Alvita Fiorentina1,
Chaya Adzan Hartanta2,
Abstract
Klaudia Katerina3, The challenges of developing Micro, Small and Medium Enterprises in Cugenang
Livia Wilianggi4, Subdistrict, Cianjur Regency are very diverse. One of the toughest challenges is
Metta Ciu Listiyani5, the existence of internal competition that arises between SME entrepreneurs in
Rai Ilham Subekti6, the Cugenang District itself. It is occured because there is no clear
Satrio Pristeya Noko7, communication network to manage the distribution of MSMEs in Cugenang
Muhammad Setiawan District. It impacted internal competition between MSME, product quality
Kusmulyono8, problems, the competence of MSME entrepreneurs, and uneven product
distribution. The student group that became the initiator of Prasetiya Mulya
Dini Anggraeni Sirad9*
Community Development as community service activities identified problems
through interviews, direct discussions, and 1-month observations. One of the
1,2,3,4,5,6,7,8,9)Manajemen
Bisnis, positive results obtained is the desire of MSME entrepreneurs to cooperate and
Sekolah Bisnis dan Ekonomi, network in marketing their products. Unfortunately, this desire does not yet have
Universitas Prasetiya Mulya a clear framework for the activities. Therefore, a group of students with MSME
entrepreneurs took the initiative to gather these entrepreneurs in a simple forum
which later became the pilot of the Cugenang Entrepreneurs Association (APC)
Email : setiawan@pmbs.ac.id organization. APC was officially established on February 2, 2019 and is currently
able to reach the minimum target to become a communication forum for MSME
entrepreneurs Cugenang in marketing its products out of the Cugenang Sub-
District area and improving the quality of local MSME products.
© 2020 Segala bentuk plagiarisme dan penyalahgunaan hak kekayaan intelektual akibat
diterbitkannya paper pengabdian masyarakat ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis.
Alvita Fiorentina dkk, Jurnal Keuangan Umum dan Akuntansi Terapan, Volume 2 Nomor 2, Bulan November Tahun 2020: Halaman 77-86
© 2020 Segala bentuk plagiarisme dan penyalahgunaan hak kekayaan intelektual akibat
diterbitkannya paper pengabdian masyarakat ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis.
Alvita Fiorentina dkk, Jurnal Keuangan Umum dan Akuntansi Terapan, Volume 2 Nomor 2, Bulan November Tahun 2020: Halaman 77-86
dan berpotensi meluas ketika dilaksanakan aktivitas dengan upaya penyelesaian masalah berdasarkan
penelitian lapangan. temuan yang disepakati bersama. Pengambilan
Metode yang digunakan untuk menggali informasi dilakukan dari hari pertama hingga
informasi awal ini juga beragam, mulai dari sepuluh selama kegiatan PKM menggunakan ketiga
wawancara mendalam, diskusi terarah, dan metode tersebut secara bersamaan. Tujuh hari
observasi lapangan. Pengertian wawancara- berikutnya dipergunakan untuk menganalisis data
mendalam adalah proses memperoleh keterangan dan merumuskan masalah utama serta diskusi
untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab intensif untuk alternatif penyelesaian yang paling
sambil bertatap muka antara pewawancara sesuai. Waktu pada minggu terakhir dipergunakan
dengan responden atau orang yang untuk menyampaikan usulan solusi kepada mitra
diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan usaha Program Comdev dan beberapa pemangku
pedoman wawancara dimana pewawancara dan kepentingan serta melakukan ujicoba atas solusi
informan terlibat dalam kehidupan sosial yang relatif yang diusulkan.
lama (Sutopo 2006: 72). Menurut (Moleong, 2005:
186) wawancara mendalam merupakan proses PEMBAHASAN
menggali informasi secara mendalam, terbuka, dan Hasil Observasi Awal
bebas.. Dalam hal ini metode wawancara Pembahasan pada kegiatan pengabdian
mendalam yang dilakukan dengan adanya daftar masyarakat Program Comdev ini dimulai dengan
pertanyaan yang telah dipersiapkan sebelumnya. menginformasikan temuan yang diperoleh oleh
Ciri khas dari wawancara mendalam adalah kelompok mahasiswa kepada pemangku
keterlibatannya dalam kehidupan kepentingan setempat. Laporan ini diawali dengan
responden/informan. temuan lapangan dari hasil observasi umum yang
Dalam wawancara mendalam, pewawancara dilakukan oleh kelompok. Hasil observasi yang
melakukan penggalian secara mendalam dilakukan di Desa Sukamanah dan Desa
terhadap satu topik yang telah ditentukan Wangunjaya menunjukkan bahwa iklim usaha di
berdasarkan tujuan dan maksud diadakan kedua desa masih belum kompetitif. Makna
wawancara dengan menggunakan pertanyaan kompetitif disini mengacu kepada ketiadaan upaya
terbuka. Penggalian mendalam dilakukan untuk dari UMKM di kedua desa untuk memperbaiki
dapat mengetahui pendapat responden konsep bisnisnya dan hanya mengandalkan
berdasarkan sudut pandang masing-masing pendekatan dagang yang konvensional. Salah satu
responden dalam memandang sebuah pendekatan dagang konvensional yang masih
permasalahan. Selain wawancara mendalam, dipergunakan adalah tidak dicantumkannya merek
kelompok juga melakukan diskusi terarah atau produk sehingga konsumen tidak mengetahui
dikenal dengan nama focus group discussion (FGD). merek produk apa yang mereka konsumsi.
Diskusi terarah ini didefinisikan sebagai suatu diskusi Jika ditinjau dengan menggunakan teori
yang dilakukan secara sistematis dan terarah penjenamaan (selanjutnya ditulis branding) dalam
mengenai suatu isu atau masalah tertentu. Irwanto manajemen pemasaran, maka apa yang dilakukan
(2006: 1-2) mendefinisikan diskusi terarah adalah oleh UMKM di kedua desa ini menunjukkan
suatu proses pengumpulan data dan informasi yang pengetahuan yang masih minim terkait merek dan
sistematis mengenai suatu permasalahan tertentu brandingnya. Branding adalah nama, istilah, tanda,
yang sangat spesifik melalui diskusi kelompok. simbol, atau rancangan, atau kombinasi dari
Adapun, subjek yang menjadi sumber semuanya, yang dimaksudkan untuk
pengetahuan awal dari kegiatan pengabdian mengidentifikasikan barang atau jasa atau
masyararakat ini antara lain mitra usaha yang kelompok penjual dan untuk mendiferensiasikannya
menjadi mitra Comdev, unit usaha UMKM yang (membedakan) dari barang atau jasa pesaing
berada di Kecamatan Cugenang, ketua Rukun (Kotler, 2009:332). Pengertian branding telah
Tetangga dan Rukun Warga setempat, warga desa berkembang, dari sekadar merek atau nama
setempat, dan aparat desa di Desa Sukamanah dagang dari suatu produk, jasa atau perusahaan,
dan Desa Wangunjaya, pemilik usaha toko di sekitar yang berkaitan dengan hal-hal yang kasat mata
wilayah Kecamatan Cugenang, pendamping dari merek; seperti nama dagang, logo atau ciri
usaha, serta kelompok builder mahasiswa dari visual lainnya; kini juga berarti citra, kredibilitas,
Program Comdev Universitas Prasetiya Mulya. karakter, kesan, persepsi dan anggapan di benak
Penggalian informasi ini direncanakan dilaksanakan konsumen (Landa, 2006:4).
dalam periode kegiatan Comdev tahun 2019, yaitu Bagi sebuah perusahaan atau unit usaha,
mulai dari 17 Januari 2019 hingga 14 Februari 2019. branding tidak sekadar berfungsi sebagai identitas
Penggalian info kualitatif yang dilakukan pun usaha, melainkan juga dapat meningkatkan citra
diharapkan tidak hanya berada pada tataran merek (brand image), yaitu citra yang terbentuk
identifikasi masalah, melainkan juga dilanjutkan dalam benak konsumen mengenai sebuah merek
© 2020 Segala bentuk plagiarisme dan penyalahgunaan hak kekayaan intelektual akibat
diterbitkannya paper pengabdian masyarakat ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis.
Alvita Fiorentina dkk, Jurnal Keuangan Umum dan Akuntansi Terapan, Volume 2 Nomor 2, Bulan November Tahun 2020: Halaman 77-86
tertentu, yang akan menjadi hal luar biasa, jika 4. Informasi akan pemasok yang kredibel, harga
digarap dengan profesional. Fungsi Branding bersaing, dan kualitas produk yang baik. Selama
adalah untuk menanamkan citra di masyarakat, ini mitra usaha hanya mengandalkan kenalan-
khususnya konsumen, jika perusahaan tersebut kenalan yang berada dalam siklus tertutup
memiliki produk yang mereka jual, sehingga dengan profesionalisme yang masih perlu
dengan adanya branding diharapkan merek dipertanyakan.
mereka akan senantiasa diingat oleh masyarakat 5. Kemampuan negosiasi yang minim, baik dalam
atau konsumennya dalam jangka waktu yang bernegosiasi dengan pemasok, pedagang besar
lama. Terdapat tiga tujuan dalam membangun di pasar, hingga konsumen.
brand, yaitu: membentuk persepsi, membangun 6. Pengetahuan yang masih minim terkait teknis-
kepercayaan dan membangun cinta (kepada teknis yang perlu diketahui untuk menentukan
brand) (Neumeier, 2003:41). mitra usaha, baik itu pemasok maupun
Merujuk pada tinjauan atas konsep branding, distributor.
maka hasil laporan observasi awal oleh kelompok
mahasiswa menunjukkan bahwa terdapat masalah Hal yang coba digarisbawahi dalam temuan
yang cukup serius dalam kegiatan pengelolaan hasil wawancara dan diskusi ini salah satunya
UMKM di kedua desa ini. Kelompok dan adalah masalah distribusi produk di Desa
pembimbing pun mendiskusikan secara lebih Sukamanah maupun Desa Wangunjaya. Menurut
mendalam hal yang sebenarnya menjadi literatur, saluran distribusi adalah lembaga-lembaga
penyebab dan dampak dari ketiadaan branding ini distributor atau lembaga-lembaga penyalur yang
dan kaitannya dengan tidak kompetitifnya iklim mempunyai kegiatan untuk menyalurkan atau
usaha di Desa Sukamanah dan Desa Wangunjaya. menyampaikan barang-barang atau jasa-jasa dari
Kesimpulan diskusi mengerucut pada suatu dugaan produsen ke konsumen (Nitisemito, 1993). Menurut
bahwa ada kemungkinan komunikasi yang tidak Kotler (1991), saluran distribusi adalah sekelompok
lancar diantara pengusaha UMKM di kedua desa, perusahaan atau perseorangan yang memiliki hak
termasuk juga komunikasi diantara pengusaha kepemilikan atas produk atau membantu
UMKM dengan pengelola pemerintahan setempat. memindahkan hak pemilikan produk atau jasa
ketika akan dipindahkan dari produsen ke
Laporan Hasil Wawancara dan Diskusi konsumen. Faktor yang mendorong suatu
Atas dasar dugaan awal dari hasil observasi perusahaan menggunakan distributor antara lain:
awal dalam 7 hari pertama kegiatan Program Para produsen atau perusahaan kecil dengan
Comdev, maka kelompok bergerak lebih fokus sumber keuangan terbatas tidak mampu
untuk mengidentifikasi akar masalah melalui mengembangkan organisasi penjualan langsung
metode wawancara dan diskusi. Sesuai dengan (Rudiantoro & Siregar, 2012).
perencanaan awal, maka seluruh pemangku Para distributor tampaknya lebih efektif dalam
kepentingan menjadi subyek wawancara, mulai penjualan partai besar karena skala operasi
dari mitra usaha yang menjadi mitra Comdev, unit mereka dengan pengecer dan keahlian
usaha UMKM yang berada di Kecamatan khususnya.
Cugenang, ketua Rukun Tetangga dan Rukun Para pengusaha pabrik yang cukup modal lebih
Warga setempat, warga desa setempat, dan senang menggunakan dana mereka untuk
aparat desa di Desa Sukamanah dan Desa ekspansi daripada untuk melakukan kegiatan
Wangunjaya, pemilik usaha toko di sekitar wilayah promosi.
Kecamatan Cugenang, pendamping usaha, serta
kelompok builder mahasiswa dari Program Comdev Jika merujuk kepada penjelasan distribusi
Universitas Prasetiya Mulya. tersebut, maka peran distribusi sangat signifikan
Beberapa temuan yang diverifikasi dari hasil dalam menyalurkan barang dari produsen ke
wawancara dan diskusi dengan para subyek konsumen, maka perusahaan dalam melaksanakan
wawancara tersebut antara lain: dan menentukan saluran distribusi harus melakukan
1. Tidak memperdulikan ada merek atau tidak. pertimbangan yang baik. Mitra usaha harus
Mitra usaha tidak menyadari pentingnya memiliki memahami bahwa saluran distribusi dari setiap
merek. produk memiliki keunikan dengan berbagai
2. Kesulitan dalam mengurus perizinan dan karakteristik antara lain:
sertifikasi terutama bagi usaha yang bergerak di 1. Produsen – Konsumen
bidang kuliner. Bentuk saluran distribusi ini merupakan yang
3. Kesulitan dalam melakukan distribusi skala besar, paling pendek dan sederhana karena tanpa
baik terkendala karena masalah produksi menggunakan perantara. Produsen dapat
maupun jejaring distributor yang masih minim menjual barang yang dihasilkannya dengan
(Febriantoro, 2018). mendatangi rumah konsumen (dari rumah ke
© 2020 Segala bentuk plagiarisme dan penyalahgunaan hak kekayaan intelektual akibat
diterbitkannya paper pengabdian masyarakat ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis.
Alvita Fiorentina dkk, Jurnal Keuangan Umum dan Akuntansi Terapan, Volume 2 Nomor 2, Bulan November Tahun 2020: Halaman 77-86
rumah). Oleh karena itu saluran ini disebut produk yang mencirikan usaha atau produk yang
saluran distribusi langsung. dijual oleh mitra usaha UMKM. Pada laporan hasil
2. Produsen – Pengecer – Konsumen wawancara dan diskusi diperoleh informasi bahwa
Produsen hanya melayani penjualan dalam terdapat gap pengetahuan berbisnis dasar, salah
jumlah besar kepada pedagang besar saja, satunya adalah bernegosiasi, dimana dengan tidak
tidak menjual kepada pengecer. Pembelian adanya kemampuan negosiasi yang dimiliki, usaha
oleh pengecer dilayani oleh pedagang besar, UMKM mitra Comdev ini tidak akan berkembang.
dan pembelian oleh konsumen dilayani Kemampuan negosiasi ini menjadi sangat
pengecer saja. penting karena dengan keterampilan tersebut,
3. Produsen – Pedagang Besar – Pengecer – mitra usaha dapat mencari peluang berharga
Konsumen untuk memperoleh pemasok yang lebih kompetitif,
Saluran distribusi ini banyak digunakan oleh mencari pasar yang lebih menawarkan keuntungan
produsen, dan dinamakan saluran distribusi terbaik, dan mencari mitra untuk mempermudah
tradisional. Dalam konsep ini, produsen hanya perizinan. Jika ditelusuri lebih lanjut, masalah
melayani penjualan dalam jumlah besar kepada negosiasi ini membawa mitra usaha UMKM di kedua
pedagang besar saja, tidak menjual kepada desa menjadi lebih tidak berdaya saing. Hasil
pengecer. Pembelian oleh pengecer dilayani analisis kelompok dari wawancara dengan
pedagang besar, dan pembelian oleh penduduk desa lain di Kecamatan Cugenang pun
konsumen dilayani pengecer saja. mengungkapkan hal yang kurang lebih sama.
4. Produsen – Agen – Pengecer – Konsumen Dampaknya, beberapa produk yang dihasilkan
Dalam konsep ini, produsen memilih agen oleh mitra usaha UMKM di Kecamatan Cugenang
sebagai penyalurnya. Agen akan menjalankan tidak jauh berbeda, merek produk tidak jelas, dan
kegiatan perdagangan besar dalam saluran mendistribusikan sebagian besar produk kepada
distribusi yang ada. Sasaran penjualannya distributor yang sama.
terutama ditujukan kepada para pengecer Oleh karena itu, berdasarkan simpulan awal dari
besar. hasil observasi, wawancara, dan diskusi terarah ini,
5. Produsen – Agen – Pedagang Besar – Pengecer dapat dilihat salah satu akar masalah yang menjadi
– Konsumen tantangan dari mitra usaha UMKM yang berada di
Dalam saluran distribusi, produsen sering Kecamatan Cugenang adalah tidak adanya jalur
menggunakan agen sebagai perantara untuk komunikasi aktif yang terjalin diantara pelaku usaha
menyalurkan barangnya kepada pedagang UMKM tersebut. Komunikasi yang sudah ada hanya
besar yang kemudian menjualnya kepada toko- sebatas komunikasi sebagai warga desa, bukan
toko kecil. Agen yang terlihat dalam saluran sebagai unit usaha. Ketiadaan komunikasi tersebut
distribusi ini adalah agen penjualan. (Swastha membuat informasi positif tentang pengembangan
dan Irawan, 1997, p.295-297) produk tidak menyebar dengan baik. Komunikasi
yang kurang baik juga membuat kemampuan
Berdasarkan wawancara dan diskusi mendalam, negosiasi kepada pemangku kepentingan menjadi
terutama kepada para mitra usaha Program lebih sulit. Dampaknya, perizinan dan sertifikasi
Comdev di kedua desa ditemukan bahwa mereka menjadi sulit ditembus karena keengganan mitra
hanya menggunakan pendekatan 1 dan 2 saja usaha untuk membuka diskusi dengan pemangku
dalam menjual produknya, yaitu menjual kepada kepentingan tersebut dan mempelajari persyaratan
konsumen langsung dan juga membawanya ke apa yang perlu dipenuhi. Berdasarkan analisis akar
pasar untuk dititip-jualkan kepada pengecer. masalah tersebut, maka kelompok pengabdian
Metode ini merupakan metode yang sederhana, masyarakat di Kecamatan Cugenang ini berupaya
namun tanpa ada merek yang kuat dan motivasi untuk merumuskan suatu alternatif solusi untuk
tinggi untuk maju, hasil usaha dari mitra menjadi meningkatkan jejaring UMKM di seluruh Kecamatan
tidak memuaskan. Cugenang, tidak hanya di Desa Sukamanah dan
Desa Wangunjaya.
Simpulan Awal Permasalahan UMKM di Desa
Sukamanah dan Desa Wangunjaya Pendirian Asosiasi Pengusaha Cugenang
Kelompok dan pembimbing berdiskusi secara Merujuk kepada perumusan masalah yang
intensif untuk merumuskan masalah hasil dari dilakukan, maka kelompok dan pembimbing
identifikasi lapangan yang telah dilakukan oleh menyepakati untuk membangun suatu forum
kelompok melalui observasi, wawancara, dan komunikasi antar mitra UMKM yang berada di
diskusi. Hasil observasi menunjukkan adanya iklim wilayah Kecamatan Cugenang dengan fokus
usaha yang tidak kompetitif karena pendekatan utama pada mitra usaha Comdev. Forum
usaha dilakukan dengan cara tradisional, salah komunikasi ini tidak hanya dikhususkan untuk
satunya ditunjukkan dengan tidak adanya merek menjalin silaturahmi dengan para usaha mikro,
© 2020 Segala bentuk plagiarisme dan penyalahgunaan hak kekayaan intelektual akibat
diterbitkannya paper pengabdian masyarakat ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis.
Alvita Fiorentina dkk, Jurnal Keuangan Umum dan Akuntansi Terapan, Volume 2 Nomor 2, Bulan November Tahun 2020: Halaman 77-86
© 2020 Segala bentuk plagiarisme dan penyalahgunaan hak kekayaan intelektual akibat
diterbitkannya paper pengabdian masyarakat ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis.
Alvita Fiorentina dkk, Jurnal Keuangan Umum dan Akuntansi Terapan, Volume 2 Nomor 2, Bulan November Tahun 2020: Halaman 77-86
Visi
“Menjadi wadah terpadu perekonomian
mandiri dan berkeahlian khusus yang
berkelanjutan”
Misi
Membangun – Menginspirasi - Menjalin
Nama
No Kegiatan Waktu
Program
1 Kampanye E-Poster, Flyer 26 Januari
“Ayo Bikin
IUMK”
2 Pembuatan Membagikan E- 26 Januari
Group Poster mengenai
WhatsApp panduan Perizinan
Mitra IUMK dan
Comdev pengurusan
Dokumen IUMK
3 Sosialisasi Door to door, 28 Januari
APC sosialisasi melalui
Group WA
4 Peluncuran Undangan dikirim 2 Februari
APC melalui Group 2019
WhatsApp dan
melalui Builder
5 Monitoring Membantu Setelah 2
dan mengaktifkan Februari
evaluasi Group WhatsApp sampai
dengan bulan Mei
mengirimkan 2019
informasi tips dan
trik bisnis UMKM
© 2020 Segala bentuk plagiarisme dan penyalahgunaan hak kekayaan intelektual akibat
diterbitkannya paper pengabdian masyarakat ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis.
Alvita Fiorentina dkk, Jurnal Keuangan Umum dan Akuntansi Terapan, Volume 2 Nomor 2, Bulan November Tahun 2020: Halaman 77-86
Target
Tercapai
No Capaian Indikator Realisasi
/Tidak
Program
lain 34
pengusaha
lain
© 2020 Segala bentuk plagiarisme dan penyalahgunaan hak kekayaan intelektual akibat
diterbitkannya paper pengabdian masyarakat ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis.
Alvita Fiorentina dkk, Jurnal Keuangan Umum dan Akuntansi Terapan, Volume 2 Nomor 2, Bulan November Tahun 2020: Halaman 77-86
Target KESIMPULAN
Tercapai
No Capaian Indikator Realisasi Pendirian Asosiasi Pengusaha Cugenang
/Tidak
Program merupakan langkah pengabdian masyarakat yang
ditempuh oleh tim Comdev Prasetiya Mulya yang
mengenal. dimotori oleh mahasiswa yang sedang melakukan
Demikian KKN. Usulan Asosiasi ini muncul karena
pula permasalahan yang dihadapi oleh seluruh UKM di
dengan
desa terkait memiliki kesamaan yang dapat
member
APC diluar
diselesaikan dengan kolaborasi dalam suatu
mitra perkumpulan usaha. Perkumpulan usaha Asosiasi
Comdev Pengusaha Cugenang ini diharapkan mampu
menjembatani kebutuhan dari setiap UMKM yang
2 Anggota Sesama Untuk Tidak ada sehingga dapat meningkatkan kinerja
APC saling mitra sekarang tercapai usahanya. Selain itu, karena Asosiasi Pengusaha
mengenal Comdev hanya untuk Cugenang didirikan oleh lintas disiplin, diharapkan
bidang saling beberapa sekaran juga dapat menjadi perekat komunikasi dalam
usaha mengetahu orang saja g
pengembangan usaha antara masyarakat usaha di
i bidang yang baru
usaha yang saling
Cugenang, perangkat desa dan kecamatan, serta
digeluti mengenal pemerintah daerah dan mitra bisnis lainnya.
satu sama
lain. Hal ini PUSTAKA
disebabkan
karena Bhakti, N. A., Istiqomah, I., & Suprapto, S. (2017).
organisasi Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
baru
Indeks Pembangunan Manusia Di Indonesia
terbentuk
selama 1
Periode 2008-2012. EKUITAS (Jurnal Ekonomi
minggu Dan Keuangan), 18(4), 452.
https://doi.org/10.24034/j25485024.y2014.v18.i4
1 Word of Obrolan Ada Tercapai .2162
Mouth tentang beberapa Febriantoro, W. (2018). Kajian Dan Strategi
(Untuk APC dari obrolan Pendukung Perkembangan E-Commerce Bagi
awareness) member tentang Umkm Di Indonesia. Jurnal MANAJERIAL, 17(2),
atau dari APC, 184.
stakeholder bahkan
https://doi.org/10.17509/manajerial.v17i2.1044
lain meluas ada
beberapa
1
warga lokal Gunawan, S., & Kusmulyono, M. S. (2016).
di luar Aksesibilitas dan Modal Sosial dalam
Cugenang Menunjang Kinerja Individual Pengusaha Mikro
yang sudah Pedesaan. Jurnal Kewirausahaan Dan Usaha
mengetahu Kecil Menengah, 1(2), 68–77.
i Handoko, B. (2017). Pengaruh Promosi, Harga Dan
Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan
2 Invite Group Setelah 4 member Tercapai
Konsumen Pada Titipan Kilat JNE Medan.
WhatsApp event baru
(Untuk launching tergabung
Jurnal Ilmiah Manajemen Dan Bisnis, 18(1), 61–
engagement APC, ada dan di 72. https://doi.org/10.30596/jimb.v18i1.1098
) member invite oleh Kotler, Philip. 2009. Manajemen Pemasaran. Jakarta:
baru di member Erlangga.
Grup APC tanpa Landa, Robin. 2006. Designing Brand Experiences.
WhatsApp diminta Thomson Delmar Learning.
yang di oleh tim Neumeier, Marty. 2003. The Brand Gap. New
invite oleh kami
York: New Riders Publishing.
member
APC
dengan Rudiantoro, R., & Siregar, S. V. (2012). Kualitas
sendirinya Laporan Keuangan Umkm Serta Prospek
tanpa Implementasi Sak Etap. Jurnal Akuntansi Dan
diminta Keuangan Indonesia, 9(1), 1–21.
https://doi.org/10.21002/jaki.2012.01
© 2020 Segala bentuk plagiarisme dan penyalahgunaan hak kekayaan intelektual akibat
diterbitkannya paper pengabdian masyarakat ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis.
Alvita Fiorentina dkk, Jurnal Keuangan Umum dan Akuntansi Terapan, Volume 2 Nomor 2, Bulan November Tahun 2020: Halaman 77-86
© 2020 Segala bentuk plagiarisme dan penyalahgunaan hak kekayaan intelektual akibat
diterbitkannya paper pengabdian masyarakat ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis.