Ekonomi Agroindustri
1. Monopoli
Monopoli terjadi ketika satu perusahaan menguasai seluruh pasar.
Sebagai hasilnya, perusahaan ini dapat menetapkan harga yang sangat
tinggi, menghasilkan keuntungan besar, dan menghambat persaingan.
Monopoli biasanya terbentuk ketika ada hambatan masuk yang tinggi ke
pasar, seperti hak paten atau infrastruktur yang sulit diperoleh oleh
pesaing baru.
2. Oligopoli
Oligopoli terjadi ketika hanya beberapa perusahaan menguasai pasar.
Perusahaan-perusahaan ini sering bekerja sama untuk mempertahankan
harga tinggi, mengontrol pasokan, dan mencegah pesaing baru masuk ke
pasar. Dalam oligopoli, setiap perusahaan tahu bahwa keputusan mereka
akan mempengaruhi keputusan pesaing, dan karena itu mereka sering
membuat keputusan yang sama.
3. Persaingan sempurna
Persaingan sempurna terjadi ketika banyak perusahaan bersaing untuk
melayani pasar yang sama. Tidak ada perusahaan yang memiliki
pengaruh yang signifikan atas harga pasar, dan masuk dan keluar pasar
sangat mudah. Dalam persaingan sempurna, perusahaan tidak memiliki
kekuatan untuk menetapkan harga, dan harga pasar ditentukan oleh
permintaan dan penawaran.
4. Persaingan monopolistik
Persaingan monopolistik terjadi ketika ada banyak perusahaan yang
menawarkan produk yang serupa, tetapi mereka memiliki sedikit
perbedaan yang membedakan mereka dari pesaing mereka. Dalam
persaingan monopolistik, perusahaan dapat menetapkan harga yang lebih
tinggi daripada dalam persaingan sempurna karena perbedaan produk
mereka, tetapi mereka masih menghadapi persaingan yang signifikan.
5. Oligopsoni
Oligopsoni terjadi ketika hanya beberapa pembeli menguasai pasar.
Seperti oligopoli, perusahaan-perusahaan ini sering bekerja sama untuk
menekan harga dan mengontrol pasokan. Dalam oligopsoni, produsen
sering merasa terdesak untuk menjual produk mereka dengan harga yang
rendah karena tidak memiliki banyak opsi pembeli.
Setiap jenis struktur pasar memiliki dampak yang berbeda pada konsumen,
produsen, dan pasar secara keseluruhan. Pemerintah sering terlibat dalam
mengatur struktur pasar untuk mencegah monopoli dan oligopoli yang
merugikan konsumen dan memastikan persaingan yang sehat
Ketergantungan pada faktor alam: Agroindustri sangat tergantung pada faktor
alam, seperti kondisi cuaca, keberadaan hama dan penyakit, dan lain
sebagainya. Hal ini dapat mempengaruhi produksi dan ketersediaan bahan baku.
Unsur-unsur perilaku
Perilaku didefenisikan sebagai pola tanggapan dan penyesuaian suatu
industri didalam pasar untuk mencapai tujuannya
1. Pricing behavior (Perilaku harga) adalah tindakan dan keputusan yang
dilakukan oleh perusahaan dalam menentukan harga produk atau jasa
yang ditawarkan. Perilaku harga dapat dipengaruhi oleh faktor internal
seperti biaya produksi, strategi keuntungan, dan tujuan perusahaan, serta
faktor eksternal seperti permintaan pasar, persaingan, dan kebijakan
pemerintah. Perilaku harga dapat berubah seiring waktu dan dapat
mempengaruhi perusahaan.
3. Research and Innovation (Riset dan inovasi) adalah proses penemuan dan
pengembangan ide-ide baru untuk meningkatkan produk atau jasa yang
ditawarkan oleh perusahaan. Riset dan inovasi dapat melibatkan
penelitian pasar untuk memahami kebutuhan dan keinginan pelanggan,
pengembangan teknologi baru untuk meningkatkan kinerja produk, serta
eksperimen dan uji coba untuk menemukan solusi baru. Tujuan dari riset
dan inovasi adalah untuk meningkatkan keunggulan kompetitif
perusahaan dan menciptakan nilai tambah bagi pelanggan.
Setiap jenis struktur pasar memiliki dampak yang berbeda pada konsumen,
produsen, dan pasar secara keseluruhan. Pemerintah sering terlibat dalam
mengatur struktur pasar untuk mencegah monopoli dan oligopoli yang
merugikan konsumen dan memastikan persaingan yang sehat. Ketergantungan
pada faktor alam: Agroindustri sangat tergantung pada faktor alam, seperti
kondisi cuaca, keberadaan hama dan penyakit, dan lain sebagainya. Hal ini
dapat mempengaruhi produksi dan ketersediaan bahan baku.
Kinerja (Performance)
Kinerja merupakan hasil kerja yang dipengaruhi oleh stuktur dan perilaku
industri dimana hasil biasa diidentikkan dengan besamya penguasaan pasar atau
besarnya keuntungan suatu perusahaan didalam suatu industri.
1. Profitabilitas dalam ekonomi agroindustri adalah kemampuan suatu
perusahaan atau bisnis dalam menghasilkan laba atau keuntungan yang
memadai dari kegiatan agroindustri. Profitabilitas dapat diukur dengan
berbagai rasio seperti Return on Investment (ROI) dan Gross Profit
Margin. Suatu perusahaan atau bisnis yang profitabel di sektor
agroindustri dapat menciptakan lapangan kerja, memperluas jangkauan
pasar, dan menghasilkan pemasukan yang lebih besar bagi pemangku
kepentingan.
2. Efisiensi dalam ekonomi agroindustri adalah kemampuan suatu
perusahaan atau bisnis dalam mengelola sumber daya yang dimilikinya
dengan optimal, sehingga dapat menghasilkan output yang maksimal
dengan input yang minimal. Efisiensi diukur dengan berbagai rasio
seperti Asset Turnover Ratio dan Inventory Turnover Ratio. Suatu
perusahaan atau bisnis yang efisien dalam sektor agroindustri dapat
mengurangi biaya produksi, meningkatkan produktivitas, dan
meningkatkan keuntungan.
3. Pertumbuhan dalam ekonomi agroindustri adalah peningkatan output atau
nilai tambah dari kegiatan agroindustri dalam jangka waktu tertentu.
Pertumbuhan yang tinggi dalam sektor agroindustri dapat menciptakan
peluang investasi, meningkatkan produktivitas, dan menciptakan
lapangan kerja baru.
4. Kesempatan dalam ekonomi agroindustri adalah keadaan di mana setiap
orang yang ingin bekerja atau berpartisipasi dalam kegiatan agroindustri
memiliki kesempatan untuk melakukannya, tanpa diskriminasi dan
dengan upah yang adil. Kesempatan dalam sektor agroindustri dapat
menciptakan masyarakat yang lebih sejahtera dan mengurangi
kemiskinan serta ketimpangan sosial.
5. Keadilan dalam ekonomi agroindustri adalah prinsip bahwa setiap orang
yang terlibat dalam kegiatan agroindustri harus diperlakukan dengan adil
dan setara tanpa memandang latar belakang mereka. Keadilan dalam
sektor agroindustri dapat diukur dengan berbagai indikator seperti indeks
Gini, yang mengukur tingkat ketimpangan pendapatan di suatu negara.
Suatu sistem agroindustri yang adil harus mengupayakan agar
kesempatan dan hak yang sama diberikan kepada semua orang tanpa
terkecuali, serta menjamin akses terhadap kebutuhan dasar seperti
pendidikan, kesehatan, dan perumahan