Anda di halaman 1dari 9

Kelompok 3

Husain Abdurrahman (202215500147)


Helmi Fahri (202215500182)
Gusti Julian (202215500186)
Dina Hanifah (202215500162)

Peradaban Mesir Dari Abad Ke-Abad

Materi 1
Keadaan Alam
1. Letak geografis : di benua Afrika bagian utara, antgara laut tengah dan laut merah.
2. Batas-batas : Utara adalah laut Tengah.
Timur adalah Laut Merah.
Selatan adalah Sudan.
Barat adalah Libya.
3. Bentang alam : Keadaan alam Mesir dapat dibagi menjadi 4 bagian.
a. Gurun Libya atau gurun Barat.
b. Lembah dan delta sungai Nil.
c. Gurun Arab.
d. Semenanjung Sinai.
4. Iklim : Sub Tropis pada bagian utara, dan gurun pada bagian tengah.
5. Keadaan penduduk : Pada tahun 1998, jumlah penduduk Mesir 65.500.000 jiwa.
Kepadatan penduduk 59 Jiwa per km2. Angka pertumbuhannya 2,4% per tahun.
Sebagian besar penduduk Mesir tinggal di lembah sungai Nil dan kota-kota seperti
Kairo, Iskandariah, dan Giza. Bangsa Mesir terdiri dari bangsa Arab, Nubia, dan
Hamid. Bangsa aslinya adalah bangsa Kopta.

SEJARAH PERADABAN DUNIA I/Dra. Susmihara, M.Pd.

Vegetasi dan Hewan/Flora dan Fauna


- Hewan/Fauna
Bangsa Mesir percaya bahwa hubungan yang seimbang antara manusia dengan hewan
merupakan elemen yang penting dalam susunan kosmos; maka manusia, hewan, dan
tumbuhan diyakini sebagai bagian dari suatu keseluruhan. Hewan, baik yang
didomestikasi maupun liar, merupakan sumber spiritualitas, persahabatan, dan rezeki
bagi bangsa Mesir Kuno.
Sapi adalah hewan ternak yang paling penting; pemerintah mengumpulkan pajak
terhadap hewan ternak dalam sensus-sensus reguler, dan ukuran ternak
melambangkan martabat dan kepentingan pemiliknya. Selain sapi, bangsa Mesir
Kuno menyimpan domba, kambing, dan babi. Unggas seperti bebek, angsa, dan
merpati ditangkap dengan jaring dan dibesarkan di peternakan. Di peternakan,
unggas-unggas tersebut dipaksa makan adonan agar semakin gemuk. Sementara itu, di
sungai Nil terdapat sumber daya ikan. Lebah-lebah juga didomestikasi dari masa
Kerajaan Lama, dan hewan tersebut menghasilkan madu dan lilin.
Keledai dan lembu digunakan sebagai hewan pekerja. Hewan-hewan tersebut bertugas
membajak ladang dan menginjak-injak bibit ke dalam tanah. Lembu-lembu yang
gemuk dikorbankan dalam ritual persembahan. Kuda-kuda dibawa oleh Hyksos pada
Periode Menengah Kedua, sementara unta, meskipun sudah ada sejak periode
Kerajaan Baru, tidak digunakan sebagai hewan pekerja hingga Periode Akhir. Selain
itu, terdapat bukti yang menunjukkan bahwa gajah sempat dimanfaatkan pada Periode
Akhir, tetapi akhirnya dibuang karena kurangnya tanah untuk merumput. Anjing,
kucing, dan monyet menjadi hewan peliharaan, sementara hewan-hewan seperti singa
yang diimpor dari jantung Afrika merupakan milik kerajaan. Herodotus mengamati
bahwa bangsa Mesir adalah satu-satunya bangsa yang menyimpan hewan di rumah
mereka. Selama periode pradinasti dan akhir, pemujaan dewa dalam bentuk hewan
menjadi sangat populer, seperti dewi kucing Bastet dan dewa ibis Thoth, sehingga
hewan-hewan tersebut dibesarkan dalam jumlah besar untuk dikorbankan dalam
ritual.
- Vegetasi/Flora
Flora yang umumnya tumbuh di Mesir merupakan pohon daerah kering tropis dan
subtropis seperti pohon lontar (papyrus), palma, kayu putih (eucalyptus), akasia, dan
semacam pohon cemaran (cypress). Fauna yang umum dijumpai adalah domba, unta,
dan keledai. Selain itu, Mesir memiliki sekitar 300 jenis burung.

Apa tanaman khas Mesir?


Mesir memiliki sejumlah tanaman yang khas, beberapa di antaranya adalah teratai dan
papirus. Papirus adalah sejenis gelagah yang tumbuh alami di daerah berawa di
bantaran Sungai Nil. Tidak terdapat banyak jenis pepohonan di Mesir, karena tidak
ada cukup air di daerah ini untuk menopang peopohonan yang besar.

Bunga-bunga adalah elemen utama dari dekorasi nazar dan persembahan untuk
budaya Mesir.
Peradaban ini didedikasikan untuk mengolah mereka dengan hati-hati dan itulah
sebabnya saat ini beberapa di antaranya berfungsi untuk mengidentifikasi flora negara
itu.
1. Lili : Ini dikenal sebagai bunga bakung untuk beberapa bahasa asal Arab. Catatan
tertua tanggal kembali ke peradaban Mesir, menghubungkannya dengan kekuatan
ilahi dewa Horus. Mereka mengeluarkan aroma yang kuat dan menyenangkan. Warna
yang paling umum adalah putih tetapi juga berwarna ungu dan oranye. Saat ini
digunakan dalam pembuatan parfum.
2. Bunga Teratai : Juga disebut mawar dari Sungai Nil, itu adalah simbol heraldik dari
Mesir Hulu dan diwakili sejak jaman dahulu di sebelah dewa dan dalam elemen
arsitektur di Mesir. Bunga ini diklasifikasikan sebagai herba akuatik, aromatik dan
warna utamanya putih dan biru.
3. Jasmine : Namanya berasal dari bahasa Arab klasik dan berarti "hadiah Tuhan".
Daunnya biasanya berwarna putih, meski ada juga yang kuning dan merah.  
Seperti hampir semua bunga Mesir yang paling representatif, melati juga memiliki
aroma manis yang kuat.
4. Bunga Akasia : Dia memiliki perhatian khusus terhadap tanaman ini karena khasiat
penyembuhannya. Bunganya sangat harum dan berwarna kuning pekat.
Orang Mesir tidak hanya menghargai bunga akasia, tetapi juga kayu pohon ini yang
mereka gunakan untuk membuat perahu.

Okafor, Victor Oguejiofor (1991). "Diop and the African Origin of Civilization: An Afrocentric
Analysis". Journal of Black Studies

Peranan Sungai Nil


Sejarah Mesir pertamakali muncul di Mesir hulu sebuah lembah sempit di sungai Nil,
sekitar 800 mil dari 42 daerah antara Cataract dan Delta, dan di Mesir hilir, yakni di
Delta itu sendiri memanjang sepanjang 100 mil.
Lembah sungai Nil yang subur telah melahirkan peradaban Mesir kuno. Peradaban
tersebut berlangsung sejak sekitar tahun 3500 SM sampai 343 SM. Hal ini diketahui
melalui penemuan sebuah batu yang tertulis di daerah Rosetta oleh pasukan Prancis
yang dipimpin oleh Napoleon Bonaparte.

Sungai Nil adalah sungai terpanjang di dunia yaitu mencapai 6400 kilometer. Sungai
Nil bersumber dari mata air di dataran tinggi (pegunungan) Kilimanjaro di Afrika
Timur. Sungai Nil mengalir dari arah selatan ke utara bermuara ke Laut Tengah. Ada
empat negara yang dilewati sungai Nil yaitu :
- Uganda. - Sudan. - Ethiopia. - Mesir.
Pada tiap tahunnya sungai Nil selalu banjir. Luapan banjir itu menggenangi daerah di
kiri kanan sungai, sehingga menjadi lembah yang subur selebar antara 15 sampai 50
kilometer dan di sekeliling lembah sungai adalah gurun. Kesuburan tanah di sekitar
lembah sungai Nil di Mesir, disebabkan oleh banjir yang membawa lumpur akan
tetapi dapat mengubah padang pasir menjadi lembah-lembah yang subur. Hal inilah
yang menarik perhatian manusia untuk mulai hidup dan membangun peradaban di
tempat tersebut.

Peradaban lembah sungai Nil dibangun oleh masyarakat mesir kuno. Mesir adalah
salah satu Negara berkebudayaan maju pada masa lampau. Hal ini dakarenakan
keadaan alam yang merupakan salah satu syarat majunya suatu kebudayaan, dimiliki
Mesir. Alam yang sangat membantu Mesir dalam hal ini adalah sungai Nil. Untuk itu
tidaklah heran, bila ada orang yang mengatakan: “Tanpa sungai Nil, Mesir Tak
mungkin maju; Mesir adalah hadiah sungai Nil”. Tetapi seperti yang dikatakan
Arnold Toynbe tentang teori kebudayaan, hanya karena ada tantangan dan jawaban
terhadap tantangan itulah, maka kebudayaan suatu bangsa akan maju.

Demikian pula dengan yang terjadi di Mesir. Mulanya merekakapun menghadapi


tantangan alam yang hebat. Gurun-gurun kering yang merupakan suatu pergantian
musim dari masa-masa sebelumnya, memaksa penduduk sekitar sungai besar yang
dinamakan Nil, berpikir keras untuk menjawab tantangan yang sangat membahayakan
kelansungan hidupnya. akhirnya terpikirlah oleh mereka untuk membuat saluran-
saluran air yang dialirkan dari sungai tadi. Dibuatnya saluran ini mendatangkan
manfaat yang banyak, selain dapat mengalirkan air ke tempat yang kering tadi, juga
dapat mengatasi air bah yang senantiasa datang dan membanjiri tempat itu pada
musim penghujan. Dengan demikian, sungai yang tadinya kurang diperhatikan, kini
menjadi tumpuan kehidupan. Aliran airnya sering membawa lumpur, lumpur itu
kemudian mengendap dan dijadikan lahan pertanian yang baik serta membawa berkah
kebahagiaan bagi penduduk Mesir.
Tropika dan Gurun
Secara astronomis, Mesir terletak di antara 22° LU-32° BT dan 25° BT-36° BT.
Menurut data Kementerian Luar Negeri, luas wilayahnya 1.002.450 km². Secara gasis
besar, wilayah Mesir terbagi menjadi lima kawasan, di antaranya kawasan
Semenanjung Sinai, gurun barat, gurun timur, lembah Sungai Nil, dan delta Sungai
Nil. Gurun barat atau gurun Libya terletak di sebelah timur Libya. Luasnya sekitar
674.000 km². Wilayah ini mencakup hampir 3/4 luas negara Mesir. Sedangkan, gurun
timur membujur dari lembah Sungai Nil hingga Laut Tengah.

Lembah Sungai Nil menjadi pusat pemukiman penduduk. Kawasan ini memanjang
dari perbatasan Sudan hingga Laut Tengah. Terdapat Bendungan Aswan di wilayah
ini. Sedangkan delta Sungai Nil sendiri merupakan daerah pertanian penduduk Mesir.
Di sebelah barat Lembah Nil adalah gurun Libya yang gersang dan gurun Arab serta
Sinai di sebelah Timur. Di zaman Mesir kuno, padang gurun adalah tempat yang
asing. Namun penelitian menunjukkan bahwa orang Mesir kuno memiliki sejarah
yang panjang dan kompleks dengan daerah tandus tersebut. "Bisa dikatakan bahwa
padang gurun memainkan peran kunci dalam perkembangan budaya dan masyarakat
Mesir kuno," ungkap Ed Whelan di laman Ancient Origins.

Iklim yang terdapat di negara Mesir adalah subtropis dan gurun atau beberapa
menyebutnya semi-gurun. Iklim tersebut membuat Mesir memiliki dua musim, yakni
musim panas dan dingin. Musim panas akan terjadi di bulan Mei hingga September.
Sedangkan musim dingin terjadi pada bulan November hingga Maret.

Menurut dari Climate Change Adaption, kondisi iklim ini ditandai dengan musim
panas yang kering dan panas, musim dingin yang sedang, dan curah hujan yang
sangat sedikit. Sumber pasokan air utama di Mesir berasal dari Sungai Nil.
Setidaknya, sungai ini memasok lebih dari 95% kebutuhan air negara.

Materi 2

Peradaban Lembah Sungai Efrat dan Tigris


1. Sungai Efrat merupakan sungai terpanjang di Asia Barat. Sungai ini berhulu di
dataran tinggi Turki timur dan mengalir sejauh 2.700 km melewati Gurun Pasir Suriah
dan dataran rendah Irak.
Dua anak sungai utamanya, Sungai Belikh dan Sungai Khabur bertemu dengan
Sungai Efrat di Suriah. Antara Hit dan Ramadi di Irak, Sungai Efrat dan anak
sungainya mengalir ke deltanya.

Sungai Efrat bercabang dua menjadi Sungai Shatt Hindiya dan Shatt Hilla.
Kedua cabang sungai ini bertemu kembali di Samawa yang lalu bersama-sama
mengalir ke tenggara sampai bertemu dengan Sungai Tigris. Kedua sungai yang
bersatu ini, Shatt al Arab, mengalir sejauh 190 km ke Teluk Persia.

2. Sungai Tigris adalah salah satu dari dua sungai utama Mesopotamia kuno , yang
sekarang disebut Irak modern. Nama Mesopotamia berarti "tanah di antara dua
sungai", meskipun mungkin seharusnya berarti "tanah di antara dua sungai dan sebuah
delta". Barisan bawah berawa dari sungai-sungai siam yang benar-benar berfungsi
sebagai tempat lahirnya elemen-elemen awal peradaban Mesopotamia, Ubaid , sekitar
tahun 6500 SM.
Dari keduanya, Tigris adalah sungai di timur (menuju Persia, atau Iran modern)
sedangkan Efrat terletak di barat. Kedua sungai tersebut mengalir kurang lebih sejajar
sepanjang keseluruhannya melalui perbukitan di wilayah tersebut. Dalam beberapa
kasus, sungai memiliki habitat riparian yang luas dan kaya, di lain kasus mereka
dibatasi oleh lembah yang dalam seperti Tigris saat mengalir melalui Mosul. Bersama
dengan anak-anak sungainya, Tigris-Efrat berfungsi sebagai tempat lahirnya
peradaban perkotaan terakhir yang berkembang di Mesopotamia: Sumeria, Akkadia,
Babilonia, dan Asyur. Pada masa kejayaannya di periode perkotaan, sungai dan sistem
hidrolik buatan manusia mendukung sekitar 20 juta penduduk.
Geologi dan Tigris

Tigris adalah sungai terbesar kedua di Asia Barat, di sebelah Efrat, dan berasal dari
dekat Danau Hazar di Turki timur pada ketinggian 1.150 meter (3.770 kaki). Tigris
diberi makan dari salju yang turun setiap tahun di atas dataran tinggi utara dan timur
Turki, Irak, dan Iran. Saat ini sungai tersebut membentuk perbatasan Turki-Suriah
sepanjang 32 kilometer (20 mil) sebelum menyeberang ke Irak. Hanya sekitar 44 km
(27 mil) dari panjangnya mengalir melalui Suriah. Itu diberi makan oleh beberapa
anak sungai, dan yang utama adalah sungai Zab, Diyalah, dan Kharun.

Sungai Tigris bergabung dengan Sungai Efrat di dekat kota modern Qurna, di mana
dua sungai dan sungai Kharkah menciptakan delta besar dan sungai yang dikenal
sebagai Shatt-al-Arab. Sungai siam ini mengalir ke Teluk Persia 190 km (118 mi)
selatan Qurna. Tigris memiliki panjang 1.180 mil (1.900 km). Irigasi selama tujuh
milenium telah mengubah aliran sungai.

Babilonia
Kerajaan Babylonia Lama
Pada tahun 2000 SM, Sumeria akhirnya dikuasai oleh bangsa Amoria. Pergantian ini
berlangsung lama setelah kekuasaan Dinasti Ur-Nammu mulai melemah dan sering
terjadi perebutan kekuasaan. Dinasti Amorit dipimpin oleh Sumuabum, ia
memindahkan ibukotanya ke Babylon. Raja Hammurabi adalah salah satu keturunan
dinasti Amorit yang terkenal dan menjadi raja besar setelah membentuk imperium
hingga Turki, Suriah dan Teluk Persia. Ia juga yang meletakkan hukum tatanan
masyarakat untuk kehidupan yang aman dan tenteram yang dikenal dengan Codex
Hammurabi. Hukum Hammurabi mengakomodasi kebudayaan bangsa Semit yang
menggunakan hukum pembalasan, seperti hilang nyawa diganti nyawa.

Raja Babylonia runtuh setelah Raja Hammurabi wafat, lemahnya pengganti raja dan
seiringnya serangan dari bangsa Hittite. Kekuasaan bangsa Amoria digantikan oleh
bangsa Assyiria.
Kerajaan Babylonia Baru
Kerajaan Babylonia Baru lahir setelah Nabopalassar memimpin bangsa Chaldea
menyerbu Kerajaan Assyria pada tahun 612 SM. Kerajaan Babylonia Baru mengalami
kejayaan pada zaman Raja Nebukadnezar karena:
(1) Meredam pemberontakan Yahudi di Palestina, dan mengirim ke pembuangan
setelah kalah perang;
(2) Membuat jembatan untuk lalu lintas kota;
(3) Membangun taman gantung.

Setelah Nebukanedzar wafat, Babylonia runtuh oleh bangsa Medes dari Persia.

Pertentangan Politik dan Perpindahan Bangsa


1. Politik Mesir Kuno
Firaun (Pharaoh) adalah penguasa politik tertinggi di Mesir Kuno, yang memimpin
militer dan pemerintahan. Sementara wazir merupakan orang kedua yang menangani
masalah administrasi dan birokrasi pejabat. Wilayah kekuasaan dibagi menjadi 42
Nome atau distrik yang bertanggungjawab kepada wazir. Kuil juga memegang
peranan politik penting sebagai pengelola kekayaan negara di berbagai level.
Kekuasaan firaun biasa diwariskan secara turun-temurun seperti raja-raja pada
umumnya.
Salah satu yang menonjol dari peradaban Mesir Kuno adalah sistem organisasi
pemerintahan yang sentralistis (unifikasi) dan efektif untuk mengatur Mesir dari air
terjun pertama hingga Laut Tengah. Unifikasi politik dan administratif Meir terjadi
pada periode awal pemerintahan Mesir Kuno. Sistem tersebut merupakan syarat
politik yang memungkinkan pemeliharaan irigasi dan agrikultur di Mesir.

Kekuasaan kolektif manusia yang terkonsentrasi di tangan seorang penguasa seluruh


Mesir, menghasilkan surplus sarana kehidupan masyarakat yang belum pernah terjadi
sebelumnya. Pengelolaan tanah genting Mesir yang terorganisir menjadikan
kebutuhan masyarakat tercukupi bahkan dapat dikatakan sangat makmur.

Pada masa awal itu telah dimulai pembentukan sebuah perangkat istana raja,
pengumpulan pajak, dan sebuah sistem ekonomi yang memungkinkan Mesir
menikmati kemewahan dengan menopang warga negara yang tidak menghasilkan
makanan: imam-imam purna waktu untuk menyelenggarakan kurban bagi raja,
pengrajin logam terampil menyediakan perhiasan untuk para bangsawan dan wanita
biasa, sementara para juru tulis memegang pencatatan birokrasi yang tengah
berkembang.

Perdebatan politik yang terjadi dalam polarisasi ideologis di Mesir mencapai


puncaknya pada tahun 1980-an sampai awal 1990-an. Pada masa ini, gelombang
Islamisme menerpa negara-negara Timur Tengah termasuk Mesir. Dari gelombang ini
muncul berbagai kelompok radikal dan ganas yang belum tentu saling menyukai satu
sama lain. Mereka menyerang gereja Kristen Koptik, memalak bisnis mereka,
meneror pejabat pemerintah yang menurut mereka lalim dan menyerang wisatawan
asing yang datang ke Mesir untuk mengagumi berhala dan warisan Fir‟aun. Salah
satu diantara kelompok ganas ini adalah Jamaah
2. Perpindahan Bangsa
Sungai Nil telah menjadi urat nadi peradaban Mesir semenjak masyarakat pemburu-
peramu yang hidup berpindah-pindah mulai menempati tepiannya pada
zaman Pleistosen. Peradaban bangsa Mesir perdana ini meninggalkan jejak-jejak
berupa artefak-artefak dan ukiran-ukiran pada batu yang ditemukan di sepanjang teras
Sungai Nil dan di wahah-wahah Mesir. Bagi bangsa Mesir, Sungai Nil berarti
kehidupan dan gurun berarti kematian, kendati justru gurunlah yang membentengi
mereka dari invasi.

Materi 3 (Geografi Palestina, Ibrani dan Funesia)

1. Palestina
Palestina terletak di bagian barat benua Asia yang membentang antara garis lintang
meridian 15-34 dan 40-35 ke arah timur, dan antara garis lintang meridian 30-29 dan
15-33 ke arah utara.
Palestina membentuk bagian tenggara dari kesatuan geografis yang besar di belahan
timur dunia Arab yang disebut dengan negeri Syam. Selain Palestina, negeri Syam
terdiri dari Lebanon, Suriah dan Yordania. Pada awalnya negara-negara ini punya
perbatasan yang kolektif di luar perbatasannya dengan Mesir.
Perbatasan Palestina dimulai dari Lebanon di Ras El-Nakoura di wilayah Laut
Tengah (Laut Mediterania) dan dengan garis lurus mengarah ke timur sampai ke
daerah di dekat kota kecil Lebanon yaitu kota Bent Jubayel, di mana garis pemisah
antara kedua negara ini miring ke Utara dengan sudut yang hampir lurus. Pada titik
ini, perbatasan berada mengitari mata air Sungai Yordan yang menjadi bagian dari
Palestina dalam jalan kecil yang membatasinya dari wilayah Timur dengan wilayah
Suriah dan danau Al Hola, Lout dan Tabariyya.
Perbatasan dengan Yordania dimulai di wilayah selatan danau Tabariyya pada
pembuangan sungai Al Yarmouk. Terus sepanjang Sungai Yordan. Dari mata
air Sungai Yordan, perbatasan ini ke arah Selatan membelah pertengahan Laut Mati
secara geometrikal dan lembah Araba, hingga sampai pada daerah Aqaba.
Perbatasan dengan Mesir dapat digambarkan dengan garis yang hampir membentuk
garis lurus yang membelah antara daerah semi-pulau Seena dan padang pasir Al
Naqab. Perbatasan ini dimulai di Rafah di Laut Tengah hingga sampai ke daerah Taba
di Teluk Aqaba.
Di bagian Barat, Palestina terletak di sebelah perairan lepas internasional dari Laut
Tengah dengan jarak sekitar 250 km dari Ras El-Nakoura di belah selatan hingga
Rafah di bagian selatan.
Karena lokasinya terletak di pertengahan negara-negara Arab, Palestina membentuk
kombinasi geografis yang natural dan humanistik bagi medan terestrial yang luas
yang memuat kehidupan orang-orang asli Badui di wilayah selatan dan gaya
pendudukan yang sudah lama di bagian utara. Tanah Palestina punya keistimewaan
dibanding dengan daerah lain karena merupakan bagian dari tempat diturunkannya
semua agama samawi, tempat di mana peradaban kuno muncul, menjadi jembatan
aktivitas komersial dan tempat penyusupan ekspedisi militer di sepanjang era
bersejarah yang berbeda.

2. Ibrani
Israel terletak di sebelah timur Laut Mediterania, berbatasan dengan Lebanon di
sebelah utara, Suriah di sebelah timur laut, Yordania di sebelah timur, dan Mesir di
sebelah barat daya. Wilayah kedaulatan Israel, tidak termasuk wilayah yang
ditaklukkan semasa Perang Enam Hari tahun 1967 adalah sekitar 20.770 kilometer
persegai dengan 2%-nya adalah air. Menurut hukum Israel, luas wilayah keseluruhan
Israel, yang meliputi Yerusalem Timur dan Dataran Tinggi Golan adalah 22.072
kilometer persegi. Sedangkan luas wilayah keseluruhan yang dikontrol Israel,
meliputi wilayah Palestina di Tepi Barat adalah 27.799 km2.
Walaupun luasnya yang kecil, geografi Israel bermacam-macam, dari padang
pasir Negev di bagian selatan sampai dengan barisan pegunungan Galilea dan Dataran
Tinggi Golan di bagian utara. Sekitar 70% populasi Israel bertempat tinggal di bagian
barat pesisir pantai Israel yang menghadap laut Mediterania. Di sebelah timur
pegunungan tengah terdapat Lembah Yordan yang merupakan bagian dari Great Rift
Valley sepanjang 6.500 km. Sungai Yordan mengalir di sepanjang Lemabh Yordan,
dari Gunung Hermon melalui Lembah Hulah dan Laut Galilea menuju Laut Mati.
[111]
 Ke sebelah lebih selatannya terdapat Arabah dan berakhir dengan Teluk
Eilat (Teluk Aqaba).
Salah satu ciri khas geografi Israel dan Semenanjung Sinai adalah terdapatnya
makhtesh, yaitu suatu kawah yang disebabkan oleh erosi. Makhtesh terbesar di dunia
adalah Kawah Ramon di Negev yang berukuran 40 kilometer kali 8 kilometer. Sebuah
laporan mengenai status lingkungan cekungan Mediterania melaporkan bahwa Israel
memiliki jumlah spesies tumbuhan per meter persegi yang paling banyak
dibandingkan negara-negara lainnya yang juga berada di cekungan Mediterania.

3. Funesia
Mereka berasal dari wilayah Timur Tengah, atau sekarang di Lebanon & Suriah yang
merupakan daerah pesisir laut.
Bangsa Fenisia terkenal dengan sebutan "perantara" yaitu sekelompok orang yang
membawa suatu barang di suatu negar a ke negara lain. Bahkan mereka juga yang
mengenalkan papirus ke negara lain. Mereka juga membuat suatu kapal yang unik,
yang sangat terkenal, kapal itu memiliki layar dan juga dayung, dan di bagian depan
kapal, terdapat bentuk kepala naga. Layar tersebut berfungsi untuk menggerakkan
kapal ketika angin sedang bertiup, lalu dayung itu berguna untuk menggerakkan kapal
ketika angin sedang tidak bertiup, dan tentu saja dayung tersebut digerakkan
oleh manusia. Satu hal lagi, di dalam kapal terdapat banyak kargo. Kargo tersebut
digunakan untuk barter, ada banyak barang-barang untuk dipertukarkan, dan konon
katanya bukannya tidak mungkin untuk memasukkan pelayan ke dalam kargo. Pada
saat itu mereka sudah memulai menggunakan kayu cedar untuk membuat kapal.
Bangsa Fenisia mempunyai tiga kota penting, atau tepatnya 4 kota penting, meskipun
satu kota tersebut terletak di Tunisia, yaitu Kartago, kota dagang. Di sana orang-orang
Fenisia berdagang. Lalu 3 kota penting lainnya yaitu Tirus, Sidon, dan Byblos. Yang
sekarang masih ada di Lebanon, walaupun sudah mengalami banyak perubahan. Di
Byblos mereka membangun pelabuhan yang sangat besar.
Lalu kekayaan alam yang dimiliki bangsa Fenisia antara lain, hutan pohon aras. Kayu
dari pohon aras sungguh kuat, sehingga mereka membuat kapal dengan menggunakan
kayu dari pohon aras. Selain itu mereka juga memiliki laut yang begitu luas.
Jerry H. Bentley; Herbert F. Ziegler (2000). Traditions & Encounters: From the Beginnings to 1500.
McGraw Hill.

Materi 4 (Mentalitas dan Kebatinan Bangsa Yahudi)


Teras kepercayaan penganut Agama Yahudi/Judais ialah wujudnya Tuhan yang
Maha Esa (YHWH), pencipta dunia yang menyelamatkan Bani Israel dari penindasan
di Mesir, menurunkan undang-undang YHWH (Torah) kepada mereka dan memilih
mereka sebagai cahaya kepada manusia sejagat. Agama Yahudi merupakan
agama monoteisme yang berpegang kepada kepercayaan bahawa Tuhan adalah satu
dan tunggal, dan merupakan salah satu agama dari keluarga agama samawi.
Penganut Yahudi percaya YHWH telah membuat perjanjian dengan Nabi
Ibrahim bahawa beliau dan cucu-cicitnya akan diberi berkat sekiranya mereka kekal
beriman kepada YHWH. Perjanjian ini kemudiannya diulangi oleh nabi-
nabi Ishak dan Yaakub. Oleh sebab nabi-nabi Ishak dan Yaakub ialah dari bangsa
Yahudi, mereka percaya merekalah bangsa pilihan (Chosen One). Penganut Yahudi
dipilih untuk melaksanakan tugas-tugas dan tanggungjawab-tanggungjawab khas,
seperti mewujudkan masyarakat yang adil dan saksama dan berkhidmat kepada
Tuhan. Sebagai balasan mereka akan menerima kecintaan serta perlindungan YHWH.
YHWH kemudiannya menganugerahkan mereka sepuluh perintah yang sekarang
dikenali sebagai Sepuluh Perintahmelalui ketua mereka Nabi Musa, yang mereka
anggap sebagai seorang Putera.

Daftar Pustaka

Okafor, Victor Oguejiofor (1991). "Diop and the African Origin of Civilization: An


Afrocentric Analysis". Journal of Black Studies 
Mesir Kuno, Erwin Adi Putranto
Israel (1988) dari Kajian Negara Kongres Perpustakaan
Gideon Biger (2004). The Boundaries of Modern Palestine, 1840–1947. RoutledgeCurzon.
passim.
http://repository.uinbanten.ac.id/4339/5/BAB%20III.pdf
Casson, Lionel. 1972.  Mesir Kuno: Abad Besar Manusia. 

Anda mungkin juga menyukai