Anda di halaman 1dari 7

Iklim

Mesir merupakan negara terpanas dan terkering di dunia. Bulan Desember dan Januari
adalah bulan terdingin. Daerah pantai Laut Tengah mendapat hujan 250 mm,
sedangkan Kairo hujan jatuh 76 mm.
Pada musim panas yaitu bulan Mei Oktober, suhu udara sekitar 31 derajat celcius
disiang hari, sedangkan malam hari 15 derajat celcius. Pada musim semi Mesir bertiup
angin yang panas dan kering dari Sahara menuju ke Delta Nil, yang disebut
juga khamsin yang membawa debu dan pasir perusak tanaman.
Penduduk
Laju pertumbuhan penduduk Mesir rata-rata 2,7%. Penyebaran penduduk hampir 2/3
dari jumlah dari jumlah penduduk berada di delta sungai yang subur. Kota-kota
terpadat adalah Kairo dan Alexandria. Alexandria adalah kota pelabuhan dan industri
kedua terbesar setelah Kairo.
Petani tradisional Mesir di sebut fellahin, yang tersebar di delta dan lembah Sungai Nil.
Penduduk Mesir terdiri dari 3 kelompok utama, yaitu :
1. orang Nubian yang berkulit hitam di selatan.
2. orang Hamit berkulit putih yang merupakan pendiri Mesir Kuno.
3. orang Arab.
Bahasa Nasional Mesir adalah bahasa Arab yang digunakan 98% penduduk. Bahasa
lokal yaitu bahasa Beja, Berber dan Nubia yang dipakai oleh minoritas penduduk.
Agama Islam dianut 91% penduduk.

Profil Singkat
Nama Negara
Luas Wilayah
Bentuk Pemerintahan
Kepala Negara
Kepala Pemerintahan

: Republik Arab Mesir


: 1.001.449 km2
: Republik
: Presiden
: Perdana Menteri

Ibu kota
Merdeka
Lagu Kebangsaan
Bahasa
Agama Mayoritas
Jumlah Penduduk
Mata Uang

: Kairo
: 28 Februari 1922
: Na Ni An Be Au Tu Da To Samil Ma Kam
: Arab (bahasa resmi), Inggris, Prancis
: Islam
: 72.100.000 jiwa (tahun 2003)
: Pound Mesir

a. Keadaan Alam
Secara Astronomi, Mesir terletak di antara 22LU - 32LU dan 24BT - 38BT. Secara geografis
Mesir terletak di kawasan Afrika Utara, di sudut Timur Laut Benua Afrika.

Berikut ini batas-batas wilayah negara Mesir.


1) Sebelah Utara : Laut Tengah
2) Sebelah Barat : negara Libia
3) Sebelah Selatan : negara Sudan
4) Sebelah Timur : Laut Merah dan Israel

Secara astronomis, Mesir hanya memiliki sedikit wilayah beriklim tropis di bagian Selatan, sisanya
adalah daerah beriklim subtropis. Secara fisis, iklim utama Mesir adalah iklim mediteran yang
terletak di tepi Laut Tengah.
Hujan turun pada musim dingin antara bulan November sampai April dan musim kemarau terjadi
pada bulan Mei -Oktober. Bagian tengah, Selatan, dan Barat beriklim gurun dengan amplitudo suhu
harian yang tinggi.
Keadaan alam Mesir secara garis besar dibedakan menjadi empat bagian.
1) Semenanjung Sinai, terletak di sebelah Timur Terusan Suez. Di sini terdapat pegunungan tandus
dengan puncaknya di Jabel Katherine.
Terusan Suez membentang dari kota Suez ke Port Said, yang memperpendek jarak dari Eropa ke
Asia karena terusan ini menghubungkan Laut Tengah dan Laut Merah. Terusan ini juga menjadi
sumber devisa negara Mesir.
2) Gurun Barat (Gurun Libya), luasnya meliputi 68% wilayah Mesir yang terletak di Mesir bagian
Barat yang berbatasan langsung dengan Libya. Di sini terdapat Depresi Kontinental Qattara yang
memiliki ketinggian 137 m di bawah permukaan air laut.
3) Lembah dan Delta Sungai Nil, terletak di bagian tengah Mesir. Daerah ini merupakan satu-satuya

daerah yang subur akibat lumpur yang dibawa oleh Sungai Nil. Oleh karena itu Herodotus menyebut
Mesir sebagai Hadiah Sungai Nil.
4) Gurun Timur (Gurun Arab), terletak di Mesir bagian Timur. Di sini terdapat pegunungan yang
tandus terdiri atas batu pasir dan batu kapur, dengan puncaknya di Jabel Hamada.

b. Penduduk
Jumlah penduduk Mesir tahun 2003 sekitar 72.100.000 jiwa, dengan tingkat pertumbuhan 2,1% per
tahun. Usia harapan hidup sekitar 68 tahun, dengan rata-rata pendapatan perkapita penduduk
sebesar US$ 3.560. Penduduk yang tinggal di pedesaan sekitar 57%. Lebih dari 90% penduduk
Mesir memeluk agama Islam, hanya sekitar 8% yang beragama Kristen.
Bahasa resmi adalah bahasa Arab, tetapi mereka juga berbahasa Inggris. Masyarakat Mesir dikenal
mempunyai kebudayaan yang tinggi sejak zaman purba. Hal ini dibuktikan dengan ditemukannya
peninggalan-peninggalan bersejarah berupa piramida dan Sphinx di Giza.
Piramida yang terbesar dibangun bagi Cheops atau Khufu pada tahun 27 sebelum Masehi. Piramida
tersebut dijaga oleh Sphinx, yaitu bangunan patung berbadan singa berkepala manusia. Piramida
adalah kuburan raja-raja Mesir kuno

c. Perekonomian
Mesir tergolong masih agraris. Hasil-hasil pertanian utama adalah gandum, beras, gula tebu, minyak
zaitun, dan kapas. Pertanian dibudidayakan di sekitar Lembah Sungai Nil. Untuk meningkatkan
produksi pertanian di daerah aliran Sungai Nil dibangun tiga waduk utama, yaitu Aswan, Assyut, dan
Kairo.
Kegiatan industri juga berkembang baik, utamanya adalah industri tekstil dengan bahan katun dan
wol. Industri kimianya antara lain pupuk dan semen. Kota-kota industri utama adalah Kairo,
Iskandariah, dan sekitar Terusan Suez.
Kota Iskandariah terkenal dengan pabrik rokok Camelnya. Pariwisata juga menjadi salah satu
andalan Mesir, karena negeri ini kaya dengan peninggalan-peninggalan kuno, seperti piramida,
Sphinx, obelisk, dan huruf hyroglyph.
Di sektor perdagangan, Mesir mengekspor kapas, padi, benang tenun, tekstil, dan rokok. Barang
barang yang diimpor antara lain mesin-mesin, batu bara, kayu lapis, dan bahan-bahan minuman.
Pelabuhan terbesar adalah Iskandariah.
Pertambangan juga merupakan pilar ekonomi Mesir. Minyak bumi dihasilkan di daerah Qattarana
dan El Alamien. Fosfat di daerah pantai Laut Merah, Mangan di pantai Barat Sinai, dan bijih besi
dihasilkan di sebelah Timur Bendungan Aswan.
Perekonomian Mesir berkembang pesat sejak dinasionalisasikannya Terusan Suez. Keberadaan
Terusan Suez benar-benar menggelembungkan pendapatan nasional Mesir.

d. Politik/pemerintahan

A. SISTEM KEKUASAAN RAJA


Sistem pemerintahan peradaban Mesir Kuno adalah kerajaan. Berarti, kekuasaan tertinggi
berada di tangan raja. Menurut kepercayaan Mesir Kuno, kedudukan raja yang
mutlak (absolut)itu sesuai dengan kehendak para dewa. Mereka percaya bahwa raja
adalah turunan dewa matahari bernama Re. Dewa tersebut dianggap sebagai raja pertama Mesir.
Raja dianggap amat suci sehingga rakyat biasa tidak boleh berhadapan langsung dengan raja
(melihat muka raja), bahkan menyebut nama raja. Bila mau menyebut nama raja, rakyat Mesir
kuno menyebut istilah Per-O (artinya Istana Agung) sebagai ganti nama raja. Dari istilah
itulah, diperoleh sebutan Pharao atau Firaun untuk raja Mesir Kuno.
Tanggung jawab Firaun Mesir :

Memerintah
Memelihara
Mengatur
Mengatur

dengan
keseimbangan

kelancaran
pemerintahan,
Memimpin

alam

sistem
hukum,

adil.

panen
dan

kebijakan

angkatan

semesta.
dan
luar

irigasi.
negeri.
perang.

Memimpin upacara keagamaan.

a. Oganisasi Pemerintahan Mesir Kuno


Peradaban Mesir Kuno yang tinggi didukung oleh organisasi pemerintahan yang mantap.
Dalam menjalankan pemerintahanriya, raja dibantu oleh sejumlah pejabat dan pegawai. Masingmasing sudah memiliki kedudukan dan tugas yang jelas. Pejabat tertinggi di bawah raja adalah
vassal, (raja bawahan): satu untuk Mesir Hulu, satu untuk Mesir Hilir. Vassal Mesir
Hulu berkedudukan di Memphis, vassal Mesir Hilir berkedudukan di Thebe. Tugas utama
vassal adalah memantau pelaksanaan kebijakan pusat dan pengumpulan pajak.
Vassal membawahi sejumlah pegawai, juru tulis, dan duta. Pegawai bertugas menangani urusan
keuangan, bangunan kerajaan, lumbung, dan peternakan. Juru tulis (sikretris) bertugas mencatat
seluruh kegiatan pemerintahan sehingga pemerintah mengetahui sejauh mana kebijakan dan
aturan dijalankan. Duta bertugas menangani hubungan luar negeri
b. Sejarah Pemerintahan Mesir Kuno
1. Kerajaan Mesir Tua (3100-2134 SM)

Kerajaan

Mesir

Tua

berlangsung

sejak

masa

pemerintahan Firaun

Menessampai pemerintahan Firaun Pepi II. Mesir dipersatukan di b awah pemerintah pusat yang
kuat. Sebagai Raja Mesir Tua yang pertama, Firaun Menes bergelar Nesut-biti, yang artinya raja
bermahkota kembar. Mahkota kembar melambangkan keberhasilannya mempersatukan Mesir Hulu
dan Mesir Hilir. Masa Kerajaan Mesir Tua dikenal sebagai Abad Piramida. Pada masa itulah
dibangun sejumlah piramida raksasa. Firaun terkenal selain Menes dan masa itu antara lain Zoser,
Cheops, Chefren, dan Mekaure.
Pada masa Kerajaan Mesir Tua, ibu kota terletak di Memphis. Ketika itu, Mesir dibagi atas 42 distrik
aministratif yang disebut nomes. Masing-masing nomes dipimpin oleh seorang pejabat. Mula-mula,
masa tugas pejabat di nomes berlangsung singkat. Setelah selesai, mereka kembali ke Memphis.
Lama kelamaan, pejabat ini menetap secara permanen di nomes, dan disebut nomarch. Mereka
menjadi penguasa di nomesnya masing-masing. Bahkan, jabatan nomarch dipegang seumur hidup
dan berlaku turun-temurun. Semasa Firaun Pepi II berkuasa, pemerintah pusat menjadi lemah
karena persaingan di antara nomarch. Masing-masing mempunyai kepentingan politik dan ekonomi.
Persengketaan dan persaingan kekuasaan yang berlarut larut membuat persatuan Mesir tidak bisa
dipertahankan lagi. Setelah Pepi II meninggal, Mesir terpecah belah. Keadaan itu menandai
berakhirnya masa Kerajaan Mesir Tua.
2. Kerajaan Mesir Pertengahan (2040-1640 SM)
Masa Kerajaan Mesir Pertengahan diawali oleh keberhasilan Firaun Mentuhotep II dari Thebe
menaklukkan raja Herakleopolis. Mesir dipersatukan kembali dengan ibu kotanya Thebe. Untuk
memperkuat pemerintahan pusat, Mentuhotep melakukan pembersihan terhadap berbagai pihak
yang melawan kebijakannya. ia juga mengangkat sejumlah tokoh dan Thebe yang loyal (setia)
menjadi pejabat penting dalam pemerintahan.
Masa Kerajaan Mesir Pertengahan sempat ditandai perebutan kekuasaan. Ketika itu,Amenemhet
I berhasil menggulingkan Mentuhotep IV. Amenemhet I kemudian memindahkan ibu kota Mesir ke
Itjawy dekat Memphis. Akan tetapi, kudeta itu tidak mengakhiri Kerajaan Mesir Pertengahan.
Bahkan, kerajaan itu mengalami kejayaan semasa pemerintahan Amenemhet I dan para
penggantinya. Firaun terkenal dari masa itu antaralain Senusret I, Senusret III, danAmenemhet III.
Pada awal masa Kerajaan Mesir Pertengahan, pengaruh para nomarch masih kuat. Sepak terjang

mereka dapat membahayakan persatuan Mesir. Untuk mengatasi masalah itu, Senusret III
melakukan reorganisasi. Nomes dihapuskan. Sebagai gantinya, Mesir dibagi menjadi 3 daerah
administratif yang disebut waret. Sejak pemerintahan Ratu Sobek-neferu, pemerintahan pusat
semakin lemah. Sementara itu, muncul persaingan di antara pejabat pemerintahan.
Mesir kembali terpecah belah. Kondisi Mesir yang Iemah mengundang invasi musuh dari luar. Akhir
Kerajaan Mesir Pertengahan ditandai oleh serangan bangsa Hyksos dan Timur tengah
Selanjutnya, Mesir diperintah oleh bangsa dan rumpun Semit itu. Ibu kota Mesir berpindah ke
Awaris.
3. Kerajaan Mesir Baru (1552-1069 SM)
Kerajaan Mesir Baru diawali oleh keberhasilan pasukan Mesir dibawah

pimpinan Ahmosis mengusir bangsa Hyksos. Masa ini merupakan masa paling gemilang
dibandingkan dua masa sebelumnya. Mesir membangun armada militernya menjadi amat kuat
sehingga mampu memperluas wilayah ke Asia Barat. Dengan kekuatan militernya, Mesir menjadi
kerajaan yang amat disegani di wilayah sekitar Laut Tengah ketika itu.
Kejayaan Kerajaan Mesir Baru didukung oleh keunggulan raja-raja yang memerintah. Firaun
ternama dari masa itu antara lain :
Firaun Ternama :

Ahmosis

Tuthmosis

III

Amenhotep

IV

Tutankhamun

Ramses

II

Ramses III

Masa Kerajaan Mesir Baru juga ditandai oleh tampilnya para ratu. Mereka memiliki pengaruh
politik. Bahkan, Hatshepsut (permaisuri Tuthmosis II) pernah menjadi penguasa tertinggi di Mesir,
sebelum putera tirinya Tuthmosis III naik tahta. Keruntuhan Kerajaan Mesir baru mulai muncul
setelaah Ramses III meninggal. Terjadi persaingan di antara kalangan pejabat tinggi dan pemimpin

agama, ditambah dengan korupsi yang merajalela. Mesir kembali terpecah belah. Sejumlah wilayah
taklukan melepaskan diri atau bahkan menyerbu masuk ke Mesir, seperti bangsa Libya dan Nubia.
Sejak tahun 1069 SM, Mesir berada di bawah kendali kerajaan asing, seperti Nubia, Assyria, Persia,
Macedonia, dan Romawi.

D. SISTEM PENANGGALAN
Bangsa Mesir Kuno amat tertarik pada astronomi (ilmu perbintangan). Mereka telah memahami
adanya perbedaan antara planet-planet dan bintang-bintang. Pengetahuan itu mereka gunakan
untuk membuat sistem penanggalan. Penanggalan Mesir Kuno berdasarkan peredaran bintangbintang. Bintang yang merek anggap penting adalah Sopdet (Sirius). Berdasarkan pengamatan
mereka, Sopdet menghilang di balik cakrawala pada saat yang sama setiap tahun, dan muncul
kembali tepat 70 hari kemudian sebelum matahari terbit. Kemunculan itu bersamaan dengan
naiknya permukaan Sungai Nil yang mengawali banjir tahunan. Bangsa Mesir Kuno menyebut saat
itu sebagai tahun baru. Mereka menyebutnya wepet renpet
Penanggalan yang pertama itu dibuat semasa Kerajaan Mesir Tua. Tokoh yang berjasa membuat
penanggalan itu bernama imhotep, seorang imam agung, arsitek, dan dokter semasa pemerintahan
Firaun Sozer. Berdasarkan penanggalan itu, 1 tahun terdiri atas 365 hari. Penanggalan itu juga
mengenal tahun kabisat. Ketika Julius Caesar dari Romawi mengunjungi Mesir, ia terkagum-kagum
oleh sistem penanggalan bangsa itu. Berdasarkan penanggalan Mesir itu, ia membuat sistem
penanggalan Romawi yang di kemudian hari menjadi dasar penanggalan Masehi sekarang ini.

Anda mungkin juga menyukai