Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Puskesmas sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan tingkat
pertama di satu wilayah kecamatan atau bagian wilayah kecamatan yang
difungsikan sebagai Gate Keeper dalam pelayanan kesehatan, harus
dapat memberikan jaminan terhadap penyelenggara pelayanan kesehatan
masyarakat dan perorangan yang paripurna, adil, merata, berkualitas dan
memuaskan masyarakat.
Sesuai dengan yang tersebut di dalam Sistem Kesehatan Nasional
(SKN-2014 ) bahwa Puskesmas merupakan unit pelaksana pelayanan
kesehatan tinglat pertama . Adapun fungsi Puskesmas ada tiga yaitu :
sebagai pusat pengerak pem; pusat pemberdayaan masyarakat dan
keluarga serta sebagai pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama .
Dalam me;laksanakan kegiatan Puskesmas mengacu pada 4 azas
penyenggaraan yaitu Wilayah kerja , pemberdayaan masyarakat ,
keterpaduan dan rujukan .

Puskesmas mempunyai kewenangan untuk melakukan pengelolaan


program kegiatannya, untuk itu perlu didukung kemampuan manajemen
yang baik . Manajemen Puskesmas merupakan suatu rangkaian kegiatan
yang bekerja secara sinergik yang meliputi perencanaan , penggerakan
pelaksanaan serta pengendalian ,pengawasan dan penilaian .

Proses manajemen Perencanaan belum terlaksana dengan baik


apabila tidak dilanjutkan dengan pemantauan dan perencanaan ulang.
Tindak lanjut bertujuan untuk menilai sampai seberapa jauh pencapaian
dan hambatan-hambatan yang dijumpai oleh para pelaksananya pada
bulan yang lalu, sekaligus melakukan pemantauan rencana kegiatan
Puskesmas; sehingga dapat dibuat perencanaan ulang yang lebih baik
dan sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai. Disamping iłu, kita
ketahui bersama bahwa keberhasilan pelaksanaan kegiatan Puskesmas
memerlukan pengorganisasian dan keterpaduan baik lintas program
maupun lintas sektor. Pengorganisasian dan keterpaduan lintas program,
artinya keterpaduan internal Puskesmas, bertujuan agar seluruh petugas
mempunyai rasa memiliki dan meningkatkan motivasi dalam
melaksanakan seluruh kegiatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas.
Tłndak lanjut dari perencanaan adalah mengadakan pengorganisasian
intern Puskesmas dan pemantauan dilaksanakan melalui Lokakarya Mini
Bulanan Puskesmas.

1
Penerapan manajemen penggerakan pelaksanaan dalam bentuk forum
pertemuan yang dikenal dengan Lokakarya mini

B. TUJUAN PEDOMAN
Tujuan disusunnya pedoman ini sebagai acuan bagi petugas kesehatan di
UPT Puskesmas Wagir dalam menyelenggarakan kegiatan Lokakarya Mini di
UPT Puskesmas Wagir Kabupaten Malang. Sehingga kegiatan Lokakarya Mini
dapat dilaksanaan sesuai dengan rencana serta memperoleh hasil sesuai yang
diharapkan.

C. SASARAN PEDOMAN
Sasaran Utama Pedoman Lokakarya Mini
Puskesmas Wagir meliputi:
1. Kepala Puskesmas
2. Kepala Tata Usaha
3. Penanggung jawab UKPP
4. Penanguung Jawab UKM
5. Petugas Pelaksana di Desa ( Bidan
dan Perawat Desa)
6. Seluruh karyawan Puskesmas Wagir

D. RUANG LINGKUP

Pada dasarnya ruang lingkup lokakarya mini meliputi dua hal pokok yaitu :

a. Lokakarya Mini Puskesmas Bulanan

b. Lokakarya Mini puskesmas Tribulan (Lintas sektor)

E. BATASAN OPERASIONAL
Manajemen Puskesmas merupakan suatu rangkaian kegiatan yang
bekerja secara sinergik yang meliputi perencanaan, penggerakan pelaksanaan
serta pengendalian, pengawasan dan penilaian. Penerapan manajemen
penggerakan pelaksanaan dalam bentuk forum pertemuan yang dikenal
dengan Lokakarya Mini.

Lokakarya Mini Puskesmas merupakan salah satu bentuk upaya untuk


penggalangan dan pemantauan berbagai kegiatan melalui pertemuan.
Ruang lingkup lokakarya mini meliputi dua hal pokok yaitu :

2
Lintas Program ¨Memantau pelaksanaan kegiatan Puskesmas ber-
dasarkan perencanaan dan memecahkan masalah yang dihadapi serta
tersusunnya rencana kerja baru. Pertemuan bertujuan untuk:
1. Meningkatkan kerjasama antar petugas intern Puskesmas, termasuk
Puskesmas Pembantu dan Bidan di Desa.
2. Mendapatkan kesepakatan untuk melaksanakan kegiatan sesuai dengan
perencanaan yaitu Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK).
3. Meningkatkan motivasi petugas Puskesmas untuk dapat melaksanakan
kegiatan sesuai dengan perencanaan (RPK).
4. Mengkaji pelaksanaan rencana kerja (RPK) yang telah disusun,
memecahkan masalah yang terjadi dan menyusun upaya pemecahan dalam
bentuk rencana kerja yang baru.

Lintas Sektor: Dalam rangka meningkatkan peran serta masyarakat dan


dukungan sektor-sektor yang bersangkutan dalam pelaksanaan
pembangunan kesehatan. Pertemuan dilaksanakan untuk :
1. Mendapatkan kesepakatan rencana kerja lintas sektoral dalam membina dan
mengembangkan peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan.
2. Mengkaji hasil kegiatan kerja sama, memecahkan masalah yang terjadi
serta menyusun upaya pemecahan dalam bentuk rencana kerja sama.

3
BAB II

STANDAR KETENAGAAN

A. KUALIFIKASI SUMBER DAYA MANUSIA


Sumber daya utama yang diperlukan untuk penyelenggaraan Lokakarya
Mini UPT Puskesmas Wagir adalah Sumber Daya Manusia (SDM Kesehatan).
Yang dimaksud dengan kualifikasi SDM, sama halnya dengan job spesifikasi,
yaitu minimal golongan/jabatan, masa kerja minimal, pendidikan minimal,
pengalaman kerja, nilai performance (kinerjanya), dan standar kompetensi.
Pengelolaan Program dan kegiatan Lokakarya Mini hendaknya dilakukan oleh
Tenaga Kesehatan. Penanggung jawab kegiatan Lokakarya Mini UPT
Puskesmas Wagir oleh Kepala Puskesmas.
Standar kebutuhan tenaga Lokakarya Mini di UPT Puskesmas Wagir
menurut analisa beban kerja petugas adalah 6 orang petugas yang tergabung
dalam Tim Lokakarya Mini Puskesmas Wagir.

B. DISTRIBUSI KETENAGAAN
Distribusi Ketenagaan Kegiatan Lokakarya Mini UPT Puskesmas Wagir

Puskesmas RTL
No Jenis Tenaga
Wajib Ada Kekurangan

1 Kepala Puskesmas 1 1 0 -

2 MC 1 1 0 -

3 NOTULEN 1 1 0
4 Operator 1 1 0 -

5 Petugas Sarpras 2 2 0 -

4
C. JADWAL KEGIATAN
Jadwal Kegiatan Lokakarya Mini UPT Puskesmas Wagir

No KEGIATAN 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1. Lokakarya V V V V V V V V V V V V
Mini Bulanan

2. Lokakarya V V V V
Mini Tribulan
(Lintas Sektor)

5
BAB III

STANDAR FASILITAS

A. STANDAR RUANGAN
Denah Gedung dan Ruang Lokakarya Mini UPT Puskesmas Wagir

B. STANDAR FASILITAS

Ketersediaan fasilitas sangat menentukan terselenggaranya Lokakarya


Mini Puskesmas.
Standar Peralatan
No Jenis Peralatan
Ada Belum
Ada
A. Peralatan

1 Mebelair √

2 Laptop √

3 LCD Proyektor √

4 Microphone √

5 Sound system √

6 AC √

6
BAB IV

TATALAKSANA

Lokakarya Mini Bulanan Puskesmas, diselenggarakan dalam dua tahap yaitu :

Lokakarya Mini Bulanan yang Pertama


Lokakarya Mini Bulanan yang Pertama, merupakan Lokakarya penggalangan
Tim diselenggarakan dalam rangka pengorganisasian untuk dapat
terlaksananya rencana kegiatan Puskesmas (RPK).Pengorganisasian 
dilaksanakan   sebagai penentuan penanggungjawab dan pelaksana setiap
kegiatan serta untuk satuan wilayah kerja. Seluruh program kerja dan wilayah
kerja Puskesmas dilakukan pembagian habis kepada seluruh petugas
Puskesmas, dengan mempertimbangkan kemampuan yang dimilikinya.

Pelaksanaan Lokakarya Mini Bulanan yang pertama adalah sebagai berikut :

Masukan
1. Penggalangan tim dalam bentuk dinamika kelompok tentang peran,
tanggungjawab staf dan kewenangan Puskesmas.
2. Informasi tentang kebijakan, program dan konsep baru berkaitan dengan
Puskesmas.
3. Informasi tentang tatacara penyusunan rencana kegiatan (Plan Of Action =
POA) Puskesmas.
Proses
1. Inventarisasi kegiatan Puskesmas termasuk
2. kegiatan lapangan/ daerah binaan.
3. Analisis beban kerja tiap petugas.
4. Pembagian tugas baru termasuk pembagian tanggungjawab daerah binaan.
5. Penyusunan rencana kegiatan (Plan Of Action = POA) Puskesmas tahunan
berdasarkan Rencana Pelaksanaan Kegiatan Puskesmas (RPK).
Keluaran
1. Rencana kegiatan (Plan Of Action POA) Puskesmas tahunan.
2. Kesepakatan bersama untuk pelaksanaan kegiatan sesuai dengan POA.
3. Matriks pembagian tugas dan daerah binaan.
Lokakarya Mini Bulanan Rutin
Lokakarya Bulanan Puskesmas ini diselenggarakan sebagai tindak lanjut dari
Lokakarya Mini Bulanan yang pertama. Lokakarya Bulanan Rutin ini
dilaksanakan untuk memantau pelaksanaan POA Puskesmas, yang diiakukan
setiap bulan secara teratur.

7
Penanggungjawab penyelenggaraan Lokakarya Mini Bulanan adalah Kepala
Puskesmas, yang daiam pelaksanaannya dibantu staf Puskesmas dengan
mengadakan rapat kerja seperti biasanya. Fokus utama Lokakarya Mini
Bulanan Rutin adalah ditekankan kepada masalah pentingnya kesinambungan
arch dan kegiatan antara hal-hal yang direncanakan, pelaksanaannya serta
hasilnya, agar kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan tersebut dapat berhasil
guna dan berdayaguna.

Pelaksanaan Lokakarya Mini Bulanan Puskesmas adalah sebagai berikut :

Masukan
1. Laporan hash] kegiatan bulan lalu
2. Informasi tentang hasil rapat di Kabupaten/Kota
3. Informasi tentang hasil rapat di Kecamatan
4. Informasi tentang kebijakan, program dan konsep baru

Proses
1. Analisis hambatan dan masalah, antara lain dengan mempergunakan PWS
2. Analisis sebab masalah, khusus untuk mutu dikaitkan dengan kepatuhan
terhadap standar pelayanan
3. Merurnuskan alternatif pemecahan masalah

Keluaran
1. Kesepakatan untuk melaksanakan kegiatan
2. Rencana kerja bulan yang baru

Penyelenggaraan Lokakarya Mini Bulanan

1. Pengarah : Kepala Puskesmas


2. Peserta: Seluruh petugas Puskesmas, termasuk petugas Puskesmas
Pembantu dan Sidan di Desa.
3. Waktu: Waktu pelaksanaan Lokakarya Mini Bulanan disesuaikan dengan
kondisi dan situasi Puskesmas serta kesepakatan dengan Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota. Misalnya pada awal bulan atau hari Sabtu minggu pertama
atau hari lain yang dianggap tepat. Demikian halnya dengan waktu
penyelenggaraan diatur oleh Puskesmas, misalnya penyelenggaraan pada jam
10.00 — 15.00. Prinsip yang harus dipegang adalah bahwa Lokakarya Mini
Bulanan dilaksanakan dengan melibatkan seluruh petugas Puskesmas, tanpa
mengganggu aktivitas pelayanan serta dapat tercapai tujuan.
4. Acara: Pada dasarnya susunan acara Lokakarya Mini Bulanan bersifat dinamis,
dapat disusun sesuai dengan kebutuhan, ketersediaan waktu dan kondisi

8
Puskesmas setempat. Sebagai contoh susunan acara Lokakarya Mini adalah
sebagai berikut
Lokakarya Mini Bulanan Yang pertama disebut juga dengan Lokakarya
Penggalangan Tim

1. Pembukaan
2. Dinamika kelompok
3. Pengenalan program baru
4. POA Puskesmas
5. Analisa beban kerja petugas
6. Pembagian tugas dan desa binaan
7. Kesepakatan untuk melaksanakan rencana kerja baru

Lokakarya Mini Bulanan Rutin

1. Pembukaan
2. Dinamika Kelompok; menumbuhkan motivasi
3. Pengenalan program baru
4. Inventarisasi kegiatan bulan !arta
5. Analisa pemecahan masalah dan pemecahan
6. Penyusunan kegiatan bulan yang akan datang
7. Pembagian tugas bulan yang akan datang
8. Kesepakatan untuk melaksanakan rencana kerja baru

5. Tempat : Diupayakan agar Lokakarya Mini dapat diselenggarakan di


Puskesmas, apabila tidak memungkinkan dapat menggunakan tempat lain
yang Iokasinya berdekatan dengan Puskesmas. Ruang yang dipakai
hendaknya cukup untuk menampung semua peserta.
6. Persiapan : Sebelum pertemuan diadakan, perlu persiapan yang meliputi :

 Pemberitahuan hari, tanggal dan jam.


 Pengaturan tempat, sebaiknya seperti huruf “U”.
 Papan tulis, spidol dan kertas lembar balik.
 Rencana Kerja Harian bulan lalu.
 Membuat visualisasi hasil pelaksanaan kegiatan bulan lalu dibandingkan dengan
target bulanan per Desa, antara lain menggunakan PINS.
 Buku catatan/notulen Rapat Dinas Kesehatan dan Rapat Lintas
Sektor/Kecamatan.
 Materi Pelajaran dan slat peraga yang digunakan.
 Formulir Rencana Kerja Bulanan secukupnya.

9
10
LOKAKARYA MINI TRIBULANAN

LINTAS SEKTOR

A. PENDAHULUAN

Setelah melaksanakan penggalangan/peningkatan kerjasama lintas sektoral, sebagai


tindak lanjut semangat kerja sama dalam Tim yang telah ditimbulkan dalam lingkungan
sektor-sektor yang bersangkutan, perlu dipelihara dengan baik. Disamping iłu
keberhasilan pembangunan kesehatan sangat memerlukan dukungan lintas sektor.
Dimana kegiatan masing-masing sektor perlu dikoordinasikan sehingga dapat diperoleh
hasil yang optimal. Untuk iłu perlu dilakukan pemantauan pelaksanaan kerjasama lintas
sektoral dengan lokakarya mini yang diselenggarakan setiap tribulan disebut dengan
Lokakarya Mini Tribulanan.

B. TUJUAN

1. Umum:
Terselenggaranya lokakarya tribulanan lintas sektoral dałam rangka mengkaji hasil
kegiatan kerja sama lintas sektôral dan tersusunnya rencana kerja tribulan berikutnya.
2. Khusus:
Dibahas dan dipecahkan secara bersama lintas sektoral masalah dan hambatan yang
dihadapi.
Dirumuskannya mekanisme/rencana kerja lintas sektoral yang baru untuk tribulan yang
akan datang.

C. TAHAPAN KEGIATAN LOKAKARYA MINI TRIBULAN LINTAS SEKTORAL

Lokakarya mini tribulanan lintas sektor dilaksanakan dalam dua tahap yaitu •

I. Lokakarya Mini Tribulan yang Pertama


Lokakarya Mini Tribulan yang Pertama merupakan Lokakarya penggalangan Tim
diselenggarakan dalam rangka pengorganisasian. Pengorganisasian dilaksanakan
untuk dapat terlaksananya rencana kegiatan sektoral yang terkait dengan kesehatan.

Pengorganisasian dilaksanakan sebagai penentuan penanggungjawab dan pelaksana


setiap kegiatan serta untuk satuan wilayah kerja. Seluruh program kerja dan wilayah
kerja kecamatan dilakukan pembagian habis kepada seluruh sektor terkait, dengan
mempertimbangkan kewenangan dan bidang yang dimilikinya.

Pelaksanaan lokakarya mini tribulanan adalah sebagai berikut :

a. Masukan
I) Penggalangan tim yang dilakukan melalui dinamika kelompok
2) Informasi tentang program lintas sektor
3) Informasi tentang program kesehatan
4) Informasi tentang kebijakan, program dan konsep baru

b. Proses
I) Inventarisasi peran bantu masing-masing sektor
2) Analisis masalah peran bantu dari masing-masing sektor
3) Pembagian peran dan tugas masing-masing sektor

C. Keluaran
l ) Kesepakatan tertulis lintas sektor terkait dalam mendukung program kesehatan.
2) Rencana kegiatan masing-masing sektor

11
2. Lokakarya Mini Tribulanan Rutin

Sebagaimana lokakarya bulanan Puskesmas maka lokakarya tribulanan lintas sektoral


merupakan tindak lanjut dari lokakarya Penggalangan Kerjasama Lintas Sektoral yang
telah dilakukan dan selanjutnya dilakukan tiap tribulan secara tetap.

Penyelenggaraan dilakukan oleh Camat dan Puskesmas dibantu sektor terkait di


kecamatan. Lokakarya tribulanan lintas sektoral dilaksanakan sebagai berikut:

a. Masukan

1) Laporan kegiatan pelaksanaan program kesehatan dan dukungan sektor terkait


2) Inventarisasi masalah/hambatan dari masing-masing sektor dalam pelaksanaan
program kesehatan
3) Pemberian informasi baru

b. Proses

1) Analisis hambatan dan masalah pelaksanaan program kesehatan


2) Analisis hambatan dan masalah dukungan dari masingmasing sektor
3) Merumuskan cara penyelesaian masalah
4) Menyusun rencana kerja dan menyepakati kegiatan untuk tribulan baru

c. Keluaran

1) Rencana kerja tribulan yang baru


2) Kesepakatan bersama

D. PENYELENGGARAN LOKAKARYA TRIBULANAN LINTAS SEKTORAL

1. PERSIAPAN

Sebelum lokakarya dilaksanakan, perlu diadakan persiapan yang meliputi:

a. Pendekatan kepada Camat


I) Memimpin lokakarya dengan menjelaskan acaranya.

2) Mengkoordinasikan sektor-sektor agar menyajikan laporan kegiatan dan pembinaan.

3) Mempersiapkan tempat penyelenggaraan lokakarya.

b. Puskesmas melaksanakan:
1) Pembuatan visualisasi hasil-hasil kegiatan dalam bentuk yang mudah dipahami oleh
sektor, antara lain dalam bentuk PWS.
2) Persiapan alat-alat tulis kantor dan formulir kerja tribulan lintas sektor.

3) Persiapan catatan hasil kesepakatan yang lalu dan instruksi/surat-surat yang


berhubungan dengan peran serta masyarakat yang berkaitan dengan sektor kesehatan.
4) Penugasan salah seorang staf untuk membuat notulen lokakarya. 5) Pembuatan
surat-surat undangan lokakarya untuk ditandatangani camat.

2. PESERTA

Lokakarya Mini tribulanan Lintas sektor dipimpin oleh Camat, adapun peserta
Lokakarya Mini Tribulanan adalah sebagai berikut:

a. Puskesmas di wilayah Kecamatan


b. Kepala Desa seKecamatan.
c. Staf Kecamatan, antara Iain: Sekcam, Unit Iain yang terkait
12
d. Lintas sektor di kecamatan, antara Iain : Pertanian, Agama, Pendidikan, BKKBN,
Sosial
e. Lembaga/orgaisasi kemasyarakatan, antara Iain : TP PKK Kecamatan,

3. WAKTU

Lokakarya Mini Tribulanan lintas sektor yang pertama diselenggarakan pada bulan
pertama tahun anggaran berjalan. Sedangkan untuk selanjutnya dilaksanakan setiap
tribulan. Adapun waktu penyelenggaraan disesuaikan dengan kondisi setempat. Yang
perlu dijadikan pertimbangan adalah diupayakan agar seluruh peserta dapat menghadiri
lokakarya. Lokakarya ini diselenggarakan dalam waktu ± 4 jam.

Secara umum jadwal acara

Lokakarya mini tribulanan adalah sebagai berikut •

a. Lokakarya Mini Tribulanan yang pertama

1. Pembukaan
2. Dinamika kelompok
3. Kegiatan sektor
4. Inventarisasi peran bantu sektor
5. Analisa hambatan dan masalah
6. Pembagian peran dan tanggungjawab sektor
7. Perumusan rencana kerja
8. Kesepakatan untuk melaksanakan kegiatan

b. Lokakarya Mini Tribulanan rutin

1. Pembukaan
2. Dinamika kelompok, menumbuhkan motivasi
3. Kegiatan sektor terkait
4. Masalah dan hambatan masing-masing sektor
5. Analisis masalah dan hambatan
6. Upaya pemecahan masalah
7. Rencana kerja tribulan mendatang
8. Kesepakatan pembinaan
9. Kesepakatan bersama
10. Penutupan

4. TEMPAT:

Tempat penyelenggaraan lokakarya mini tribulanan lintas sektor adalah di Kecamatan


atau tempat lain yang dianggap sesuai.

13
BAB V
LOGISTIK

Kebutuhan Logistik untuk Lokakarya Mini adalah:

1. ATK

2. Kertas

14
BAB VI

KESELAMATAN SASARAN

Keselamatan sasaran adalah reduksi dan meminimalkan tindakan yang tidak


aman dalam sistem pelayanan kesehatan sebisa mungkin melalui pratik yang terbaik
untuk mencapai luaran yang optimum. (The Canadian Patient Safety Dictionary,
October 2003). Keselamatan sasaran menghindarkan sasaran dari potensi masalah
dalam kegiatan Lokakarya Mini yang sebenarnya bertujuan untuk membantu
sasaran.

Tujuan keselamatan sasaran adalah terciptanya budaya keselamatan sasaran


kegiatan Lokakarya Mini UPT Puskesmas Wagir, meningkatnya akuntabilitas
(tanggung jawab) petugas Lokakarya Mini terhadap sasaran, menurunnya KTD
(kejadian tidak diharapkan), serta terlaksananya program - program pencegahan,
sehingga tidak terjadi pengulangan KTD (kejadian tidak diharapkan).

Sasaran keselamatan sasaran kegiatan Lokakarya Mini sebagaimana


dimaksud meliputi tercapainya hal-hal sebagai berikut :

1. Ketepatan identifikasi sasaran;


Identifikasi sasaran kegiatan yang akan menerima kegiatan Lokakarya Mini
sesuai rencana kegiatan unit kegiatan Lokakarya Mini yang telah disusun.

2. Peningkatan komunikasi yang efektif


Komunikasi yang efektif, akurat, lengkap, jelas dan dipahami oleh sasaran
Lokakarya Mini akan mengurangi kesalahan dan menghasilkan peningkatan
keselamatan sasaran. Evaluasi di akhir kegiatan Lokakarya Mini dilakukan
untuk memastikan sasaran tidak salah memahami informasi yang diberikan.

3. Peningkatan keamanan sarana Lokakarya Mini


Memantau lokasi, bangunan dan material Lokakarya Mini yang dapat
membahayakan keselamatan sasaran Lokakarya Mini .

4. Kepastian tepat-lokasi, tepat-metoda, tepat-sasaran


Menyusun dan menerapkan standar operasional prosedur (SOP) kegiatan
Lokakarya Mini untuk menghindari kesalahan lokasi, metoda dan sasaran
kegiatan Lokakarya Mini .

5. Pengurangan risiko psikososial terkait kegiatan Lokakarya Mini


Resiko psikososial seperti bosan, mengantuk, lelah dan pusing dapat terjadi
selama kegiatan Lokakarya Mini . Untuk meminimalisir bahkan menghindari
hal tersebut diperlukan komitmen bersama sasaran, memilih metoda yang
tepat dan memberikan reward.
15
6. Pengurangan risiko sasaran jatuh/terluka
Memilih dan memantau lokasi kegiatan Lokakarya Mini untuk menghindari
sasaran mengalami cedera baik dalam perjalanan maupun selama dalam
ruangan menerima kegiatan Lokakarya Mini .

16
BAB VII

KESELAMATAN KERJA

Dalam undang-undang nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan, Pasal 23


dinyatakan bahwa upaya Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) harus
dilaksanakan di semua tempat kerja, khususnya tempat kerja yang mempunyai
resiko bahaya kesehatan, mudah terjangkit penyakit atau mempunyai karyawan
sedikitnya 10 orang. Jika memperhatikan dari isi pasal diatas, maka jelaslah bahwa
Puskesmas termasuk dalam kriteria tempat kerja dengan berbagai ancaman bahaya
yang dapat menimbulkan dampak kesehatan, tidak hanya terhadap para pelaku
langsung yang bekerja di Puskesmas, tetapi juga terhadap pasien maupun
pengunjung Puskesmas.
Risk Assesment melakukan identifikasi potensi bahaya atau faktor risiko dan
dampak atau akibatnya. Dari berbagai potensi bahaya tersebut, maka perlu upaya
untuk mengendalikan, meminimalisasi dan bila mungkin meniadakannya.
Penyelenggaraan kesehatan kerja petugas di unit kegiatan Lokakarya Mini UPT
Puskesmas Wagir adalah sebagai berikut :
Sistem Keselamatan Kerja Unit Kegiatan Lokakarya Mini

17
18
DAFTARPUSTAKA

Direktorat jenderal Bina kesehatan Masyarakat Departemen Kesehatan RI 2010

19

Anda mungkin juga menyukai