Pasar
Pasar
TVC = P x y
∆ TVC
MVC =
∆y
a. Total biaya variable (variable cost) = Rp 15.650,-
Total biaya marginal input (MC) = Rp 3.525,-
3. Contoh praktek kartel komoditas pertanian yang terjadi di Indonesia adalah pada produk
gula. Seperti adanya kerja sama yang tidak sah antara produsen gula dan distributor dalam
penetuan harga jual gula di pasaran. Hal ini juga disebutkan oleh Gus Jazil (Wakil Ketua MPR)
dalam artikel berikut:
https://www.mpr.go.id/berita/Banyak-Kartel-Pangan,-Gus-Jazil-Pertanyakan-Implementasi-
Kebijakan-Pertanian
Berdasarkan analisa pada artikel tersebut dan beberapa sumber lainnya, didapatkan:
- Sebab terjadinya kartel di sektor pertanian bervariasi, beberapa di antaranya yaitu:
o Kekuatan pasar: Ketika ada beberapa produsen atau pengekspor yang
mendominasi pasar pertanian tertentu, mereka dapat berkolusi untuk
mengendalikan pasokan, harga, atau distribusi komoditas tersebut.
o Regulasi yang lemah: Kurangnya pengawasan dan penegakan hukum yang efektif
terhadap praktik kartel dapat mendorong terbentuknya kartel dalam sektor
pertanian.
o Akses terbatas ke pasar: Jika ada hambatan masuk yang tinggi atau keterbatasan
akses ke pasar bagi produsen baru, produsen yang ada dapat dengan mudah
membentuk kartel untuk mempertahankan dominasi mereka.
- Dampak dari terbentuknya kartel dalam sektor pertanian bisa merugikan berbagai pihak
yaitu:
o Konsumen: Kartel dapat menyebabkan harga komoditas pertanian menjadi lebih
tinggi dari tingkat yang seharusnya, sehingga mengurangi daya beli konsumen
dan mengurangi kesejahteraan mereka.
o Petani atau produsen kecil: Kartel dapat menghambat akses dan kesempatan
bagi produsen kecil untuk bersaing di pasar, indeks kesejahteraan petani juga
menurun.
o Inefisiensi ekonomi: Kartel dapat menghambat persaingan sehat dan inovasi,
karena produsen dalam kartel tidak memiliki insentif untuk meningkatkan
kualitas atau efisiensi produksi mereka.
- Cara mengatasi praktek kartel dalam sektor pertanian:
o Pemerintah diharapkan dapat fokus pada tata niaga pertanian yang menyangkut
harga komoditas pertanian, distribusi dan penjualan hasil pertanian. Di dalam
tata niaga pertanian diharapkan ada UU yang mengatur tegas tentang praktek
kartel ini.
o Mendorong masyarakat dan petani khususnya yang mengetahui praktik kartel
untuk melaporkannya. Perlindungan pengaduan dan insentif bagi para
whistleblower dapat mendorong pengungkapan lebih lanjut tentang kartel
pangan.
o Meningkatkan pemahaman masyarakat tentang dampak negatif kartel pangan
dan pentingnya persaingan yang sehat. Mengedukasi petani, konsumen, dan
pemangku kepentingan lainnya tentang undang-undang persaingan usaha dan
mempromosikan budaya persaingan yang adil.