Anda di halaman 1dari 3

PROPOSAL MINI

METODOLOGI SEJARAH
“BUDAYA IMSAK BULAN RAMADHAN PADA ISLAM INDONESIA”

DI SUSUN OLEH:
CINDY AVIKA FITRIA RAMADANI (221I10008)

PRODI : PENDIDIKAN SEJARAH

DOSEN PENGAMPU MATA KULIAH :


IL BADRI M.pd

UNIVERSITAS PGRI ARGOPURO JEMBER


JL. JAWA NO.10 KEC.SUMBERSARI
TELP: (0331)335823
EMAIL: unipar.jbr.@gmail.com
TAHUN AJARAN
2023– 2024
A. LATAR BELAKANG
Sahur di bulan ramadhan adalah salah satu amalan yang bersifat sunnah muakad, atau
sunnah yang telah dikuatkan dan sangat dianjurkan oleh rosul. Pada saat sahur pasti ada imsak
yang menandakan atau peringatan untuk bersiap menghadapi puasa pada hari selanjutnya.
Imsak sudah ada sejak zaman nabi meskipun tidak resmi dalam penamaan namun dalam salah
satu hadistnya dari Zaid bin Tsabit :Dahulu kami bersahur bersama Nabi Muhammad
kemudian beberapa saat beliau salat subuh.” Anas bin Malik bertanya, “Berapa jeda waktu
antara azan dengan sahur?” “Kira-kira rentang waktu membaca 50 ayat,” jawab Zaid bin
Tsabit. HR. Anas Bin Malik.

Ulama menyimpulkan 50 ayat itu perkiraan sepuluh menit. Karena itulah imsak adalah sepuluh
menit sebelum subuh.

Imsak sering kali disalah artikan oleh muslim indonesia sebagai pertanda sudah tidak
diperbolehkannya makan dan minum, sedangkan salah satu dawuh ustadz Somad mengatakan
“Di Maroko tidak ada imsak, yang ada imsak itu hanya di Indonesia, maka dalam mahdzab
imam syafi’i ada imsak. Tapi imsak bukanlah lampu merah, 10 menit menjelang adzan kita
bisa gosok gigi, mulut bersih dan baca al quran 50 ayat, maka nanti waktu adzan mulut sudah
bersih, begitu makna imsak”.

Imsak sendiri adalah budaya muslim Indonesia dan Asia Tenggara yang sering
diperdebatkan keberadaannya, karena dinegara islam lain tidak ada yang namanya imsakiyah.
Berdasakan dawuh KH. Mahfudz Md beliau mengatakan “Ada yang mengatakan budaya itu
haram, loh saudara? Islam itu berkembang berdasarkan budaya, ajarannya sedikit, yang pokok
itu pegangi lalu dikambangkan berdasar budaya budaya”.

B. RUMUSAN MASALAH
Jika dirunut dari latar belakang diatas, maka rumusan masalahnya :
1. Bagaiman muslim Indonesia mengartikan makna imsak sehingga salah presepsi
dan keluar dari makna yang sesungguhnya?
2. Mengapa keberadaan imsak sering diperdebatkan?

Anda mungkin juga menyukai