Anda di halaman 1dari 1

NAMA : GALIH NUKI ARDIANSYAH

NIM : 2205032

PRODI : D-IV PPN

MATKUL : DASAR ILMU TANAH

KONDISI TANAH SEMARANG

Semarang khusunya daerah ungaran tepat di Jawa Tengah termasuk daerah dataran tinggi
yang mengajukan pada ketinggian wilayah 500-200m diatas permukan laut (dpl). Rata-rata curah
hujan mencapai 1.979mm (Topografi dan Topologi Semarang, 2019). Lingkungan daerah
semarang khususnya daerah tempat tinggal saya lebih dominan dikelilingi sawah dengan
akumulasi sekitar 90% penduduknya menanam padi. Disebutkan oleh (Hardiwanoto,2019)
kondisi topografi kota semarang disebutkan adanya kemiringan tanah berkisar 0-40% yang
termasuk lingkup curam. Perlu diketahui juga bahwasannya tanaman padi cocok ditanam di
tanah yang kandungan fraksi pasir, debu dan lempung dalam perbandingan tertentu dengan
kondisi air dalam air hujan (Madjis,2019). Dari hal ini dapat kita simpulkan bahwasannya
kondisi tanah semarang termasuk ke dalam lingkup tersebut dengan dasar hasil pengamatan yang
saya dapati bahwasannya penduduknya kebanyakan menanam padi.

Tanah di kota Semarang rata rata termasuk ke dalam jenis tanah organosol dimana tanah
ini berasal dari pelapukan bahan baik dari tanah humus dan tanah gambut. Perlu diketahui
bahwasannya tanah gambut tidak sesubur tanah humus namun untuk lingkup penanaman padi
kedua jenis kandungan tanah tersebut masih dapat digunakan. Beberapa daerah di Semarang juga
terdapat tanah alluvial dimana tanah tersebut terbentuk dari material halus yang diendapkan
dialiran sungai. Ciri tanah ini berwarna coklat hingga abu-abu. Tanah jenis Organosol dan
Alluvial memang banyak tersebar di Pulau Jawa. Tanah Organosol memiliki beberapa ciri untuk
kita dapat mengetahuinnya. Tanah Organosol cenderung berwarna hitam serta memiliki
kandungan air dan kandungan organik yang tinggi. Tanah ini termasuk asam dengan nilai pH
0,4. Sedangkan tanah Alluvial kaya akan nsur hara didalamnya, tanah alluvial memiliki ciri fisik
cenderung eras dan kering dengan pH 5,3-5,8.

Anda mungkin juga menyukai