SKRIPSI
OLEH :
YUNI ALPASARI
NIM. 11811198
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Shalat fardu harus dikerjakan oleh seorang muslim yang sudah Aqil dan Baligh
secara rutin sebanyak lima waktu, tidak boleh ditinggalkan karena hukumnya
wajib, walaupun dalam kondisi dan situasi apapun, seperti: dalam perjalanan,
misalnya: saat menjadi musafir atau menempuh perjalanan jauh, Shalat dapat
dalam kondisi sakit, Shalatnya dapat dilakukan dengan cara duduk, berbaring,
dan isyarat. Bahkan untuk melakukan Shalat jika tidak ada air atau dikarenakan
sedang sakit yang tidak diperbolehkan terkena air, maka wudhu dapat
kepada Nabi Muhammad SAW di Sidrotul Muntaha atau yang lebih dikenal
shalat ini diperintahkan oleh Allah dalam Al-Qur’an surat Al-Ankabut (29)
ayat 45:
1
2
(Shalat) itu lebih besar (keutamaan dari ibadah yang lain)...” (Surat Al-
Ankabut: 45).
perbuatan yang baik, bisa lebih mendekatkan diri kepada Allah serta dijelaskan
pula bahwa ibadah yang paling utama adalah Shalat. Dan ibadah Shalat yang
Dari hadits di atas telah dijelaskan bahwasanya ibadah Shalat itu perlu
dilatih untuk menjadikan kebiasaan. Orang tua dan guru berperan melatih anak-
3
anak untuk Shalat, ini sesuai dengan hadist Rasulullah SAW, maka tanggung
jawab itu harus dibebankan kepada orang tua dalam proses mendidik anaknya,
apabila anak itu sampai tidak mengenal agama (mengenal Allah) maka itu
merupakan kelalaian orang tua dan ketika anak tersebut oleh orang tuanya
Shalat merupakan salah satu ibadah wajib dalam agama Islam. Melalui
karena itu, penting untuk meneliti masalah ini agar dapat mengidentifikasi
Mujahidin Pontianak.
Kerjasama antara guru PAI dan orang tua memiliki peran penting dalam
sebagai pendidik agama di sekolah, sedangkan orang tua memiliki peran utama
dalam pembentukan nilai dan sikap anak di rumah. Kerjasama yang baik antara
karena itu, penting untuk meneliti strategi dan efektivitas kerjasama antara guru
keagamaan seorang Muslim. Dengan memiliki disiplin shalat yang baik, siswa
dapat memperoleh manfaat spiritual dan moral yang besar. Namun, seringkali
Kerjasama antara guru PAI dan orang tua sangat penting dalam
siswa. Dengan bekerja sama, guru PAI dan orang tua dapat saling melengkapi
dan keseragaman dalam pesan yang disampaikan, serta adanya dukungan yang
Kerjasama antara guru PAI dan orang tua penting karena dapat
siswa. Dengan adanya dukungan yang kuat, siswa akan merasakan konsistensi
PAI dan orang tua di SMA Mujahidin, dapat dikembangkan strategi dan
rekomendasi yang dapat diterapkan secara lebih luas dalam institusi pendidikan
yang serupa.
bermanfaat dalam konteks penelitian tentang kerjasama antara guru PAI dan
orang tua dalam meningkatkan disiplin shalat pada siswa kelas XI SMA
menciptakan disiplin siswa adalah Shalat dhuha dan Shalat dzuhur berjamaah.
Kegiatan ini bertujuan sebagai sarana latihan untuk menjalankan perintah Allah
SWT, dan mendidik siswa untuk menjadi disiplin. Kegiatan Shalat ini harus
diikuti oleh setiap siswa terutama kelas XI. Peneliti menyaksikan bahwa pada
kelas, dan keluar dari area sekolahan. Dan pada saat iqomah berlangsung masih
banyak siswa yang tertinggal dan ada beberapa siswa yang masih berkumpul
tidak mengikuti Shalat, tetapi peneliti tidak melihat ada guru yang menegur
wawancara bersama guru PAI di sekolah mengenai siswa yang tidak mengikuti
guru BK agar diberikan peringatan dan nasihat-nasihat, tetapi jika siswa itu
sering tidak melaksanakan Shalat maka guru PAI dan guru BK akan
memanggil orang tua siswa untuk mendiskusikan masalah siswa yang tidak
penelitian mengenai kerjasama antara Guru PAI dan Orang Tua dalam
yaitu untuk mengetahui bagaimana kerjasama antara Guru PAI dan Orang Tua
dalam meningkatkan disiplin Shalat siswa, dan apa saja faktor yang
mendukung serta menghambat kerjasama Guru PAI dan Orang Tua dalam
“Kerjasama Antara Guru PAI dan Orang Tua Dalam Meningkatkan Disiplin
2022/2023”.
7
B. Fokus Masalah
Berdasarkan latar belakang ini penulis tertarik untuk mengetahui lebih
banyak mengenai:
3. Bagaimana Bentuk Kerjasama Antara Guru PAI dan Orang Tua Dalam
4. Apa Kendala Yang Dihadapi Guru dan Orang Tua Dalam Meningkatkan
C. Tujuan Masalah
mengenai Kerjasama Antara Guru PAI dan Orang Tua dalam Meningkatkan
Adapun tujuan khusus yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah
untuk mendeskripsikan :
Pontianak.
3. Bagaimana Bentuk Kerjasama Antara Guru PAI dan Orang Tua Dalam
4. Kendala Yang Dihadapi Guru dan Orang Tua dalam Meningkatkan Disiplin
D. Manfaat Penelitian
1. Secara Teoritis
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Guru
pelayanan yang baik dan benar akan dapat memberikan motivasi kepada
siswa untuk tidak melanggar aturan sekolah dengan disiplin dan bisa
b. Bagi Siswa
c. Bagi Peneliti
d. Bagi Lembaga
sekolah bahwa perhatian orang tua dan guru mempunyai peranan yang
KAJIAN TEORI
A. Penelitian Terdahulu
1. Ulfa Nurul Sangadah (Skripsi 2017) dengan judul, “Peran Guru Pendidikan
Agama Islam dan Orang Tua Dalam Membentuk Kedisiplinan Ibadah Siswa
Kepala Sekolah, Siswa dan Orang Tua Siswa. Objek penelitiannya adalah
2. Andi Anistasiah (Skripsi 2021) dengan judul, “Kerjasama Guru dan Orang
10
11
adalah penelitian ini membahas tentang kerjasama guru dan orang tua dalam
3. Yuni Lianis (Skripsi 2020) dengan judul, “Peran Guru Pendidikan Agama
perbedaan dari penelitian diatas adalah letak lokasi penelitian nya. Dari
tentang kerjasama guru PAI dan orang tua dalam meningkatkan disiplin
Shalat siswa.
Shalat Siswa
1. Pengertian Kerjasama
tua akan memperoleh pengetahuan dan pengalaman dari guru dalam hal
merupakan pelaksanaan kegiatan yang dilakukan oleh dua pihak atau lebih
keluarga dalam pendidikan sangat penting. Melalui kerjasama ini, orang tua
13
efektif.
2. Bentuk-Bentuk Kerjasama
2017) ada enam tipe kerjasama dengan orang tua yaitu: parenting,
a. Parenting
perkembangan anak.
dan program akan membantu orang tua mengetahui apa yang terjadi di
b. Komunikasi
tua dalam berkomunikasi dua arah antara sekolah dan rumah atau
pemahaman guru dan orang tua tentang anak. Sehingga dengan adanya
komunkiasi aktif antara guru dengan orang tua maka anak dapat melihat
bahwa guru dan orang tua mereka bekerjasama dalam mendidik mereka.
dan semakin maju dan dapat juga berubah secara terus menerus.
informasi antara sekolah dan orang tua yaitu teknik komunikasi tidak
tentang apa yang terjadi selama jam sekolah dan dengan cara sederhana,
hal ini bisa dilakukan diawal dan diakhir jam sekolah. Biasanya
komunikasi dengan teknik tidak resmi ini bersifat umum, artinya tidak
khusus. Konfrensi dengan orang tua, pertemuan dengan orang tua secara
komunikasi yang resmi dengan para orang tua. Pertemuan dengan orang
Salah satu bentuk kemudahan komunikasi antara orang tua dan guru
tua yang mana akan menjadi objek adalah rumah yang ingin dikunjungi,
perkembangan siswa.
c. Volunteer (sukarelawan)
tenaga bantu bagi guru, kepala sekolah, dan anak ketika dikelas atau
orang tua dan guru, atau bertemu dengan personalia sekolah dengan
adalah kegiatan orang tua dalam membantu anak belajar di rumah yang
cerita yang mendidik bagi anak dan sebagainya. Dalam bentuk kerjasama
tugas disekolah. Sekolah dapat menawarkan buku dan materi bagi orang
yang berisi tentang aktivitas yang dilakukan di kelas yang disertai dengan
e. Pengambilan Keputusan
masyarakat kesekolah melalui cara sosial yang aman. Selain itu orang tua
layanan bagi keluarga, siswa dan sekolah dengan bisnis, lembaga, dan
dan sifat-sifat anak, serta terjadi pemahaman dan kerjasama yang efektif
antara sekolah dan orang tua. Hal ini berkontribusi dalam menciptakan
3. Pengertian Meningkatkan
agar menjadi lebih baik. Selain itu pencaipaian dalam proses pembelajaran,
digunakan untuk arti yang positif. Suatu usaha untuk tercapainya suatu
4. Displin Shalat
a. Pengertian Disiplin
Kedisiplinan berasal dari kata displin yang mendapat awalan ke- dan
arti ketaan dan kepatuhan pada aturan, tata tertib dan lain sebagainya
tanggung jawab. Julie Andrews dalam Ellison and Barnet (1996: 195)
seseorang.
disiplin berasal dari kata yang sama dengan “disciple”, yakni seorang
Orang tua dan guru merupakan pemimpin dan anak merupakan murid
yang belajar dari mereka cara hidup yang menuju kehidupan yang
adalah tata kerja seseorang yang sesuai dengan aturan dan norma yang
kerja, kalau ia bekerja dengan waktu yang tepat, taat pada petunjuk
b. Pengertian Shalat
beberapa ucapan dan perbuatan yang dimulai dengan takbir dan diakhiri
dengan salam dengan syarat yang telah ditentukan. Shalat secara istilah
menurut para ahli fikih adalah ibadah yang terdiri dari ucapan-ucapan
dengan salam. Amalan dan ucapan khusus yang dimaksud adalah tata
bersabda:
ُصلِٰ ْي
َ ِن أِ ُّ َ
ْ صل ْوا َك َما َرأَيْتُ ُم ْو
23
kesempurnaan kekuasaan-Nya.
takbiratul ikhram dan diakhiri dengan salam, sesuai dengan syarat dan
bahwa sahalat adalah ucapan yang diawali dengan takbir dan diakhiri
dengan salam. Adapun dalil yang membahas tentang Shalat yaitu dalam
ْي ِ ِ ْ لص ٰلوةِ ۗ واِ ََّّنَا لَ َكبِْية اََِّل علَى َّ لص ِْب َوا َّ َوا ْستَعِْي نُ ْوا ِِب
َ ْ اْلٰشع َ َْ َ
الَّ ِذيْ َن يَظُن ُّْو َن اَََّّنُْم ُّم ٰل ُق ْوا َرّٰبِِ ْم َواَ ََّّنُْم اِلَْي ِه ٰرِجعُ ْو َن
Artinya: Dan mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar
dan Shalat. Dan (Shalat) itu sungguh berat kecuali bagi orang-orang
C. Upaya Guru dan Orang Tua dalam Meningkatkan Disiplin Shalat Siswa
24
1. Pengertian Upaya
tenaga dan pikiran atau badan untuk mencapai suatu maksud pekerjaan
upaya adalah bagian yang dimainkan oleh guru atau bagian dari tugas utama
bahwa upaya merupakan bagian dari peranan yang harus dilakukan oleh
pada bagaimana usaha guru dan orang tua dalam mencapai tujuannya untuk
2. Upaya Guru
sedang menurut bahasa arab berasal dari kata almu’alim atau guru yang
266).
25
langkah atau strategis yang dilakukan guru dalam melakukan rencana secara
siswa kearah yang lebih baik. Upaya dalam penelitian ini ditekankan pada
berjamaah, serta guru PAI memberi teladan serta mengawasi siswa dalam
usaha atau ikhtiar yang dilakukan guru PAI dalam mencari jalan keluar atau
Orang tua adalah ayah dan ibu sebagai figur atau contoh yang akan
selalu ditiru oleh anak-anaknya (Mardiya, 2000: 54). Dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia (2005: 802) pengertian orang tua adalah ayah ibu
kandung: orang yang dianggap tua (cerdik pandai, ahli, dsb). Sejalan dengan
26
orang tua hendaknya tidak pertama-tama diartikan sebagai orang yang tua,
asli yang menerima tugas sebagai kodrat dari Tuhan untuk mendidik anak-
tua adalah “Pembina pribadi yang pertama dalam hidup anak, kepribadian
orang tua, sikap dan cara hidup mereka merupakan unsur pendidikan yang
dimaksud dengan orang tua adalah seorang ayah dan ibu yang dianggap tua
dan memiliki tanggung jawab merawat dan mendidik anak menjadi manusia
yang dewasa. Orang tua merupakan pendidik pertama yang figur dan
diambil kesimpulan bahwa upaya orang tua merupakan usaha, atau cara
orang tua untuk merealisasikan apa yang diinginkan. Dalam hal ini tentunya
berkaitan dengan usaha atau cara yang dilakukan orang tua dalam
anak yaitu dengan memberi hadiah kepada anak yang disiplin dalam Shalat
berjamaah, dan memberi hukuman kepada anak yang tidak ikut Shalat ,
27
orang tua menjadi teladan bagi anaknya, orang tua harus mengajari anak
bagaimana cara berwudhu yang baik, memakai pakaian untuk Shalat, orang
D. Kendala Guru dan Orang Tua dalam Meningkatkan Disiplin Shalat Siswa
Kendala guru dan orang tua siswa dalam meningkatkan disiplin Shalat
siswa, seperti guru dan orang tua dalam membagi waktu, latar belakang siswa,
karena setiap siswa lahir dari latar belakang orang tua yang berbeda-beda, Ada
anaknya, Dan kurangnya kesadaran dari diri siswa. (Hamalik, 2001: 23)
Jadi kendala adalah suatu masalah atau suatu keadaaan yang menjadi
penghambat untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai dan harus memiliki
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian
digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah, (sebagai lawannya
penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang
berupa kata-kata atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.
penelitian yang menghasilkan data deskrptif berupa kata-kata tertulis dan tidak
28
29
deskripsikan secara rinci, berurutan, dan jujur. Menurut Arief Furchan (2005:
menggambarkan secara jelas mengenai Kerjasama Antara Guru PAI dan Orang
Tua Dalam Meningkatkan Disiplin Shalat Pada Siswa Kelas XII SMA
Mujahidin Pontianak.
B. Setting Penelitian
1. Lokasi Penelitian
2. Waktu Penelitian
1. Data Primer
wawancara tatap muka dengan informan. Oleh karena itu, peneliti memilih
informasi yaitu Guru, dan Orang Tua Siswa kelas XI SMA Mujahidin
pengalaman dan pandangan orang tua terkait kerjasama antara sekolah dan
fenomena yang diteliti. Oleh karena itu, jumlah responden yang relatif
2. Data Sekunder
orang selain sumber utama. Data sekunder adalah informasi data yang
Wahidah, 2019: 82). Teknik dalam mengumpulkan data dalam penelitian ini,
1. Teknik Wawancara
adalah untuk mendapatkan data yang lebih banyak dan lengkap serta
objektif tentang pertanyaan dari fokus penelitian ini. Dan alat bantu yang
peneliti.
33
orang guru PAI, dan 6 orang tua pendukung agar diperoleh informasi secara
jelas mengenai Kerjasama Antara Guru PAI dan Orang Tua Dalam
Pontianak.
2. Teknik Observasi
langsung atau tanpa alat terhadap gejala-gejala subjek yang diselidiki baik
menemukan data dan informasi dari gejala atau fenomena secara sistematis
2017: 193).
3. Teknik Dokumentasi
data serta informasi yang dapat berupa buku, berkas, dokumen, angka yang
nanti. Dokumen yang dipakai dalam penelitian ini seperti kurikulum, dan
mencari dan menyusun secara secara sistematis data yang diperoleh dari hasil
melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan
memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Data
yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, oleh karna itu maka
perlu dicatat secara teliti dan rinci. Seperti telah dikemukakan, semakin
lama peneliti kelapangan maka jumlah data akan semakin banyak dan rumit.
secara kohesif dan membantu dalam melihat peristiwa apa yang sedang
terjadi, apakah hasilnya benar atau tidak (Khairawati dan Wahidah 2019 :
124).
35
3. Penarikan Kesimpulan
latar belakang masalah didalam penelitian ini masih bersifat sementara atau
lampau, yang masih dikatakan belum jelas menjadi jelas setelah penelitian
atau validitas data, yang sering dilakukan oleh penelitian kualitatif untuk hasil
member check.
1. Triangulasi Sumber
2. Member check
didapat dari penyedia data. Goals dari member check ini yaitu agar dapat
mengetahui seberapa baik data yang telah didapat dan sesuai terhadap data
memeriksa data dari sumber data dan melakukan member check (Sunarsa,
2020: 30).
BAB IV
diresmikan langsung oleh bapak Seodjiman yang mana pada saat itu
sekolah “A”.
lokasinya, sekolah ini berada di kawasan strategis dan kondusif untuk proses
belajar mengajar, karena sekolah ini terletak di pusat kota sehingga mudah
a. Visi Sekolah
37
38
4) Melahirkan siswa yang anti rokok, anti narkoba, dan anti miras.
dalam akademik.
membaca di perpustakaan.
b. Misi Sekolah
belajar.
NPSN : 30105067
Mujahidin
Akreditasi :A
40
kesiswaan dan kepala Tu. Lebih jelas dapat dilihat pada bagai di bawah ini:
Bagan 4.1
Tabel 4.1
jumlah siswa yang beragam dan bersemangat untuk belajar. Mereka berasal
dari berbagai latar belakang dan memiliki potensi yang unik. Untuk lebih
Tabel 4.2
9 XI IPS 1 16 10 26
10 XI IPS 2 17 10 27
11 XI IPS 3 13 11 24
167
12 XI MIPA 1 9 21 30
13 XI MIPA 2 9 21 30
14 XI MIPA 3 9 21 30
15 XII IPS 1 16 16 32
16 XII IPS 2 10 20 30
17 XII IPS 3 11 18 29 147
18 XII MIPA 1 12 17 29
19 XII MIPA 2 14 13 27
Sumber: Data Sekolah
secara optimal. Lebih lengkapnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.3
17 Gudang 1 √
18 Ruang Olahraga 1 √
19 UKS 1 √
Sumber: Data Sekolah
Tabel 4.4
NO EKSTRAKURIKULER PEMBINA
1 Pramuka Puji Lembayu, S. Pd
Elsa Elfira, S. Pd
H. R. Jefri Hendra P., S. Pd
Abrar, S. Pd
Fopi Asmediar, SP
Nabila Muslimah, S. Pd
2 Paskibra Iwan Ramadhan, M. Pd
3 Rohis Weni Suhaja, S. Pd
Faizah, S. Ag
Santi Nurul Juniati, S. Pd
4 Tahsin Qira’ah Yanto, S. Pd. I
45
B. Paparan Data
Pada bagian ini peneliti akan menyajikan data yang di peroleh dari hasil
obeservasi dan wawancara. Data yang akan disajikan hanya hal-hal yang
penelitian. Adapun data yang diperoleh dari hasil wawancara telah dilakukan
ditanamkan.
yang dilakukan peneliti dengan orang tua siswa berjumlah 6 orang “terdapat
rajin melaksanakan salat” (wawancara salah satu dari 6 orang tua siswa)
membangun rasa percaya diri dan kepercayaan diri pada anak, serta
muslim.
bahwa hadiah tersebut hanyalah bonus, dan yang lebih penting adalah anak
Dalam hal ini, dapat disimpulkan bahwa setiap orang tua memiliki
dipilih, tujuan utama para orang tua adalah untuk mendorong anak-anak
mereka agar terus meningkatkan ibadah salat dengan motivasi yang baik dan
merasa bangga dan dihargai karena usaha dan perjuangan mereka dalam
orang tua juga memiliki peran penting dalam memotivasi anak-anak untuk
penting bagi orang tua untuk memberikan apresiasi yang seimbang antara
Namun ketika anak tidak disiplin melaksanakan shalat orang tua juga
ringan, seperti tidak memberikan uang saku, tidak membelikan barang yang
atau bahkan mengomel sendiri. Hal ini menunjukkan bahwa hukuman yang
menyenangkan.
mereka untuk belajar dari kesalahan dan menghindari perilaku yang tidak
baik.
oleh orang tua dapat bervariasi. Beberapa anak menunjukkan reaksi negatif,
memperbaiki perilaku mereka. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk
anak.
Ada beberapa upaya yang dilakukan oleh para orang tua dalam
upaya yang dilakukan oleh para orang tua dalam membentuk sikap teladan
penjelasan yang jelas, melibatkan anak dalam salat, menjadi teladan yang
dan tumbuh menjadi individu yang bertanggung jawab dan berakhlak baik.
lebih banyak dukungan dan motivasi, dan ada pula yang masih mengalami
kebiasaan yang baik dalam melaksanakan salat fardu di masjid secara rutin.
Pada saat waktunya untuk shalat dzuhur berjamaah para guru PAI
sholat dan absen khusus untuk siswa perempuan yang tidak shalat. Guru-
melaksanakan shalat di masjid dan absensi khusus untuk siswa yang tidak
tersebut. Absensi ini juga dapat menjadi acuan bagi guru-guru untuk
guru dalam bentuk upaya untuk meningkat disiplin shalat siswa adalah:
Shalat
53
dan apresiasi yang diberikan oleh guru PAI sudah menjadi bentuk
ibadah shalat.
secara tetap atau rutin. Namun, jika siswa melakukan pelanggaran yang
sebagai teladan yang baik bagi siswa dalam melaksanakan shalat. Guru
agar mereka tidak lelah atau bosan dalam menjalankan ibadah tersebut.
Shalat dianggap sebagai sesuatu yang berat, terutama bagi siswa yang
belum hafal atau tidak familiar dengan bacaan shalat. Oleh karena itu,
Ibadah untuk membantu siswa dalam mempelajari tata cara shalat dengan
benar.
absensi, guru dapat melihat apakah siswa hadir atau tidak hadir dalam
melaksanakan shalat.
untuk melaksanakan shalat berjamaah, guru juga turut ikut serta dan
berjamaah di masjid.
56
a. Parenting
pendidikan yang cukup. Oleh karena itu, kesabaran orang tua dalam
b. Komunikasi
c. Upaya sekolah
Sebagian orang tua hadir dalam rapat yang diadakan oleh guru.
d. Upaya orangtua
rumah.
disiplin shalat.
rumah tangga dan kegiatan lainnya. Hal ini menyebabkan waktu yang
dan teratur. Anak mungkin kurang termotivasi atau tidak memiliki minat
cara dan aturan dalam melaksanakan salat fardu. Orang tua mungkin
tentang tata cara dan aturan dalam salat fardu, sehingga sulit bagi
kepada anak tentang tata cara melaksanakan salat fardu. Mereka juga
karena itu, orang tua terus berusaha untuk tetap sabar dan konsisten
fardu sejak usia dini agar mereka terbiasa dan terlatih dalam
fardu.
salat fardu.
harinya.
anak merasa nyaman dan terbuka dalam meminta bantuan dan dukungan
anak. Salah satu faktor yang mempengaruhi adalah jika orang tua tidak
pengetahuan atau pemahaman orang tua tentang bacaan salat juga dapat
bagi orang tua untuk menjadi teladan yang baik dengan melaksanakan
salat secara rutin dan memberikan pemahaman yang benar tentang tata
waktu yang tersedia untuk mengajar PAI mungkin hanya satu atau dua
dalam mata pelajaran PAI berkaitan langsung dengan salat. Hal ini dapat
siswa.
yang terbatas dalam mata pelajaran PAI dapat menjadi kendala bagi
pembelajaran PAI.
konteks mata pelajaran PAI, dan pengingat secara pribadi kepada siswa.
tertarik.
interaksi dengan mereka. Guru menyadari bahwa ada siswa yang aktif
penjelasan, sementara juga mencari cara lain untuk terlibat dengan siswa
pentingnya salat
adalah:
nasehat yang konsisten dan penggunaan media visual. Dengan cara ini,
C. Pembahasan
lain:
Mujahidin Pontianak
Pontianak
dapat meliputi:
a. Komunikasi yang baik antara guru PAI dan orang tua siswa,
di sekolah.
shalat siswa, serta mencari solusi dan strategi yang lebih efektif
Dengan adanya kerjasama yang baik antara guru PAI dan orang
Mujahidin Pontianak, guru dan orang tua siswa juga dihadapkan pada
a. Kendala waktu dan jarak antara rumah dan sekolah yang cukup
shalat siswa.
shalat siswa.
dan koordinasi yang baik antara guru PAI dan orang tua siswa, serta upaya
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
SMA Mujahidin Pontianak. Bahwa orang tua memiliki peran yang penting
3. Bentuk Kerjasama Antara Guru PAI dan Orang Tua Dalam Meningkatkan
kerjasama antara guru PAI dan orang tua sangat penting dalam
73
dan memperkuat disiplin shalat siswa. Dengan kerjasama yang solid, siswa
dapat lebih rajin, sadar, dan disiplin dalam melaksanakan shalat, serta
Pontianak, guru dan orang tua siswa dihadapkan pada beberapa kendala.
Kendala tersebut meliputi jarak dan waktu, pengawasan yang kurang ketat,
koordinasi, dan upaya yang sistematis dan terus-menerus antara guru PAI
dan orang tua siswa. Hal ini akan membantu meningkatkan kesadaran dan
B. SARAN
shalat secara holistik, baik dari segi spiritual, moral, maupun kesehatan.
shalat dalam Islam. Dapat meluangkan waktu untuk mempelajari tafsir Al-
Quran, hadis-hadis terkait shalat, dan memahami hikmah serta manfaat dari
3. Bagi IAIN Pontianak, penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu
yang sama, sehingga akan memudahkan untuk mendapatkan data pada saat
penelitian.
75
DAFTAR PUSTAKA
Abdulsyani. (1994). Sosiologi skematika, Teori, dan Terapan. Jakarta: Bumi
Aksara
Arief Furchan. (2005). Pengantar Penelitian Dalam Pendidikan. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar
Bungin, Burhan. (2001). Metodologi Penelitian Kualitatif Aktualisasi Metodologis
ke Arah Ragam Varian Kontemporer. Jakarta: Rajawali Pers
Chabib Thoha. (1996). Pendidikan Islam. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Dedy Mulyana. (2004). Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya
Didin Saefuddin dkk. (2019). Pemurnian Akidah Dalam Pendidikan Islam. Jurnal
Pendidikan Islam. 8 (2)
Elfi Mu‟awanah. (2012). Bimbingan Konseling Islam. Yogyakarta: Teras
Elizabeth, Hurlock. (1993). Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan
Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta: Erlangga
Hamalis. (2001). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara
Husnul Qodim. (2022). Metode Pendidikan Akhlakul Karimah Anak Menurut Imam
Al-Ghazali. Jurnal Studi Psikoterapi Sufistik. 6 (2)
Imam Jalaluddin. (2020). Lubabil Hadist. Semarang: Pustaka Hati
Indrawan WS. (2010). Kamus Lengkap Bahasa Insonesia. Jombang: Lintas Media
Kamdi Waras. (2008). Model-Model Pembeljaran Inovatif . Malang: Universitas
Negeri Surabaya
Kamus Besar Bahasa Indonesia. (2005: 17)
Khairawati dan Andina Nurul Wahidah, 2019. Menara Penelitian. Pontianak: IAIN
Pontianak Press.
M. Ngalim Purwanto. (1995). Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya
M. Ngalim purwanto. (2004). Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya
Made Pasek Diantha. (2017). Metodologi Penelitian Hukum Normatif Dalam
Justifikasi Teori Hukum. Jakarta: Kencana
Made Pidarta. (1995). Landasan Kependidikan. Jakarta: Bumi Aksara
76
Sunarsa, Sasa. (2020). Penelusuran Kualitas dan Kuantitas Sanat Qira’at Sab’ah
Jawa Tengah: CV Mangku Bumi Media
Suranto Aw, (2010) Komunikasi Soaial Budaya, Yogyakarta : Graha Ilmu
Suranto Aw. (2010). Komunikasi Soaial Budaya. Yogyakarta: Graha Ilmu
Tim Penghubung Ilmu Pendidikan FIP-UPI, (2007). Ilmu dan Aplikasi Pendidikan
Bandung: PT. Impreal Bhakti Utama
Zakiyah Dardjat. (1990). Ilmu Agama. Jakarta: Raja Grafindo Persada