DAFTAR ISI
1
D. Media Belajar..................................................................................................................................56
E. Evaluasi Belajar ........................................................................................................ ………… 57
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pecahan merupakan salah satu kajian inti dari materi matematika yang dipelajari
peserta didik di Sekolah Dasar (SD)/MI (Madrasah Ibtidaiyah). Pembahasan materinya
menitikberatkan pada konsep dan pengerjaan (operasi) hitung dasar yaitu penjumlahan,
pengurangan, perkalian, dan pembagian, baik untuk pecahan biasa, desimal, maupun persen.
Inventarisasi masalah yang dilakukan penulis pada saat Diklat (Pendidikan dan pelatihan) di
PPPPTK (Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan)
Matematika maupun di daerah terhadap guru pemandu dan pengawas SD tentang materi
pecahan, menunjukkan adanya kelemahan-kelemahan. Kelemahan-kelemahan tersebut antara
lain dalam penguasaan materi, metodologi, maupun media pembelajaran, untuk materi:
mengubah pecahan dari bentuk satu ke bentuk yang lain, penjumlahan dan pengurangan
pecahan yang berbeda penyebut, perkalian dan pembagian pecahan, serta rasio.
Berbicara mengenai pembelajaran matematika di SD/MI banyaklah kekurangan-
kekurangan yang terjadi. Dari hasil diskusi dengan para peserta Diklat guru pemandu
Matematika SD/MI di PPPPTK Matematika Yogyakarta dikemukakan bahwa pendekatan
abstrak dengan metode ceramah dan pemberian tugas, sangatlah dominan dari setiap kegiatan
pembelajaran. Sangat jarang dijumpai guru merencanakan pembelajaran matematika dengan
menggunakan pendekatan nyata yang mengaktifkan dan menyenangkan peserta didik. Guru
menganggap pembelajaran yang demikian tidak bermanfaat, membingungkan, menyita
banyak waktu dan hasilnya belum tentu baik. Disamping itu kenyataan menunjukkan bahwa
bekal kemampuan materi matematika dari guru SD/MI masih kurang memadai. Sehingga
tidaklah mengherankan bila pembelajaran matematika yang dikelolanya menjadi kurang
bermakna. Oleh sebab itu perlu kiranya para guru SD/MI diberikan bekal alternatif
pembelajaran pecahan yang mengaktifkan siswa dengan pendekatan PAIKEM (pembelajaran
yang aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan).
4
BAB II
PENGEMBANGAN MATERI
Pembahasan dalam modul ini terdiri dari 3 kegiatan belajar (KB) sebagai berikut.
KB-1 membahas tentang konsep dasar pecahan
KB-2 membahas tentang operasi pecahan meliputi penjumlahan, pengurangan, perkalian dan
pembagian
KB-3 membahas tentang rasio atau perbandingan
Setiap KB terdiri dari:
A. Kompetensi
B. Uraian materi
C. Panduan belajar
D. Evaluasi belajar
B. Urutan Materi
1. Pengertian Pecahan
Pecahan yang dipelajari anak di SD/MI, sebetulnya merupakan bagian dari bilangan
rasional yang dapat ditulis dalam bentuk a dengan a dan b merupakan bilangan bulat
b
dan b tidak sama dengan nol. Secara simbolik pecahan dapat dinyatakan sebagai salah
satu bentuk dari: (1) pecahan biasa, (2) pecahan desimal, (3) persen, dan (4) pecahan
5
campuran. Pecahan dapat dinyatakan dalam bentuk pecahan senilai sebagai:
1 2 3 4
= ….
2 4 6 8
Kata pecahan berasal dari bahasa Latin ”fractio” yang berarti memecah menjadi
bagian-bagian yang lebih kecil atau bagian dari keseluruhan. Sebuah pecahan
mempunyai 2 bagian yaitu pembilang dan penyebut yang penulisannya dipisahkan oleh
1 2
garis lurus (–) dan bukan garis miring (/). Contoh dan seterusnya, bukan 1/2, 2/3.
, 3
2
Pecahan biasa adalah lambang bilangan yang dipergunakan untuk melambangkan
bilangan pecah dan rasio (perbandingan). Menurut Kennedy (1994:425–427) makna dari
pecahan dapat muncul dari situasi-situasi sebagai berikut.
a. Pecahan menyatakan bagian yang berukuran sama dari satu utuh.
Pecahan biasa dapat digunakan untuk menyatakan bagian dari keseluruhan (1 utuh).
Beberapa contoh kehidupan sehar-hari yang menggambarkan tentang pecahan, misal:
Apabila ibu mempunyai sebuah apel yang akan diberikan kepada 4 orang anaknya, dan
masing-masing harus mendapat bagian sama, maka apel tersebut harus dipotong-potong
menjadi 4 bagian yang sama. Sehingga masing-masing anak akan memperoleh 1 bagian
4
1
dari apel tersebut. Pecahan biasa mewakili ukuran dari tiap-tiap potongan apel. Dalam
4
lambang bilangan
6
1
, ”4” menunjukkan
banyaknya bagian-bagian
yang sama dari suatu
4
7
benda utuh dan disebut ”penyebut”. Sedangkan ”1” menunjukkan banyaknya bagian yang
menjadi perhatian atau digunakan atau diambil pada saat tertentu dan disebut pembilang.
Hal lain juga dapat terjadi pada pembagian bilangan yang menghasilan pecahan
campuran sebagai berikut ini.
Di dalam kardus terdapat5 roti mini sisa arisan. Ibu menyuruh 2 anaknya untuk makan rot
8
c. Pecahan sebagai perbandingan (rasio)
Hubungan antara sepasang bilangan sering dinyatakan sebagai sebuah perbandingan.
Berikut diberikan contoh situasi yang biasa memunculkan perbandingan.
Dalam kelompok yang terdiri dari 10 buku terdapat 3 buku yang bersampul biru. Perbandingan
9
3. Mengenal Konsep Pecahan Biasa.
Untuk mengenal konsep pecahan biasa, dapat dimulai dengan soal cerita sebagai
berikut.
Ibu mempunyai sebutir telur rebus yang akan diberikan kepada 2 orang anaknya. Bagaimana caranya ag
yang sama
Kegiatan pembelajaran untuk mengenal konsep pecahan biasa akan lebih berarti bila
didahului dengan soal cerita yang menggunakan obyek-obyek nyata misal: telur, apel,
tomat, tahu, martabak, yang dilanjutkan dengan blok pecahan atau kertas yang diarsir.
Menggunakan benda kongkrit
konsep pecahan. Pecahan 1 dapat diperagakan dengan cara melipat kertas berbentuk
2
lingkaran atau persegi, sehingga lipatannya tepat menutupi satu sama lain. Selanjutnya
10
bagian yang dilipat dibuka dan diarsir sesuai bagian yang dikehendaki. Sehingga akan
didapatkan gambar daerah yang diarsir seperti berikut ini.
yang diarsir 1 1 1
menyatakan yang diarsir yang diarsir menyatakan
menyatakan 2 2
2
1 1
Peragaan tersebut di atas dapat dilanjutkan untuk pecahan an, dan sebagainya, seperti
4 an
gambar berikut ini. 8
1 2 3
yang diarsir menyatakan yang diarsir menyatakan yang diarsir menyatakan
4 4 8
(dibaca seperempat atau (dibaca dua perempat) (dibaca tiga perdelapan)
satu per empat)
1 2 3
yang diarsir menyatakan yang diarsir yang diarsir menyatakan
menyatakan 4 8
4
Selain melipat dan mengarsir pada kertas, peragaan dapat pula menggunakan blok
pecahan, pita atau tongkat yang dipotong yaitu diartikan sebagai pendekatan pengukuran
panjang, yang pada perkembangan berikutnya dapat bermanfaat untuk mengenalkan letak
pecahan pada garis bilangan.
1
Pita dipotong menjadi 2 bagian yang sama panjang untuk memperagakan pecahan .
2
1 2
0 1=
2 2
Pengenalan letak pecahan pada garis bilangan tersebut sangat bermanfaat bila akan mencari
pecahan yang senilai dan membandingkan pecahan.
11
4. Konsep Pecahan Desimal
Pecahan desimal adalah pecahan yang mempunyai penyebut khusus yaitu sepuluh,
seratus, seribu dan seterusnya. Contoh soal cerita yang dapat diangkat untuk belajar pecahan
desimal adalah sebagai berikut.
Di toko kain Laris dijual obral sisa-sisa kain yang Apa yang
ukuran dan harganya ditulis sebagai berikut. dimaksud dengan
1,5 m kain katun kembang harga Rp25.000,00; 1,5 m; 2,4 m; dan
2,4 m kain katun garis harga Rp70.000,00;
1,25 m?
1,25 m kain wool harga Rp75.000,00 dan sebagainya.
Untuk belajar konsep pecahan desimal, dapat dimulai dengan konsep pecahan persepuluhan
dan dilanjutkan dengan pecahan perseratusan. Untuk pecahan perseribuan caranya analog
dengan yang lain.
a. Mengenalkan konsep persepuluhan
1
Mengenal dengan peragaan. 1
10 10
Cara penulisan dan pembacaan.
1
Angka yang kita gunakan dalam penulisan ada 10 yaitu 0, 1, 2, …, 9. Karena kurang
10
dari 1 maka satuannya adalah 0 dan ditulis 0. Sedangkan angka yang berikutnya
disepakati (di Indonesia) dipisahkan dengan tanda koma ( , ) yang menunjukkan
persepuluhan. Dalam hal ini pecahan yang dimaksud bukan pecahan campuran.
Cara menuliskan pecahan desimal persepuluhan dapat diurutkan dengan alternatif sebagai
berikut ini.
Pembilang dipindahkan dibelakang koma
1
0 ,1
10 (dibaca nol koma satu)
satuan
1 angka (persepuluhan)
2 3 9
Berikutnya mengenal penulisan dan pembacaan dari pecahan , ,...,
10 10 10
Pembilang dipindah dibelakang koma
2
0,2
10 (dibaca nol koma dua)
Kesimpulan yang diharapkan muncul adalah: bila persep
1 angka
9
0,9
10 (dibaca nol koma sembilan)
1 angka
12
b. Mengenalkan konsep perseratusan
Dimulai dengan
10
dengan peragaan
mengenal 100
2 angka
11
0,11
100 (dibaca nol koma satu satu)
dst 2 angka
99
100 = 0,99 (dibaca nol koma sembilan sembilan)
Kesimpulan yang diharapkan adalah: bila penyebut perseratusan maka dibelakang koma ada 2 angk
harus 2 angka
13
Jika 1
0,
100
1
0,11
100 sudah ada yaitu
11
, jadi angka yang di depan bukan 1
100
1
0,21 21
100 sudah ada yaitu , jadi angka yang di depan bukan 2
100
Dan seterusnya, hingga
1 91 91
100 sudah ada , jadi angka yang di depan bukan 9
100 yaitu 100
1
Setelah dicermati hanya angka 0 yang belum digunakan, 0,01
maka 100
2 9
Selanjutnya mencari cara menuliskan ,.....
100 100
2
0,
100
2 angka
9
0, - -
100
2 angka
Dengan melaksanakan kegiatan ini diharapkan akan diperoleh pengalaman yang banyak
untuk menuliskan pecahan desimal persepuluhan dan perseratusan.
Ibu memotong sebuah apel menjadi 4 bagian yang sama. Adik makan 2 potong dari apel tersebut. Nya
2
Dari peragaan menggunakan apel tersebut terlihat bahwa apel yang dimakan adik adalah
4
1
atau . Selanjutnya peragaan yang dapat dilakukan untuk menunjukkan pecahan senilai
2
dapat diperagakan sebagai berikut.
14
a. Peragaan dengan kertas
Kita akan menunjukkan contoh bahwa 1 2 4 dengan menggunakan 3 lembar kertas
2 4 8
yang berbentuk persegipanjang. Anggap selembar kertas itu sebagai 1 bagian utuh. Satu
1
lembar kertas dilipat menjadi 2 bagian yang sama, setiap bagian mewakili bilangan .
2
Kemudian 1 lembar yang lain dilipat menjadi 2 bagian yang sama, sehingga bagian yang
1 2
mewakili tadi menjadi . Bila digambarkan lipatan-lipatan tersebut sebagai berikut.
2 4
1 lembar kertas yang ke 1
1
yang diarsir
2
2
yang diarsir
4
15
Dengan menggunakan penggaris
⚫ ⚫ ⚫
0 1 2 1
dapatlah diurutkan dari atas ke
2 2
bawah dan ditemukan bahwa:
0⚫ ⚫ ⚫ ⚫
1 2 3 1 2 3 4
2468
3 3 3 1
⚫ ⚫ ⚫ ⚫
0 ⚫ 1 2 3 6
4 8,4 8
1 2 3 4
4 4 4 4 1
1 2 2 4
⚫ ⚫ ⚫ ⚫ ⚫ ⚫ ⚫ ,
0 1 2 3 4
56 6 1 3 6 3 6
6 6 6 6 6
2 3
1= 4 6 8
2 3 468
⚫⚫⚫⚫⚫⚫⚫⚫⚫
0 1 2 3 4 5 6 7 8
8 8 8 8 8 8 8 8 1
1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
2 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20
3 6 9 12 15 18 21 24 27 30
Cara penggunaan tabel
3 Misalnya kita ambil baris
4 4 8 12 16 20 24 28 32 36 40 pertama sebagai
5 10 15 20 25 30 35 40 45 50
pembilang dan baris
5 keempat sebagai
6 6 12 18 24 30 36 42 48 54 60 penyebut.
7 7 14 21 28 35 42 49 56 63 70
8 8 16 24 32 40 48 56 64 72 80
9 9 18 27 36 45 54 63 72 81 90
10 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
dan sebagainya. Kegiatan dilanjutkan untuk mencari pecahan-pecahan senilai yang lain.
Dari peragaan dapat disimpulkan bahwa untuk mencari pecahan yang senilai dapat
dilakukan dengan cara mengalikan/membagi pembilang dan penyebutnya dengan
16
bilangan yang sama, tetapi tidak nol.
17
1 31 3 3 1
atau sebaliknya 3: . Secara umum
3 a ac a:d
4 3 4 12 12 12 : 3 4 bb cb : d
Namun untuk siswa SD/MI rumus tersebut akan lebih mudah bila diubah menjadi
kalimat:
pecahan senilai dapat dicari dengan cara mengalikan/membagi pembilang dan penyebutnya dengan b
1
yang diarsir 5
yang diarsir 1 3
yang diarsir
2 4 8
18
19
1 5
yang diarsir 1 yang diarsir 1
4 8
Karena utuh sudah sama maka tinggal melihat yang tidak utuh yaitu
1 5 1 5 1 5
… . Dari gambar terlihat bahwa < . Jadi 1 <1
4 8 4 8 4 8
1
1 1
2 2
1 1
1
3 3 3
1 1 1 1
4 4 4 4
1 1 1 1 1 1
6 6 6 6 6 6
1 1 1 1 1 1 1 1
8 8 8 8 8 8 8 8
Dari peragaan dan gambar tersebut, siswa akan dapat membandingkan dan sekaligus
mengurutkan bilangan-bilangan pecahan yang diinginkan.
20
Setelah penanaman konsep dipahami oleh siswa, maka kegiatan keterampilan/
teknik cepat perlu pula dilatihkan. Ada beberapa teknik cepat yang biasa dilakukan.
1) Pembilang sama
Dari pengalaman-pengalaman peragaan dapat dilihat bahwa 3 3 3
> > ;
4 6 8
2 2 2
2 . Pada pecahan positip, bila pembilangnya sama, maka pecahan yang
3 4 6 8
nilainya lebih dari adalah pecahan yang penyebutnya mempunyai angka bernilai
kecil. Sedangkan untuk pecahan negatip akan terjadi sebaliknya. Mengapa?
2) Penyebutnya sama
Pecahan yang penyebutnya sama mudah dibandingkan melalui peragaan-peragaan luas
daerah maupun kepingan-kepingan pecahan.
Pada pecahan positip, bila penyebutnya sama, maka pecahan yang lebih dari adalah
pecahan yang pembilangnya mempunyai angka lebih dari yang lain.
15 8
2 15 8
3 ... → 3 2 berarti ... . Tanda yang tepat adalah ” > ”, maka 3 2
> .
4 5 45 20 20 4 5
x
1
2) 25 1 25
ditulis 0,25 dan dibaca nol koma dua lima
4 100 4
25
melihat gambar
Untuk mengubah bentuk pecahan biasa menjadi peahan desimal dapat dilakukan dengan
cara “menjadikan” penyebutnya dalam 10, 100, 1000, dst.
Contoh:
3 3125
3)
22
Gambar di atas menunjukkan suasana toko yang
memberikan potongan harga dalam bentuk persen
Cara mengubah pecahan biasa menjadi persen dapat dilakukan seperti contoh ini.
3 3 25 75
75%
4 4 100
25
2 2 20 40
40%
5 5 100
20
Sebaliknya untuk mengubah persen menjadi pecahan biasa, dapat dilakukan dengan
mengubah persen menjadi perseratus, yang selanjutnya diubah menjadi pecahan yang
paling sederhana.
Contoh.
25 25 : 25 1
25% =
100 100 : 25 4
Apabila siswa sudah mengenal FPB, dapat diterapkan kegunaannya untuk
menyederhanakan pecahan. Contoh FPB (25, 100) = 25. Jadi pembagi untuk pembilang
dan penyebutnya adalah 25.
12,5 12,5 : 12,5 1
12,5% = 100 100 : 12,5 8
Menggunakan peragaan
1 7
Ada - an kg gula sebanyak 7 kantong atau dalam kalimat matematika
2 2
7
Ubahlah pecahan menjadi pecahan campuran
2
Langkah 1
Wujudkan 7 dengan cara menggambar 1 -an sebanyak 7 sebagai berikut.
2 2 23
1
Ada 7 bagian masing-masing setengahan (
2
-an)
Langkah 2
Jadi 7 = 3 1
2 2
1
Ada 3 utuh 2
Menggunakan pembagian
Bila peragaan telah dilakukan, selanjutnya siswa perlu pula dilatih untuk cara
7 1
cepat/tehnik dengan pembagian. Hasil bagi (7:2) = 3, sisanya 1. Sehingga 3 .
2 2
Atau dengan cara pembagian bersusun sebagai berikut.
(hasil) 3
2 7
6 7 1
Sehingga diperoleh 3 . Secara umum dapat ditulis
– 2 2
1 (sisa)
Dengan peragaan
Langkah 1
24
2 2
3
Langkah 2
Dibuat pecahan
1
-an untuk persegi panjang yang utuh.
3
2
2 3
Langkah 3
Berilah nomor masing-masing bagian.
2 8
2 3 3
1 2 3 4 5 6 7 8
Secara mekanik
2 2 = (1 + 1) + 3
2 (2 2
= 3
3
2
)+ = (2 × 3 ) + 2 = 8
3 3 3 3 3 3 3 3
2 3 2 63 2 8
atau 2 2
3 3 3 3 3 3
2
atau 2 + 3 =
(2 × 3) + 2 8
= 3
3
C. Panduan Belajar
Panduan belajar ini menggambarkan proses pembahasan modul yang akan dilaksanakan
untuk mapel matematika topik pecahan KB-1.
PROSES PENUTUP
PEMBUKAAN
Pembahasan topik konsep dasar 1. Evaluasi KB-1
1. Tujuan/kompetensi
pecahan: 2. Refleksi
yang diharapkan
praktek/demonstrasi/diskusi/ kegiatan
2. Skenario kegiatan
tanya jawab
25
Pada tahap proses peserta melakukan kegiatan yang memahamkan konsep-konsep dasar
pecahan meliputi konsep pecahan: biasa, senilai, desimal, persen, campuran.
D. Media Belajar
Media yang digunakan untuk membahas KB-1 modul ini meliputi:
1. LCD/laptop
2. papan tulis/whiteboard
3. kertas lipat/tali rafia/pita
4. blok pecahan
E. Evaluasi Belajar
1. Ubahlah pecahan desimal berikut ini menjadi pecahan biasa a.
0,111….
b. 0,333….
c. 0,666….
6
2. Hasil dari = ….%
8
3. Jika pembilang dan penyebut sebuah pecahan, masing-masing dikurangai 5, akan
1
diperoleh pecahan . Bila pembilang dan penyebut keduanya ditambah
2
2
1, maka pecahan sama dengan . Hitung jumlah pembilang dan penyebut
3
pecahan itu. (langkah cerdas menuju olimpiade matematika seri 2 halaman 25).
Pada KB-2 ini akan diuraikan tentang operasi hitung pecahan yang meliputi: penjumlahan,
pengurangan, perkalian dan pembagian. Baik untuk pecahan biasa, pecahan campuran, maupun
pecahan desimal.
A. Kompetensi
26
Menguasai konsep dan metode keilmuan matematika yang mendukung pembelajaran
matematika SD/MI
3. Sub kompetensi 4
4.2 Menguasai konsep bilangan, operasi, algoritma, dan sifat-sifat bilangan pecah
4. Indikator esensial
4.2.1 Menganalisis dan menerapkan sifat-sifat urutan bilangan pecah
4.2.2 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan bilangan pecah
4.2.3 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan perbandingan/rasio.
B. Uraian Materi
1. Penjumlahan Pecahan
a. Penjumlahan pecahan biasa
1) Penjumlahan pecahan biasa berpenyebut sama
Guru dapat menyampaikan soal cerita sebelum pembelajaran dilaksanakan, agar
pemahaman anak menjadi utuh tentang permasalahan yang akan dibahas.
Kakak dan adik masing-masing makan 1 bagian dari satu coklat batangan.
4
Berapa bagian jumlah coklat yang dimakan oleh kakak dan adik?
1
Permasalahan tersebut dalam kalimat matematika dapat ditulis + 1
4 = ….
4
Penjumlahan pecahan tersebut dapat diperagakan dengan model kongkret
menggunakan media gambar arsiran.
Coklat yang
dimakan kakak
Coklat yang
dimakan adik
Peragaan digabung
27
Coklat yang dimakan
kakak dan adik
Dhika makan 2 bagian martabak. Sedangkan Diar makan 1 bagian dari martabak
4 4
yang sama. Berapa bagian jumlah martabak yang dimakan mereka berdua?
Martabak yang
dimakan Dhika
dituliskan: 2 + 1 = 3 .
4 4 4
Guru dapat meningkatkan pemahaman anak dengan menjumlahkan pecahan yang lain.
2 3
Contoh: ....
6 6
Dengan menggunakan daerah yang diarsir
28
2 3 5
6 + 6 = 6
4 5
Contoh: 3 diperoleh dari melihat gambar
8 + =… 6
8
bagian yang
diarsir digabung menjadi
4
8 + 3 7
8 = 8
Hasil ditentukan dari melihat gambar
Kegiatan dilanjutkan untuk mencari simpulan secara umum dengan cara anak mengisi
LKS ( lembar kerja siswa) individu atau kelompok.
Simpulan yang diperoleh dari kegiatan peragaan tersebut antara lain sebagai berikut.
1 1 2 11
4 + 4= 4= 4
2 1 3 21
+ =
4 4 4 = 4
2 3 5 23
66 6 6
4 3 7 43
dan seterusnya.
8 8 8 8
Simpulan yang diharapkan didapat anak secara umum adalah penjumlahan pecahan yang berpenyeb
2 5 6
0
29
6 6 6
30
Mulai dari nol (0) kekanan sampai 5
2
dan dilanjutkan 3
lagi, sehingga menjadi
6 6 6
atau
2 3 5 Garis tebal menggambarkan hasil akhir. Peragaan dapat dilanjutkan
.
6 6 6
untuk pecahan-pecahan yang lain.
Adik mempunyai kue 1 bagian yang didapat dari kakak. Kemudian ibu
4
memberinya sepotong lagi yang besarnya 1 bagian. Berapa kue adik sekarang?
2
digabung menjadi
1 + 1 = 3
4 2 4
(dari kakak) (dari ibu)
3 1 1 3.
Pada peragaan ini tampak bahwa hasil akhir adalah 4
, berarti Tampak
4 2 4
1 2
pula bahwa . 1 1 1 2 12 3
.
Sehingga
2 4 4 2 4 4 4 4
Penjumlahan pecahan berpenyebut tidak sama dapat dipermudah bila
diperagakan dengan menggunakan 2 kertas yang dilipat. Kertas yang digunakan
sebaiknya berbeda warna, agar terlihat nilai dari masing-masing pecahan yang
dijumlahkan. Dalam hal ini pecahan yang dijumlahkan dibatasi hasilnya tidak lebih
dari 1 agar tidak membingungkan peserta didik. Sebaiknya penyebut tiap pecahan
juga tidak terlalu besar, agar tidak banyak lipatan yang terjadi. Karena lipatan-
lipatan tersebut menggambarkan penyebut persekutuan. Proses memperoleh hasil
lipatan tidak selalu sama, tergantung penyebut pecahan yang dijumlahkan. Namun
31
selalu melalui lipatan yang telah ada sebelumnya.
32
Contoh : 1 1
+ = ……..
2 4
Langkah 1
Ambil 2 kertas yang mempunyai panjang sama, dan warna yang berbeda. Kertas ke-
1
1 bentuklah menjadi pecahan dengan cara melipat menjadi 2 bagian yang sama ,
2
diberi garis pada lipatannya dan 1 bagian diarsir yang menggambarkan nilai dari
pecahan tersebut. Selanjutnya kertas ke 2 dilipat menjadi 4 bagian sama, diberi garis
1
pada setiap lipatan, dan 1 bagian diarsir untuk menggambarkan pecahan .
4
kertas ke-1 1
2
Panjang kertas
sama dan warna
berbeda
kertas ke-2 1
4
Langkah 2
Setelah masing-masing pecahan terbentuk, maka gabungkan bagian-bagian yang
diarsir dengan cara kertas ke-2 dilipat dan hanya diperlihatkan pecahan 1 -an saja,
kemudian tempelkan terus pada kertas yang ke-1 seperti berikut ini. 4
kertas ke-1
1
Lipatan -an
4
digabung dengan
1
lipatan
2
Langkah 3
Lipatlah sisa atau bagian yang tidak diarsir kebelakang dan kedepan dengan ukuran
sama dengan sisa yang ada. Dalam hal ini baik kertas yang ke-1 maupun yang ke-2
ikut dilipat. Lipatan diteruskan sampai semua kertas terlipat habis dengan ukuran
sisa dilipat
33
sama. Maka akan terlihat lipatan-lipatan yang menunjukkan penyebut persekutuan
seperti gambar.
Langkah 4
1
Bukalah lipatan-lipatan dari 2 kertas yang ada. Maka akan terlihat bahwa pecahan
2
2 1
menjadi dan pecahan masih tetap. Dari kegiatan ini anak mendapat
4 4
pengalaman bahwa 2 pecahan menjadi sama penyebutnya dan hasil dari penjumlahan
akan terlihat.
Bila peragaan tersebut diulang untuk penjumlahan pecahan yang lain, maka anak akan
mempunyai pengalaman bahwa:
bila menjumlah pecahan dengan penyebut tidak sama, supaya dapat memperoleh hasil ma
34
Peragaan dan soal di atas masih mudah, karena penyebut yang satu merupakan
kelipatan dari yang lain. Bila permasalahan berkembang menjadi 3 1 maka anak
8 6
harus mencari penyebut persekutuan. Kendala timbul bila anak belum belajar KPK.
Satu cara untuk membantu menentukan penyebut persekutuan adalah dengan
mendaftar pecahan-pecahan yang senilai untuk setiap pecahan. Sehingga anak
mempunyai pengalaman untuk memperoleh penyebut yang senilai paling kecil yang
tepat untuk diambil.
3 6 9 12 15 18 21
8 16 24 32 40 48 56
3
1 2 4 5 6 7 8
6 12 18 24 30 36 42 48
Contoh 1: 0, 4 + 0, 8 = ….
Untuk membelajarkan pecahan desimal seperti di atas, jika masih diperlukan guru
dapat memulainya dengan merubah penjumlahan pecahan desimal menjadi pecahan
biasa, kemudian dicari hasilnya sesuai aturan penjumlahan pecahan yang berpenyebut
sama.
4 8 12 2
10 + 10 = 10 = 1 10
Hasil penjumlahan yang telah ditemukan dicocokkan dengan hasil penjumlahan
bilangan yang menggunakan aturan penjumlahan bilangan asli susun ke bawah.
0 , 4
0 , 8 +
3
Dalam melakukan penjumlahan seyogyanya guru melatih peserta didik mengetahui
dan dapat mengucapkan kedudukan dari setiap bilangan sesuai nilai tempatnya.
Contoh pengucapan untuk soal di atas sebagai berikut.
Menyimpan 1 “Nol koma empat ditambah nol koma delapan. Empat dan dela
1 ” Empat persepuluhan ditambah delapan persepuluhan, hasilnya d
0 , 4
0 , 8 +
1 , 2
Tono pergi ke kota Surabaya dengan mengendarai mobil. Dalam perjalanan Tono mengisi bensin seb
3
c. Penjumlahan pecahan campuran
Materi ini dipelajari anak pada kelas V dan pada umumnya guru melaksanakan
pembelajaran dengan tehnik atau cara singkat. Oleh sebab itu pada alternatif
pembelajaran kali ini diperagakan dengan menggunakan bangun geometri seperti contoh
berikut ini.
Ayah membeli 2 ekor ayam. Berat tiap-tiap ayam adalah 2 3 kg dan 1 1 kg. Berapa
4 2
kg berat 2 ekor ayam tersebut?
Mewakili 1 kg
3 1
2 1
4 2 ....
1
2 3 1
2
4
3
Bagian yang tidak utuh digabung, kemudian dibandingkan dengan yang satu utuh. Maka
dapat diketahui hasilnya lebih dari 1.
3
Selanjutnya proses penjumlahan 3 1
+ seperti pada penjumlahan 2 pecahan yang
4 2
berbeda penyebut (telah dipelajari sebelumnya), namun tidak menggunakan peraga
lipatan.
Dari peragaan di atas kemudian dialihkan menjadi penjumlahan dengan simbol.
3 1 3 1 3 2 5 1 1
2 1 2 1 3 3
=3+1 =4
4 2 4 2 4 4 4
4 4
2. Pengurangan Pecahan
a. Pengurangan pecahan biasa
Pengurangan pecahan biasa dapat diragakan dengan model kongkret berikut ini.
3 1
= ......
5 5
1) Dengan menggunakan luas daerah
3 1
= ......
5 5
3
Luas daerah yang diarsir semula adalah
5
1
dihapus arsirannya
5
2
Sisa
5
Jadi 3 1 2 3 1
5 5 5 5
Contoh peragaan diperluas sehingga anak mempunyai pengalaman-pengalaman
yang banyak. Dari peragaan-peragaan dapatlah disimpulkan bahwa:
3
3
0 3
5
3 1 2 3 -1
- = =
5 5 5 5
Catatan : garis tebal menggambarkan hasil akhir.
b. Pengurangan pecahan campuran
1 2
Contoh: 5 2 ....
4 4
diambil 2
tahap
1
5
4
tahap
3
sisa adalah 4
tahap
5
2 4 bila diambil 2
kurang
4
sehingga mengambil yang
utuh.
Hasil akhir
3
24
3
Secara mekanik sebagai berikut
1 2
5 2 ....
41 4
5
2 1 2 1 2 1 2
2 = 5 2 + = 3 + = 2 + 1
4 4 4 4 4 4 4 4
1 2
= 2 1
4 4
1 4 2
= 2
4 4 4
1 2 3
= 2 2
4 4 4
3. Perkalian Pecahan
a. Perkalian pecahan biasa
1) Perkalian bilangan asli dengan pecahan biasa
Permasalahan bilangan asli yang dikalikan dengan pecahan ada dalam kehidupan
nyata sehari-hari dengan contoh-contoh sebagai berikut.
3
Contoh 1
3
Ani, Beta, dan Cica akan membuat bunga dengan masing-masing memerlukan 1
5
meter pita. Berapa meter pita yang diperlukan untuk 3 anak?
Bila setiap anak memerlukan 1 m pita, maka 3 anak akan memerlukan … m pita.
5
Dalam kalimat matematika dapat dituliskan 3 1 = .......
5
1 m atau 20 cm 1 m 1m
5 5 5
1 anak 1 anak 1 anak
3 anak
Dengan menggunakan konsep penjumlahan berulang akan didapat konsep
perkalian sebagai berikut.
1 + 1 + 1
= 1 1 1 = 3
5 5 5 5 5
3 1 = 3 = 31
5 5 5
Jadi 3 anak 3
memerlukan meter pita atau 60 cm.
5
Contoh 2
Ati, Bety, dan Cindi akan membuat bunga dan masing-masing memerlukan 2 m
5
2 m atau 40 cm 2m 2 m
5 5 5
3 anak
Dengan menggunakan konsep penjumlahan berulang maka akan didapat konsep
perkalian.
2 + 2 + 2 = 22 2 = 6
5 5 5 5 5
3 2 =
5 6 = 32
5 5
3
Jadi pita yang diperlukan 6 atau 1 1 meter dan setelah diukur hasilnya adalah 1
5 5
meter lebih 20 cm.
Contoh-contoh tersebut dapat dilanjutkan untuk perkalian-perkalian yang lain.
Dari contoh tersebut dapat dibuat kesimpulan berdasar pola yang terjadi sebagai
berikut.
(1) 1 + 1 + 1 = 3 1 = 3 = 3 1 atau 3 1 = 3 1
5 5 5 5 5 5 5 5
(2) 2 + 2 + 2 =3 2 = 6 = 32
atau 3 2 = 3 2
5 5 5 5 5 5 5 5
bentuk umum a b a b
c c
2 diberikan kepada
Keisya mempunyai 30 mangga hasil panen danakan
5
tetangga. Berapa buah mangga yang diberikan kepada tetangga?
Dita mempunyai pita yang panjangnya 3 meter, dan bagian dari pita2
3
tersebut akan dibuat bunga. Berapa meter pita yang dibuat bunga?
Dinda mempunyai tali yang panjangnya 5 meter, dan 3 bagian dari tali
dipakai untuk mengikat kardus. Berapa meter panjang tali yang digunakan untuk mengikat k
Luas kebun Diar adalah 500 m2, danbagiannya akan ditanami cabe.
2 5
Berapa luas kebun Diar yang ditanami cabe?
4
Contoh 1
Keisya mempunyai 30 mangga hasil panen dan 2 akan diberikan kepada tetangga.
5
Contoh 2
Dita mempunyai pita yang panjangnya 3 meter, dan 2
bagian dari pita tersebut akan
3
dibuat bunga. Berapa meter pita yang dibuat bunga?
Alternatif penyelesaian
Kalimat matematika yang bersesuaian 2 dari 3 atau 2 3 = ….
adalah 3 3
3 meter
2 dari 3 m
3
2 3=2
Dari gambar terlihat 2
dari 3 m adalah 2 m 3
bahwa atau
3
4
2 3= = 2. Jadi
3 23 = 6 3 2 3= 23
3 3 3
mengikat kardus. Berapa panjang tali yang digunakan untuk mengikat kardus?
4
Tali diukur panjangnya 5 meter dan setiap panjang 1 meter diberi tanda.
5m
Tali dibagi menjadi 5 bagian yaitu berdasar penyebut dari pecahan yang digunakan
dan menentukan 3
bagiannya serta menetapkan hasil yaitu 3 m.
5
1m 2m
3m 4m 5m
0
1 bagian
5
2 bagian
5
3
bagian
5
Untuk kalimat matematikanya dapat 3 5 = 3 = 3 5 15
= .
dituliskan
5 5 5
Contoh 4
Luas kebun Diar adalah 500 m2, dan 2 bagiannya akan ditanami cabe. Berapa luas
5
kebun yang ditanami cabe?
Alternatif penyelesaian dengan gambar
Kalimat matematika yang bersesuaian adalah
2 dari 500 atau 2 500 = ....
5 5
10 m 10 m 10 m 10 m 10 m
Dari gambar terlihat bahwa luas kebun yang akan ditanami cabe adalah 200 m2 atau
2 500 = 200 . Bila dibuat yang lain 1.000 = 200.
2 500 = 2 500 =
5 5 5 5
4
Dalam kalimat sederhana dapat dinyatakan bahwa:
Hasil perkalian bilangan asli dengan pecahan biasa adalah pecahan yang diperoleh dari bilang
Sifat komutatif dari pecahan biasa yang dikalikan dengan bilangan asli dan bilangan
asli yang dikalikan dengan pecahan biasa adalah sebagai berikut.
32 = 2 3
3 3
3
5 = 3 3 dan seterusnya
5 5
Ibu mempunyai 3 bagian dari satu kue. Jika ibu menghidangkan 2 dari
43
yang ada untuk tamu, maka berapa bagian dari kue tersebut yang dihidangkan untuk tamu
Satu resep kue kering membutuhkanbagian coklat batangan. Jika
5
kakak membuat 1 resep maka coklat yang
3 dibutuhkan … bagian
2
Materi prasyarat yang harus diingat meliputi bilangan asli yang dikalikan
dengan pecahan; pecahan yang dikalikan dengan bilangan asli; pecahan senilai; dan
pecahan campuran. Adapun alternatif penyelesaian sebagai berikut.
Contoh 1
Ibu mempunyai 3
bagian kue taart. Jika ibu menghidangkan 2 dari kue tersebut,
4 3
4
Permasalahan tersebut dapat dinyatakan dalam kalimat
matematika 2
dari 3
yang secara matematis ditulis
3 4
2 3 =…
3 4
yang diarsir mewakili
bilangan 3
4
3 bagian dibagi menjadi 3 sama besar dan diambil 2 dari 3 .
Kue taart
yang 4 3 4
1 2 3 2 3 = 6 atau 2 3 = 6 = 2 3
4 4 4 1 3 4 12 3 4 12 34
Contoh 2.
Satu resep roti membutuhkan 3 bagian dari coklat batangan. Jika kakak membuat 1
5 2
yang diarsir 3
5
4
Tahap 2
4
Lipat yang 3 bagian menjadi 2 bagian sama. Tiap bagian mewakili 1 dari 3 , maka
5 2 5
1 dari 3
2 5
Tahap 3
Ikuti lipatan kecil tersebut sampai seluruh kertas membentuk lipatan kecil yang sama.
Maka akan terbentuk 10 lipatan kecil, dan 1
dari 3 tersebut ternyata sama dengan 3
2 5
1 dari 3
2 5
Jadi
1 dari 3 adalah 3 . Kalimat matematikanya 1 3 = 3 = 1 3
2 5 10 2 5 10 25
Atau dengan model luas daerah didapat gambar sebagai berikut.
Digambar 1 utuh, kemudian diambil 3
bagian dari 1 utuh. Dari 3 tersebut diambil
5 5
1 bagiannya.
2
1
Setiap petak
mewakili 1 . Dari gambar dapat dilihat
10
1 bahwa ada 3 petak 1 atau dalam kalimat matematika
2
10
adalah
1 3 = 3 atau 1 3 = 3 = 1 3 .
1 2 3 2 5 10 2 5 10 25
5 5 5 1
4
Contoh dapat diperbanyak untuk mendapatkan bentuk perkalian yang lain sehingga
menambah pemahaman peserta didik tentang materi yang disajikan.
b. Perkalian pecahan campuran
Permasalahan perkalian bilangan asli dengan pecahan campuran ada dalam kehidupan
nyata dengan contoh-contoh sebagai berikut.
2
ons mentega diperlukan bila kakak mau membuat 5 toples kue?
51 1 1 1 1
=1 +1 +1 +1 +1 = 1+1+1+1+1+ 1 1 1
1 + + +2 +2
2 21 21 21
2 2 2
2 2
1 2 1
= (5 1) + (5 ) = (5 ) + (5 )
2 2 2 2
=5( 1 1
2+ ) =5 3 =7
15= 2
2 2
2
Untuk memahamkan anak guru dapat pula membimbing siswa dengan format berikut.
Banyak Mentega dalam ons Kalimat perkalian Hasil
toples
1 1 3
1
12
11 = 1 3 = 1 3 = 1
12
2 2 2 2
2 1 1 6 3
1+1 21 =2 3 23 =
1 =
2 2 2 2 2 2
3 1 1 1 9
1+1 +1 31 =3 3 33= 1
12
2 2 2 2= 2 2
42
4
4 1 1 1 1 6
1
1+1 +1 +1 41 = 4 3 = 4 3 = 12
2 2 2 2 2 2 2 2
5 1 1 1 1 1
1+1 +1 +1 +1 5 1 = 5 3 5 3 = 15 1
12
2 2 2 2 2 2= 2 2 72
5
Selanjutnya dapat langsung sebagai berikut 5 1 = 5 3 = 15 = 7 1
1
2 2 2 2
Untuk perkalian pecahan campuran dengan pecahan campuran dapat diberikan contoh
permasalahan sehari-hari sebagai berikut.
Untuk membuat rendang dari 1 kg daging dibutuhkan 2 1 liter santan. Bila ibu
2
mau membuat rendang dari 3 1 kg daging, berapa liter santan yang diperlukan?
2
1 1 1
Jadi santan yang diperlukan untuk membuat rendang seberat 3 kg daging = 7 +1 =
2 2 4
1
(7 + 1) + ( + ) = 8 + ( 2 ) = 8 + 3 3
1 1 4=84
2 4 4
1 1
Selanjutnya dapat langsung sebagai berikut 3 2 7 5 35 3
= =8
=
2 2 2 2 4 4
c. Perkalian pecahan desimal
Permasalahan dalam topik perkalian pecahan desimal dapat dihubungkan dengan
permasalahan perkalian pecahan campuran pada pembahasan nomor 3.
5
Untuk membuat rendang dari 1 kg daging dibutuhkan 2,5 liter santan. Bila ibu mau membuat renda
5
Untuk memudahkan dan mengecek hasil, guru dapat memulai membimbing dengan cara
perkalian pecahan biasa dengan alternatif penyelesaian sebagai berikut.
5 5 875
3,5 2,5 = 3 2 = 35 25 = 8,75
=
10 10 10 10 100
3,5
2,5
17 5
70 +
87 5
Bapak mempunyai 5 kg gula pasir yang disediakan untuk membuat minuman. Setiap hari keluarg
2
tersebut dapat memenuhi kebutuhan keluarga Pak Joko?
Kakak mempunyai 2 m pita dan akan dibuat bunga. Masing-masing bunga
memerlukan pita 1 m. Berapa banyak bunga yang dapat dibuat oleh kakak?
4
5
Untuk menjawab permasalahan di atas, kita gunakan media gambar dari pita.
Ada 2 m pita yang dibuat bunga. Setiap kali membuat bunga berarti kita mengurangi
secara berulang 1 m dari 2 m yang ada sampai pita habis dibuat bunga.
4
Atau 2 –
1 – 1 – 1 – 1 – 1 – 1 – 1 – 1 . Dalam kalimat matematika tentang
4 4 4 4 4 4 4 4
Dengan melihat gambar ternyata ada 8 bunga yang dapat dibuat dari 2 m pita tersebut.
Atau dalam kalimat matematika adalah 2 : 1
= 8. Bagaimana bila setiap bunga
4
memerlukan 3
m?
4 2 meter pita
1 bunga 1 bunga
Ternyata ada 2 bunga yang dapat dibuat dan pitanya masih sisa. Apabila digambarkan
dalam bentuk bunga dapat seperti berikut.
5
Sehingga 2 : 3
= 2 2 atau 8
4 3 3
Contoh-contoh kongkret yang lain dapat diperbanyak untuk mengembangkan
pemahaman kepada siswa tentang materi yang disajikan. Pada tahap berikutnya dapat
diulang dengan menggunakan peragaan garis bilangan.
Contoh 2 : 1 = … dapat diartikan sebagai ada berapa 1 an dalam 2.
3 3
1 1 1 1 1 1
an
an an an an an
3 3 3 3 3 3
0 1 2
Tampak bahwa dalam 2 ada 1 an sebanyak 6, maka hasil dari 2 1 = 6
: 3
3
Contoh 2 : 2
=…
3
1 satuan 1 satuan 1 satuan
2 an 2 an 2
3 an
3 3
0 1 2
ditulis 2 : 2
= 3.
3
Contoh 2 : 3
=…
5
Dengan luasan sebagai berikut.
0 1 2
5
Dari peragaan-peragaan tersebut ternyata ada pola hubungan sebagai berikut
1
2: =8= 24=2 4
4 1 1
2: 3 8 24 4
4= 4= 3 =2 3
2: 1 =6= 23 =2 3
3 1 1
2: 2 2 3 = 2 3
=3=
3 2 2
2 : 3 10 5
= = 25 =2
5 3 3 3
Pola hubungan yang terbentuk merupakan kunci yang harus diingat oleh siswa
Hasil pembagian dari bilangan asli yang dibagi dengan pecahan biasa sama dengan hasil perkal
kebalikan pecahan biasa yang diketahui itu. Atau dalam bentuk
umum a : b a c
c b
2: 1
=6 diubah 6 = 2 3 = 2 3
3 1 1
2: 2 3
=3 diubah 3 = 2 3 = 2
3 2 2
2:
3 = 10 diubah 10 = 2 5 = 2 5
5 3 3 3 3
Cara pembuktian pembagian antara bilangan asli dengan pecahan dapat pula dijelaskan
secara aljabar seperti berikut.
5
Contoh pembuktian dengan cara aljabar untuk 2 : 3
= .......
5
5
3 2 2 2 5 10 3 5
2: = = 3 = 5 =2 = Jadi 2 : = 2
3
5 3 53 1 3 3 5 3
5 35
3 5
Jadi 2 =2
:
5 3
2) Pecahan biasa dibagi bilangan asli
Permasalahan pembagian pecahan dengan bilangan asli dapat dimunculkan dari
contoh sehari-hari sebagai berikut.
Adik mempunyai 1 batang coklat yang akan diberikan kepada 3 temannya dan
2
setiap teman harus mendapat bagian yangsama. Maka coklat yang diterima setiap teman adik
anak adalah 3
atau 3 : 2 = 3 .
8 4 8
5
bagian dari masing-masing adalah 1 dari 3 atau 1 3 =
2 4 2 4
6
Contoh 2.
Adik mempunyai 1 batang coklat yang akan diberikan kepada 3 temannya. Setiap teman
2
harus mendapat bagian sama. Setiap teman adik mendapat coklat … bagian.
Penjelasan dapat menggunakan kertas yang dilipat-lipat untuk memperagakan batangan
coklat yang dimaksud dalam soal dan diarsir.
yang diarsir 1
batang coklat.
2
Lipat 1 bagian tadi menjadi 3 bagian lagi ( menggambarkan dibagi untuk 3 orang) dan
2
teruskan lipat sampai 1 bagian utuh, sehingga terlihat
1 bagian dari 1 adalah 1 , atau yang diarsir
bahwa
3 2 6
bagian masing-masing anak
dobel.
1 : 3 = ….
Permasalahan di atas dalam kalimat matematika
adalah 2
Contoh 3.
2 :5=… Dapat diperagakan sebagai berikut.
3
yang diarsir 2
karena dibagi 5 maka dilipat menjadi 5 bagian
3
Pada gambar terlihat
bahwa 2 : 5 = 2 (yang diarsir dobel)
3 15
Dari contoh tersebut ternyata terdapat pola hubungan sebagai berikut.
Hasil dari melihat gambar
3 :2=
3 = 3 1
3 1
diubah 3 = = 3 Jadi 3 : 2 = 3 1
8
4 8 42 42 4 2 4 4 2
1
6
6
1 :3=
1 1 1
diubah 1 = 1 =
11 1 Jadi 1 : 3 =
=
2 6 23 23 2 3 2 2 3
6
2 :5= 1
2 diubah 2 = 2 2 1 2
Jadi 2 : 5 = 2 1
= =
3 15 15 35 35 3 5 3 3 5
Kunci dari pola hubungan tersebut adalah sebagai berikut.
Apabila pecahan biasa dibagi dengan bilangan asli maka hasilnya adalah pembilang dari pe
membagi menjadi pecahan yang pembilangnya 1. Atau dalam bentuk
umum a :c a atau a : c a 1
bb c b bc
Cara pembuktian pembagian antara bilangan asli dengan pecahan dapat pula secara
aljabar berikut ini.
2 2
3 3
3 :2= 3 = 4 = 3 2 = 3 2 3 2 3 2 Jadi 3 : 2 = 3 2
= 4 =
=
4 4 4 2 1 4 4 4 1 4 1 4 4 1
2 2 4
Pada tahap berikutnya diberikan soal-soal yang dapat dikerjakan siswa secara
individu dan dimantapkan dengan PR. Soal-soal yang diberikan dapat dalam bentuk soal
cerita maupun soal bukan cerita.
3) Pecahan biasa dibagi pecahan biasa
Permasalahan pecahan yang dibagi dengan pecahan dapat dicontohkan dalam
kehidupan sebagai berikut.
6
pembagian merupakan pengurangan berulang, pecahan campuran, garis bilangan, dan
6
KPK. Guru dapat mengangkat permasalahan-permasalahan nyata yang dapat dituangkan
dalam bentuk LK. Sedangkan contoh rangkuman dapat disampaikan berikut ini.
Contoh 1.
Kakak mempunyai 3
m pita yang akan dibuat hiasan, dan setiap hiasan memerlukan 1
4 4
m pita. Hiasan yang dapat dibuat ada ….
1m 1m 1m
Dalam kalimat matematika adalah
4 4 4 3 : 1=…
4 4
Jadi 3 : 1
4 = 3.
4
Contoh 2.
Ibu mempunyai gula 3 kg yang akan dibuat kue. Satu resep kue memerlukan 1 kg
4 2
gula. Banyaknya resep yang dapat dibuat ….
Kalimat matematika dari soal di atas adalah 3 : 1 = …
4 2
Gula yang ada digambarkan ditempatkan pada kantong sebagai berikut.
1
kg dapat dibuat 1 resep
3 kg 2
4 1 1
kg dapat dibuat resep
4 2
Jadi dari gambar terlihat bahwa 3 kg gula dapat digunakan untuk 1 1 resep.
4 2
Kalimat matematika yang bersesuaian adalah 3 : 1 = 1 1 = 3 .
4 2 2 2
Soal di atas dapat pula digambarkan dengan menggunakan luas daerah sebagai berikut.
3 : 1 = …dapat diartikan sebagai ada berapa 1 an pada bilangan 3 .
4 2 2 4
1
satuandaripengambilan
1
2 an.
2
1
1 satuan dari an.
2
pengambilan
Jadi hasil dari 3 : 2 1 1 3 .
4 4 2 2
6
Cara yang lain untuk mendapatkan hasil pembagian dari pecahan dengan pecahan adalah
dengan menyamakan penyebutnya. Karena pada hakekatnya pembagian merupakan
6
pengurangan berulang dengan penyebut yang sama. Agar hasil bagi langsung menunjuk
ke bentuk paling sederhana penyamaan penyebut dapat menggunakan KPK.
3 1
: ... KPK dari penyebutnya adalah KPK (4, 2) = 4.
4 2
Sehingga
3 : 1 3 : 2 . Dengan peragaan garis bilangan akan dapat ditemukan hasilnya.
4 2 4 4
1 2
satuan
2 4 an 1 satuan 2 an
4
0 1 2 3 1
4 3 4
Jadi
3 : 2 11 3
4 4 2 2
Contoh 3.
5 1
: ... 1
dapat diartikan sebagai ada an pada bilangan 5 .
berapa
6 3 3 6
1 1
satuan dari pengambilan an
2 3
1
1 satuan dari pengambilan an
3
1
1 satuan dari an
pengambilan 3
Jadi 5 : 1 2 1 5 .
6 3 2 2
5 : 1 … KPK dari penyebutnya = KPK (6, 3) = 6.
6 3
Sehingga
5:1 5:2
6 3 6 6
1
satuan 2 1
1 satuan 1 satuan 1satuan
2 6 3
0 1 3 5
6 6 6
hasil pembagian
6
5 1 5
: 6 3 2
2 sehingga 5 : 1 5 31
hasil perkalian 5 3 15 5 6 3 6
6 1 6 2
Dari uraian di atas dapat disimpulkan secara umum
bahwa: a:c a d
b d b c
6
b. Pembagian pecahan campuran
Permasalahan sederhana sehari-hari yang dapat disampaikan saat awal pembelajaran
diberikan contoh berikut.
Dinda mempunyai gula seberat 6 kg yang akan yang akan digunakan untuk membuat sirup. Setiap b
2
sirup yang dapat dibuat?
Bu Edi menjual 3 1 kg beras yang dimasukkan ke dalam 2 kantong , sehingga
2
setiap kantong memuat beras yang sama berat. Berapa kg berat beras di setiap kantong?
1 kg 1 kg 1 kg 1 kg 1 kg 1 kg
Langkah 2
1 botol sirup
1 botol sirup 1 botol sirup 1 botol sirup
1
Jadi 6 kg gula dapat dibuat 4 botol sirup yang masing-masing botol menggunakan 1 kg
2
3
gula. Dalam kalimat matematika 6 : 1 = 4 atau 6 : =4
1 2
2
Bila anak telah memahami konsep melalui peragaan maka dilanjutkan dengan cara
formal pembagian pecahan sebagai berikut.
1 3
6 : 1 = 6 : = 6 2 12
2 2 3= 3 =4
6
Contoh 2
1
Bu Edi menyediakan 12 kg beras untuk dimasak selama beberapa hari. Bila setiap
2
1
hari bu Edi memasak 2
2 kg beras, maka berapa hari beras tersebut akan habis?
Contoh penyelesaian sederhana dengan gambar sebagai berikut
Langkah 1.
1
Setiap persegi mewakili 1 kg beras. Ada 12 kg beras
2
Langkah 2
1
Dikelompokan 2
2 kg beras untuk dimasak setiap hari
1 1
hari ke-2 (
hari ke-1 (2 kg) 2 kg)
2 2
1 1
hari ke-3 (2 hari-4 (
kg) 22
2
1
Jadi 12
2 kg beras dapat digunakan 5 hari
1
Hari ke-5 ( 1 1
2 kg)
2 Dalam kalimat matematika 12 :2 = ….
2 2
Cara formal (secara matematis) sebagai berikut.
1 1 50
2 :2 = 25 5 25 2 25 2 = 5.
1 2 = =
=
2 2 2 2 5 2 5 10
Jadi beras dapat digunakan selama 5 hari.
7
5. Rangkuman Perkalian dan Pembagian
Dari pembahasan perkalian dan pembagian pecahan biasa tersebut, dapat merangkum dalam
sebagai berikut.
1. Perkalian Pecahan Biasa
1) Bilangan asli dikalikan pecahan biasa
Dalam kalimat sederhana: ”apabila bilangan asli dikalikan dengan pecahan biasa
maka hasilnya adalah pecahan yang pembilangnya bilangan asli dikalikan
pembilang pecahan semula dan penyebutnya sama dengan penyebut pecahan
semula”.
Secara umum: a b
a c b
c
7
aslinya. Atau pecahan yang dibagi tetap sedangkan tanda pembagian menjadi
perkalian dan bilangan asli yang membagi menjadi pecahan yang pembilangnya 1.
a a a a 1
Secara umum :c atau : c
b bc b b c
c. Pecahan biasa dibagi pecahan biasa
Dalam kalimat sederhana:”apabila pecahan biasa dibagi pecahan biasa maka
hasilnya sama dengan perkalian pecahan pertama dengan kebalikan (penyebut
menjadi pembilang dan pembilang menjadi penyebut) pecahan kedua. ”.
Secara umum: a : c a d
b d b c
C. Panduan Belajar
Panduan belajar ini menggambarkan proses pembahasan modul yang akan dilaksanakan
untuk mapel matematika topik pecahan KB-2.
PROSES PENUTUP
PEMBUKAAN
Pembahasan topik operasi 3. Evaluasi KB-2
3. Tujuan/kompetensi
pecahan: 4. Refleksi
yang diharapkan
praktek/demonstrasi/diskusi/ kegiatan
4. Skenario kegiatan
tanya jawab
Pada tahap proses peserta melakukan kegiatan yang memahamkan operasi pecahan meliputi
penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian.
D. Media Belajar
Media yang digunakan untuk membahas modul ini meliputi:
1. LCD/laptop
2. papan tulis/whiteboard
3. kertas lipat
4. blok pecahan
5. tali rafia/pita
7
E. Evaluasi Belajar dan Kunci
3
1. Hasil dari 6 + 1 2
4 2 + 1 5 = ….
2
2. Hasil dari 4 1 3
3 + 5 2 = ….
4 5
5 5 1
3. Hasil dari 1 : 1
= ….
12 4 34
4. Hasil dari 23,527 + 24,832 32,127 = ...
5. Dua puluh persen (20%) gaji ayah digunakan untuk keperluan pendidikan. Setengah
dari sisa gajinya untuk keperluan rumah tangga. Jika gaji ayah yang tersisa dalam
Rp500.000,00, berapakah gaji ayah? (semifinal olimpiade Matematika
Muhammadiyah siswa SD/MI Muhammadiyah se Indonesia April 2005)
6. Suatu pekerjaan dapat diselesaikan oleh 10 orang pekerja dalam 5 hari. Jika ada 25 orang
pekerja maka dalam berapa hari pekerjaan itu akan selesai?
(Latihan soal UASBN SD/MI 2011)
7
Untuk memahami mengapa pecahan merupakan perbandingan dapat dipikirkan contoh-
contoh situasi berikut ini.
Contoh 1
Tinggi badan Diar dan Dhika masing-masing 150 cm dan 180 cm. Maka perbandingan tinggi
Diar dan Dhika adalah 150 : 180 atau 5 : 6 dengan masing-masing dibagi 30 yang dikatakan
sebagai pembanding. Sehingga dapat dikatakan bahwa tinggi Diar : tinggi Dhika = 5 : 6
(dibaca lima dibanding enam) atau tinggi Diar adalah 5 (baca lima per enam) tinggi Dhika.
6
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa perbandingan 5 : 6 dapat dinyatakan sebagai
5 6
pecahan , dan perbandingan 6 : 5 dapat dinyatakan sebagai .
6 5
Contoh 2
Di meja makan terdapat 2 macam buah masing-masing 5 apel dan 8 jeruk. Maka
perbandingan banyaknya apel dengan banyaknya jeruk adalah 5 : 8. Apabila banyaknya apel
dan jeruk masing-masing dinyatakan sebagai A dan J maka secara singkat dapat ditulis
A : J = 5 : 8 atau A = 5
J8
J : A = 8 : 5 atau J = 8
A5
5 apel 8 jeruk
Contoh 3
Umur ibu dibanding umur ayah adalah 4 : 6. Jumlah umur mereka adalah 70 tahun. Berapa
tahun umur masing-masing?
Contoh penyelesaian.
Umur ibu : umur ayah = 4 : 6.
Jumlah perbandingan umur mereka = 4 + 6 = 10.
Umur ibu = ( 4
70) tahun = 28 tahun.
10
7
10
7
C. Panduan Belajar
Panduan belajar ini menggambarkan proses pembahasan modul yang akan dilaksanakan
untuk mapel matematika topik pecahan KB-3.
PROSES PENUTUP
PEMBUKAAN
Pembahasan topik pecahan 5. Evaluasi KB-3
1. Tujuan/kompetensi
sebagai rasio: 6. Refleksi
yang diharapkan
praktek/demonstrasi/diskusi/ kegiatan
2. Skenario kegiatan
tanya jawab
Pada tahap proses peserta melakukan kegiatan yang memahamkan pecahan sebagai rasio.
D. Media Belajar
Media yang digunakan untuk membahas modul ini meliputi:
1. LCD/laptop
2. papan tulis/whiteboard
3. kertas lipat/tali rafia/pita
4. blok pecahan
E. Evaluasi Belajar
1. Perbandingan uang Dani dengan uang Arif adalah 4 : 7. Jumlah uang mereka
Rp2.200.000,00. Berapa rupiah uang mereka masing-masing?
2. Perbandingan uang Rini dengan uang Dewi adalah 4 : 7. Selisih uang mereka
Rp 900.000,00. Berapa rupiah uang mereka masing-masing?
3. Dalam tahun 1997 klasifikasi pertandingan menunjukkan bahwa 5% kalah, 35% seri dan
menang 12 kali. Berapa banyaknya pertandingan yang diikuti dalam 1 tahun?
7
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan guru dalam menyampaikan pembelajaran pecahan
antara lain sebagai berikut.
1. Urutan konsep harus diperhatikan artinya pembelajaran harus urut (tidak melompat-
lompat) karena konsep yang satu merupakan materi prasyarat dari konsep yang lain.
2. Media pembelajaran sangat penting artinya bagi siswa untuk mengkongkretkan materi
yang disampaikan.
3. Pembelajaran dengan pendekatan PAKEM harus diwujudkan agar pemahaman dan
penalaran siswa menjadi berkembang.
B. Kunci Jawaban
Kegiatan belajar 1 (KB-1)
1. Alternatif penyelesaian
a. Misalkan 0,111… = n atau
n = 0,111… Bila n dikalikan 10 akan menjadi
10 n = 10 0,111…
10 n = 1,111…
n = 0,111…
9n = 1
1
Jadi n = atau 0, 111… = 1
9 9
b. Misalkan 0,333… = n atau
n = 0,333… Bila n dikalikan 10 akan menjadi
10 n = 10 0,333…
10 n = 3,333…
n = 0,333…
9n = 3
3 1
Jadi n = = atau 0, 333… = 1
9 3 3
c. Misalkan 0,666… = n atau
n = 0,666… Bila n dikalikan 10 akan menjadi
7
10 n = 10 0,666…
7
10 n = 6,666…
n = 0,666…
9n = 6
6 2 2
Jadi n = = atau 0, 666… =
9 3 3
6
2. Hasil dari
= ….%
8
6 3 75 = 0,75
= =
8 4 100
3. Alternatif penyelesaian
a
Misalkan pecahan tersebut
b . Maka pembilang = a dan penyebut b.
Pembilang dan penyebut masing- masing dikurangi 5. Maka a 5 dan b 5.
(a 1
Pecahan menjadi = . Menggunakan perkalian silang, akan menghasilkan:
5) 2
(b 5)
2 (a 5) = 1 (b 5)
( 2 a) (2 5)= (1 b)
(15) 2a 10 = b 5
2a 10 + 5 = b atau b = 2a 5.....(1)
Pembilang dan penyebut masing- masing ditambah 1. Jadi a + 1 dan b + 1.
(a
Pecahan menjadi 2
1) = . Menggunakan perkalian silang, akan menghasilkan:
3
(b 1)
3 (a + 1) = 2 (b + 1).......(2). Bila (1) dimasukkan akan didapat
(3 a) + (31) = 2 ((2a 5) +
1). 3a + 3 = 2 ((2a 5 + 1).
3a + 3 = 2 (2a 4).
3a + 3 = (22a) (24).
3a + 3 = 4a 8.
3 + 8 = 4a 3a
a = 11
(1) b = 2a 5
= (2 11) 5
= 17
11
Pecahan itu adalah . Jadi jumlah pembilang dan penyebut dari pecahan = 11+ 17 = 28
17
7
Kegiatan Belajar 2 (KB-2)
8
3
1. Hasil dari 6 1 2 = ….
+ 2+15
4
Alternatif jawaban
3
6 + 1 3 1 3
2 + 1 + = 6 + 1 + + 1 2 (KPK 4,2,5 adalah 20)
4 2+15 = 6+ + +
42 4 2 5
2 5
15 10 8 33 13
=7+ + + =7+ =8
20 20 20 20 20
2. Hasil dari 4 3
2 +5 2 = ….
1 5
3 4
Alternatif jawaban
2 1 3 2 1 3
4 +5 2 = 4+ +5+ 2
3 4 5 3 4 5
2 1 3
= 4+52+ +
3 4 5
2 1 3
=7+ +
( KPK dari 3,4,5 adalah 60)
3 4 5
40 15 36 19 19
= 7 + 60 + 60 60 = 7 + 60 = 7 60
5 5 1
3. Hasil dari 1 : 1 = ….
12 4 34
Alternatif jawaban
1 1
5 5 1 17 5 35 17 4 35 7 7 1
1 : 1 = : = = =1
12 4 34 12 4 34 12 5 34 6 6
3 2
8
32, 127
16, 232
8
5. Dua puluh persen (20%) gaji ayah digunakan untuk keperluan pendidikan. Setengah dari
sisa gajinya untuk keperluan rumah tangga. Jika gaji ayah yang tersisa dalam
Rp500.000,00, berapakah gaji ayah? (semifinal olimpiade Matematika Muhammadiyah
siswa SD/MI Muhammadiyah se Indonesia April 2005)
Alternatif penyelesaian dengan gambar
.
Gaji ayah keseluruhan adalah 100%
atau 1 utuh dan digambar sebagai
persegipanjang
20 1
. 20% atau =
dari gaji ayah digunakan
100 5
untuk keperluan pendidikan
20%
Sisanya Rp500.000,00 terdiri dari 2 bagian
Dua (2) bagian senilai dengan 500.000. Kalau 1 bagian senilai dengan 500.000 : 2 =
250.000. Gaji ayah pada gambar terdiri dari 5 bagian.
Jadi gaji ayah senilai dengan = 5 × 250.000 = 1.250.000 atau Rp1.250.000,00
6. Suatu pekerjaan dapat diselesaikan oleh 10 orang pekerja dalam 5 hari. Jika ada 25 orang
pekerja maka dalam berapa hari pekerjaan itu akan selesai?
(Latihan soal UASBN SD/MI 2011)
Alternatif jawaban dengan gambar
Satu pekerjaan diselesaikan 10 orang dalam 5 hari.
1
1 hari 10 orang dapat menyelesaikan
5 bagian
pekerjaan (yang diarsir)
8
1
1 hari untuk 10 orang dapat menyelesaikan
bagian pekerjaan
5
1
1 hari untuk 1 orang dapat menyelesaikan = ( : 10) bagian pekerjaan
5
1 1
= ( ) bagian pekerjaan
5 10
1
= bagian pekerjaan
50
1
1 hari untuk 25 orang dapat menyelesaikan = (25 ) bagian pekerjaan
50
25
= 50 bagian pekerjaan
1
= 2 bagian pekerjaan
D : ( D + A) = 4 : 11 atau D 4
D A 11
A : (D + A) = 7 : 11 atau A 7
D A 11
4
Jadi uang Dani = ( 2.200.000) rupiah = 800.000 rupiah atau Rp800.000,00 dan uang
11
7
Arif = ( 2.200.000) rupiah = 1.400.000 rupiah atau Rp1.400.000,00.
11
8
Contoh penyelesaian 2
8
Misal setiap bagian uang digambar sebagai petak
Uang Dani 4 bagian digambar 4 petak dan uang Arif 7 bagian digambar 7 petak.
2.200.000
Jadi 1 petak = = 200.000
11
Uang Dani 4 petak. Jadi uang Dani = 4 200.000 = 800.000 atau Rp800.000,00
Uang Arif 7 petak. Jadi uang Arif = 7 200.000 = 1.400.000 atau Rp1.400.000,00
2. Perbandingan uang Rini dengan uang Dewi adalah 4 : 7. Selisih uang mereka Rp
900.000,00. Berapa rupiah uang mereka masing-masing?
Contoh penyelesaian
D : (D – R) = 7 : 3 D 7 .
atau DR 3
4
Jadi uang Rini = ( 900.000) rupiah = 1.200.000 rupiah atau Rp1.200.000,00 dan uang
3
7
Dewi = ( 900.000) rupiah = 2.100.000 rupiah atau Rp2.100.000,00.
3
3. Dalam tahun 1997 klasifikasi pertandingan menunjukkan bahwa 5% kalah, 35% seri dan
menang 12 kali. Berapa banyaknya pertandingan yang diikuti dalam 1 tahun?
Alternatif penyelesaian.
Persentase pertandingan yang kalah = 5%
Persentase pertandingan yang seri = 35%
Persentase pertandingan yang menang = (100 – 5 – 35)% = 60%
8
Sehingga perbandingan persentase pertandingan = 5 : 35 : 60
Dalam 1 tahun menang 12 kali.
DAFTAR PUSTAKA
8
D’Augustine, Charks. 1992. Teaching Elementary School Mathematics. New York: Harper
Collins Plublishers
Kennedy, Leonard. 1994. Guiding Children’s Learning of Mathematics. California:
Wadsworth Publishing Company.
Troutman, Andria. 1991. Mathematics: A Good Beginning, Strategies for Teaching
Children. California: Brooks/Cole Publishing Company.
Raharjo, Marsudi. 2001. Pecahan: Bahan Penataran Guru SD. Yogyakarta: PPPG
Matematika.
Sukayati. 2011. Pembelajaran Pecahan di SD (Buku Panduan Mengajar). Yogyakarta: CV
Empat Pilar Pendidikan.