Anda di halaman 1dari 6

KULIAH 8

METODE DAN TEKNOLOGI KONSTRUKSI

UNIVERSITAS HARAPAN
FAKULTAS TEKNIK
Program Studi Teknik Sipil

PONDASI TIANG BOR (BORED PILE)


a). Umum

Di Indonesia pondasi jenis ini cukup populer juga meskipun peralatan yang tersedia
masih terbatas dan umumnya terkonsentrasi di pulau jawa. Jenis pondasi ini prinsip
kerjanya hampir sama dengan pondasi tiang pancang. Perbedaannya terletak pada
cara pemasangannya, kalau tiang pancang masuk kedalam tanah dengan kekuatan
tumbukan sehingga menimbulkan suara yang keras, tetapi lain halnya dengan bored
pile yang suaranya tidak mengganggu lingkungan, sehingga jenis pondasi ini banyak
digunakan di daerah perkotaan dalam pembangunan apartemen, mall, dan gedung
pencakar langit.
Contoh bahan yang digali harus disimpan untuk semua tiang bor. Pengujian
penetrometer untuk bahan di lapangan harus dilakukan selama penggalian dan pada
dasar tiang bor sesuai dengan yang diminta oleh Direksi Pekerjaan. Pengambilan
contoh bahan ini harusselalu dilakukan pada tiang bor pertama dari tiap kelompok.

b) Pelaksanaan pengeboran :
• Dibuat lubang dengan dibor sampai kedalaman sesuai gambar rencana

• Sebelum pengecoran semua lubang harus utuh, dasar casing harus dipertahankan
tidak lebih dari 150 cm dan tidak kurang dari 30 cm dibawah permukaan beton
selama penarikan dan operasi penempatan, kecuali ditentukan lain oleh direksi

• Sampai kedalaman 3 m dari permukaan, beton yg dicor harus digetarkan


dengan alat penggetar, dan sebelumnya semua kotoran dibersihkan, demikian juga
bila ada air dalam lubang bor harus dikeluarkan

• Saat pencabutan casing digetarkan untuk menghindari menempelnya beton pada


dinding casing

• Apabila pengecoran beton didalam air atau pengeboran lumpur maka digunakan
cara tremie
• Tiang bor umumnya harus dicor sampai kira-kira satu meter di atas elevasi yang
akan dipotong, semua beton yang lepas, kelebihan dan lemah harus dikupas dari
bagian puncak tiang bor dan baja tulangan yang tertinggal harus mempunyai
panjang yang cukup sehingga memungkinkan pengikatan yang sempurna kedalam
pur atau struktur di atasnya

Gambar 23- Pelaksanaan Tiang Bor

c) Pengecoran Beton Tiang Bor (Bored Pile)


Pengecoran beton harus dilaksanakan sesuai dengan ketentuan. Dimanapun beton
digunakan harus dicor ke dalam suatu lubang yang kering dan bersih. Beton harus
dicor melalui sebuah corong dengan panjang pipa. Pengaliran harus diarahkan
sedemikian rupa hingga beton tidak menimpa baja tulangan atau sisi-sisi lubang. Beton
harus dicor secepat mungkin setelah pengeboran dimana kondisi tanah kemungkinan
besar akan memburuk akibat terekspos. Bilamana elevasi akhir pemotongan berada di
bawah elevasi muka air tanah, tekanan harus dipertahankan pada beton yang belum
mengeras, sama dengan atau lebih besar dari tekanan air tanah, sampai beton tersebut
selesai mengeras.
d) Pengecoran Beton di Bawah Air
Bilamana pengecoran beton di dalam air atau lumpur pengeboran, semua bahan lunak
dan bahan lepas pada dasar lubang harus dihilangkan dan cara tremie yang telah dise-
tujui harus digunakan.
Cara tremie harus mencakup sebuah pipa yang diisi dari sebuah corong di atasnya.
Pipa harus diperpanjang sedikit di bawah permukaan beton baru dalam tiang bor sampai
di ataselevasi air/lumpur.
Bilamana beton mengalir keluar dari dasar pipa, maka corong harus diisi lagi dengan
beton sehingga pipa selalu penuh dengan beton baru. Pipa tremie harus kedap air, dan
harus berdiameter paling sedikit 15 cm. Sebuah sumbat harus ditempatkan di depan
beton yang dimasukkan pertama kali dalam pipa untuk mencegah pencampuran beton
dan air.

e) Penanganan Kepala Tiang Bor Beton


Tiang bor umumnya harus dicor sampai kira-kira satu meter di atas elevasi yang akan
dipotong. Semua beton yang lepas, kelebihan dan lemah harus dikupas dari bagian
puncak tiang bor dan baja tulangan yang tertinggal harus mempunyai panjang yang
cukup sehingga memungkinkan pengikatan yang sempurna ke dalam pur atau struktur di
atasnya.

f) Tiang Bor Beton Yang Cacat


Tiang bor harus dibentuk dengan cara dan urutan sedemikian rupa hingga dapat
dipasti- kan bahwa tidak terdapat kerusakan yang terjadi pada tiang bor yang dibentuk
sebelumnya. Tiang bor yang cacat dan di luar toleransi harus diperbaiki atas biaya
Kontraktor.

g) Pengujian Tiang Bor


Perkembangan dan penggunaan metode Load Cell test untuk pengujian static dengan
kapasitas tinggi pada pondasi tiang bor memberikan pengaruh dan konstribusi
yang

sangat besar bagi para perencana struktur pondasi untuk dapat mengevaluasi
kapasitas dari struktur pondasi yang direncanakan dan mengakaji pemilihan teknik
konstruksi pada pondasi tiang bor. Objektif dari Load Cell test adalah untuk mengukur
pergerakan tiang pondasi melalui alat load cell yang dihubungkan dengan peralatan
elektronik sistem datayang terkomputerisasi dengan akurat.
Saat ini, perencana struktur pondasi tidak lagi memerlukan dan bergantung kepada
penggunaan tiang pondasi uji dengan skala lebih kecil dari ukuran aktual-nya
(diperkecil dari ukuran sebenarnya) dan biaya yang besar untuk dapat melakukan
pengujian beban pada pondasi tiang bor berdiameter besar yang biasanya menjadi ciri
khas dari metode pengujian statik konvensional. Kesalahan-kesalahan yang terdapat
pada metode konvensional statik khususnya Pengenalan Load Cell Test .
Proses perubahan skala ukuran tiang uji secara konservatif dapat di-eliminasi dengan
menggunakan ukuran aktual dari tiang uji pada pengujian beban dengan metode Load
Cell test yang mampu memobilisasi beban lebih dari 200 MN.
Load Cell adalah alat pengangkat yang dimobilisasi dengan mekanisme hidrolis selama
proses pengujian beban. Alat ini ditanamkan dan merupakan bagian pada struktur
pondasi dan bekerja pada dua arah (bi-directictional), keatas (upward) melawan
tahanan geser selimut (side shear resistance) dan kebawah (downward) melawan
tahanan dasar (end bearing), load cell secara otomatis akan merekam kedua
karakteristik tahanan tersebut secara terpisah. Penggunaan alat ini pada struktur
pondasi tidak diharuskan untuk menggunakan struktur balok tambahan dan tiang-tiang
pengikat (tie-down piles). Load Cell menjabarkan semua reaksi yang bekerja pada
tiang pondasi dari tanah dan batuan yang mengelilingi pondasi. Pada suatu kondisi
dimana komponen-komponen tahanan tanah dan alat ini telah mencapai kapasitas
maksimumnya maka proses pengujian beban dapat dihentikan.

Gambar 24- Pelaksanaan Tiang Bor


Setiap alat load cell secara khusus dilengkapi dengan komponen peralatan yang
berkemampuan untuk dapat mengukur secara langsung dan otomatis adanya
pergerakan pada dirinya. Kapasitas beban yang dapat dimobilisasi selama pengujian
beban adalah 0.7 - 27 MN. Dengan menggunakan satu (single) atau lebih (multiple)
alat load cell pada satu bidang horisontal, maka kapasitas yang dapat tersedia dapat
mencapai lebih dari 220 MN (22000 ton); sedangkan penggunaan multiple cells pada
bidang yang berbeda (elevasi yang berbeda) dalam satu struktur tiang pondasi akan
memungkinkan segmen-segmen pada tiang tersebut dapat dianalisa dan diketahui
hasil-hasil keluarannya secara terpisah.
Pelaksanaan pengujian beban pada metode load cell mengacu kepada Peraturan
ASTM, Quick Testing Method - D1143. Meskipun para perencana juga menetapkan
beberapa metode statik lainnya akan tetapi metode ini sudah menjadi metode yang
umum digunakan dan menjadi pilihan yang baku. Dibawah ini adalah peralatan yang
umum digunakan pada pelaksanaan load cell test, yaitu meliputi:

1. Load Cell set: perangkat alat berat komposit yang terdiri dari 2 plat baja yang
berbentuk lingkaran dan silinder baja untuk menggambungkan kedua plat tersebut.
Perangkat ini merupakan alat utama dari unit load cell.
2. Hydraulic supply line: pipa baja yang digunakan untuk menyalurkan tekanan
hidrolis dari pompa hidrolik kepada perangkat Load Cell dengan tekanan yang telah
ditetapkan
3. Hydraulic pump: sumber tekanan yang digunakan untuk memobilisasi Load Cell.
4. Pressure gauge: merupakan salah satu komponen bagian dari alat sumber tekanan
hidrolis yang berfungsi untuk membaca besarnya tekanan hidrolis yang telah
disalurkan pada Load Cell.
5. Telltale casing: pipa baja yang digunakan sebagai selongsong dari steel telltale rods.
6. Stainless Steel Telltale Rods: kawat baja yang digunakan untuk menghubungkan
perangkat Load Cell set dengan Data Acquisition System melalui Digital Indicator.
Kawat ini berfungsi untuk mengirimkan displacement atau expansion yang terjadi
pada Load Cell set.
7. Data Acquisition System: perangkat lunak elektronik yang berfungsi sebagai
perantara antara Computer dan Data gatherer. Data (reading) yang dibaca
kemudiandisaring sebelum dianalisa dan ditampilkan pada Computer.
8. Displacement transducers: alat yang berfungsi untuk membaca adanya
displacement yang terjadi pada Load Cell melalui telltale rods.
9. Data gatherer: alat yang berfungsi untuk mengumpulkan data hasil reading yang
dikirimkan dari displacement transducers dan grating sensors.
10.Grating sensors: alat yang digunakan untuk mengukur tegangan pada setiap
lapisantanah

TOLERANSI TIANG PANCANG DAN TIANG BOR


a. Lokasi kepala tiang
Pergeseran lateral kepala tiang pancang dari posisi yang ditentukan : < 75 mm dalam
segala arah
b. Kemiringan tiang pancang
Penyimpangan arah vertikal/ kemiringan yang dipersyaratkan : < 20 mm per meter (1 :
50)
c. Kelengkungan (BOW)
Kelengkungan tiang pancang beton cor langsung ditempat : < 0,01 panjang tiang
dalam segala arah;Kelengkungan lateral tiang pancang baja : < 0,0007 panjang total
tiang pancang

d. Garis tengah lubang bor tanpa selubung (casing) : 0 sd +5% dari diameter
nominalpada setiap posisi

DAFTAR PUSTAKA

1. Foundation Design and Construction, MJ Tomlinson, Fourth Edition, the


Pitman Press London, 1983

2. Principles of Foundation Engineering, Braja M.Das, PWS


PublishingCompany Boston, Second Edition, 1990

3. Bahan Publikasi, PC Pile, PT. Wijaya Karya Beton

4. Load Cell Test Pada Pondasi Bored Pile Jembatan Suramadu, SKS
Pembinaan Teknik Pembangunan Jembatan Suramadu Core Team-
Manajemen Konstruksi Tahap II;

Anda mungkin juga menyukai