Anda di halaman 1dari 25

KELOMPOK 1

- ANIS FEBRIANTI (2106020063)


- FEBRINA INDRIYANINGTYAS (2106020054)
- IIS TAZKIATI NUPUS (2106020064)
- PUTRI TRI UTAMI (2106020012)
Sistem perhitungan biaya berbasis (Activity Based Costing-ABC) adalah suatu

sistem perhitungan biaya yang didasarkan pada aktivitas-aktivitas yang

dilakukan untuk memproduksi suatu produk system ABC focus pada proses

bisnis, sehingga system ini sering disebut sebagai system perhitungan biaya

berdasarkan proses (Process Based Costing –PBC), perhitungan biaya dengan

ABC lebih rumit dari pada system biaya konvensional karena informasi biaya

diperoleh dengan cara yang lebih terinci. Biaya tidak ditelusuri ke output

produk namun ke aktivitas yang diperlukan untuk menghasilkan output

produk tersebut. Oleh karena itu, Sistem ABC focus pada aktivitas yang

dilakukan untuk memproduksi suatu produk.


Pada sistem konvensional, biaya bahan langsung dan biaya
tenaga kerja langsung merupakan biaya langsung sehingga
penelusuran biaya dapat dilakukan secara langsung ke
obyek biaya. Perbedaan antara system konvensional
dengan system ABC secara umum adalah pada
humogenitas biaya dalam satu tempat penampungan biaya
(Pusat Biaya). Untuk biaya overhead pabrik. Sistem ABC
mengharuskan adanya perhitungan tempat penampungan
biaya suatu aktivitas maupun identifikasi suatu pemicu
aktivitas untuk setiap aktivitas yang signifikan dan besar.
Dengan demikian biaya pada suatu tempat penampungan
biaya (pusat biaya) aktivitas sangat serupa dalam kaitannya
antara biaya-biaya tersebut dengan pemicu aktivitas.
Pemikiran dasar dari sistem ABC
adalah kebutuhan pelanggan atas
produk berkualitas yang dihasilkan
oleh perusahaan. Untuk
menghasilkan produk tersebut,
perusahaan melakukan aktivitas
yang mana aktivitas memerlukan
sumber daya. (Seperti bahan, tenaga
kerja, energi, mesin, peralatan,
teknologi, dan sebagainya).
1
Kegiatan selanjutnya adalah memilih pemicu biaya yang Aktivitas Tingkat Unit
mengaitkan aktivitas ke produk dan menelusuri biaya (Unit Level Activity)
aktivitas ke produk. Aktivitas-aktivitas yang diperlukan
untuk memproses suatu jenis produk didokumentasikan
secara jelas kedalam suatu bagan alir dan kemungkinan 2 Aktivitas Tingkat Gugus Unit
(Batch Level Activity)
banyak sekali yang teridentifikasi atas aktivitas tersebut,
sehingga harus sitentukan seberapa banyak aktivitas yang

3
Aktivitas Tingkat Keberlanjutan
diperlukan, sebagai pusat aktivitas secara terpisah. Ada 4
Produk (Product Sustaining
tingkatan dalam menyediakan informasi terkait aktivitas Level Activity)
dan sumber daya yang di butuhkan untuk melaksanakan
aktivitas tersebut. Sehingga harus ditentukan seberapa Aktivitas Tingkat Keberlanjutan
banyak aktivitas yang ditentukan. 4 Fasilitas/Pabrik (Facilities
Sustaining Level Activity)
Ada dua Langkah yang perlu dilakukan dalam system
perhitungan biaya, antara lain akumulasi biaya (cost
accumulation), yakni mengumpulkan data biaya yang
terorganisir melalui system informasi, dan pembebanan
biaya (cost asigentment), yaitu memperhitungkan biaya
(akumulasi biaya) ke dalam objek biaya. Pembebanan biaya
tergantung dari kemampuan untuk menulusuri biaya
terhadap objek biaya, mulai dari yang sederhana sampai
pada yang paling sulit. Ada 3 metode utama yang dapat
digunakan untuk membebankan biaya sumber daya ke
objek biaya, sebagai berikut :
Metode Penelusuran
Pembebanan biaya
1 Langsung
tergantung dari
kemampuan untuk
Metode Penelusuran
menelusuri biaya terhadap 2 Pemicu (Driver)
obyek biaya. Terdapat
berbagai metode seperti :

3 Metode Alokasi
Sistem perhitungan biaya berbasis (Activity Based Costing-ABC) adalah suatu

sistem perhitungan biaya yang didasarkan pada aktivitas-aktivitas yang

dilakukan untuk memproduksi suatu produk system ABC focus pada proses

bisnis, sehingga system ini sering disebut sebagai system perhitungan biaya

berdasarkan proses (Process Based Costing –PBC), perhitungan biaya dengan

ABC lebih rumit dari pada system biaya konvensional karena informasi biaya

diperoleh dengan cara yang lebih terinci. Biaya tidak ditelusuri ke output

produk namun ke aktivitas yang diperlukan untuk menghasilkan output

produk tersebut. Oleh karena itu, Sistem ABC focus pada aktivitas yang

dilakukan untuk memproduksi suatu produk.


13.4 Proses Pembebanan
BOP ke Produk dengan
Sistem ABC

13.5 Proses Pembebanan


BOP ke Produk dengan
Sistem Konvensional
Sistem perhitungan biaya berbasis aktivitas menekankan bahwa biaya bahan langsung dan biaya
tenaga kerja langsung merupakan biaya langsung produk karena biaya tersebut dapat ditelusuri dan
diidentifikasi secara akurat ke masing-masing produk. Berikut Langkah dalam pembebanan Biaya
Overhead Pabrik ke masing-masing produk dengan system ABC :

1. Mengidentifikasi Aktivitas dan Pemicu Biaya (Driver) Aktivitas


2. Mengidentifikasi Sumber Daya, Biaya Sumber Daya, dan Pemicu (Driver) Biaya Sumber Daya
3. Mengumpulkan Data Kapasitas Pemicu Biaya
4. Membebankan Biaya Sumber Daya ke Aktivitas
5. Membebankan Biaya Aktivitas Pendukung ke Aktivitas Utama
6. Mengidentifikasikan aktivitas Berdasarkan Tingkat Aktivitas dan Pemicu dan Pemicu Biaya Aktivitas
7. Menghitung Tarif Aktivitas
8. Membebankan Biaya Aktivitas Produk
Berikut ilustrasi terkait perhitungan biaya menggunakan system ABC dan system konvensional dari PT
DINAMIKA MAJU SEJAHTERA sebagai perusahaan elektronik yang bergerak dalam bidang pembuatan
mesin pencetak (printer). Ada tiga model mesin (printer) yang dibuat, yaitu model P-123, Model P-234,
Model P-345, yang mana produk-produk tersebut dibuat menggunakan jenis mesin yang sama. Kapasitas
normal perusahaan pertahunnya pada anggaran tahun 2010 adalah 80.000 jam mesin. Berikut anggaran
biaya dan penggunaan aktivitas untuk masing-masing modal produk
Untuk penyederhanaan perhitungan, tidak semua elemen biaya overhead pabrik
dipaparkan. Anggaran biaya overhead pabrik (BOP) pada kapasitas normal
(80.000 jam mesin) untuk tahun 2010 adalah Rp. 30.000.000.000
1. Menentukan tarif biaya overhead pabrik berdasarkan jam mesin

Rp 30.0000.000.000
Tarif BOP Per jam mesin =
80.000 jam mesin

= Rp 375.000 per jam mesin


2. Membebankan Biaya ke masing-masing produk

3. Menghitung biaya produk per unit


Pada perhitungan biaya produk dengan sistem ABC biaya
overhead pabrik dibebankan menggunakan pemicu. Biaya
berbasis unit dan non unit. Sistem ABC adalah dengan
menentukan aktivitas dan biaya aktivitas pada pusat biaya
aktivitas
Biaya Penyusutan per Jam = Rp 14.000.000.000
80.000 jam mesin
= Rp. 175.000 per jam mesin
Biaya Penerimaan Pesanan = Rp. 4.800.000.000
per Pesanan 750 Kali
= Rp. 6.400.000 per pesanan
Biaya Desain per Order = Rp. 6.200.000.000
Produksi 62 Kali
= Rp. 100.000.000 per order produksi
Biaya Set-Up per Set-Up = Rp. 2.000.000.000
20 Kali
= Rp. 100.000.000 per set-up
Biaya Inspeksi per inspeksi = Rp. 3.000.000.000
40 Kali
= Rp. 75.000.000 per inspeksi
Langkah terakhir dari system ABC adalah menghitung biaya produk untuk
masing-masing model
Berdasarkan perhitungan biaya produk dengan system ABC tersebut, dapat
diketahui bahwa biaya produk per unit untuk Model P-123 sebesar Rp. 2.241.000,
Model P-234 sebesar Rp. 2.799.750, dan Model P-345 sebesar Rp. 4.019.000.

Berikut perbandingan antara Sistem Konvensional dengan Sistem ABC


Keunggulan
1. Sistem ABC menyajikan biaya
produk yang informatif
2. Sistem ABC fokus pada
aktivitas-aktivitas bisnis
3. Sistem ABC membantu
manajemen mengakses
informasi

Kelemahan
1. Perbedaan biaya produk
2. Biaya pemasaran dan
administrasi tidak termasuk pada
sistem konvensional
3. Biaya yang sangat mahal

Anda mungkin juga menyukai