OLEH:
DIAN NOFITHA AFTRIANI
NIM. E1M 014 010
SKRIPSI
MOTTO
“Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan (QS. Al-Insyiraah; Ayat 5)”
“ Man Jadda Wajada”
“Jangan pernah berhenti untuk berdo’a, karena sesungguhnya tidak ada yang bisa
mengalahkan kekuatan do,a”
PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan untuk:
✓ Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang atas segala nikmat yang
diberikan untukku. Sehingga tiada alas an bagiku untuk berhenti bersyukur.
“Alhamdulillah, Alhamdulillah, Alhamdulilah”.
✓ Orang tua tercinta, Bapak Imam Maulana dan Ibu Kholisotin, terima kasih atas segala
cinta, kasih sayang yang amat tulus untukku, yang tidak pernah berhenti mendoakan
untuk kebaikan dan kebahagiaanku, kalian adalah inspirasiku, penyemangatku,
motivasiku, dan penghilang kesedihanku.
✓ Saudara-saudaraku tercinta Mbak Nur Laily Fitriana dan Adek Warda Nurhilda
Shofia yang selalu mendukung dan membantuku dalam penyelesaian skripsi ini.
✓ Keluarga besar dari Ibu dan Bapak yang selalu memberi semangat untukku dan
menghibur saat lelah, yang tidak bisa disebutkan satu-satu.
✓ Lalu Abdul Yasir (Pacar) yang selalu sabar membantuku, menemaniku dan menjadi
sprit to be better, semoga Allah membalas semua kebaikanmu.
✓ Sahabat-sahabatku “Alayer’s Girl”(Ningsih, Fidya, Indra, Lara, Diana, Fitri, Hilda
dan Mila) yang selalu membantuku, menyemangatiku, memotivasiku, menjadi tempat
diskusiku, terima kasih sudah menemaniku selama ini dan terima kasih sudah menjadi
sahabatku.
✓ Teman-teman dan keluarga KKN Genggelang (Bang ili, Cici, Idia, Rina, Haqi, Opiq,
Bea, Ridho, Rani, Jahra, Sulas, Hadi, bang Jul dan Jamil) yang selalu
vi
menyemangatiku, membantuku, walaupun baru kenal tapi kita sudah seperti keluarga,
terima kasih sudah menjadi bagian dari perjalanan hidupku.
✓ Teman-teman PPL SMAN 2 Mataram (Fidya, Zaenab, Ani, Eli, Eka, Gita dan Yuni)
yang selalu membantu dan memberikan dukungan kepada saya dalam menyelesaikan
skripsi ini.
✓ Teruntuk sahabatku yang jauh dimata Baiq Elisa Suci Nugraheni, terima kasih sudah
selalu setia mendengar keluh kesahku, semoga dilancarkan dan dipermudahkan segala
urusannya sehingga cepat wisuda.
✓ Teman-teman seperjuangan “Chemistry Education’14” yang menjadi inspirasiku di
kampus.
✓ Almamaterku tercinta.
vii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat
limpahan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul “Pengaruh
Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Pada Pelajaran Kimia Terhadap Kemampuan
Berpikir Kreatif Siswa Kelas XI IPA SMAN 2 Mataram”, dengan baik dan benar.
Pembelajaran Inkuiri Terbimbing secara statistik memberikan pengaruh yang lebih
baik terhadap kemampuan kemampuan berpikir kreatif siswa. Penulisan skripsi ini
tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis
ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Dr. H. Wildan, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
2. Bapak Dr. Drs. Karnan, M.Si., selaku Ketua Jurusan P. MIPA FKIP Universitas
Mataram.
3. Bapak Dr. Aliefman Hakim, S.Si, M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan
5. Bapak Mukhtar Haris, S.Pd., M.Si., selaku Dosen Pembimbing Skripsi II.
6. Ibu Dr. Yunita Arian Sani Anwar S.Pd., M.Si., selaku Dosen Penguji.
7. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Kimia, terima kasih untuk ilmu
8. Ibu Dra. Ni Nyoman Nuryani., selaku guru mata pelajaran Kimia SMAN 2
Mataram.
10. Semua pihak yang penulis tidak dapat sebutkan satu persatu yang telah
Penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat
membangun. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan semua pihak yang
membutuhkannya.
Penulis
ix
DAFTAR ISI
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Hasil Wawancara ....................................................................... 93
Lampiran 2 Nilai Ulangan Tengah Semester ................................................. 95
Lampiran 3 Uji Homogenitas Data Awal Siswa .......................................... 103
Lampiran 4 Silabus Materi Sistem Koloid ................................................... 110
Lampiran 5 RPP Kelas Eksperimen ............................................................. 112
Lampiran 6 RPP Kelas Kontrol ................................................................... 122
Lampiran 7 LKPD Kelas Eksperimen ......................................................... 130
Lampiran 8 LKPD Kelas Kontrol ................................................................ 148
Lampiran 9 Lembar Validasi RPP .............................................................. 160
Lampiran 10 Lembar Validasi LKPD ......................................................... 165
Lampiran 11 Kisi-Kisi Soal.......................................................................... 167
Lampiran 12 Rubrik Soal Kemampuan Berpikir Kreatif ............................... 170
Lampiran 13 Soal Sebelum Validasi............................................................. 176
Lampiran 14 Hasil Validasi Ahli .................................................................. 178
Lampiran 15 Hasil Uji Validitas Soal ........................................................... 188
Lampiran 16 Hasil Uji Reliabilitas ............................................................... 192
Lampiran 17 Soal Setelah Validasi ............................................................... 195
Lampiran 18 Lembar Observasi Aktivitas Guru Kelas Eksperimen ................ 197
Lampiran 19 Lembar Observasi Aktivitas Guru Kelas Kontrol ....................... 203
Lampiran 20 Lembar Observasi Aktivitas Siswa Kelas Eksperimen ............... 208
Lampiran 21 Lembar Observasi Aktivitas Siswa Kelas Kontrol ..................... 212
Lampiran 22 Nilai Posttest ............................................................................. 216
Lampiran 23 Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Perindikator ...................... 220
Lampiran 24 Uji Normalitas Kelas Eksperimen.............................................. 224
Lampiran 25 Uji Normalitas Kelas Kontrol .................................................... 226
Lampiran 26 Uji Homogenitas ....................................................................... 228
Lampiran 27 Uji Hipotesis ............................................................................. 231
xiv
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh yang lebih baik
pembelajaran inkuiri terbimbing pada pelajaran kimia terhadap kemampuan berpikir
kreatif siswa kelas XI IPA SMAN 2 Mataram. Jenis penelitian yang digunakan berupa
penelitian eksperimen semu dengan desain penelitian Nonequivalent Control Group
Design. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPA SMAN 2
Mataram. Pengambilan sampel dilakukan menggunakan teknik purposive sampling
yang terdiri dari siswa kelas XI IPA 5 sebagai kelas eksperimen diberi perlakuan
dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing dan siswa kelas XI IPA 4 sebagai kelas
kontrol diberi perlakuan dengan model pembelajaran konvensional. Teknik
pengambilan data menggunakan instrumen berupa tes kemampuan berpikir kreatif
kimia berbentuk uraian dengan empat indikator, yaitu kemampuan berpikir lancar,
luwes, orisinal dan merinci. Uji hipotesis dengan uji t-test menunjukkan thitung (2,92) >
ttabel (1,67) pada taraf signifikan 5% dengan derajat kebebasan (dk) = 84, sehingga Ha
diterima. Dengan demikian pembelajaran inkuiri terbimbing pada pelajaran kimia
memberikan pengaruh yang lebih baik daripada pembelajaran konvensional (ceramah
dan diskusi) terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa kelas XI IPA SMAN 2
Mataram.
Universitas Mataram
ABSTRACT
PENDAHULUAN
Permasalahan yang ada dalam pembelajaran yang hanya menekankan pada konsep
adalah membuat siswa sulit untuk mengaitkan dan menerapkan pengetahuan yang
didapat ke dalam kehidupan sehari-hari. Latihan soal yang lebih menekankan pada
hafalan dan mencari satu jawaban benar mengakibatkan siswa tidak terlatih untuk
Kebosanan yang kerap dirasakan siswa mengakibatkan siswa memilih untuk menjadi
pasif dan sekedar menerima jalan keluar bagi suatu permasalahan tanpa mengolah,
menganalisis, mengevaluasi dan menciptakan solusi sendiri. Hal ini berakibat pada
dalamnya kemampuan berpikir tingkat tinggi, perlu untuk dilatihkan kepada siswa,
terutama pada mata pelajaran yang membutuhkan pemikiran analisis dan logis.
Mataram yang dilaksanakan pada tanggal 23 Oktober 2017, diketahui hasil belajar
siswa untuk mata pelajaran kimia cukup rendah, dengan kriteria ketuntasan minimum
(KKM) yaitu 78. Hal ini terlihat pada Tabel 1.1. Hasil wawancara dan nilai MID
Tabel 1.1 Hasil ulangan tengah semester siswa kelas XI IPA SMAN 2 Mataram
Tahun Pelajaran 2017/2018
Selain itu, berdasarkan hasil observasi pada proses pembelajaran di kelas, siswa
hanya memperoleh informasi dari guru tanpa mengolah informasi tersebut lebih lanjut
kreatif siswa juga masih rendah. Hal ini terlihat dari sikap mereka yang cenderung pasif
ketika proses pembelajaran dan kesulitan dalam menjawab soal yang berisi analisis
permasalahan. Guru lebih dominan menggunakan metode ceramah, selain itu materi
yang diajarkan jarang dikaitkan aplikasi konsep dengan kehidupan sehari-hari dan
lebih cenderung memberikan latihan soal yang lebih menekankan aspek pengetahuan
masalah dan menciptakan jalan keluar dengan strategi yang bervariasi. Kemampuan
berpikir kreatif melatih siswa untuk membuat keputusan dari berbagai sudut pandang,
menghasilkan banyak ide, membuat banyak kaitan, melakukan imajinasi, dan peduli
akan hasil (Suparno, 2007). Namun, berpikir kreatif merupakan bentuk pemikiran yang
3
sampai saat ini masih kurang mendapat perhatian dalam pendidikan formal. Padahal,
proses pembelajaran pada bidang sains, terutama kimia membutuhkan penekanan pada
(MEA), menjadi tantangan terhadap institusi pendidikan. Agar mampu berperan secara
bermakna pada era globalisasi sekarang ini, diperlukan kemampuanan yang lebih
sesuai dengan tuntutan perkembangan zaman. Apabila pada beberapa dasawarsa yang
sebelumnya dianggap cukup dengan kemampuan dasar dalam membaca, menulis, dan
berhitung, maka pada abad ke-21 ini diperlukan kemampuan lain agar dapat hidup
kreatif dilatih pada siswa. Untuk itu, sangat perlu sekali dalam pembelajaran di
kemampuan berpikir kreatif siswa. Salah satu model pembelajaran yang dapat
membantu siswa untuk belajar, membantu siswa memperoleh pengetahuan dengan cara
menemukan sendiri (Wahyudi dan Supardi, 2013). Penelitian yang dilakukan oleh
berpikir kreatif siswa pada materi hidrolisis garam, menunjukan bahwa terdapat
4
kemampuan berpikir kreatif siswa. Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh
siklus I yaitu dari kategori kurang kreatif menjadi kategori cukup kreatif.
Materi yang dipilih dalam penelitian ini adalah sistem koloid. Pengambilan
materi ini didasarkan atas pertimbangan bahwa pada proses pembelajaran, guru hanya
mengintruksikan siswa untuk merangkum tanpa dijelaskan terlebih dahulu. Hal ini
mengakibatkan siswa sulit untuk memahami konsep dengan baik, padahal dalam
kehidupan sehari-hari banyak sekali contoh koloid. Hal ini disebabkan karena
banyaknya libur di semester 2, sehingga proses KBM tidak terlaksana dengan baik
berpikir kreatif siswa khususnya pada materi sistem koloid di SMAN 2 Mataram, maka
terbimbing pada pelajaran kimia terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa kelas XI
(ceramah dan diskusi) pada pelajaran kimia terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh yang lebih
berikut:
1. Bagi Guru
kemampuan berpikir kreatif siswa serta dapat menumbuhkan kreatifitas guru dalam
pembelajaran. Selain itu guru dapat mengetahui keterampilan berpikir kreatif kimia
2. Bagi Peneliti
untuk melatih kemampuan berpikir kreatif siswa dengan pokok bahasan yang
berbeda.
6
3. Bagi Siswa
ini, dapat memaksimalkan peran aktif siswa selama proses pembelajaran, serta
melatih kemampuan siswa dalam berpikir kreatif terhadap suatu permasalahan yang
diberikan dan memberikan suasana belajar yang baru sehingga siswa tidak mudah
jenuh.
1. Materi yang diajarkan adalah materi sistem koloid, meliputi pengertian sistem
koloid, jenis-jenis koloid, sifat-sifat koloid, koloid liofil dan liofob, pembuatan
2. Kemampuan yang diukur dalam penelitian ini adalah kemampuan berpikir kreatif
(elaboration).
3. Siswa yang dijadikan subjek penelitian adalah siswa kelas XI IPA 4 dan XI IPA 5
kreatif adalah model inkuiri terbimbing, yang terdiri dari beberapa langkah yaitu:
pandangan mengenai beberapa istilah utama yang digunakan sebagai judul penelitian.
membimbing.
alternatif jawaban terhadap suatu persoalan bukan berpikir bahwa hanya ada satu
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Beberapa teori yang dibahas dalam bab ini meliputi teori tentang model inkuiri,
model inkuiri terbimbing, model konvensional, berpikir kreatif, dan materi sistem
koloid.
Model inkuiri dibahas meliputi definisi model inkuiri, jenis-jenis model inkuiri
Suyanti (2010) mengatakan bahwa inkuiri berasal dari bahasa Inggris inquiry yang
dapat diartikan sebagai proses bertanya dan mencari tahu jawaban terhadap pertanyaan
ilmiah yang diajukannya. Pertanyaan ilmiah adalah pertanyaan yang dapat mengarah
pada kegiatan penyelidikan terhadap objek pertanyaan. Dengan kata lain, inkuiri adalah
observasi dan atau eksperimen untuk mencari jawaban atau memecahkan masalah
terhadap pertanyaan atau rumusan masalah dengan bertanya dan mencari tahu.
mengkomunikasikan hasilnya.
tetapi sebagian atau seluruhnya ditemukan sendiri. Oleh karena siswa menemukan
cara mengkonstruksi sendiri, tanpa diberitahu oleh guru. Posisi guru adalah sebagai
fasilitator yang mengupayakan agar proses konstruksi dapat terjadi pada diri siswa,
sehingga siswa tidak perlu dijejali informasi dari bahan ajar yang harus
disampaikannya.
kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis
untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang
dipertanyakan. Proses berpikir itu sendiri biasanya dilakukan melalui tanya jawab
antara guru dan siswa. Strategi pembelajaran ini sering juga dinamakan strategi
heuristic, yang berasal dari bahasa Yunani, yaitu heuriskein yang berarti saya
10
menemukan.
Dapat ditarik kesimpulan dari pengertian model inkuiri yang telah dikemukakan
oleh para pakar bahwa model inkuiri menitik beratkan pada aktivitas siswa. Model
masalah dari persoalan yang diajukan guru menggunakan prinsip metode ilmiah atau
saintifik. Secara umum metode ilmiah itu seperti mengidentifikasi persoalan, membuat
kesimpulan.
Sund dan Trowbridge (dalam Mulyasa, 2017) mengatakan bahwa ada tiga
Pendekatan ini digunakan terutama bagi para siswa yang belum berpengalaman
belajar dengan metode inkuiri, dalam hal ini guru memberikan bimbingan dan
pengarahan yang cukup luas. Pada tahap awal bimbingan lebih banyak diberikan,
dan sedikit demi sedikit dikurangi, sesuai dengan perkembangan pengalaman siswa.
Dalam pelaksanaanya sebagian besar perencanaan dibuat oleh guru. Siswa tidak
adalah inkuiri role approach yang melibatkan paserta didik dalam kelompok
Pada inkuiri ini guru memberikan permasalahan atau problem dan kemudian
peranan guru dan siswa dalam pembelajaran inkuiri yaitu inkuiri terbimbing, inkuiri
2. Dapat memberikan ruang kepada siswa untuk belajar sesuai dengan gaya belajar
12
mereka.
modern yang menganggap belajar adalah proses perubahan tingkah laku berkat
adanya pengalaman.
2. Strategi ini sulit dalam merencanakan pembelajaran oleh karena terbentur dengan
sehingga sering guru sulit untuk menyesuaikan dengan waktu yang telah ditentukan.
Tinjauan model inkuiri terbimbing yang dibahas meliputi definisi model inkuiri
Di dalam model ini juga tercakup penemuan makna, organisasi, dan struktur dari ide
13
Ambarsari dkk, (2013) inkuiri terbimbing merupakan suatu cara yang efektif untuk
mandiri dan saling membantu dengan teman yang lain. Pembelajaran inkuiri
terbimbing membimbing siswa untuk memiliki tanggung jawab individu dan tanggung
1. Orientasi
pembelajaran responsif. Pada langkah ini guru mengkondisikan agar siswa siap
pembelajaran inkuiri ini sangat bergantung pada kemauan siswa untuk beraktivitas
2. Merumuskan masalah
yang menantang siswa untuk berpikir memecahkan teka- teki itu. Dikatakan teka-
teki karena masalah itu tentu ada jawabannya, dan siswa didorong untuk mencari
jawaban yang tepat. Proses mencari jawaban itulah yang sangat penting dalam
strategi pembelajaran inkuiri, oleh sebab itu siswa akan memperoleh pengalaman
berpikir. Pada langkah ini guru sudah menyiapkan beberapa rumusan masalah yang
terdapat pada LKPD, tugas siswa diminta untuk memahami rumusan masalah yang
ada.
3. Merumuskan hipotesis
atau potensi individu untuk berpikir pada dasarnya sudah dimiliki oleh setiap
individu sejak lahir. Potensi berpikir itu dimulai dari kemampuan menebak atau
membuktikan hipotesanya, maka ia akan sampai pada posisi yang bisa mendorong
15
untuk berpikir lebih lanjut. Oleh karena itu, potensi untuk mengembangkan
4. Mengumpulkan data
motivasi lebih dalam pembelajaran, akan tetapi juga memerlukan ketekunan dan
kemampuan menggunakan potensi berpikirnya. Oleh karena itu, tugas dan peran
5. Menguji hipotesis
dengan data atau informasi yang telah diperoleh berdasarkan pengumpulan data.
Yang terpenting dalam menguji hipotesis adalah mencari tingkat keyakinan siswa
atas jawaban yang diberikan. Disamping itu, menguji hipotesis juga berarti
6. Merumuskan kesimpulan
akurat sebaiknya guru mampu menunjukkan pada siswa data mana yang relevan.
16
dari tahapan model pembelajaran inkuiri terbimbing Eggen dan Kauchak (1996) terdiri
atas 6 fase, antara lain: 1. menyajikan pertanyaan atau masalah, 2. membuat hipotesis,
Dari beberapa pendapat para ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa sintaks
dalam model inkuiri terbimbing ada 6 yaitu: 1. orientasi dengan cara menyajikan suatu
sendirinya selalu tepat untuk semua materi, siswa, dan situasi. Oleh sebab itu, guru
menyatakan bahwa kelebihan dan kekurangan model penemuan terbimbing ini adalah
sebagai berikut:
c. Memberikan wahana interaksi antar siswa maupun interaksi antara siswa dengan
guru. Sehingga siswa juga terlatih untuk menggunakan bahasa Indonesia yang
d. Materi yang dipelajari dapat mencapai tingkat kemampuan yang tinggi dan lebih
b. Tidak semua siswa dapat mengikuti pelajaran dengan cara ini. Di lapangan,
beberapa siswa masih terbiasa dan mudah mengerti dengan model ceramah.
c. Tidak semua topik cocok disampaikan dengan model ini. Umumnya topik-topik
terbimbing.
Discovery
metode ceramah, metode tanya jawab, metode latihan dan metode diskusi.
merupakan suatu proses pembelajaran yang masih banyak diterapkan oleh guru, hal
khusus, waktu yang sedikit, serta tidak memerlukan persiapan yang rumit dan lama.
Metode ceramah dapat diartikan sebagai cara penyajian pelajaran yang dilakukan
19
guru dengan penuturan dan penjelasan lisan secara langsung terhadap siswa. Metode
ini merupakan metode yang boleh dikatakan metode tradisional, karena sejak dulu
metode ini telah dipergunakan sebagai alat komunikasi lisan antara guru dengan anak
didik dalam proses belajar mengajar. Selain itu melalui ceramah guru dapat menguasai
keadaan kelas dengan mudah. Walaupun demikian penggunaan metode ini tak
sepenuhnya baik untuk selalu diterapkan dalam proses pembelajaran. Salah satu
kelemahan dari metode ceramah yaitu bila metode ini selalu digunakan dan terlalu lama
akan membosankan bagi siswa dan menyebabkan siswa menjadi pasif (Djamarah dan
Zain, 2013).
Metode tanya jawab adalah cara penyajian pelajaran dalam bentuk pertanyaan
yang harus dijawab, terutama dari guru ke siswa, tetapi dapat pula dari siswa kepada
guru. Metode tanya jawab memiliki beberapa kelebihan, salah satunya dapat
merangsang siswa untuk melatih dan mengembangkan daya pikir dan daya ingat siswa.
Penggunaan metode ini juga memiliki kekurangan yaitu dapat menyebabkan siswa
merasa takut, apabila guru kurang dapat mendorong siswa untuk berani dan dapat
menciptakan suasana tegang bagi siswa, selain itu kendala bagi guru dalam pembuatan
pertanyaan bahwa tidak mudah membuat pertanyaan yang sesuai dengan tingkat
Metode latihan yang disebut juga metode training, merupakan suatu cara mengajar
yang baik untuk menanamkan kebiasaan-kebiasaan tertentu. Juga sebagai sarana untuk
20
memelihara kebiasaan-kebiasaan yang baik. Selain itu, metode ini dapat juga
memiliki kekurangan yaitu menghambat bakat dan inisiatif siswa, selain itu kadang-
kadang latihan yang dilaksanakan secara berulang-ulang merupakan hal yang monoton,
Metode diskusi adalah metode pelajaran yang menghadapkan siswa pada suatu
yaitu dapat merangsang siswa untuk lebih kreatif dalam memberikan gagasan dan ide-
ide dan melatih membiasakan diri siswa bertukar pikiran dalam mengatasi
berbicara dan memerlukan waktu yang cukup panjang dan kadang-kadang tidak sesuai
kemampuan yang menandai ciri-ciri seorang kreatif”. Yakni dengan berpikir untuk
mencari berbagai alternatif jawaban terhadap suatu persoalan (divergen) bukan berpikir
bahwa hanya ada satu jawaban yang benar (konvergen). Selain itu Munandar (1999)
suatu gagasan. Sedangkan Drevdahl (dalam Ali dan Asrori, 2011) mendefinisikan
baru yang dapat berwujud aktivitas imajinatif atau sintesis yang mungkin melibatkan
pembentukan pola-pola baru dan kombinasi dari pengalaman masa lalu yang
Berpikir kreatif adalah sebuah kebiasaan dari pikiran yang dilatih dengan
ide-ide yang tidak terduga. Pemikir kreatif dengan sengaja melatih imajinasi mereka,
sebagian dengan memandang sesuatu dari sudut pandang yang tidak biasa. Mereka
baru, bukan batasan, dan mereka berani bereksperimen tanpa takut berbuat salah
(Johnson, 2014). Kreativitas berpikir atau berpikir kreatif adalah kreativitas sebagai
proses dan berpikir dilakukan secara terarah. Dalam berpikir kreatif, kreativitas
merupakan tindakan berpikir yang menghasilkan gagasan kreatif atau cara berpikir
yang baru, asli, independen, dan imajinatif. Kreativitas juga dipandang sebuah proses
mental. Daya kreativitas menunjuk pada kemampuan berpikir yang lebih orisinal
dapat diberikan terhadap suatu masalah maka semakin kreatif seseorang. Tentunya
Rogers (dalam Ali dan Asrori, 2011) mendefinisikan kreativitas sebagai suatu
proses munculnya hasil-hasil baru ke dalam suatu tindakan. Kreativitas ini juga dapat
terwujud dalam suasana kebersamaan. Torrance 1981 (dalam Ali dan Asrori, 2011)
23
tersebut diperlihatkan dalam ciri-ciri aptitude dan non aptitude dari kreativitas. Adapun
a. Definisi
pertanyaan.
b. Perilaku siswa
- Bekerja lebih cepat dan melakukan lebih banyak daripada anak-anak lain.
24
- Dapat dengan cepat melihat kesalahan atau kekurangan pada suatu obyek atau
situasi.
a. Definisi
b. Perilaku siswa
- Memberikan aneka ragam penggunaan yang tidak lazim terhadap suatu obyek.
orang lain.
a. Definisi
atau unsur-unsur.
b. Perilaku siswa
lain.
yang baru.
a. Definisi
- Menambah atau memperinci detil-detil dari suatu obyek, gagasan, atau situasi
b. Perilaku siswa
- Mencari arti yang lebih mendalam terhadap jawaban atau pemecahan masalah
- Mencoba atau menguji detil-detil untuk melihat arah yang akan ditempuh.
- Mempunyai rasa keindahan yang kuat sehingga tidak puas dengan penampilan
1. Rasa ingin tahu: terdorong untuk mengetahui lebih banyak, mengajukan banyak
dan meneliti.
belum pernah terjadi, menggunakan daya khayal, tetapi mengetahui batas antara
tertantang oleh situasi yang sulit dan lebih tertarik pada tugas-tugas yang rumit.
4. Sifat berani mengambil resiko: berani memberi jawaban meskipun belum tentu
benar, tidak takut gagal, tidak ragu karena ketidakjelasan, dan hal-hal yang tidak
Pada dasarnya kedua aspek di atas mempunyai pengaruh besar pada tingkat
27
kreativitas seseorang. Siswa yang kreatif biasanya sering mengajukan pertanyaan yang
baik, mempunyai motivasi ingin tahu yang besar, memberikan banyak gagasan dan
usul terhadap suatu masalah. Siswa yang kurang kreatif bahkan tidak kreatif,
sebaliknya merupakan kurang mampu atau tidak mampu dalam menghasilkan banyak
gagasan, tidak berani untuk mengajukan pertanyaan dan lain sebagainya. Dengan
demikian semakin banyak ciri-ciri kognitif dan afektif yang dimiliki seseorang maka
Pada penelitian yang lain, kita juga dapat mengenali siswa yang berbakat sains
6. Ketekunan semangat
8. Visualisasi spesial
Dalam penelitian ini, ciri-ciri atau karakteristik berpikir kreatif yang dinilai ada 4
Kreativitas bukanlah unsur bawaan yang dimiliki oleh sejumlah anak saja, akan
tetapi kreativitas dimiliki oleh semua anak. Oleh karena itu kreativitas perlu diberi
kesempatan dan rangsangan oleh lingkungan sekitarnya agar dapat berkembang dengan
1. Usia
Ahli lain, yaitu Torrance 1981 (dalam Ali dan Asrori, 2011) juga menekankan
pentingnya dukungan dan dorongan dari lingkungan agar individu dapat berkembang
kreativitasnya. Menurutnya, salah satu lingkungan yang pertama dan utama yang dapat
terutama interaksi dalam keluarga tersebut. Ini dapat dimungkinkan karena sebagian
besar waktu kehidupan anak berlangsung dalam keluarga. Dalam kaitan ini, Torrance
1981 (dalam Ali dan Asrori, 2011) mengemukakan lima bentuk interaksi orang tua
dengan anak atau remaja yang dapat mendorong berkembangnya kreativitas, yaitu:
3. Menunjukkan kepada anak atau remaja bahwa gagasan yang dikemukakan itu
bemilai;
4. Memberikan kesempatan kepada anak atau remaja untuk belajar atas prakarsanya
5. Memberikan kesempatan kepada anak atau remaja untuk belajar dan melakukan
Jadi, menurut Torrance 1981 (dalam Ali dan Asrori, 2011), interaksi antara orang
tua dengan anak atau remaja yang dapat mendorong berkembangnya kreativitas
bukanlah interaksi yang didasarkan atas situasi stimulus-respons, melainkan atas dasar
(coexperiencing). Dalam situasi seperti ini, orang tua dan anak (remaja) adalah subjek
Kreativitas siswa dalam belajar sangat bergantung pada kreativitas guru dalam
kreativitas siswa. Berikut ini beberapa hal yang dapat dilakukan guru untuk
1. Jangan terlalu banyak membatasi ruang gerak siswa dalam pembelajaran dan
baru.
6. Berikan kesempatan kepada siswa untuk berpikir reflektif terhadap masalah yang
dihadapi.
7. Hargai perbedaan individu siswa, dengan melonggarkan aturan dan norma kelas.
Semua teknik kreatif yang dilakukan oleh guru pada dasarnya menuntut siswa
untuk berpikir divergen, yakni kemampuan dalam melihat suatu masalah dari berbagai
sudut pandang dan dapat memberikan gagasan yang bervariasi. Dan bukan hanya
Materi sistem koloid yang dibahas meliputi pengertian sistem koloid, jenis-jenis
koloid, sifat-sifat koloid, koloid liofil dan liofob, pembuatan koloid, dan penerapan
Sistem koloid adalah suatu bentuk campuran yang keadaannya terletak antara
larutan dan suspensi (campuran kasar). Sistem koloid ini mempunyai sifat-sifat khas
yang berbeda dari sifat larutan ataupun suspensi. Koloid tergolong campuran heterogen
dan merupakan sistem dua fase. Zat yang didispersikan disebut fase terdispersi,
dispersi. Ukuran partikel koloid berkisar antara 10-7–10-5 cm (1-100 nm). Ukuran inilah
pendispersi. Fase terdispersi dan medium pendispersi dalam suatu sistem koloid dapat
Sistem koloid mempunyai sifat khas yang berbeda dari sifat larutan ataupun
1. Efek Tyndall
Efek Tyndall adalah efek penghamburan cahaya oleh partikel koloid. Efek
Tyndall merupakan salah satu cara yang sederhana untuk mengetahui suatu
dispersi itu merupakan koloid atau bukan. Dalam kehidupan sehari-hari efek
Tyndall dapat dilihat pada sorot lampu mobil pada malam yang berkabut, sorot
lampu proyektor dalam gedung bioskop yang berasap, dan berkas sinar matahari
2 . Gerak Brown
Gerak zig-zag atau gerak acak pada koloid disebut gerak Brown, sesuai
dengan nama penemunya seorang ahli biologi Robert Brown yang berkebangsaan
33
Inggris. Gerak Brown terjadi sebagai akibat tumbukan yang tidak seimbang dari
makin cepat gerak Brown karena energi kinetik molekul medium pendispersi
3. Elektroforesis
alat Cottrel.
4. Adsorpsi
Adsorpsi adalah peristiwa penyerapan suatu molekul atau ion pada permukaan
suatu zat. Partikel koloid mempunyai kemampuan untuk menyerap ion atau muatan
Contoh sol Fe(OH)3 dalam air mengadsorbsi ion positif sehingga bermuatan positif,
sedangkan sol As2S3 mengadsorpsi ion negatif sehingga bermuatan negatif. Sifat
adsorpsi dari koloid ini digunakan dalam berbagai proses sebagai berikut.
5. Koagulasi
Dengan terjadinya endapan berarti zat terdispersi tidak lagi membentuk koloid.
berikut.
dari Cottrell.
6. Koloid Pelindung
Koloid pelindung adalah suatu jenis koloid yang dapat melindungi koloid lain
agar tidak terjadi koagulasi. Dalam hal ini koloid pelindung membentuk lapisan di
hasil industri pada umumnya memakai koloid pelindung. Koloid pelindung emulsi
a. Susu yang merupakan emulsi lemak dalam air menjadi stabil karena adanya
es krim.
35
c. Cat dan tinta dapat bertahan lama karena menggunakan koloid pelindung.
d. Zat pengemulsi, seperti sabun dan detergen juga merupakan koloid pelindung.
7. Dialisis
yang berisi koloid dalam air yang mengalir sehingga ion-ion pengggangu dapat
koloid dibedakan menjadi dua, yaitu koloid liofil dan koloid liofob. Berikut ini
1. Koloid liofil
Koloid liofil yaitu koloid yang senang cairan. Partikel koloid akan
partikel koloid. Apabila medium pendispersinya air, maka disebut dengan hidrofil
2. Koloid liofob
Koloid liofob yaitu koloid yang tidak suka air. Partikel koloid tidak
dengan hidrofob (tidak suka air). Contoh: sol belerang, sol Fe(OH) 3, dan sol-sol
logam.
36
sejati atau menghaluskan bahan dalam bentuk kasar kemudian didispersikan ke dalam
medium dispersi.
1. Cara kondensasi
Dengan cara ini partikel larutan sejati (molekul atau ion) bergabung menjadi
partikel koloid. Cara ini dapat dilakukan melalui reaksi-reaksi kimia, sebagai
berikut:
1) Reaksi Redoks
Contoh:
Pembuatan sol belerang dari reaksi antara hydrogen sulfida (H2S) dengan
belerang dioksida (SO2), yaitu dengan mengalirkan gas H2S ke dalam larutan
SO2.
2) Reaksi Hidrolisis
Contoh:
Pembuatan sol Fe(OH)3 dari hidrolisis FeCl3. Apabila ke dalam air mendidih
3) Dekomposisi Rangkap
Contoh:
Sol AgCl dapat dibuat dengan mencampurkan larutan perak nitrat encer dengan
4) Penggantian Pelarut
Contoh:
Apabila larutan jenuh kalsium asetat dicampur dengan alkohol akan terbentuk
2. Cara dispersi
Dengan cara dispersi, partikel kasar dipecah menjadi partikel koloid. Cara
dispersi dapat dilakukan secara mekanik, peptisasi, atau dengan loncatan bunga
1) Cara mekanik
penggiling koloid. Secara sederhana dapat digunakan lumpang dan alu kecil
2) Cara peptisasi
koloid.
Contoh: Sol Al(OH)3 dibuat dengan cara menambahkan larutan AlCl3 ke dalam
endapan Al(OH)3.
Cara busur Bredig digunakan untuk membuat sol-sol logam. Logam yang
koloid. Jadi, cara busur Bredig ini merupakan gabungan cara dispersi dan
kondensasi.
membuat produk yang berupa koloid. Hal ini disebabkan koloid merupakan satu-
satunya cara yang menyajikan suatu campuran dari zat-zat yang tidak saling melarut
secara homogen dan stabil (pada tingkat mikroskopis). Koloid juga dapat digunakan
berikut:
39
1. Industri kosmetik
2. Industri tekstil
Pada proses pencelupan bahan (untuk pewarnaan) yang kurang baik daya
serapnya terhadap zat warna dapat menggunakan zat warna koloid karena memiliki
3. Industri cat
Cat adalah zat berwarna (pigmen) yang tidak larut dalam air atau medium cat,
tetapi dengan sistem koloid dapat dibuat suatu campuran yang homogen (merata)
dan stabil.
4. Kelestarian lingkungan
digunakan suatu alat yang disebut Cottrel. Alat ini berfungsi untuk menyerap
partikel-partikel koloid yang terdapat dalam gas buangan yang keluar dari cerobong
asap pabrik.
oleh beberapa peneliti sebelumnya. Berikut ini beberapa penelitian yang relevan
berpikir kreatif siswa SMA, menunjukan bahwa kelompok siswa yang belajar
(PBL) dan Inkuiri memiliki kemampuan berpikir kreatif lebih baik dibandingkan
dengan kelompok siswa yang diajarkan dengan model Direct Instruction (DI).
ini adalah proses pembelajaran yang hanya berorientasi pada penguasaan sejumlah
41
informasi atau konsep belaka, sehingga menuntut siswa untuk menguasai materi
pelajaran. Penekanan lebih dilakukan pada hafalan dan mencari satu jawaban yang
termasuk berpikir kreatif jarang dilatih. Salah satu pendukung ketercapaian hasil
belajar siswa yakni kemampuan berpikir kreatif. Namun, pendidikan di sekolah lebih
keberhasilan dalam belajar. Kreativitas yang tinggi akan memudahkan siswa dalam
memahami materi yang dipelajari, maka pengetahuan atau kognitif akan tinggi pula.
model pembelajaran yang dapat merangsang siswa untuk berpikir dan belajar secara
aktif, oleh karena itu dalam proses belajar guru memberikan siswa sebuah masalah
yang harus diselesaikan guna melatih kemampuan berpikirnya. Salah satu model yang
dipilih adalah dengan menerapkan model inkuiri terbimbing. Model ini dianggap
mampu meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa, hal ini dikarenakan pada
penyelidikan terhadap sesuatu sendiri secara langsung. Selain itu, model inkuiri
mampu meningkatkan kemampuan berpikir kreatif dan penguasaan konsep pada siswa.
pada diri siswa sehingga siswa dapat mengerti konsep dasar dan ide-ide lebih baik.
Terlebih lagi materi yang dikembangkan merupakan materi koloid yang berisi konsep-
konsep dan memerlukan suatu percobaan untuk menguji konsep-konsep yang ada.
meningkatkan hasil belajar siswa, yaitu hasil belajar pada ranah kognitif.
43
Keterampilan
berpikir kreatif
perlu dilatih
Melibatkan siswa
secara langsung
untuk mengkonstruk
sendiri suatu konsep
konvensional (ceramah dan diskusi) terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa kelas
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
jenis penelitian yang bertujuan untuk melihat pengaruh tertentu terhadap suatu kondisi
eksperimen semu (Quasi Experimental Design), dalam desain ini variabel yang muncul
dan kondisi eksperimen tidak bisa dikontrol secara ketat atau secara penuh. Hal tersebut
dikarenakan kondisi di lapangan (dalam hal ini adalah kondisi di sekolah) tidak
kelompok yang sudah dibentuk oleh sekolah (kelompok yang dimaksud dalam hal ini
adalah kelas).
eksperimen dan kelompok kontrol. Data awal penelitian ini berupa hasil belajar siswa
46
yang diambil dari nilai ulangan tengah semester kimia Tahun Pelajaran 2017/2018 di
SMAN 2 Mataram.
group design posttest only, dalam desain ini terdapat dua kelompok yang tidak dipilih
terbimbing disebut kelompok eksperimen dan kelompok yang diberi perlakuan model
posttest untuk mengetahui kemampuan berpikir kreatif setelah penerapan kedua model
Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa
saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang
hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2016). Pada penelitian ini
diskusi.
b. Variabel terikat yaitu variabel yang timbul sebagai akibat dari variabel bebas.
Pada penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah kemampuan berpikir
kreatif siswa.
Populasi dan sampel mempunyai peranan penting dalam penelitian yaitu sebagai
sumber data. Berikut ini diuraikan mengenai populasi dan sampel yang terlibat dalam
penelitian ini.
mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi populasi bukan hanya orang,
tetapi juga obyek benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah
yang ada pada obyek atau subyek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik
atau sifat yang dimiliki oleh subyek atau obyek yang diteliti itu (Sugiyono, 2013).
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPA SMAN 2 Mataram
yang terdiri dari 298 orang dan tersebar dalam 7 kelas. Jumlah populasi dapat dilihat
dari tabel 3.2. Terdapat satu anggota populasi yang menjadi kelas unggulan dengan
rata-rata nilai akademik yang tinggi, yaitu kelas XI IPA 1, karena siswa yang memiliki
Tabel 3.2 Populasi Siswa Kelas XI IPA SMAN 2 Mataram Tahun Pelajaran
2017/2018
Kelas Jumlah Siswa
XI IPA 1 40
XI IPA 2 42
XI IPA 3 44
XI IPA 4 44
XI IPA 5 42
XI IPA 6 44
XI IPA 7 42
Total siswa 298
Sumber: Arsip Sekolah 2017
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi.
memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih
diacak.
Sampel yang dipilih adalah kelas XI IPA 4 dan XI IPA 5. Pengambilan sampel
didasarkan pada pertimbangan guru yang mengajar kedua kelas tersebut adalah sama,
selain itu suasana kedua kelas tersebut cukup kondusif sehingga cocok untuk dijadikan
sampel. Pertimbangan lain yang digunakan dalam pemilihan sampel adalah yaitu kelas
49
XI IPA 4 dan XI IPA 5 memiliki kemampuan yang hampir sama berdasarkan nilai rata-
rata ulangan tengah semester kelas XI IPA sebesar 63,16 pada kelas XI IPA 4 dan 57,32
Hal ini diperkuat dari hasil uji beda menggunakan uji-t yang menunjukkan bahwa
thitung (1,93) < ttabel (2,00) untuk uji dua pihak dengan taraf siginifikan 5%. Nilai thitung
lebih kecil dari t tabel, artinya tidak terdapat perbedaan nilai kemampuan awal siswa.
Tidak adanya perbedaan yang signifikan antara kelas kelas XI IPA 4 dan XI IPA 5
menunjukkan bahwa kedua kelas tersebut layak untuk dijadikan sebagai sampel
sehingga diperoleh kelas XI IPA 5 sebagai kelas eksperimen dan kelas XI IPA 4
sebagai kelas kontrol. Hasil uji homogenitas data awal dapat dilihat pada lampiran 3.
Ada 3 tahap yang akan ditempuh dalam penelitian ini yaitu tahap persiapan, tahap
salah satu guru kimia dan ikut serta dalam proses pembelajaran di kelas XI IPA 4 dan
50
untuk mendukung terlaksananya penelitian, seperti data populasi, data nilai, kegiatan
digunakan.
bahwa sekolah tersebut memiliki 7 kelas XI IPA, menerapkan Kurikulum 2006 atau
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dalam proses pembelajaran pada kelas
XI dan kelas XII, sedangkan pada kelas X sudah diterapkan Kurikulum 2013.
beberapa tempat yaitu di kos, rumah, telkom, dan perpustakaan untuk mencari referensi
yang terkait dengan isi yang akan dibahas pada proposal. Adapun referensi yang
Menganalisis Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) pada silabus
berpikir kreatif dalam penelitian ini adalah KD 5.1 dan 5.2 yang berisi tentang materi
sistem koloid.
51
Pembelajaran (RPP) untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol. RPP untuk kelas
Lembar kerja peserta didik (LKPD) berupa lembaran-lembaran kertas yang berisi
informasi soal-soal atau pertanyaan yang harus dijawab siswa dalam berdiskusi sebagai
Setelah perangkat pembelajaran (RPP dan LKPD) serta soal disusun, selanjutnya
RPP, LKPD dan soal dikoreksi oleh dosen pembimbing dengan cara
mengkonsultasikannya. Selain itu, soal divalidasi oleh dua orang guru mata pelajaran
telah direncanakan dalam RPP yang sudah dipersiapkan untuk setiap pertemuan. Proses
pembelajaran yang akan dibutuhkan dalam mengajar seperti RPP dan LKPD. Berikut
ini merupakan rincian pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan dapat
Pada tahap ini kelas eksperimen dan kelas kontrol diberikan soal evaluasi berupa
post-test dalam bentuk soal tes essay (uraian). Hal tersebut dimaksudkan untuk
53
model pembelajaran yang digunakan. Tahap ini dilakukan setelah pemberian materi
Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur variabel-
diberikan kepada siswa harus diuji validitas dan reliabilitasnya untuk mendapatkan soal
yang valid dan reliabel. Materi dalam penelitian ini adalah sistem koloid. Butir soal
digunakan sesuai dengan kompetensi dasar dan indikator yang ingin dicapai, instrumen
tersebut digunakan untuk mengetahui kemampuan berpikir siswa pada kelas kontrol
dan kelas eksperimen. Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan berupa tes
berpikir kreatif berupa soal uraian (essay) yang memenuhi seluruh indikator tes yaitu:
(1) kemampuan berpikir lancar (fluency), (2) kemampuan berpikir luwes (flexibility),
mengumpulkan data:
54
berpikir kreatif siswa pada kelas sampel, maka instrumen penelitian tersebut harus
digunakan harus memenuhi syarat sebagai instrumen yang baik yaitu valid dan reliabel.
Uji coba instrumen dilakukan pada siswa kelas sampel. Data yang diperoleh (soal yang
kesahihan sesuatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih memiliki validitas
tinggi. Sebaliknya, instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas yang rendah.
Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan.
Tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul
tidak menyimpang dari gambaran tentang validitas yang dimaksud (Arikunto, 2013).
Suatu tes dikatakan valid apabila tes tersebut mampu mengukur apa yang akan
diukur. Dalam penelitian ini analisis validitas menggunakan uji validitas isi formula
56
Aiken’s V dan validitas butir soal dengan rumus Product Moment. Pengujian validitas
instrumen dalam penelitian ini menggunakan validitas ahli dan konstruk. Validasi ahli
dilakukan oleh dosen kimia FKIP dan guru mata pelajaran kimia SMAN 2 Mataram,
dengan menggunakan validitas isi yang mengacu kepada isi butir soal secara
keseluruhan yang terdapat dalam instrumen, seperti yang telah disusun oleh penyusun
instrumen sesuai dengan kepentingan dan keperluan instrumen tersebut dengan maksud
mengetahui apakah instrumen tersebut sudah layak untuk disebarkan atau masih
terdapat kekurangan.
RPP, LKPD dan soal yang akan diujikan agar penelitian yang dilakukan benar-benar
siap. Perangkat pembelajaran yang telah siap selanjutnya akan diterapkan dalam
pembelajaran. Salah satu statistik yang menunjukkan validitas isi aitem adalah
sebagaimana yang diusulkan oleh Aiken (1985). Aiken telah merumuskan formula
penilaian dari panel ahli sebanyak n orang terhadap suatu aitem dari segi sejauh mana
aitem tersebut telah mewakili konstrak yang diukur. Penilaian dilakukan dengan cara
memberikan angka antara 1 (yaitu sangat tidak mewakili atau sangat tidak relevan,
misalnya lo=1) sampai dengan 5 (yaitu sangat mewakili atau sangat relevan, misalnya
c=5).
V = Σs / [n (c – 1)] (3.1)
(Azwar, 2012)
57
Keterangan:
s = r – lo
lo = angka penilaian validitas yang terendah (dalam hal ini = 1)
c = angka penilaian validitas yang tertinggi (dalam hal ini = 5)
r = angka yang diberikan oleh penilai
Untuk instrument yang berbentuk tes, maka pengujian validitas isi dapat dilakukan
dengan membandingkan antara isi instrumen dengan materi pelajaran yang telah
diajarkan. Secara teknis, pengujian validitas konstruksi dan validitas isi dapat dibantu
dengan menggunakan kisi-kisi instrumen. Dalam kisi-kisi itu terdapat variabel yang
diteliti, indikator sebagai tolak ukur dan nomor butir (item) pertanyaan atau pernyataan
Pada setiap instrumen baik tes maupun non tes terdapat butir-butir (item)
pertanyaan atau pernyataan. Untuk menguji validitas lebih lanjut, maka setelah
analsisis item (Sugiyono, 2016). Validitas isi pada penelitian ini dihitung menggunakan
𝑛(𝛴𝑋𝑌) −(𝛴𝑋)(𝛴𝑌)
𝑟XY = (3.2)
√{{(𝑛(𝛴𝑋 )−(𝛴𝑋)2 }{𝑁(𝛴𝑌2 )−(𝛴𝑌) 2}}
2
(Sundayana, 2014)
Keterangan:
𝑟XY = Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y.
n = Banyak peserta tes
X = Skor tiap item soal
Y = Skor total seluruh item soal
Reliabilitas instrumen penelitian adalah suatu alat yang memberikan hasil yang
tetap sama (konsisten, ajeg). Hasil pengukuran itu harus tetap sama (relatif sama) jika
pengukurannya diberikan pada subyek yang sama meskipun dilakukan oleh orang yang
berbeda, waktu yang berlainan dan tempat yang berbeda pula (Sundayana, 2014).
Dalam menguji reliabilitas instrumen penelitian ini digunakan Alpha Cronbach hal ini
dikarenakan tipe soal yang digunakan berupa uraian bukan jenis data yang dikotomi
𝑛 ∑𝑠𝑖 2
r11= (𝑛−1) (1 − 𝑠𝑡 2
) (3.3)
(Sundayana, 2014)
Keterangan:
Ada beberapa teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini, yaitu:
mengetahui kelyakan RPP yang akan digunakan. Hal ini menjadi penting karena RPP
merupakan panduan bagi guru dalam proses pembelajaran sehingga perlu untuk
divalidasi terlebih dahulu. Adapun validator dalam memvalidasi RPP ini adalah Ibu
Dra. Ni Nyoman Nuryani selaku guru mata pelajaran. Skor yang diperoleh dari validasi
60
selanjutnya dijadikan acuan untuk menghitung skor akhir dengan menggunakan rumus
sebagai berikut:
mengetahui kelayakan LKPD yang akan digunakan. Hal ini menjadi penting karena
LKPD merupakan sarana bagi siswa dalam melakukan pembelajaran sehingga perlu
untuk divalidasi terlebih dahulu. Adapun validator dalam memvalidasi RPP ini adalah
Ibu Dra. Ni Nyoman Nuryani selaku guru mata pelajaran. Skor yang diperoleh dari
Data yang didapat kemudian dihitung dan dinilai dengan memberikan skor.
Setelah seluruh butir soal jawaban siswa diberi skor, maka langkah selanjutnya adalah
menghitung nilai akhir skor jawaban dari tiap item atau butir soal dengan menggunakan
tidak dilakukan uji normalitas dengan statistika uji dua pihak. Data akan terdistribusi
normal apabila kemampuan berpikir kreatif siswa > 0.05 dianggap signifikan, karena
Cara yang dapat digunakan untuk melakukan pengujian terhadap normal atau
tidaknya penyebaran data yaitu dengan rumus Chi kuadrat (Arikunto, 2013):
(𝑓𝑜− 𝑓ℎ )2
𝑥 2 hitung = ∑ (3.7)
𝑓ℎ
(Arikunto, 2013)
Keterangan:
2
x = harga chi-kuadrat
hitung
fo = frekuensi observasi
fh = frekuensi harapan
2 2
Kriteria: Jika x ≤x pada taraf signifikan yang digunakan sebesar 5%
hitung tabel
Uji homogenitas bertujuan untuk menegaskan bahwa kedua kelas yang dijadikan
sampel penelitian adalah homogen. Data yang digunakan untuk uji homogenitas
varians adalah data hasil posttest pada materi pokok sistem koloid. Homogenitas
(Sundayana, 2014)
Keterangan:
F = indeks homogenitas yang dicari
S2 = varians
X = nilai siswa
= rata-rata
n = jumlah sampel
Data dikatakan homogen jika F hitung < F tabel pada taraf signifikan 5%, dengan F
mengetahui jenis uji yang akan digunakan untuk uji hipotesis setelah (posttest) dari
data hasil penelitian yang terkumpul. Jika sebaran datanya terdistribusi normal, serta
posttest untuk mengetahui apakah ada perbedaan antara kedua sampel setelah diberikan
memenuhi uji asumsi yakni data terdistribusi normal dan homogen, maka uji hipotesis
H0: Pembelajaran inkuiri terbimbing pada pelajaran kimia tidak memberikan pengaruh
Ha: Pembelajaran inkuiri terbimbing pada pelajaran kimia memberikan pengaruh yang
Oleh karena 𝑛1 ≠ 𝑛2 dan varians homogen, maka rumus uji-t yang digunakan
𝑋̅1 −𝑋̅2
t-test = (3.10)
(𝑛 2 2
√ 1 −1)𝑆1 +(𝑛2 −1)𝑆2 ( 1 + 1 )
𝑛1 +𝑛2 −2 𝑛1 𝑛2
(Arikunto, 2013)
Keterangan:
𝑋̅1 = nilai rata-rata kelas eksperimen
𝑋̅2 = nilai rata-rata kelas kontrol
𝑛1 = jumlah siswa kelas eksperimen
𝑛2 = jumlah siswa kelas kontrol
𝑆1 = varians kelas eksperimen
𝑆2 = varians kelas kontrol
Pengambilan keputusan didasarkan pada uji hipotesis satu pihak yaitu jika t hitung
≥ ttabel dengan taraf signifikan 5%, maka H0 ditolak dan jika thitung < ttabel maka H0
diterima.
65
Aktivitas guru dan aktivitas siswa diobservasi dan dicatat dalam lembar
observasi. Data yang diperoleh memiliki rentang nilai 1–4. Untuk indikator sangat baik
diberi skor 4, baik diberi skor 3, sedangkan cukup diberi skor 2, dan kurang diberi skor
Jumlah skor
Persentase nilai rata − rata (NR) = 𝑥 100% (3.11)
Skor maksimal
keberhasilan tindakan, yang dapat dilihat dari dua aspek yaitu hasil observasi aktivitas
siswa dan pengelolaan pembelajaran oleh guru. Penelitian ini dinyatakan berhasil,
apabila kedua aspek tersebut telah berada dalam kategori baik dan sangat baik.
66
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Penelitian yang bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh yang lebih
berpikir kreatif siswa kelas XI IPA SMAN 2 Mataram ini, dapat mengumpulkan data
yang meliputi data lembar validasi RPP, data lembar validasi LKPD, data lembar
validitas isi instrumen penelitian, data uji instrumen penelitian, data lembar observasi
kegiatan guru dan siswa, serta data kemampuan berpikir kreatif siswa.
Data lembar validasi RPP, data lembar validasi LKPD dan lembar validitas isi
instrumen penelitian digunakan untuk melihat kevalidan dari RPP, LKPD dan soal
instrumen yang digunakan dalam hal kesesuaiannya dengan indikator, tujuan dan
materi pelajaran. Data uji instrumen soal digunakan untuk menentukan tingkat
kevalidan dan reliabilitas instrumen. Data lembar observasi kegiatan guru digunakan
untuk melihat ketercapaian proses pembelajaran di kelas ekperimen dan kelas kontrol.
Data lembar observasi siswa digunakan untuk melihat keaktifan siswa di kelas,
kemampuan berpikir kreatif siswa dan untuk menentukan uji statistik yang digunakan.
Aiken’s V untuk menghitung content-validity coefficient. Pada penelitian ini, nilai yang
didapatkan kemudian diinterpretasikan pada tabel 3.5, untuk materi diperoleh nilai 0,72
67
(baik), konstruk diperoleh nilai 0,70 (cukup), bahasa dan budaya diperoleh nilai 0,67
(cukup), dan instrumen diperoleh nilai 0,72 (baik). Lembar validasi ahli dan analisis
data validasi ahli dapat dilihat pada Lampiran 14. Kemudian instrumen diujicobakan
kepada 27 siswa kelas XI IPA 6 SMAN 2 Mataram. Uji instrumen penelitian ini
menggunakan dua pengujian yaitu uji validitas soal dan uji reliabilitas instrumen.
Uji validitas 12 butir soal dihitung menggunakan rumus product momen dengan
rtabel pada taraf signifikan 5% dan n = 27 adalah 0,381, maka diperoleh 9 soal yang
dinyatakan valid dengan rhitung > rtabel (Lampiran 15). Soal-soal yang dinyatakan valid
tersebut telah mewakili semua indikator. Selanjutnya, soal instrumen yang valid
diperoleh koefisien reliabilitas sebesar 0,72 (Lampiran 16). Berdasarkan tabel kriteria
dalam kriteria tinggi Guilford dalam Sundayana (2013). Oleh karena itu, instrumen ini
melihat apakah RPP yang digunakan sudah baik atau tidak. Hal ini menjadi penting
karena RPP merupakan panduan bagi guru dalam proses pembelajaran sehingga
perlu untuk divalidasi terlebih dahulu. Adapun validator RPP adalah guru kimia
didapatkan skor akhir sebesar 81,4 yang berarti bahwa RPP yang digunakan termasuk
68
dalam kategori baik sesuai dengan kriteria pada Tabel 3.7. Lembar validasi RPP dan
mengetahui kelayakan LKPD yang akan digunakan. Hal ini menjadi penting karena
LKPD merupakan sarana bagi siswa dalam melakukan pembelajaran sehingga perlu
untuk divalidasi terlebih dahulu. Validator LKPD ini adalah guru kimia siswa kelas
akhir sebesar 4 yang berarti bahwa LKPD yang digunakan termasuk dalam kategori
baik sesuai dengan kriteria pada Tabel 3.8. Lembar validasi LKPD dan analisis data
terjadwal pada hari senin jam ke 3-4 (09.40-11.30) dan hari jum’at jam ke 3-4 (09.45-
11.15). Kelas kontrol yakni kelas XI IPA 4 yang diterapkan model pembelajaran
konvensional, dijadwalkan pada hari senin jam ke 5-6 (11.30-13.30) dan hari sabtu jam
yaitu 2 kali pertemuan untuk kegiatan pembelajaran, dan 1 kali pertemuan untuk
69
masalah yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari, sehingga dalam proses
tersebut siswa bisa dengan mudah mendapatkan bahan-bahan yang digunakan untuk
diharapkan bisa memahami dengan baik materi sistem koloid sehingga informasi yang
Pada kelas kontrol, siswa juga diberikan LKPD untuk didiskusikan secara
terdapat pada LKPD kelas kontrol dan kelas eksperimen diambil dari masalah
kesimpulan. Sedangkan pada kelas kontrol, siswa dijelaskan materi terlebih dahulu,
menjawab soal pada LKPD dengan mengembangkan pengetahuan yang mereka miliki
setelah dijelaskan materi pada awal pembelajaran dan memanfaatkan buku-buku paket
kelas eksperimen diukur dengan lembar observasi aktivitas guru. Observer dalam
penelitian ini adalah salah satu rekan sejawat dari peneliti. Hasil observasi aktivitas
di kelas eksperimen dan kelas kontrol dikategorikan baik. Hal tersebut menunjukkan
71
bahwa proses pembelajaran di kedua kelas tersebut sudah berjalan dengan baik
Minat dan keaktifan siswa saat proses pembelajaran diukur dengan lembar
observasi aktivitas siswa. Observer dalam penelitian ini adalah salah satu rekan sejawat
dari peneliti.. Hasil observasi aktivitas siswa terdapat pada Tabel 4.3.
Berdasarkan Tabel 4.3 di atas, ketercapaian proses siswa dalam belajar di kelas
eksperimen dan kelas kontrol dikategorikan sangat baik. Hal tersebut menunjukkan
bahwa proses siswa dalam belajar di kedua kelas tersebut sudah berjalan dengan sangat
Tes kemampuan yang diberikan adalah tes tertulis berbentuk uraian yang terdiri
dari 9 soal. Kemampuan yang diukur adalah kemampuan berpikir kreatif yang terdiri
dari 4 indikator yaitu kemampuan berpikir lancar, berpikir luwes, berpikir original dan
perlakuan terlihat dari nilai tes akhir (posttest). Peneliti mengambil data dari 42 siswa
kelas eksperimen dan 44 siswa kelas kontrol yang mengikuti posttest. Perbandingan
Dari tabel di atas terlihat bahwa nilai tertinggi, nilai terendah, nilai rata-rata,
dan ketuntasan klasikal kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol.
Berikutnya dari hasil perhitungan posttest kemampuan berpikir kreatif (KBK) siswa
tiap-tiap indikator berpikir kreatif (IBK), didapatkan nilai rata-rata untuk IBK-1 sampai
dengan IBK-4 pada kelas eksperimen dan kelas kontrol seperti yang ditunjukkan pada
tabel 4.5.
setiap indikator yang menunjukkan bahwa pada kemampuan berpikir lancar dan luwes
kelas eksperimen mendapatkan kategori yang sama dengan kelas kontrol, sedangkan
73
pada kemampuan berpikir orisinal dan merinci kelas eksperimen lebih kreatif daripada
kelas kontrol. Secara keseluruhan, kemampuan berpikir kreatif kelas eksperimen lebih
kreatif daripada kelas kontrol. Perhitungan nilai rata-rata KBK dapat dilihat pada
Lampiran 23. Adapun secara grafik nilai rata-rata KBK posttest siswa ditunjukkan pada
Gambar 4.1.
74.94
80 66.26 69.5 64.66 61.42
60
38.63 33.92
40
20.45
20
0
IBK-1 IBK-2 IBK-3 IBK-4
Gambar 4.1 Perbandingan Nilai Rata-rata Kemampuan Berpikir Kreatif untuk Setiap
Indikator
Pada Gambar 4.1 terlihat bahwa persentase nilai IBK-2, IBK-3 dan IBK-4 kelas
eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol, sedangkan pada IBK-1 kelas kontrol
Uji normalitas posttest dilakukan untuk mengetahui apakah data posttest kedua
kelas tersebut terdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas dihitung menggunakan
rumus Chi kuadrat (𝑋 2 ) dan hasilnya dapat dilihat pada Tabel 4.6.
χ2hitung lebih kecil dari χ2tabel pada taraf signifikasn 5% dengan derajat kebebasan (dk)
normal, oleh karena itu uji statistik yang digunakan adalah uji statistik parametrik.
Analisis lengkap uji normalitas posttest dapat dilihat pada Lampiran 24 dan 25.
dan kelas kontrol homogen atau tidak. Uji homogenitas dianalisis menggunakan uji-F
Berdasarkan Tabel 4.7 di atas, terlihat bahwa Fhitung < Ftabel pada taraf signifikan
5%. Hal ini berarti data kedua kelas homogen, atau siswa pada kedua kelas memiliki
varians yang sama. Analisis lengkap uji homogenitas posttest dapat dilihat pada
Lampiran 26.
data kemampuan berpikir kreatif (KBK) dengan jumlah kedua sampel tidak sama (𝑛1
≠ 𝑛2 ), diketahui bahwa data KBK kedua sampel tersebut homogen dan terdistribusi
75
normal. Oleh karena itu, uji hipotesis yang digunakan adalah menggunakan persamaan
(3.10) yaitu uji-t (t-test) dengan derajat kebebasan (dk) sebesar (n1 + n2) ─ 2. Uji
hipotesis yang digunakan adalah uji hipotesis satu pihak (uji pihak kanan), karena
hipotesis yang digunakan menggunakan kata lebih baik. Hasil uji hipotesis dapat dilihat
Tabel 4.8 menunjukkan bahwa thitung > ttabel pada taraf siginifikan 5% dengan
terbimbing pada pelajaran kimia memberikan pengaruh yang lebih baik daripada
kreatif siswa kelas XI IPA SMAN 2 Mataram. Data perhitungan selengkapnya dapat
BAB V
PEMBAHASAN
SMAN 2 Mataram pada dua kelompok sampel, yaitu kelas XI IPA 5 sebagai kelas
eksperimen dengan jumlah 42 siswa dan kelas XI IPA 4 sebagai kelas kontrol yang
kali pertemuan, termasuk kegiatan posttest dengan alokasi waktu setiap pertemuan
selama 70 menit (2 jam pelajaran). Pada kelas eksperimen diberikan perlakuan yakni
secara acak artinya setiap kelompok yang terbentuk tidak bisa menentukan sendiri
anggota kelompoknya.
77
dilakukan secara cepat dan efisien. Peneliti mendapatkan sedikit kendala yang terkait
pembelajaran inkuiri terbimbing, beberapa siswa masih belum terbiasa dengan model
masih tampak bingung dengan masalah yang dihadapi, siswa terlihat kesulitan dalam
mengerjakan soal, ketika bergabung dengan kelompok pun siswa terlihat tidak mau
berkerja sama, beberapa diantaranya tidak mau berkelompok dengan kelompok yang
telah ditetapkan sebelumnya. Selain itu, kendala lain yaitu waktu kegiatan belajar
dari tahap pengulangan hasil praktikum pada pertemuan sebelumnya sampai tahap
evaluasi kegiatan pembelajaran. Pada pertemuan ini, terlihat beberapa kelompok lebih
aktif dalam mengerjakan latihan-latihan soal yang ada pada LKPD. Namun, ada
beberapa kelompok yang masih terlihat pasif dalam proses diskusi dan malas untuk
mendiskusikan hasil jawaban soal pada LKPD masing-masing. Oleh karena itu peneliti
mengontrol tiap kelompok agar lebih aktif berpartisipasi dalam pembelajaran dan
Selain itu, peneliti memberikan kesempatan kepada siswa secara acak untuk
menjelaskan hasil diskusinya agar semua siswa lebih terdorong untuk memahami
15 menit sebelum posttest dimulai. Soal posttest yang diberikan berjumlah 9 butir soal
uraian. Hasil posttest yang diperoleh digunakan untuk menguji hipotesis yang telah
dibuat.
model konvensional yaitu ceramah dan diskusi. Proses pembelajaran yang diterapkan
berbeda dengan kelas eksperimen namun materi yang diajarkan sama setiap
ajar peneliti menunjukkan contoh soal, kemudian dijawab bersama-sama dengan siswa.
Peneliti memberikan kesempatan bertanya jika ada yang belum dipahami. Namun,
siswa terlihat masih malu untuk bertanya sehingga peneliti tidak mengetahui
penyampaian materinya sudah dipahami atau tidak. Selanjutnya siswa diminta untuk
latihan soal tersebut didiskusikan dengan teman kelompoknya. Hasil diskusi latihan
soal tersebut selanjutnya dipresentasikan oleh salah satu siswa yang ditunjuk secara
79
acak. Peneliti mengklarifikasi jawaban siswa dan memberikan kesempatan siswa untuk
menanggapi jawaban kelompok yang presentasi, dan bertanya jika masih ada
untuk bertanya, siswa menjawab paham dan tidak ada yang bertanya. Peneliti
siswa diinstruksikan mengerjakan latihan-latihan soal yang ada pada LKPD dengan
teman kelompoknya. Pada proses latihan soal ini, beberapa siswa bertanya tentang soal
latihan yang tidak dipahami, kemudian peneliti langsung menjelaskan di depan kelas
maksud dari soal yang ada. Pada pertemuan ini, pembelajaran berjalan lebih kondusif
menggunakan model konvensional. Soal posttest yang diberikan berjumlah 9 butir soal
uraian. Hasil posttest yang diperoleh digunakan untuk menguji hipotesis yang telah
dibuat.
Penelitian ini mengukur kemampuan berpikir kreatif siswa pada materi sistem
koloid. Kemampuan berpikir kreatif yang diteliti memuat empat indikator, yaitu
kemampuan berpikir lancar, berpikir luwes, berpikir orisinal, dan berpikir merinci.
80
Sebelum instrumen tes kemampuan berpikir kreatif ini diberikan pada kelas
eksperimen dan kelas kontrol, peneliti terlebih dahulu melakukan validasi 12 butir soal
dengan uji coba instrumen di kelas XI IPA 6 yang telah selesai terlebih dahulu
mempelajari materi sistem koloid. Berdasarkan hasil uji validitas dan reliabilitas,
melalui tes akhir (posttest). Kemampuan berpikir kreatif siswa setelah diberikan
perlakuan memiliki nilai rata-rata yang cukup berbeda antara kelas eksperimen dan
Uji prasyarat hipotesis telah dianalisis dan didapatkan bahwa kedua kelas
homogen dan terdistribusi normal. Setelah didapatkan hasil dari uji prasyarat maka
dilakukan uji hipotesis dengan menggunakan uji statistik parametrik yaitu uji-t (t-test),
dan diperoleh t hitung = 2,92 > ttabel = 1,67 pada taraf siginifikan 5% dengan dk = 84,
sehingga H0 ditolak dan Ha diterima. Hal ini berarti bahwa pembelajaran inkuiri
terbimbing pada pelajaran kimia memberikan pengaruh yang lebih baik daripada
dan diskusi) terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa kelas XI IPA SMAN 2
Mataram. Sumantri & Permana (2000), menyatakan bahwa model inkuiri terbimbing
merupakan salah satu pilihan yang tepat untuk digunakan dalam pembelajaran kimia
81
karena memiliki kelebihan yaitu proses pembelajaran berpusat pada siswa sehingga
siswa lebih aktif dalam kegiatan belajar. Kelebihan yang lain adalah membuat konsep
pembelajaran akan lebih bermakna dan terserap ke dalam long term memory siswa. Hal
ini akan meningkatkan pemahaman konsep siswa. Berdasarkan hasil observasi yang
oleh beberapa faktor. Pertama, dapat disebabkan oleh proses pembelajaran yang
berlangsung pada kedua kelas. Proses pembelajaran di kelas eksperimen, siswa diberi
suatu pertanyaan yang berkaitan dengan materi sistem koloid. Pertanyaan yang
teori, sehingga konsep dapat ditemukan sendiri oleh siswa berdasarkan hasil praktikum
melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menemukan
konsep. Hal ini akan memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar bermakna.
82
Dengan demikian pengetahuan yang diperoleh siswa bukan dari mengingat atau
menghafal seperangkat fakta, konsep, atau teori, tetapi dengan menemukan dan
penerimaan dan hafalan konsep. Pemberian konsep melalui metode ceramah tanpa
melibatkan keaktifan berpikir siswa akan membuat konsep yang dimiliki siswa mudah
dilupakan karena tidak tersimpan lama di memori otak, sehingga berakibat pada
memahami pelajaran yang mengakibatkan hasil belajar siswa menjadi rendah. Hal ini
sesuai dengan pendapat Marsita dkk, (2010) yang menyatakan bahwa hasil
pembelajaran yang diperoleh dengan cara menghafal hanya bersifat sementara dan
Peningkatan kemampuan berpikir kreatif pada kelas eksperimen dapat terlihat ketika
proses belajar mengajar berlangsung, siswa pada kelas eksperimen yang diberi
pada aktifitas siswa secara maksimal, siswa itu sendiri yang berperan aktif sebagai
memberi kesimpulan teoritis yang jelas dengan mengemukakan bukti yang menunjang
dari apa yang dipertanyakannya. Partisipasi siswa saat pembelajaran dalam hal
terbimbing sehingga dari segala aktivitas yang berhubungan dengan kegiatan inkuiri
consept pada diri siswa sehingga siswa dapat mengerti tentang konsep dasar dan ide-
ide lebih baik yang berakibat pada peningkatan hasil belajar siswa yang cukup baik.
Berbeda dengan kelas eksperimen, aktivitas siswa kelas kontrol lebih banyak
mendengar penjelasan guru dan mengajukan pertanyaan apabila ada penjelasan guru
yang belum dimengerti. Interaksi antara guru dengan siswa dalam kelas saat kegiatan
tanya- jawab tidak banyak, hanya siswa-siswa yang memang aktif yang sering
merespon sedangkan siswa yang pasif akan lebih banyak diam bahkan cuek pada
penjelasan guru. Namun, pada kelas kontrol guru lebih mudah mengawasi keterlibatan
Bagi guru juga ringan, karena perhatiannya tidak terbagi-bagi sehingga perhatian guru
sepenuhnya terpusat pada kelas. Selain itu, siswa sudah terbiasa dengan metode
berpikir kreatif yang lebih baik daripada siswa yang diajarkan dengan model
inkuiri terbimbing dalam penelitian ini dapat dilihat pada besar kecilnya nilai
persentase aktivitas guru maupun aktivitas siswa dalam setiap pertemuan proses
menilai aktivitas guru dan aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung.
Persentase nilai rata-rata aktivitas guru kelas eksperimen dan kelas kontrol berturut-
turut yaitu 60% dan 58% keduanya dalam kategori baik, sedangkan untuk aktivitas
siswa persentase nilai rata-rata kelas eksperimen dan kelas kontrol berturut-turut yaitu
85,90% dan 80% keduanya dalam kategori baik. Hasil yang diperoleh menunjukkan
aktivitas guru dan aktivitas siswa pada kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan
kelas kontrol.
Hasil ini, sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh oleh Idrisah (2014)
siswa pada materi hidrolisis garam, menunjukan bahwa terdapat pengaruh yang
kreatif siswa, hal tersebut dikarenakan pembelajaran dengan inkuiri terbimbing tidak
hanya sebatas pada kegiatan mendengarkan, tetapi juga terlibat langsung dalam
kreatif kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol. Munandar (1999)
85
Faktor-faktor tersebut diperlihatkan dalam ciri-ciri aptitude dan non aptitude dari
kreativitas. Adapun ciri-ciri aptitude yang berhubungan dengan kognitif meliputi ciri-
ciri kemampuan berpikir kreatif (aptitude) meliputi kemampuan berpikir lancer, luwes
diharapkan siswa mampu menjawab dengan sejumlah jawaban jika ada pertanyaan atau
dapat mencetuskan banyak gagasan yang relevan. Berdasarkan hasil tes, terlihat bahwa
ada perbedaan jawaban antara kedua kelas. Meskipun demikian, hasil tes menunjukkan
bahwa kedua kelas berada pada kategori yang sama (kreatif) untuk indikator ini, hal ini
disebabkan karena siswa kedua kelas sudah mampu menjawab soal dengan banyak
gagasan. Berpikir lancar (fluency) dalam berpikir kreatif mengacu pada keberagaman
siswa, hal ini dikarenakan pembelajaran pada kelas eksperimen menggunakan model
hipotesis dapat melatih siswa untuk memberikan berbagai jawaban yang dianggap
benar sebelum menentukan jawaban yang benar sesuai dengan literatur yang ada.
berbeda-beda. Pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol berada pada kriteria yang
sama yaitu kreatif. Proses pembelajaran pada kelas eksperimen dapat menumbuhkan
86
kemampuan berpikir kreatif siswa pada indikator ini, hal ini dikarenakan pembelajaran
pada kelas eksperimen dengan tahapan pembelajaran seperti mengumpulkan data dapat
melatih siswa untuk menentukan atau menggolongkan informasi atau data yang
diharapkan siswa mampu memiliki cara berpikir yang lain dari yang lain. cara berpikir
yang lain dari yang lain. Kelas eksperimen lebih kreatif daripada kelas kontrol, yaitu
kelas eksperimen berada pada kriteria kreatif sedangkan kelas kontrol berada pada
menumbuhkan kemampuan berpikir kreatif siswa pada indikator ini, hal ini
Siswa pada kelas eksperimen sudah mampu memberikan penjelasan sederhana terkait
dengan pertanyaan yang diberikan, sedangkan siswa pada kelas kontrol sudah bisa
diharapkan siswa mampu mencari arti yang lebih mendalam terhadap jawaban atau
eksperimen lebih kreatif daripada kelas kontrol, yaitu kelas eksperimen berada pada
kriteria kurang kreatif sedangkan kelas kontrol berada pada kriteria tidak kreatif. Hal
ini berarti bahwa pada kelas eksperimen siswa lebih mampu mencari arti yang lebih
menumbuhkan kemampuan berpikir kreatif siswa pada indikator ini, hal ini
menguji hipotesis dapat melatih siswa untuk berpikir lain dari yang lain.
Hasil penelitian ini sesuai dengan yang dilakukan oleh Tatag (2005) tentang
menunjukkan bahwa tidak semua aspek (indikator) mengalami peningkatan. Hal ini
dapat dilihat, bahwa tidak semua indikator berada dalam kategori kreatif. Hal ini dapat
BAB VI
PENUTUP
kelas XI IPA SMAN 2 Mataram, diperoleh kesimpulan dari hipotesis yang diajukan
serta saran-saran.
6.1 Kesimpulan
6.2 Saran
pembelajaran pada materi sistem koloid karena berdasarkan hasil penelitian yang sudah
dilakukan ternyata dapat memberikan hasil yang lebih baik, dan kepada mahasiswa
(calon guru kimia) agar dapat meneliti lebih lanjut dengan menggunakan model
pembelajaran inkuiri terbimbing pada materi yang lain dengan memperhatikan karakter
89
siswa dan faktor-faktor lain yang berpengaruh terhadap kemampuan berpikir kreatif
DAFTAR PUSTAKA
HASIL WAWANCARA
Narasumber: Ibu Marjan S.Pd. (Guru Kimia kelas XI SMAN 2 Mataram)
Hasil Wawancara
Peneliti : Assalamualaikum Bu
Narasumber : Wa’alaikumussalam
Peneliti : Bagaimana kabar Ibu hari ini?
Narasumber : Alhamdulillah, sehat
Peneliti : Terima kasih atas waktu yang sudah ibu luangkan untuk melakukan
wawancara. Perkenalkan saya Dian Nofitha Aftriani dari Pendidikan
Kimia Universitas Mataram. Sebagai data awal dalam penelitian
saya, boleh saya mengajukan beberapa pertanyaan tentang proses
belajar mengajar kimia?
Narasumber : Silahkan, tidak apa-apa kebetulan saya sudah selesail mengajar.
Peneliti : Kurikulum apa yang sedang diterapkan di sekolah ini?
Narasumber : Saat ini sekolah sedang menerapkan KTSP dan Kurikulum 2013.
Peneliti : Mengapa bisa dua kurikulum yang digunakan?
Narasumber : KTSP digunakan untuk siswa kelas XI dan XII, sedangkan K13
digunakan untuk siswa kelas X. K13 belum bisa digunakan untuk
kelas XI dan XII, hal ini dikarenakan kurangnya ruangan kelas yang
tersedia, sehingga waktu KBM tidak mencukupi.
Peneliti : Berapa nilai KKM untuk mata pelajaran kimia?
Narasumber : KKM untuk mata pelajaran kimia 78
Peneliti : Berapa jumlah kelas XI IPA yang ada di sekolah ini?
Narasumber : Ada 7 kelas untuk kelas XI IPA yaitu kelas XI IPA 1 – XI IPA 7.
Terdapat 1 kelas unggulan yaitu kelas XI IPA 1.
Peneliti : Berhubung telah dilaksanakannya ujian MID semester, bagaimana
ketuntasan siswa pada pelajaran kimia?
Narasumber : Untuk nilai MID semester ini sangat tidak memuaskan karena
sebagian besar siswa tidak ada yang tuntas. Hal ini terjadi hampir di
semua kelas.
Peneliti : Selama pembelajaran kimia, pernahkan ibu menggunakan model
pembelajaran tertentu?
Narasumber : Tidak pernah
Peneliti : Bagaimana metode ibu mengajar di kelas?
Narasumber : Saya mengajar dengan metode konvensional, menyampaikan materi
dengan ceramah dan latihan soal, kadang-kadang juga menggunakan
94
metode diskusi.
Peneliti : Bagaimana respon siswa saat proses pembelajaran?
Narasumber : Belum sepenuhnya aktif dalam pembelajaran dan memerlukan
dorongan yang kuat untuk menarik perhatian siswa.
Peneliti : Apakah Ibu pernah menggunakan model pembelajaran Inkuiri
Terbimbing pada materi sistem koloid?
Narasumber : Belum pernah.
Peneliti : Mengapa Bu?
Narasumber : Materi sistem koloid merupakan materi terakhir di semester 2. Pada
semester 2 ini, banyak sekali libur, baik itu libur karena ujian
Nasional, sekolah, ataupun tidak belajar karena ada ulang tahun
sekolah. Hal ini mengakibatkan pada materi tersebut, siswa
diharuskan merangkum tanpa melaksanakan pembelajaran.
Kalaupun ada waktu untuk mengajar, materi tersebut hanya
dijelaskan secara garis besarnya saja.
Peneliti : Baik Bu, terima kasih untuk waktunya.
Narasumber : Sama-sama.
LAMPIRAN 2 95
KELAS XI IPA 3
NO
Nama Siswa Nilai
1 Ade Triandari 45
2 Adji Triyuwono 47
3 Arya Agung
58
Laksamana Dwi S.P.
4 Arzety Namirah Basri 62
5 Bimo Abdi Samudro 61
6 Daffa Ulhaq 52
7 Didin Kusuma Wardani 53
8 Dimas Idham Santoso 65
9 Dinar Febriana Putri 60
10 Dwi Indri Veby A. 59
11 Feraldy Alief Pradana 78
12 Gabby Zulya P. 82
13 I Gede Pande Yuditya
58
Permana
14 I Wayan Satya Bratha
56
Putra
15 Imam Apriadi 65
16 Irsyadi Rachim 50
17 Irsyadi Rachman 58
18 Joana Putri Rizani 78
19 Kukuh Sukma W. 80
20 Kurnia Ramdani 62
21 Lalu Arlan Dimas A. 53
22 Luh Widya Santi Dewi 51
23 Maya Nurfadillah 82
24 Melly Saptyani 78
25 Muhammad Dimas
75
Pratama A.
26 Muhammad Fabian I. 56
27 Muhammad Rafli Kana 78
98
Pratama
28 Nabila Widiawati 78
29 Ni Kadek Dwi Okta
79
Virana Reksi
30 Ni Nyoman Ratih W. 78
31 Nyoman Tri Oka 58
32 Rahmi Dwi Yuliatna 45
33 Renaldy Gilang R. 78
34 Rezkia Fikriyanti 63
35 Rini Sopia Islam 50
36 Rizki Triaz Pamungkas 78
37 Sabilla Putri Ramdani 55
38 Shafira Salsabila R. 65
39 Wahyu Fatullah Akbar 52
40 Wahyu Prawiradijaya 54
41 Widya Rahma Fitriani 78
42 Wira Sastra Wiguna 48
43 Yani Nurpati Pancarani 52
44 Yudo Rizky Nurtanto 60
Jumlah Total 2773
Guru Kimia SMAN 2 Mataram
Rata-Rata 63,02
Marjan, S.Pd.
NIP. 19750617 200604 0 202
LAMPIRAN 3 103
26 64.5 22 56 56 78 80 40 4.575 -11.12 -7.023 -7.159 20.68 23.86 -13.48 20.93 123.6 49.32 51.25 427.8 569.5 181.6
27 71.5 25.5 78 78 78 40 80 11.58 -7.619 14.98 14.84 20.68 -16.14 26.52 134 58.05 224.3 220.3 427.8 260.4 703.5
28 43 53 78 78 54 60 50 -16.93 19.88 14.98 14.84 -3.317 3.864 -3.476 286.5 395.3 224.3 220.3 11 14.93 12.08
29 49 29 79 79 40 70 40 -10.93 -4.119 15.98 15.84 -17.32 13.86 -13.48 119.4 16.97 255.3 250.9 299.9 192.2 181.6
30 64 29 78 78 79 50 66 4.075 -4.119 14.98 14.84 21.68 -6.136 12.52 16.61 16.97 224.3 220.3 470.1 37.65 156.8
31 63.5 27.5 58 56 50 50 80 3.575 -5.619 -5.023 -7.159 -7.317 -6.136 26.52 12.78 31.57 25.23 51.25 53.54 37.65 703.5
32 50.5 17.5 45 46 58 50 50 -9.425 -15.62 -18.02 -17.16 0.683 -6.136 -3.476 88.83 244 324.8 294.4 0.466 37.65 12.08
33 51.5 20 78 78 50 70 60 -8.425 -13.12 14.98 14.84 -7.317 13.86 6.524 70.98 172.1 224.3 220.3 53.54 192.2 42.56
34 43 39 63 60 50 75 40 -16.93 5.881 -0.023 -3.159 -7.317 18.86 -13.48 286.5 34.59 5E-04 9.98 53.54 355.8 181.6
35 52.5 50.5 50 52 52 40 70 -7.425 17.38 -13.02 -11.16 -5.317 -16.14 16.52 55.13 302.1 169.6 124.5 28.27 260.4 273
36 40 35 78 78 52 50 50 -19.93 1.881 14.98 14.84 -5.317 -6.136 -3.476 397 3.538 224.3 220.3 28.27 37.65 12.08
37 74 37 55 58 52 75 60 14.08 3.881 -8.023 -5.159 -5.317 18.86 6.524 198.1 15.06 64.36 26.62 28.27 355.8 42.56
38 61 35 65 63 54 70 40 1.075 1.881 1.977 -0.159 -3.317 13.86 -13.48 1.156 3.538 3.91 0.025 11 192.2 181.6
39 71 37.5 52 54 44 50 60 11.08 4.381 -11.02 -9.159 -13.32 -6.136 6.524 122.7 19.19 121.5 83.89 177.3 37.65 42.56
40 85 31 54 56 54 50 50 25.08 -2.119 -9.023 -7.159 -3.317 -6.136 -3.476 628.8 4.49 81.41 51.25 11 37.65 12.08
41 20.5 78 78 52 50 40 -12.62 -18.02 14.84 -5.317 -6.136 -13.48 159.2 324.8 220.3 28.27 37.65 181.6
42 12 48 50 78 50 50 -21.12 -15.02 -13.16 20.68 -6.136 -3.476 446 225.7 173.2 427.8 37.65 12.08
43 52 56 50 -11.02 -7.159 -6.136 121.5 51.25 37.65
44 60 63 70 -3.023 -0.159 13.86 9.137 0.025 192.2
Σ (x1 − x̅ )2
S1 2 =
n−1
17443.8
=
40 − 1
= 447,28
2 Σ (x2 − x̅ )2
S2 =
n−1
8142.90
=
42 − 1
= 198,61
Σ (x3 − x̅ )2
S3 2 =
n−1
6105.48
=
44 − 1
=141,98
106
Σ (x4 − x̅ )2
S4 2 =
n−1
5343.89
=
44 − 1
= 124,28
Σ (x5 − x̅ )2
S5 2 =
n−1
7020.90
=
42 − 1
= 171,24
Σ (x6 − x̅ )2
S6 2 =
n−1
6893.20
=
44 − 1
= 160,31
Σ (x7 − x̅ )2
S7 2 =
n−1
5498.50
=
42 − 1
= 134,11
107
Perhitungan Homogenitas:
SILABUS PEMBELAJARAN
B. Tujuan Pembelajaran
1. Melalui praktikum dan diskusi sesuai model pembelajaran inkuiri terbimbing, siswa
dapat membedakan larutan, suspensi, dan koloid.
2. Melalui diskusi sesuai model pembelajaran inkuiri terbimbing, siswa dapat
mengidentifikasi jenis koloid berdasarkan fase terdispersi dan fase pendisfersi.
3. Melalui praktikum dan diskusi sesuai model pembelajaran inkuiri terbimbing, siswa
dapat menjelaskan sifat-sifat koloid (efek Tyndal, gerak Brown, elektroforesis,
adsorpsi, koagulasi, dan dialysis).
4. Melalui diskusi sesuai model pembelajaran inkuiri terbimbing, siswa dapat
membedakan koloid liofil dan koloid liofil.
5. Melalui diskusi sesuai model pembelajaran inkuiri terbimbing, siswa mampu
menjelaskan peranan koloid dalam kehidupan sehari-hari.
6. Melalui diskusi sesuai model pembelajaran inkuiri terbimbing, siswa mampu
menjelaskan cara pembuatan koloid dengan cara dispersi dan kondensasi.
C. Materi Pembelajaran
a. Pengertian sistem koloid
b. Jenis-jenis koloid
c. Sifat-sifat koloid
d. Koloid liofil dan liofob
e. Pembuatan koloid
f. Peranan koloid dalam kehidupan
D. Strategi Pembelajaran
1. Pendekatan : Saintifik
2. Model : Inkuiri terbimbing
3. Metode : Diskusi, Tanya jawab, Ceramah dan praktikum
E. Media Pembelajaran
Media/Alat/bahan : LKPD, Papan tulis, Spidol, LCD, Laptop
F. Sumber Belajar
1. Buku Kimia Kelas XI, Kementerian dan Kebudayaan Tahun 2009.
114
2. LKS kimia
3. Buku/ sumber lain yang relevan.
4. Sumber dari internet yang relevan (misal:chem-istry.org)
G. Kegiatan Pembelajaran
• Pertemuan ke-1 (2 x 35 menit)
Kompetensi Dasar Indikator
5.1 Mengelompokkan sifat-sifat koloid dan 5.1.1 Mengklasifikasikan suspensi kasar,
penerapannya dalam kehidupan sehari- larutan sejati dan koloid berdasarkan data
hari hasil pengamatan (effek Tyndall,
homogen/heterogen, dan penyaringan).
5.1.2 Mengelompokkan jenis koloid
berdasarkan fase terdispersi dan fase
pendispersi.
5.1.3 Mendeskripsikan sifat-sifat koloid (effek
Tyndall, gerak Brown, dialisis,
elektroforesis, emulsi,koagulasi).
Tahap Model
Kegiatan Inkuiri Deskripsi Kegiatan Alokasi
Pembelajaran Terbimbing Waktu
Kegiatan Awal • Siswa mengucapkan salam pembuka 7 menit
dan berdoa sebelum memulai
pelajaran.
• Guru memeriksa kehadiran siswa.
• Memberikan apersepsi kepada siswa.
(Kalian pernah memerhatikan cahaya
matahari ketika pagi hari saat
memasuki celah jendela kamar
kalian? Apa yang kalian bisa amati
dari peristiwa tersebut?. Contoh
115
Tahap Model
Kegiatan Inkuiri Deskripsi Kegiatan Alokasi
Pembelajaran Terbimbing Waktu
Kegiatan Awal • Siswa mengucapkan salam 7 menit
pembuka dan berdoa sebelum
memulai pelajaran.
• Guru memeriksa kehadiran siswa.
• Memberikan apersepsi kepada
siswa. (Penggunana deodoran
dalam kehidupan sehari-hari
merupakan salah satu peranan
koloid dalam bidang kosmetik.
Lalu apa saja peranan koloid dalam
bidang-bidang yang lain? Nah,
untuk menjawab pernyataan
tersebut maka kita akan belajar
tentang koloid liofil dan liofob,
peranan koloid dan pembuatan
koloid).
• Menyampaikan indikator
pembelajaran.
118
H. Penilaian
B. Tujuan Pembelajaran
1. Melalui penjelasan guru dan diskusi siswa dapat menjelaskan perbedaan larutan,
koloid dan suspensi.
2. Melalui penjelasan guru dan diskusi siswa dapat mengidentifikasi jenis koloid
berdasarkan fase terdispersi dan fase pendispersi.
123
3. Melalui penjelasan guru dan diskusi siswa dapat menganalisis sifat-sifat koloid
(efek Tyndall, gerak Brown, elektroforesis, adsorpsi, koagulasi, dan dialisis).
4. Melalui penjelasan guru dan diskusi siswa dapat menjelaskan perbedaan koloid
liofil dan liofob.
5. Melalui penjelasan guru dan diskusi siswa dapat menganalisis peranan koloid
dalam kehidupan sehari-hari.
6. Melalui penjelasan guru dan diskusi siswa dapat menjelaskan cara pembuatan
koloid dengan cara dispersi dan kondensasi.
C. Materi Pembelajaran
a. Pengertian sistem koloid
b. Jenis-jenis koloid
c. Sifat-sifat koloid
d. Koloid liofil dan liofob
e. Peranan koloid dalam kehidupan
f. Pembuatan koloid
D. Strategi Pembelajaran
1. Pendekatan : Saintifik
2. Model : Konvensional
3. Metode : Ceramah dan diskusi
E. Media Pembelajaran
Media/Alat/bahan : LKPD, Papan tulis, Spidol,
F. Sumber Belajar
1. Buku Kimia Kelas XI, Kementerian dan Kebudayaan Tahun 2009.
2. LKS kimia
3. Buku/ sumber lain yang relevan.
4. Sumber dari internet yang relevan (misal:chem-istry.org)
124
G. Kegiatan Pembelajaran
• Pertemuan ke-1 (2 x 35 menit)
Kompetensi Dasar Indikator
5.1 Mengelompokkan sifat-sifat koloid 5.1.1 Mengklasifikasikan suspensi kasar,
dan penerapannya dalam kehidupan larutan sejati dan koloid berdasarkan
sehari-hari. data hasil pengamatan (effek Tyndall,
homogen/heterogen, dan penyaringan).
5.1.2 Mengelompokkan jenis koloid
berdasarkan fase terdispersi dan fase
pendispersi.
5.1.3 Mendeskripsikan sifat-sifat koloid
(effek Tyndall, gerak Brown, dialisis,
elektroforesis, emulsi,koagulasi).
H. Penilaian
p
Kelas Eksperimen
Hari, tanggal:
Kelas:
Anggota Kelompok :
1. .......................................................................
2. .......................................................................
3. .......................................................................
4. .......................................................................
5. .......................................................................
6. ......................................................................
PETUNJUK :
MATERI AJAR
- Pengertian Koloid
Sistem koloid adalah suatu bentuk campuran yang keadaannya terletak antara
larutan dan suspensi (campuran kasar). Sistem koloid ini mempunyai sifat-sifat
khas yang berbeda dari sifat larutan ataupun suspensi. Koloid tergolong campuran
heterogen dan merupakan sistem dua fase. Zat yang didispersikan disebut fase
terdispersi, sedangkan medium yang digunakan untuk mendispersikan zat disebut
medium dispersi.
Tabel Perbedaan Sifat Larutan, Koloid, dan Suspensi
Larutan Koloid Suspensi
Homogen, tak dapat Secara makroskopis Heterogen
dibedakan walaupun bersifat homogen tetapi
menggunakan mikroskop heterogen jika diamati
ultra. dengan mikroskop ultra.
Semua partikelnya Partikelnya berdimensi Dimensi partikelnya
berdimensi (panjang, lebar, antara 1 nm sampai 100 lebih besar dari 100
atau tebal) kurang dari 1 nm nm nm
Satu fasa Dua fasa Dua fasa
Stabil Pada umumnya stabil Tidak stabil
Tidak dapat disaring Tidak dapat disaring Dapat disaring
kecuali dengan penyaring
ultra
132
- Jenis-Jenis Koloid
Pengelompokan sistem koloid didasarkan pada fase terdispersi dan medium
pendispersi. Fase terdispersi dan medium pendispersi dalam suatu sistem koloid
dapat berupa gas, cair, atau padat.
Tabel Pengelompokan Sistem Koloid
Fasa Fasa
Jenis Koloid Contoh
Terdispersi Pendispersi
Buih sabun, Sampo,
Gas Cair Buih
Detergen
Karet Busa, Batu
Gas Padat Buih Padat
apung
Cair Gas Aerosol cair Kabut
Cair Cair Emulsi Susu, Santan, Es krim
Cair Padat Emulsi padat Mutiara, Keju
Padat Gas Aerosol padat Asap
Cat, larutan agar-
Padat Cair Sol agar, larutan kanji,
lotion
Kaca Berwarna,
Padat Padat Sol Padat
campuran logam
- Sifat-Sifat Koloid
Sistem koloid mempunyai sifat khas yang berbeda dari sifat larutan ataupun
suspensi. Beberapa sifat-sifat koloid sebagai berikut:
1. Efek Tyndall
Efek Tyndall adalah efek penghamburan cahaya oleh partikel koloid.
Efek Tyndall merupakan salah satu cara yang sederhana untuk mengetahui
suatu dispersi itu merupakan koloid atau bukan. Dalam kehidupan sehari-hari
efek Tyndall dapat dilihat pada sorot lampu mobil pada malam yang
berkabut.
2 . Gerak Brown
Gerak zig-zag atau gerak acak pada koloid disebut gerak Brown, sesuai
dengan nama penemunya seorang ahli biologi Robert Brown yang
berkebangsaan Inggris. Gerak Brown terjadi sebagai akibat tumbukan yang
133
KEGIATAN
A. Merumuskan Masalah
1. Diantara campuran berikut: air + gula, air + susu dan air + tepung
manakah yang termasuk larutan, suspensi & koloid?.
2. Mengapa berkas cahaya lampu senter mengalami penghamburan saat
melewati campuran air + susu?.
3. Mengapa pada air + susu akan terbentuk endapan jika ditambahkan
air jeruk?.
4. Lengkapilah tabel dibawah ini:
Sifat Campuran
Campuran
Gelas 1 Gelas 2 Gelas 3
(Gula+air) (susu+air) (Tepung+air)
Larut/Tidak
Keruh/Tidak
Stabil/Tidak
Berkas
Cahaya
136
B. Merumuskan Hipotesis
Rumuskan jawaban sementara (hipotesis) berdasarkan rumusan masalah di
atas.
Setelah itu, ayo lanjutkan mencari data, teori dan konsep sehingga kalian
dapat merancang praktikum untuk menguji kebenaran hipotesis kalian
berdasarkan teori dan konsep yang telah kalian kumpulkan.
137
C. Mengumpulkan Data
PETUNJUK PRAKTIKUM
SISTEM KOLOID
A. Tujuan
Untuk membedakan larutan, suspensi dan koloid.
Larut/Tidak
Keruh/Tidak
Stabil/Tidak
Berkas Cahaya
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
139
E. Menyimpulkan
140
Kelas Eksperimen
Hari, tanggal:
Kelas:
Anggota Kelompok :
1. .......................................................................
2. .......................................................................
3. .......................................................................
4. .......................................................................
5. .......................................................................
6. ......................................................................
PETUNJUK :
MATERI AJAR
- Koloid Liofil dan Koloid Liofob
Berdasarkan sifat adsorbsi dari partikel koloid terhadap medium
pendispersinya koloid dibedakan menjadi dua, yaitu koloid liofil dan koloid
liofob. Berikut ini penjelasan mengenai kedua macam koloid tersebut.
1. Koloid liofil
Koloid liofil yaitu koloid yang senang cairan. Partikel koloid akan
mengadsorbsi (menyerap) molekul cairan, sehingga terbentuk selubung di
sekeliling partikel koloid. Apabila medium pendispersinya air, maka disebut
dengan hidrofil (senang air). Contoh: detergen, kanji, protein, dan agar-agar.
2. Koloid liofob
Koloid liofob yaitu koloid yang tidak suka air. Partikel koloid tidak
mengadsorbsi molekul cairan. Apabila medium terdispersinya air, maka disebut
dengan hidrofob (tidak suka air). Contoh: sol belerang, sol Fe(OH)3, dan sol-sol
logam.
143
- Pembuatan Koloid
Sistem koloid dapat dibuat dengan pengelompokkan (agregasi) partikel
larutan sejati atau menghaluskan bahan dalam bentuk kasar kemudian
didispersikan ke dalam medium dispersi.
1. Cara kondensasi
Dengan cara ini partikel larutan sejati (molekul atau ion) bergabung
menjadi partikel koloid. Cara ini dapat dilakukan melalui reaksi-reaksi kimia,
sebagai berikut: reaksi redoks, reaksi hidrolisis, dekomposisi rangkap,
penggantian pelarut.
2. Cara dispersi
Dengan cara dispersi, partikel kasar dipecah menjadi partikel koloid. Cara
dispersi dapat dilakukan secara mekanik, peptisasi, atau dengan loncatan bunga
listrik (cara busur Bredig).
3. Industri cat
Cat adalah zat berwarna (pigmen) yang tidak larut dalam air atau medium
cat, tetapi dengan sistem koloid dapat dibuat suatu campuran yang homogen
(merata) dan stabil.
4. Kelestarian lingkungan
Untuk mengurangi polusi udara yang disebabkan oleh pabrik-pabrik, digunakan
suatu alat yang disebut Cottrel. Alat ini berfungsi untuk menyerap partikel-
partikel koloid yang terdapat dalam gas buangan yang keluar dari cerobong asap
pabrik.
KEGIATAN
A. Merumuskan Masalah
B. Merumuskan Hipotesis
Rumuskan jawaban sementara (hipotesis) berdasarkan rumusan masalah di
atas.
C. Mengumpulkan Data
Kumpulkan data sebanyak mungkin untuk menjawab pertanyaan di atas.
146
D. Menguji hipotesis
Diantara data atau informasi yang diperoleh tentukan jawaban yang paling
dianggap benar.
147
E. Menyimpulkan
Dari permasalahan yang diatas, apa yang dapat kamu simpulkan?
LAMPIRAN 8 148
Kelas Kontrol
Hari, tanggal:
Kelas:
Anggota Kelompok :
1. .......................................................................
2. .......................................................................
3. .......................................................................
4. .......................................................................
5. .......................................................................
6. ......................................................................
PETUNJUK :
MATERI AJAR
- Pengertian Koloid
Sistem koloid adalah suatu bentuk campuran yang keadaannya terletak antara
larutan dan suspensi (campuran kasar). Sistem koloid ini mempunyai sifat-sifat
khas yang berbeda dari sifat larutan ataupun suspensi. Koloid tergolong campuran
heterogen dan merupakan sistem dua fase. Zat yang didispersikan disebut fase
terdispersi, sedangkan medium yang digunakan untuk mendispersikan zat disebut
medium dispersi.
Tabel Perbedaan Sifat Larutan, Koloid, dan Suspensi
Larutan Koloid Suspensi
Homogen, tak dapat Secara makroskopis Heterogen
dibedakan walaupun bersifat homogen tetapi
menggunakan mikroskop heterogen jika diamati
ultra. dengan mikroskop ultra.
Semua partikelnya Partikelnya berdimensi Dimensi partikelnya
berdimensi (panjang, lebar, antara 1 nm sampai 100 lebih besar dari 100
atau tebal) kurang dari 1 nm nm nm
Satu fasa Dua fasa Dua fasa
Stabil Pada umumnya stabil Tidak stabil
Tidak dapat disaring Tidak dapat disaring Dapat disaring
kecuali dengan penyaring
ultra
150
- Jenis-Jenis Koloid
Pengelompokan sistem koloid didasarkan pada fase terdispersi dan medium
pendispersi. Fase terdispersi dan medium pendispersi dalam suatu sistem koloid
dapat berupa gas, cair, atau padat.
Tabel Pengelompokan Sistem Koloid
Fasa Fasa
Jenis Koloid Contoh
Terdispersi Pendispersi
Buih sabun, Sampo,
Gas Cair Buih
Detergen
Karet Busa, Batu
Gas Padat Buih Padat
apung
Cair Gas Aerosol cair Kabut
Cair Cair Emulsi Susu, Santan, Es krim
Cair Padat Emulsi padat Mutiara, Keju
Padat Gas Aerosol padat Asap
Cat, larutan agar-
Padat Cair Sol agar, larutan kanji,
lotion
Kaca Berwarna,
Padat Padat Sol Padat
campuran logam
- Sifat-Sifat Koloid
Sistem koloid mempunyai sifat khas yang berbeda dari sifat larutan ataupun
suspensi. Beberapa sifat-sifat koloid sebagai berikut:
1. Efek Tyndall
Efek Tyndall adalah efek penghamburan cahaya oleh partikel koloid.
Efek Tyndall merupakan salah satu cara yang sederhana untuk mengetahui
suatu dispersi itu merupakan koloid atau bukan. Dalam kehidupan sehari-hari
efek Tyndall dapat dilihat pada sorot lampu mobil pada malam yang
berkabut.
2 . Gerak Brown
Gerak zig-zag atau gerak acak pada koloid disebut gerak Brown, sesuai
dengan nama penemunya seorang ahli biologi Robert Brown yang
berkebangsaan Inggris. Gerak Brown terjadi sebagai akibat tumbukan yang
151
KEGIATAN
Kerjakan soal-soal berikut dengan baik dan benar!
1. Diantara campuran berikut: air + gula, air + susu dan air + tepung
manakah yang termasuk larutan, suspensi & koloid?.
2. Mengapa berkas cahaya lampu senter mengalami penghamburan saat
melewati campuran air + susu?.
3. Mengapa pada air + susu akan terbentuk endapan jika ditambahkan air
jeruk?.
4. Lengkapilah tabel dibawah ini:
Sifat Campuran
Campuran
Gelas 1 Gelas 2 Gelas 3
(Gula+air) (susu+air) (Tepung+air)
Larut/Tidak
Keruh/Tidak
Stabil/Tidak
Berkas Cahaya
153
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
154
Kelas Kontrol
Hari, tanggal:
Kelas:
Anggota Kelompok :
1. .......................................................................
2. .......................................................................
3. .......................................................................
4. .......................................................................
5. .......................................................................
6. ......................................................................
PETUNJUK :
MATERI AJAR
- Koloid Liofil dan Koloid Liofob
Berdasarkan sifat adsorbsi dari partikel koloid terhadap medium
pendispersinya koloid dibedakan menjadi dua, yaitu koloid liofil dan koloid
liofob. Berikut ini penjelasan mengenai kedua macam koloid tersebut.
1. Koloid liofil
Koloid liofil yaitu koloid yang senang cairan. Partikel koloid akan
mengadsorbsi (menyerap) molekul cairan, sehingga terbentuk selubung di
sekeliling partikel koloid. Apabila medium pendispersinya air, maka disebut
dengan hidrofil (senang air). Contoh: detergen, kanji, protein, dan agar-agar.
2. Koloid liofob
Koloid liofob yaitu koloid yang tidak suka air. Partikel koloid tidak
mengadsorbsi molekul cairan. Apabila medium terdispersinya air, maka disebut
dengan hidrofob (tidak suka air). Contoh: sol belerang, sol Fe(OH)3, dan sol-sol
logam.
156
- Pembuatan Koloid
Sistem koloid dapat dibuat dengan pengelompokkan (agregasi) partikel
larutan sejati atau menghaluskan bahan dalam bentuk kasar kemudian
didispersikan ke dalam medium dispersi.
1. Cara kondensasi
Dengan cara ini partikel larutan sejati (molekul atau ion) bergabung
menjadi partikel koloid. Cara ini dapat dilakukan melalui reaksi-reaksi kimia,
sebagai berikut: reaksi redoks, reaksi hidrolisis, dekomposisi rangkap,
penggantian pelarut.
2. Cara dispersi
Dengan cara dispersi, partikel kasar dipecah menjadi partikel koloid. Cara
dispersi dapat dilakukan secara mekanik, peptisasi, atau dengan loncatan bunga
listrik (cara busur Bredig).
3. Industri cat
Cat adalah zat berwarna (pigmen) yang tidak larut dalam air atau medium
cat, tetapi dengan sistem koloid dapat dibuat suatu campuran yang homogen
(merata) dan stabil.
4. Kelestarian lingkungan
Untuk mengurangi polusi udara yang disebabkan oleh pabrik-pabrik,
digunakan suatu alat yang disebut Cottrel. Alat ini berfungsi untuk menyerap
partikel-partikel koloid yang terdapat dalam gas buangan yang keluar dari
cerobong asap pabrik.
KEGIATAN
Kerjakan soal-soal berikut dengan baik dan benar!
1. Bagaimanakah pengaruh penambahan larutan elektrolit pada koloid liofil dan
koloid liofob?.
2. Untuk membuat sayur atau kuah, bumbu dapur digerus sampai halus
selanjutnya dituangkan ke dalam air mendidih, dan kuah yang terbentuk
membentuk koloid. Tergolong cara apakah ini?.
3. Tahukah kalian jika fenomena salah satu sifat koloid yang kalian amati dapat
diterapkan dalam dunia industri farmasi. Tentunya kalian pernah mengalami
diare kan? nah, kalian pasti membutuhkan obat norit.Bagaimana prinsip
kerjanya?. Jelaskan.
4. Jelaskan perbedaan pembuatan koloid dengan cara dispersi dan kondensasi.
Jawab:
158
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
159
LAMPIRAN 9 160
LEMBAR VALIDASI
Kelas/Semester : XI/II
Petunjuk :
1. Berilah tanda check ( √ ) pada kolom yang sesuai untuk menilai rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP).
2. Bila Anda memilih opsi “1” atau “2” dimohon untuk memberikan masukan atau saran pada
kolom yang telah disediakan.
3. Keterangan: 4) Sangat Baik; 3) Baik; 2) Cukup; dan 1) Kurang.
VI Kegiatan pembelajaran
15. Keterpaduan kegiatan pembelajaran dengan karakter √
kreatif, kerja keras dan rasa ingin tahu
16. Keruntutan langkah-langkah dalam kegiatan pembelajaran √
17. Ketepatan alokasi waktu dengan kegiatan pembelajaran √
VII Pemilihan media/sumber belajar
18. Kesesuaian media dalam pencapaian tujuan pembelajaran √
161
Saran
VI Kegiatan pembelajaran
15. Keterpaduan kegiatan pembelajaran dengan karakter √
kreatif, kerja keras dan rasa ingin tahu
16. Keruntutan langkah-langkah dalam kegiatan pembelajaran √
17. Ketepatan alokasi waktu dengan kegiatan pembelajaran √
VII Pemilihan media/sumber belajar
18. Kesesuaian media dalam pencapaian tujuan pembelajaran √
163
101
Nilai = 124 𝑥 100
Nilai = 81.4 (Baik)
165
LAMPIRAN 10
1. Berilah tanda check ( √ ) pada kolom yang sesuai untuk menilai LKPD.
2. Bila Anda memilih opsi “1” atau “2” dimohon untuk
memberikan masukan atau saran pada kolom yang telah
disediakan.
3. Keterangan: 4) Sangat Baik; 3) Baik; 2) Cukup; dan 1) Kurang.
Saran
16
Nilai = 20 𝑥 5
Nilai = 4 (Baik)
LAMPIRAN 11 167
5.1.5 Mendeskripsikan Berpikir lancar Menjawab dengan 9. Penggunaan deodoran dalam kehidupan
peranan koloid di sejumlah jawaban jika sehari-hari merupakan salah satu peran
industri kosmetik, ada pertanyaan. sistem koloid dalam industri kosmetik.
makanan, dan Sebutkan contoh lain peran sistem
farmasi. koloid dalam industri kosmetik.
Berpikir merinci Mencari arti yang 10. Contoh peranan koloid adalah
lebih mendalam pewarnaan tekstil dengan menggunakan
terhadap jawaban atau zat warna koloid. Tuliskan langkah-
pemecahan masalah langkah pewarnaan tekstil dengan
dengan melakukan menggunakan zat warna koloid.
langkah-langkah yang
terperinci.
5.2.1 Menjelaskan proses Berpikir luwes Menggolongkan hal- 11. Ada banyak cara membuat koloid
pembuatan koloid hal menurut seperti secara mekanik, reaksi redoks,
melalui percobaan. pembagian (kategori) reaksi hidrolisis, peptisasi, loncatan
yang berbeda-beda. bunga listrik (cara busur Bredig) atau
dengan penggantian pelarut. Diantara
cara-cara tersebut kelompokkan yang
termasuk pembuatan koloid dengan cara
dispersi dan kondensasi.
Berpikir orisinal Memiliki cara berpikir 12. Buncis dapat dimanfaatkan sebagai obat
yang lain dari yang untuk menghilangkan penyakit diabetes.
lain. Agar mudah diserap oleh tubuh harus
dalam bentuk apa?.
Jumlah soal 12
LAMPIRAN 12 170
Berpikir merinci Di dalam laboratorium, disediakan 2. Maka yang harus dilakukan yaitu: Skor maksimal = 6,
beberapa alat dan bahan seperti: a. Ke dalam masing-masing gelas kimia, dengan skor tiap langkah
gelas kimia, pengaduk, corong, dimasukkan gula pasir, susu instan, dan pasir. yang dilakukan = 1.
kertas saring, air suling, gula pasir, b. Kemudian ditambahkan air suling ke dalam
susu instan dan pasir. Jika anda masing-masing gelas kimia dan diaduk.
diminta untuk menunjukkan c. Masing-masing campuran kemudian disaring
manakah campuran yang termasuk dengan kertas saring.
ke dalam larutan sejati, koloid, dan d. Kemudian diamati:
suspensi, apa yang akan anda • Gula pasir: campuran tersebut larut, terlihat
lakukan? bening, stabil, tidak mengendap, dan tidak
dapat disaring maka disebut sebagai larutan
sejati.
• Susu instan: campuran tersebut larut, terlihat
keruh, stabil, tidak mengendap, dan filtratnya
keruh, maka disebut sebagai koloid.
• Pasir: campuran tersebut tidak larut, keruh, dan
mengendap, dan dapat disaring maka disebut
suspensi.
Berpikir luwes Dalam kehidupan sehari-hari, tanpa 3. Tabel jenis koloid Skor Maksimal = 9 dengan
disadari banyak ditemukan sistem Produk Fase Fase Jenis rincian skor tiap fase
koloid disekitar kita, seperti: selai, terdispersi pendispersi terdispersi = 0,5, skor tiap
keju, santan, gelas kaca, spons dan Selai Padat Cair Sol fase pendispersi = 0,5 dan
semprotan kecoa. Kelompokkan Keju Cair Padat Emulsi skor tiap menentukan jenis
berdasarkan fase terdispersi, fase padat koloid = 0,5.
pendispersi dan jenis koloidnya Santan Cair Cair Emulsi
dalam bentuk tabel. Gelas Padat Padat Sol
kaca padat
Spons Gas Padat Buih
padat
172
salah satu peran sistem koloid sabun, parfum, jell untuk rambut dan semprot • Jika menjawab ≥ 3
dalam industri kosmetik. Sebutkan rambut. poinnya = 3.
contoh lain peran sistem koloid • Jika menjawab 2 poinnya
dalam industri kosmetik. = 2.
• Jika menjawab 1 poinnya
= 1.
Berpikir merinci Contoh peranan koloid adalah 10. Dalam proses pewarnaan tekstil, langkah-langkah • Skor maksimal = 6
pewarnaan tekstil dengan yang harus dilakukan adalah sebagai berikut: dengan skor tiap langkah
menggunakan zat warna koloid. a. Mengisi baskom dengan air panas yang cukup. yang dilakukan = 1.
Tuliskan langkah-langkah b. Menambahkan pewarna pakaian dengan saran
pewarnaan tekstil dengan penggunaan yang ada dikemasan. Mengaduk
menggunakan zat warna koloid. sampai pewarna pakaian larut semua.
c. Membasahi pakaian dengan air panas.
d. Memasukkan pakaian ke dalam baskom yang
berisi pewarna pakaian selama 30 menit.
Aduklah dan gantilah arah putaran air.
e. Membasuh pakaian yang telah direndam
dengan air hangat dan perlahan-lahan
menggunakan air dingin, sampai air bekas
bilasan menjadi jernih.
f. Mengeringkan pakaian dengan menjemurnya.
Berpikir luwes Ada banyak cara membuat koloid 11. Yang termasuk pembuatan koloid secara dispersi Skor maksimal = 6 dengan
seperti secara mekanik, reaksi adalah: mekanik, peptisasi dan loncatan bunga rincian tiap jawaban benar
redoks, reaksi hidrolisis, peptisasi, listrik (cara busur Bredig). Sedangkan yang yang diberikan
loncatan bunga listrik (cara busur termasuk pembuatan koloid secara kondensai mempunyai skor 1.
Bredig) atau dengan penggantian adalah: reaksi redoks, reaksi hidrolisis dan
pelarut. Diantara cara-cara tersebut penggantian pelarut.
kelompokkan yang termasuk
pembuatan koloid dengan cara
175
1. Seorang siswa meletakkan segelas susu di atas meja. Setelah dua jam kemudian, warna
susu tidak memisah walaupun telah dibiarkan dalam waktu yang lama. Mengapa hal
tersebut dapat terjadi? Jelaskan.
2. Di dalam laboratorium, disediakan beberapa alat dan bahan seperti: gelas kimia,
pengaduk, corong, kertas saring, air suling, gula pasir, susu instan dan pasir. Jika anda
diminta untuk menunjukkan manakah campuran yang termasuk ke dalam larutan sejati,
koloid, dan suspensi, apa yang akan anda lakukan?.
3. Dalam kehidupan sehari-hari, tanpa disadari banyak ditemukan sistem koloid disekitar
kita, seperti: selai, keju, santan, gelas kaca, spons dan semprotan kecoa. Kelompokkan
berdasarkan fase terdispersi, fase pendispersi dan jenis koloidnya dalam bentuk tabel.
4. Sistem koloid mempunyai manfaat yang besar bagi kehidupan, namun ada sistem koloid
yang dapat merugikan karena dapat mencemari lingkungan. Misalnya asap, kabut, dan
detergen. Berdasarkan informasi diatas, bagaimanakah tindakanmu dalam mengatasi
sistem koloid yang merugikan?.
5. Proses pencelupan serat wol pada proses pewarnaan merupakan salah satu contoh
penerapan sifat sistem koloid yaitu adsorpsi. Sebutkan contoh lain adsorpsi dalam
kehidupan sehari-hari.
6. Air sumur yang keruh dan berbau dapat dihilangkan dengan menggunakan arang dan
tawas. Proses yang terjadi merupakan contoh penerapan adsorpsi dan koagulasi.
Bagaimanakah caranya? Tuliskan langkah-langkahnya.
177
7. Sifat adsorpsi dari partikel koloid terhadap medium pendispersinya koloid dibedakan
menjadi dua, yaitu koloid liofil dan koloid liofob. Jelaskan perbedaan keduanya.
8. Dalam kehidupan sehari-hari banyak sekali contoh sistem koloid. Diantaranya adalah:
detergen, sol Fe(OH)3, kanji, protein, sol belerang dan agar-agar. Kelompokkan
berdasarkan sifat liofil dan liofob koloid tersebut dalam bentuk tabel.
9. Penggunaan deodoran dalam kehidupan sehari-hari merupakan salah satu peran sistem
koloid dalam industri kosmetik. Sebutkan contoh lain peran sistem koloid dalam industri
kosmetik.
10. Contoh peranan koloid adalah pewarnaan tekstil dengan menggunakan zat warna koloid.
Tuliskan langkah-langkah pewarnaan tekstil dengan menggunakan zat warna koloid.
11. Ada banyak cara membuat koloid seperti secara mekanik, reaksi redoks, reaksi hidrolisis,
peptisasi, loncatan bunga listrik (cara busur Bredig) atau dengan penggantian pelarut.
Diantara cara-cara tersebut kelompokkan yang termasuk pembuatan koloid dengan cara
dispersi dan kondensasi.
12. Buncis dapat dimanfaatkan sebagai obat untuk menghilangkan penyakit diabetes. Agar
mudah diserap oleh tubuh harus dalam bentuk apa?.
LAMPIRAN 14 178
Kelas/Semester : XI/II
Petunjuk :
1. Berilah tanda check ( √ ) pada kolom yang sesuai untuk menilai kualitas instrumen uraian.
2. Bila Anda memilih opsi “1” atau “2” dimohon untuk memberikan masukan atau saran pada kolom yang telah
disediakan.
B. Konstruk
1 Soal dirumuskan secara jelas dan
tegas. √
D. Tampilan Instrumen
1 Petunjuk pengisian soal dituliskan
dengan urutan yang benar dan √
mudah dipahami.
181
Validator
Kelas/Semester : XI/II
Petunjuk :
1. Berilah tanda check ( √ ) pada kolom yang sesuai untuk menilai kualitas instrumen uraian.
2. Bila Anda memilih opsi “1” atau “2” dimohon untuk memberikan masukan atau saran pada kolom yang telah
disediakan.
B. Konstruk
1 Soal dirumuskan secara jelas dan
tegas. √
D. Tampilan Instrumen
1 Petunjuk pengisian soal dituliskan
dengan urutan yang benar dan √
mudah dipahami.
185
Validator
Marjan, S.Pd.
NIP. 19750617 200604 0 202
186
1 s 2 s 3 s 4 s 5 s 6 s 1 s 2 s 3 s 4 s 5 s 6 s 1 s 2 s 1 s 2 s 3 s
1. Dra. Ni Nyoman 3 2 3 2 3 2 4 3 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2
Nuryani
2. Marjan, S.Pd. 3 2 3 2 3 2 4 3 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 4 3 3 2 3 2 3 2 3 2 4 3 3 2
V 0,67 0,67 0,67 1 0,67 0,67 0,67 0,67 0,67 0,67 0,83 0,67 0,67 0,67 0,67 0,83 0,67
Menurut Azwar dalam Nugroho dkk, (2016) nilai koefisein Aiken’s V berkisar antara 0-1, jika koefisien validitas ≥
0,30 berarti item dapat dikatakan valid atau dapat dikatakan instrumen penilaian memiliki validitas isi yang memadai. Nilai
yang didapatkan kemudian diinterpretasikan pada tabel 3.5. untuk materi diperoleh nilai 0,72 (baik), konstruk diperoleh nilai
0,70 (cukup), bahasa dan budaya diperoleh nilai 0,67 (cukup) dan instrumen diperoleh nilai 0,72 (baik).
188
LAMPIRAN 15
UJI VALIDITAS
Pengujian validitas isi dihitung menggunakan formula Product moment oleh pearson dalam Sundayana (2014:60) sebagai
berikut:
𝑛 ∑ 𝑋𝑌 − (∑ 𝑋 )(∑ 𝑌)
𝑟𝑥𝑦 =
√{𝑛 ∑ 𝑋 2 − (∑ 𝑋)2 } {𝑛 ∑ 𝑌 2 − (∑ 𝑌)2 }
Dimana:
rxy = koefisien korelasi
X = skor item butir soal
Y = skor total tiap soal
n = jumlah responden
Kriteria valid atau tidaknya butir soal dibandingkan dengan harga r pada tabel product moment dengan taraf signifikansi
5%. Apabila rxy > rtabel maka butir soal tersebut valid.
189
Variabel-variabel pada persamaan uji validitas product momen kemudian dijabarkan untuk mencari nilai 𝑟𝑥𝑦 .
No A B C D E F G H
KET
Soal n ∑X ∑Y ∑XY ∑X∑Y ∑X 2
∑Y 2
(∑X) 2
(∑Y) 2
n ∑XY n ∑X 2
E-B n ∑Y 2
G-C F.H D-A SQRT Rxy Rtabel
1 27 75 902 2503 67650 215 30371.5 5625 813604 67581 5805 180 820030.5 6426.5 1156770 -69 1075.5324 -0.064 0.381 Invalid
2 27 75 902 2576 67650 257 30371.5 5625 813604 69552 6939 1314 820030.5 6426.5 8444421 1902 2905.9286 0.654 0.381 Valid
3 27 78 902 2639.5 70356 253.5 30371.5 6084 813604 71266.5 6844.5 760.5 820030.5 6426.5 4887353 910.5 2210.7359 1.636 0.381 Valid
4 27 67 902 2246 60434 173 30371.5 4489 813604 60642 4671 182 820030.5 6426.5 1169623 208 1081.4911 -6.480 0.381 Invalid
5 27 76 902 2544 68552 218 30371.5 5776 813604 68688 5886 110 820030.5 6426.5 706915 136 840.78237 1.235 0.381 Valid
6 27 73 902 2463 65846 215 30371.5 5329 813604 66501 5805 476 820030.5 6426.5 3059014 655 1749.0037 -0.657 0.381 Invalid
7 27 78 902 2618 70356 260 30371.5 6084 813604 70686 7020 936 820030.5 6426.5 6015204 330 2452.5913 1.238 0.381 Valid
8 27 76 902 2565 68552 238 30371.5 5776 813604 69255 6426 650 820030.5 6426.5 4177225 703 2043.8261 0.785 0.381 Valid
9 27 76 902 2546 68552 218 30371.5 5776 813604 68742 5886 110 820030.5 6426.5 706915 190 840.78237 1.299 0.381 Valid
10 27 76 902 2552.5 68552 226 30371.5 5776 813604 68917.5 6102 326 820030.5 6426.5 2095039 365.5 1447.425 0.876 0.381 Valid
11 27 76 902 2562 68552 234 30371.5 5776 813604 69174 6318 542 820030.5 6426.5 3483163 622 1866.3234 0.817 0.381 Valid
12 27 76 902 2556.5 68552 240 30371.5 5776 813604 69025.5 6480 704 820030.5 6426.5 4524256 473.5 2127.0299 0.647 0.381 Valid
191
Diketahui: Diketahui:
n = 27 n = 27
∑X = 75 ∑X = 75
∑Y = 902 ∑Y = 902
∑X2 = 215 ∑X2 = 257
∑Y2 = 30371,5 ∑Y2 = 30371,5
∑XY = 2503 ∑XY = 2576
(∑X) 2 = 5625 (∑X) 2 = 5625
(∑Y) 2 = 813604 (∑Y) 2 = 813604
Ditanya: 𝑟𝑥𝑦 = …? Ditanya: 𝑟𝑥𝑦 = …?
𝑛 ∑ 𝑋𝑌 − (∑ 𝑋 )(∑ 𝑌) 𝑛 ∑ 𝑋𝑌 − (∑ 𝑋 )(∑ 𝑌)
𝑟𝑥𝑦 = 𝑟𝑥𝑦 =
√{𝑛 ∑ 𝑋 2 − (∑ 𝑋)2 } {𝑛 ∑ 𝑌 2 − (∑ 𝑌)2 } √{𝑛 ∑ 𝑋 2 − (∑ 𝑋)2 } {𝑛 ∑ 𝑌 2 − (∑ 𝑌)2 }
27 𝑥 2503 − 75 𝑥 902 27 𝑥 2576 − 75 𝑥 902
𝑟𝑥𝑦 = 𝑟𝑥𝑦 =
√{27 𝑥 215 − 5625} {27 𝑥 30371,5 − 813604} √{27 𝑥 257 − 5625} {27 𝑥 30371,5 − 813604}
67581 − 67650 69552 − 67650
𝑟𝑥𝑦 = 𝑟𝑥𝑦 =
√180 𝑥 6426,5 √1314 𝑥 6426,5
−69 1902
𝑟𝑥𝑦 = 𝑟𝑥𝑦 =
√1156770 √8444421
−69 1902
𝑟𝑥𝑦 = 𝑟𝑥𝑦 =
1075,53 2905,92
𝑟𝑥𝑦 = −0,064 𝑟𝑥𝑦 = 0,654
Pada n = 27 dan taraf signifikan 5% diperoleh rtabel = 0,381, karena Pada n = 27 dan taraf signifikan 5% diperoleh rtabel = 0,381, karena
𝑟xy lebih kecil dari rtabel (-0,064 > 0,381 ) maka soal dikatakan tidak 𝑟xy lebih besar dari rtabel (0,654 > 0,381 ) maka soal dikatakan valid.
valid atau invalid.
192
LAMPIRAN 16
UJI RELIABILITAS
Untuk menentukan reliabilitas butir soal digunakan rumus reliabilitas uraian yaitu Cronbach’s Alpha (α), yaitu sebagai
berikut:
2
𝑛 ∑ 𝑠𝑖
𝑟11 =( ) (1 − )
𝑛−1 𝑠𝑡 2
Dimana:
r11 = reliabilitas instrumen
n = banyaknya butir pertanyaan
∑ 𝑠𝑖 2 = jumlah varians item
st2 = varians soal
Koefisien reliabilitas yang dihasilkan, diinterpresentasikan dengan menggunakan kriteria dari Guilford yaitu:
Tabel 1. Klasifikasi Koefisien Realiabilitas
Koefisien Reliabilitas (r) Interpretasi
0,00 ≤ r < 0,20 Sangat Rendah
0,20 ≤ r < 0,40 Rendah
0,40 ≤ r < 0,60 Sedang/Cukup
0,60 ≤ r < 0,80 Tinggi
0,80 ≤ r < 1,00 Sangat tinggi
(Guilford dalam Sundayana: 2013)
193
Perhitungan:
𝑛 ∑ 𝑠𝑖2
𝑟11 = (𝑛−1) (1 − )
𝑠𝑡 2
9 7,48
𝑟11 = (9−1) (1 − 20,75)
r11 = 0,72
Harga r11 yang diperoleh kemudian dikonsultasikan dengan harga r pada klasifikasi koefisien reliabilitas soal. Dengan
demikian, instrumen tersebut dikatakan reliabel dengan klasifikasi reliabilitas soal terletak pada rentang 0,60 – 0,80 yaitu
pada klasifikasi tinggi.
195
LAMPIRAN 17
1. Di dalam laboratorium, disediakan beberapa alat dan bahan seperti: gelas kimia, pengaduk,
corong, kertas saring, air suling, gula pasir, susu instan dan pasir. Jika anda diminta untuk
menunjukkan manakah campuran yang termasuk ke dalam larutan sejati, koloid, dan
suspensi, apa yang akan anda lakukan?.
2. Dalam kehidupan sehari-hari, tanpa disadari banyak ditemukan sistem koloid disekitar kita,
seperti: selai, keju, santan, gelas kaca, spons dan semprotan kecoa. Kelompokkan
berdasarkan fase terdispersi, fase pendispersi dan jenis koloidnya dalam bentuk tabel.
3. Proses pencelupan serat wol pada proses pewarnaan merupakan salah satu contoh
penerapan sifat sistem koloid yaitu adsorpsi. Sebutkan contoh lain adsorpsi dalam
kehidupan sehari-hari.
4. Sifat adsorpsi dari partikel koloid terhadap medium pendispersinya koloid dibedakan
menjadi dua, yaitu koloid liofil dan koloid liofob. Jelaskan perbedaan keduanya.
5. Dalam kehidupan sehari-hari banyak sekali contoh sistem koloid. Diantaranya adalah:
detergen, sol Fe(OH)3, kanji, protein, sol belerang dan agar-agar. Kelompokkan
berdasarkan sifat liofil dan liofob koloid tersebut dalam bentuk tabel.
6. Penggunaan deodoran dalam kehidupan sehari-hari merupakan salah satu peran sistem
koloid dalam industri kosmetik. Sebutkan contoh lain peran sistem koloid dalam industri
kosmetik.
7. Contoh peranan koloid adalah pewarnaan tekstil dengan menggunakan zat warna koloid.
Tuliskan langkah-langkah pewarnaan tekstil dengan menggunakan zat warna koloid.
196
8. Ada banyak cara membuat koloid seperti secara mekanik, reaksi redoks, reaksi hidrolisis,
peptisasi, loncatan bunga listrik (cara busur Bredig) atau dengan penggantian pelarut.
Diantara cara-cara tersebut kelompokkan yang termasuk pembuatan koloid dengan cara
dispersi dan kondensasi.
9. Buncis dapat dimanfaatkan sebagai obat untuk menghilangkan penyakit diabetes. Agar
mudah diserap oleh tubuh harus dalam bentuk apa?.
197
LAMPIRAN 18
Pertemuan 1
Skor
No Indikator Deskriptor
1 2 3 4
1 Kegiatan awal proses a. Berdo’a √
pembelajaran b. Memeriksa kehadiran siswa √
c. Memberikan apersepsi kepada √
siswa
d. Menyampaikan indikator √
pembelajaran
e. Membagi siswa menjadi 7 √
kelompok
2 Kegiatan inti a. Menjelaskan kegiatan √
pembelajaran pembelajaran secara singkat.
b. Membagikan LKPD kepada √
masing-masing kelompok
c. Meminta siswa untuk memahami √
rumusan masalah yang ada di
LKPD .
d. Meminta siswa untuk membuat √
hipotesis atau jawaban sementara
sesuai rumusan masalah yang ada.
e. Meminta siswa untuk √
mengumpulkan sejumlah informasi
terkait rumusan masalah yang ada.
f. Meminta siswa untuk menganalisis √
data secara berkelompok.
198
Observer,
(Miftahul Hasanah)
199
Pertemuan 2
Skor
No Indikator Deskriptor
1 2 3 4
1 Kegiatan awal proses a. Berdo’a √
pembelajaran b. Memeriksa kehadiran siswa √
c. Memberikan apersepsi kepada √
siswa
d. Menyampaikan indikator √
pembelajaran
e. Meminta siswa untuk berkumpul √
dengan kelompok sebelumnya
2 Kegiatan inti a. Menjelaskan kegiatan √
pembelajaran pembelajaran secara singkat.
b. Membagikan LKPD kepada √
masing-masing kelompok
c. Meminta siswa untuk memahami √
rumusan masalah yang ada di
LKPD .
d. Meminta siswa untuk membuat √
hipotesis atau jawaban sementara
sesuai rumusan masalah yang ada.
e. Meminta siswa untuk √
mengumpulkan sejumlah informasi
terkait rumusan masalah yang ada.
f. Meminta siswa untuk menganalisis √
data secara berkelompok.
g. Meminta siswa untuk menentukan √
jawaban paling benar.
200
Observer,
(Siti Khadijah)
201
LAMPIRAN 19
Pertemuan 1
Observer,
(Miftahul Hasanah)
205
Pertemuan 2
Observer,
(Siti Khadijah)
206
LAMPIRAN 20
Pernyataan Skor
1 2 Skor
3 4 5
1. Siswa tertarik terhadap apersepsi yang √
Diberikan
2. Siswa berkumpul bersama teman √
Kelompoknya
3. Siswa melaksanakan tiap sintaks √
pembelajaran dengan baik
4. Siswa mempresentasikan hasil diskusi √
mereka di depan kelas
5. Siswa tidak menunjukkan tanda-tanda √
stress selama pembelajaran
berlangsung
6. Siswa mengajukan pertanyaan atau √
pernyataan kepada guru
7. Siswa merespons pertanyaan atau √
pernyataan dari guru.
8. Siswa terlihat santai dan senang √
selama pembelajaran berlangsung
Jumlah Skor Per Kategori Rentang 12 16
(Miftahul Hasanah)
209
5 : sangat baik
4 : baik
3 : cukup baik
2 : buruk
1 : sangat buruk
Pernyataan Skor
1 2 Skor
3 4 5
1. Siswa tertarik terhadap apersepsi yang √
diberikan
2. Siswa berkumpul bersama teman √
kelompoknya
3. Siswa melaksanakan tiap sintaks √
pembelajaran dengan baik
4. Siswa mempresentasikan hasil diskusi √
mereka di depan kelas
5. Siswa tidak menunjukkan tanda-tanda √
stress selama pembelajaran
berlangsung
6. Siswa mengajukan pertanyaan atau √
pernyataan kepada guru
7. Siswa merespons pertanyaan atau √
pernyataan dari guru.
8. Siswa terlihat santai dan senang √
selama pembelajaran berlangsung
Jumlah Skor Per Kategori Rentang 15 12
(Siti Khadijah)
210
Pernyataan Skor
1 2 3rr 4 5
1. Siswa tertarik terhadap apersepsi yang √
Diberikan
2. Siswa mendengarkan penjelasan guru √
tentang materi yang akan dipelajari
3. Siswa berkumpul bersama teman √
kelompoknya
4. Siswa mendiskusikan Lembar Kerja √
Peserta Didik (LKPD) bersama
kelompoknya
5. Siswa mengumpulkan hasil diskusi √
(Miftahul Hasanah)
213
Pernyataan Skor
1 2 Skor
3 4 5
1. Siswa tertarik terhadap apersepsi yang √
Diberikan
2. Siswa mendengarkan penjelasan guru √
tentang materi yang akan dipelajari
3. Siswa berkumpul bersama teman √
kelompoknya
4. Siswa mendiskusikan Lembar Kerja √
Siswa (LKPD) bersama kelompoknya
5. Siswa mengumpulkan hasil diskusi √
(Siti Khadijah)
214
LAMPIRAN 22
= 55
= 16.67%
218
= 45
= 6.81%
220
LAMPIRAN 23
28 Ni Wayan Devi W. 5 8 3 2 3 6 2 6 5 40 11 17 5 7
29 Nicho Reyhan Frananza 6 6 3 2 5 3 0 5 4 34 8 16 4 6
30 Nuryunia Astuti 2 5.5 3 2 6 3 0 6 2 29.5 8 17.5 2 2
31 Oktafiany Nari Palunte 5 8 3 2 6 3 2 6 5 40 8 20 5 7
32 Puji Astuti 2 5.5 3 2 6 3 0 6 2 29.5 8 17.5 2 2
33 Putu Anggi Aryandita D. 2 0 3 0 6 1 1 0 2 15 4 6 2 3
34 Rina Fitriani 5 3 0 2 6 2 2 0 0 20 4 9 0 7
35 Riyan Azis Firmansyah 0 5.5 3 2 5 3 3 6 3 30.5 8 16.5 3 3
36 Saumi Putri Utami 0 5.5 3 6 5 3 3 5 0 30.5 12 15.5 0 3
37 Septiani 2 8 3 6 6 3 2 6 5 41 12 20 5 4
38 Si Luh Nanda Aryani J. 0 8 3 6 6 1 2 4 3 33 10 18 3 2
39 Sri Handayani 5 6.5 0 2 6 2 2 4 3 30.5 4 16.5 3 7
40 Sri Khuril Aini Nasyitoh Yaro 0 1.5 2 2 6 0 2 6 0 19.5 4 13.5 0 2
41 Thalia Syalima Faramukti 0 1.5 0 2 6 6 3 6 5 29.5 8 13.5 5 3
42 Inges Cahyati Sikin 0 8.5 1 1 5 2 2 6 3 28.5 4 19.5 3 2
Skor Perolehan 1295 334 661 129 171
Skor Maksimal 2100 504 882 210 504
Nilai 61.66 66.26 74.94 61.42 33.92
Kurang
Kualifikasi Kreatif Kreatif Kreatif Kreatif Kreatif
222
7. Menghitung nilai Z
Bataskelas − x
Z=
s
8. Menghitung luas kelas interval
Luas daerah = Luas daerah O-Z1 – Luas daerah O-Z2
9. Frekuensi Harapan (𝑓𝑒 )
𝑓𝑒 = Luas kelas Interval x Jumlah responden (n)
225
11. Menghitung Chi Kuadrat (𝜒2 ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 ) dan mengkonsultasikannya dengan harga (𝜒2 𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 )
pada taraf signifikan 5% dengan 𝑑𝑘 = 𝑑𝑘 − 1.
𝑘
2
(𝑓𝑜 − 𝑓𝑒 )2
𝜒 ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =∑ = 5,296
𝑓𝑒
𝑖=1
7. Menghitung nilai Z
Bataskelas − x
Z =
s
8. Menghitung luas kelas interval
Luas daerah = Luas daerah O-Z1 – Luas daerah O-Z2
9. Frekuensi Harapan (𝑓𝑒 )
𝑓𝑒 = Luas kelas Interval x Jumlah responden (n)
227
11. Menghitung Chi Kuadrat (𝜒2 ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 ) dan mengkonsultasikannya dengan harga (𝜒2 𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 )
pada taraf signifikan 5% dengan 𝑑𝑘 = 𝑑𝑘 − 1.
𝑘
2
(𝑓𝑜 − 𝑓𝑒 )2
𝜒 ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =∑ = 3.869
𝑓𝑒
𝑖=1
n −1
𝟖𝟐𝟖𝟏,𝟑𝟑𝟑𝟖
= 42−1
= 201,9837
2. Kelas XI IPA 4 (Kontrol)
Jumlah siswa = 44
Jumlah nilai rata-rata = 52,61
̅)2 = 9084,4324
∑ (Xi – 𝐗
2
−
X − X
S2 =
n −1
𝟗𝟎𝟖𝟒,𝟒𝟑𝟐𝟒
= 44−1
= 211,2658
𝑉𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛 𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟
Fhitung = 𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛 𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙
𝟐𝟏𝟏.𝟐𝟔𝟓𝟖
= 𝟐𝟎𝟏,𝟗𝟖𝟑𝟕
= 1,04
dk pembilang = n1-1 = 42 -1 = 41
dk penyebut = n2-1 = 44 -1 = 43, taraf signifikansi 5%.
Ftabel = 1,68
Fh < Ftabel , 1,04 < 1,68 maka data tersebut homogen.
231
LAMPIRAN 27
UJI HIPOTESIS
1. Data Statistik Dasar Uji-t
𝑛1 = 42
𝑋̅1 = 61,67
𝑆1 2 = 201,9837
𝑛2 = 44
𝑋̅2 = 52,61
𝑆2 2 = 211,2658
SMAN 2 Mataram.
SMAN 2 Mataram.
Oleh karena 𝑛1 ≠ 𝑛2 dan varians homogen, maka rumus uji-t yang digunakan
2. Perhitungan Uji-t
𝑋̅1 −𝑋̅2
t-test =
(𝑛1 −1)𝑆1 2 +(𝑛2 −1)𝑆2 2 1 1
√ ( + )
𝑛1 +𝑛2 −2 𝑛1 𝑛2
61,67−52,61
t-test =
(42−1)201,9837 +(44 −1)211,2658 1 1
√ ( + )
42+44−2 42 44
9,06
t-test =
8281,303+9084,395
√ (0,0465)
84
9,06
t-test =
17365,698
√ 𝑥 0,0465
84
9,06
t-test =
√9,613
9,06
t-test =
3,100
t-test = 2,92
Uji hipotesis yang digunakan adalah uji satu pihak (uji pihak kanan) dengan
taraf signifikan 5%.
dk = NX + NY – 2 = 42 + 44 – 2 = 84
Jadi, ttabel dengan dk = 84 dan taraf signifikan 5% untuk uji pihak kanan adalah
1,67.
H0 diterima jika thitung < ttabel
H0 ditolak jika thitung > ttabel
Kesimpulan: thitung (2,92) > ttabel (1,67) maka H0 ditolak atau Ha diterima
LAMPIRAN 28
Gambar 7. Posttest
235
Gambar 5. Posttest
236
LAMPIRAN 29