,000


                20 Rp 75,000 Rp 1,500,000
  15 35 Rp 69,500 Rp 2,432,500       15 Rp 56,000 Rp 840,000
                20 Rp 75,000 Rp 1,500,000
                35 Rp 69,500 Rp 2,432,500
  17       15 Rp 56,000 Rp 840,000 20 Rp 75,000 Rp 1,500,000
                35 Rp 69,500 Rp 2,432,500
  19 100 Rp 56,000 Rp 5,600,000       20 Rp 75,000 Rp 1,500,000
                35 Rp 69,500 Rp 2,432,500
                100 Rp 56,000 Rp 5,600,000
  22       20 Rp 75,000 Rp 1,500,000 5 Rp 69,500 Rp 347,500
          30 Rp 69,500 Rp 2,085,000 100 Rp 56,000 Rp 5,600,000
  25       5 Rp 69,500 Rp 347,500 80 Rp 56,000 Rp 4,480,000
          20 Rp 56,000 Rp 1,120,000 - - -
  27 25 Rp 70,000 Rp 1,750,000       80 Rp 56,000 Rp 4,480,000
                25 Rp 70,000 Rp 1,750,000
  29       40 Rp 56,000 Rp 2,240,000 40 Rp 56,000 Rp 2,240,000
                25 Rp 70,000 Rp 1,750,000
Sumber : Data Olahan

Tabel 4.11
32

TOKO PAPARISA

KARTU PERSEDIAAN

METODE AVERAGE(Perpetual)

Topi

Pembelian Penjualan Saldo


Tanggal Harga/uni
Unit Jumlah Unit Harga/unit Jumlah Unit Harga/unit Jumlah
t
Agustus 1             150 Rp 75,000.00 Rp 11,250,000.00
  2 50 Rp56,000 Rp 2,800,000       200 Rp 70,250.00 Rp 14,050,000.00
  3       20 Rp 70,250.00 Rp 1,405,000.00 180 Rp 70,250.00 Rp 12,645,000.00
  4       30 Rp70,250.00 Rp 2,107,500.00 150 Rp 70,250.00 Rp 10,537,500.00
  5 20 Rp75,000 Rp 1,500,000       170 Rp 70,808.82 Rp 12,037,500.00
  7       35 Rp70,808.82 Rp2,478,308.70 135 Rp 70,808.82 Rp 9,559,191.30
  9       70 Rp70,808.82 Rp4,956,617.40 65 Rp 70,808.83 Rp 4,602,573.90
  12       10 Rp70,808.82 Rp 708,088.20 55 Rp 70,808.83 Rp 3,894,485.70
  14       20 Rp70,808.82 Rp1,416,176.40 35 Rp 70,808.84 Rp 2,478,309.30
  15 35 Rp69,500 Rp 2,432,500       70 Rp 70,154.42 Rp 4,910,809.30
  17       15 Rp70,154.42 Rp 1,052,316.30 55 Rp 70,154.42 Rp 3,858,493.00
  19 100 Rp56,000 Rp 5,600,000       155 Rp 61,022.54 Rp 9,458,493.00
  22       50 Rp61,022.54 Rp 3,051,127.00 105 Rp 61,022.53 Rp 6,407,366.00
  25       25 Rp61,022.53 Rp 1,525,563.25 80 Rp 61,022.53 Rp 4,881,802.75
  27 25 Rp70,000 Rp 1,750,000       105 Rp 63,160.03 Rp 6,631,802.75
  29       40 Rp63,160.03 Rp 2,526,401.20 65 Rp 63,160.02 Rp 4,105,401.55
Sumber : Data Olahan
Berdasarkan table 4.10 dan 4.11 persediaan akhir Topi pada bulan agustus tahun 2021
adalah 65 unit. Metode FIFO nilai persediaan akhir adalah Rp. 3.990.000.sedangkan
untuk Metode AVERAGE nilai persediaan akhir Topi adalah Rp. 4. 105. 401,55.

33
Tabel 4.12
TOKO PAPARISA
KARTU PERSEDIAAN
METODE FIFO(Perpetual)
Hoodie (sweater)

Pembelian Penjualan Saldo


Tanggal Harga/uni
Unit Harga/unit Jumlah Unit Harga/unit Jumlah Unit Jumlah
t
Agustus 1             100 Rp 57,000 Rp 5,700,000
  3 25 Rp 50,000 Rp 1,250,000       100 Rp 57,000 Rp 5,700,000
                25 Rp 50,000 Rp 1,250,000
  4       50 Rp 57,000 Rp 2,850,000 50 Rp 57,000 Rp 2,850,000
                25 Rp 50,000 Rp 1,250,000
  5       35 Rp 57,000 Rp 1,995,000 15 Rp 57,000 Rp 855,000
                25 Rp 50,000 Rp 1,250,000
  6 55 Rp 79,500 Rp 4,372,500       15 Rp 57,000 Rp 855,000
                25 Rp 50,000 Rp 1,250,000
                55 Rp 79,500 Rp 4,372,500
  8       15 Rp 57,000 Rp 855,000 40 Rp 79,500 Rp 3,180,000
          25 Rp 50,000 Rp 1,250,000      
          15 Rp 79,500 Rp 1,192,500      
  10       20 Rp 79,500 Rp 1,590,000 20 Rp 79,500 Rp 1,590,000
  13 30 Rp 68,500 Rp 2,055,000       20 Rp 79,500 Rp 1,590,000

34
35

                30 Rp 68,500 Rp 2,055,000
  15       20 Rp 79,500 Rp 1,590,000      
          20 Rp 68,500 Rp 1,370,000 10 Rp 68,500 Rp 685,000
  17       10 Rp 68,500 Rp 685,000 - - -
  19 100 Rp 75,000 Rp 7,500,000       100 Rp 75,000 Rp 7,500,000
  23       20 Rp 75,000 Rp 1,500,000 80 Rp 75,000 Rp 6,000,000
  26 25 Rp 68,500 Rp 1,712,500       80 Rp 75,000 Rp 6,000,000
                25 Rp 68,500 Rp 1,712,500
  27       30 Rp 75,000 Rp 2,250,000 50 Rp 75,000 Rp 3,750,000
                25 Rp 68,500 Rp 1,712,500
  28       15 Rp 75,000 Rp 1,125,000 35 Rp 75,000 Rp 2,625,000
                25 Rp 68,500 Rp 1,712,500
Sumber : Data Olahan
Tabel 4.13

TOKO PAPARISA
KARTU PERSEDIAAN
METODE AVERAGE(Perpetual)
Hoodie(Sweater)

Pembelian Penjualan Saldo


Tanggal
Unit Harga/unit Jumlah Unit Harga/unit Jumlah Unit Harga/unit Jumlah
Agustus 1             100 Rp 57,000.00 Rp 5,700,000.00
  3 25 Rp 50,000 Rp 1,250,000       125 Rp 55,600.00 Rp 6,950,000.00
  4       50 Rp 55,600.00 Rp 2,780,000.00 75 Rp 55,600.00 Rp 4,170,000.00
  5       35 Rp 55,600.00 Rp 1,946,000.00 40 Rp 55,600.00 Rp 2,224,000.00
  6 55 Rp 79,500 Rp 4,372,500       95 Rp 69,436.84 Rp 6,596,500.00
  8       55 Rp 69,436.84 Rp 3,819,026.20 40 Rp 69,436.85 Rp 2,777,473.80
  10       20 Rp 69,436.85 Rp 1,388,737.00 20 Rp 69,436.84 Rp 1,388,736.80
  13 30 Rp 68,500 Rp 2,055,000       50 Rp 68,874.74 Rp 3,443,736.80
  15       40 Rp 68,874.74 Rp 2,754,989.60 10 Rp 68,874.72 Rp 688,747.20
  17       10 Rp 68,874.72 Rp 688,747.20 0 0 Rp-
  19 100 Rp 75,000 Rp 7,500,000       100 Rp 75,000 Rp 7,500,000
  23       20 Rp 75,000.00 Rp 1,500,000.00 80 Rp 75,000.00 Rp6,000,000.00
  26 25 Rp 68,500 Rp 1,712,500       105 Rp 73,452.38 Rp7,712,500.00
  27       30 Rp 73,452.38 Rp 2,203,571.40 75 Rp 73,452.38 Rp5,508,928.60
  28       15 Rp 73,452.38 Rp 1,101,785.70 60 Rp 73,452.38 Rp4,407,142.90
Sumber :Data Olahan

36
Berdasarkan table 4.12 dan 4.13 persediaan akhir Hoodie(sweater) pada bulan agustus
tahun 2021 adalah 65 unit. Metode FIFO nilai persediaan akhir adalah Rp. Rp.
1,712,500.sedangkan untuk Metode AVERAGE nilai persediaan akhir Hoodie(sweater)
adalah Rp. 4,407,142.90

37
Table 4.14
TOKO PAPARISA
KARTU PERSEDIAAN
METODE FIFO(Perpetual)
Sepatu

Pembelian Penjualan Saldo


Tanggal Uni
Unit Harga/unit Jumlah Harga/unit Jumlah Unit Harga/unit Jumlah
t
Agustus 1           130 Rp 100,000 Rp 13,000,000
  3       55 Rp 100,000 Rp 5,500,000 75 Rp 100,000 Rp 7,500,000
  4 65 Rp 120,000 Rp 7,800,000       75 Rp 100,000 Rp 7,500,000
                65 Rp 120,000 Rp 7,800,000
  6       35 Rp 100,000 Rp 3,500,000 40 Rp 100,000 Rp 4,000,000
                65 Rp 120,000 Rp 7,800,000
  8 50 Rp 199,000 Rp 9,950,000       40 Rp 100,000 Rp 4,000,000
                65 Rp 120,000 Rp 7,800,000
                50 Rp 199,000 Rp 9,950,000
  9       40 Rp 100,000 Rp 4,000,000 35 Rp 120,000 Rp 4,200,000
          30 Rp 120,000 Rp 3,600,000 50 Rp 199,000 Rp 9,950,000
  12       20 Rp 120,000 Rp 2,400,000 15 Rp 120,000 Rp 1,800,000
                50 Rp 199,000 Rp 9,950,000
  14 100 Rp 150,000 Rp 15,000,000       15 Rp 120,000 Rp 1,800,000
                50 Rp 199,000 Rp 9,950,000

38
39

                100 Rp 150,000 Rp 15,000,000


  16       15 Rp 120,000 Rp 1,800,000 80 Rp 150,000 Rp 12,000,000
          50 Rp 199,000 Rp 9,950,000      
          20 Rp 150,000 Rp 3,000,000      
  18       25 Rp 150,000 Rp 3,750,000 55 Rp 150,000 Rp 8,250,000
  20 25 Rp 230,000 Rp 5,750,000       55 Rp 150,000 Rp 8,250,000
                25 Rp 230,000 Rp 5,750,000
  24       55 Rp 150,000 Rp 8,250,000      
          13 Rp 230,000 Rp 2,990,000 12 Rp 230,000 Rp 2,760,000
  25 50 Rp 300,000 Rp 15,000,000       12 Rp 230,000 Rp 2,760,000
                50 Rp 300,000 Rp 15,000,000
  27       12 Rp 230,000 Rp 2,760,000      
          18 Rp 300,000 Rp 5,400,000 32 Rp 300,000 Rp 9,600,000
Sumber : Data Olahan
Tabel 4.15
TOKO PAPARISA
KARTU PERSEDIAAN
METODE AVERAGE(Perpetual)
Sepatu

Pembelian Penjualan Saldo


Tanggal Uni Uni
Harga/unit Jumlah Harga/unit Jumlah Unit Harga/unit Jumlah
t t
Agustu
s 2             130 Rp100,000.00 Rp 13,000,000.00
  3       55 Rp 100,000.00 Rp 5,500,000.00 75 Rp 100,000.00 Rp 7,500,000.00
  4 65 Rp120,000 Rp 7,800,000       140 Rp 109,285.71 Rp 15,300,000.00
  6       35 Rp 109,285.71 Rp 3,824,999.85 105 Rp 109,285.72 Rp 11,475,000.15
  8 50 Rp199,000 Rp 9,950,000       155 Rp 138,225.81 Rp 21,425,000.15
  9       70 Rp 138,225.81 Rp 9,675,806.70 85 Rp 138,225.81 Rp 11,749,193.45
  12       20 Rp 138,225.81 Rp 2,764,516.20 65 Rp 138,225.80 Rp 8,984,677.25
Rp
  14 100 Rp 150,000 15,000,000       165 Rp 145,361.68 Rp 23,984,677.25
  16       85 Rp 145,361.68 Rp 12,355,742.80 80 Rp 145,361.68 Rp 11,628,934.45
  18       25 Rp 145,361.68 Rp 3,634,042.00 55 Rp 145,361.68 Rp 7,994,892.45
Rp
  20 25 Rp230,000 5,750,000       80 Rp 171,811.16 Rp 13,744,892.45
  24       68 Rp 171,811.16 Rp 11,683,158.88 12 Rp 171,811.13 Rp 2,061,733.57
Rp
  25 50 Rp300,000 15,000,000       62 Rp 275,189.25 Rp 17,061,733.57

40
41

  27       27 Rp 275,189.25 Rp 7,430,109.75 35 Rp 275,189.25 Rp 9,631,623.82


Sumber : Data Olahan
42

Berdasarkan table 4.14 dan 4.15 persediaan akhir Hoodie(sweater) pada bulan agustus
tahun 2021 adalah 65 unit. Metode FIFO nilai persediaan akhir adalah Rp. Rp.
9.600.000.sedangkan untuk Metode AVERAGE nilai persediaan akhir Hoodie(sweater)
adalah Rp 9.631.623,82
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil yang dikemukakan pada BAB IV serta sesuai dengan pokok
bahasan mengenai akuntansi persediaan akhir pada Toko Paparisa maka dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut :.

Dari hasil perhitungan pada kartu persediaan, untuk Topi, Hoodie, dan Sepatu
memiliki perbedaan sebagai berikut:

Keterangan FIFO AVERAGE


Topi Rp 1,750,000.00 Rp 4,105,401.55
Hoodie Rp 4,337,500.00 Rp 4,407,142.90
Sepatu Rp 9,600,000.00 Rp 9,631,632.82

5.2 Saran

Saran yang akan penulis kemukakan berikut ini berdasarkan pemahaman dan
analisis dari data-data yang diperoleh atas transaksi persediaan yang terjadi pada Toko
Paparisa dalam melaksanakan penelitian persediaan dapat menggunakan Metode FIFO
agar barang yang pertama kali di beli akan dikeluarkan (dijual) pertama kali, jadi harga
barang yang paling baru dibeli menjadi menjadi persediaan akhir untuk periode dan
pencatatan persediaannya menggunakan sistem pencatatan perpetual agar nilai
persediaan dapat diketahui setiap kali terjadi mutase unit persediaan baik karena
pembelian maupun penjualan.
Daftar Pustaka

Ais Zakiyudin (2013 : 59) Akuntansi Tingka Dasar, Jakarta Pusat

Ais Zakiyudin (2013 : 64) Akuntansi Tingkt Dasar, Jakarta Pusat

Baridwan 2015:158-159 teknik analisis data

Hermawan (2013:56),Akuntansi Perusahaan Manufakrtur, Jakarta Selatan

Hery, 2013: 27 merchandise inventory, Sleman, Yogyakarta

Hery, 2011SiklusAkuntansi Perusahaan, Sleman, Yogyakarta

Ikatan Akuntan Indonesia dalam Standar Akuntansi Keuangan (2018:14:06)

Ikatan Akuntan Indonesia (2017) dalam SAK ETAP No. 11,Standar Akuntansi
Keuangan-jenis persediaan, Jakarta Pusat

Ikatan Akuntan Indonesia (2017) dalam SAK ETAP No 1, Standar Akuntansi


Keuangan-jenis biaya, Jakarta Pusat

Ikatan Akuntan Indonesia (2017) dalam SAK ETAP No. 11,Standar Akuntansi
Keuangan, Jakarta Pusat

Ikatan Akuntan IndonesiaSiklus Akuntansi Perusahaan, Sleman, Yogyakarta (2015:218)

Indah,Dian. 2018. Analisis Perhitungan Persediaan Dengan Metode FIFO Dan


Average Pada PT. Harapan. Jurnal, Bekasi, AMIK BSI Bekasi.

Kieso (2015:402), Persediaan (Inventory)Bogor, Jakarta

Kenny Regina Karongkong, (2018),Menejemen persediaan

Martani, Sylvia Veronika Siregar, Ratna Wardhani Aria Farahmita, Edwar Tanu Jaya,
Akuntansi Keuangan Menegngah berbasis PSAK, Yogyakarta Indonesia
(2016:246)
43

Martani, Sylvia Veronika Siregar, Ratna Wardhani Aria Farahmita, Edwar Tanu Jaya,
Akuntansi Keuangan Menegngah berbasis PSAK, Yogyakarta Indonesia
(2016:249),

Martani, Sylvia Veronika Siregar, Ratna Wardhani Aria Farahmita, Edwar Tanu Jaya,
Akuntansi Keuangan Menegngah berbasis PSAK, Yogyakarta
Indonesia(2016:252)

Sumber: PT.Saburai Tahun 2014, contoh tabel

Zaki Baridwan,Intermediate Accounting Edisi 8, Yogyakarta 2015:170

https://www.simplidots.com/metode-perhitungan-inventory/ di search pada hari kamis


pada pukul 22:35 WIT

Anda mungkin juga menyukai