Makalah Ini Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah
Dosen Pengampu:
TAHUN 2023
Bab I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Terlepas dari indikator moderasi beragama tersebut, Indonesia yang mayoritas beragama
Islam sebenarnya dilatarbelakangi oleh agama moderat yang dapat dipraktikkan dalam
kehidupan sosial yang majemuk. Di tengah isu ketahanan nasional tersebut, pemerintah
Indonesia menerbitkan buku berjudul “Moderasi Beragama” pada tahun 2019 melalui
Kementerian Agama RI. Inti dari buku ini adalah empat indikator moderasi beragama yang
dapat digunakan sebagai teori atau pendekatan untuk menggambarkan pola dan sikap sosial
keagamaan yang moderat di Indonesia. Adanya perbedaan nilai-nilai pendidikan Islam
multikultural mungkin memang memiliki titik temu dengan empat indikator moderasi
beragama yang dikembangkan Kementerian Agama RI. Dengan kata lain, empat indikator
moderasi beragama tidak perlu bertentangan dengan nilai-nilai, semangat ajaran Islam, dan
sikap sosial dalam membentuk pemahaman agama yang moderat di Indonesia. Indikator-
indikator ini digunakan sebagai dasar untuk memahami seberapa kuat seseorang melakukan
pantangan agama dan seberapa rentan mereka. Kerentanan ini perlu diidentifikasi lebih awal
sehingga langkah-langkah yang tepat dapat diambil untuk memperkuat sensor agama
sesegera mungkin. Direduksi dari empat indikator penyensoran agama yang digagas
Kementerian Agama menjadi dua yang mengumpulkan berbagai pro dan kontra, kesalahan
dan kesalahpahaman dalam penerjemahan, serta keterbatasannya. Indikator yang dimaksud
adalah sikap toleran dan berdamai dengan budaya lokal.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa definisi dari indikator moderasi beragama?
2. Apa saja empat indikator dalam moderasi beragama?
3. Apa dimensi nilai-nilai pendidikan islam mutikultural pada empat indikator moderasi
beragama?
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui definisi dari indikator moderasi beragama
2. Untuk menjelaskan empat indikator moderasi beragama
3. Untuk mengetahui dimensi nilai-nilai pendidikan islam mutikultural pada empat indikator
moderasi beragama
BAB II
PEMBAHASAN
Kita dapat menetapkan sebanyak mungkin ukuran, batasan, dan indikator untuk
menentukan apakah pendapat, sikap, atau perilaku keagamaan tertentu tergolong moderat
atau ekstrem. Namun, ketika Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin memerintahkan
Badan Litbang untuk melakukan kajian pertama, patriotisme, toleransi, dan antikekerasan
yang merupakan indikator moderasi dalam beragama telah mengkristal menjadi langkah
awal dan beradaptasi dengan budaya setempat (local wisdom). Keempat indikator tersebut
dapat digunakan untuk mengetahui seberapa tinggi tingkat keberagamaan seseorang di
Indonesia dan seberapa rentan orang tersebut. Kesenjangan ini perlu diidentifikasi agar kita
dapat menemukan atau mengenali dan mengambil langkah-langkah yang tepat untuk
memperkuat moderasi beragama. Tentu saja, kuartet ini tidak tetap tetapi dapat berkembang
atau berkurang dan/atau berubah di masa mendatang, sangat bergantung pada hasil
penelitian, penyelidikan dan penelitian. Namun, keempat indikator tersebut masih berarti
untuk saat ini menjadi tolak ukur bagi moderasi beragama di Indonesia (Jamaluddin, 2022).
Eksistensi Islam sebagai agama yang dianut sebagian besar warga negara Indonesia
sesungguhnya mempunyai pelbagai nilai ajaran sosial keberagamaan yang dapat
membentuk karakter individu muslim yang moderat dalam konteks kehidupan sosial yang
plural (Rizkiyah, 2021). Pada sub bab ini, akan penulis uraikan analisis penulis tentang
keberadaan dimensi nilai-nilai pendidikan Islam multikultural dalam empat indikator
moderasi beragama di Indonesia. Penjelasan lebih lanjut sebagai berikut.
Bertentangan dengan sistem sosial maupun Secara normatif dalam ajaran Islam,
politik di suatu negara. Radikalisme in dalam Dimensi nilai pendidikan yang
menekankan praktiknya juga sering diidentikan dengan Semangat perdamaian
dalam indikator pelbagai bentuk terorisme. Hal ini Komitmen kebangsaan sejalan
dengan spirit disebabkan mereka yang menganut Ajaran universalisme Islam
berupa radikalisme juga dapat melancarkan aksinya Rahmatan lil alamin (kasih
sayang kepada melalui cara apapun demi terwujud cita-Kehidupan alam semesta).
Ajaran tersebut citanya, bahkan meski harus dengan cara Menghendaki umat Islam
agar dapat meneror pihak yang tidak sejalan Menebarkan kemaslahatan, kasih
sayang, dengannya. Terlepas dari itu semua, penting Dan perdamaian pada seluruh
kehidupan untuk kita pahami juga bahwa radikalisme Umat manusia, tanpa
mengenal distingsi dapat menjangkit individu dari agama Latarbelakangnya (Zulfan
Syahansyah, 2018). Apapun, tidak hanya yang notabenenya Dalam hal ini penting
dipahami bahwa beragama Islam (Tim Penyusun Kementerian Universalisme Islam
bukanlah terletak Agama RI, 2019).
KESIMPULAN
Jadi kesimpulannya adakah keempat indikator ini dapat digunakan untuk mengetahui
seberapa religius seseorang di Indonesia dan seberapa rentan orang tersebut. Kesenjangan ini
perlu diidentifikasi agar kita dapat menemukan atau mengenali dan mengambil langkah-
langkah yang tepat untuk memperkuat moderasi beragama. Namun keempat indikator tersebut
kini relevan sebagai tolak ukur regulasi agama di Indonesia. Sebagai agama yang dianut oleh
mayoritas penduduk Indonesia sebenarnya memiliki banyak nilai-nilai ajaran agama yang sama
yang dapat membentuk karakter individu muslim moderat dalam konteks kehidupan sosial
dunia muslim yang majemuk. Kehadiran toleransi dalam indikator moderasi beragama di
Indonesia menyoroti pentingnya model sekaligus sikap menghargai, menghargai dan menerima
realitas pluralisme sebagai sesuatu yang begitu alamiah. Oleh karena itu, menunjukkan
toleransi sangat penting dalam mewujudkan masyarakat demokratis di Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA